Blok 18

26
BLOK 18 EMERGENCY GAMBARAN UMUM BLOK 16 Blok Emergency merupakan blok ke 16 dari kurikulum berbasis kompetensi dengan metoda Problem-Based Learning. Kegiatan blok ini membutuhkan waktu 6 minggu ditambah 1 minggu untuk evaluasi, dengan muatan 6 SKS. Blok Emergency akan memberikan pengetahun, pengertian serta pola pikir pada mahasiswa dalam menghadapi kasus kegawat-daruratan yang membutuhkan pertolongan dengan segera. Beberapa kasus kegawat-daruratan mungkin telah dibicarakan pada blok sebelumnya dan pada blok ini akan diperdalam dan ditambahkan beberapa kasus yang paling sering dijumpai dalam klinis sehari-hari. Dengan memahami dan mengetahui bagaimana pengelolaan penderita emergency maka angka kecacatan dan angka kematian secara umum dapat diturunkan. URGENSI BLOK EMERGENCY Blok Emergency penting untuk dibahas secara tersendiri karena angka kejadian gawat darurat cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah manusia dan teknologi. Berbagai kasus emergency dapat timbul bersamaan dan mendadak seperti kecelakaan, bencana alam dan akibat kerusuhan. Indonesia merupakan gugusan kepulauan dengan jumlah penduduk hampir 300 juta lebih dan sering sekali terjadi bencana alam seperti gempa, banjir atau tanah longsor. Diharapkan dengan mempelajari blok ini mahasiswa dapat siap untuk mengatasi dan mengelola berbagai keadaan yang mungkin dan telah terjadi terhadap kasus gawat-darurat yang membutuhkan pertolongan segera. HUBUNGAN DENGAN BLOK SEBELUMNYA Blok emergency merupakan lanjutan dari beberapa blok sebelumnya. Beberapa kasus yang sudah dibicarakan sebelumnya tidak dibahas lagi secara khusus disini, tetapi apa yang dipelajari pada blok ini dapat mempertegas kembali bagaimana mengelola berbagai keadaan gawat darurat. Selain itu dalam blok ini akan ditambahkan berbagai kasus gawat darurat khusus yang umumnya sering dan cara penatalaksanaannya. Blok 1 Keterampilan Komunikasi telah menyediakan dasar yang cukup untuk memberikan keterampilan belajar, terutama

description

Blok 18

Transcript of Blok 18

Page 1: Blok 18

BLOK 18EMERGENCY

GAMBARAN UMUM BLOK 16Blok Emergency merupakan blok ke 16 dari kurikulum berbasis kompetensi

dengan metoda Problem-Based Learning. Kegiatan blok ini membutuhkan waktu 6 minggu ditambah 1 minggu untuk evaluasi, dengan muatan 6 SKS.

Blok Emergency akan memberikan pengetahun, pengertian serta pola pikir pada mahasiswa dalam menghadapi kasus kegawat-daruratan yang membutuhkan pertolongan dengan segera. Beberapa kasus kegawat-daruratan mungkin telah dibicarakan pada blok sebelumnya dan pada blok ini akan diperdalam dan ditambahkan beberapa kasus yang paling sering dijumpai dalam klinis sehari-hari.

Dengan memahami dan mengetahui bagaimana pengelolaan penderita emergency maka angka kecacatan dan angka kematian secara umum dapat diturunkan.

URGENSI BLOK EMERGENCYBlok Emergency penting untuk dibahas secara tersendiri karena angka kejadian

gawat darurat cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah manusia dan teknologi. Berbagai kasus emergency dapat timbul bersamaan dan mendadak seperti kecelakaan, bencana alam dan akibat kerusuhan. Indonesia merupakan gugusan kepulauan dengan jumlah penduduk hampir 300 juta lebih dan sering sekali terjadi bencana alam seperti gempa, banjir atau tanah longsor. Diharapkan dengan mempelajari blok ini mahasiswa dapat siap untuk mengatasi dan mengelola berbagai keadaan yang mungkin dan telah terjadi terhadap kasus gawat-darurat yang membutuhkan pertolongan segera.

