Besaran Dan Vektor

20
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, banyak terjadi peristiwa-peristiwa yang  berhubungan dengan pengetahuan baik yang bermanfaat maupun yang tidak  bermanfaat. Namun hal tersebut tidak kita sadari bagaimana cara mengembangkan  peristiwa-peristiwa yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Salah satu dari ilmu  pengetahuan tersebut adalah ilmu fisiska, dimana ilmu fisika tersebut sangat  bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari dalam melakukan suatu aktivitas, contoh ilmu fisika yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan usaha manusia untuk mempelajari gejala alam. Setelah gejala alam diketahui, maka dipikirkan bagaimana cara pemanfaatannya di dunia nyata atau kehidupan sehari-hari , kajian ilmu fisika sangat sering muncul dalam terjadinya suatu peristiwa, misalnya sebuah mobil yang melakukan pengereman dan lain-lain, memindahkan sebuah barang/benda ketempat lain. Peristiwa-peristiwa ini tentunya menimbulkan banyak pertanyaan bagi kita jika kita kaitkan dengan ilmu fisika. Disini kita akan membahas bagaimana caranya kita menerapkan pertanyaan-  pertanyaan yang ada dipkiran kita dengan mempelajari materi-materi fisika. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang perbedaan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuan dan dimensinya serta memprediksi dimensi suatu besaran melakukan analisis, dan melakukan penjumlahan dan perkalian vektor dan menerapakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ilmu fisika dikenal adanya besaran dan satuan. Besaran merupakan sesuatu yang dapat diukur dan memiliki nilai dan satuan merupakan salah satu komponen basaran yang menjadi standar dari suatu besaran . Ditinjau dari cara memperolehnya besaran digolongkan menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya didefinisikan atau ditetapkan terlebih dahulu, yang berdiri sendiri dan tidak tergantung pada besara lain. Ada 7 besaran pokok antara lain massa, panjang, waktu, suhu, intensitas cahaya, kuat arus dan jumlah zat. Sedangkan besaran turunan didapat dari hasil menurunkan  besaran pokok. Jika dilihat dari nilai dan arahn ya, besaran dibedaka menjadi 2, yaitu  besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai tanpa memiliki arah. Contoh dari besaran skalar adalah massa, waktu,

