fh uns menuju standar aun-qa - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/10/LEDAK-4.pdf ·...

8
Ledak Edisi Oktober/IV/2018 1 (Bersambung ke halaman 5) (Bersambung ke halaman 4) Redaksi menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kirim tulisan berupa kritik dan saran melalui email atau diserahkan ke alamat redaksi dengan melampirkan identitas atau bisa juga mengirimkan SMS dengan format : NAMA LENGKAP (spasi) ALAMAT (spasi) SARAN/KRITIK. Kirim ke 085201046529 1 Alamat Redaksi Gedung 1 Lt. 2 Fakultas Hukum UNS Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126 [email protected] Salam Pers Mahasiswa Ledak kali ini kembali hadir menyapa para pembaca setianya, dengan menghadirkan berita-berita aktual dan terpercaya. Pada edisi kali ini, Ledak menyajikan berita yang membahas persiapan Fakultas Hukum UNS menuju sertifikasi AUN-QA, dan alasan dibalik kosongnya kelas pada prodi D4 Demografi dan Pencatatan Sipil selama enam minggu. Selain itu, dalam edisi kali ini Ledak juga membahas mengenai permasalahan terkait kepemilikan tanah di Kentingan Baru dan keberhasilan mahasiswi UNS memperoleh medali dalam ajang Asian Para Games 2018. Sebagai penutup, terdapat opini yang mengangkat isu hangat yaitu mengenai kasus Ratna Sarumpaet yang menjadi tersangka dalam kasus penyebaran hoaks. Selamat Membaca SEAN University A Network-Quality Assurance (AUN-QA) merupakan sertifikasi berupa assessment process . AUN-QA bertujuan untuk meningkatkan dan menyamakan kualitas standar universitas di ASEAN. Tahun 2019 mendatang, program studi (prodi) S-1 Ilmu Hukum akan kedatangan Tim Assesor AUN untuk sertifikasi AUN- QA, menyusul empat prodi lainnya di Universitas Sebelas Maret (UNS). Beberapa prodi yang telah memiliki sertifikasi AUN-QA yaitu prodi Manajemen, Biologi, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil. Sedangkan, empat prodi lainnya seperti Ilmu Menjadi pemukiman yang ditempati sejak tahun 1998, warga Kentingan Baru disebut menempati tanah sengketa dan mendirikan bangunan liar. Hal itu didasari atas berbagai pihak yang mengaku memiliki sertifikat tanah dan tindakan warga yang melanggar Peraturan Daerah (Perda). Meskipun dengan mediasi hingga relokasi, warga bersikukuh menempati karena merasa memiliki hak atas kawasan tersebut. arga Kentingan Baru yang W tinggal selama 20 tahun tanpa legalitas merasa terganggu sejak munculnya pernyataan hak milik atas tanah oleh beberapa orang pada 2002. Mengetahui hal itu, Ande, sesepuh Kentingan Baru memastikan ke Kecamatan Jebres dan ditunjukkan sebanyak 48 sertifikat tanah. Meski telah ditunjukkan sertifikat, Ande mengatakan pemilik tanah tidak dapat membuktikan kepemilikan atas kawasan tersebut berdasarkan Putusan No.04/Pdt/G/2010/PN.Ska. Putusan tersebut menyatakan gugatan tidak dapat diterima (N.O) karena dalam satu objek sengketa yang sama, ada pihak-pihak yang menguasai tanah objek sengketa dan fh uns menuju standar aun-qa Fakultas Hukum UNS sedang gencar-gencarnya melakukan pembenahan guna persiapan sertifikasi AUN-QA yang dimaksudkan agar tercipta kerjasama pendidikan dan pembangunan untuk memperkuat integrasi regional dalam mencapai standar global. Sejauh ini persiapan Sertifikasi AUN-QA banyak difokuskan pada pembenahan fisik, lantas bagaimana dengan persiapan di luar itu. pelanggaran regulasi warga kentingan baru ANNISA FIANNI SISMA/NOVUM

Transcript of fh uns menuju standar aun-qa - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/10/LEDAK-4.pdf ·...

