Biofarmasetika Bab 8
-
Upload
elissa-sarwohono -
Category
Documents
-
view
74 -
download
8
description
Transcript of Biofarmasetika Bab 8
BIOFARMASETIKA
BIOAVAILABILITAS&
BIOEKIVALENSI
KELOMPOK 2 - B
FAKULTAS FARMASIINSTITUT ILMU KESEHATANBHAKTI WIYATA KEDIRI2015
Kelompok 2 - B
ELISA GALUH SETYORINI ( 10112087 )
GRACE VEOTNAY M.K. ( 10112089 )
HADI WIDODO ( 10112037 )
HARI SULIATI ( 10112016 )
Bioavailabilitas
Bioekivalen
• menunjukan suatu pengukuran laju dan jumlah obat yang aktif terapeutik yang mencapai sirkulasi umum
• berguna dalam menetapkan produk obat dalam kaitan pengaruhnya terhadap farmakokinetik obat
• berhubungan dengan istilah bioavailabilitas, respon terapetik atau standar yang ditetapkan dari suatu produk obat terhadap produk obat lain
• berguna dalam membandingkan bioavailabilitas suatu obat dari berbagai produk obat
BIOEKIVALENSI PRODUKSuatu sediaan yang laju dan jumlah absorpsinya tidak berbeda
secara bermakna apabila diberikan dalam dosis dan kondisi percobaan yang sama
Alternatif Farmasetik
Ekivalen Farmasetik
Alternatif TerapetikProduk obat yang mengandung bahan aktif yang berbeda yang ditujukan untuk kepentingan terapetik atau tujuan klinik yang sama.
Ekivalen TerapetikProduk obat yang mengandung aktif terapetik yang sama dan memberikan efek in vivo yang sama. Dianggap ekivalen jika : 1) ekivalen farmasetik2) bioekivalen3) berlabel yang cukup4) difabrikasi memenuhi ketentuan CPOB
Studi Bioavailabilitas Perlindungan konsumen (menjaga mutu obat yang beredar)
Sebagai ringkasan studi klinis berguna menetapkan keamanan dan
efikasi produk obat
Uji bioavailabilitas dilakukan terhadap:
New Drug Application (farmakokinetik esensial : laju dan jumlah
obat terabsorpsi sistemik, t½ laju ekskresi dan metabolisme)
Formula baru
Obat yang sudah punya ijin edar
Availabilitas Relatif
Availabilitas relatif adalah ketersediaan dalam sistematik suatu
produk obat dibandingkan terhadap suatu standar yang diketahui.
Availabilitas suatu formula obat dibandingkan terhadap
availabilitas formula standar, yang biasanya berupa suatu larutan
dari obat murni, dievaluasi dalam studi “crossover”.
Availabilitas relatif dari dua produk obat yang diberikan pada
dosis dan rute pemberian yang sama dapat diperoleh dengan
persamaan berikut :
Availabilitas Absolut Availabilitas absolut obat dapat diukur dengan membandingkan
AUC produk yang bersangkutan setelah pemberian oral dan IV.
