BEM FH UNS : MILIK DAN UNTUK MAHASISWA -...

8
Ledak Edisi Oktober/IV/2017 1 (Bersambung ke halaman 5) (Bersambung ke halaman 4) Redaksi menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kirim tulisan berupa kritik dan saran melalui email atau diserahkan ke alamat redaksi dengan melampirkan identitas atau bisa juga mengirimkan SMS dengan format : NAMA LENGKAP (spasi) ALAMAT (spasi) SARAN/KRITIK. Kirim ke 082225135418 1 Alamat Redaksi Gedung 1 Lt. 2 Fakultas Hukum UNS Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126 [email protected] Salam Pers Mahasiswa Ledak kali ini kembali hadir menyapa para pembaca setianya, dengan menghadirkan berita-berita aktual dan terpercaya. Pada edisinya kali ini, Ledak menyajikan berita yang membahas peran BEM FH UNS yang merupakan miniatur pemerintahan di kampus dan permasalahan terkait plagiasi di kalangan mahasiswa dan juga beberapa dosen. Selain itu, dalam edisi kali ini Ledak juga membahas kritik dan harapan dari narasumber kami terhadap BEM UNS periode 2016- 2017 serta pembukaan Pusat Studi Cagar Budaya dan Permuseuman oleh UNS yang merupakan sebuah gebrakan baru UNS dalam pelestarian budaya. Sebagai penutup, terdapat opini yang mengangkat isu hangat terkait usulan pembentukan Densus Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) oleh DPR dan Polri. Selamat Membaca! adan Eksekutif Mahasiswa B Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (BEM FH UNS) adalah sebuah bentuk miniatur pemerintahan di dalam sebuah kampus, khususnya lingkup fakultas. BEM FH UNS juga mempunyai fungsi atau peran secara internal maupun eksternal. Secara internal, BEM menjadi sebuah jembatan bagi mahasiswa dengan pihak fakultas serta sebagai wadah bagi UKM agar dapat saling berkoordinasi. Sedangkan peran eksternalnya, yaitu Menjadi mahasiswa memang tidak lepas dari namanya tugas kuliah. Disamping itu, kemajuan teknologi dalam memperoleh informasi menjadikan mereka lebih mudah dalam plagiasi mengerjakan tugas- tugas tersebut. i zaman modern ini, D kecanggihan teknologi mengakibatkan semakin mudahnya akses mendapatkan informasi dengan bebas dan cepat, khususnya melalui Internet. Hal ini kerap membuat mahasiswa tergoda untuk memanfaatkan dengan maksud yang salah perihal teknologi tersebut. Nyomot sana nyomot sini seakan menjadi budaya bagi kalangan mahasiswa yang hanya ingin mendapatkan nilai tanpa harus bersusah payah terlebih dahulu. “Seseorang mencantumkan ide atau tulisan orang lain tanpa mencantumkan sumbernya walau hanya satu kalimat saja itu sudah plagiasi,” Ujar Zakki Adlhiyati, S.H., M.H., LL.M selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. Sependapat dengan pernyataan BEM FH UNS : MILIK DAN UNTUK MAHASISWA Budaya Plagiasi Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Hukum UNS BEM FH UNS pada periode ini telah hampir selesai dalam masa kinerjanya. Beberapa di dalamnya menilai bahwa BEM telah melaksanakan tugasnya dengan baik, tetapi tidak jarang juga yang menganggap ada permasalahan mahasiswa yang masih belum mereka selesaikan, khususnya keluhan dan ketidakpuasan mahasiswa yang mempertanyakan fungsi dan peran BEM itu sendiri. ARMERALIESTY KUSUMA M/NOVUM

Transcript of BEM FH UNS : MILIK DAN UNTUK MAHASISWA -...

Page 1: BEM FH UNS : MILIK DAN UNTUK MAHASISWA - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/LEDAK-4.pdf · segi sarana dan prasananya Dzaky Alwan Bisyir (2016) Semoga FH UNS menjadi

Ledak Edisi Oktober/IV/2017

1(Bersambung ke halaman 5)

(Bersambung ke halaman 4)

Redaksi menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kirim tulisan berupa kritik dan saran melalui email atau diserahkan ke alamat redaksi dengan melampirkan identitas atau bisa juga mengirimkan SMS dengan format : NAMA LENGKAP (spasi) ALAMAT (spasi) SARAN/KRITIK. Kirim ke 082225135418

1

Alamat RedaksiGedung 1 Lt. 2 Fakultas Hukum UNSJl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126

[email protected]

Salam Pers Mahasiswa

Ledak kali ini kembali hadir menyapa para pembaca setianya, dengan menghadirkan berita-berita aktual dan terpercaya. Pada edisinya kali ini, Ledak menyajikan berita yang membahas peran BEM FH UNS yang merupakan miniatur pemerintahan di kampus dan permasalahan terkait plagiasi di kalangan mahasiswa dan juga beberapa dosen.

Selain itu, dalam edisi kali ini Ledak juga membahas kritik dan harapan dari narasumber kami terhadap BEM UNS periode 2016-2017 serta pembukaan Pusat Studi Cagar Budaya dan Permuseuman oleh UNS yang merupakan sebuah g e b r a k a n b a r u U N S d a l a m pelestarian budaya.

Sebagai penutup, terdapat opini yang mengangkat isu hangat terkait usulan pembentukan Densus Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) oleh DPR dan Polri.