Page 1: fh uns menuju standar aun-qa - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/10/LEDAK-4.pdf · prodi Manajemen, Biologi, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil. Sedangkan, ... cabang

Ledak Edisi Oktober/IV/2018

1(Bersambung ke halaman 5)

(Bersambung ke halaman 4)

Redaksi menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kirim tulisan berupa kritik dan saran melalui email atau diserahkan ke alamat redaksi dengan melampirkan identitas atau bisa juga mengirimkan SMS dengan format : NAMA LENGKAP (spasi) ALAMAT (spasi) SARAN/KRITIK. Kirim ke 085201046529

1

Alamat RedaksiGedung 1 Lt. 2 Fakultas Hukum UNSJl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126

[email protected]

Salam Pers Mahasiswa

Ledak kali ini kembali hadir

menyapa para pembaca setianya,

dengan menghadirkan berita-berita

aktual dan terpercaya. Pada edisi kali

ini, Ledak menyajikan berita yang

membahas persiapan Fakultas

Hukum UNS menuju sertifikasi

AUN-QA, dan alasan dibalik

kosongnya kelas pada prodi D4

Demografi dan Pencatatan Sipil

selama enam minggu.

Selain itu, dalam edisi kali ini

Ledak juga membahas mengenai

permasalahan terkait kepemilikan

tanah di Kentingan Baru dan

keberhasilan mahasiswi UNS

memperoleh medali dalam ajang

Asian Para Games 2018. Sebagai

penutup, terdapat opini yang

mengangkat isu hangat yaitu

mengenai kasus Ratna Sarumpaet

yang menjadi tersangka dalam kasus

penyebaran hoaks.

Selamat Membaca

S E A N U n i v e r s i t y AN e t w o r k - Q u a l i t y Assurance (AUN-QA)

merupakan ser t i f ikas i berupa assessment process . AUN-QA bertujuan untuk meningkatkan dan menyamakan kual i tas s tandar universitas di ASEAN. Tahun 2019 mendatang, program studi (prodi) S-1

Ilmu Hukum akan kedatangan Tim Assesor AUN untuk sertifikasi AUN-QA, menyusul empat prodi lainnya di Universitas Sebelas Maret (UNS).

Beberapa prodi yang telah memiliki sertifikasi AUN-QA yaitu prodi Manajemen, Biologi, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil. Sedangkan, empat prodi lainnya seperti Ilmu

Menjadi pemukiman yang ditempati sejak tahun 1998, warga Kentingan Baru

disebut menempati tanah sengketa dan mendirikan bangunan liar. Hal itu

didasari atas berbagai pihak yang mengaku memiliki sertifikat tanah dan

tindakan warga yang melanggar Peraturan Daerah (Perda). Meskipun dengan

mediasi hingga relokasi, warga bersikukuh menempati karena merasa memiliki

hak atas kawasan tersebut.

arga Kentingan Baru yang Wtinggal selama 20 tahun tanpa legalitas merasa

t e rg a n g g u s e j a k m u n c u l n y a pernyataan hak milik atas tanah oleh b e b e r a p a o r a n g p a d a 2 0 0 2 . Mengetahui hal itu, Ande, sesepuh Kentingan Baru memastikan ke Kecamatan Jebres dan ditunjukkan sebanyak 48 sertifikat tanah. Meski

telah ditunjukkan sertifikat, Ande mengatakan pemilik tanah tidak dapat membuktikan kepemilikan atas kawasan tersebut berdasarkan Putusan No.04/Pdt/G/2010/PN.Ska. Putusan tersebut menyatakan gugatan tidak dapat diterima (N.O) karena dalam satu objek sengketa yang sama, ada pihak-pihak yang menguasai tanah objek sengketa dan

fh uns menuju standar aun-qa

Fakultas Hukum UNS sedang gencar-gencarnya melakukan pembenahan guna persiapan sertifikasi AUN-QA yang dimaksudkan agar tercipta kerjasama pendidikan dan pembangunan untuk memperkuat integrasi regional dalam mencapai standar global. Sejauh ini persiapan Sertifikasi AUN-QA banyak difokuskan pada pembenahan fisik, lantas bagaimana dengan persiapan di luar itu.

