Biologi Tugas FIX (Kelompok 3)
-
Upload
irmaya-yukha -
Category
Education
-
view
4.283 -
download
4
Transcript of Biologi Tugas FIX (Kelompok 3)
BIOLOGI
SISTEM KONTROL PADA TUMBUHAN
Oleh :
NURINA HAYU 1311100057
ITA RAKHMAWATI 1311100058
ALOYSIUS AUDI 1311100059
ACHMAD ZULFIKAR 1311100065
ARRIFA ARIANI 1311100066
KARTIKA NUR ANISA 1311100067
IRMAYA FATWA 1311100068
Jurusan Statistika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2011
Sistem Kontrol Pada Tumbuhan
Sistem control pada tumbuhan adalah adaptasi yang berevolusi dari waktu ke
waktu dalam menanggapi interaksi dengan lingkungan mereka. Sistem control pada
tumbuhan itu pada dasarnya di pengaruhi oleh factor luar dan factor dalam. Jika pengaruh
luar dan pengaruh dalam baik maka bisa dikatakan control pada tumbuhan juga akan berjalan
dengan baik.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor keturunan (hereditas), enzim dan hormon,
Sedangkan faktor eksternal melipui makanan, intensitas cahaya, kecukupan air, suhu dan
kelembaban. Faktor internal dan eksternal mengontrol pola pertumbuhan dan perkembangan
antara lain melalui pengendalian aktivitas internal. Aktivitas internal tersebut berupa proses
fotosintesis, respirasi, sintensis protein, sintesis klorofil, tekanan osmosis dan mitosis.
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan.
Faktor eksternal
1.Makanan
Makanan adalah sumber energy dan sumber materi untuk menyintesis berbagai
komponen sel. Nutrient yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya karbon dioksida dan air,
tetapi juga unsur-unsur lainnya.Karbon dioksida diabsorpsi oleh daun, sedangkan air dan
mineral diserap oleh akar.
2.Air
Tanpa air, tumbuhan tidak akan tumbuh. Air termasuk senyawa utama yang sangat
dibutuhkan tumbuhan.Air berfungsi antara lain untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi
enzimatik, menjaga kelembapan, dan membantu perkecambahan biji.Tanpa air, reaksi kimia
dalam sel tidak dapat berlangsung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati.
3.Suhu
Pada umumnya, tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik, yang disebut suhu optimum.Suhu paling rendah yang masih
memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu minimum, sedangkan suhu paling
tinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu maksimum.
4. Kelembaban
Pengaruh kelembapan udara berbeda-beda terhadap berbagai tumbuhan.Tanah dan
udara yang lembap berpengaruh baik bagi pertumbuhan.Kondisi lembap menyebabkan
banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan.Kondisi tersebut
mendukung aktivitas pemanjangan sel-sel. Dengan demikian, sel-sel lebih cepat mencapai
ukuran maksimum sehingga tumbuhan bertambah besar.
5. Cahaya
Tumbuhan membutuhkan cahaya. Banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak selalu
sama pada setiap tumbuhan. Cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu..Hal
tersebut ada hubungannya dengan aktivitas hormone fitokrom dalam tumbuhan.
Faktor internal
1. Gen
Proses perkecambahan diawali dengan penyerapan air (imbisisi). Masuknya air selain
berfungsi melarutkan cadangan makanan yang terdapat di bagian keping lembaga, juga
menginduksi aktivitas enzim hidrolitik. Aktivitas enzim hidrolitik dikendalikan oleh gen-gen
yang bertanggung jawab untuk hal tersebut.
a. Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi
kimia dalam tubuh makhluk hidup. Enzim bekerja pada suhu, substrat, dan PH
tertentu. Tumbuhan melakukan pengaturan kerja enzim sendiri supaya suatu senyawa
yang dihasilkan tidak terus menerus dibentuk. Pengaturan tersebut dilakukan oleh
pembentukan zat yang bersifat inhibitor. Hal ini merupakan suatu sistem untuk
memelihara keseimbangan fisiologis dalam tubuhnya perbedaan jenis gen
menyebabkan terjadinya perbedaan respon pertumbuhan terhadap kondisi lingkungn
yang sama.
b. Zat Pengatur Tumbuh (Hormon Tumbuh)
Secara umum, hormon mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
dengan cara mempengaruhi pembelahan, pemanjangan, dan diferensiasi sel. Beberapa
hormon juga memperantarai respons fisiologis jangka pendek tumbuhan terhadap
stimulus lingkungan.
