Blok 10

19
Stuktur dan Mekanisme Sistem Urinaria Manusia Mutia Indria Astuti Limbers 102012422 B2 Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731 Pendahuluan Dalam kelangsungan hidup manusia, terjadi berbagai macam mekanisme sistem dalam tubuh, salah satunya adalah sistem urinaria atau sistem kemih. Sistem ini adalah salah satu komponen terpenting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan membuang zat-zat yang tidak diperlukan lagi dengan cara memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin keluar dari tubuh. Pada manusia, sistem ini terdiri dari: dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra. Ginjal ialah organ dalam tubuh manusia yang menjalankan berbagai fungsi, terutama dalam mempertahankan keseimbangan homeostasis tubuh dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh, selain itu ginjal juga berperan dalam mengatur kadar zat yang akan dibuang dari dalam tubuh. Tiga proses utama yang penting dalam ginjal ialah filtrasi, reabsorpsi dan sekresi dengan hasil akhir urin yang akan dikeluarkan dari tubuh. 1 1

description

blok 10

Transcript of Blok 10

Stuktur dan Mekanisme Sistem Urinaria ManusiaMutia Indria Astuti Limbers102012422B2Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

Pendahuluan Dalam kelangsungan hidup manusia, terjadi berbagai macam mekanisme sistem dalam tubuh, salah satunya adalah sistem urinaria atau sistem kemih. Sistem ini adalah salah satu komponen terpenting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan membuang zat-zat yang tidak diperlukan lagi dengan cara memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin keluar dari tubuh. Pada manusia, sistem ini terdiri dari: dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra. Ginjal ialah organ dalam tubuh manusia yang menjalankan berbagai fungsi, terutama dalam mempertahankan keseimbangan homeostasis tubuh dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh, selain itu ginjal juga berperan dalam mengatur kadar zat yang akan dibuang dari dalam tubuh. Tiga proses utama yang penting dalam ginjal ialah filtrasi, reabsorpsi dan sekresi dengan hasil akhir urin yang akan dikeluarkan dari tubuh.1Struktur Makroskopis GinjalManusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di rongga perut sebelah kanan dan kiri ruas tulang belakang. Bentuk ren atau ginjalseperti biji kacang berwarna merah keunguan dengan panjang sekitar 10-13 cm, berat 150 gram atau sekitar 0,5% dari total berat tubuh.Ren sinistra letaknya setinggi costa XI atau vertebra lumbalis 2-3 sedangkan ren dextra letaknya setinggi costa XII atau vertebra lumbal 3-4. Letak ren dextra lebih rendah karena pada bagian tubuh sebelah kanan terdapat hepar. Organ ini terletak secara retro peritoneal dan di antara otot-otot punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Setiap ginjal mempunyai kelenjar adrenal atau anak ginjal pada bagian atasnya. Ginjal kanan dipisahkan dengan hepar oleh fleksura hepatorenal. Ginjal kiri berhubungan dengan lambung, limpa, pankreas, yeyunum, dan kolon desenden. Ren memiliki dua ekstremitas yaitu ekstremitas superior dan inferior serta terdiri dari dua margo yaitu margo medialis berbentuk konkaf dan margo lateralis berbentuk konveks. Pada margo medialis terdapat suatu pintu masuk yaitu hillus renalis, yang merupakan tempat masuknya pembuluh darah, limphe, saraf dan ureter. Ada beberapa pembungkus pada ginjal, yaitu capsula fibrosa yang melekat pada ginjal dan hanya menyelubungi ginjal tidak pada glandula suprarenalis, pembungkus ini mudah dikupas. Kedua, capsula adiposa, pembungkus ini mengandung banyak lemak serta membungkus ginjal dan gl. supra renalis. Ketiga, yang paling luar ialah fascia renalis, terdiri dari dua lembar: di bagian depan, fascia prerenalis dan di bagian belakang fascia retro renalis. Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh capsula adiposa.2,3Bagian-bagian pada ginjal antara lain: Cortex renalis yang terdiri dari glomerulus dan pembuluh darah. Pada medulla, saluran tersebut akan bermuara pada papila renalis sehingga tampak garis-garis pada medulla yang di sebut processus medullaris (Ferheini). Kemudian pada medulla renalis dapat di jumpai papila renalis yang berbentuk segitiga yang disebut dengan pyramid renalis (malphigi). Saluran yang menembus papila disebut ductuli papillaris, yang tempat tembusnya di sebut are cribriformis. Papila renalis ini akan menonjol ke dalam calix minor. Diantara pyramid-pyramid terdapat columna renalis (Bertini). Beberapa calix minor (2-4) akan membentuk calix major, selanjutnya calix major akan bergabung menjadi pyelum (pelvis renis) yang kemudian menjadi ureter. Ruangan tempat calix ini disebut sinus renalis.3