description

listrik magnet

Transcript of Besaran Dan Vektor

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari, banyak terjadi peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan pengetahuan baik yang bermanfaat maupun yang tidak bermanfaat. Namun hal tersebut tidak kita sadari bagaimana cara mengembangkan peristiwa-peristiwa yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Salah satu dari ilmu pengetahuan tersebut adalah ilmu fisiska, dimana ilmu fisika tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari dalam melakukan suatu aktivitas, contoh ilmu fisika yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan usaha manusia untuk mempelajari gejala alam. Setelah gejala alam diketahui, maka dipikirkan bagaimana cara pemanfaatannya di dunia nyata atau kehidupan sehari-hari , kajian ilmu fisika sangat sering muncul dalam terjadinya suatu peristiwa, misalnya sebuah mobil yang melakukan pengereman dan lain-lain, memindahkan sebuah barang/benda ketempat lain. Peristiwa-peristiwa ini tentunya menimbulkan banyak pertanyaan bagi kita jika kita kaitkan dengan ilmu fisika. Disini kita akan membahas bagaimana caranya kita menerapkan pertanyaan-pertanyaan yang ada dipkiran kita dengan mempelajari materi-materi fisika. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang perbedaan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuan dan dimensinya serta memprediksi dimensi suatu besaran melakukan analisis, dan melakukan penjumlahan dan perkalian vektor dan menerapakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ilmu fisika dikenal adanya besaran dan satuan. Besaran merupakan sesuatu yang dapat diukur dan memiliki nilai dan satuan merupakan salah satu komponen basaran yang menjadi standar dari suatu besaran . Ditinjau dari cara memperolehnya besaran digolongkan menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya didefinisikan atau ditetapkan terlebih dahulu, yang berdiri sendiri dan tidak tergantung pada besara lain. Ada 7 besaran pokok antara lain massa, panjang, waktu, suhu, intensitas cahaya, kuat arus dan jumlah zat. Sedangkan besaran turunan didapat dari hasil menurunkan besaran pokok. Jika dilihat dari nilai dan arahnya, besaran dibedaka menjadi 2, yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai tanpa memiliki arah. Contoh dari besaran skalar adalah massa, waktu, panjang dan masih banyak lagi. Sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Untuk lebih menambah pemahaman kita tentang besaran pokok, besaran turunan, satuan SI, dimensi, analisis dimensi maupun besaran vektor dan besaran skalar, dalam makalah ini penulis akan menjelaskan berbagai kajian-kajian tentang besaran pokok, besaran turunan, satuan SI, dimensi, analisis dimensi, besaran vektor dan besaran skalar lebih lanjut. Kajian-kajian yang dijelaskan diantaranya pengertian besaran pokok dan besaran turunan, menjelaskan penerapan satuan besaran pokok dan besaran turunan dalam SI, cara menentukan dimensi dan pengertian analisis dimensi, pengertian skalar dan vektor, operasi vektor, resultan vektor dengan metode jajar genjang, resultan vektor dengan metoda poligon, resultan vektor dengan metode analisis. Selain dari semua itu, kami juga akan menjelaskan tentang perkalian titik (dot), perkalian silang (cross) dan sifat-sifatnya, dan juga penerapan perkalian skalar dan silang dalam fisika.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa rumusan masalah yang dapat paparkan sebagai berikut :1. Apa yang dimaksud besaran pokok, besaran turunan dan contoh-contohnya?2. Bagaimana cara menerapkan satuan besaran pokok dan besaran turunan dalam SI? 3. Bagaimana caranya menentukan dimensi suatu besaran pokok dan turunan dan apa yang dimaksud dengan analisis dimensi dalam fisika? 4. Apa pengertian skalar dan vektor, dan bagaimana cara mempresentasikan vektor ?5. Apa saja jenis operasi vektor, resultan vektor dan metodenya ?6. Apa saja jenis dari perkalian vektor ?7. Bagaimana menerapkan konsep perkalian skalar dan perkalian silang dalam pemecahan masalah sehari-hari ?

1.3 TujuanAdapun tujuan dari makalah diatas sesuai dengan rumusan masalah di atas sebagai berikut:1. Mampu membandingakan besaran pokok, besaran turunan dan contoh-contohnya.2. Kita bisa menerapkan satuan besaran pokok dan besaran turunan dalam SI.3. Mampu menentukan dimensi suatu besaran pokok dan turunan dan kita juga bisa mengetahui pengertian dari analisis dimensi dalam fisika. 4. Mampu mendeskripsikan tentang pengertian skalar dan vektor dan menjelaskan cara menyatakan (merepresentasikan) vektor5. Mampu menjelaskan tentang operasi operasi pada vektor, resultan vektor dan metodenya6. Mampu menjelaskan tentang jenis perkalian vektor7. Mampu menerapkan konsep perkalian skalar dan perkalian silang dalam pemecahan masalah sehari-hari.

1.4 ManfaatAdapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :1. Bagi PenulisDalam penulisan makalah ini manfaat yang kami dapat bagi penulis yaitu memberikan banyak pengalaman dalam penyusunan makalah ini dan juga bisa memberikan informasi tentang besaran pokok dan besaran turunan, dan bisa menjelaskan tentang skalar dan vektor serta hal hal yang berkaitan dengan vektor.2. Bagi PembacaManfaat bagi pembaca yang membaca makalah ini adalah mendapat informasi tentang besaran pokok, besaran turunan dan penjelasan tentang skalar dan vektor serta hal hal yang berkaitan dengan vektor.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Besaran Pokok dan Besaran TurunanBesaran fisis yaitu segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Besaran fisis digunakan untuk menyatakan hukum-hukum fisika, misalnya: panjang, massa, waktu, gaya, kecepatan, temperatur, intensitas cahaya, dan banyak lagi yang lain. Ada banyak besaran fisis, kadang-kadang saling bergantung satu dengan lainnya, sehingga pengaturannya menjadi sulit, misalnya saja laju (speed) adalah perbandingan antara panjang dan waktu. Yang harus kita lakukan adalah memilih sejumlah kecil besaran fisis sebagai besaran pokok. Besaran-besaran fisis lainnya dapat diturunkan dari besaran pokok. Besaran fisis dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran yang lain. Ada tujuh besaran pokok dalam fisika, seperti ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Besaran pokokSatuanSimbol satuan

