Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

72
Siswo P Santoso

Transcript of Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Page 1: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Siswo P Santoso

Page 2: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

EtikEtik

Etik adalah cabang ilmu filsafat mempelajari moralitas Etik normatif: benar atau salah secara moral dalam kaitan

dgn tindakan manusia Etik metaetik: analisis konsep moral

Page 3: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

BioetikBioetik

Bioetik: cabang etik normatif, etik yang berkaitan praktek kedokteran dan atau penelitian bidang biomedis

Page 4: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Etika KedokteranEtika Kedokteran

Etika adalah disiplin ilmu yg mempelajari baik buruk atau benar salahnya sikap dan atau perbuatan individu atau institusi secara moralitas

Page 5: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Etik KedokteranEtik Kedokteran

1. Etik tertua

2. Merupakan Prinsip-prinsip moral

3. Penerapan azas akhlak dari dokter pada

1) pasien

2) teman sejawat

3) masyarakat

Page 6: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Landasan Etik KedokteranLandasan Etik Kedokteran

1. Sumpah Hippokrates (460 – 377 SM)

2. Deklarasi Geneva (!948)

3. International Code of Medical ethics(1949)

4. Lafal Sumpah Dokter Indonesia (1960)

5. Kode Etik Kedokteran Indonesia (1983)

6. Deklarasi World Medical Association

Page 7: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Empat prinsip Empat prinsip ETIK-ETIK-moralmoral

Beauchamp & Childress ,1944

1. prinsip otonomi: menghormati hak pasien, hak otonomi pasien

2. prinsip “beneficence”: tindakan untuk kebaikan pasien

3. prinsip”non-maleficence”: melarangtndakan memperburuk keadaan pasien

4. prinsip”justice”: mementingkan fairness dan keadilan bersikap

Page 8: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

pedoman lainpedoman lain

Veracity: berbicara benar,jujur dan terbuka Privacy: menghormati hak privasi pasien Confidentiality: menjaga kerahasiaan pasien Fidelity: kesetiaan danmemegang jannji

Page 9: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Etika – Hk KedoktranEtika – Hk Kedoktran

Nilai-nilai etika profesi tercermin dalam sumpah dokter dan kode etik kedokteran (kontrak moral dengan Tuhan)

Hukum kedokteran yang baik haruslah hukum yang etis Etika dan Hukum mempunyai tujuan yang sama:

mengatur ketertiban

mengatur ketentraman

pergaulan masyarakat

Page 10: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Ciri-ciri profesiCiri-ciri profesi

1. Melalui pendidikan dengan standar

2. Bekerja berlandaskan etika profesi

3. Legal (ada izin)

4. Belajar terus menerus (sepanjang hayat)

5. Mengutamakan sisi kemanusiaan dp keuntungan

6. Terorganisasi

Page 11: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Hukum KesehatanHukum Kesehatan

1. Masih muda, dimulai dari World Congress of Medical Law di Belgia, 1967

2. Dikembangkan melalui World Congress of The Association for Medical Law periodik

3. Kelompok Studi Hukum Kedokteran FKUI, 1982

4. PERHUKI, Jakata tahun 1987

5. PERHUKI SUMUT, 1986, Medan

Page 12: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Hukum KedokteranHukum Kedokteran

1. Merupakan bagian H. Kesehatan

2. Mengenai medical care / services

Hak dan kewajiban pasien, dokter, Rumah Sakit, Masyarakat baik penerima maupun pemberi layanan dalam aspek organisasi, sarana, pedoman standar pelayanan medik, ilmu pengetahuan kesehatan.

Page 13: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Etika KlinikEtika Klinik

Keputusan etik (kliniK) dalam 4 essensi pelayanan klinik

1. indikasi medik: prosedur diagnostik & terapi sesuai keadaan pasien & mengobatinya (prinsip beneficence & non maleficence)

2. preferensi pasien: nilai & penilaian pasien ttg manfaat & beban yg akan diterimanya (otonomi), pasien kompeten/tidak memutuskan

3. kualiltas hidup: aktualisasi tujuan kedokteran (beneficence, non maleficence dan otonomy)

4. “contextual feature”: aspek non medis mempengaruhi keputusan (keluarga,ekonomi,agama,budaya,kerahasiaan, alokasi sumber daya, faktor hukum)

Page 14: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Etik pada awal kehidupanEtik pada awal kehidupan