HUBUNGAN DENGAN BLOK SEBELUMNYABlok emergency merupakan lanjutan dari beberapa blok sebelumnya. Beberapa

kasus yang sudah dibicarakan sebelumnya tidak dibahas lagi secara khusus disini, tetapi apa yang dipelajari pada blok ini dapat mempertegas kembali bagaimana mengelola berbagai keadaan gawat darurat. Selain itu dalam blok ini akan ditambahkan berbagai kasus gawat darurat khusus yang umumnya sering dan cara penatalaksanaannya.

Blok 1 Keterampilan Komunikasi telah menyediakan dasar yang cukup untuk memberikan keterampilan belajar, terutama sistematika penelusuran informasi dalam proses mengembangkan pengetahuan mahasiswa. Pada blok emergency sistematika penelusuran informasi menjadi bagian penting dan khususnya informasi apa yang perlu segera diketahui untuk dapat langung segera mengelola penderita gawat darurat.

Blok 2 Bioetika dan Humaniora dan Blok 3 MKDU (Agama & PKN) memberi dasar-dasar etika dan agama dalam pelayanan kesehatan dan proses belajar, sehingga segala tindakan terkait dalam emergency juga harus menjunjung etika kedokteran dan berinsip pada nilai-nilai religius. Dalam mengelola setiap penderita gawat darurat maka kepentingan dan keselamatan pasienlah yang diutamakan.

Blok 4 Sel telah memberikan dasar-dasar struktur dan fungsi sel yang memberikan pengetahuan pada mahasiswa dalam memahami kerusakan sel akibat proses patologis atau trauma yang terjadi sehingga harus dicegah terjadinya kerusakan sel sekunder akibat trauma dan komplikasi dari keadaan gawat-darurat yang timbul untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas.

Blok 5 Imunologi dan Infeksi berkaitan dengan proses fisiologis dan patologis dari berbagai fungsi organ. Kegawat-daruratan akibat proses imunologi atau infeksi juga dapat terjadi. Dengan memahami proses yang mendasarinya maka akan lebih mudah dalam mengerti bagaimana pengelolaan pasien tersebut

Page 2: Blok 18

Blok 7 Sistem Respirasi, Blok 8 Kardiovaskular, sangat erat kaitanya dengan blok emergency karena kedua fungsi fisiologi sistem inilah yang mengambil peran terpenting penatalaksanaan awal setiap kasus gawat-darurat.

HUBUNGAN DENGAN BLOK BERIKUTNYABlok emergency juga berkaitan dengan blok berikutnya terutama blok

traumatology, disaster dan family. Pada blok berikutnya tersebut maka apa yang dipelajari pada blok ini dapat diterapkan secara lebih luas dan lebih terarah sehingga terbentuk pola pikir terstruktur dalam mengangani kasus gawat darurat baik dalam komunitas kecil dalam keluarga maupun komunitas yang lebih besar di masyarakat

TUJUAN UMUMPada akhir blok ini, mahasiswa diharapkan akan dapat mengenali kasus gawat darurat yang timbul dan dapat segera melakukan tindak pertolongan awal untuk segera mempertahankan dan mengembalikan fungsi fisiologis yang terganggu sesuai kompetensinya sebagai dokter umum.

AREA KOMPETENSI Area Kompetensi Yang Akan Dicapai Oleh Mahasiswa:Area 1

1. Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien, kekawatirannya, dan harapannya

2. Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap ungkapan emosi pasien (marah, takut, malu, sedih, bingung, eforia, maupun pasien dengan hambatan komunikasi e.g. bisu-tuli, gangguan psikis)

Area 21. Menentukan keadaan kedaruratan klinis2. Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan

rujukanArea 4

1. Melakukan konsultasi mengenai pasien bila perlu2. Menulis resep obat secara rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat

frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien) jelas, lengkap dan dapat dibaca

Area 71. Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan para petugas

kesehatan lainnya2. Menerapkan standar keselamatan pasien :

a. hak pasienb. mendidik pasien dan keluargac. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanand. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan

evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasiene. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasienf. mendidik staf tentang keselamatan pasieng. komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan

pasien

Page 3: Blok 18

Tingkat Kemampuan Yang Diharapkan Dicapai Pada Akhir Pendidikan DokterTingkat Kemampuan 1.Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini ketika membaca literature. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran klinik ini, dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini mengindikasikan overview level. Bila menghadapi pasien dengan gambaran klinik ini dan menduga penyakitnya, dokter segera merujuk.Tingkat Kemampuan 2.Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mamapu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.Tingkat Kemampuan 3.3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-

pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).