Gambar 1. Makroskopis ginjal1

Ginjal diperdarahi oleh A.renalis yang merupakan cabang dari aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal 1-2. A.renalis kanan lebih panjang di bandingkan yang kiri karena harus menyilang Vena cava inferior di belakangnya. A.renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan bercabang dua, yang satu menuju ke bagian depan ginjal, mendarahi bagian depan ginjal dan lebih panjang daripada yang menuju bagian belakang ginjal yang memperdarahi bagian belakang ginjal. A.renalis depan dan belakang bertemu di lateral, pada garis broedel, tempat pertemuannya kurang lebih di belakang garis tengah ginjal. Pembedahan ginjal biasanya dilakukan di garis broedel karena perdarahannya minimal.A.renalis berjalan ke lobus dan bercabang menjadi A.interlobaris. Pada perbatasan cortex dan medula bercabang menjadi A.arquata yang mengelilingi cortex dan medula. Kemudian bercabang lagi menjadi A.interlobularis yang berjalan sepanjang tepi ginjal (cortex) yang mempercabangkaan vasa aferen ke glomerulus yang di dalamnya membentuk anyaman pembuluh kapiler sebagai vasa eferen yang merupakan anyaman rambut (tubuli contorti). Pembuluh balik pada ginjal mengikuti nadinya yang mulai dari permukaan ginjal sebagai kapiler yang berkumpul dalam V.interlobularis menuju ke V.arquata, kemudian berlanjut ke V. Interlobaris selanjutnya ke V.renalis dan menuju ke V.cava inferior.3