panjangMeterm

massaKilogramkg

waktuSekons

kuat arus listrikAmpereA

suhuKelvinK

jumlah zatMolmol

intesitas cahayaCandelacd

Tabel 1.1 Besaran pokok dan satuannya

Dalam menurunkan satuan besaran turunan Anda harus mengetahui definisi fisis dari besaran tersebut. Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran-besaran pokok. Berikut contoh beberapa besaran turunan dalam fisika dapat ditunjukkan pada Tabel 1.2.Besaran turunanRumusSatuan

luaspanjang lebarm2

volumepanjang lebar tinggim3

massa jenis

kg m-3

kecepatan

m s-1

percepatan

m s-2

gayamassa percepatankg m s-2 = newton (N)

usaha dan energigaya perpindahankg m2 s-2 = joule (J)

tekanan

kg m-1s-2 = pascal (Pa)

daya

kg m2 s-3 = watt (W)

impuls dan momentumgaya waktukg m s-1 = N s

Tabel 1.2 Besaran turunan, rumus dan satuannya

2.2 Sistem Satuan InternasionalSebelum adanya standar internasional, hampir setiap negara menetapkan sistem satuannya sendiri. Sebagai contoh, satuan panjang di negara Indonesia adalah hasta dan jengkal, di Inggris dikenal inci dan feet (kaki), dan di Perancis digunakan meter. Penggunaan bermacam-macam satuan untuk suatu besaran ini menimbulkan kesukaran. Kesukaran pertama adalah diperlukannya bermacam-macam alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Kesukaran kedua adalah kerumitan konversi dari satuan ke satuan lainnya, misalnya dari jengkal ke kaki. Ini disebabkan tidak adanya keteraturan yang mengatur konversi satuan-satuan tersebut.Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14 (1971), berdasarkan hasil-hasil pertemuan sebelumnya dan hasil-hasil panitia internasional, menetapkan tujuh besaran sebagai dasar. Ketujuh besaran ini merupakan dasar bagi Sistem Satuan Internasional, biasanya disingkat SI, dari bahasa Prancis Le Systeme International dUnites.Banyak contoh-contoh satuan turunan SI, seperti kecepatan, gaya, hambatan listrik, dan sebagainya. Sebagai contoh, satuan SI untuk gaya disebut newton (disingkat N), yang dalam satuan dasar SI didefinisikan sebagai1 N = 1 m kg/s2Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam pasal 5.Akibat adanya kesukaran yang ditimbulkan oleh penggunaan sistem satuan yang berbeda, maka muncul gagasan untuk menggunakan hanya satu jenis satuan saja untuk besaran-besaran dalam ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Suatu perjanjian internasional telah menetapkan satuan internasional (International System of Units) disingkat satuan SI. Satuan SI ini diambil dari sistem metrik yang telah digunakan di Prancis setelah revolusi tahun 1789. Karena ada tujuh besaran pokok, maka juga ada tujuh satuan pokok dalam SI, yaitu: meter (m), kilogram (kg), sekon (s), ampere (A), kelvin (K), candela (cd), dan mol (mol).

2.3 Dimensi suatu Besaran Pokok, Besaran Turunan dan Analisis DimensiDimensi suatu besaran menujukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok. Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan lambang huruf tertentu (ditulis huruf besar), dan atau diberi kurung persegi. Sebagai contoh, dimensi dari besaran massa ditulis M atau [M]. Dimensi suatu besaran turunan ditentukan oleh rumus besaran turunan tersebut jika dinyatakan dalam besaran-besaran pokok. Sebagai contoh, dimensi dari besaran percepatan yang didefinisikan sebagai hasil bagi dari kecepatan dan waktu adalah sebagai berikut :

= [L][T]-2Adapun cara-cara menentukan dimensi besaran turunan dari dimensi besaran pokok yaitu :Besaran TurunanDefinisiSimbolDimensi