3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).

Tingkat Kemampuan 4.Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.

DAFTAR PENYAKITDaftar penyakit merupakan penyakit-penyakit yang dipilih menurut beban

penyakit yang timbul berdasarkan perkiraan data kesakitan, data kematian serta case fatality rate di Indonesia pada tingkat pelayanan primer, tingkat keseriusan problem yang ditimbulkan dan efeknya terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Lulusan dokter yang akan bekerja di tingkat pelayanan primer harus mempunyai tingkat kemampuan yang memadai agar mampu merujuk, membuat diagnosis yang tepat, memberi penanganan awal atau penanganan tuntas.

Hampir semua penyakit dapat mengalami keadaan emergency, namun ada beberapa penyakit yang sering terjadi dalam klinik sehari-hari dan menjadi penting sehingga perlu dikuasai di blok emergency ini.

Page 4: Blok 18

Berikut ini adalah beberapa contoh 4 kelompok penyakit sesuai dengan 4 tingkat kemampuan seorang dokter layanan primer yang terkait dengan blok Emergency :

Disease list Tingkat Kompetensi1 2 3A 3B 4

Cardiorespiratory arrest √Atrial fibrillation √Septic shock √Hypovolemic shock √Pneumothorax √Peritonitis √Ileus √Perforation √Acute appencitis √Anaphylactic reaction √Rupture of uterus √Postpartum haemorrhage √Retained placental tissue √Pregnancy induced hypertension √Hyperemesis gravidarum √Dehidration in pediatrics √Loss of conciousnessMetabolic encephalopathy √Comatous √Brain death √Cardiovascular diseasesCerebral infarction √Intracerebral hematoma √Subarachnoid hemmorhage √Hypertensive encelopathy √

Page 5: Blok 18

TOPIC TREE

EMERGENCY

Monitoring danTransport

Resusitasi danStabilisasi

PrimarySurvey

RJPOBasic Life SupportResusitasi CairanObat-obat Emergency

Brain

Circulation

Breathing

Airway

Eksposure

Fisiologi dan Patologi Sistem PernafasanTanda-tanda Hipoksia dan Distress NafasPenyebab Hipoksia dan Distress Nafas

Anatomi dan fisiologi jalan nafasTanda-tanda Obstruksi jalan nafasPenyebab Obstruksi Jalan Nafas

Patofisiologi CerebrovaskulerTanda-tanda lesi intra- cranialPatogenesis lesi intra-cranialCedera otak sekunder

Patofisiologi KardiovaskulerTanda-tanda dan Derajat ShockPenyebab Shock

ATLSACLSNPLS/APRCKDON

Secondary SurveySurgery Resuscitation

Intensive CareIntra Hospital TransportEkstra Hospital Transport

Anamnesis singkatPemeriksaan fisik emergency

Page 6: Blok 18

FORMAT AKTIVITAS BELAJARAktifitas belajar dirancang dalam bentuk PBL (Problem Based Learning) dengan beberapa aktivitas belajar dipersiapkan untuk mencapai kompetensi pada blok ini berupa :

1. Kuliah pakar2. Diskusi tutorial3. Belajar mandiri4. Konsultasi pakar5. Hospital Tour

Ad. 1. Kuliah pakar Kuliah pakar diberikan oleh seorang yang dianggap memiliki kompetensi akademik dalam bidang yang menjadi topik masalah yang dibahas dalam diskusi dan tutorial. Kuliah pakar seminggu dapat berlangsung 2 – 3 kali, di ruang kuliah. Kuliah pakar ini dikemas dalam bentuk komunikasi dua arah. Kuliah pakar ini akan membantu mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan yang didapatnya melalui proses belajar mandiri, praktikum maupun diskusi.

