blok 9

download blok 9

of 32

description

digestive-1

Transcript of blok 9

Kata Pengantar

Puji syukur kepada yang Maha Kuasa atas kesempatannya yang telah diberikan kepada kami untuk membuat makalah ini. Kelompok kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu secara langsung maupun secara tidak langsung. Salah satunya adalah dr.Erna sebagai tutor pembimbing PBL kami dan sebagai pemberi informasi, kritikan, dan saran yang membangun kami untuk lebih baik lagi.Kelompok kami sadar bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangannya. Tetapi kami telah berusaha untuk membuat makalah yang berguna bagi para pembaca. Karena itu, kami mengaharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun dari para pembaca demi perkembangan kami ke depan. Kami mengharapkan makalah ini dapat digunakan untuk kepentingan para pembaca, serta dapat menambah wawasan para pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, dan selamat membaca.

Jakarta, 19 Mei 2012

Penulis

Daftar Isi

1. Kata Pengantar............................................................................................12. Daftar Isi......................................................................................................2

3. Bab I Pendahuluan......................................................................................31.1. Latar Belakang..................................................................................31.2. Tujuan...............................................................................................3

4. Bab II Isi......................................................................................................42.1. Struktur Organ pencernaan..................................................................4 2.1.1. Makroskopik ............................................................................4 2.1.2. Mikroskopik............................................................................152.2. Mekanisme Pencernaan......................................................................222.3. Dysphagia...........................................................................................332.4. Sonde Lambung.................................................................................33

5. Bab III Penutup.........................................................................................35

6. Daftar Pustaka...........................................................................................36

Bab IPendahuluan

1.1 Latar Belakang Sistem Sistem digestivus atau sistem pencernaan memiliki fungsi utama dalam tubuh adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang di makan penting untuk sumber energi yang kemudian di gunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP. Tetapi untuk di jadikan sebagai sumber energi sel tersebut harus memodifikasi makanan tersebut dari makronutrien menjadi mikronutrien sehingga dapat diserap oleh organ-organ pencernaan. Dan disinilah fungsi dari sistem pencernaan berjalan, yang dalam fungsi tubuh sistem pencernaan menjalankan empat proses pencernaan dasar antara lain kontraksi otot yang mengaduk dan mencamput makanan di dalam saluran pencernaan sehingga makanan terus berjalan secara kontinu di dalam saluran pencernaan dan penyerapan hasil pencernaan setelah mengalami modifikasi dalam bentuk mikronutrien yang dapat di serap tersebut.

1.2 Tujuan Dalam pembuatan makalah ini yang bertujuan untuk mengetahui struktur dari sistem pencernaan, dan mengerti fungsi sistem pencernaan serta mekanisme pencernaan.

Bab IIIsi1. Struktur Makroskopik Organ Pencernaan Sistem pencernaan mulai dari bibir sampai anus mencakup:1. Cavum oris2. Pharynx3. Oesophagus4. Gaster5. Pancreas6. Hepar7. Vesica fellea8. Lien 9. Intestinum tenue (usus kecil)10. Intestinum crassum (usus besar)11. RectumDalam sistem pencernaan ini termasuk juga kelenjar-kelenjar ludah, yaitu:a. Glandula parotisb. Glandula submandibularisc. Glandula sublingualis1. Cavum OrisMulai dari rima oris dan berakhir di isthmus faucium. Selain merupakan permulaan sistem pencernaan, rongga mulut juga berfungsi sebagai rongga yang dilalui oleh udara pernapasan dan juga penting untuk pembentukan suara. Rongga mulut dibagi dalam vestibulum oris dan cavum oris proprium.1

1. Vestibulum oris Definisi: daerah diantara bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi-geligi dengan processus alveolarisnya di sebelah dalam. Bibir (labium): di sudut mulut kanan-kiri saling berhubungan pada angulus oris. Sulcus nasolabialis: alur di antara sudut bibir atas dengan hidung (nasus). Philtrum: lekuk di atas pertengahan bibir atas. Di antara kulit dan mucosa terletak otot-otot wajah, antara lain: M. Buccinator dan m. Orbicularis oris.Pipi (bucca): daerah di antara angulus oris sampai tepi depan m. Masseter. Di bawah kulit ditemukan jaringan lemak; di antaranya terdapat suatu gumpalan lemak besar (bichat) yang bagian depannya terletak pada m. Buccinator dan meluas ke belakang, menyusup di antara m. Buccinator dan m. Masseter, dan mencapai tepi dengan m. Temporalis.Selaput lendir: melapisi vestibulum oris sebelah dalam. Di garis tengah terdapat suatu lipat yang menghubungkan bibir dengan processus alveolaris dan dinamakan frenulum labii superioris et inferioris.Terdapat kelenjar-kelenjar kecil, yang dinamakan glandulae buccales et labiales. Setinggi geraham molar ke-2 atas ditemukan suatu tonjolan, yaitu papilla salivaria buccalis, yang merupakan muara ductus parotidicus (stenonianus).Pendarahan: Aa labiales superiores et inferiores, cabang a. Facialis dan a. Temporalis superficialis. Pembuluh balik: V. Facialis anterior et posterior, yang bergantung menjadi v. Facialis communis, yang akan bermuara ke dalam v. Jugularis interna.Getah bening: pembuluh-pembuluh mengikuti pembuluh-pembuluh balik dan menuju ke noduli lymphatici submentales, submandubulares dan parotideae. Dari sini getah bening dialirkan ke dalam Nnll. Cervicales profundae.Persarafan: kulit wajah oleh cabang-cabang N. Trigeminus V, otot-otot wajah oleh cabang-cabang N. Facialis VII. 2. Cavum oris propriumBatas-batas depan dan samping: arcus dentalis dengan processus alveolarisnya, atas: palatum durum et molle, bawah: diaphargma oris, belakang: isthmus faucium, isi: lidah.

a) Gigi-geligiGigi-geligi: terletak pada processus alveolaris, yang dilapisi oleh selaput lendir (ginggiva). Setiap orang memiliki 16 gigi rahang atas maupun rahang bawah, yang terdiri atas: 2 gigi seri (dens incivus), 1 gigi taring (dens caninus), 2 geraham depan (dens premolaris), 3 geraham belakang (dens molaris). Dan biasanya ditulis dengan formula sebagai berikut:MPCI ICPM atau 3212 2123 atau 87654321 12345678MPCI ICPM 3212 2123 87654321 12345678Pada gigi dapat dibedakan: corona (tajuk), collum (leher), radix (akar). Di dalam gigi terdapat suatu rongga (cavum) yang melalui canalis radicis berhubungan dengan dunia luar. Permukaan gigi dinamakan sesuai arah yang dihadapinya: ke arah bibir: facies labialis, ke arah lateral/pipi: facies buccalis, ke arah lidah: facies lingualis, gigi sebelah depannya/proximal: facies mesialis (contacta), gigi sebelah belakangnya/distal: facies distalis (contacta), gigi-geligi rahang yang berlawanan: facies masticatoria.Pendarahan: pembuluh-pembuluh nadi: gigi geligi atas: cabang-cabang a. Facialis rr. Alveolaris superiores dan a. Infra orbitalis: ramus alveolaris superior anterior. Gigi-geligi bawah: a. Alveolaris inferior, cabang a. Facialis. Gingiva sisi lingual oleh a. Palatini major, sedangkan sisi labial oleh a. Buccalis. Pembuluh balik: rahang atas ke v. Facialis atau plexus pterygoideus, rahang bawah melalui v. Alveolaris inferior ke dalam v. Maxillaris.Getah bening: dialirkan ke nnll. Submentales, submandibulares, submandibulares dan cervicales profunda pars superior.Persarafan: rahang atas: gigi-geligi: nn. Alveolares superiores anteriores medii, posteriores. (cabang N. Maxillaris V2). Gingiva: sisi labial oleh nn. Alveolares superiores dan sisi lingual daerah incisivus: nn. Nasopalatini. Daerah lainnya: n. Palatini major. Rahang bawah: gigi-geligi: nn. Alveolaris inferior (cabang N. Mandibulares V3) yang masuk ke canalis mandibulares bersama a. Alveolaris inferior. Gingiva: sisi labial: nn. Mentales (V3) dan buccalis (V3) sedangkan sisi lingual: n. Lingualis.b) PalatumPalatum terdiri atas palatum durum (tulang) dan palatum molle (otot).Palatum durum adalah: suatu sekat yang terbentuk oleh processus palatinus ossis maxillae dan processus horizontalis ossis palati. Tulang-tulang dilapisi oleh selaput lendir di sisi posterior (cavum nasi) dan inferior (cavum oris) di bagian dorsal palatum ini memiliki kelenjar-kelenjar, ialah glandulae palatini, yang bermuara di foveolae palatinae. Di garis tengah terdapat suatu raphe palati yang ke arah depan beakhir pada papilla incisiva, suatu tonjolan di belakang gigi seri pertama. Pada bagian anterior ditemukan rigi-rigi melintang, yang dinamakan rugae transversae.Palatum molle terdiri atas suatu aponeurosis yang merupakan tempat lekat bagi beberapa otot. Ke arah posterior ia melengkung ke bawah seperti suatu tirai dan di pertengahan tepi posterior tergantung uvula. Kanan dan kiri terhadap uvula ini terdapat suatu lengkung, ialah arcus palatoglossus, yang di dekat lidah melebar menjadi plica triangularis. Sebelah posterior terdapat lengkung kedua yang lebih condong ke medial, sehingga akan tampak pada mulut yang terbuka. Inilah arcus palatopharyngeus, yang melekat pada dinding pharynx. Daerag di antara kedua lengkung ini adalah fossa/sinus tonsilaris, di dalam mana terletak tonsila palatina. Otot-otot palatum molle: M. Tensor veli palatini, M. Levator veli palatini, Mm. Uvulae, M. Palatoglossus, M. Palatopharyngeus.Pendarahan: cabang-cabang a. Maxillaris: a. Palatina descendes, aa. Palatina major: untuk palatum durum, aa. Palatinae minores: untuk palatum molle. a. Palatina major melalui foramen incisivum beranastomosis dengan a. sphenopalatina, yang terdapat di mucosa hidung. Di tempat ini dapat terjadi epitaxis (hidung berdarah).Persarafan: plexus pharyngeus (N IX + N X), kecuali m. Tensor veli palatini yang dipersarafi oleh n. Tensoris veli palatini, cabang n. Trigeminus V3.c) Diaphragma orisDasar mulut di bentuk oleh 3 otot: M. Digastricus venter anterior, M. Mylohyoideus, M. Geniohyoideus. Fungsi: membuka mulut.Persarafan: M. Digastricus venter anterior dan M. Mylohyoideus (N. V3), M. Geniohyoideus oleh ansa cervicales radix superior (C1-2) atau ramus descendes n. Hypoglossi.

