BIOETIKA KEDOKTERAN

13
KATA PENGANTAR Mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat perlindungan serta penyertaannya, penulis dapat menyelesaikan tulisan mengenai perubahan perilaku sehat ini. Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis banyak mendapatkan hambatan. Namun berkat bantuan banyak pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah mendukung dan memberikan arahan yang membangun dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan khususnya bagi pembaca. Jakarta, 29 September,2010 Penulis

description

PENJELASAN SINGKAT

Transcript of BIOETIKA KEDOKTERAN

KATA PENGANTAR

Mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat perlindungan serta penyertaannya, penulis dapat menyelesaikan tulisan mengenai perubahan perilaku sehat ini. Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis banyak mendapatkan hambatan. Namun berkat bantuan banyak pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah mendukung dan memberikan arahan yang membangun dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan khususnya bagi pembaca.

Jakarta, 29 September,2010

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak hal-hal yang harus dipelajari untuk menjadi dokter yang baik. Salahsatu dasar utama adalah mempelajari tentang bioetika. Dengan adanya dasar ini, seorang dokter diajarkan bagaimana menerapkan prinsip-prinsip bioetika dalam menjalankan tugasnya untuk menghadapi pasien. Dengan adanya bioetika kedokteran ini, seorang dokter juga diajarkan cara bagaimana ia berprilaku dan bertindak kepada pasien dalam berbagai situasi yang berbeda. Berangkat dari kasus Dr.Tenar, kita akan melihat bagaimana nilai-nilai bioetika ini ada dan diterapkan dalam praktek dokter dan tenaga medis dalam menangani pasien.

1.2. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang apa itu bioetika kedokteran, apa pentingnya kita mengetahui tentang bioetika kedokteran, serta apa saja yang harus kita lakukan dalam menerapkan prinsip-prinsip bioetika kedokteran ini.

BAB IIPEMBAHASAN

Secara umum dapat dikatakan, suatu teori etika adalah proses yang kita tempuh dalam membenarkan suatu keputusan etis yang tertentu. Teori etika dapat pula didefinisikan sebagai suatu teori atau kerangka etka yang memberikan kita suatu sarana untuk mendekati berbagai masalah. Teori-teori etika tersebut dapat menjadi dasar dan landasan yang menjadi penguat atau tiang dalam mengambil suatu keputusan. Dalam dunia kedokteran, dikenal empat prinsip dasar bioetik. Prinsip-prisip dasar tersebut yang akan menjadi penunjuk jalan bagaimana seorang dokter harus bersikap dalam menangani pasien. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah beneficence, Non-maleficence, justice dan autonomy. Kita akan membahas keempat prinsip ini, melalui kasus Dr.Tenar. 2.1 BeneficenceBeneficence bisa diartikan sebagai prinsip berbuat baik. Kewajiban berbuat baik menuntut bahwa kita harus membantu orang lain dalam memajukan kepentingan mereka, jika kita dapat melakukannya tanpa risiko bagi diri kita sendiri. Dengan adanya prinsip beneficence ini, kita diajarkan untuk selalu berbuat baik serta menolong tanpa pamrih (mengutamakan altruisme), melindungi hak-hak mereka, memaksimalisasi akibat baik terhadap pasien, meminimalisasi akibat buruk dan mencegah pasien mengalami kerugian. Pada kasus dr. Tenar, kita melihat tindakan apa saja yang menunjukan prinsip beneficence ini, yaitu : Pada paragraf tiga, dr.Tenar memberi obat puyer batuk pilek kepada pasien. Hal ini telah menggambarkan prinsip beneficence yang mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya. Pada paragraf keempat, dr.Tenar melaksanakan pemeriksaan EKG (merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada badan) kepada pasien, tetapi setelah itu ia menyarankan Ibu itu untuk mengunjungi Lab langganannya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dalam tindakan dokter tenar diatas, ia sudah menjalankan prisip meminimalisasi akibat buruk bagi pasien, namun disamping itu, dia juga menjalankan beneficence dari sisi negatif, yaitu menyarankan lab langganannnya dengan tujuan mendapatkan keuntungan dari lab tersebut. Pada paragraf 8, dr Tenar memeriksa hansip kemudian memberinya uang sebagai ongkos pulang. Ia menggambarkan prisip beneficence untuk menolong pasien dengan memeriksanya bahkan memberikannya uang. Pada paragraf 9, dr tenar segera menolong Malthus yang kondisinya gawat darurat. Sikap dr.Tenar ini juga menggambarkan beneficence, yaitu kewajiban dokter menolong pasien gawat darurat. Pada paragraf 10 dr.Tenar menawarkan diri untuk menjadi mediator untuk menyampaikan masalah Rana kepada ayahnya. Dr. Tenar telah melakukan prisip beneficence dengan mnolong orang lain tanpa pamrih.