Sisi bioetik berhadapan dengan kemajuan teknologi Seperti isu Aborsi, cloning, bayi tabung, deteksi kecacatan

pra-natal, penyakit herediter, dll dengan penyalahgunaan teknologi

Page 15: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Etik pada akhir kehidupanEtik pada akhir kehidupan

Isu bioetik penghentian terapi cairan & nutrisi pasien, peran keluarga dalam keputusan medis thd pasien, permintaan terapi minimal oleh pasien

Pertimbangan tindakan sia-sia untuk tidak dilanjutkan dan secara moral benar (misal kasus RJP)

Page 16: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Etika pada penelitian Etika pada penelitian kedokterankedokteran

Deklarasi Helsinki atas dasar pertimbangan deklasrasi Geneva

Sumpah dokter; kesehatan pasien saya akan menjadi pertimbangan pertama saya dan

Etik kedokteran; dokter harus bertindak untuk kepentingan pasien dlm menjalankan profesi kedokterannya yg mungkin mengakibatkan melemahnya keadaan fisik dan mentalpasien

Page 17: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Dasarnya:

penelitian medis harus ilmiah, tujuan bermanfaat, penggunaan subjek sukarela & tahu segala sesuatu ttg penelitian tersebut, menggunakan kehidupan dan kesehatan subjek, mencegah atau mengantisipasi resiko berbahaya, menghormati privasi dan martabat subjek

Page 18: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Mikro – alokasi pelayanan Mikro – alokasi pelayanan kedokterankedokteran

Dokterdihadapi dengan banyak pasien yg butuh fasilitas atau layanan medis dg keterbatasan sumber daya yg dimilikinya

Page 19: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Komite Etik Rumah SakitKomite Etik Rumah Sakit

Berfungsi memberi analisis etik dan rekomendasi kpd pimpinan RS dlm menghadapi masalah etik, baik etik profesi lingkungan RS, ataupun etikabisnis dan etik institusi lainnya.

Page 20: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Etika Rumah Sakit IndonesiaEtika Rumah Sakit Indonesia

Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI)

Kewajiban umum RS: Bertanggunjawab atas semua kejadian di RS sebagai

corporate liability Memberi layanan yg baik Memberikan pertoongan emergency tanpa mengharuskan

pembayaran uang muka Memelihara rekam medis dg baik Memelihar peralat siap pakai Merujuk ke RS lain bila tidak tersedia peralatan atau tenaga

di RS tsb

Page 21: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Kewajiban thd masyarakat: Berlaku jujur dan terbuka Peka saran & kritik masyarakat Berusaha menjangkau pasien diluar RS

Page 22: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Kewajiban thd pasien: RS mengindahkan hak-hak asasi pasien Memberikan penjelasan penyakit dantindakan medik kpd

pasien Meminta persetujuan pasien Mengindahkanhak pribadi dan menjaga rahasia pasien

Page 23: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Kewajiban thd tenaga staf RS harus menyeleksi staf dokter Menjaga koordinasi dan hubungan baik antar seluruh staf Mengawasi agar segala sesuatu sesuai dengan standar

profesi dan bersikap adil tanpa pilih kasih

Page 24: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Kewajiban lain RS wajib meningkatkan mutu pelayanan Mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan, Memelihara hubungan baik antar RS Menghindarkan persaingan tidak sehat Menggalang kerjasama dg instansi lain di bidang

kesehatan Berupaya membantu penelitian demi perkembangan

iptekdok Melakukan pemasaran sesuai kodersi dan informatif.

Page 25: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Kaitan dengan Kode Etik Kaitan dengan Kode Etik ProfesionalProfesional

Kode etik RS berhubungan erat dg kode etik profesional yg bekerja di RS, baik profesional kesehatan, non kesehatan

Kode etik RS tidak boleh bertentangan dg kode etik profesional

Page 26: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Kode Etik Kedokteran IndonesiaKode Etik Kedokteran Indonesia

4 kewajiban, yaitu

1. kewajiban umum,

2. kewajiban terhadap pasien,

3. kewajiban terhadap teman sejawat dan

4. kewajiban terhadap diri sendiri.

.

Page 27: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Bunyi pasal-pasalnya adalah sbb:1. Setiap dokter hams menjunjung tinggi,

menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.2. Seorang dokter harus senantiasa berupaya

melaksanakan profesinya sesuai dengan standar yang tertinggi

3. Dalam melaksanakan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

4. Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri..