Berikut merupakan contoh-contoh hormon yang terdapat pada tumbuhan:
HORMON TEMPAT PRODUKSI
ATAU LETAK HORMON
DALAM TUMBUHAN
FUNGSI UTAMA
Auksin (misal: IAA) Embrio biji, meristem tunas
apikal dan daun daun muda
Merangsang pemanjangan
batang
Pertumbuhan, diferensiasi,
percabangan akar
Perkembangan buah
Dominansi apikal
Fototropisme dan
gravitropisme
Sitokinin (misal: zeatin)
Disintesis dalam akar dan
diangkut ke orgam lain
Mempengaruhi
pertumbuhan dan
diferensiasi akar
Merangsang pembelahan
dan pertumbuhan sel
Merangsang
perkecambahan
Menunda senesens
Giberelin (misal: GA3)
Meristem tunas apikal dan
akar, daun muda, embrio
Mempercepat
perkecambahan biji dan
kuncup tunas
Pemanjangan batang dan
pertumbuhan daun
Merangsang perbungaan
dan perkembangan buah
Mempengaruhi
pertumbuhan dan
diferensiasi akar
Asam absisat
Daun, akar, batang, buah
hijau
Menghambat pertumbuhan
Menutup stomata selama
kekurangan air
Menghambat pemutusan
dormansi
Etilen Jaringan buah yang sedang
matang, buku matang, daun
dan bunga yang menua
Mempercepat pematangan
buah
Menghambat beberapa
pengaruh auksin
Mempercepat atau
menghambat pertumbuhan
dan perkembangan akar,
daun, dan bunga
tergantung spesies.
Oligosakarin (misal:
oligogalakturonida)
Dinding sel Memicu respon pertahanan
terhadap patogen
Mengatur pertumbuhan
Diferensiasi sel
Perbungaan
Brasinostreroid (misal:
brassinolida)
Biji, buah , tunas, daun, dan
tunas bunga
Diperlukan untuk
pertumbuhan dan
perkembangan normal
1. Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat)
merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol
dan derivat-derivatnya. Pertama kali auksin ditemukan
pada ujung koleoptil kecambah Avena sativa. Pusat
pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung
tumbuhan). Jika terkena sinar matahari, auksin akan
berubah menjadi senyawa yang menghambat
pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan membelok ke arah
datangnya cahaya, karena bagian yang tidak terkena cahaya pertumbuhannya lebih
cepat daripada bagian yang terkena cahaya.
Fungsi auksin, yaitu:
a. Merangsang perpanjangan sel.
b. Merangsang pembentukan bunga dan buah.
c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
Gambar 2.1 auksin
d. Mempengaruhi pembengkokan batang.
e. Merangsang pembentukan akar lateral.
f. Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
2. Gibberellin
Fungsi gibberellin, yaitu:
a. Merangsang pembelahan sel kambium.
b. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
c. Merangsang pembentukan buah tanpa biji.
d. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa.
Pemanjangan Batang. Akar dan daun muda merupakan tempat utama
produksi giberelin. Giberelin merangsang pertumbuhan pada daun dan batang, akan
tetapi sedikit pengaruhnya pada pertumbuhan akar. Pada batang, giberelin merangsang
pemanjangan sel dan pembelahan sel. Pada batang yang sedang tumbuh, giberelin dan
auksin harus bekerja sama secara sinergis dengan mekanisme yang masih belum
dipahami.
Pertumbuhan Buah. Perkembangan buah adalah kasus lain dimana kita dapat
mengamati kontrol auksin dan giberelin. Pada beberapa tumbuhan, kedua hormon itu
harus ada supaya dapat berbuah.
Perkecambahan. Banyak benih memiliki giberelin dalam konsentrasi tinggi,
khususnya pada embrio. Setelah air diimbibisi, pembebasan giberelin dari embrio
akan memberikan sinyal pada biji untuk mengakhiri mada dormansi dan berkecambah.
3. Sitokinin
merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain.
Fungsi sitokinin yaitu:
a. Merangsang proses pembelahan sel.
b. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
c. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
d. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan seperti suhu
rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi.
e. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan
protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).