Selamat Membaca!

adan Eksekutif Mahasiswa BFakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (BEM FH

UNS) adalah sebuah bentuk miniatur pemerintahan di dalam sebuah kampus, khususnya lingkup fakultas. BEM FH UNS juga mempunyai

fungsi atau peran secara internal maupun eksternal. Secara internal, BEM menjadi sebuah jembatan bagi mahasiswa dengan pihak fakultas serta sebagai wadah bagi UKM agar d a p a t s a l i n g b e r k o o r d i n a s i . Sedangkan peran eksternalnya, yaitu

Menjadi mahasiswa memang tidak lepas dari namanya tugas kuliah. Disamping itu, kemajuan teknologi dalam memperoleh informasi

menjadikan mereka lebih mudah dalam plagiasi mengerjakan tugas-tugas tersebut.

i z a m a n m o d e r n i n i , Dkecanggihan teknologi mengakibatkan semakin

mudahnya akses mendapatkan informasi dengan bebas dan cepat, khususnya melalui Internet. Hal ini kerap membuat mahasiswa tergoda untuk memanfaatkan dengan maksud yang salah perihal teknologi tersebut.

Nyomot sana nyomot sini seakan menjadi budaya bagi kalangan

mahasiswa yang hanya ingin mendapatkan nilai tanpa harus bersusah payah terlebih dahulu. “Seseorang mencantumkan ide atau t u l i s a n o r a n g l a i n t a n p a mencantumkan sumbernya walau hanya satu kalimat saja itu sudah plagiasi,” Ujar Zakki Adlhiyati, S.H., M.H., LL.M selaku Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Sependapat dengan pernyataan

BEM FH UNS : MILIK DAN UNTUKMAHASISWA

Budaya Plagiasi Di KalanganMahasiswa Fakultas Hukum UNS

BEM FH UNS pada periode ini telah hampir selesai dalam masa kinerjanya. Beberapa di dalamnya menilai bahwa BEM telah melaksanakan tugasnya dengan baik, tetapi tidak jarang juga yang menganggap ada permasalahan mahasiswa yang masih belum mereka selesaikan, khususnya keluhan dan ketidakpuasan mahasiswa yang mempertanyakan fungsi dan peran BEM itu sendiri.

ARMERALIESTY KUSUMA M/NOVUM

Page 2: BEM FH UNS : MILIK DAN UNTUK MAHASISWA - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/LEDAK-4.pdf · segi sarana dan prasananya Dzaky Alwan Bisyir (2016) Semoga FH UNS menjadi

B a d a n E k s e k u t i f M a h a s i s w a Universitas Sebelas Maret (BEM UNS) 2017 di bawah kepemimpinan Wi l d a n Wa y u N u g ro h o d a n Muhammad Iqbal Nur S hampir menyelesaikan satu periode masa ker janya. Banyak kr i t ik dan kekecewaan dari mahasiswa terkait kinerja mereka, serta tak sedikit juga yang berpendapat bahwa masih banyak yang perlu dibenahi.

Museum Goes To Campus yang sudah dilaksanakan dua kali di Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tahun 2016 dan 2017 menginspirasi Rektor UNS untuk membuka Pusat Studi Cagar Budaya dan Permuseuman. Selanjutnya, ditinjau dari awal pencetusan yang belum berlangsung lama, seberapa siapkah para pihak terkait dalam mewujudkan program ini?

KILAS KAMPUS

2

(Bersambung ke halaman 6)

(Bersambung ke halaman 6)

Ledak Edisi Oktober/IV/2017

BEM UNS periode ini telah hampir s a m p a i p a d a p e n g h u j u n g kinerjanya. Menil ik rapor

perkementrian yang dipublikasikan melalui akun instagram mereka, secara umum banyak kementerian yang sudah menjalankan program kerjanya melebihi lima puluh persen, misalkan Kementerian S e k r e t a r i s , B e n d a h a r a , M e d i a Propaganda, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang merampungkan program

kerjanya sebelum periode berakhir.Kemudian visi dan misi yang

dicanangkan oleh Wildan Wahyu Nugroho dan Muhammad Iqbal Nur selaku Presiden dan Wakil Presiden semasa kampanye pun dinilai belum berjalan dengan maksimal. Salah satu yang kurang tersebut adalah berusaha mewujudkan good governance di lingkungan mahasiswa UNS.

Wahyuning Utami selaku Presiden

B E M F a k u l t a s H u k u m b e r u j a r bahwa,“BEM UNS terkadang ada salah koordinasi dengan kita selaku BEM Fakultas. Contohnya ketika ada kunjungan dari BEM Udayana, mereka ingin berkunjung ke BEM Fakultas tetapi BEM UNS tidak mengkoordinasikan itu ke kita, dan ada masalah terkait mereka yang membawa-bawa nama UNS tanpa ada persetujuan dari BEM Fakultas.”

M e s k i p u n b e g i t u , B i d a n g Kementerian Kemahasiswaan BEM UNS juga telah menjalankan tugasnya dengan cukup baik dalam mengadakan Forum Besar (Forbes) dengan lembaga-lembaga kampus lain untuk merangkul dan berkoordinasi dengan semua BEM Fakultas. “Untuk internal kampus ada

niversitas Sebelas Maret (UNS) Uresmi membuka Pusat Studi C a g a r B u d a y a d a n

Permuseuman. Program ini dicanangkan oleh Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor UNS. Berdasarkan pemaparan Drs. Susanto, M.Hum., selaku Kepala Museum UNS, beliau menjelaskan bahwa,“Ravik mempunyai visi bahwa UNS ini adalah universitas yang mempunyai wawasan budaya. Maka visi itu perlu dibangun oleh UNS untuk membuat identitas atau citra bahwa UNS itu mempunyai kepedulian terhadap budaya.”