d) Isthmus fauciumIsthmus faucium adalah hubungan antara rongga mulut dan oropharynx. Batas-batas: tepi bebas palatum molle, arcus palatoglossus, dorsum linguale.Bila mulut dibuka, akan tampak dua lengkung, yaitu arcus palatoglossus di depan yang lebih ke lateral dan arcus palatopharyngeus di belakang yang lebih ke medial. Di antara kedua arcus tersebut terdapat sinus (fossa) tonsilaris, di dalam mana terletak tonsila palatina (amandel). Tonsila tidak mengisi seluruh fossa tonsilaris sehingga terdapat rungan di sebelah atas, yaitu recessus supra tonsilaris dengan plica semilunaris dan di sebelah bawah terdapat recessus ventralis dengan plica triangularis. Di dinding lateral terdapat m. Buccopharyngeus (bagian m. Constrictor pharyngis superior) dengan fascia buccopharyngeaPendarahan: arteri: a. tonsilaris (cabang a facialis) yang menembus m. Buccopharyngeus menuju ke bagian bawah tonsila. Cabang-cabang: a. palatina ascendes (a.facialis), a. palatina descendes, a. dorsalis linguae (cabang a facialis), a. paharyngica ascendes. Vena: v. Palatina externa (v. Paratonsillaris) yang bermuara ke plexus venosus pharyngealis.Pembuluh-pembuluh getah bening: dialirkan ke kelenjar-kelenjar noduli lymphatici cervicalis profundus pars superior (dinamakan nodus tonsilaris).Persarafan: plexus tonsilaris: terbentuk dari N. IX dan N. X.e) Lidah (lingua)Lidah adalah suatu organ yang sangat lentur, terutama berfungsi bila berbicara. Lidah mengisi cavum oris hampir seluruhnya dan melekat pada dasar mulut. Padanya dapat dibedakan bagian oral (apex dan corpus) dan pharyngeal (radix). Di antara corpus dan radix linguae terdapat alur berbentuk V yang dinamakan sulcus terminalis. Pada ujung alur tersebut di garis tengah terdapat suatu lekuk kecil yaitu foramen caecum linguae (morgagnii) yang merupakan muara ductus thyreoglossus sewaktu embrional.Dorsum linguae: di garis tengah terdapat sulcus medianus yang letaknya sesuai dengan septum lingue, suatu sekat di bawahnya yang vertikal. Dorsum linguae (punggung) ini melengkung konveks ke atas menyentuh palatum. Bagian 2/3 depan (corpus): selaput lendir mengandung banyak tonjolan yaitu papillae linguales yang bermacam-macam: filiformis, fungiformis, foliatae, vallatae. Bagian 1/3 belakang (radix): mengandung banyak kelenjar-kelenjar getah bening (tonsila lingualis) yang bersama dengan tonsillae palatinee dan tonsila pharyngea (adenoid) membentuk cincin waldeyer.Pada permukaan bawah lidah ditemukan suatu lipat di garis tengah ialah frenulum linguae. Di samping kanan-kirinya tampak bayangan vv. Linguales, lebih ke lateral ada plicae fimbriatae yang melapisi aa. Profunda linguae bersama n. Lingualis.Otot-otot lidah: lidah terutama terdiri atas otot-otot yang dibedakan menjadi otot ekstrinsik dan otot intrinsik. Otot-otot ekstrinsik menggerakan lidah sebagai satu kesatuan . otot-otot intrinsik merubah bentuk lidah. Otot-otot ekstrinsik: M. Genioglossus, M. Hyoglossus, M. Styloglossus, M. Palatoglossus. Otot-otot intrinsik: M. Verticalis, M. Longtudinalis superior, M. Longitudinalis inferior, M. Transversalis.Pendarahan: pembuluh-pembuluh nadi: a. lingualis (cabang a. carotis externa) melalui suatu medial m. Hyoglossus dan bercabang menjadi a. dorsalis linguae untuk radix linguae dan a. profunda linguae untuk corpus dan apex linguae. Pembuluh-pembuluh balik: v. Dorsalis linguae yang mengikuti nadinya, vv. Profunda linguae (vv. Raninae), menerima darah dari glandula sublingualis dan bermuara ke dalam v. Sublingualis, v. Sublingualis bermuara ke dalam v. Jugularis interna.Getah bening: dari apex linguae dan glandula sublingualis: ke nodi lymphatici submentales, dari bagian tengah corpus linguae: bagian medial ke nodi lymphatici cervicales profundae pars superior, dan bagian lateral ke nodi lymphatici submandibulares, dari radix linguae ke nodi lymphatici cervicales profundae pars superior.Persarafan: motorik: semua otot ekstrinsik dan intrinsik di persarafi oleh N. Hypoglossus (N. XII) kecuali m. Palatoglossus, yang dipersarafi oleh N. Glossopharyngeus (N. IX). Sensorik: bagian 2/3 anterior: sensibel: n.lingualis (N. V3), pengecap: chorda tympani (N. VII), bagian 1/3 posterior: (+papillae vallatae) saraf sensibel: N. IX dan X, (+vallecua epiglottica) sebagai pengecap: N. IX.