Kuliah-kuliah dalam blok 16 ini adalah :

No. Judul Kuliah Bagian Pemberi Kuliah1. Introduksi Blok 16

EmergencyKoordinator Blok

dr. Zafrullah Khany jasa, SpAn

2. Resusitasi Jantung Paru Otak

Anestesiologi dan reanimasi

dr. Zafrullah Khany jasa, SpAn

3. Transportasi dan Monitoring pasien Emergency

Anestesiologi dan reanimasi

dr. Fachrul Jamal, SpAn, KIC

4. Acute Abdomen Ilmu Bedah dr. Pria Agustus YAdi, SpB, KBD

5. Pediatric Emergency Ilmu kesehatan Anak

dr. Nora Sovira, SpA

6. Neuroemergency Ilmu Penyakit Saraf

dr. Syahrul, SpS

7. Kegawatdaruratan dalam Obstetri dan Ginekologi

Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan

Dr. Rajuddin, SpOG, K.Fer

8. Farmakologi Obat-obat Emergency

Farmakologi Dra. Hanifah Yusuf, M.Apt

Ad.2. Diskusi tutorial Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang semua mahasiswa agar antusias dalam

mencari dan menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi. Jawaban terhadap masalah yang didapatkan melalui proses diskusi dan belajar mandiri.

Diskusi bersama tutor sebanyak 2 x 2 jam tiap minggu dengan menjalankan prinsip 7 langkah / the 7 jump

Diskusi tutorial pertama dalam tiap skenario hanya menjalankan langkah 1 – 5, selanjutnya pada diskusi tutorial kedua akan menyelesaikan langkah 6 dan 7.

Diskusi membahas tentang skenario yang telah ditetapkan.

Page 7: Blok 18

Ad.3. Belajar mandiriPada format belajar mandiri ini diharapkan mahasiswa mampu untuk mencari, memahami, mensintesa serta merekonstruksi pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Belajar mandiri terdiri dari 50 % dari total waktu belajar, yaitu 20-25 jam dalam seminggu (waktu belajar seminggu 45 jam). Belajar mandiri merupakan format utama dalam PBL. Topik-topik yang perlu dipelajari secara mandiri dapat dilihat pada topic tree.

Ad.4. Konsultasi Pakar.Konsultasi pakar bertujuan untuk membantu mahasiswa yang menghadapi kesulitan dalam memahami materi yang ada maupun tidak terdapat dalam materi kuliah. Konsultasi pakar dibagi dalam maksimal 2 kelompok, dan setiap kelompok menghubungi pakar untuk dibuat perjanjian waktu konsultasi. Perjanjian ini harus diketahui pihak manajemen PBL.Tim pakar dalam blok ini adalah :

No. Nama Bagian1. Dr. Syahrul, SpS Ilmu Penyakit Saraf2. Dr. Zafrullah Khany Jasa, SpAn Anestesiologi dan Reanimasi 3. Dr. Pria Agustus yadi, SpB,

KBDIlmu Bedah

4. Dr. Rajuddin, SpOG, K.fer Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan

5. Dr. Iskandar, SpBS Ilmu Bedah6. Dr. Fachrul Jamal, SpAn,KIC Anestesiologi dan Reanimasi 7. Dr. Nora Sovira, SpA Ilmu Kesehatan Anak8. Dra. Hanifah Yusuf, Apt, M.

KesFarmakologi

Ad.5. Hospital Tourkegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan kunjungan mahasiswa ke Unit gawat darurat dan Intensive Care Unit Rumah Sakit. Pada kegiatan ini mahasiswa dapat melihat secara langsung bagaimana penanganan kasus gawat darurat, mulai dari mengenal suatu kasus gawat darurat hingga penatalaksanaannya serta melihat kegiatan perawatan dan monitoring pasien kritis