Ide untuk mendirikan museum t e r s e b u t m u l a i t e r l i n t a s s e j a k dilaksanakannya acara Museum Goes To Campus yang diadakan pertama kali pada bulan November 2016. Kesuksesan acara tersebut mengantar Ravik kepada p e m b e n t u k a n p a n i t i a u n t u k mempersiapkan pendirian museum UNS.

Museum UNS sendiri telah berhasil dibangun dan diresmikan tepat pada

tanggal kelahiran UNS yaitu pada 11 Maret 2017. Setelah berhasil mendirikan museum, Ravik memiliki inisiatif yang tak kalah uniknya yaitu membentuk pusat studi baru yang bernama Pusat Studi Pengembangan Cagar Budaya dan Permuseuman yang telah diresmikan pada awal Juli 2017 lalu.

Pusat studi ini memberikan suatu eksistensi pada UNS yang memiliki identitas sebagai universitas yang peduli pada budaya. Pusat studi ini merupakan hal yang baru dan belum tersedia di perguruan tinggi lainnya. UNS dalam hal ini berperan penting sebagai pencetus program tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan Susanto, “Ini saya kira di universitas lain belum ada, sekarang baru satu-satunya di UNS yang mengkaji tentang cagar budaya. Didirikannya pusat kajian tentang cagar budaya dan permuseuman ini penting karena di Solo pemahaman tentang cagar budaya itu kurang. Sebenarnya cagar budaya itu banyak, tapi karena pemahamannya itu

tidak terlalu kuat maka cagar budaya yang memiliki makna sejarah itu satu persatu bisa hilang.”

Kemudian pusat studi ini dibawahi langsung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS. Realisasi pelaksanaan pusat studi ini juga melibatkan campur tangan pemerintah melalui Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pelaksanaan Pusat Studi Cagar Budaya dan Permuseuman juga mendapat dukungan dari banyak pihak yang berasal dari beberapa disiplin ilmu, di antaranya Ilmu Sejarah termasuk Arkeologi dan juga Arsitektur.

Disiplin Ilmu Arkeologi tentu terlibat karena ilmu ini mempelajari tentang artefak, kebendaan, juga museum yang memang termasuk dalam bagian sejarah. Sedangkan keterlibatan ilmu Arsitektur b e r g u n a u n t u k m e l e s t a r i k a n , memanfaatkan dan mengembangkan cagar budaya supaya obyek bangunan

BEM UNS : SEPERJALANAN YANGBANYAK MENUAI KRITIK

Pusat Studi Cagar Budaya dan Permuseuman :Gebrakan Baru UNS Dalam Pelestarian Budaya

TAUFIQULHIDAYAT KHAIR/NOVUM

Page 3: BEM FH UNS : MILIK DAN UNTUK MAHASISWA - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/LEDAK-4.pdf · segi sarana dan prasananya Dzaky Alwan Bisyir (2016) Semoga FH UNS menjadi

Anggraeni (2017)

Hal yang selalu saya pertanyakan mengapa sulit sekali menemukan tempat sampah di sekitar kampus. Kelas

yang kondisinya juga kurang menunjang proses pembelajaran. Saya harap FH UNS bisa lebih baik lagi dalam

segi sarana dan prasananya

Dzaky Alwan Bisyir (2016)

Semoga FH UNS menjadi fakultas hukum yang menjadi tujuan utama para calon mahasiswa di Indonesia. Agar

tercapai hal tersebut, maka kita haruslah berbenah baik dari fasilitas maupun kualitas kampus itu sendiri. Dan

juga kita sebagai mahasiswa FH UNS haruslah mengharumkan nama kampus kita di kancah nasional.

Wahyu Pratama Febriandini (2015)

Fakultas Hukum UNS sudah sering menorehkan prestasi di tingkat nasional. Kualitas mahasiswa pun semakin

baik dari tahun ke tahun. Namun, peningkatan kualitas tersebut bisa lebih dimaksimalkan apabila kualitas sarana

dan prasarananya juga semakin baik. Jangan sampai infrastruktur FH UNS kalah cepat berkembang dibanding

kualitas mahasiswanya

Hanum N (2014)

Birokrasi di Fakultas Hukum susah, khususnya penanganan permohonan di Bagian Umum atau Kemahasiswaan. Kemudian perbanyak tempat sampah di Gedung 1.

SURAT PEMBACA

3

Wida Astuti (Dosen Fakultas Hukum UNS)

Ujian agar dikembalikan pada sistem semula, terjadwal dan ada pengawas dari tenaga administrasi.

Ledak Edisi Oktober/IV/2017

WARUNG MAKAN “PAGI SORE”Sedia: - Aneka lauk pauk

- Soup Buah aneka rasa

Jl. Kabut Panggungrejo, Gerbang Belakang UNS

FREE

Soup Buah

Untuk yang berpuasa senin kamis*kuota 100 orang

Page 4: BEM FH UNS : MILIK DAN UNTUK MAHASISWA - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/LEDAK-4.pdf · segi sarana dan prasananya Dzaky Alwan Bisyir (2016) Semoga FH UNS menjadi

Sambungan halaman 1...

FOKUSFOKUS

4

mengawasi segala isu yang terdapat dalam lingkup pemerintahan maupun kampus.