Kelenjar-Kelenjar Ludah 1. Glandula parotisGlandula parotis berbentuk piramida dan terletak di fossa retromandibulare antara os mandibula dan m. Sternocleidomastoideus. Di dalam kelenjar ini terletak (dari lateral ke medial) n. Facialis (N.VII), v. Facialis posterior dan a. carotis externa. Dari pertengahan tepi depannya keluar saluran keluarnya: ductus parotideus (stenoni), yang menuju ke arah depan sejajar dengan arcus zygomaticus, 1 cm di bawahnya. Di tepi depan m. Masseter ia membelok ke dalam, menembus m. Buccinator dan bermuara di vestibulum oris setinggi gigi molar ke-2 atas. Kelenjar ini diliputi oleh fascia yang tebal, yaitu fascia yang tebal, yaitu fascia parotidea, yang ke arah depan juga meliputi m. Masseter sebagai fascia parotideo-masseterica.2. Glandula submandibularisPada glandula submandibularis dapat dibedakan 2 bagian: yang dangkal dan yang dalam. Bagian yang dangkal terletak di bawah m. Mylohyoideus, antara m. Stylohyoideus, m. Digastricus dan mandibula. Pada permukaannya terdapat beberapa nodi lymphaticy submandibulares. Melalui tepi dorsal m. Mylohyoideus kelenjar ini membelok ke sisi atasnya (bagian yang dalam) dimana ia terletak di antara mandibula (sebelah lateral) dan m. Hyoglossus (sebelah medial) dan bersentuhan dengan glandula sublingualis. Saluran keluarnya adalah ductus submandibularis whartoni, yang menuju ke depan melalui sisi medial glandula sublingualis dan bermuara bersama saluran keluar kelenjar sisi yang lain di caruncula sublingualis s. Papilla salivalis inferior, yang terletak di belakang gigi seri rahang bawah.3. Glandula sublingualisGlandula sublingualis berbentuk memanjang dan terletak di dasar rongga mulut dekat frenulum linguae, di antara m. Geniohyoideus dan m. Genioglossus sebelah medial dan m. Hyoglossus sebelah lateral. Glandula sublingualis menimbulkan suatu lipat pada selaput lendir di atasnya, yang disebut plica sublingualis. Bagian depannya terletak di fossa sublingualis; bagian belakangnya menyentuh glandula submandibularis dan dilalui oleh n. Lingualis dan n. Hypoglossus (N.XII). di sisi medial berlalu ductus submandibularis. Saluran keluar dari bagian depan (ductus sublingualis major) bermuara ke dalam ductus submandibularis. Bagian belakang memiliki beberapa saluran keluar (ductuli sublingualis minores dari rivini) yang bermuara ke dalam rongga mulut pada plica sublingualis.Sistem simpatis: dari segmen Th I dan Th II melalui plexus-plexus sekitar nadi sampai di kelenjar-kelenjar ludah.Sistem parasimpatis: glandula parotis: serabut preganglioner dari n. Glossopharyngeus (N.IX) sampai di ganglion oticum, sedangkan serabut postganglioner melalui n.auriculotemporalis. glandula submandibularis dan glandula sublingualis: serabut preganglioner dari n. Facialis (N.VII) melalui cabangnya, chorda tymphani, kemudian bergabung dengan n. Lingualis dan berakhir di ganglion submandibularis. Dari sini serabut postganglioner melalui n. Lingualis kembali masuk ke dalam kelenjar-kelenjar.