Kontrol dominansi apical
Auksin dari tunas terminal menekan tunas aksilar, sehingga cabang lateral terhambat.
Sitokinin dari akar akan memicu tunas aksilar sehingga cabang lateral berkembang.
Untuk akar → auksin memacu perkembangan akar.
Sitokinin meghambat pertumbuhan akar.
4. Asam Absisat
merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat pertumbuhan, baik dalam
bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel
bersama-sama.
Fungsi asam absisat, yaitu:
a. Menghambat perkecambahan biji.
b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.
c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.
5. Gas etilen
Etilen berbeda dengan hormon tumbuhan lainnya sebab etilen berwujud gas. Etilen
berdifusi ke dalam tumbuhan melalui ruangan udara di antara sel-sel. Etilen yang terlarut
dapat masuk dari satu sel ke sel lain melalui simplas. Pada beberapa kasus, etilen
bertindak dalam penghambatan yang dulu dianggap disebabkan oleh auksin, sekarang
diyakini disebabkan oleh auksin, sekarang diyakini disebabkan oleh sintesis etilen yang
diinduksi oleh konsentrasi auksin yang tinggi. Selain perannya sebagai inhibitor
pertumbuhan, etilen juga dikaitkan dengan berbagai proses penuaan pada tumbuhan.
Senesens pada Tumbuhan. Senesens atau penuaan adalah perkembangan dari
perubahan yang tidak dapat berbalik arah yang akhirnya menuju kematian. Etilen
kemunginan memiliki fungsi penting dalam semua kasus senesens ini, akan tetapu pada
proses penuaan yang telah banyak dipelajari, yang dipengaruhi hormon adalah
pematangan buah dan pengguguran daun.
Pematangan Buah. Beberapa perubahan struktur dan metabolisme menyertai
pematangan ovarium menjadi buah. Di antara perubahan ini, termasuk juga perombakan
dinding sel yang melunakkan buah dan penurunan kandungan klorofil yang
menyebabkan buah kehilangan warna kehijauan. Etilen memicu dan mempercepat
perubahan tersebut. Suatu reaksi yang berhubungan terjadi selama pematangan, karena
etilen memicu senesens, dan sel yang menua kemudian membebaskan lebih banyak
etilen. Karena etilen adalah gas, maka sinyal untuk pematangan menyebar dari buah satu
ke buah yang lain.
Absisi daun. Kehilangan daun setiap musim gugur merupakan suatu adaptasi
pohon untuk menjada agar dirinya tidak mengalami kekeringan selama musim dingin
karena akar tidak dapat menyerap air dari tanah yang membeku.
6. Kalin
merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ.
Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas:
a. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
b. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
c. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
d. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.
7. Asam Traumalin
Bila tumbuhan terluka, luka tersebut dapat diperbaiki kembali. Kemampuan itu disebut
restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam
traumalat).
Jalur Transduksi Sinyal menghubungkan respin seluler dengan sinyal hormonal
tumbuhan serta stimulus tumbuhan
Tranduksi sinyal adalah proses perubahan bentuk sinyal yang berurutan, dari sinyal
ekstraseluler sampai respon dalam komunikasi antar sel.
Tahap secara umum
transduksi sinyal oleh antar sel melalui tahap sebagai berikut:
1. Sintesis
2. Pelepasan molekul signaling (ligand) oleh sel signaling
3. Transport signaling ke sel target
4. Terjadi ikatan antara signaling tadi dengan reseptor membentuk kompleks ligand-reseptor.
5. Reseptor yg teraktivasi akan menyebabkan 1 / lebih transduksi sinyal intraselular
6. Perubahan spesifik pada fungsi, metabolisme dan perkembangan sel
7. Removal of the signal
B. GERAK PADA TUMBUHAN SEBAGAI MODEL UNTUK KAJIAN
SISTEM KONTROL
Tumbuhan peka terhadap rangsang sentuhan / mekanik, cahaya, air, suhu, gravitasi, dan
zat kimia. Gerak tumbuhan yang merupakan reaksi terhadap faktor lingkungan / faktor luar
disebut gerak etionom. Sedang gerak tumbuhan yang tidak dipengaruhi faktor dari luar
disebut gerak endonom / autosom / spontan.