pelanggaran regulasi warga kentingan baru

ANNISA FIANNI SISMA/NOVUM

Page 2: fh uns menuju standar aun-qa - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/10/LEDAK-4.pdf · prodi Manajemen, Biologi, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil. Sedangkan, ... cabang

etelah sukses menghelat Asian SGames 2018, kini Indonesia kembali menjadi tuan rumah

untuk Asian Para Games (APG) 2018. APG ketiga kali ini, dihelat di Jakarta, Indonesia selama seminggu. Kompetisi ini diikuti oleh 43 negara dengan 18 cabang olahraga (cabor). Tahun ini Indonesia menduduki peringkat kelima dengan total perolehan medali sebanyak 37 emas, 47 perak, dan 51 perunggu.

Diantara kontingen merah putih yang dikirimkan dalam ajang ini, Univeritas Sebelas Maret (UNS) turut mengirimkan atlet-atlet terbaiknya. Atlet yang dimaksud adalah Sri Sugayanti (Prodi Pendidikan Luar Biasa/2015), Ni Made Arianti (Prodi Pendidikan Luar Biasa/2018), dan Nanda Mei Sholihah (Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi/2018).

Ketiga atlet tersebut dikirim setelah berhasil lolos seleksi dan klasifikasi dari daerah sampai tingkat nasional. Setelah dinyatakan lolos seleksi, para atlet tersebut melakukan pelatihan nasional (pelatnas) secara intensif selama 10 bulan sebelum dihelatnya kompetisi ini. Hal ini dikonfirmasi oleh Ni Made, “Hampir 10 bulan sih, dari bulan Januari.”

Dari ketiga atlet yang bertanding di APG ini, dua diantaranya turut tanding di cabang Para Atletik yakni Ni Made (Lari 100 m dan 400 m T13 putri) dan Nanda Mei (Lompat Jauh) serta satu atlet tanding di Para Sepeda yakni Sri Sugayanti (Balap Sepeda – Time Trial Putri B, Women's B Individual Pursuit 3000 m, Road Race Putri B, Balap Sepeda Kilo Putri B). Latihan dilakukan setiap pagi dan sore selama 5 hari dalam seminggu.

Proses latihan diawasi pula oleh Dr. Sapta Kunta Purnama, M. Pd. selaku

Wakil Dekan 3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, “Ikut, jadi proses itu kan kita bisa terlibat dalam hal ini. Kalau di kampus, bagian dari pengabdian, kan (sebagai perwujudan) Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ya kami juga ikut mengawasi.”

Ketika ditanya terkait hambatan saat latihan, para atlet memiliki pendapat yang sama. Ni Made mengatakan bahwa saat latihan mereka tidak ada hambatan yang terlalu berarti, karena mereka sudah terbiasa latihan dengan situasi kondisi yang cukup berat pula. Akan tetapi, tiga hari sebelum kompetisi dimulai, kabar kurang baik diterima oleh Nanda.

Pasalnya, di tengah-tengah proses latihan Nanda mengalami cedera ankle (pergelangan kaki) dan sobek di bagian ligamen sehingga dia tidak mendapatkan izin untuk mengikuti kompetisi tersebut. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Nanda, “Kalau kita nggak ada izinnya, memang didiskualifikasi. Kalau aku kemarin ada izin dari medisnya, (yaitu) nggak bisa ikut karena sakit. Jadi aku mengundurkan diri.”

Di sisi lain, dua atlet mahasiswi UNS yang dikirimkan memperoleh hasil yang b a i k . M e r e k a m a s i n g - m a s i n g mendapatkan medali di setiap cabang perlombaanya. Ni Made mendapatkan dua medali, yakni dua perak dari nomor perlombaan Lari 100 dan 400 T13 (T menunjukan track/sprint dan 13 klasifikasi tunanetra dapat melihat jarak pandang 6 meter) dan Sri Sugayanti mendapatkan empat medali, yakni tiga medali perak dari nomor Women's B Individual Pursuit 3000 m, Road Race Putri B, Balap Sepeda Kilo Putri B dan satu medali perunggu dari nomor Time

Trial Putri B (Kategori B disabilitas tunanetra tidak bisa melihat).