2.2 Non-maleficenceTidak merugikan pasien adalah inti dari prinsip ini. Dalam prinsip ini, dokter wajib menolong pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting, mencegah bahaya yang mengancam pasien, serta tidak boleh berbuat jahat atau membuat pasien menderita. Pada kasus dr. Tenar, kita melihat tindakan apa saja yang menunjukan prinsip non- maleficence ini, yaitu : Pada paragraf 9 dr.Tenar menolong Malthus yang sedang berada pada keadaan gawat darurat. Hal ini menunjukkan prinsip non-maleficence yaitu menolong pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting dan mencezgah bahaya yang mengancam pasien Pada paragraf 6, dokter tidak melakukan rangkaian pemeriksaan untuk ibu Menor, namun langsung saja memberi resep. Dalam hal ini dr.Tenar telah menerapkan prinsip non-maleficence dari sisi negatif (tidak menerapkan non maleficence).

2.3 Autonomy Autonomy adalah suatu bentuk kebebasasn bertindak, dimana seseorang mengambil keputusan sesuai dengan rencana yang ditentukannya sendiri. Dalam prinsip ini, dokter diarahkan untuk selalu menghormati keputusan pasien, melindungi hak-hak pasien, dan selalu meminta izin atas segala tindakan yang akan dilakukan kepada pasien tersebut.Pada kasus dr. Tenar, kita melihat tindakan apa saja yang menunjukan prinsip autonomy ini, yaitu : Pada paragraf 5 dr Tenar tetap merahasiakan penyakit anak muda walaupun si ibu telah melihatnya. Disini dr.Tenar telah menjalankan prinsip autonomy yaitu melindungi hak-hak pasien dengan merahasiakan penyakit pasien dan tentu saja ia juga menghargai privasi pasien. Pada paragraf 5 juga dijelaskan bahwa dokter menyuntik pasien dengan posisi pasien sedang berdiri sesuai dengan permintaan pasien. Disini dr.Tenar telah memberikan kesempatan untuk pasien dewasa ini memilih dan memutuskan sendiri. Pada paragraf 6, dr.Tenar memberikan surat rujukan ke Rumah Sakit bagian saraf tanpa memberi penjelasan kepada pasien terlebih dahulu. Dalam situasi ini, dr.Tenar telah menerapkan autonomy dari sisi negatif (tidak menerapkan autonomy).

2.4 Justice Bersikap adil berarti memberi perlakuan yang sama untuk setiap orang. Dokter tidak boleh membeda-bedakan pasiennya hanya karena perbedaan status sosial, materi, agama, budaya ataupun hal lainnya. Semua pasien harus mendapat pelayanan yang sama untuk penyembuhannya. Pada kasus dr. Tenar, kita melihat tindakan apa saja yang menunjukan prinsip justice ini, yaitu : Pada paragraf 3, dokter memeriksa pasien sesuai dengan nomor urut pendaftaran. Hal ini mmenunjukkan bahwa dokter tersebut telah menjalankan prinsip justice dengan tidak membeda-bedakan pasiennya, semua diperlakukan sama. Pada paragraf 5, dr.Tenar mendahulukan pasiennya yang menjadi teman lamanya. Hal ini menunjukkan bahwa dr.Tenar tidak menjalani prinsip justice sebab ia membedakan pasiennya berdasarkan hubungan kekerabatannya.

BAB IIIPENUTUP Kesimpulan: Mempelajari prinsip-prinsip dalam bioetika menjadi sangat penting untuk mengetahui bagaimana kita harus bersikap dalam menjalankan tugas sebagai dokter yang baik untuk pasien. Inilah penunjuk jalan kita jika ingin menjadi dokter yang baik disamping telah mempunyai pengetahuan yang cukup. Sebenarnya keempat prinsip tersebut selalu saling berhubungan, mereka tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dari contoh kasus dr.Tenar, dapat dilihat bahwa dr.Tenar telah menerapkan prinsip-prinsip bioetik dengan cukup baik dalam menjalankan profesinya sebagai dokter meskipun dalam menangani beberapa pasiennya ada pelanggaran- pelanggaran bioetik yang dilakukannya. Belajar dari berbagai tindakan dr.Tenar, hendaknya kita dapat mengambil nilai-nilai positif yang dapat digunakan sebagai bekal untuk menjadi dokter yang baik dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

1 Shannon TA. Pengantar Bioetika, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.1995

2 Tom L. Beauchamp & James F.Childress.Principles of Biomedical Ethics.Oxford University Press.Oxford. 1994

DAFTAR ISIHalaman judul ................................................................................................ iKata Pengantar iiDaftar Isi.iii

BAB I. Pendahuluan :1.1 Latar Belakang.11.2 Tujuan1

BAB II. Pembahasan...........................................................................................22.1 Beneficence....................................................................................................22.2 Non-maleficence............................................................................................32.3 Autonomy ......................................................................................................32.4 Justice..............................................................................................................4

BAB III. Penutup :Kesimpulan.8Daftar Pustaka..9

MAKALAHPBL( Dr. Tenar )

NAMA: FELISIANA KASMAN NIM: 102010042 KELOMPOK: A7

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAFAKULTAS KEDOKTERAN2010