PENILAIAN

Blok ini mempunyai kompentensi sedang dengan penilaian :1. Nilai Proses 60% terdiri atas :

a. kehadiran 10%b. tutorial 65%c. praktikum15%d. belajar mandiri 10%

2. Nilai Ujian akhir blok 40%

Page 8: Blok 18

Bagian utama yang terlibat :1. Anestesiologi dan reanimasi2. Ilmu Penyakit Saraf3. Ilmu Bedah4. Ilmu Kebidanan dan penyakit kandungan5. Ilmu kesehatan Anak

Bagian penunjang yang terlibat :1. Farmakologi

Page 9: Blok 18

SUMBER BELAJAR

1. Ronald D. Miller, Anesthesia, 5th edition, Churchill Livingstone,19962. Paul G Barash, MD, Clinical Anesthesia, 2th edition, J.B Lippincott Company

Philadelphia, 19903. American College of Surgeons, 1997. Advance trauma Life Support, United

States of America4. Emergency Medicine, a Lange Medical Book, WB Sauders Company, 20045. Peter Safar, 1988, Cardiopulmonary Cerebral Resuscitation, Laerdal Medical-

Oxford6. Joseph Varon, 1998, Practical Guide to the Care of The Critically ILL Patient,

Mosby 7. William C. Shoemaker, 1996, Text Book of Critical Care, W.B. Saunders Co, 8. Ziai WC. Mirski MA. Evaluation and Management of The Unconcious Patient,

dalam : Johnson RT, Griffin JW, Penyunting. Current Therapy in Neurologic Disease. Edisi ke-6. Missouri : Mosby, 2002. H.1-8

9. Passat J. Dating tidak Sadar, apa yang harus dilakukan?. Dalam : Pusponegoro HD, Handryastuti S, Penyunting. Pediatric Neurology ang Neuroemergency in Daily Practice. Edisi ke-1. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2006. H.43-62

10. American Heart Association Guideline Resuscitation (CPR) and Emergency cardiovascular Care (ECC) of Pediatric and Neonatal Patients : Pediatric Basic Life Support : Pediatrics 2006; 117; 989-1004

11. Saifuddin AB, Danakusuma M, Widjajakusumah MD, Bramantyo L, Wisnuwardhani SD. Modul Safe Motherhood dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia. Jakarta: Konsorsium Ilmu Kesehatan, Depkes, WHO; 1997

12. Adriaansz G. Pelatihan Keterampilan Klinik Obstetri dan Neonatal Esensial Dasar. Jakarta: Depkes RI, WHO; 1997.

13. Departemen Kesehatan RI. Modul Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal, 6nd ed. Jakarta: Depkes RI; 1999.

14. Mathai M, Sanghvi H, Guidotti RJ. Managing Complications in Pregnancy and Childbirth: A Guide for Midwives and Doctors. WHO; 2000.

15. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2nd ed. Jakarta: JNPK-KR – POGI & Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2001.

16. Departemen Kesehatan RI . Buku Acuan : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar ; Jakarta: Depkes RI; 2005.

17. Stone CK, Humpries RL. Lange Current Emergency Diagnosis and Treatment. Fifth Edition. Mc Graw Hill.New York, 2004

18. Wagner MJ, Promes SB. Last Minute Emergency Medicine : A Concise Review for the Specialty Boards. Mc Graw Hill. Singapore, 2007

19. Grabber MA. Emergency Medicine, dalam : Graber MA, Lanternier ML, Penyunting. University of Iowa Text Book of Comprehensive Medicine. Edisi ke-4. Mosby, 2001

Page 10: Blok 18

Skenario 1

Learning Objectives :1. Mahasiswa mampu menentukan keadaan kedaruratan klinis

a. Mampu menentukan tanda-tanda keadaan gawat darurat yang mengancam

jiwa (primary survey)

2. Mahasiwa mampu memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien

atau menetapkan rujukan

a. Mengetahui prinsip penatalaksanaan pasien emergency dan langkah-langkah

resusitasi jantung paru otak ( basic life support )

b. Mengetahui komplikasi yang dapat timbul akibat kasus tersebut, dan akibat

keterlambatan pada resusitasi pasien gawat darurat

Tolooooong,.. ada orang tenggelam…

Ketika tamasya di pantai Lampuuk tiba-tiba ada teriakan minta tolong karena ada seorang siswa SMA tenggelam akibat ombak ketika mandi di laut. Siswa tersebut ditemukan 5 menit kemudian, dibawa segera ke tepi pantai untuk dilakukan pertolongan. Kelihatan anak tersebut apnoe, cyanosis, nadi carotis tak teraba, dari mulut dan hidung keluar air dan muntahan makanan.