Dua atlet tersebut rencananya akan mendapatkan penghargaan, baik dari pemerintah maupun universitas. Bentuk penghargaan yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berupa dana bonus medali. “Sebelum closing ceremony, bonusnya langsung dicairin, langsung diber ikan s imbol isnya kemarin,” jelas Ni Made.

Sedangkan dari pihak universitas, rektor menjanjikan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk mereka yang berprestasi, baik di kancah regional, nasional, maupun internasional dengan n o m i n a l y a n g b e r b e d a - b e d a . “Penghargaan juga berjenjang, artinya levelnya beda-beda. Semakin tinggi (tingkat perlombaan) maka semakin besar (nominal bonusnya),” ujar Drs. Rohman Agus Pratomo selaku Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni UNS. Rohman juga menambahkan bahwasanya pembebasan UKT tersebut hanya berlaku satu semester saja, baik itu tingkat regional, nasional, maupun internasional.

Walau bagaimanapun, pencapaian mereka juga turut menjadi motivasi dan inspirasi bagi beberapa mahasiswa fakultas lain di UNS. Salah satunya ucapan selamat diberikan oleh Albesya Iqbal, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2017, “Saya bangga sekali sebagai warga UNS, karena di atas keterbatasannya, mereka bisa membuktikan kalau mereka bisa.” (Bidari Aufa Sinarizqi /Gustaf Ardiansyah).***

KILAS KAMPUS

2

tiga atlet uns harumkan nama kampus dalam ajangasian para games 2018

Ledak Edisi November/IV/2018

Asian Para Games 2018 merupakan kompetisi olahraga se-Asia untuk para penyandang disabilitas. Kompetisi yang berlangsung di

Kompleks Gelora Bung Karno dari tanggal 6-13 Oktober 2018 ini, diikuti oleh 2.831 atlet dari 43 negara. Diantara atlet yang

bertanding, terdapat tiga mahasiswi UNS yang ikut serta berkontribusi dan menyumbang medali bagi Indonesia

NI MADE ARIANI PUTRI/PRODI PENDIDIKAN LUAR BIASA 2018

Page 3: fh uns menuju standar aun-qa - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/10/LEDAK-4.pdf · prodi Manajemen, Biologi, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil. Sedangkan, ... cabang

SURAT PEMBACA

3

7

62

Redaksi menerima tulisan berupa surat dari pembaca. Tulisan diketik dengan spasi ganda maksimal 750 karakter. Tulisan bisa dikirim melalui e-mail : [email protected], atau diserahkan langsung ke alamat redaksi LPM NOVUM FH UNS, dengan melampirkan fotokopi kartu identitas.Redaksi juga menerima tulisan berupa pesan singkat (SMS) dari pembaca. Pesan harap singkat, padat, tidak SARA, dan tidak bersifat provokatif. Pesan dikirim dengan format : nama (spasi) alamat (spasi) fakultas/prodi (spasi) isi pesan. Kirim ke 5201046529.08

Ledak Edisi November/IV/2018

SURAT PEMBACA

Dr. Albertus Sentot Sudarwanto,S.H.,M.Hum. (Dosen Fakultas Hukum UNS)Fakultas Hukum secara fisik dan infrastruktur sudah baik dan tersedia, contoh sudah terlaksana program green campus dengan disediakannya ruang pojok khusus merokok. Tetapi seharusnya lembaga yang baik itu juga di dukung dengan SDM yang baik didalamnya termasuk dosen, karyawan, dan mahasiswa yang harus merasa memiliki Fakultas Hukum itu sendiri agar bisa menjunjung Fakultas Hukum ke arah yang lebih baik.