Kode Etik Kedokteran IndonesiaKode Etik Kedokteran Indonesia

Page 28: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

5. Setiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien

6. Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Kode Etik Kedokteran IndonesiaKode Etik Kedokteran Indonesia

Page 29: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

7. Setiap dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

a. Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

Kode Etik Kedokteran IndonesiaKode Etik Kedokteran Indonesia

Page 30: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

b. Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien. melindungi hidup makhluk insani.

c. Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.

d. Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban

Page 31: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

8. Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan mem perhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya

9. Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, hams saling menghormati.

Page 32: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

10. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mem pergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

11. Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.

Page 33: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

12. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

13. Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

14. Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia ingin diperlakukan

Page 34: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

15. Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

16. Setiap dokter harus memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik.

17. Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran / kesehatan.

Page 35: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

RAHASIA KEDOKTERANRAHASIA KEDOKTERAN

Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1966 yang gatur tentang wajib simpan rahasia kedokteran ajibkan seluruh tenaga kesehatan untuk menyimpan segala sesuatu yang diketahuinya selama melakukan pekerjaan dibidang kedokteran sebagai rahasia.

Page 36: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

UU Praktik Kedokteran memberikan peluang pengungkapan informasi kesehatan terbatas, yaitu dalam pasal 48 ayat (2) :

untuk kepentingan kesehatan pasien untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum

dalam rangka penegakan hukum permintaan pasien sendiri berdasarkan ketentuan undang-undang.

Page 37: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Ketentuan pasal 50 KUHP yang menyatakan bahwa seseorang tidak akan dipidana oleh karena melakukan suatu perbuatan untuk menjalankan undang-undang memperkuat peluang bagi tenaga kesehatan dalam keadaan dan situasi tertentu dapat membuka "rahasia kedokteran" tanpa diancam pidana

Page 38: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Hal ini mengakibatkan "bebasnya" para dokter dan tenaga administrasi kesehatan dalam membuat visum et repertum (kewajiban dalam KUHAP) dan dalam men yampaikan pelaporan tentang statistik kesehatan, penyakit wabah dan karantina (diatur dalam UU terkait).

Page 39: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Alasan lain yang memperbolehkan membuka rahasia kedokteran adalah adanya ijin atau persetujuan atau kuasa dari pasien itu sendiri, perintahjabatan (pasal 51 KUHP), daya paksa (pasal 48 KUHP), dan dalam rangka membela din (pasal 49 KUHP).

Page 40: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Selain itu etika kedokteran umumnya membenarkan pembukaan rahasia kedokteran secara terbatas untuk kepentingan konsultasi profesional, pendidikan dan penelitian

Page 41: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Dalam kaitannya dengan keadaan yang memaksa dikenal dua keadaan, yaitu pengaruh daya paksa yang memadai (overmacht) dan keadaan yang memaksa (noodtoestand).

Noodtoestand dapat diakibatkan oleh tiga keadaan, yaitu adanya pertentangan antara dua kepentingan hukum, pertentangan antara kepentingan hukum dengan kewajiban hukum, dan pertentangan antara dua kewajiban hukum.

Page 42: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

REKAM MEDISREKAM MEDIS

Isu etik dalam infomasi kesehatan umumnya ber hubungan dengan dokumentasi, pemberian kode (coding), pengungkapan informasi, manajemen mutu kesehatan masyarakat dan managed care, informasi kesehatan yang sensitif dan teknologi.

Secara etik dilarang melakukan pencatatan mundur dan pengubahan catatan dalam rekam medis agar disesuaikan dengan hash layanan yang terjadi.

Page 43: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

pengungkapan informasi, pengungkapan informasi,

terdapat 3 masalah etik, yaitu • Pelanggaran prinsip kebutuhan tahu (need-to-

know principle). Penyalahgunaan surat persetujuan atau otorisai

yang tidak tertentu (blanket authorization) Pelanggaran privasi yang terjadi sebagai akibat

dari prosedur pengungkapan sekunder (secondary release).

Page 44: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Secara tradisional, standar pengungkapan informasi adalah kebutuhan tahu.

Apabila suatu perusahaan asuransi menerima permintaan bayar dari seorang pasien bagi tindakan medik yang telah dijalaninya

Page 45: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Pasien kadangkala menandatangani otorisasi yang tidak tertentu (blanket authorization) tanpa memahami implikasinya.

Peminta informasi kemudian dapat meng gunakannya untuk bertahun-tahun, sehingga pasien tidak dapat mengantisipasi penggunaan otorisasi tersebut di kemudian hari.