Periode BEM FH UNS tahun ini tidak terlepas dari tagline yang diusung yaitu “Aktif Berkawan”. Terkait hal tersebut, tercermin dari tujuan BEM sebagai jalan keluar dari permasalahan yang dialami oleh mahasiswa di Fakultas Hukum. Pelayanan dalam bidang akademik dan penelitian terhadap kebijakan kampus menjadi tugas utama BEM dalam fungsinya untuk memfasilitasi mahasiwa melalui advokasi.

Disamping itu, Permasalahan utama advokasi mahasiswa yang sering ditangani oleh BEM FH UNS adalah mengenai KRS dan Dispensasi UKT. Mengenai permasalahan tersebut, nantinya akan melalui proses kajian terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada pihak Dekanat. Lalu, Program kerja mereka terkait hal tersebut hampir semuanya tercapai. “85% lah ya, 15%nya tinggal finishing sebelum dishare karena di-Dagri sendiri ada beberapa program yang belum selesai. Salah satu acara besarnya Semar Law Festival itu tanggal 28 Oktober sama tanggal 31 Oktober Expo Beasiswa. Itu memang belum selesai tapi tinggal pelaksanaannya aja, tinggal eksekusi saja,” jelas M. Aldhi ardiansyah, selaku Menteri Dalam Negeri BEM FH UNS.

Kemudian guna mewadahi minat mahasiswa hukum dalam kegiatan diskusi, BEM FH UNS juga turut mengeluarkan kajian-kajian mengenai isu yang sedang marak dan hangat untuk dibahas . Terkai t pemil ihan isu ,

kementerian yang bersangkutan juga akan m e m b e r i k a n r e k o m e n d a s i n y a . Selanjutnya hasil pengolahan isu tersebut disampaikan dalam bentuk diskusi dan p re s s re a l e s e . B i a s a n y a B E M mengundang dosen atau pakar yang berkompeten dalam berjalannya diskusi. “Pada periode ini malah banyak mengeluarkan kajian, yang paling banyak E-KTP sih. Karena itu kan isu tetap yang akan terus dibahas sampai akhir periode,” jelas Hernanda Damantara, selaku Menteri Luar Negeri BEM FH UNS.

Disisi lain, kendala yang paling banyak dihadapi BEM FH UNS dalam fungsinya melayani mahasiswa adalah sikap pasif mahasiswa itu sendiri. BEM sudah beberapa kali menyelenggarakan diskusi tetapi antusiasme mahasiswa masih sangat kurang. Partisipasi mahasiswa dalam survei yang dilakukan pun masih belum terlalu banyak. “Saya tidak mau kalau sampai memaksa mahasiwa untuk berperan aktif, cuma setidaknya apa yang dikeluhkan teman-teman itu bakal kita selesaikan. Jadi, i n t i n y a j a n g a n m a l u u n t u k mengadvosikan. Jangan takut, karena BEM itu punya mahasiswa,” ujar Aldhi.

Peran BEM bukan hanya sekedar melakukan aksi dan membuat event-event saja. Di balik itu semua, tanpa adanya BEM mahasiswa kehilangan wadah untuk menampung aspirasi yang ingin mereka suarakan kepada pihak fakultas. Lalu dalam periode ini, BEM juga sudah berusaha melaksanakan seluruh program kerja yang direncanakannya dengan baik. Mereka juga mengakui bahwa dalam

kinerjanya juga mengalami beberapa kendala yang mempengaruhi hasilnya nanti. “Menurut saya BEM sudah memenuhi tugasnya, cuma kalau untuk memenuhi kepuasan, itu kan relatif. Misalkan di satu sisi orang puas, di sisi lain orang tidak. Bukannya saya membela, tetapi tidak seperti itu. Jadi sepanjang yang saya tahu, BEM memang sudah melakukan tugasnya. Cuma mungkin saja beberapa permasalahan mahasiswa yang ada di fakultas itu tidak semudah untuk diselesaikan. Makanya kan ada yang merasa puas dan ada yang tidak puas,” jelas Ayub Torry Satriyo Kusumo, S.H., M.H., selaku pembina BEM.

Kedepannya, diharapkan BEM bisa semakin mengayomi dan sabar dalam menyelesaikan permasalahan mahasiswa di bidang pelaksanaan akademik. BEM tetap menyelenggarakan event tanpa mengesampingkan tugasnya untuk melayani mahasiswa. “BEM bisa menunjukkan posisinya sebagai agen perubahan. Kalau mengutip bukunya Pak Karno 'Penyambung Lidah Rakyat' BEM ya juga gitu. Penyambung aspirasi mahasiswa. Bagaimana mahasiswa punya aspirasi, ditampung di BEM, nanti BEM yang akan memfasilitasi,” tambah Ayub. “Lebih kompak luar dalam, BEM selanjutnya bisa menutup kekurangannya dan terus menambah kelebihannya.“ harap Wahyuning Utami Putri, selaku Presiden BEM FH UNS 2016/2017. (Armeraliesty Kusuma M, Awwalia N. 'Aziizah)***

BEM FH UNS : MILIK...

FORSI!Foto APRESIASI

DOKUMENTASI GIAN

Ledak Edisi Oktober/IV/2017

DOKUMENTAS ROY ARTA PUTRA

Pelantikan Business Law Society FH UNS

Diah Rahma (2015) dan Thomas Sudarso (2015) berhasil meraih juara 1 dalam The 2017 Indonesia National Round International Negotiation Competition di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. dengan ini ILC berhak mewakili Indonesia dalam The 2018 International Round International Negotiation Competition yang akan diadakan pada bulan Juni 2018 di Inggris.