Enggar Rahmat S1 Ilmu Hukum (2015)FH UNS harus menjadi garda terdepan dalam mempertajam kecerdasan dan panggung diskusi mahasiswa. Iklim diskusi dan wacana keilmuan tersebut yang harus ditumbuhkan di FH tercinta ini.

Lyanita Purnamasari S1 Ilmu Hukum (2016)Saya berharap FH UNS bisa memberikan fasilitas yang lebih baik lagi untuk menunjang perkuliahan lebih kondusif. Karena menurut saya, beberapa bagian di FH UNS masih kurang mendapat perawatan dan perhatian khusus seperti LCD, Komputer, AC, pintu, jendela, kursi, kamar kecil, tempat sampah. Semoga antara mahasiswa, dosen, dan karyawan bisa berintegrasi untuk FH UNS lebih maju baik akademik dan non akademik.

Annisa Noor El Izzah S1 Ilmu Hukum (2017)Menjadi aktif berorganisasi dan berprestasi perlu, tapi jangan sampai lupa tugas utama sebagai mahasiswa. Berangkatlah kuliah dalam keadaan ringan maupun sukar, titip absen bukan pilihan, itu tidak dibenarkan. Jadilah mahasiswa yang dinantikan kehadirannya, bukan yang disesalkan keberadaanya. Semangat mengejar mimpi.

Rahel Emmanuella S1 Ilmu Hukum (2018)Fakultas hukum kan terkenal dengan bayar UKT yang mahal tapi kenapa untuk fasilitas itu masih bisa dikatakan kurang terutama tempat sampah sulit banget buat ketemu, dan AC-nya juga bermasalah, terimakasih.

Pemimpin Umum: Okta Ahmad Faisal, Sekretaris Umum: Ikhwan Tamtomi, Wakil Sekretaris Umum I: Riwayati, Wakil Sekretaris Umum II: Lintang Astika N, Bendahara Umum: Ratih Yustitia, Wakil Bendahara Umum: Christy Ayu S, Pimpinan Redaksi: M Thoriq Ardiansyah, Kadiv Newsletter: Chiara Sabrina A, Kadiv Majalah: Taufiqulhidayat khair, Kadiv Buletin: Vivi Savira, Kadiv OA: Alfian Ghaffar, Tim OA: Cucut Fatma Mutia L, Jimmy Aldeo, M Satria Praja P, Redaktur Pelaksana: Annisa Fianni S, Azalia Deselta, Bidari Aufa S, Dinda Nisa' El Salwa, Fatma Fitrinuari F, Gustaf Ardiansyah, Tyara Devi P, Vera Rahayu, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Jastrian Renskyrio, Kadiv PSDM: Pricellia Griselda P. G, Staf PSDM: Aditya Kurniawan, Armeraliesty Kusuma M, Genies Wisnu P, Laras Iga M, Kadiv Diskusi dan Penelitian: Amalia Rahma H, Staf Diskusi dan Penelitian: Alfin Ramadhan, Neiska Arafta N, Ghirindra Chandra M, Kadiv Jaringan Kerja: Fara Novanda Fatura, Staf Jaringan Kerja: Akbar Rosyad S, Tiara Aninditia, Pimpinan Perusahaan: M. Fuadi Sisma, Kadiv Produksi dan Distribusi: Yunita Savira B, Staf Produksi dan Distribusi: Nindita Widi A, M Ghusni Ridho, Sonia Damayanti S, Anisa Nur H, Kadiv Niaga dan Periklanan: Kurnia Larasati, Staf Niaga dan Periklanan: Zolla Andre Pramono, Novena Larasati, Andini Indriawati, Yuliana Silvy R. Z.

Page 4: fh uns menuju standar aun-qa - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/10/LEDAK-4.pdf · prodi Manajemen, Biologi, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil. Sedangkan, ... cabang

Sambungan halaman 1...

FOKUSFOKUS

4

Hukum, Ekonomi Pembangunan, Agribisnis, dan Pendidikan Luar Biasa sedang dalam tahap persiapan. Sertifikasi ini dimaksudkan untuk melakukan persamaan standar mutu akademik dalam penyelenggaraan Prodi untuk menuju World Class University.