Otot-Otot PengunyahTerdapat 4 otot pengunyah yang melekatkan mandibula pada basis cranii, ialah: Otot-otot yang dangkal M. masseter, menutupi ramus ascendes mandibulae dan terdiri atas 2 bagian: pars superficialis, pars profunda M. Temporalis Otot-otot yang dalam M. Pterygoideus lateralis/externus M. Pterygoideus medialis/internusPersarafan otot-otot ini: n. Mandibularis (portio minor N. Trigemini V3)2. PharynxPharynx adalah suatu pipa musculo-fascial yang contractil. Ia terbentang di antara basis cranii sebelah kranial dan berakhir pada oesophagus di sebelah kaudal setinggi vertebra cervicalis ke-6. Pada sisi lateral, pharynx berbatasan dengan aa. Carotides communis et internae, vv. Jugulares internae, cornu majus os hyoid dan lamina cartilago thyreoidea. Fungsinya: sebagai tempat yang dilalui oleh aliran udara pernapasan dan makanan.Sesuai dengan ruang-ruang yang terletak di depannya, pharynx di bagi dalam 3 bagian: Nasopharynx (pars nasalis pharyngis): dorsal terhadap cavum nasi Oropharynx (pars oralis pharyngis): dorsal terhadap cavum oris Laryngopharynx (pars laryngis pharyngis): dorsal terhadap larynx. 3. OesophagusOesophagus adalah suatu pipa musculair sepanjang 25 cm, yang merupakan lanjutan pharynx dan mulai di tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra C6, dan berakhir di cardia ventriculi setinggi vertebra th X-XI. Selama perjalanannya ke distal, ia mengikuti lengkung-lengkung columna vertebralis, yang terletak tepat dibelakangnya. Pada oesophagus dapat dibedakan 3 bagian : pars cervicalis, parsthoracalis, dan pars abdominalis.Persarafan: Simpatis : cabang-cabang truncus symphaticus pars thoracalis atas. Parasimpatis : cabang-cabang N.vagus dan N.recurrens, Dibawah hilus pulmonalis,nn. Vagi membentuk plexus pada dinding oesophagus ; yang kiri ke sisi depannya dan yang kanan ke sisi belakangnya.Pendarahan: arteri: dua cabang ventral yang tunggal dari aorta. Pars cervicalis: cabang a. thyreoidea inferior. Pars thoracalis: aa. Intercostales dextrae yang atas, aa. Oesophagei. Pars abdominalis: a. gastrica sinistra, a. gastrica inferior. Vena: mendapingi nadi-nadi yang senama. Darahnya di alirkan ke dalam sistem azygos. Di bagian bawah: terdapat hubungan antara sistem pembuluh balik oesophagus dan vena porta. Melalui sistem azygos, darah mengalir ke dalam v. Cava superior. Darah dari v. Gastrica sinistra masuk ke dalam v. Porta.Getah bening: dari pars cervicalis: ke noduli lymphatici cervicales profundii. Dari pars thoracalis: ke noduli lymphatici mediastinalis posteriores. Dari pars abdominalis: ke noduli lymphatici gastrica sinistra.14. GasterNama lain gaster: ventriculus atau lambung. Bentuk seperti huruf J pada projeksi supine (telentang) dan lambung setengah terisi. Bagian-bagian gaster: fundus, corpus, pylorus (pars pylorica ventriculi) dibedakan menjadi: anthrum pyloricum, canalis pylorus. Garis horizontalis melalui incisura cardiaca memisahkan fundus dan corpus ventriculi. Garis serong dari incisura angularis ke curvatura major memisahkan corpus dengan pars pylorica ventriculi.Dinding lambung dibedakan menjadi: tunica mucosa, tunica submucosa, tunica muscularis (3): tunica muscularis obliqua (bagian dalam), tunica muscularis longitudinalis (bagian luar), tunica muscularis circularis (bagian tengah).Pendarahan: arteri: a. gastrica sinistra cabang a. coeliaca (tripus halleri), aa. Gastricae breves cabang a. lienale di fundus ventriculi, a. gatroepiploica (gatro omentalis) sinistra cabang a. lienale. Vena: mengikuti jalannya arteri. Darah dari v. Gastrica dextra dan sinistra dialirkan ke dalam v. Porta, darah dari v. Gastrica brevis, v. Gastroepiploica sinistra, dialirkan ke dalam v. Lienalis yang bergabung dengan v. Mesenterica superior menuju v. Porta.Getah bening: nnll. Gastroomentalis.Persarafan: oleh sistem saraf otonom: parasimpatis berasal dari N.X anterior dan posterior. Simpatis berasal dari nervi spinales T6-T9 melalui plexus coeliacus dan mendistribusikan melalui anyaman saraf di sekitar a. gastrica dan a. gastroomentalis.15. PancreasPancreas adalah sebuah kelenjar saluran cerna yang berbentuk memanjang dan terletak melintang pada dinding abdomen dorsal terhadap gaster. Mesocolon transversum meluas sampai tepi ventral pancreas. Pancreas menghasilkan sekret eksokrin (getah pancreas) yang dicurahkan ke dalam duodenum melalui ductus pancreaticus. Sekret endokrin (glukagon dan insulin) yang dicurahkan langsung ke dalam darah.Pendarahan: arteri: arteria pancreaticoduodenalisPembuluh limfe: nodi lymphoidei pancreaticoduodenales, nodi lymphoidei pylorici.Persarafan: N.vagus dan nervi splanchnici thoracici. Serabut parasimpatis dan simpatis dari plexus coeliacus dan plexus mesentericus superior mencapai pancreas dengan mengikuti arteri-arteri.26. HeparHepar menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas. Berat hati bervariasi, rata-rata 1 kg. Hepar dilapisi peritoneum, kecuali bagian belakang yang langsung melekat pada diaphargma dan disebut BARE AREA (AREA NUDA). Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebih rendah dari pada bagian belakang.Hepar dibedakan menjadi 2 lobus, yaitu lobus kanan dan kiri. Batas lobus kanan dan kiri adalah sebuah alur berbentuk huruf H yang ditempati oleh lig. Teres hepatis dan lig. Venosum arantii di sebelah caudal, dan lig. Falciforme hepatis di sebelah cranial.Pendarahan: pembuluh nadi: a. hepatica communis, a. hepatica propria, a. hepatica dextra dan sinistra. Pembuluh balik: menampung darah balik dari alat-alat tractus gastro intestinal melalui v. Porta. V. Porta merupakan bagian dari pembuluh balik sistema portal yang mengumpulkan darah dari alat-alat gastrointestinal untuk di alirkan ke hepar.Getah bening: permukaan atas hepar: melalui lig. Falciforme hepatis disalurkan ke lig. Sternale lalu getah bening sepanjang a. mamaria interna, berakhir pada ductus lymphaticus dexter. Bagian dalam hepar: dialirkan sepanjang v. Hepatica menuju v. Cava inferior dan menembus diaphragma membentuk nnll. Mediastinalis anteriores menuju ductus thoracicus lalu mengikuti v. Porta sampai pada nnll. Pancreatico lienalis dan bermuara di nnll. Coeliacae17. Vesica FelleaVesica fellea (kantung empedu) diliputi peritoneum, kecuali bagian yang melekat pada hepar. Bagian-bagian: fundus, corpus, collum. Mucosa Saluran empedu (ductus cysticus) mempunyai lipatan berbentuk spiral = valvula spiralis heisteri. Ductus cysticus bersama-sama saluran empedu intrahepatal membentuk ductus choledochus. Ductus choledochus berjalan dalam lig. Hepatoduodenale bersama-sama v. Porta dan a. hepatica propia.1Pendarahan: a. cystica, sebuah end artery yang merupakan cabang a. hepatica dextra. 8. LienLien (spleen, limpa), konsistensi: kenyal. Lebih lembek dari pada hepar, dan dapat berkontraksi, warna: merah keabu-abuan, letak: intra peritoneal, pada regio hypochondrica sinistra, setinggi iga 9-11. Sumbu panjang sesuai iga 10.Fungsi lien: membersikan darah, reservoir darah, alat reticulo endothelial yang di dalamnya terdapat jaringan limfoid yang berbeda dengan jaringan, jaringan limfoid lain karena lien berhubungan dengan aliran darah.Pendarahan: a. lienale, v. Lienale. A. lienale berjalan di atas v. Lienale berada di belakang bursa omentalis.Getah bening: hanya terdapat di permukaan lien, yaitu nnll pancreatico-lienale. Getah bening dialirkan melalui nnll. Coeliaca ke truncus intestinalis dan akhirnya di tampung di cysterna chyli.Persarafan: saraf-saraf untuk lien berasal dari: simpatis: nn. Splanchnicus thoracales T5-12, L4, S2-3. Parasimpatis: nn. Splanchnicus pelvicus S2-4.19. Intestinum Tenue (Usus Kecil)Intestinum tenue memiliki panjang 6,3 m, diameter 2,5 cm. Dibagi 3 bagian: a) Duodenumb) Jejenum c) IleumPendarahan Intestinum Tenue: pembuluh nadi: aa. Jejunales et ilei. Pembuluh balik: Vv. Jejunales et ilei, v. Mesenterica superior.Pembuluh getah bening: nnll. Intestinales, nnll. Mesentericus, nnll. Superior.Persarafan: serabut-serabut simpatis yang berasal dari medula spinalis segmen th 8-10 mencapai plexus nervosus mesentericus superior, serabut-serabut para symphaticus: pada plexus submucosus mientericus. a) DuodenumBentuk: tapal kuda, berjalan dari pylorus ke arah belakang. Panjangnya 20 cm.Pendarahan duodenum: arteri: a. gastroduodenalis, a. pancreatiduodenalis superior (anterior dan posterior), a. pancreatiduodenalis inferior (cabang a. mesenterica superior). Vena: darah dari v. pancreatiduodenalis superior dialirkan ke v. Porta, darah dari v. pancreatiduodenalis inferior dialirkan ke v. Mesenterica superior ke v. Porta.b) JejenumJejenum merupakan kelanjutan dari duodenum. Panjangnya 2,5 meter. Jejenum mengisi rongga perut kiri atas.c) IleumIleum merupakan kelanjutan dari ileum. Panjangnya 3,6 meter. Ileum mengisi rongga perut kanan bawah. Kelokan ileum mengisi sampai ke pelvis minor untuk kemudian bermuara pada coecum (kantung buntu). Proyeksi muara ileum pada coecum pada dinding abdomen disebut titik Mc. Burney yang dapat ditemukan dengan: titik potong tepi lateral m. Rectus abdominis kanan dengan garis monro (garis yang menghubungkan SIAS kanan dan umbilikus), lateral - tengah garis monro.110. Intestinum Crassum (Usus Besar)Berbentuk seperti huruf U terbalik. Terdiri atas: coecum, colon ascendes, flexura coli dextra/hepatica, colon transversum, flexura coli sinistra, colon descendens, colon sigmoideum. Coecum terletak pada fossa iliaca dextra dan diproyeksikan pada dinding abdomen pada pertengahan garis SIAS kanan-symphysis pubis. Pendarahan: a. ileo colica, a. coecalis anterior dan posterior (cabang a. ileocolica). Appendix vermiformis/processus vermiformis (usus buntu) sering dianggap usus yang tidak mempunyai fungsi. Appendix vermiformis mempunyai lipatan peritoneum yang disebut mesenteriolum. Pendarahan: aa. appendiculares Colon ascendes dimulai pada junctura ileocoecalis sampai flexura coli dextra. Pendarahan oleh a. Colica dextra. Flexura coli dextra batas-batas: depan: lobus dexter hepatis. Belakang: ren dexter ( caudal). Colon transversum letak: di bawah bidang transpyloric. Menyilang pars descendes duodeni, melengkung di antara flexura coli dextra dan flexura coli sinistra. Pendarahan: a. colica media, a. colica sinistra Flexura coli sinistra batas-batas: depan : dinding depan perut. Belakang: ren sinister, caudo pancreatis, lien. Colon descendes, pendarahan a. coli sinistra yang merupakan cabang a. mesenterica inferior. Colon sigmoideum berbentuk menyerupai S dan memanjang dari crista iliaca sampai vertebrae S2-3. Pendarahan: aa. Sigmoidae (2-4 buah) yang merupakan cabang a. mesenterica inferior.111. RectumPanjang: 12-15 cm. Rectum merupakan lanjutan colon sigmoideum yang memanjang dari vertebra S3 sampai anus. Setinggi vertebra S3 taenia colon sigmoideum berubah menjadi lapisan otot polos longitudinalis dan epiploicae menghilang.Pendarahan: arteri: a. rectalis superior, a. rectalis media, a. rectalis inferior. Vena: v. Rectalis superior, v. Rectalis medius, v. Rectalis inferiorPembuluh getah bening: rectum pertengahan bagian proximal: nnll. Pars rectal menuju atas nnll. Mesenterica inferior. Rectum pertengahan bagian distal: nnll. SacralisPersarafan: simpatis melalui spinalis nn splanchnicus lumbales dan plexus hypogastricus/plexus pelvicus. Parasimpatis berasal dari nervus spinalis S2-4 melalui N. Splanchnicus pelvicus, plexus hypogastricus inferior kanan dan kiri menuju plexus rectalis/pelvicus.1Struktur Mikroskopik Organ Pencernaan 1. Cavum OrisStruktur histologis bagian-bagian yang terdapat disini : Labium oris, Buccal, Dent, Gingivae, Linguae, Palatum molle & durum. Labium oris (bibir) dapat dibagi dalam 3 area Area Cutanea (bagian luar bibir) : struktur kulit tipis dengan adnexa kulit yang biasa. Dilapisi oleh epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk seperti kulit lainnya, dan terdapat rambut atau folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Area merah bibir (area intermedia) : Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk, Epitelnya transparan (jernih) karena mengandung butir-butir eleidin, Papilla jaringan ikatnya tinggi-tinggi dan mengandung banyak kapiler. Area oral mukosa : Bagian ini mempunyai struktur histologis yang sama dengan pipi, Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk, Lamina propianya agak kompak, Pada tunika submukosa didapati kelenjar labialis yang bersifat seromukus, Dibawah submukosa didapati otot lurik (M.orbicularis oris).

Linguae (lidah) : Seluruh permukaan dorsal lidah merupakan papil-papil lidah, Epitelnya berlapis gepeng bertanduk atau tidak bertanduk, Papilla linguae di 2/3 bagian anterior lidah terdiri dari papilla filiformis, papilla fungiformis dan papilla circumvallata. Papilla filiformis dan fungiformis merupakan projeksi jaringan ikat yang ditutup oleh epitel. Papilla circumvalata (9-12) tersusun dalam sulcus terminalis yang membentuk huruf V. papilla circumvallata letak dibawah permukaan lidah dikelilingi oleh dinding epitel lidah. Lipatan membrana mukosa dibagian posterolateral lidah membentuk papillae foliata yang pada manusia tidak berkembang baik. 1/3 posterior bagian dorsal lidah bebas dari papilla lidah. Disini terdapat Tonsilla linguae.