Delegasi Fakultas Hukum UNS yang berhasil meraih Juara 1 dan Berkas Terbaik dalam Constitutional Law Festival, Universitas Brawijaya yang diselenggarakan pada 6-8 Oktober 2017.

DOKUMENTASI KSP PRINCIPIUM

Page 5: BEM FH UNS : MILIK DAN UNTUK MAHASISWA - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/LEDAK-4.pdf · segi sarana dan prasananya Dzaky Alwan Bisyir (2016) Semoga FH UNS menjadi

5

FOKUS

5

budaya plagiasi ...Sambungan halaman 1...

t e r s e b u t , N a j i b I m a n u l l a h , S.H.,M.H.,Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik pun mengatakan bahwa, “Mencantumkan link internet tanpa mencantumkan penulis dalam suatu makalah, jurnal ataupun karya tulis lainnya termasuk tindakan plagiasi, w a l a u p u n h a l t e r s e b u t m a s i h diperdebatkan jika kalau masi ada penulisnya harus disebutkan.”

Disisi lain, banyak alasan yang menjadikan mahasiswa melakukan plagiasi dalam mengerjakan tugas-tugasnya, misalnya seperti kesibukan dalam berorganisasi dan waktu yang semakin dekat dengan pengumpulan tugas. “Aku pernah melakukan melakukan copy paste dari internet tapi aku mencantumkan link dari websitenya karena saat itu udah kepepet deadline,” ujar Nur Miftahul mahasiswi FH UNS.

Kemudian juga tidak jarang juga mahasiswa mengerjakan tugas disaat sela-

sela kesibukan mereka karena anggapan bahwa tugas tidak dapat dibuat dalam waktu yang singkat. “Saya mencuri-curi waktu untuk mengerjakan tugas saat ba'da subuh sekitar pukul 04:30” ujar Redy Sudaryanto mahasiswa FH UNS.

Indirwan sebagai mahasiswa pun berpendapat bahwa hal yang lebih parah dan termasuk plagiasi adalah ketika mahasiswa mengambil atau meniru karya orang lain yang lebih bagus agar karyanya mendapatkan nilai yang memuaskan. Namun bagaimana pun juga, beberapa dosen lebih menghargai proses belajar mahasiswa dibandingkan hasil akhirnya. Seperti yang pernah dikatakan oleh Zakki, beliau lebih menghargai proses bagaimana mahasiswa itu belajar di kelas walaupun hasil tugasnya kurang memuaskan.

Pada prinsipnya, tidak ada dosen yang mempersulit mahasiswa dengan tugas yang diberikan. Semua tugas tersebut cepat atau lambat akan bermanfaat untuk

mahasiswa kedepannya. Mahasiswa memang tidak harus menggunakan buku sebagai l i te ra tur , mereka boleh menggunakan internet sebagai referensi dalam membuat suatu karya tulis dengan sumber yang jelas, siapa penulis karya tersebut. “Karena setiap artikel atau jurnal di internet itu pasti ada penulisnya,” tutur Najib menegaskan.

Beberapa saat yang lalu sempat ditemukan kasus plagisi karya tulis pada salah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama di Jakarta. Berkaca dari kasus tersebut, pihak FH UNS melakukan berbagai cara untuk meminimalisir terjadinya plagiasi pada mahasiswa. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi turn it in.

Aplikasi turn it in, membantu dosen untuk dapat mengetahui seberapa banyak kemiripan karya mahasiswa dengan karya tulis yang tersebar luas pada artikel atau jurnal di internet. Selain itu, dosen juga dapat melukakan tindakan preventif pada saat melakukan kontrak kuliah, “Pada saat awal perkuliahan saya selalu mengatakan bahwa saya tidak mentolerir adanya plagiasi dan saya tidak akan memberikan nilai terhadap mahasiswa yang melakukan hal itu,” tegas Zakki.

Kemudian dari pihak dosen maupun fakultas, tidak satu orang pun yang setuju dengan plagiasi dalam suatu karya. Jika hal ini terjadi, bukan nama pribadi saja yang tercoreng tetapi juga nama baik fakultas maupun almamater. Hal tersebut mencerminkan bahwa sebagai mahasiswa ha rusnya l eb ih mengedepankan keprofesionalitasan dan moral daripada kecurangan. “Menulislah dan berkaryalah secara jujur, salah boleh bahkan ngawur pun boleh, tetapi gak boleh anda ngutip tanpa mencantumkan nama penulisnya, (Alfian Ghaffar, Pricellia Griselda)***