Sertifikasi ini memiliki beberapa kriteria dalam mengukur kesiapan setiap prodi . Adapun kr i ter ia tersebut d ian ta ranya Expec ted Learn ing Outcomes, Programme Specification, Programme Structure and Content, Teaching and Learning Approach, Student Assessment, Academic Staff Quality, Support Staff Quality, Student Quali ty Support , Facil i t ies and Infrastructure, Quality Enhancement, dan Output.

Menindak lanjuti kriteria yang dibutuhkan untuk sertifikasi, banyak persiapan yang dilakukan Fakultas Hukum (FH) menuju sertifikasi AUN-QA tersebut mulai dari pembenahan sistem sampai pemugaran beberapa fasilitas di FH UNS. “Pembenahan yang dilakukan di FH ini sebanding sih kalau buat sertifikasi A U N - Q A , m a l a h a n m e n u r u t k u pembenahan disini harus lebih baik lagi,” ujar IG (nama inisial) selaku mahasiswa FH UNS.

Persiapan yang sudah dilakukan antara lain mengadakan pelatihan-pelatihan dan kunjungan kerja ke berbagai universitas yang telah memperoleh sertifikasi untuk meningkatkan kinerja

dan acuan dalam proses sertifikasi. Sistem pembelajaran pun juga sudah mulai diperbaharui menjadi sistem kelas pengantar bahasa Inggris ataupun kelas internasional.

“Kurikulum, pelatihan bahasa Inggris bagi staf dan mahasiswa, sarana prasarana, harus ada jalur evakuasi, ukm (unit kegiatan mahasiswa) juga harus mendukung kita karena jalur evakuasi tidak boleh ada hambatan, nah ukm jangan taruh barang sembarangan. Kamar mandi juga diharapkan berstandar international,” ujar Kukuh Tedjomurti, S.H., LL.M selaku Dosen FH UNS.

Farah Primanita selaku mahasiswi p r o d i M a n a j e m e n j u g a berpendapat,“Kurang terasa perbedaan sebelum dan sesudah sertifikasi AUN-QA. Ya, karena memang dari awal kita juga sudah terbiasa dengan pembelajaran bilingual dan lainnya. Karena memang di FEB banyak mahasiswa yang dari luar jadi paling efektif menggunakan bahasa inggris.”

Terlepas dari seluruh persiapan yang dilakukan oleh pihak fakultas, adanya sosialisasi sertifikasi AUN-QA kepada seluruh stake holder juga penting dilakukan. Sungguh disayangkan saat ini masih banyak mahasiswa yang kurang paham akan pentingnya sertifikasi AUN-QA itu sendiri. Hal ini didukung oleh pernyataan Roseleni Fitri Primarini Dewi, selaku mahasiswi prodi Ilmu Hukum angkatan 2017, “Loh aku malah nggak

ngerti AUN-QA itu apa. Nggak ada info juga soal itu.”

Menurut Kukuh, sertifikasi ini memerlukan sinergi yang baik dari setiap stake holder yang ada, karena penilaian tidak hanya selesai dengan fasilitas yang diperbaiki. Kukuh juga mengatakan, “Ada Standar dalam AUN-QA, contohnya Standard expected learning outcomes. Apa sih yang diharapkan fakultas hukum untuk alumninya. Dalam konteks prodi S1 contohnya kurikulum. Selain itu mereka juga mewajibkan inst i tusi yang m e m p e r o l e h s e r t i f i k a s i u n t u k mengizinkan pihaknya mewawancarai tiap stake holder seperti mahasiswa, dosen dan staf,” ujarnya.

Prodi yang telah memegang sertifikasi AUN-QA mendapat banyak keuntungan seperti kesetaraan program studi dengan program studi universitas berkualitas tinggi lainnya di ASEAN. Selain itu, mahasiswa dalam program studi bersertifikat AUN-QA dapat melakukan transfer kredit ke universitas lain yang telah memperoleh sertifikasi. Manfaat lainnya bagi program studi yang telah memegang sertifikasi AUN-QA antara lain peluang untuk berpartisipasi dalam program AUN-QA, menambahkan jaringan diantara Negara ASEAN dan te r l iba t da lam konferens i yang diselenggarakan AUN-QA, serta peluang terlibat dalam lokakarya dan kursus pelatihan AUN-QA. (Dinda Nisa/Fatma Fitrianuari).***

fh uns menuju...