Apa yang harus dilakukan segera pada siswa tersebut ?

Page 11: Blok 18

Skenario 2

Learning Objectives :

1. Mahasiswa mampu menentukan keadaan kedaruratan klinis

a. Mengetahui pasien gawat darurat dan derajat kegawat-daruratan pada kasus

(Shock hipovolemia)

2. Mahasiwa mampu memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien

atau menetapkan rujukan

a. Mengetahui penatalaksanaan resusitasi cairan pada pasien emergency tanpa

memandang penyebab/diagnosa

b. Mengetahui kapan saatnya merujuk pasien ke pelayanan kesehatan yang

lebih memadai

c. Mengetahui bagaimana memonitoring pasien dalam kondisi kritis baik

pada saat dirawat maupun ketika dalam transport (ambulan)

Bagah bacut.......!

Seorang pasien laki-laki 55 tahun, 50 kg, dibawa ke Puskesmas dengan mobil truck dari kebun di desa, dengan demam sudah 7 hari, muntah-muntah 3 hari terakhir, melena sejak kemarin, conjunctiva pucat, respiration rate 36 kali/menit, heart rate 144 kali/menit, tekanan darah 85/50 mmHg, mulai lethargi, dan anuri sejak 10 jam lalu. Keluarga memaksa untuk segera dibawa dengan ambulan puskesmas ke rumah sakit di kota yang berjarak 40 km.

Apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara merujuk pasien tersebut dengan benar ?

Page 12: Blok 18

Skenario 3

Learning Objectives :1. Mahasiswa dapat menjelaskan etiopatogenesis kesadaran menurun

2. Mahasiswa mampu menentukan keadaan kedaruratan klinis

3. Mahasiwa mampu memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien

atau menetapkan rujukan

a. Dapat memahami dan menyusun program A,B,C,D untuk life saving pasien

b. Dapat memberikan pertolongan awal dan melakukan rujukan (referral)

Tiba-tiba Tidak Sadar

Saat sedang mengemudi mobil bersama putranya, tiba-tiba pak Firman mengeluh pusing dan nyeri kepala hebat disertai penurunan kesadaran. Menurut putranya, orangtuanya menderita tekanan darah tinggi berat sampai 220, dan penyakit gula, namun pak Firman jarang minum obat. Saat diperiksa dr.Ina di RSU Sigli, didapatkan : kesadaran stupor, GCS E2M5V2 = 9, hemiplegia kanan, TD 260/130 mmHg, nadi 98 kali/menit, suhu 390C, nafas 28 kali/menit, GDS 462, leukosit 18.000.

Tindakan emergensi apa saja yang harus diberikan dr.Ina untuk menyelamatkan pak Firman?

Page 13: Blok 18

Skenario 4

Learning Objectives :

1. Mahasiswa mampu menentukan keadaan kedaruratan klinis pada abdomen akut

(perforasi tifoid)

2. Mahasiwa mampu memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien

atau menetapkan tindakan definitif

Rama Sakit Perut

Seorang laki-laki 23 tahun mengeluh sakit seluruh perut yang dirasakan sejak 2 hari terakhir yang makin lama dirasakan makin sakit. Sebelumnya demam dirasakan naik turun selama seminggu namun panas tubuh tidak pernah dirasakan normal, nafsu makan berkurang dan belum buang air besar sejak 7 hari lalu, mual dan sesekali muntah. Pemeriksaan fisik, keadaan umum lemah, sadar, tidak pucat, TD: 100/70, Nadi: 64 x/mnt, RR: 28 x/mnt, Suhu: 38,5 0 C, akral pucat dan dingin. Status lokalis abdomen: Perut datar, tegang, nyeri tekan seluruh perut, defance muskular (+), bising usus melemah

Pertanyaan:1. Gejala dan tanda apa yang terjadi dan apa penyebabnya2. Apa masalah yang dihadapi ( data apa yang mendukung?)3. Tindakan apa yang menjadi prioritas untuk dilakukan4. Pemeriksaan lanjutan apa yang diperlukan

Page 14: Blok 18

Skenario 5

Learning Objectives :

1. Menjelaskan prinsib-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan

terjadinya masalah kesehatan serta pathogenesis dan patofisiologinya pada

Eklampsia dalam kehamilan.

2. Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat penyakit pasien

sekarang, riwayat keluarga, dan riwayat kesehatan masa lalu.

3. Mahasiwa mampu memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien

atau menetapkan rujukan

a.Dapat memahami dan menyusun program A,B,C,D untuk life saving pasien

b. Dapat memberikan pertolongan awal dan melakukan rujukan (referral)

4. Memilih prosedur laboratorium serta pemeriksaan penunjang lain untuk

merumuskan diagnosis kerja, dan apa saja yang perlu diperiksa pada Ibu dara

(beserta alasannya)

5. Mengetahui cara tatalaksana Eklampsia dan apa rencana tindak lanjut atau kontrol

pada kasus Ibu Dara

Ibu Dara Hamil dan Kejang

Ibu Dara umur 23 tahun, G1 Po Ao hamil 37 minggu, dan telah mengunjungi puskesmas sebanyak 4 kali. Pemeriksaan terakhir 1 minggu yang lalu tidak didapatkan kelainan. Ibu Dara sudah mendapatkan konseling tentang tanda bahaya pada kehamilan dan apa yang dikerjakan bila menghadapi masalah tersebut. Hari ini Suaminya membawa dia ke puskesmas karena merasa nyeri kepala yang hebat sejak 3 jam yang lalu dan pandangannya kabur mulai 2 jam yang lalu . Dia juga mengeluh adanya nyeri epigastrium dan tidak kejang atau kehilangan kesadaran.. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 160/110 mmHg dan refleks fisiologis normal. Proteinuria 3+Gerak Janin aktif dan denyut jantung janin normal. Besarnya fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan. Dua puluh menit dalam pengawasan di puskesmas ibu dara mengalami kejang. Oleh dokter langsung dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten.

Page 15: Blok 18

Skenario 6

Learning Objectives :

1. Mahasiswa mampu menentukan keadaan kedaruratan klinis

2. Mahasiwa mampu memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien

atau menetapkan rujukan

a. Dapat memahami dan menyusun program A,B,C,D untuk life saving pasien

Keracunan Bahan Berbahaya

b. Dapat memberikan pertolongan awal dan melakukan rujukan (referral)

Terminum Minyak Tanah

Seorang anak usia 2 tahun , perempuan, Berat Badan 10 kg datang dengan keluhan sesak nafas dan batuk setelah sebelumnya pasien terminum minyak tanah sekitar 3 jam yang lalu. Selain batuk pasien juga tersedak dan muntah. Ibu pasien juga berusaha membuat pasien muntah untuk mengeluarkan minyak tanah tersebut.Keadaan pasien saat masuk, pasien menangis lemah, dengan kesadaran apatis, frekuensi jantung 130 x/menit, frekuensi nafas 45 kali permenit, temperatur saat itu 36 celcius. Pernafasan cuping hidung dijumpai juga biru pada bibir, ujung-ujung tangan dan kaki.

Page 16: Blok 18

Petunjuk pelaksanaanHospital Tour

1. Ketua kelompok mahasiswa mengambil surat pengantar ke Rumah Sakit 1 hari sebelum kegiatan.

2. Mahasiswa ditugaskan untuk pergi ke Rumah Sakit yang ditunjuk oleh pihak manajemen PBL secara berpasangan dalam kelompok tutorialnya sesuai jadwalnya masing-masing (lihat jadwal).

3. Mahasiswa berpakaian rapi, bersepatu, dan mengenakan jas putih dengan badge nama tersemat rapi.

4. Setibanya di Rumah sakit, mahasiswa memperkenalkan diri pada pimpinan Rumah sakit dan dokter pembimbing serta perawat di tempat tersebut.