Ledak Edisi Oktober/IV/2017

7

62

Pemimpin Umum: Wisnu Aji Pradhana, Sekretaris Umum: Sindi Ayu Anggraeni, Wakil Sekretaris Umum I: Febry Wulandari, Wakil Sekretaris Umum II: Yunanda Pahlawati W, Bendahara Umum: Amanda Athasya, Wakil Bendahara Umum: Nindita Widi A, Pimpinan Redaksi: Deas Markustianto, Kadiv Newsletter: Alodia Pandora, Kadiv Majalah: M. Thoriq Ardiansyah, Kadiv OA: Rio Cahya Nandika, Tim OA: M Sonhaji Akbar M, Alfian Ghaffar, Fara Novanda Fatura, Redaksi Pelaksana: Armeraliesty Kusuma M, Awwalia Nurul 'A, Chiara Sabrina A, Pricellia Griselda P. G, Riwayati, Sonia Damayanti S, Taufiqulhidayat khair, Vivi Savira, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Oba Lintang Permana, Kadiv PO: Okta Ahmad Faisal, Staf PO: Robby Saprilla M. P. P, Novena Larasati, Ratih Yustitia, Jastrian Renskyrio, M. Gafur S, Rizki Hidayat, Kadiv Diskusi dan Penelitian: Ikhwan Tamtomi, Staf Diskusi dan Penelitian: M Ghusni Ridho, Amalia Rahma H, Christy Ayu S, Deni Darmawan, Aulia Z. Ghiffari, Pimpinan Perusahaan: Devina Ruth Merida, Kadiv Distribusi dan Periklanan: R. Mahrufah Riesa Putri, Staf Distribusi dan Periklanan: Bianca Aziza P, M. Fuadi Sisma, Financi W, Yunita Savira B, Kadiv Niaga: Nadhira Nurul Afinandiva, Staf Niaga: Zolla Andre Pramono, Walida'in Iga Pangestu, Kurnia Larasati.

Redaksi menerima tulisan berupa surat dari pembaca. Tulisan diketik dengan spasi ganda maksimal 750 karakter. Tulisan bisa dikirim melalui e-mail : [email protected], atau diserahkan langsung ke alamat redaksi LPM NOVUM FH UNS, dengan melampirkan fotokopi kartu identitas.Redaksi juga menerima tulisan berupa pesan singkat (SMS) dari pembaca. Pesan harap singkat, padat, tidak SARA, dan tidak bersifat provokatif. Pesan dikirim dengan format : nama (spasi) alamat (spasi) fakultas/prodi (spasi) isi pesan. Kirim ke .082225135418

ALFIAN GHAFFAR/NOVUM

Page 6: BEM FH UNS : MILIK DAN UNTUK MAHASISWA - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/LEDAK-4.pdf · segi sarana dan prasananya Dzaky Alwan Bisyir (2016) Semoga FH UNS menjadi

6

KILAS KAMPUS

kemajuan dari tahun-tahun sebelumnya seperti diadakannya Forbes yang mewadahi kita semua untuk beraspirasi”, ungkap Arif Rahman Hakim selaku Presiden BEM FISIP.

Namun sayang, aspirasi tersebut nampaknya hanya ditampung dan tidak semua ditindaklanjuti. Salah satu contoh yang nyata adalah pada saat Aksi Nasional 20 Oktober tentang Tiga Tahun Jokowi-JK, yang berujung pada kecaman dari berbagai pihak yang dilontarkan kepaadau BEM UNS.“Mereka kurang mendengar aspirasi-aspirasi mahasiswa dan ketika mahasiswa menuntut tentang kajiannya seharusnya mereka langsungtanggung jawab,” jelas Arif.

Disisi lain, koordinasi aksi juga menjadi salah satu titik lemah BEM UNS. Terkait kajian atau koordinasi dengan para BEM Fakultas pun masih dianggap kurang. “Untuk aksi, contoh Aksi Nasional 20 Oktober, koordinasi akan hal tersebut kurang karena sejauh ini yang kami (BEM Fakultas Teknik) dapatkan hanya sekedar omongan. Belum ada tindak lanjut seperti diskusi bersama,” jelas Andryawan Jaya selaku Presiden BEM FT.

I q b a l p u n m e m b e r i penjelasaan,“Mungkin ini kesalahan kami (BEM UNS) juga, mengenai aksi yang belum sempat kita diskusikan dengan teman-teman fakultas. Namun, disini pada

dasarnya BEM UNS memang memiliki wewenang untuk mengajak atau tidak mengajak terkait pergerakan ke eksternal karena memang tidak ada garis koordinasi instruksi ke BEM Fakultas.”

Bukan hanya itu saja, advokasi kemahasiswaan pun tak luput dari kritik BEM Fakultas terkait kurangnya koordinasi yang disebabkan oleh internal BEM UNS sendiri. BEM Fakultas mengaku sudah melakukan koordinasi, tetapi respon dari BEM UNS terkesan lambat. “Jadi kita (BEM FH) sudah ke sana, tetapi dari sana (BEM UNS) belum ada yang gerak. Karena mereka kan BEM Universi tas , jadi t idak mungkin menspesialkan salah satu fakultas dan fokus ke banyak fakultas. Jadi malah lama geraknya,” ujar Wahyuning.

Sisi baiknya, ada beberapa advokasi yang mengalami kemajuan dari tahun sebelumnya. Advokasi tersebut mengenai sanggahan UKT untuk D3 yang sudah memperoleh kebijakan dalam Peraturan Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) No. 383 tahun 2017 Tentang Pemberian Keringanan Pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) Bagi Mahasiswa UNS yang Lulus Tepat Waktu. Di akhir-akhir periode BEM UNS pun akan melaunching program kerja Bantuan Kesejahteraan Mahasiswa (Bankesma) yang fokus kepada mahasiswa yang membutuhkan

bantuan terkait UKT.Selain itu, Iqbal juga menilai bahwa

ada tujuan lain yang sudah berjalan dengan baik dalam periode kali ini, salah satunya aktif membangun pergerakan yang progresif, baik lokal, nasional dan internasional. “Wahana progresif jelas, malah kita pengennya leading opinion, memimpin opini publik dan BEM seluruh Indonesia. Setelah terpilih kita juga jadi Koordinator Pusat (Korpus) dan mempermudah kita dalam leading opinion tadi.” Hal ini juga dibenarkan oleh BEM Fakultas yang memang menilai misi ini sukses dilaksanakan.