Ledak Edisi November/IV/2018

wal tahun ajaran 2018/2019, Amahas i swa semes te r 3 Program Studi (Prodi) D4

Demografi dan Pencatatan Sipil yang seharusnya mendapatkan 21 SKS mengalami perubahan dikarenakan terdapat tiga mata kuliah yang kosong selama 6 minggu. Hal ini disebabkan karena dosen pengampu mata kuliah H u k u m P o s i t i f A d m i n i s t r a s i Kependudukan, Kaidah Internasional Pencatatan Sipil, serta Hukum Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) belum dapat menghadiri perkuliahan.

Keterlambatan diakibatkan karena ketiga mata kuliah tersebut diampu oleh dosen dari luar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (FH UNS) t e p a t n y a o l e h K e p a l a D i n a s Kependudukan dan Pencatatan Sipil se-Solo Raya. Hal ini menjadi alternatif dari pihak fakuktas dikarenakan belum adanya tenaga pendidik dari Fakultas Hukum itu sendiri yang mengerti secara keseluruhan ruang lingkup pencatatatan sipil dan praktik di lapangan.

Selama kekosongan waktu tersebut, mahasiswa D4 Demografi dan Pencatatan

Sipil telah berusaha untuk terus meminta konfirmasi dan menanyakan kepada Kepala Prodi (Kaprodi) D4 Demografi dan Pencatatan Sipil. Dari keterangan yang kami dapatkan, Kaprodi D4 juga member ikan pe rnya taan be rupa pemahaman kepada mahasiswanya tentang prosedur yang rumit. Awalnya Kaprodi D4 Demografi dan Pencatatan Sipil juga mengupayakan untuk mengajar sementara selama kelas tersebut kosong. Namun pada kenyataannya tidak terlaksanakan karena padatnya jadwal.

Dampak dari keterlambatan selama 6

Dosen baru yang berasal dari Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk Jurusan D4 Demografi dan Pencatatan Sipil mengalami keterlambatan karena prosedur yang sangat rumit. Hal ini menyebabkan kekosongan kegiatan belajar mengajar selama 6 minggu masa perkuliahan. Pihak Prodi pun telah melakukan upaya untuk mengatasi hal ini.

(Bersambung ke halaman 6)

ALASAN DIBALIK KOSONGNYA KELAS SELAMA 6 MINGGU

AZALIA DESELTA/NOVUM

Page 5: fh uns menuju standar aun-qa - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/10/LEDAK-4.pdf · prodi Manajemen, Biologi, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil. Sedangkan, ... cabang

KILAS KAMPUS

5

Sambungan halaman 1...

tidak digugat. Hal itu membuat warga tetap menempati Kentingan Baru karena menganggap tidak ada pemiliknya dan atas dasar adanya jaminan tidak akan ada penggusuran oleh mantan Walikota Solo, Slamet Suryanto pada 2003 di Kentingan Baru.

Warga masih bersikukuh menetap di Kentingan Baru dikarenakan alasan terkait aspek sosial ekonomi serta pemahaman jika menguasai tanah selama 20 tahun maka otomatis mendapatkan sertifikasi kepemilikan Hak Atas Tanah. Atas usaha tersebut, warga setempat meminta bantuan Emanuel Gobay, S.H., selaku pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta.

Menanggapi hal itu, Agus Sis Wuryanto, selaku Kepala Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) Solo mengatakan, “Tanah yang ada di Kentingan Baru itu tanah milik perorangan, mereka membuat surat aduan ke Pemkot bahwasanya sudah sekian tahun diselesaikan sama warga tapi tidak selesai. Padahal ada ongkos bongkar (dari pemilik sertifikat), diberi rumah, tapi tidak mau pindah. Malah sudah pindah, kembali lagi.” Melihat hal ini, kemudian akan dilakukan gugatan kembali dan telah dilakukan pengukuran ulang oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) karena hilangnya batas-batas tanah, meskipun dalam pelaksanaannya ada perlawanan d a r i w a rg a , t e r m a s u k t u d u h a n maladministrasi.