Pengukuran dapat dilakukan sepanjang Vd dan K tidak bergantung
pada rute pemberian. Availabilitas absolut dengan menggunakan
data plasma dapat ditentukan sebagai berikut :
Availabilitas absolut yang menggunakan data ekskresi obat lewat
urin dapat ditentukan sebagai berikut :
Metode Penilaian Bioavailabilitas
Metode langsung dan tidak langsung pada manusia
Parameter yang berguna dalam menetapkan bioavailabilitas
obat
1.Data plasma:
• t maks
• Cp maks
• AUC
2. Data urin
• Jumlah komulatif obat yang diekskresi (Du)
• Laju ekskresi obat dalam urin(dDu/dt)
• Waktu untuk terjadinya ekskresi obat maksimum (t ∞)
3.Efek farmakologi akut
4.Pengamatan klinik
DATA PLASMA
tmaks
• pada tmaks absorpsi obat maksimum setelah pemerian obat
• harga tmaks menjadi lebih kecil,
• berarti sedikit waktu diperlukan untuk mencapai konsentrasi
plasma puncak,
• bila laju absorpsi menjadi lebih besar
Cpmaks
• menggambarkan hubungan antara efek farmakologi suatu obat dan
tingkat konsentrasi obat pada plasma
• memberikan petunjuk, bahwa obat cukup diabsorpsi secara
sistematik untuk memberikan respon terapetik
AUC• mencerminkan jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi
sistemik
Hubungan Dosis vs AUC
DATA URIN Du
∞
• jumlah kumulatif obat yang diekskresi lewat urin secara langsung
berhubungan denga jumlah total obat terabsorpsi
dDu/dt
• kurva laju ekskresi obat dalam urin adalah edentik dengan kurva
kadar obat dalam plasma
t ∞
• waktu total obat yang diperlukan untuk diabsorpsi dan diekskresi
secara sempurna setelah pemberian obat
• merupakan parameter yang berguna dalan studi bioekivalen yang
membandingkan beberapa produk obat
Efek Farmakologi Akut diameter pupil, kecepatan deyut jantung, atau tekanan darah dapat
digunakan sebagai indeks bioavailabilitas dalam hal ini dibuat suatu kurva efek farmakologi akut vs waktu. menentukan bioavailbilitas memerlukan adanya kaitan dosis respons
Respons Klinik Perbedaan respon klinik disebabkan oleh perbedaan farmakokinetik atau
farmako dinamik obat antar individu. Obat bioekivalen seharusnya memberikan respon klinik yang sama Perbedaan respon klinik tentunya pada obat bioekivalen disebabkan oleh
perbedaan farmakodinamik obat (hubungan dosis repons) Sehingga perlu dikenali faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku
farmakodinamik
Studi Bioekivalen
Tiga obat dengan dosis yang sama
dibuat dengan formulasi berbeda
Dari hasil uji bioavailabilitas
menunjukkan:
Formula A lebih cepat diabsorpsi
dari B, tmaks A < B: AUCA=AUCB
Dalam suatu studi biokivalensi, satu formulasi obat dipilih sebagai standar pembanding dari formulasi obat yang lain.
Bioavailabilitas suatu produk dilakukan jika laju dan jumlah absorpsi produk,
sebagaimana dinyatakan dalam parameter terukur (konsentrasi bahan aktif dalam
darah, laju ekskresi urin, dan efek farmakologis) tidak berbeda secara bermakna dengan
pembanding
Teknik analisis statistik yang dipakai hendaknya cukup peka untuk menemukan
perbedaan laju dan jumlah absorpsi yang tidak disebabkan oleh adanya perbedaan
subjek
Suatu produk obat yang berbeda dari bahan pembamding dalam hal laju absorpsi, tetapi
tidak dalam jumlah absorpsi, dapat dianggap berada dalam sistemik, jika perbedaan laju
absorpsi disengaja dan dinyatakan dengan tepat dalam label/atau laju absorpsi tidak
mengganggu keamanan dan efektivitas produk obat
Dasar-dasar untuk menetapkan Bioekivalen
Dilakukan untuk produk-produk yang bioavailabilitasnya terutama bergantung pada obat dalam keadaan terlarut
Hubungan antara in vitro-in vivo hubungan antara prosen kandungan obat yang tertera dalam label yang
terlarut dan prosen obat yang terabsorpsi sistemik hubungan dengan laju dan jumlah obat terlarut dan parameter
farmakokinetik seperti tmaks, AUC, Cmaks, Ka hubungan antara dengan laju atau dan efek farmakologi akut hubungan antara rerataan waktu dari pelarutan in vitro dan rerataan
waktu tinggal obat in vivo
Ada beberapa kejadian dimana laju pelarutan tidak cukup untuk menyakinkan bioekivalen in vivo. Sehingga persyaratan bioekivalen in vivo harus dipenuhi.