Beberapa BEM Fakultas pun memberikan harapan untuk BEM UNS kedepannya. “Ketika sudah terpilih, harapan saya sih teman-teman di sana (BEM UNS) sadar posisi kalau mereka tuh di tingkat universitas dan mau turun ke bawah untuk mengetahui masalah-masalah yang ada. Bukannya semakin meninggikan posisi,” jelas Andryawan.

Wa h y u n i n g p u n j u g a i k u t menambahkan, “Semoga BEM UNS yang tahun ini bisa benar-benar merangkul semua golongan yang ada di Fakultas maupun Universitas, sehingga mahasiswa-mahasiswa gak merasa kalau BEM UNS hanya milik satu golongan saja.” ( Ta u f i q u l h i d a y a t K h a i r , Vi v i Savira)***

tidak membahayakan pengunjung. “Bangunan cagar budaya dapat direnovasi asal ada dokumentasi heritage supaya bentuk aslinya tidak hilang,” jelas Dr. Titis Srimuda P., ST, salah satu dosen Arsitektur, Fakultas Teknik, UNS.

Terkait pelaksanaannya, panitia pusat studi ini menargetkan Sangiran sebagai tempat yang tepat untuk diteliti. Pemilihan kawasan Sangiran itu sendiri diperoleh atas inisiatif Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Tengah dalam rangka mengembangkan kawasan Sangiran sebagai salah satu situs purbakala warisan dunia. Hal tersebut diharapkan bahwa orang-orang di sekitar sana akan mendapatkan pemahaman yang tinggi terhadap nilai-nilai dari situs purbakala jika dilakukan sebuah kajian.

Selain mengkaji Sangiran, kerja nyata pusat studi yang telah dilakukan adalah pembukaan kajian cagar budaya di Lojiwetan, kampung Eropa di Solo pada hari Rabu, 18 Oktober 2017. Selain membuka kajian juga dilakukan workshop tentang pengelolaan museum dan taman budaya, serta juga mengulas tentang bagaimana pentingnya cagar budaya di kawasan Solo. “Solo kan mempunyai kawasan yang berbeda-beda, ada kampung Pecinan, Arab, Mangkunegaran, dan sebagainya. Itu satu ekologi kultur yang berbeda-beda sehingga ini yang masuk dalam cagar budaya. Mereka mempunyai satu ciri khas sendiri-sendiri, tetapi mereka

mempunyai kaitan,” ujar Susanto.P r o g r a m t e r s e b u t m e n d a p a t

tanggapan positif dan antusiasme tersendiri dari salah seorang mahasiswa ketika mengetahui adanya Pusat Studi ini, “Pendapatku sih keren ya, baru denger gitu aja ada Pusat Studi Cagar Budaya sama Permuseuman. Unik aja sih, soalnya kayak bisa tau kan budaya di Indonesia khususnya di Solo itu apa aja dan kayak gimana. Terus jadi kayak daya tarik peminat tentang apa aja sih yang dikaji Pusa t S tud i Cagar Budaya dan Permuseuman,” ungkap Andara Cika Alfiyan, mahasiswi D3 Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya UNS.

Meskipun hal ini mendapat tanggapan positif dari salah seorang mahasiswa, ada juga mahasiswa yang mengatakan bahwa dia belum mengetahui adanya Pusat Studi Cagar Budaya dan Permuseuman UNS. “Saya berharap mahasiswa bisa memahami apa itu cagar budaya, kemudian bagaimana mengembangkan dan memanfaatkan supaya mereka bisa melindungi cagar budaya yang ada diwilayahnya, ser ta ter jadi satu harmonisasi dalam pembangunan kultural di kotanya masing-masing. Saya juga berharap hal ini lebih disebarluaskan” tutup Susanto. (Chiara Sabrina, Riwayati)***

BEM UNS : SEPERJALANAN...

PUSAT STUDI CAGAR...

Sambungan halaman 2...

DOKUMENTASI INTERNASIONAL OFFICE UNS

Ledak Edisi Oktober/IV/2017

RIWAYATI/NOVUM

Page 7: BEM FH UNS : MILIK DAN UNTUK MAHASISWA - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/LEDAK-4.pdf · segi sarana dan prasananya Dzaky Alwan Bisyir (2016) Semoga FH UNS menjadi

RISET

7

KOPI

e n u r u t s e j a r a h n y a , Mpembentukan Densus Tipikor sebenarnya merupakan wacana

yang telah usang. Saat dipimpin Jenderal Sutarman pada 2013, Polri pernah menggodok wacana ini. Setelah hampir sebulan rencana tersebut akhrinya dibatalkan karena dinilai pembentukan Densus Tipikor tidak relevan.

Polri sudah memiliki Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dittipidkor) B a r e s k r i m P o l r i d a n m e m i l i h meningkatkan kemampuan personel, alat, dan anggaran satuan yang sudah ada. Keberadaan Densus saat ini banyak yang mengkhawatirkan rawan dipolitisasi karena gagasan dan latar belakang pendiriannya yang berasal dari segelintir wakil rakyat setelah bergulirnya Pansus Hak Angket KPK .

B e r b e d a d e n g a n K o m i s i Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berasal dari keinginan masyarakat yang ingin melihat Indonesia bebas dari korupsi. Urgensi pembentukan dari Densus ini pun dirasa tidak jelas karena beralasan korupsi di Indonesia sudah sangat massif. Bukankah memang sedari

dulu seperti itu? Dengan adanya lembaga anti rasuah seperti KPK dan penguatan pemberantasan korupsi di lembaga lain hal tersebut sedikit demi sedikit mulai berkurang.