Gerak Tropisme
Gerak Tropisme adalah gerak tumbuh bagian tubuh tumbuhan. Gerak tumbuh ini
dapat mendekati/menjauhi sumber rangsang. Jika gerakannya mendekati sumber rangsang
disebut tropisme positif, dan sebaliknya. Gerak tropisme dibagi menjadi 7, yaitu :
a. Fototropisme
Fototropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan mendekati / menjauhi cahaya matahari.
Fototropisme positif (mendekati arah sinar) diperlihatkan oleh pertumbuhan tunas-tunas
daun/batang, sedangkan fototropisme negatif (menjauhi arah sinar) diperlihatkan oleh gerak
tumbuh akar.
b.Geotropisme
Geotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan mendekati/menjauhi arah gaya gravotasi
bumi. Geotropisme yang mendekati gaya gravitasi bumi (+), contohnya gerak tumbuh akar.
Geotropisme yang menjauhi gaya gravitasi bumi (-), contohnya gerak tumbuh batang.
c. Tigmotropisme / Haptotropisme
Tigmotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena ada rangsang berupa sentuhan /
singgungan. Contoh Tigmotropisme : gerak sulur yang melilit pada tumbuhan anggota familia
cucurbitaceae, anggur, dan beberapa leguminosae.
d. Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang yang berupa zat / bahan
kimia.
Contoh-contoh Kemotropisme :
Gerak tumbuh akar menuju ke daerah-daerah yang banyak mengandung unsur-unsur hara.
Gerak berbeloknya ujung akar menjauhi besi yang berkarat didalam tanah.
e. Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena ada rangsang berupa air. Contoh :
gerak tumbuh akar yang menuju ke daerah yang lebih banyak mengandung air.
f. Reotropisme
Reotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang berupa arus air
contohnya : gerak tumbuhan air yang tumbuh searah dengan arus air pada sungai-sungai yang
berarus deras.
g. Termotropisme
Termotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsng berupa panas. Bagian
tubuh tumbuhan dapat bergerak mendekati/menjauhi panas.
Pergerakan turgor
Adalah respons tumbuhan yang relative cepat dan dapat berbalik arah. Ketika sel
membutuhkan air, meningkatkan turgor dan akibatnya juga tekanan yang diberikan pada
dinding-dindingnya: sel meningkat dalam ukuran karena elastisitas tertentu dari dinding-
dindingnya.. Jika tekanan mereka meningkat secara bersamaan dan dengan cara yang sama,
maka ketegangan yang cukup besar dalam hasil jaringan yang dapat mengakibatkan
deformasi jaringan itu. Seperti deformasi dapat menjadi penyebab pergeseran spasial seluruh
bagian tanaman. Kadang-kadang sel-sel berpartisipasi dalam gerakan yang dikelilingi oleh
dinding sel yang berbeda ukuran, sehingga tekanan menyebar ke arah tertentu. Para penjaga
gerakan sel di dalam epidermis adalah contoh utama. Gerakan turgor yang reversibel hanya
jika tekanan osmotik dalam sel dapat menurun kembali setelah beberapa waktu. Perubahan
tersebut dapat diamati di beberapa sendi tangkai daun yang menyebabkan sirkadian
mengangkat dan menurunkan daun.
C. Kontrol respon harian dan musiman
a. Jam biologis mengatur irama sirkadian pada tumbuhan dan eukariota lain
Suatu siklus fisiologis dengan frekuensi sekitar 24 jam disebut irama sirkadian.. Apakah
irama ini benar-benar diatur oleh semua jam internal atau mereka hanya respon harian terhadap
siklus lingkungan seperti rotasi bumi. Irama sirkadian bertahan, bahkan ketika organism itu
dilindungi dari petunjuk lingkungan penyebabnya seperti ada tanaman buncis. Hasil penelitian
sejauh ini mengungkapkan bahwa osilator untuk irama sirkadian adalah endogenus atau
internal. Jam ini diatur pada periode 24 jam yang tepat melalui sinyal harian dari lingkungan.