Gambar 2. Vaskularisasi ginjal1

Struktur Mikrokoskopis GinjalNefron merupakan unit fungsional dari ginjal yang terdiri dari korpuskel malpighi, tubulus kontortus proksimal, ansa henle yang terdiri dari tiga bagian yaitu: segmen tebal descendens (tubulus rektus proksimal), segmen tipis ansa henle, segmen tebal ascendens (Tubulus rektus distal). Kemudian tubulus kontortus distalis yang berlanjut ke duktus koligentes. Nefron berfungsi untuk mensekresi urin. Dalam ginjal manusia terdapat sekitar 1 juta nefron. Berdasarkan panjangnya ansa henle, nefron terbagi atas, nefron pendek (korteks) meluas sampai ke zona luar medula. Nefron panjang (Yukstamedular) meluas sampai zona dlm medula, bahkan dekat puncak papila. Nefron pendek lebih banyak daripada nefron panjang. Sepanjang nefron ini dapat dibedakan enam segmen morfologis yang berbeda, masing-masing pada tingkat tertentu dalam korteks dan medula. Epitel pelapis masing-masing segman memiliki struktur khas, sehubungan dengan kekhususan fungsinya dalam pembentukan urin. Glomelurus ginjal (korpus malphigi), bentuknya khas bundar dengan warna yang lebih tua dari sekitarnya karena selnya tersusun padat. Paling luar terdiri dari epitel selapis gepeng dan disebut kapsula bowman lapis parietal. Dibawah kapsula bowman lapis parietal terdapat ruang kosong yang berisi cairan ultrafiltrat. Kapsula bowman bersambung dengan kontortus proximal membentuk kutub urinari/tubular sedangkan pada arah yang berlawanan terdapat kutub vaskular. Kapiler yang masuk disebut vasa aferen yang kemudia bercabang-cabang dan diliputi oleh podosit dan keluar dari glomelurus yang disebut vasa eferen. Perluasan kaki pedikel yg membentuk celah filtrasi/filtration. Di atas badan malphigi terdapat aparatus juksta glomelurus yang terdiri dari sel-sel juksta glomelurus yang menghasilkan renin, sel-sel mesangial ekstra glomelural yang mungkin menghasilkan eritropoeitin dan makula densa yang merupakan sensor terhadap osmolaritas cairan dalam tubuli distal.Tubulus kontortus proksimal terdapat di korteks, merupakan epitel kuboid rendah dengan inti yang bulat. Sitoplasma berwarna asidofil dan letak inti selnya berjauhan, selain itu lumen tidak jelas karena terdapat brush burder. Intinya biru dan bulat, fungsinya ialah untuk arbsopsi makromolekul dari filtrat glomelurus dan beberapa transpot ion.Ansa Henle terletak di berkas medulla dan medulla. Tubulus rektus proksimal serupa dengan tubulus kontortus proksimal, tetapi garis tengahnya lebih kecil. Pada segmen tipis ansa henle mirip kapiler tetapi tidak terdapat darah di lumennya, epitelnya lebih tebal sedikit sehingga sitoplasma lebih terlihat jelas. Kemudian pada tubulus rektus distal hampir serupa dengan tubulus kontortus distal tetapi garis tengahnya lebih kecil. Tubulus Kontortus distalis, seperti di proksimal, saluran ini selalu terpotong dalam berbagai arah. Di susun oleh selapis kuboid yang batas-batas antar selnya agak jelas dibandingkan yang proksimal. Inti selnya juga bulat dan berwarna biru, tetapi jarak antar selnya yang bersebelahan agak berdekatan satu sama lainnya. Sitoplasmanya kelihatan basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang menghadap lumen tidak mempunyai jumbai (brush border). Berlanjut ke duktus koligentes, gambarannya mirip tubulus kontortus distal tetapi batas-batas sel epitelnya jauh lebih jelas dan selnya lebih tinggi dan lebih pucat. Sawar ginjal memisahkan darah kapiler glomelurus dari filtrat dalam rongga kapsula bowman. Sawar ini meliputi endotel kapiler bertingkap/fenestrata, lamina basal dan pedikel podosit yang dihubungkan dengan membran celah. Lamina basal dianggap sebagai saringan utama yang mencegah masuknya molekul besar.4