5. Mahasiswa bergabung di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Intensive Care Unit6. Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Mahasiswa melihat bagaimana penanganan kasus

gawat darurat di Rumah sakit tersebut serta mencatat kasus-kasus gawat darurat yang ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada Rumah sakit tersebut

7. Di Intensive Care Unit, mahasiswa melihat bagaimana perawatan dan monitoring pasien kritis

8. Mahasiswa meminta persetujuan pasien untuk diperiksa dan meminta persetujuan dokter untuk mengobservasi pemeriksaan.

9. Setiap pasangan mahasiswa melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien sesuai prinsip-prinsip komunikasi dan menjunjung tinggi profesionalisme.

10. Dokter Rumah sakit memberi umpan balik/feedback pada pasangan mahasiswa terhadap hal-hal yang sudah benar dilakukan dan hal-hal yang kurang benar serta perlu diperbaiki, dan membantu merumuskan tujuan belajar.

11. Mahasiswa mengisi lembar pemeriksaan pasien dan meminta tanda tangan dokter.12. Mahasiswa kembali ke kampus dan menyusun laporan kegiatan Hospital Tour

a. Laporan kasus : laporan kasus yang ditemukan serta analisa secara mendalam mengenai berbagai aspek kegawatdaruratannya dan turut melampirkan lembar pemeriksaan pasien (format disediakan).

b. Tinjauan Kepustakaan kasus tersebut.

Page 17: Blok 18

LEMBAR HASIL HOSPITAL TOUR

I. INSTALASI GAWAT DARURAT

A. IDENTITAS PASIEN

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Pekerjaan :

B. S O A P

SUBJEKTIF:…………….

……………………………………………………………………………...

……………………………………………………………………………………

…...

……………………………………………………………………………………

……….………….

………………………………………………………………………………..

…………………………………………………

OBJEKTIF :

PRIMARY SURVEY :

A :

B :

C :

D :

E :

ASSESMENT:…….

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………....

PLANNING :

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

Page 18: Blok 18

……………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………….

II. INTENSIVE CARE UNIT

A. IDENTITAS PASIEN

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Pekerjaan :

B. S O A P

Hari rawatan Ke :

SUBJEKTIF:

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………

…..

OBJEKTIF :

- KU :

- Kes : GCS:

- Vital Sign :

- Pemeriksaan Fisik :

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

ASSESMENT : ……………………………………………………………….…

Page 19: Blok 18

PLANNING :

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

MONITORING :

1....…………………………………………………………………………………

2……………………………………………………………………………………

3……………………………………………………………………………………

4……………………………………………………………………………………

5……………………………………………………………………………………

Page 20: Blok 18

THE SEVEN JUMPS

No Langkah Uraian

1 Identifikasi istilah/ konsep

Agar dapat memahami, mahasiswa perlu berusaha mencari istilah dan konsep yang belum jelas atau asing, dari skenario, kemudian menjelaskannya untuk menyamakan persepsi.

2. Identifikasi masalah

Mahasiswa berusaha mencari masalah inti dan masalah tambahan dalam skenario.

3. Analisa masalah

Brainstorming / curah pendapat dengan menggali masalah dan berusaha menjelaskan konsep dengan menggunakan pengetahuan yang mereka kuasai sebelumnya (walaupun konsep dan penjelasannya masih salah, tutor tidak perlu segera berkomentar).

4. Strukturisasi Berdasarkan langkah 2 dan 3, mahasiswa mengelompokkan masalah dan konsep lalu membentuk pola / skema yang sistematis dan terangkai secara logis.

5 Identifikasi tujuan belajar

Merumuskan hal hal yang perlu dipelajari lebih lanjut secara mandiri

MASA BELAJAR MANDIRI : perpustakaan, diskusi kelompok kecil, kuliah, internet, konsultasi pakar, dsb.

6 Presentasi hasil belajar mandiri

Melaporkan hasil belajar mandiri / temuan informasi terkait dengan tujuan belajar yang dirumuskan bersama langkah ke 5

7 Sintesis Menyimpulkan pengetahuan yang telah diperoleh.