Dentin : Membentuk bagian terbesar gigi, sudah mengalami mineralisasi seperti tulang. Berasal dari mesoderm. Kadar garam Ca nya 80%, zat organiknya 20% (serat kolagen, fosfoprotein, glikoprotein dan glikosaminoglikan). Dibentuk oleh odontoblas. Zat antar sel yang belum mengalami mineralisasi membentuk predentin (dentin muda).2. PharynxFaring: ruangan dibelakang cavum nasi, yang menghubungkan traktus digestivus dan traktus respiratorius. Yang termasung bagian dari faring: Nasopharynx merupakan epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Dibawah membrana basalis, pada lamina propia terdapat kelenjar campur. Pada bagian posterior terdapat jaringan limfoid yang membentuk tonsila faringea. Pada anak-anak sering membesar dan meradang menyebabkan adenoiditis. Terdapat muara dari saluran yang menghubungkan rongga hidung dan telinga tengah disebut osteum faringeum tuba auditiva. Sekelilingnya banyak kelompok jaringan limfoid disebut tonsila tuba faringea. Oropharynx merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Oropharynx akan dilanjutkan ke bagian atas menjadi epitel mulut dan ke bawah ke epitel oesophagus. Disini terdapat tonsila palatina, yang sering meradang disebut tonsilitis. Laringopharynx epitel bervariasi, sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Laringopharynx terletak di belakang larynx.3. Oesophagus Tunika mukosa : Epitel berlpais gepeng tanpa lapisan Tanduk. Tunika muscularis mucosa hanya satu lapis longitudinal. Pada lamina propria didapati kelenjar mukus tubulosa kompleks (kelenjar superfisial) yang merupakan perluasan kelenjar kardia. Tunika submukosa Terdapat kelenjar mukus tubulosa kompleks yang disebut kelenjar submukosa atau oesophageal glands. Tunika Muskularis : Pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik. 1/3 tengah terdiri dari campuran otot polos dan lurik. 1/3 distal seluruhnya otot polos.

4. GasterSeluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastric. Epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet. 3 daerah: cardia, fundus, pilorus. Lapisan otot tebal untuk menggiling/ mencampur makanan. Mensekresikan enzim-enzim dan asam untuk memulai pencernaan. Dindingnya sangat berlipat adalah rugae. Sitoplasma pada permukaan apikalnya mengandung musigen, Intinya oval. Pada lamina propria terdapat kelenjar di cardia, fundus maupun pylorus. Kelenjar mulai dari dasar gastric pit meluas kearah tunika muscularis mukosa.

5. PancreasMerupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Epitel duktus ekskretorius bervariasi dari torak rendah bersel goblet- kubus. Duktus interklarisnya (isthmus) panjang-panjang dan epitelnya selapis gepeng. Bentuk sel asinusnya lebih kecil dari sel asinus parotis. Pars terminalisnya 100% serous dan ditengah pars terminal sering dijumpai sel-sel sentroasini yang merupakan bagian dari isthmus. Tidak ada sel myoepitel.

6. HeparDiliputi kapsula Glissoni. Septa membagi hepar menjadi lobuli. Porta hepatis berisi: pebuluh limfe, pembuluh empedu, V.Portae dan A.Hepatika. Unit fungsional hepar ialah 1 lobulus. Bentuknya polygonal. Bagian sentral lobulus hati: Vena sentralis. Sel-sel hepar tersusun radier. Segitiga kiernan berisi cabang A.hepatika, cabang Vena porta, duktus biliaris dan pembuluh limfe. Setiap sel hati pada salah satu permukaannya harus berhubungan dengan sistim empedu dan pada permukaan yang lain harus berhadapan dengan pembuluh darah. Sel hati berbentuk poligonal dengan inti ovoid, sitoplasma bergranula dengan banyak mitokondria, mikrovili, glikogen, protein dan pigmen lipofuchsin. Sel hati dikelilingi berkas serat retikulin-dengan pewarnaan Bielschwosky: hitam. Vasularisasi hati : A.hepatika dan V.porta-A/V interlobularis-sinusoid hati-V.sentralis-V.sublobularis-V.hepatika-V.cava inferior. Sinusoid hati dibatasi oleh sel endotel sinus dan sel kupffer (termasuk RES). Sel kupffer ovoid, kromatin pucat, dengan pewarnaan tripan blue terbukti bersifat fagositer. Ruangan Disse : Dengan ME letak diantara sinusoid dan sel hepar. Berisi cairan limfe. Tidak terdapat membrana basalis. Filtrasi darah dan plasma melalui dinding sinusoid. Saluran empedu : Kanalikuli biliaris-preduktuli biliaris (saluran Hering)-duktus biliaris-duktus hepatikus-vesika felea-duktus cysticus-duktus koledokus. Arah aliran empedu: dari sentral ke perifer hati. Arah aliran darah: dari perifer ke sentral lobules.

7. Vesica FelleaFungsi : Reservoir empedu, Berkontraksi mengeluarkan empedu bila dirangsang kolesistokinin (dr mukosa usus kecil), Mengentalkan empedu. Sifat utama: tanpa Tunika Muskularis Mukosa. Tunika mukosa: epitel selapis torak pada lamina propria didapati sinus Rokistansky Aschof. Tunika muskularisnya tidak teratur. Tunika perimuskularis/ tunika subserosa berupa anyaman penjambung jarang. Disini terdapat duktus Aberans Luschka. Tunika adventitia berupa membran serosa.

8. LienMerupakan organ limfoid yang terbesar. Letak dalam rongga perut kiri atas. Normal tidak teraba, pada penyakit darah membesar --- splenektomi. Lien diliputi oleh kapsula fibrosa terdiri atas jaringan ikat kolagen yang mengandung serat elastin, serat retikulin, serat otot polos. Kapsula yang menjulur ke dalam disebut trabekula yang bercabang cabang ,terdapat arteri / vena Trabekularis.Fungsi lien: Membentuk limfosit B dan limfosit T, Membentuk antibody, Fagositosis, Sebagai reservoir darah, Hemopoesis, Menghancurkan eritrosit yang sudah tua / rusak.

9. Usus Kecil/HalusDibagi dalam 3 bagian yaitu: duodenum, jejunum dan ileum. Epitel terdiri dari selapis torak dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya terdapat brush border/mikrovili yang memperluas permukaan absorptif. Juga mengandung enzim-enzim pencernaan (alkaline fosfatase, maltase, dll). sel goblet ke arah distal makin banyak. Terdapat vili intestinal, Vili di duodenum bentuknya lebar, di jejunum bundar seperti lidah dan pada ileum berbentuk jari. Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan mukosa dan submukosa. Pada jejunum plika kerkringi tinggi-tinggi. Sepanjang membran mukosa terdapat glandula Intestinalis (cryptus Lieberkuhn), tubulosa simpleks, yang bermuara diantara vili intestinalis, Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di bagian apikalnya mengandung granula eosinofilia. Sel-sel cryptus menggantikan sel-sel epitel permukaan yang rusak.

10. Usus BesarTunika mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinal. Sel goblet banyak diantara sel epitel. Cryptus Lieberkuhn ada Sel paneth dan sel argentafin sedikit sekali. Terdapat limfonodus solitaries. Tunika muskularis longitudinal membentuk 3 pita longitudianal yang disebut sebagai taenia coli.

Appendix : Evaginasi dari usus besar. Panjangnya 2 18 cm. Lumen sempit, sering berisi debris. Banyak folikel limphoid di submukosa. Struktur menyerupai usus besar. Tidak ada taeniae coli.11. RectumBagian sebelah bawah = Anal Canal. Mukosa mempunyai lipatan longitudinal Rectal collumn (Anal column, Collumn of Morgagni), berakhir kira2 inchi dari orrificium anal. Epitel selapis torak. Terdapat cryptus. Pertemuan rektum dengan anus disebut Linea Pectinata. Anus Dibagi dalam 3 segmen : Zona collumnaris (epitel berlapis kubus, terdapat kelenjar Circumanalis), Zona intermedia (epitel berlapis gepeng tidak bertanduk), Zona cutanea (berupa kulit biasa)3

Mekanisme PencernaanAwal dari pencernaan adalah masuknya makanan ke mulut yang akan di teruskan ke oesophagus, lambung, usus halus, usus besar hingga akhirnya dikeluarkan dalam bentuk feses dan urin. Fungsi dari sistem pencernaan ini adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, elektrolit makanan ke lingkungan internal tubuh. Proses ini melibatkan empat faktor penting yaitu motilitas atau gerakan, sekresi, digesti atau pencernaan dan absobsi atau penyerapan. Pada faktor motilitas atau geraka terdapat dua jenis gerakan yang penting yaitu gerakan propulsif (mendorong) dan gerakan mencampur. Sekresi pencernaan berupa aor, elektrolit, enzim garam dan mucus. Dalam proses sekresi dibuthkan enrgi unutk transport bahan mentah ke sel dan sintesis produk sekretork olej reticulum endplasma. Tiga kategori makanan yang kaya energi akan di cerna yaitu krbohidrat, lemak, dan protein, sedangkan pada proses penyerapan hasil pencernaan di salurkan ke darah dan limpe. Pada proses secara mekanis umumnya akan di bahas pada matikasi dan menelan.4 I. Proses menelan (deglutisi) menggerkan makanan dari faring menuju esophagus