Gambar 3. Mikroskopis cortex renalis4

Mekanisme Kerja GinjalTiga proses utama yang penting dalam ginjal ialah filtrasi, reabsorpsi dan sekresi dengan hasil akhir yaitu urin yang akan dikeluarkan dari tubuh. Proses filtrasi berlangsung dalam glomerulus. Manakala proses reabsorpsi dan sekresi berlangsung dalam tubulus. Setelah urin terbentuk maka urin dari ginjal di salurkan ke dalam ureter lalu memasuki vesika urinaria. Dari vesika urinaria ini terdapat mekanisme berkemih yang akan menyalurkan urin ke uretra untuk dikeluarkan dari tubuh.1Filtrasi terjadi di glomerulus, dalam filtrasi ini terjadi perpindahan cairan dan zat terlarut dalam darah di kapiler gromelurar ke dalam kapsula bowman. Dalam melakukan filtrasi ini cairan yang difiltrasi harus melewati membran glomerulus yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu dinding kapiler glomerulus, membran basal dan lapisan dalam kapsula bowman. Membran glomerulus ini berfungsi sebagai saringan molekuler halus yang menahan sel darah dan protein plasma tetapi permeable terhadap air dan zat terlarut dengan ukuran molekul yang kecil. Dinding kapiler glomerulus terdiri dari sel endotel selapis gepeng, lapisan ini lebih permeable dibandingkan dengan kapiler lain yang menyebabkan filtrasi berjalan lebih cepat dan air serta zat terlarut dapat lewat. Membran basal merupakan lapisan gelatinosa asesular yang terbentuk dari kolagen dan glikoprotein. Kolagen berfungsi menghasilkan kekuatan struktural dan glikoprotein menghambat protein plasma kecil. Glikoprotein mempunyai muatan negative yang sama dengan protein, karena itu protein kecil yang seharusnya cukup untuk melewati celah filtrasi tidak bisa lewat karena sesaa muatan negative akan saling tolak menolak. Lapisan dalam kapsula bowman memiliki lapisan yang berpodosit yang mempunyai kaki podosit yang akan saling bersilang membentuk saringan yang lebih kecil lagi yang dinamakan celah filtrasi sehingga zat-zat besar tidak dapat tersaring.Filtrasi dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang berperan dalam filtrasi yaitu tekanan hidrostaltik kapiler glomerulus, tekanan osmotik plasma dan tekanan hidostatik kapsula bowman. Tekanan hidorstatik kapiler glomerulus dihasilkan dari darah yang dipompa dari jantung ke arteriol aferen, tekanan hidrostaltik di kapiler glomerulus lebih besar karena lebih luasnya diameter arteriol aferen dibanding arteriol eferen yang menyebabkan tertimbunya darah di glomerulus dan tekanan darah yang relative tetap, sehingga menyebabkan terjadinya filtrasi ke arah tubulus yang searah dengan laju filtrasi. Tekanan osmotik plasma ditimbulkan oleh protein yang tidak dapat melewati celah filtrasi sehingga protein yang bersifat menarik air akan tetap berada di glomerulus, hal ini menyebabkan air lebih banyak berada di glomerulus daripada kapsula bowman sehingga terjadi perpindahan air secara osmosis dari cairan hipotonis ke cairan hipertonis yang searah dengan laju filtrasi. Tekanan hidrostaltik kapsula bowman ditimbulkan oleh cairan dibagian awal tubulus, tekanan ini cenderung mendorong cairan dari kapsula bowman ke glomerulus melawan laju filtrasi. Tetapi pada akhirnya tekanan yang yang searah dengan laju filtrasi lebih besar, sehingga filtrasi terjadi menuju arah tubulus.Proses filtrasi ini menghasilkan hasil filtrat yang komposisinya mirip dengan plasma darah, tetapi dikurangi dengan protein. Reabsorbsi pada ginjal terjadi di sepanjang tubulus, dari tubulus kontortus proksimal sampai duktus koligens. Dalam melakukan reabsorpsi melibatkan transport trans epitel yang terdiri dari 5 tahap yaitu bahan yang akan diabsorpsi harus meninggalkan cairan tubulus dengan melewati membran luminal sel tubulus, kemudian bahan harus melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya, bahan harus melewati membran basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan interstisium, bahan harus berdifusi melalui cairan interstisium, bahan harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke plasma darah.5,6Dari plasma yang mengalir melalui ginjal, dalam keadaan normal 20% difiltrasi melalui glomerulus sehingga menghasilkan Laju filtrasi Glomerulus (GFR) 125 ml/menit. Komposisi filtrat tersebut identik dengan plasma, kecuali protein plasma yang tertahan oleh membrane glomerulus. Volume cairan plasma yang difiltrasi per menit (glomerular filtration rate, GFR) mempengaruhi proses filtrasi dan perubahan besar arus plasma ginjal. Dalam pengukuran GFR, zat yang digunakan mestilah mudah difiltrasi di glomerulus, tidak direabsorpsi dan disekresi oleh tubulus, tidak mengalami metabolisme, tidak