Farmakokinetik dan galenika

33
PROSES YANG DIALAMI OBAT (ADME)

Transcript of Farmakokinetik dan galenika

Page 1: Farmakokinetik dan galenika

PROSES YANG DIALAMI OBAT

(ADME)

Page 2: Farmakokinetik dan galenika

Tujuan terapi obat?

Mencegah, menyembuhkan, atau mengendalikan berbagai keadaan

penyakit

Diperlukan dosis obat yang cukup besarnya efek obat dan lamanya kerja obat dikontrol oleh proses Absorbsi,

Distribusi, Metabolisme, Eliminasi

Page 3: Farmakokinetik dan galenika
Page 4: Farmakokinetik dan galenika

Absorbsi adalah transfer suatu obat dari tempat pemberian ke dalam aliran darah

Kecepatan dan efisiensi absorbsi tergantung pada cara/rute pemberian

1. Intravena absorbsi sempurna dosis obat total seluruhnya mencapai sirkulasi sistemik

2. Rute lain hanya bisa menghasilkan absorbsi yang partial menurunkan ketersediaan hayati (ex : pemberian secara p.o first pass metabolism)

Page 5: Farmakokinetik dan galenika

Tenaga penggerak difusi pasif perbedaan konsentrasi

antar kompartemen

Cara masuk obat ini melibatkan protein-protein karier terutama yang terentang pada

membran sel

Page 6: Farmakokinetik dan galenika

• Absorbsi dari usus lebih baik daripada dari lambung aliran darah ke usus > daripada lambung

Aliran darah ke tempat absorbsi

• Absorbsi obat melalui usus lebih efisien usus memiliki permukaan yang kaya dengan mikrovili luas permukaannya 1000 kali lebih luas daripada lambung

Jumlah luas permukaan

Absorbsi

• Jika obat bergerak melalui permukaan absorbsi dengan cepat obat tidak diabsorbsi dengan baik

Waktu kontak pada permukaan

absorbsi

Page 7: Farmakokinetik dan galenika

Bioavailabilitas fraksi obat yang diberikan yang mencapai sirkulasi sistemik

Ketersediaan hayati dinyatakan sebagai fraksi dari obat yang diberikan yang masuk ke sirkulasi

sistemik dalam suatu bentuk yang secara kimiawi berubah

Parameter yang menggambarkan besarnya obatmencapai sirkulasi sistemik:

• AUC/ luas area di bawah kurva obat dalamplasma• F (fraksi dosis terabsorbsi atau ketersediaanhayati)

Page 8: Farmakokinetik dan galenika

Ka

• Tetapan laju absorbsi

T maks

• waktu obatmencapaikonsentrasipuncak

Cp maks

• konsentrasiobatmencapaimaksimum

Page 9: Farmakokinetik dan galenika

Distribusi obat proses suatu obat yang secara reversible meninggalkan aliran darah dan masuk ke interstisium dan atau ke sel-sel jaringan

Faktor yang mempengaruhi distribusi :

Aliran DarahPermeabilitas

Kapiler

Pengikatan obat pada

protein

Page 10: Farmakokinetik dan galenika

• Kecepatan aliran darah kapiler sangat bervariasi sebagai output jantung yang tidak sama ke berbagai organ

• Aliran darah ke otak, hati dan ginjal > otot rangka

Aliran darah

• Struktur kapiler struktur kapiler sangat bervariasi dalam hal fraksi membran basalis yang terlihat diantara celah sempit antara sel-sel endotel

• Struktur obat sifat kimia obat sangat mempengaruhi kemampuannya untuk menembus membran sel

Permeabilitas Kapiler

Page 11: Farmakokinetik dan galenika

Volume distribusi suatu volume cairan tubuh dengan obat yang tersebar di dalamnya

Ex : Jika 25 mg obat (D = 25 mg) diberikan dan konsentrasi dalam plasma adalah 1 mg/L, maka volume distribusinya adalah?

Vd = 25 mg1 mg/L

= 25 L

Page 12: Farmakokinetik dan galenika

Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimiabiotransformasi baik pada zat2 endogen maupuneksogen yg terjadi secara enzimatik

Tujuan metabolisme: mengubah zat dari aktif menjaditidak aktif, dari kurang polar menjadi polar sehinggamudah diekskresi melalui urine

Tempat metabolisme: hati, kulit, paru2, saluran cerna, ginjal, dan jaringan lain

Page 13: Farmakokinetik dan galenika

Fase I berfungsi untuk mengubah molekul lipofilik menjadi molekul

yang lebih polar

Fase II fase ini terdiri dari reaksi konjugasi. Jika metabolit dari

metabolisme fase I sifatnya sudah cukup polar maka dapat diekskresikan

oleh ginjal

Page 14: Farmakokinetik dan galenika

Pada dosis tinggi metabolisme obat mengikuti orde nol, yang

konstan dan tidak tergantung pada dosis obat

Pada dosis rendahmetabolisme obat mengikuti orde satu, yang proporsional dengan dosis obat

Page 15: Farmakokinetik dan galenika

Eliminasi obat sebagian besar melalui hati dan ginjal

Parameter farmakokinetik tahap eliminasi:

Klirens (Cl) Tetapan laju eliminasi (K)

Waktu paruh eliminasi (t ½

eliminasi)

Page 16: Farmakokinetik dan galenika

Ilmu Galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan)

Pembuatan sediaan galenika :

Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia atau

bahan obat nabati

Simplia bahan obat yang terdapat di dalamnya diambil dan diolah

menjadi bentuk sediaan/preparat

Page 17: Farmakokinetik dan galenika

Memisahkan obat-obat yang terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat

Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai

Membuat agar obat yang terkandung di dalam sediaan tersebut menjadi stabil dalam penyimpanan dalam waktu yang lama

Page 18: Farmakokinetik dan galenika

Derajat Kehalusan

• Disesuaikan dengan sukar atau tidaknya obat yang terkandung tersebut disari semakin susah disari, simplisia harus dibuat semakin halus

Konsentrasi

• Harus diketahui berapa jumlah obat yang terkandung dalam sediaan tersebut agar tidak menimbulkan kesulitan dalam pembuatan

Suhu dan lamanya waktu

• Suhu dan lama waktu penyarian disesuaikan dengan sifat obat : mudah menguap/tidak, mudar tersari/tidak

Bahan penyari dan cara

• Disesuaikan dnegan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia

Page 19: Farmakokinetik dan galenika

• Ekstrak

• Tingtur

• Decocta/infus

Hasil Penarikan

• Aqua aromatika

• Olea volatilia

• Olea pinguia

Hasil pemerasan

Sirop

Page 20: Farmakokinetik dan galenika

Extractio berasal dari kata extrahere to drow out menarik sari cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan asal

Ekstraksi dikerjakan untuk simplisia yang mengandung zat-zat yang berkhasiatSimplisia mengandung khasiat pengobatan alkaloid, glukosida, damar, oleoresin, minyak atsiri, lemak, dsb

Page 21: Farmakokinetik dan galenika

Mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat

pengobatan (concentrata) dari zat-zat yang tidak berfaedah agar lebih mudah

digunakan dan disimpan dibandingkan simplisia asal tujuan pengobatan lebih

terjamin

Page 22: Farmakokinetik dan galenika

• Cairan penarik yang digunakan

Menstrum

• Ampas yang sisa proses penyarian

Marc/faeses

• Cairan yang dipisahkan dari ampas

Macerate liquid

Page 23: Farmakokinetik dan galenika

Air

Etanol

Glicerinum

EterSolvane Hexane

Aseton

Kloroform

Page 24: Farmakokinetik dan galenika

1. Perkolasi Dalam bahasa latin “per” yang berarti menembus dan

“colare” yang berarti menyerkai

Cara penarikan simplisia dengan alat (perkolator), simplisia terendam dalam cairan penyari zat-zat akan terlarut larutan akan menetes secara beraturan

2. Maserasi Dalam bahasa latin “macerare” yang berarti

melunakkan

Cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa maupun memakai pemanasan (15˚-25˚)

Page 25: Farmakokinetik dan galenika

3. Digerasi

Dalam bahasa latin “digerer” yang berarti memisahkan atau melarutkan

Cara penarikan simplisia yang suhunya sedikit lebih tinggi dari maserasi (40˚-60˚)

Page 26: Farmakokinetik dan galenika

Tingtur adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia

Page 27: Farmakokinetik dan galenika

Maserasi

20 bagian simplisia/campuran simplisia (dengan derajat halus yang cocok) + 75 bagian cairan penyari diaduk bejana tertutup selama 5 hari

Serkai selagi panas, peras, cuci ampas dengan cairan penyari sampai 100 bagian

Pindah ke bejana tertutup, terlindung dari cahaya, tempat sejuk selama 2 hari

Enap tuangkan/saring

Page 28: Farmakokinetik dan galenika

Perkolasi 10 bagian simplisia/campuran simplisia (dengan derajat

halus yang cocok) + 2,5-5 bagian cairan penyari diaduk bejana tertutup selama >3 jam

Pindah massa sedikit demi sedikit ke perkolator

Tuangkan penyari q.s sampai perkolator menetes, tutup 24 jam (diatas simplisia ada selapis cairan penyari)

Cairan menetes 1ml/menit, sampai diperoleh 80 bagian

Peras massa, campur ke dalam perkolat, tambah cairan penyari hingga 100 bagian

Pindah ke bejana tertutup, terlindung cahaya, ditempat sejuk 2 hari

Enap tuangkan atau saring

Page 29: Farmakokinetik dan galenika

Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan di tempat yang sejuk

Pada umumnya cairan penyari yang digunakan adalah etanol 70%

Page 30: Farmakokinetik dan galenika

Air aromatik adalah larutan jernih dan jenuh dalam air dari minyak mudah menguap.

Cara pembuatan :

Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing monografi dalam 60 ml etanol 95%

Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil dikocok kuat-kuat

Tambahkan 500mg talk, kocok, diamkan, saring

Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air

Page 31: Farmakokinetik dan galenika

Pemerian: cairan jernih atau agak keruh, mempunyai bau dan rasa yg tdk menyimpangdari bau dan rasa minyak atsiri asal.

Penyimpanan: dlm wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan di tempat sejuk.

Air aromatika yang tertera pada FI:

Aqua FoeniculiAqua Menthae

PiperitaeAqua Rosae

Page 32: Farmakokinetik dan galenika

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai. Kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan

Cairan penyari: air, eter atau campuran etanoldan air.

Ekstrak: Ekstractum liquidum (cair) Ekstractum spissum (kental) Ekstraktum siccum (kering)

Page 33: Farmakokinetik dan galenika

Sirup: sediaan cair berupa larutan ygmengandung sakarosa. Kadar sakarosa tdkkurang dari 64,0% dan tdk lebih dari 66%