Volume (V)[L][L][L][L]3

Massa jenis ()Massa per volume ()

[M][L]-3

Kecepatan (v)Perpindahan per waktu

[L][T]-1

Percepatan (a)Kecepatan per waktu

[L][T]-2

Tabel 1.4. Menentukan dimensi besaran turunan dari dimensi besaran pokokAnalisis dimensi dalam fisika adalah alat konseptual yang sering diterapkan dalam fisika, dan teknik untuk memahami keadaan fisis yang melibatkan besaran fisis yang berbeda-beda. Adapun tiga manfaat dimensi dalam fisika, sebagai berikut.1. Dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak. Dua besaran fisis yang hanya setara jika keduanya memiliki dimensi yang sama dan keduanya termasuk besaran skalar atau keduanya termasuk besaran vektor. 2. Dapat digunakan untuk menetukan persamaan yang pasti atau mungkin benar.3. Dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan besaran fisis tersebut dengan besaran fisis lainnya diketahui. 2.4 Pengertian Skalar , Vektor dan Representasi VektorSelain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor. Besaranbesaran seperti massa, jarak, waktu dan volume, termasuk besaran skalar, yakni besaran yang hanya memiliki besar atau nilai saja tetapi tidak memiliki arah. Sedangkan besaran seperti perpindahan, kecepatan, percepatan dan gaya termasuk besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki besar (atau nilai) dan juga memiliki arah. Dalam besaran vektor kita hanya mementingkan atau memfokuskan hanya pada nilai suatu besarannya tetapi kita juga akan memperhatikan arah dari besaran vektor tersebut. Beberapa contoh besaran vektor misalnya perpindahan, gaya dan lain-lain. Jika kita menyatakan perpindahan selalu disertai arah, cara menyatakan atau menggambarkan vektor ada 3 cara, yaitu dengan diagram vektor, notasi huruf dan notasi analitis. 1. Cara pertama yaitu dengan diagram vektor, vektor dapat digambarkan dengan anak panah.

Gambar 1.1 Vektor AB digambarkan dalam diagram vektorBA

1. Besar dan arah vektor dapat kita lihat atau dapat digambarkan melalui diagram vektor. Misalkan diagram vektor di atas, kita dapat melihat besar dan arah vektor A dan B, panjang dari anak panah dapat kita lihat sebagai besar atau nilai vektornya misalnya panjang anak panahnya 1 meter, sedangkan arah dari vektor tersebut dapat kita lihat dari arah kepala anak panah pada diagram vektor.

2. Cara yang kedua adalah dengan notasi huruf. Ada beberapa aturan dalam penulisan vektor menggunakan huruf. Vektor dapat ditulis dengan huruf kapital yang dicetak tebal, huruf kecil yang dicetak tebal, dan dalam penulisan sehari-hari biasanya ditulis dengan menambahkan anak panah di atas huruf yang menyatakan vektor. Sebagai contohnya vektor AB, dapat ditulis AB, ab, ataupun dan . Vector AB memiliki arti atau dapat diartikan bahwa arah vektornya dari vektor A ke vektor B. 3.Cara yang ketiga adalah dengan notasi analitis. Notasi ini digunakan untuk menganalisa vektor tanpa menggunakan gambar atau diagram. Contoh : vektor a dapat dinyatakan dalam komponen komponen sebagai berikut :

Gambar 1.2 Menggambarkan vektor dengan cara notasi analitisyy

ay

ay

axxa

azz

x

ax

Lebih mudah jika menyatakan vektor menggunakan vektor satuan dalam arah sepanjang sumbu sumbu koordinat yang dipilih. Dalam koordinat siku siku biasanya digunakan lambang khusus i, j dan k untuk menyatakan vektor satuan dalam arah sumbu x, y dan z positif berturut turut.

Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan, antara lain :1. Dua vektor dikatakan sama jika arah dan besarnya sama

A BGambar 1.3 Vektor yang sama

Jika vektor dinyatakan seperti gambar di atas, maka dapat dikatakan A = B

2. Dua vektor dikatakan tidak sama jika :a. Gambar 1.4 vektor dengan arah yang berbedaDua vektor besarnya sama tetapi arahnya berbeda

b. Dua vektor yang besarnya tidak sama tetapi memiliki arah yang sama

Gambar 1.5 vektor dengan besar yang berbeda

c. Dua vektor yang besar dan arahya berbeda

Gambar 1.6 vektor dengan arah dan besar yang berbeda

2.5 Operasi Vektor, Resultan Vektor dan MetodenyaDalam kehidupan sehari-hari, besaran besaran baik besaran skalar maupun vektor juga sering dilibatkan dalam operasi hitung baik penjumlahan, pengurangan dan perkalian. Untuk besaran-besaran skalar dalam operasi hitung mengikuti kaidah berhitung biasa. Sedangkan untuk besaran vektor dalam operasi hitung mengikuti kaidah-kaidah berhitung yang berbeda dengan kaidah berhitung besaran scalar sehingga memerlukan pembahasan tersendiri yang biasanya terangkum dalam kajian analisis vektor.Dalam vektor, ada beberapa operasi-operasi atau cara-cara yang dapat digunakan dalam menentukan nilai dari sebuah vektor, diantaranya adalah sebagai berikut :1. ABGambar 1.7 Vektor A dan BGambar 1.7 Vektor A dan BOperasi Penjumlahan dan pengurangan

Diberikan 2 buah vektor seperti pada gambar. Tentukan hasil A + B = ?Dalam penjumlahan vektor tanda + dalam penjumlahan vektor memilki arti dilanjutkan, jadi jika A + B berarti vektor A dilanjutkan oleh vektor Bseperti pada gambar dibawah kita dapat lihat bahwa vector A diteruskan oleh vector B sehingga hasilnya adalah garis panjang yang berwarna merah.

BGambar 1.8 Vektor A + B

A

A + B

Untuk pengurangan vektor tanda - berarti berlawanan arah misalnya vektor A-B, dapat kita kurangi atau hitung seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 1.9 Vektor A - B

BB

A - BA

Dalam operasi vektor ini berlaku beberapa hukum, antara lain :a. Hukum Komutatif

Gambar 1.10B

A

AA + B = B + A (1.1)

B

b. Hukum AsosiatifKedua hukum ini menyatakan bahwa bagaimanapun urutan atau pengelompokan vektor dalam penjumlahan, hasilnya akan sama.

Gambar 1.11B

CA

( A + B ) + C = A + ( B + C ) (1.2)

2. Resultan vektor dan metode mencari resultanResultan merupakan hasil penjumlahan dari beberapa vektor. Dalam menentukan resultan dari suatu vector dapat menggunakan beberapa cara atau metode antara lain metode jajar genjang, metode segi banyak atau poligon dan metode analitik.a. Metode Jajar genjang Dalam metode jajar genjang resultan vektornya dinyatakan oleh diagonal jajar genjang yang dibentuk oleh dua vector tersebut. Misalkan diberikan dua vector A dan B seperti pada gambar di bawah,

Gambar 1.12

AB

Dalam menentukan resultan vector AB diatas dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:1. Titik pangkal vektor B diletakkan berhimpit dengan vektor A2. Gambar jajar genjang dengan P dan Q sebagai sisinya, lalu tarik garis diagonalnya

Gambar 1.13 Metode JajargenjangDC

RQ

A

BP

Besar R dapat ditentukan dengan cara : (1.3) (1.4) (1.5)

Dimana diketahui :AB = PBC = AD = AC = RSehingga persamaan (1.5) dapat ditulis menjadi

(1.6) (1.7) Catatan : 1. Jika vektor P dan Q searah, maka = 00 dan R = (1.8)2. Jika vektor P dan Q berlawanan arah, maka = 1800 dan (1.9) 3. Jika vektor P dan Q saling tegak lurus, maka = 900 dan R = (1.10)

b. Metode Segi Banyak (Poligon)Menghitung nilai resultan juga dapat dilakukan dengan metode polygon (segi banyak). Metode poligon adalah cara meresultankan vektor dengan cara menggambar. Salah satu vektor sebagai acuan dan vektor lain disambungkan dengan pangkal tepat pada ujung vektor sebelumnya. Resultan vektornya dapat dibentuk dengan menggambar anak panah dari pangkal awal hingga ujung akhir. (Sri Handayani : 42)Pada suatu keadaan tertentu metode polygon dapat mempermudah penyelesaian perhitungan resultan vektor.Gambar :