1. Fase volunterLidah menekan palatum keras dan mengarahkan bolus ke arah orofaring2. Fase faringBolus makanan dalam faring merangsang reseptor orofaring yang mengirim impulske pusat menelan dalam medulla dan batang otak bagian bawah, dan terjadi penutupan semua lubang kecuali esophagus. 4 a. Lidah menekan palatum keras dan menghalangi makanan kembali ke mulutb. Otot menekan palatum lunak dan uvula mengangkat palatum lunak untuk menutup mulut saluran nasal sehingga makanan tidak akan masuk ke rongga nasalc. Laring terelevasi, glottis tertutup, dan epiglottis condong ke bawahd. Menutup mulut laring yang menahan makanan sehingga tidak memasuki saluran pernapasane. Sfingter esophagus atas pada mulut esophagus secara normal menyempit untuk mencegah udara memasuki esophagusf. Gelombang peristaltic kontraksi yang menggerakkan bolus ke dalam esophagus

3. Fase esophagusSfingter esophagus bawah, melakukan gelombang peristaltic danmemungkinkan makanan terdorong ke dalam lambung

II. Esophagus Mengerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerakan peristaltis mukosa esophagus memprodulsi sejumlah besar mukus untuk melumasi dan melindungi osephagus. Esophagus tidak mem produksi enzim ppencernaan. 4

III. Lambung Fungsi lambung : 4a. Penyimpanan makanan, kapasitas lambung normal memungkiinkan adnya interval waktu yang panjang saat makan dan kemmapuan menyimpan makanan dalma jumlah besar sampai makanan ini dapat teakomodasi di bagian bawah saluran. Lambung tidak memiliki peran mendasar dalam kehidupan dan dapat diangkat asalkan makanan yang dimakan sedikit dan sering. b. Produksi kimus, aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimun ( masa homogen setengag cair berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus)dan mendorong ke dalam duodenum. c. Degesti protein, lambung memulai dogesti protein melalui sekresi trispin dan asam klorida. d. Produksi mukus, mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1 mm untuk melindungi lambung terhadao aksi pencernaan dari seksresinya sendiri. e. Prodksi faktor intrinsik, merupakan glikoprotein yang disekresikan sel parietal dan terdapat Vit B12 didapat dari makanan yang dicerna di lambung dan terikat pada faktor intrinsik.kompleks faktor instrinsik dengan Vit B12 di bawa ke ileum usus halus, tempat Vit B12 di absorbsi.f. Absorbsi nutrien yang berlangsung dalma lambung hanya sedikit. Beberapa obat larut lemak seperti aspirin dan alkohol diabsorbsi pada didnidng lambung. Zat terlarut dalam ar terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas. Sekeresi lambung : 4 Sel chief mensekresikan pepsinogen, prekursos enzim pepsin. Kelenjar ini ensekresikan lipase dan renin lambng yang kurang lebih penting. Sel pareital mensekresikan asal klorida dan faktor intrinsik Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel ini mensekresikan barier mukus dan melindungi lapisan lambung terhadao kerusakan oleh HCL atau autodigesti. Kelenjar pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenjar ini mensekresukan mukus dan gastrin suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung. Didalam lambung terjadi tiga proses untu dapat mensekresikan lambung yang sesuai dengan regia tempat terjadinya stimulus . 4 Faktor sefalik terjadi sebelum makanan masuk ke dalam lambung. Masuknya makanan ke dalam mulut ata terlintas pikiran, melihat atau mencium bau makanan akan merangsang sekresi lambung. Faktor lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan berlangsung selama makanan masih ada. Faktor usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki usus halus yang kemudian memicu faktor saraf dan hormon.

Digesti didalam lambung, cairan yang ada di dalam lambung akan memicu digesti protein dan lemak. 4 Digesti protein. Pepsinogen akan diubah menjadi pepsin oleh asal klorida. Pepsin merupakan enzim proteolitik yang harus dapat bekerja pada pH di bawah 5. Enzim ini menghidrolisis protein menjadi polipeptida. Lemak. Lipase lambung menghidrolisis lemak susu menjadi asalm lemah dan gliserol tetapi kativitasnya terbatas dalam pH yang rendah. Karbohidrat. Amilase dalam saliva yang emnghidrolisis zat tepung bekerja pada pH netral. Enzim ini terbawa bersama bolus dan tetap bekerja dalam lambung samapi asiditas lambung menembus bolus.

Pengosongan lambung Pengosongan lambung distimulasi secara reflek saat merespon terhadap peregangan lambung, melepas gastrin, kekentalan kimus dan jenis makanan. Karbohidrat dapat masuk dengan cepat, protein lebih lambat dan lemak tetap berada dalam lambung selama 3 samapi 6 jam. Pengosongna lambung di hambat oleh hormon doudenum yang juga menghambat sekresi lambung oleh reflek umpan balik entrogastrik dsri duodenum. Faktor-faktor hormon dan saraf ini mencegah terjadinya pengisisan yang berlebihan pada usus dan mmberikan waktu yang lebih lama untuk digesti dalam usus halus. 4

IV. Usus halus Motilitas dalam usus halus Motilitas gerakan usus halus mencampur isisnya dengan enzim untuk pencernaan, memungkinkan produk kahir pencernaan mengadakan kontak dengan sel absorptif dan mendorong zat sisa memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh peoregangan dan secara reflek dikendalikan ole sistem saraf otonom.5 Segmentasi irama adalah gerakan pencampuran utama. Segmentasi mencampur kimus denhan cairan pencernaan dan emmaparkan ke permukaan absorbsptif. Gerak ini adalah gerakan konstriksi dan relaksasi yang bergantian dari cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi segmen dan mendorong kimus bergerak maju mundur dari datu segmen ke segmen lain. Peristalsis kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkular . kontraksi ini adalah gaya dorong utama yang menggerakan kimus ke arah bawah di sepnajang saluran. Kelenjar di usus halus tertanam di dalam mukosa dan membuka di antara basis vili. Hormon yang mempengaruhi sekresi dan motilitas saluran pencertaan antara lain : 5 Sekretin, CCK, GIP berperan utntuk menhghalangi sekresi kelenjar lambung Peptida usus vasoaktif memiliki efek vasodilatasor dan efek relaksasi otot polos Substansi P mempengaruhi aktivitas motorik otot polos. Somatostatin menghambat sekresi asam klorida dan gastrin Sel goblet terletak di epithelium di sepanjang usus halus yang memproduksi mukus ssebagi pelindung Kelenjar brunner terletak dalam submukosa duodenum, yang memproduksi mukus untuk melindungi mukosa duodenum terhadap kimus asa dan cairan lambung yang masuk ke pilorus melalui lambung.

1. Pankreas Sekeresi eksokrin pankreas dioengaruhi oleh aktivitas reflek saraf selama tahap sefalik dan tahap lambung pada sekresi almbung. Tetapi kendali utama terletak pada hormon duodenum yang di absorbsi ke dalam aliran darah untuk menmcapai pankreas.5 a) Sekretin diproduksi oleh sel mukosa duodenum dan diabsorbsi ke dalma darah untuk mencapai pankreas. Sekretin akan di lepas apabila kimus yang masuk bersifat asam memasuki usus dan mengalirkan sejumlah besar cairan yang berair mengandung natrium bikarbonat. Bikarbonat menetralisir asam dan akan membentuk lingkungan menjadi basa untuk kerja enzim pankreas dan usus. b) CCK yang diprodksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagia respon terhadap lemak dan protein. CCK menstimulasi sejumlah besar enzim pankreas.

Cairan pankreas mengandung enzim yang berperan unutk mencerna protein, karbohidrat dan lemak : 5a) Enzim proteolitik : tripsinogen, kimotripsi, dan karboksipeptidase Tripsinogen yang disekresikan pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh entrokinase yang diproduksi oleh usus halus. Tripsin akan mencerna protein dan polipetida besar untuk membentuk polipeptida yang lebih kecil. Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotrisin memiliki fungsi sama seperti tripsin terhadap protein. Karboksipeptidase ada;ah enzim yang melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam amino bebas. b) Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak di emulsi oleh garam empeduc) Amilase pankreas menghidrolisisi zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida. d) Ribonnuklease dan deoksiribunuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok-blok pembentukan nukleotidanya.