disimpan di ginjal, tidak terikat protein, tidak toksik, tidak memberi efek pada GFR dan mudah diukur kadarnya dalam plasma dan urin.Faktor-faktor yang mempengaruhi laju filtrasi glomerulus sebagai berikut tekanan glomerulus (semakin tinggi tekanan glomerulus semakin tinggi laju filtrasi, semakin tinggi tekanan osmotik koloid plasma semakin menurun laju filtrasi, dan semakin tinggi tekanan capsula bowman semakin menurun laju filtrasi), aliran darah ginjal (semakin cepat aliran daran ke glomerulus semakin meningkat laju filtrasi), perubahan arteriol aferen (apabila terjadi vasokontriksi arteriol aferen akan menyebabakan aliran darah ke glomerulus menurun. Keadaan ini akan menyebabkan laju filtrasi glomerulus menurun begitupun sebaliknya), perubahan arteriol efferent (pada kedaan vasokontriksi arteriol eferen akan terjadi peningkatan laju filtrasi glomerulus begitupun sebaliknya), pengaruh perangsangan simpatis (rangsangan simpatis ringan dan sedang akan menyebabkan vasokontriksi arteriol aferen sehingga menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus), dan perubahan tekanan arteri (peningkatan tekanan arteri melalui autoregulasi akan menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah arteriol aferen sehinnga menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus).7Terdapat 2 jenis reabsorbsi tubulus yaitu reabsorbsi aktif dan pasif. Reabsorbsi aktif berlangsung jika salah satu dari tahap-tahap dalam transport trans epitel suatu bahan memerlukan energi untuk melawan gradien elektrokimia. Reabsorbsi pasif yaitu reabsorbsi yang terjadi tanpa adanya pengeluran energi, jadi perpindahan terjadi mengikuti arah penurunan gradien baik elektrokimia atau osmotik. Bahan-bahan yang direabsorbsi antara lain adalah ion natrium, ion klor dan ion negative lain, glukosa, fruktosa, asam amino, air, urea, dan ion anorganik lain. Pada reabsorbsi ion klor dan ion negative lain terjadi secara pasif karena ion-ion negative ini ikut tertarik pada saat natrium positif di reabsorbsi. Reabsorbsi air juga bergerak bersama ion natrium melalui osmosis. Reabsorbsi ion anorganik lainnya diabsorbsi melalui transport aktif. Pada reabsorbsi natrium terjadi transport pasif melalui difusi terfasilitasi dari lumen tubulus kontortus proksimal ke dalam sel epitel tubulus yang konsentrasi ion natriumnya lebih rendah, sedangkan ion natrium yang ditranspor secara aktif dengan pompa natrium-kalium akan keluar dari sel epitel untuk masuk ke cairan interstisial. Dalam reabsorbsi natrium dimana natrium yang diserap sedikit akan teraktifkan Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS). Reabsorbsi glukosa digerakan melalui kotransport. Dalam reabsorbsinya dibutuhkan carrier yang mempunyai kapasitas reabsorbsi maksimum dan ambang plasma ginjal untuk glukosa dan lainnya. Jika melewati ambang plasma ginjal maka glukosa akan muncul di urine (glikosuria).5,6Proses reabsorbsi di sepanjang tubulus berbeda-beda, pada tubulus proksimal reabsorbsi glukosa, asam amino dan ion K+ terjadi 100%. Natrium direabsorbsi 67% dan akan menarik Klor untuk ikut di reabsorbsi. Disini air direabsorbsi sekitar 65%. Pada tubulus proksimal ini terjadi reabsorbsi obligat (wajib). Pada ansa Henle pars desendens terjadi reabsorbsi air 15% secara osmotik. Ansa Henle pars asecendens mereabsorbsi NaCl sebanyak 25% dan bagian ini impermeable terhadap substansi lain.5,6 Sistem counter current terdiri atas ansa Henle (sistem counter current multiplier) dan vasa recta (system counter current exchanger). Ansa Henle adalah sruktur khas ginjal yang mampu membentuk urin pekat. Proses pemekatan urin berlaku bila cairan interstitial yang hiperosmolar mendorong air keluar duktus koligen. Vasa recta berfungsi untuk mempertahankan hiperosmolaritas medulla dan mengangkut nutrien dan oksigen ke tubulus di medulla. Ketika cairan melewati ansa henle, natrium dan beberapa elektrolit lainnya dipompa keluar sehingga cairan yang tersisa menjadi semakin pekat. cairan yang pekat ini akan mengalir ke dalam tubulus kontortus distal. Di dalam tubulus distal, semakin banyak jumlah natrium yang dipompa keluar.7 Tubulus distal melakukan reabsorbsi Na yang dikendalikan aldosteron, yang nantinya akam menarik Cl secara pasif. Disini air juga direabsorbsi yang dikendalikan oleh ADH. Pada duktus koligens tujuan utamanya adalah mereabsorbsi air, kareanannya disini peran ADH sangat berfungsi untuk melakukan reabsorbsi air secara fakultatif, dan untuk membantu penyerapan air dapat juga dilakukan reabsorbsi urea yang bersifat menarik air sehingga semakin banyak air yang diserap.5,6