Page 46: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Masalah pelepasan informasi kepada pihak lain (secondary release) muncul semakin sering sejak era komputerisasi informasi kesehatan.

Page 47: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Masalah etik dalam manajemen mutu dapat terjadi sebagai akibat dari data kinerja yang tidak tepat, hasil layanan yg negatif, kegagalan mengecek ijin praktik dokter, rekam medis yang tidak lengkap, dan pola layanan kesehatan yang tidak tepat.

Page 48: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Adalah benar bahwa semua informasi kesehatan harus dilindungi, namun masalah etika terutama timbul bila menyangkut informasi-informasi yang sensitif, seperti genetik, obat-obatan dan alkohol (napza) , penyakit menular (tbc, HIV, dll) dan informasi tentang adopsi

. Aspek etiknya adalah kekhawatiran adanya diskriminasi dalam pekerjaan dan asuransi berkaitan dengan penyalahgunaan informasi tersebut (Fuller dan Hudson 2001).

Page 49: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

3 isu hukum utama yang berkaitan dengan rekam medis, yaitu

1) Komplikasi, Pemeliharaan dan retensi Rekam Medis / Rekam Kesehatan,

2) Penggunaan dan pengungkapan informasi kesehatan, dan

3) Penggunaan catatan pasien dan informasi kesehatan dalam proses peradilan.

Page 50: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Pengungkapan informasi kesehatan seseorang pasien kepada pihak lain hanya dapat dilakukan apabila :

Dengan persetujuan atau otorisasi pasien, misalnya informasi kesehatan untuk kepentingan asuransi kesehatan, perusahaan, pemberi kerja dll. Dalam hal ini harus diingat prinsip minimal, relevan dan cukup, yaitu bahwa informasi kesehatan yang diberikan harus minimal tetapi harus relevan dengan yang dibutuhkan serta cukup dalam menjawab pertanyaan.

Page 51: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Pasal 43 Undang-Undang No 8 tahun 1981 tentang Acara Pidana mengisyaratkan bahwa rekam

medis dapat disita tanpa sepersetujuan sarana kesehatan atau yang bertanggungjawab atas rekam medis tersebut.

Page 52: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

UU acara pidana : visum et repertum, surat / dokumen, keterangan ahli di persidangan, keterangan ahli di depan penyidik / penuntut umum.

3. Untuk kepentingan pasien, misalnya pada waktu konsultasi medis antar tenaga kesehatan / medis, terutama dalam hal pasien berada dalam

keadaan darurat dan tidak bisa memberikan consent.

Page 53: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Degan perintah undang-undang, misalnya : UU wabah dan UU karantina Sebagaimana disebutkan di atas, UU Praktik Kedokteran

mberikan peluang untuk mengungkapkan informasi kesehatan untuk memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum.

Dalam hal ini untuk digarisbawahi kata-kata "dalam rangka penegakan hukum", yang berarti bahwa permintaan akan informasi kesehatan tersebut haruslah diajukan dengan mengikuti aturan yuridis-formiel.

Page 54: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

INFORMED CONSENTINFORMED CONSENT

Informed consent adalah suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang akan dilakukan terhadap pasien

Page 55: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Informed consent dari aspek hukum bukanlah sebagai perjanjian antara pihak, melainkan lebih ke arah persetujuan sepihak atas saran yang ditawarkan pihak lain

Page 56: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Informed ConsentInformed Consent

3 elemen, yaitu Threshold elements. Elemen ini sebenamya tidak tepat dianggap sebagai

elemen, oleh karena sifatnya lebih ke arah syarat, yaitu pemberi consent haruslah seseorang yang kompeten. Kompeten disini diartikan sebagai kapasitas untuk membuat keputusan (medis).

Page 57: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Information elements Elemen ini terdiri dari dua bagian, yaitu disclosure

(pengungkapan) dan understanding (pemahaman). Pengertian "berdasarkan pemahaman yang adekuat"

membawa konsekuensi kepada tenaga medis untuk memberikan informasi (disclosure) sedemikian rupa agar pasien dapat mencapai pemahaman yang adekuat.

Page 58: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Consent Elements Elemeninijuga terdiri dari duabagian, yaitu voluntariness

(kesukarelaan, kebebasan) dan authorization (persetujuan).