2. Hati dan sekeresi empedu Hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absobrsi lemak. Hatu menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaka serta vitamin (A,D,E,K) dan hati menyimpan toksin tertenti contohnya obat yang tidak dapat diuraikan dan dieksresikan. Hati melakukan inkativasi hormon dan detoksisfikasi toksin dan obat. Hati akan mengfagosit eritrosit dan zat asing yang terdistintegrasi dalam darah. Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber utama panas tubuh, terutama pada saat tertidur. Selain itu hati merupakan resevoir unutk sekitar 30% curah jantung dan bersa,a denghan limpa mengatur volume darah yanh diperlukan tubuh. 5 Empedu adalah larutan berwarna kuning kehijauan terdiri dari air, pigmen empedu dan garam empedu. Pada empedu terdapat warna kunig atau kehijauna karena dalam pigmen empedu terdapat bilirubin. Pigmen ini merupakan hasil pnguraian dari hemoglobin yang dilepas oleh sel darah mereah yang terdisintregasi. Garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berkaitan dengna kolesterol dan asam amino. Setelah diseksresikan ke dalam usus garam tersebut akna di reabsorbsi dari ileum bagian bawah kembali lagi ke hati dan akan di daur ulang siklus ini disebut sirkulasi enterohepatika garam empedu. 5 Dalam usus halus garam empedu berperanan unutk mengemulsi globulus lemak besar dalam usus halus yang kemudian menghasilkan gloulus lemak lebih kecil. Garam empedu akan mengaborbsi zat terlarut dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel. Garam empedu juga akan berikatan dengan kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil. Sekresi empedu di atur oleh faktor saraf simpatis dan hormon berupa seketin dan CCK yang sama dengan mengatur sekresi pankreas. Saat asalm lemak dan asam amino mencapai usus halus,CCK di lepas untuk mengkontraksi otot kantung empedu dan direlaksasikan sfingter oddi cairan empedu kemudian di dorong kedalam duodenum. 5

3. Kandung empedu Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang terus menerus disekresikan oleh sel hati sampai di perlukan duodenum di antara wakru makan sfingter oddi menutup dan cairan empedu mengalir ke dalam kandung empedu yang rileks yang di rangsang CCK. Kandung empedu mengkonsentrasikan cairannya dengan mereabsorbsi air dan elektrolit. 5

Absorbsi dalam usus halus Enterokinase mengaktivasi tripsinoigen pancreas menjadi tripsin yang kemudian menguraikan protein dan peptida menjadi peptida yang lebih kecil. Aminopeptidasi akan menguraikan peptida menjadi asam amino bebas. Amilase usus menghodrolisis zat tepung menjadi diksakarida , maltosa, sukrosa, dan laktosa. Lipase usus memecah monigliserida menjadi asam lemak dan gliserol.Produk-produk digesti dan juga air, elektrolit, vitamin, dan sayuran pencernaan diabsorbsi menmembus membran sel epitel duodenum dan jejunum. Hanya sedikit absorbsi yang berlangsung dalm ileum kecuali unutk garm-garam empedu dan Vit B12. Absorbsi meliputi difusi, difusi terfasilitasi, transport aktif dan pinositosi. Mekanisme utamanya dalah transport aktif. Zat-zat yang ditransport dari lumen usus ke darah atau limpe harus menembus sel dan cairan interselular. 5

V. Usus besar Materi yang masuk ke dalam slauran pencernaan sebagian besar nutrien telah dicerna dan diabsorbsi dan hanya menisakan zat sisa, yang merupakan zat yang tidak di cerna. Makanan bisa memerlukan waktu 2 samapi lima hari untuk menempuh ujung saluran yang satu ke yang lainnyn dan sisa waktunya berada di usus besar. 5 Usus besar mengreabsorbsi 80 samapai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi masa semi padat. Usus besar hanya memproduksi mukus, dan sekresinya tidak mengandung enzim atau hormon pencernaan. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga memproduksi Vitamin seperti vitamin K, riboflavin dan tiamin serta berbagai gas. Usus besar mensekresikan zat sisa dalm bentuk feses. 5

Peranan enzim dalam mekanisme pencernaan 1. Mulut Pada mulut selain terjadi pencernaan mekanik terjadi pula mekanisme pencernaan secara kimiawi, yaitu dengan bercampurnya makanan yang telah dikunyah dengan air liur yang mengandung ptialin. Enzim ini berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltosa. Selain itu enzim ini juga berfungsi unutk membunuhkuman yang masuk bersamaan dengan makanan.6

2. Lambung Di dalam lambung makanana dari kerongkongna dicerna oleh dinding lambung. Pada proses ini, lambung mengeluarkan getah lambung yang mengandung : Renin berguna untuk mengubah susu menjadi kasein Pepsin, berguna untuk mengubah protein menjadi pepton Asam (HCL) berguna membunuh kuman yang masuk bersaa dengan makanan dan membantuk melunakan makanan yang keras dalam lambung serta mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi proteosa dan pepton. 6 3. Usus halus Ketika makan masuk ke dalam usus halus, makanan dicerna secara kimiawi ya ng dibantu oleh enzim pencernaan dari pankreas. Makanan kemudian disalurkan ke usus penyerapan. Usus penyerapan menghasilkan enzim-enzim sbb : 6 Sukrase, berfungsi unutk mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa Maltase, berfungsi unutk mengubah maltosa menjadi glukosa Laktase, berfungsi unutk menghubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa Erepsinogen diaktifkan oleh entrokinase menjadi erepsin. Erepsin berfungsi mengubah protein menjadi asam amnino. 4. Kelenjar pankreas Kelenjar pan kreas terletak di usus 12 jari dan menghasilkan beberapa enzim sebagai berikut: Enzim amilase, berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltosa. Enzim tripsin, berfungsi sebagai pengubah protein dan pepton menjadi dipeptida, asam lemak dan gliserol. Enzim lipase berfungsi sebagai pengubah emak menjadi asam lemak dan gliserol.

1. Karbohidrat Pencernaan Di dalam mulut, zat tepung dicerna oleh -amilase saliva. Tetapi, pH optimal enzim ini adalah 6,7, sehingga kerjanya dihambat oleh getah lambung yang asam bila makanan masuk ke lambung. Di dalam usus halus, -amilase saliva dan pankreas keduanya juga bekerja pada polisakarida yang dimakan. Akibatnya, hasil akhir pencernaan -amilase adalah oligosakarida : maltosa , maltitriosa dan beberapa polimer yang sedikit lebih besar dengan glukosa pada ikatan 1:4, dan -dekstrin, yaitu polimer molekul glukosa yang terdiri atas rata-rata sekitar 8 molekul glukosa dengan ikatan 1:6. 6 Penyerapan Heksosa dan pentosa cepat diserap melalui dinding usus halus. Hal yang pentingadalah bahwa semua heksosa diserap sebelum sisa makanan mencapai bagian ujung ileum. Molekul molekul gula bergerak dari sel-sel mukosa ke dalam darah kapilerlalu masuk ke dalam vena porta. Oleh karena kadar Na+ intraseluler di dalam usus halus dan sel ginjal rendah,seperti juga di dalam sel-sel lainnya, Na+ bergerak ke dalam sel sesuai dengan beda konsentrasinya. Glukosa bergerak bersama Na+ dan dilepaskan di dalam sel. Na+ diangkut ke dalam ruang interseluler lateral, dan glukosa diangkut oleh GLUT 2 kedalam interstitium lalu masuk ke dalam kapiler. Jadi, transpor glukosa merupakancontoh transpor aktif sekunder ; energi untuk transpor glukosa diperoleh tidaklangsung, melalui transpor aktif Na+ keluar sel. Ini akan mempertahankan beda konsentrasi di kedua sisi batas sel luminal, sehingga lebih banyak Na+ dan akibatnya lebih banyak glukosa yang masuk. 6Mekanisme transpor glukosa juga mengangkut galaktosa. Fruktosa menggunakanmekanisme berbeda. Penyerapannya tidak bergantung pada Na+ atau transpor glukosadan galaktosa; transportnya dengan difusi fasilitasi dari lumen usus halus ke dalamenterosit melalui GLUT 5 dan keluar dari enterosit masuk ke dalam interstitium melalui GLUT 2. Sebagian fruktosa diubah menjadi glukosa di dalam sel-sel mukosa. Pentosa diserap dengan difusi sederhana. Insulin sedikit berpengaruh pada transporglukosa dalam usus. Sehubungan dengan ini, penyerapan kembali glukosa dalam tubulus kontortus proksimal ginjal ; kedua proses tidak memerlukan fosforilasi, dan keduanya normal pada diabetes tetapi dihambat oleh obat florizin. Kecepatan absorpsi maksimal glukosa dari usus kira-kira 120 g/jam. 6