Gambar 1.14 Beberapa vektorFHG

E

Jika akan mencari resultannya maka digambar terlebih dahulu

Gambar 1.15 Metode PoligonF

GE

RH

c. Metode AnalitikJika pada satu titik bekerja lebih dari 1 vektor, maka untuk mencari resultannya dapat digunakan metode analitik (uraian). Dalam metode ini, vektor akan diproyeksikan ke dalam komponen-komponennya dalam suatu system kordinat tertentu. Vektor-vektor tersebut dapat doproyeksikan pada 2 arah (sumbu x dan sumbu y). Vektor-vektor yang sejajar dapat dihitung resultannya dengan cara dijumlahkan atau dikurangkan. 2 resultan pada arah sejajar pasti saling tegak lurus, sehingga resultan akhirnya dapat ditentukan dengan dalil phytagoras

Gambar 1.16 Metode Analitikbar :

Resultan proyeksi-proyeksi gaya yang searah memenuhi persamaan berikut : (1.11) (1.12)dimana : F1 cos (1.13) F2 cos (1.14)F1y = F1 sin (1.15) F2 sin (1.16)Resultan gaya gaya tersebut dapat memenuhi persamaan berikut :

(1.17)

(1.18)Dengan : R: besar resultan gaya : sudut FR terhadap sumbu x

2.6 Perkalian VektorDi atas telah dijelaskan mengenai operasi penjumlahan dan pengurangan vektor, sekarang akan dijabarkan mengenai operasi perkalian vektor. Operasi perkalian vektor ada 2 jenis, yaitu perkalian skalar dengan vektor dan perkalian vektor dengan vektor. Perkalian vektor dengan vektor terdiri dari perkalian titik (dot product) dan perkalian silang (cross product).1. Perkalian Skalar dengan VektorPerkalian ini berarti mengalikan bilangan biasa (skalar) dengan vektor. Hasil perkalian ini adalah vektor baru. Notasi penulisan perkalian ini adalah :

B = kA (1.19)Vektor B memiliki besar k kali vektor A. jika nilai k positif (+) maka vektor B akan memiliki arah yang sama dengan vektor A. namun jika k bernilai negative maka vektor B berlawanan arah dengan vektor A.2. Perkalain Vektor dengan Vektorada 2 jenis perkalain ini, yaitua. Perkalain tititk/dot ()Perkalian titik 2 buah vektor, A dan B dapat dituliskan A B . 2 buah vektor yang dioperasikan dengan perkalian titik menghasilkan bilangan biasa (skalar)

A

B

Gambar 1.17

AB = AB cos (1.20)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perkalian titik, antara lain : Dalam perkalian titik berlaku hukum komutatifAB = BA (1.21)(perklaian dot tidak memperhatikan urutan) Perkalian titik juga memenuhi hukum distributifA(B+C) = AB + AC (1.22) Jika vektor A dan B saling tegak lurus ( = 900) makaAB = 0 (1.23) Jika kedua vektor memiliki arah yang sama (searah) = 0, maka AB = AB (1.24)Jika A=B akan diperolehAA = A2 atau BB = B2 (1.25) Jika = 1800 maka vektor A dan B akan berlawanan arahAB = AB (1.26)b. Perkalian silang/cross ()Dengan notasi AB (dibaca A cross B), perkalian silang 2 vektor ini menghasilkan sebuah vektor baru. Vektor hasil perkalian ini dapat digambarkan sebagai sebuah vektor yang tegak lurus terhadap masing-masing vektor tersebut. Hal hal penting yang harus diingat dalam perkalian silang, antara lain : Perkalain silang bersifat anti komutatifA B = B A (1.27) Sudut yang dibentuk vektor A dan B 900 (tegak lurus) makaA B= AB (1.28) Jika vektor A dan B segaris dengan = 00 ataupun = 1800 (searah ataupun berlawanan) makaA B= 0 (1.29)2.7 Penerapan Perkalian VektorSetelah mengetahui teori tentang perkalian vektor, sekarang kita akan menerapkan operasi perkalian tersebut dalam perumusan perumusan fisika.1. Penerapan Perkalian Titik (Dot)Beberapa contoh penerapan perkalian titik dalam fisika antara lain dalam mencari besarnya usaha. Seperti yang telah diketahui bersama rumus untuk menentukan besarnya usaha yang dilakukan saat sebuah benda dikenai gaya dan benda tersebut mengalami perubahan posisi adalah W = F s = F (cos ) s. Dimana W adalah usaha, F adalah gaya yang bekerja pada benda dan s adalah jarak yang ditempuh benda setelah/selama dikenai gaya.