Kesukarelaan mengharuskan tidak adanya tipuan, misrepresentasi ataupun paksaan. Pasien juga hamsbebas dart "tekanan" yang dilakukan tenaga medis yang bersikap seolah-olah akan "dibiarkan" apabila tidak menyetujui tawarannya

Page 59: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Consent dapat diberikan :

a) dinyatakan (expressed) dinyatakan secara lisan dinyatakan secara tertulis. Pernyataan tertulis diperlukan apabila dibutuhkan bukti di

kemudian hari, umumnya pada tindakan yang invasif atau yang berisiko mempengaruhi kesehatan pasien secara bermakna.

Permenkes tentang Persetujuan Tindalcan Medis menyatakan bahwa semua jenis tindakan operatif harus memperoleh persetujuan tertulis.

Page 60: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

b) tidak dinyatakan (implied) Pasien tidak menyatakannya, baik secara lisan maupun

tertulis, namun melakukan tingkah laku (gerakan) yang menunjukkan jawabannya.

Misalnya adalah seseorang yang menggulung lengan bajunya dan mengulurkan lengannya ketika akan diambil darahnya.

Page 61: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Doktrin Doktrin informed consent informed consent

tidak berlaku pada 5 keadaan,

1) keadaan darurat medis,

2) ancaman terhadap kesehatan masyarakat,

3) pelepasan hak memberikan

4) clinical privilege, dan

5) pasien yang tidak kompeten memberikan consent.'

Page 62: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

KELALAIAN MEDIKKELALAIAN MEDIK

Suatu perbuatan atau sikap tenaga medis dianggap lalai bila memenuhi empat unsur di bawah int yaitu :

Duty atau kewajiban tenaga medis untuk melakukan sesuatu tindakan medis atau untuk tidak melakukan sesuatu tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi yang tertentu.

Dereliction of the duty atau penyimpangan kewajiban tersebut.

Damage atau kerugian. Yang dimaksud dengan kerugian adalah segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan / kedokteran yang diberikart oleh pernberi layanan.

Page 63: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Direct causal relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata. Dalam hal ini hams terdapat hubungan sebab-akibat antara penyimpangan kewajiban dengan kerugian yang setidaknya merupakan "proximate cause".

Gugatan ganti rugi akibat suatu kelalaian medik hams membuktikan adanya keempat unsur di atas, dan apabila salah satu saja diantaranya tidak dapat dibuktikan maka gugatan tersebut dinilai tidak cukup bukti.

Page 64: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Dasar Hukum PenuntutanDasar Hukum PenuntutanGanti RugiGanti Rugi

Pasal 55 Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan : (1) setiap orangberhak atas ganti mgi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan.

Pasal 1365 KUH Perdata : flapperbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.

Page 65: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Pasa11366KUH Perdata : setiap orang bertanggungjawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatiannya.

Pasa11367KUH Perdata : seorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada di bawah pengawasannya.

Page 66: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Pasal 7Undang-Undang No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen : Kewajiban pelaku usaha adalah :

f. memberi kompensasi,ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,

g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Page 67: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

1370 KUH Perdata : Dalam halnya suatu kematian dengan sengaja atau karena kurang hati-hatinya seorang, maka suami atau isteri yang ditinggallcan, anak atau orang tua si korban yang lazimnya mendapat nafkah dad pekerjaan si korban mempunyai hak menuntut suatu ganti mgi, yang hams dinilai menurut kedudulcan dan kekayaan kedua belah pihak, serta menurut keadaan.

Page 68: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

1371 KUH Perdata : Penyebab luka atau cacatnya sesuatu anggota badan dengan sengaja atau karena kurang hati hati memberikan hak kepada si korban untuk selain penggantian biaya-biaya penyembuhan, menuntut penggantian kerugian yang disebabkan oleh luka atau cacat tersebut. Juga penggantian kerugian ini dinilai menurut kedudukan dan kemampuan kedua belah pihak dan menurut keadaan.

Page 69: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

1372 KUH Perdata : Tuntutan perdata tentang hal penghinaan adalah bertujuan mendapat penggantian kerugian serta pemulihan kehormatan dan nama baik.

Page 70: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Di bidang pidana juga ditemukan pasal-pasal yang yangkut kelalaian, yaitu :

al 359 KUHP : Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dehgan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

Page 71: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

360 KUHP : (1) Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain mendapat luka‑luka berat, diancam dengan pidana paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

(2) Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah

Page 72: Bioetika Dan Hk Kedokteran Fh Usakti

Pasal 361 KUHP : Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencarian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan, dan hakim dapatmemerintahkan supaya putusannya diumumkan.