PERCOBAAN BIOAVAILABILITAS IN VITRO
1. Data uji klinik menunjukkan produk obat tidak efek terapetik yang sebanding
2. Fakta uji bioavailabilitas yang menunjukkan bahwa produk tersebut tidak bioekivalen
3. Produk mengandung bahan aktif dengan indeks terapi sempit
4. Data medik menunjukkan kekurangan bioekivalensi akan menyebabkan suatu efek
tidak dikehendaki dan berbahaya
5. Obat dengan bhn aktif memiliki sifat fisiko kimia:
• kelarutan rendah dalam air (<5 mg/ml)
• laju pelarutan produk rendah (< 50% dalam 30 menit)
6. Obat dengan sifat farmakokinetik
• Bahan aktif obat/prekursor diabsorpsi dalam jumlah besarpada bagian tertentu
saluran cerna atau diaborpsi pada tempat terbatas
• Derajat absorpsi rendah < 50% dibandingkan dengandosis iv
KRITERIA UNTUK MENETAPKAN PERSYARATAN BIOEKIVALEN (FDA)
Larutan sediaan IV
Preparat sediaan topikal
Sediaan oral untuk tujuan bukan pemakaian sistemik
Pruduk inhalasi
Produk oral :
Larutan oral, eliksir, sirup, tingtura, atau bentuk larutan lainnya
Mengandung bahan aktif berkasiat atau bagian berkasiat dalam
konsentrasi yang sama seperti produk obat yang disetujui
Tidak mengandung bahan inaktif yang diketahui mempengaruhi absorpsi
bahan obat aktif atau bagian terapetik secara bermakna
KRITERIA TIDAK PERLUNYA DILAKUKAN PEMBUKTIANBIOAVAILABILITAS IN VIVO (FDA)
Latihan Soal . . . . . . . . . . . ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
1. Berikan definisi istilah persyaratan bioekivalensi. Mengapa FDA memerlukan suatu persyaratan bioekivalensi untuk pembuatan suatu produk obar generik ?
Pembahasan
Suatu persyaratan yang dibuat oleh FDA untuk uji in vitro dan in vivo produk – produk obat tertentu yang persyaratan tersebut harus dipenuhi sebagai kondisi untuk pemasaran.
Karena persyaratan tersebut digunakan dalam membandingkan bioavailabilitas suatu obat dari berbagai produk obat. Apabila produk obat dinyatakan bioekivalen, maka efikasi produk obat ini dianggap sama dengan pembandingnya.
Persyaratan bioekivalensi diberlakukan oleh FDA Data uji klinik menunjukkan produk obat tidak efek terapetik yang
sebanding Fakta uji bioavailabilitas yang menunjukkan bahwa produk tersebut tidak
bioekivalen Produk mengandung bahan aktif dengan indeks terapi sempit
2. Menurut informasi yang ditulis untuk Simetidine (Tagmet SKF Lab Co) : Setelah pemberian IV dan IM, 75% obat didapat kembali dalam urin setelah 24 jam sebagai senyawa induk. Setelah dosis oral tunggal 48% obat didapat kembali dalam urin setelah 24 jam sebagai senyawa induk. Dari informasi ini berapa fraksi obat terabsorbsi secara sistemik dari dosis oral setelah 24 jam?
Pembahasan
3. Empat produk obat berbeda yang mengandung antibiotik sama di berikan kepada 12 sukarelawan pria dewasa (umur 19-28 tahun, berat rata-rata 73 kg) dengan rancangan “four way crossover”. Sukarelawan dipuasakan 12 jam sebelum pemberian produk obat. Cuplikan urin dikumpulkan sampai 72 jam setelah pemberian obat untuk memperoleh ekskresi yang maksimum Du˜.
Pembahasan
& TERIMAKASIH
SEKIAN
Aiache, J.M. 1993. Farmasetika 2 Biofarmasi edisi 2. Airlangga University Press : Surabaya.
Devissaguet dan Hermann G., 1993, Biofarmasi Edisi Kedua, Airlangga University Press,
Surabaya.
Hakim, Lukman. 2002. Farmakokinetika. Bursa Buku : Yogyakarta.
Setiawati, Arini., F.D Suryatna., Gan, Sulistia., 2007, Pengantar Farmakologi dalam
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologik dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Shargel, Leon., Yu, Andrew B. C., 2005, Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan.
Edisi Kedua. Airlangga University Press. Surabaya.
Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
. . . d a f t a r p u s t a k a