Gambar 4. Mekanisme kerja ginjal5Autoregulasi Ginjal dalam melakukan fungsinya ada kalanya bertemu dengan keadaan dimana ginjal harus mencegah terjadinya perubahan aliran darah ke ginjal, untuk menangani hal tersebut tubuh kita mempunyai kemampuan untuk mengembalikan perubahan tersebut yang disebut autoregulasi yang dapat dilakukan dengan cara mekanisme miogenik dan mekanisme tubuloglomerular feedback. Mekanisme miogenik adalah sifat umum otot polos vascular yang akan melakukan vasokonstriksi pada ateriol aferen sebagai respon terjadinya peregangan saat terjadi peningkatan tekanan darah di pembuluh sehingga tekanan di kapiler menurun. Dan akan melakukan vasodilatasi pada arteriol aferen ketika tekanan darah turun, bertujuan untuk meningkatkan tekanan darah. Mekanisme tubuloglomerular feedback adalah mekanisme yang melibatkan macula densa di apparatus juxtaglomerular. Pada keadaan dimana terjadi perubahan tekanan darah maka akan terjadi perubahan kadar penyaluran garam ke tubulus distal yang akan dideteksi oleh macula densa dan akan dikeluarkan adenosin yang bekerja secara parakrin lokal pada arteriol aferen sekitar untuk menyebabkannya berkonstriksi. Pada keadaan tekanan darah tinggi, maka penyaluran garam akan meningkat sehingga adenosin yang dikeluarkan lebih banyak untuk menyebabkan terjadinya vasokonstriksi di arteriol aferen sehingga laju darah menurun, sedangkan pada keadaan tekanan darah rendah adenosin yang dikeluarkan lebih sedikit agar terjadi vasodilatasi arteriol aferen sehingga darah yang masuk lebih banyak dan terjadi peningkatan tekanan darah.5

