BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

13
BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOIKINETIKA “KASUS MALPRAKTEK AUGUSTINNE SINTA DAME MARBUN” PRIMA RAMADHANI 1111011003 KELAS B

description

Kasus ini mengupas kasus malprakter pada augustinne sinta dame

Transcript of BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

Page 1: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

BIOFARMASETIKA DAN

FARMAKOIKINETIKA

“KASUS MALPRAKTEK AUGUSTINNE SINTA DAME

MARBUN” PRIMA RAMADHANI1111011003KELAS B

Page 2: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

KASUS MALPRAKTEK AUGUSTINNE SINTA DAME MARBUN

Anamnesa pada Anne :1. Anne menderita infeksi rahim 2. Mengonsumsi ciprofloksasin 3 kali sehari

500 mg selama 7 hari3. Sejak mengonsumsi obat tersebut anne

muntah-muntah dan sekujur tubuhnya lemah

Page 3: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

DATA KLINIS

• FUNGSI GINJAL MENURUN SEKITAR 72 %• UNSUR KREATININ DALAM DARAH

MENINGKAT : 5,07 mg/dl – 6,60 mg/dl• (NORMAL 0,07-1,20 mg/dl)

Page 4: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

TINJAUAN PENYAKIT DAN PATOFISIOLOGI : CIN atau Neoplasia serviks intrapitelial yaitu penyakit prakanker yang menyerang epitel rahim.Gejala spesifik untuk penyakit ini tidak ada, namun dapat terjadi pendarahan di awal penyakit dan biasanya kanker baru diketahui setelah stadium lanjut.

TERAPI DAN TINDAKAN :Dilakukan pengangkatan rahim yang didahului pemberian Ciprofloxacin 500 mg 3 kali sehari selama 7 hari (20 butir)

Page 5: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

TINJAUAN FARMAKOLOGI CIPROFLOKXACIN

Mekanisme kerja:Antibiotik golongan fluorokuinolin ini bekerja dengan cara menghambat enzym DNA gyrase pada bakteri.Merupakan antibiotik Broad spectrum (aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif)

Dosis:Bervariasi, maksimal 1000 mg/hari (2 x 500 mg/hari) untuk dewasa, kecuali untuk infeksi parah dosis ditingkatkan menjadi 750 mg 2 kali sehari

Page 6: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

EFEK SAMPING• Gangguan saluran cerna: mual, muntah, diare, dan

sakit perut.• Gangguan SSP : sakit kepala, pusing, gelisah,

insomnia, dan euforia.• Reaksi hipersensitivitas : Pruritus dan urtikaria• Peningkatan sementara nilai enzym hati, terutama

pada pasien yang pernah mengalami kerusakan hati.• Efek terhadap renal : Nefritis interstisial, gagal ginjal,

polyuria, pendarahan uretal, retensi urin.

Page 7: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

PERINGATAN DAN PERHATIAN• Hati-hati pemberian pada penderita dengan

gangguan ginjal• Dapat menyebabkan kristaluria, sehingga dosis tidak

boleh berlebihan• Jangan mengkonsumsi produk yang mengandung

kalsium selama menggunakan ciprofloxacin.• Pemberian bersama antasid (Al(OH)3) atau Mg(OH)2

akan menurunkan bioavaibilitas

Page 8: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

TINJAUAN FARMAKOKINETIK

1. Absorbsi• Diserap dengan cepat dan baik di saluran cerna.• Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 1-2 jam

setelah pemberian obat.

2. Distribusi• Ikatan dengan protein serum rendah sekitar 20-40%• Distribusi dengan baik ke berbagai organ tubuh• Melintasi sawar plasenta, ASI, dan cairan amnion• Konsentrasi tertinggi terdapat pada jaringan paru-paru,

uterus, kelenjar prostate, ginjal, hati dan ovarium

Page 9: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

3. MetabolismeDimetabolisme sebagian di hati Dimetabolisasikan menjadi empat metabolit aktif yaitu :

1. Desetilen siprofloksasin2. sulfosiprofolksasin 3. Oxosiprofloksasin4. N-formilsiprofloksasin

Page 10: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

4. Eliminasi– Dieliminasi melalui urin (55%) dan feses (39%)– Bioavaibilitas mutlak obat mencapai 70 % tanpa

kehilangan berarti pada efek metabolisme lintasan pertama

– T1/2 eliminasi 3-5 jam– Cipro diekskresi lebih banyak melalui ginjal,

diketahui t1/2 eliminasinya panjang pada fungsi ginjal normal yaitu 3-5 jam, makanya cukup diberikan 2 kali sehari 500 mg

Page 11: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

ANALISA KASUSPenggunaan ciprofloxacin dengan dosis 3x sehari

500 mg selama 7 hari (20 butir) menyebabkan terjadinya gangguan terhadap fungsi ginjal dimana penurunannya sekitar 72% atau tinggal 18% yang berfungsi.

Selain itu, unsur kreatinin dalam darahnya meningkat hingga 5,67 mg/dl dan meningkat hingga 6,6 mg/dl. Kadar ini belum mencapai tahap gagal ginjal (mencapai angka 7 mg/dl) sehingga belum perlu dilakukan cuci darah. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi akibat penggunaan cipro dalam dosis tinggi.

Kalaupun diinginkan penggunaan cipro dalam dosis yang tinggi (1500mg/hari) sebaiknya diberikan dengan regimen 2x750 mg/hari. Hal ini berkaitan dengan t ½ eliminasinya yang nantinya akan berpengaruh terhadap bioavailabilitas dan efek yang ditimbulkannya.

Page 12: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK

Cipro mempunyai t ½ yang panjang, jika terus menerus diberikan akan terjadi akumulasi. Pada pemberian jangka panjang akan menyebabkan gejala toksik pada ginjal, karena cipro di ekskresikan melalui urin.

Penggunaan cipro dengan dosis tinggi harus mendapatkan pengawasan dari dokter. selama penggunaan cipro diharapkan tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kalsium dan obat-obat antasida. Antasida yang mengandung Al(OH)3 atau Mg(OH)2 akan menurunkan bioavaibilitas paling banyak 90%.

Page 13: BIOFARMASETIK DAN FARMAKOKINETIK