Jika suatu organisme dipertahankan pada lingkungan yang konstan, maka sirkadiannya
menyimpang dari periode 24 jam sehingga bisa lebih atau berkurang.
b. Fotoperiodisme menyelaraskan banyak respon tumbuhan terhadap perubahan musim
Salah satu petunjuk paling awal tumbuhan mendeteksi perkembangan musim berawal dari
varietas muatan pada tanaman tembakau. Varietas ini tumbuh luar biasa, namun gagal berbunga
selama musim panas. Setelah mencoba menginduksi suhu, kelembaban dan nutrisi. Varitas ini
akhirnya berbunga dalam rumah kaca bulan desember. Penelitinya mempelajari bahwa
pemendekan siang da malam hari lah yang meragsang varietas ini berbunga. Varietas ini
dianamkan Maryland Mammoth.
D. Fitokrom
Adalah reseptor cahaya, suatu pigmen yang digunakan oleh tumbuhan untuk mencerap
(mendeteksi) cahaya. Sebagai sensor, ia terangsang oleh cahaya merah dan infra merah.
Tumbuhan menggunakan fitokrom untuk mengatur beberapa aspek fisiologi adaptasi terhadap
lingkungan, seperti fotoperiodisme (pengaturan saat berbunga pada tumbuhan),
perkecambahan, pemanjangan dan pertumbuhan kecambah (khususnya pada dikotil),
morfologi daun, pemanjangan ruas batang, serta pembuatan (sintesis) klorofil. Secara struktur
kimia, bagian sensor fitokrom adalah suatu kromofor dari kelompok bilin (jadi disebut
fitokromobilin), yang masih sekeluarga dengan klorofil atau hemoglobin. Kromofor ini
dilindungi atau diikat oleh apoprotein, yang juga berpengaruh terhadap kinerja bagian
sensor.Kromofor dan apoprotein inilah yang bersama-sama disebut sebagai fitokrom.
Fitokrom juga berarti hormodiner yang berarti bahwa
masing-masing molekul terdiri atas dua protein identik
yang menyatu membentuk satu molekul fungsional.
Masing- masing protein ini memiliki dua domain satu
berfungsi sebagai fotoreseptor terikat secara kovalen
dengan satu pigmen non protein, kromofor. Domain lain menyatukan protein tersebut pada
pasangan identiknya pada dimer tersebut, dan domain ini juga memiliki aktivitas protein
kinanse ( protein regulator yang mengangktifkan atau menghambat protein lain dengan cara
memfosforilasi protein tersebut. Struktur molekul fitokrom menunjukkan bahwa domain
fotoreseptornya berinteraksi dengan domain kinasenya untuk menghubungkan penerapan
cahaya pada respons selular yang dipicu oleh kinanse tersebut.
E. Respons Tumbuhan terhadap Cekaman Lingkungan
Fluktuasi lingkungan setiap hari menantang kehidupan tumbuhan. Kadang-kadang ,
faktor dalam lingkungan berubah cukup drastis sehingga membuat tumbuhan menjadi
tercekam. Kita akan mendefinisikan cekaman sebagai kondisi lingkungan yang dapat
memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan reproduksi dan kelangsungan hidup tumbuhan.
Tumbuhan menghadapi cekaman lingkungan dengan suatu kombinasi respon perkembangan
dan fisiologis.
F. Pertahanan terhadap Pantogen
Tumbuhan sama seperti halnya hewan yang bisa terkena virus maupun infeksi dari
bakteri yang akan merusak potensi jaringan ata bahkan membunuh tumbuhan.
a. Resistensi terhadap patogen
Patogen dikatakan menjadi virulen apabila suatu tumbuhan memiliki hanya sedikit
perlawanan spesifik terhadapnya. Patogen virulen merupakan pengecualian karena
jika tidak demikian inang dan pathogen akan segera mati bersama. Suatu jenis
kompromi telah berkembang bersama antara tumbuhan dengan sebagian besar
patogennya.
Jalannya resistensi:
1. Resistensi terjadi ketika tumbuhan memiliki suatu alel r dominan tertentu. Yang
berhubungan dnegan alel dominan AVr spesifik pada pathogen. Gen R kemudian
mengkode reseptor spesifik. Gen Avr menghasilkan senyawa yang berfungsi pada
patogen yang juga bertindak sebagai ligan yang berikatan secara spesifik dengan
reseptor sel inang tumbuhanPenyakit akan timbul jika tidak terdapat pengenalan
gen.
2. Patogen tersebut tidak memiliki alel Avr dominan yang sesuai dengan alel R pada
tumbuhan.
3. Tumbuhan tidak memiliki alel R dominan yang sesuai dengan alel Avr pada
pathogen.