Sistem Renin-Angiotensin-AldosteronRAAS ini berfungsi sebagai pengaturan absorbsi Natrium di tubulus distal. Pada saat tubulus distalis yang melewati tubulus juxtaglomerulus, mengandung natrium dibawah normal, akan terdeteksi oleh macula densa dan sel granular apparatus jukstaglomerulus akan menghasilkan renin yang merupakan suatu zat yang berfungsi untuk mengaktifkan angiotensinogen yang dihasilkan di hati menjadi angiotensin I yang mempunyai peran dalam meningkatkan tekanan darah, kemudian angiotensin I akan melewati perdarahan di paru dan akan di ubah oleh angiotensin-converting enzyme (ACE) menjadi angiotensin II yang mempunyai kemampuan meningkatkan tekanan darah lebih tinggi dari angiotensin I dengan cara merangsang arteriol untuk bervasokonstriksi, selain itu angiotensin II juga berfungsi merangsang pengeluaran ADH dan rasa haus yang dapat menyebabkan bertambahnya cairan tubuh. Angiotensin II akan melalui korteks adrenal dan mengaktifkan aldosteron yang berfungsi ke ginjal untuk meningkatkan reabsorbsi Na+ yang akan mengikutsertakan reabsorbsi Cl- secara pasif. Hal ini akan menyebabkan penghematan Na yang akan juga terjadi penghematan air sehingga cairan tubuh bertambah dan tekanan darah akan meningkat ke tekanan normal. Pada keadaan natirum yang berlebihan di tubulus, penghasilan renin akan dikurangi sehingga natrium dapat lebih di ekskresi melalui urin.5Keseimbangan Asam Basa oleh GinjalGinjal berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan asam basa dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan ini dengan mengekskresikan urine yang asam atau basa. Pengeluaran urine asam akan mengurangi jumlah asam dalam cairan ekstrasel, sedangkan pengeluaran urin basa berarrti menghilangkan basa dari cairan ekstrasel. Sejumlah besar HCO3 (bikarbonat) difiltrasi secara terus menerus ke dalam tubulus, dan bila bikarbonat ini diekskresikan ke dalam urine akan menghilangkan basa dari darah. Sejumlah besar H+juga disekresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus sehingga menghilangkan asam dari darah. Bila lebih banyak H+yang disekresikan daripada bikarbonat yang difiltrasi, akan terjadi kehilangan asam dari cairan ekstrasel. Sebaliknya, bila lebih banyak bikarbonat yang difiltrasi daripada H+yang disekresikan, akan terjadi kehilangan basa.Reabsorbsi bikarbonat terjadi secara aktif di tubulus proksimal dan dengan tingkat yang lebih rendah di duktus pengumpul. Reabsorbsi berlangsung sewaktu sebuah molekul air terurai di sel tubulus proksimal menjadi sebuah H+dan sebuah molekul hidroksil (OH-). H+secara aktif disekresikan ke dalam lumen tubulus dan bergabung dengan molekul bikarbonat yang telah difiltrasi di glomerulus. Hidrogen ditambah bikarbonat akan menghasilkan asam karbonat (H2CO3) yang dikatalisis oleh enzim karbonat anhidrase, terurai menjadi karbon dioksida dan air. Keduanya berdifusi kembali ke dalam sel tubulus proksimal untuk digunakan kembali sewaktu siklus tersebut berulang. Melalui proses ini, bikarbonat yang telah difiltrasi disimpan dan tidak jadi diekskresikan melalui urine.Ginjal mensekresikan dan mengekskresikan H+ke dalam urine sehingga ginjal dapat membersihkan darah dari asam-asam yang tidak mudah menguap yang diproduksi secara metabolik. H+yang dihasilkan di sel tubulus proksimal dari penguraian air berpindah ke lumen tubulus dan berikatan dengan ion-ion fosfat yang difiltrasi dan keluar melalui urine. Efek ekskresi hidrogen yang terikat ke fosfat tidak hanya menyebabkan pengeluaran asam melalui urine, tetapi juga menambahkan netto bikarbonat. Hal ini terjadi karena ion bikarbonat tetap diproduksi di tubulus proksimal sewaktu karbon dioksida berikatan dengan OH-. Bikarbonat ini dikembalikan ke plasma.Mekanisme lainnya yang digunakan oleh ginjal untuk mengekskresikan asam adalah dengen sekresi aktif ion amonium (NH4+) ke dalam cairan tubulus. Ion amonium dihasilkan oleh sel tubulus proksimal sebagai hasil metabolisme glutamin. Glutamin masuk ke dalam sel dari kapiler peritubulus dan lumen tubulus setelah difiltrasi di glomerulus. Setelah berada di dalam tubulus, ion amonium tidak dapat kembali ke dalam sel-sel tubulus proksimal sehinggal diekskresikan melalui urine. Bikarbonat yang dihasilkan dari metabolisme glutamin berdifusi kembali ke dalam kapiler peritubulus sehinggal mengembalikan basa ke darah. Akhirnya, sejumlah kecil ion hidrogen diekskresikan secara bebas dalam urine menyebabkan urine normal memiliki pH asam. Pada kondisi alkalosis (kelebihan basa), ginjal dapat mensekresikan bikarbonat sehingga basa plasma berkurang dan pH kembali ke tingkat normal. Sekresi bikarbonat adalah proses aktif yang terjadi di duktus pengumpul di korteks. Namun, pada keadaan alkalosis, reabsorbsi bikarbonat di tubulus proksimal tetap berlangsung dan tetap penting karena jika semua bikarbonat yang difiltrasi hilang dapat menyebabkan kematian.7

KesimpulanSistem urinaria adalah sistem penting dalam tubuh dan membuang zat-zat yang tidak diperlukan lagi dengan cara memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin keluar dari tubuh. Salah satu organ terpenting adalah ginjal. Tiga proses utama yang penting dalam ginjal ialah filtrasi, reabsorpsi dan sekresi dengan hasil akhir urin yang akan dikeluarkan dari tubuh. Cairan di dalam tubuh serta keseimbangan asam basa juga dipertahankan oleh ginjal dalam fungsinya melakukan homeostasis.

Daftar Pustaka1. Fazis O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.h.44-7.2. R Rutz, Atlas anatomi manusia.Edisi ke-22.Jakarta: EGC; 2008.h.178-84.3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.250-4.4. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2002.h.651.5. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke system. 6th ed. Jakarta: EGC; 2012.h.553-97.6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.318-297. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.

1