2. Protein Pencernaan protein Pencernaan protein dimulai di dalam lambung, di situ pepsin menguraikan beberapa ikatan peptida. Pepsin menghidrolisis ikatan ikatan antara asam aminoromatik seperti fenillalanin atau tirosin dan asam amino kedua, sehingga hasilpencernaan peptik adalah berbagai polipeptida dengan ukuran yang sangat berbeda. Oleh karena pH optimum untuk pepsin adalah 1,63,2 kerjanya terhenti bila isilambung bercampur dengan getah pankreas yang alkali di duodenum dan jejunum. pH isi usus halus di bagian superior duodeni 2,0 - 4,0 tetapi pada bagian lain ialah kira-kira 6,5. Di usus halus, polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di lambungdicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal dari pankreas dan mukosa usus halus. Jadi pencernaan akhir terhadap asam amino terjadi di 3 tempat : lumen usus halus, brush border, dan sitoplasma sel-sel mukosa. 6 Penyerapan Ada paling sedikit 7 sistem transpor yyang berbeda yang mengangkut asam aminoke dalam enterosit. Lima darinya memerlukan Na+ dan kotransport asam amino danNa+ dengan cara yang mirip dengan kotranspor Na+ dan glukosa. Dua dari 7 sistem transpor ini membutuhkan Cl-. Pada 2 sistem, transpor tidak membutuhkan Na+. Transpor di- dan tripeptida ke dalam enterosit dilakukan oleh sistem yangmembutuhkan H+ dan Na+. Sedikit sekali peptida berukuran besar yang diabsorpsi. Didalam enterosit, asam amino yang dilepaskan dari peptida oleh hidrolisis intraselditambah asam amino yang di absorpsi dari lumen usus halus dan brush border akandiangkut keluar enterosit sepanjang tepi basolateral melalui paling sedikit 5 sistem transpor. Dari sini, asam amino ini akan masuk peredaran darah portal hepatik. Dua diantara sistem ini bergantung pada Na+ , dan yang tidak. Cukup banyak peptida kecil yang juga masuk ke dalam darah portal. Penyerapan asam-asam amino di duodenum dan jejunum berlangsung cepattetapidi dalam ileum lambat. Hampir 50% protein yang dicerna berasal dari makananyang dimakan, 25% dari protein getah pencernaan, dan 25% dari deskuamasi sel-selmukosa. Hanya 2-5 % protein dalam usus halus lolos dari pencernaan dan penyerapan. Sebagian protein yang dimakan masuk ke dalam kolon dan kemudian dicerna oleh kuman. Protein dalam feses tidak berasal dari makanan tetapi dari kuman. 6

3. Asam nukleat Asam nukleat diuraikan menjadi nukleotida dalam usus halus oleh nukleasepankreas, dan nukleotida itu diuraikan menjadi nukleosida dan asam fosfor olehenzim-enzim yang terdapat pada permukaan luminal sel-sel mukosa. Nukleosida kemudian diuraikan menjadi unsur gula serta basa pirimidin dan purin. Unsurunsur basa tersebut diserap dengan transport aktif. 6

4. Lemak Pencernaan lemak Kebanyakan pencernaan lemak mulai di duodenum, dengan melibatkan salah satu enzim terpenting, yaitu lipase pankreas. Kebanyakan kolesterol makanan berbentukester kolesteril, dan ester kolesteril hidrolase menghidrolisis ester-ester ini di dalam lumen usus halus Lemak diemulsifikasi dengan halus didalam usus halus oleh kerja garam empedu,lesitin, dan monogliserida. Bila konsentrasi garam empedu dalam usus halus tinggi,seperti setelah kontraksi kandung kemih, lipid dan garam empedu berinteraksi spontan membentuk misel. Agregat agregat silindris ini mengikat lipid, danmeskipun konsentrasi lipidnya berbeda-beda, umunya mengandung asam lemak,monogliserida, dan kolesterol pada pusat hidrofobiknya. Pembentukan miselselanjutnya melarutkan lipid dan memungkinkan mekanisme untuk transpornya ke enterosit. Jadi, misel bergerak ke konsentrasi yang lebih rendah melalui lapisan statiske brush border sel-sel mukosa. Lipid berdifusi keluar dari misel, dan suatu larutan cair jenuh lipid dipertahankan kontaknya dengan brush border sel-sel mukosa. 6 Penyerapan Di dalam sel lipid lipd ini akan mengalami esterifikasi cepat, sehingga gradien konsentrasi yang memudahkan zat masuk ke sel dipertahankan. Berbeda dengan mukosa ileum, kecepatan penyerapan garam empedu oleh mukosa jejunum rendah,dan sebagian besar garam empedu tetap berada dalam lumen usus halus, dan dapat digunakan untuk pembentukan misel baru. Nasib asam lemak di enterosit bergantung pada ukurannya. Asam lemak yang atom karbonnya kurang dari 10-12 dari sel mukosa langsung masuk kedarah portal, danakan ditransport sebagai asam lemak bebas ( tanpa esterifikasi ). Asam lemak yangatom karbonnya lebih dari 10 12 mengalami esterifikasi kembali menjadi trigliserida dalam sel-sel mukosa. Selain itu, sebagian kolesterol yang diserap diesterifikasi. Trigliserida dan ester kolesteril kemudian dilapisi oleh lapisan protein,kolesterol, dan fosfolipid membentuk kilomikron. Zat ini kemudian meninggalkan seldan masuk ke peredaran limfatik. 6 Dalam sel-sel mukosa, sebagian besar trigliserida dibentuk oleh asilasi 2-monogliserida yang diserap, terutama di dalam retikulum endoplasma halus. Akantetapi, sebagian trigliserida dibentuk dari gliserofosfat, yang adalah hasil katabolismeglukosa. Gliserofosfat juga dikonversi menjadi gliserofosfolipid yang ikut berperandalam pembentukan kilomikron. Asilasi gliserofosfat dan pembentukan lipoproteinterjadi di dalam retikulum endoplasma kasar. Bagian molekul karbohidrat ditambahkan pada protein dalam aparatus golgi, dan kilomikron yang telah selesai dikeluarkan melalui eksositosis dari bagian basal atau lateral sel.Penyerapan asam lemak rantai panjang terutama di usus halus bagian atas, tetapi sejumlah tertentu juga diserap dalam ileum. Pada masukan lemak sedang, 95% atau lebih lemak yang dimakan diserap. 6DysphagiaDisfagia biasanya merujuk kepada gangguan dalam makan sebagai gangguan dari proses menelan. Disfagia dapat menjadi ancaman yang serius terhadap kesehatan seseorang karena adanya resiko malnutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, dan sumbatan jalan napas. Beberapa penyebab telah di telah ditujukan terhadap disfagia pada populasi dengan kondisi neurologis dan non-neurologis. Gangguan yang menyebabkan disfagia dapat mempengaruhi fase oral, faringeal, atau esofageal dari fase menelan. Sonde LambungSonde adalah pemasangan selang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam lambung (selang). Sonde lambung adalah alat khusus untuk memasukkan cairan makanan pada pasien yang tidak bisa makan sendiriyaitu dengan memasukkan makanan cair ke dalam lambung dengan menggunakan sonde lambung yang steril melalui hidung atau mulut. Secara anatomi sonde lambung di hubungan dari hidung atau mulut hingga ke foramen epiploicum (winslowi) yang merupakan ruangan pertemuan antara saccus peritoneal major et minor.

Bab IIIPenutup

Kesimpulan Sistem gastrointestinal merupakan pintu masuknya bahan energi baik berupa makromolekul ataupun mikromolekul yang akan di uraikan menjadi unit-unit yang dapat di cerna dan di serap, terutama di dalam usus halus. Pencernaan melibatkan sejumlah besar enzim dan hormon yang di sekresikan oleh organ bersangkutan, sehingga hasil dari saluran pencernaan akan menghasilkan energi dalm bentuk ATP dan panas serta hasil penyerapan dari saluran pencernaan akan di sekresikan dalam bentuk keringat dan feses.

Daftar Pustaka

1. Winami WW, Kindangen K, Inggriani YK. Buku ajar traktus digestivus. Edisi 2. Jakarta: Fakultas kedokteran Universita Kristen Krida Wacana; 2010 .h. 29- 86.2. Moore KL. Anatomi klinis dasar. Edisi bahasa indonesia. Jakarta: EGC; 2002.h.114-16.3. Erma Mexcorry S., Ssi., M.Biomed. histologi sistem pencernaan bahan kuliah blok 9.h.1-111.4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011.h. 538- 69.5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h. 288-95. 6. Ganong W F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2008.h. 450-89.

32