Banyak kalangan yang menilai wacana pembentukan Densus ini harus dikaji kembali. Pasalnya, ranah tugas dan fungsi Densus yang masih abu-abu menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat. Apakah ini merupakan lembaga sendiri atau memperkuat yang sudah ada. Jangan sampai meniimbulkan persepsi publik bahwa ada yang “ingin” mengambil alih KPK. Timbul banyak anggapan bahwa pembentukan Densus ini adalah upaya untuk melemahkan KPK.

Kemana Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dittipidkor)?

Dit Tipidkor Bareskrim Polri adalah salah satu direktorat yang berada di bawah kendali dan koordinasi Badan Reserse Kriminal Polri yang memiliki tugas pokok melaksanakan penegakan hukum bidang tindak pidana korupsi, serta bidang pencucian uang. Selain itu, Dit Tip idkor Bareskr im Po l r i juga

melaksanakan tugas-tugas lainnya di bidang pencegahan tindak pidana korupsi.

Kemudian dalam melaksanakan tugasnya Polri menjelaskan Dittipidkor ini belum berjalan dengan maksimal karena beberapa hal diantaranya terbatas oleh aturan SOTK (struktur organisasi dan tata kelola) dan jumlah anggaran karena bagian dari Bareskrim. Lalu dengan munculnya usulan pembentukan Densus Tipikor, Polri mengatakan akan membubarkan direktorat ini.

Disisi lain, salah satu alasan ingin membentuk Densus ini juga ingin memperkuat Direktorat Tindak Pidana Korupsi, dan berharap bisa lebih banyak lagi menangani kasus korupsi di Indonesia. Jika ingin memperkuatnya mengapa harus membentuk satuan baru? Jika terbentur masalah SOTK dan anggaran mengapa tidak membenahinya saja? Mengapa harus membentuk Densus dan membubarkan yang ada jika fungsinya sama.

Membenahi dan Mengefektifkan yang Sudah Ada

Saat ini korupsi termasuk dalam

PROBLEMATIKA WACANA DENSUS TIPIKOROleh : Rio Cahya Nandika

Ledak Edisi Oktober/IV/2017

(Bersambung ke halaman selanjutnya)

Page 8: BEM FH UNS : MILIK DAN UNTUK MAHASISWA - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/01/LEDAK-4.pdf · segi sarana dan prasananya Dzaky Alwan Bisyir (2016) Semoga FH UNS menjadi

8

KOPI

Ikuti berita terbaru dam aktual seputar kampus dan fakultasdi sosial media kami

novum.�[email protected] LPM NOVUM LPMNOVUMFHUNS lpmnovum�uns @mpm6732f

Ledak Edisi Oktober/IV/2017

extraordinary crime dan harus diperangi. Selanjutnya dalam memerangi korupsi tidak hanya lembaga seperti Kejaksaan, Polri, dan KPK saja yang bekerja, tetapi masyarakat juga harus ikut berperan aktif. Masyarakat juga diharapkan turut ambil bagian untuk melakukan 'pressure' pada lembaga penegak hukum agar konsisten melakukan pemberantasan korupsi. A langkah l eb ih ba ik l ag i j i ka mengoptimalkan dan membenahi lembaga maupun satuan yang sudah ada

agar efektif dalam menjalankan tugasnya. Mengenai keluhan-keluhan terkait kurangnya anggaran penyidikan dan operasional harusnya bisa diselesaikan di Dit Tipikor ketimbang membentuk Detasemen baru.

Ide pembentukan Densus sebenarnya menjadi angin segar bagi masyarakat dalam hal pemberantasan korupsi di Indonesia. Pembentukan Densus ini baik jika dilakukan untuk pembenahan internal dari Polri sendiri. Ini bisa menjadi ajang

lomba kebaikan antara KPK, Polri, dan Kejaksaan dalam memberantas korupsi. Tetapi salah satu yang harus dipersiapkan adalah harmonisasi kewenangan dan tanggung jawab antara ketiga lembaga yang menangani tindak pidana korupsi tersebut. Jangan jadikan sudah masifnya tindakan korupsi di Indonesia sebagai alasan pembenar untuk terburu-buru membentuk densus ini.

Surakarta maaf saya menjejakmu

Tanpa permisi dan tanpa basa basi

Pada penyair yang telah lama merakit

Jembatan penyebrangan huruf dari

balapan ke tirtonadi.

Kata sudah terlanjur tinggal disini

Dan masih banyak prosa yang bermukim

lalu

Menggelandang di slamet Riyadi

Sesaat setelah gladag macet karena

sekelompok demonstran anti puisi

Tumpah ruah ke jalan raya, manahan

mencoba memelukmu masuk ke dalam

stadion

Dimana saya sering berlatih tendang

menendang kalimat

Bersama keseblasan tanda tanya

Dan ketika pada akhirnya bau harum

Angkringan menggodamu bertamasya

Ke dalam nasi kucing dan menyusuri jalan

setapak

Nampan tusukan dan gorengan yang

terhampar diatas meja

Saya sudah menyusup dalam sepur

Kluthuk tujuan solokota dan khidmat

merajut cinta dalam belantaramu

SASTRAKU

Sambungan halaman 7...

BALADA SURAKARTAOleh : Radiktya