Fs

Gambar 1.19Hasil dari perkalian ini (usaha) merupakan bilangan skalar (bilangan biasa) tanpa arah. Contoh lain dari penerapan perkalian titik ini adalah saat menghitung fluks listrik.2. Penerapan Perkalian Silang (Cross)Masih ingatkah dengan momen gaya ? momen gaya dirumuskan = F r. dimana adalah momen gaya, F adalah vektor gaya dan r adalah vektor posisi. Momen gaya ini merupakan besaran vektor karena setelah dioperasikan, momen gaya selain memiliki nilai juga memiliki arah.

O

FGambar 1.20

Titik O merupakan poros, jika batang tersebut ditarik dengan gaya F, maka batang akan bergerak searah jarum jam. Sehingga momen gaya termasuk salah satu contoh penerapan perkalian silang (cross). Adapun contoh lain yaitu Gaya Lorentz.

BAB IIIPENUTUP

3.1 SimpulanBerdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :1. Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran yang lain. Sedangkan besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran-besaran pokok.2. Untuk penyamaan persepsi pengukuran di seluruh dunia, diciptakan suatu standar satuan yang disebut dengan satuan Sistem Internasional yang dapat dikonversi ke dalam satuan yang berlaku di negara masing-masing. Misalnya satuan panjang secara internasional adalah meter, dapat dikonversi ke dalam satuan inchi, kaki, mil, dan lain-lain.3. Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokoknya. 4. Kegunaan analisis dimensi yaitu; (a) mengungkapkan kesetaraan beberapa besaran yang secara sepintas tampak berbeda, misalnya energi kinetik, energi potensial, dan usaha; (b) menentukan satuan dari besaran turunan dengan cara analisis dimensional. 5. Analisis dimensional adalah suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan, dengan cara memperhatikan dimensi besaran tersebut. 6. Besaran skalar artinya besaran yang tidak memiliki arah.7. Besaran vektor merupakan besaran yang selain memiliki nilai juga memiliki arah.2. Ada 3 cara untuk merepresentasikan vektor, yaitua. Diagram vektorb. Notasi hurufc. Notasi analitis3. Ada beberapa metode untuk mencari nilai resultan vektor, antara lain :a. Metode jajar genjang

b. Metode segi banyak (polygon)c. Metode analitik (uraian)

4. Perkalian vektor terdiri dari 2 jenis yaitu :a. Perkalian Titik (dot) yang menghasilkan bilangan skalar (bilangan biasa)b. Perkalian Silang (cross) yang menghasilkan besaran vektor baru.

3.2 SaranSaran yang ingin kami sampaikan yaitu diharapkan kepada peserta didik agar dapat lebih mengerti dan memahami tentang besaran pokok, besaran turunan, satuan SI, dimensi, analisis dimensi, skalar dan vektor, agar nantinya mampu menjabarkan apa itu besaran pokok, besaran turunan, skalar, vektor dan semua hal hal yang berkaitan dengan besaran-besaran yang ada di fisika.

DAFTAR PUSTAKA

www.ensiklopedia.com www.google.comHalliday,Resnick.1999.Fisika Jilid I.Edisi Ketiga. Jakarta: ErlanggaGiancoli, D.C.1998. Fisika Jilid I. Edisi ketiga. Jakarta: ErlanggaModul Fisika Dasar 1Sri Handayani, Ari Damari. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: CV Adi PerkasaSumarsono, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: CV Teguh Karya

1