4. Baik pathogen dan tumbuhan tidak memiliki alel yang saling mengenal.
b. Respon Hipersentif mambatasi suatu infeksi
Jalannya respon pertahanan melawan pathogen avirulen
1. Resistensi spesifik didasakan pada pengikatan ligan pathogen ke reseptor sel
spesifik pada jaringan tumbuhan yang terinfeksi
2. Tahapan identifikasi ini emicu jalur transduksi sinyal yang menghasilan respon
hipersentif
3. Pada hipersentif sel tumbuhan akan menghasilkan molekul antimikroba yang
menutup daerah terinfeksi dengan cara memodifikasi dindingnya.
4. Sel-sel yang terinfeksi membebaskan suatu sinyal kimia kemungkinan asam
salisilat meyebarnya ke seluruh bagian tumbuhan yang lain.
5. Pada sel-sel daun organ lain yang jauh dari tempat infeksi akan memulai jalur
transduksi sinyalnya.
6. Mengaktifkan resistensi perolehan sistemik yang meliputi prodeksi molekul
antimikroba yang membantu sel-sel melawan pathogen selama beberapa hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2003. Stimulus Perception, Intracellular and Intracellular Stimulus Forwading, and
Stimulus Conversion
Campbell. Reece. Mitchell. 2003. Biologi jilid II, Edisi Kelima. Terjemahan Wasmen
Manalu. Erlangga. Jakarta.
Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Hilman. 1997. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Cakrawala: Yogyakarta.
http://biologi.blogsome.com/2011/07/30/faktor-internal-pertumbuhan-tanaman/, juli 2011,
mustahib
http://books.google.co.id/books?id=2bPXe2S4gxoC&pg=PA12&lpg=PA12&dq=faktor+inter
nal+yang+mempengaruhi+tumbuhan+adalah+enzim&source=bl&ots=gejLmD2_E7&
sig=XiM6qJczP_NEFzikXWJ2gYum8rc&hl=id&ei=6unDTru9O8jSrQf5osXsCw&sa
=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDEQ6AEwAw#v=onepage&q=
%22faktor%20internal%22&f=true
http://books.google.co.id/books?id=Y-
ho6ZawoLAC&pg=PA179&dq=faktor+internal+yang+mempengaruhi+tumbuhan+ad
alah+enzim&hl=id&ei=yOnDTvWRGIm8rAfCxKzfCw&sa=X&oi=book_result&ct=r
esult&resnum=2&ved=0CDQQ6AEwAQ#v=onepage&q=%22faktor%20internal%22
&f=true
HTTP://ARIESCLUB17.BLOGSPOT.COM/2009/06/MACAM-MACAM-GERAK-PADA-
TUMBUHAN.HTML
http://ach-e11.blogspot.com/2011/05/hormon-pertumbuhan-tanaman.html
http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/e32/32.htm
http://www.sparknotes.com/biology/plants/essentialprocesses/terms.html-Plants: Essential
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasti
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transduksi_sinyal_selular&oldid=4646622
http://www.silvikultur.com/hormon_tumbuhan.html
http://www.smccd.net/accounts/kapp/215/notes/215ch39.rtf
http://books.google.co.id/books?id=MmtYqOgh3FYC&pg=RA1-
PA40&dq=campbell+edisi+2&hl=id&ei=4E3ITv_LDs7MrQediMW3Dg&sa=X&oi=
book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CC4Q6AEwAA#v=snippet&q=fitokrom&f
=false
http://www.biologie.uni-hamburg.de/b-online/e32/32a.htm diakses 17 Nopember 2011
Johnson,D., David L., Rayle, Hale L. Wedberg. 1984. Biology An Introduction.
Benjamin/cummings publishing company,Inc.
Karmana,oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung: grafindo
Meyer,Bernard S., Donald B., Anderson, Richard H. Bohning. 1960. Introduction to Plant
Physiology. Canada: Nostrand Company.
Pratiwi,D.A.,dkk.. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Rost. Barbour. Stocking.Murphy. 2006. Plant Biology, second edition. Thomson
Brooks/Cole. Canada.
Setjo,Sustetyoadi.2004. Anatomi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Taiz, L. & E. Zeiger. 2002. Plant Physiology, Third Edition. Sinauer Associates, Inc.
Massachusetts