Menurut pakar Hukum Administrasi Negara, Pius Triwahyudi, S.H., M.Si mengatakan, kepemilikan tanah tidak

semudah itu. “Itu salah besar. Di dalam hukum tanah nasional tidak mengenal pemilikan yang melampaui batas ada daluarsanya itu otomatis jadi pemiliknya. Tapi kita kan pakai sistem hukum adat. Seseorang yang menguasai tanah dalam kurun waktu tertentu, tidak ada keberatan atau gangguan dari pihak lain dia diberi k e s e m p a t a n u n t u k m e n g a j u k a n permohonan. Nah dengan ada gugatan, dan tindakan dari pemerintah, berarti ada keberatan dari pihak lain. Berarti dia tidak otomatis punya hak kewenangan untuk mengajukan permohonan (kepemilikan tanah),” jelas Pius.

Adanya tuduhan maladministrasi pengukuran tanah kepada BPN dan Satpol PP pada Selasa (28/8/2018), Agus mengatakan, “Surat perintah jelas ada. Kewenangannya apa? Bukan lembaga negara dan tidak punya kewenangan terhadap kami kok kamu menanyakan surat tugas kami.”

Terlepas dari permasalahan sengketa perdata atas tanah, warga Kentingan Baru melanggar Pasal 9 ayat (2) huruf a, b, c Perda No. 8 Tahun 2016 tentang Bangunan Gedung. Pelanggaran yang dimaksud yakni terkait persyaratan administratif Bangunan Gedung yang meliputi status hak atas tanah, status kepemilikan gedung, dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

A t a s p e l a n g g a r a n t e r s e b u t , berdasarkan Pasal 1 ayat (8) PP No. 6 Tahun 2010 tentang Satpol PP, Satpol PP berhak melakukan penegakkan Perda dan melakukan penertiban terhadap warga setempat. Meskipun begitu, Satpol PP masih menggunakan mediasi, surat

peringatan, ongkos bongkar, hingga eksekusi relokasi. “Kalau saya mau menggunakan Perda bisa (menertibkan mereka), tapi kan kita kalau bisa mediasi,” ujar Agus.

Menanggapi rencana penertiban Kentingan Baru. Ande berpendapat hak-hak dasar warga harus dipenuhi dahulu. “Pemenuhan ini kita tuntut. Ini pemerintah kok hak dasar warga tidak dipenuhi? Ini warga Republik Indonesia atau warga liar? Hak dasar seperti pendidikan, identitas, kesehatan, penerangan, air minum tidak terpenuhi,” ujar Ande. Winarto, selaku perwakilan dari Kecamatan Jebres mengatakan warga tidak mendapatkan haknya karena status kependudukan mereka yang belum jelas.

Menanggapi situasi tersebut, Agus mengatakan, “Saya mohon masyarakat Kota Surakarta, taati ketentuan yang sudah ada sesuai dengan hidup bermasyarakat. Punya etika, tahu diri, ikuti ketentuan Perda, sadar akan hak, tugas, dan kewajibannya. Jangan menggunakan bahasa 'pokoknya', tetapi setiap bicara harus memakai dasar, baru menyampaikan.” Selain itu, pentingnya kesadaran hukum pun ditekankan oleh Pius. “Pendidikan hukum itu perlu, supaya terhindar dari tindakan yang tidak paham hukum lalu beror ientasi kepentingan pribadi. Kita punya hukum positif,” tutup Pius. (Annisa Fianni Sisma/Vera Rahayu).***

pelanggaran regulasi warga...

Ledak Edisi November/IV/2018

ANNISA FIANNI SISMA/NOVUM

Page 6: fh uns menuju standar aun-qa - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/10/LEDAK-4.pdf · prodi Manajemen, Biologi, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil. Sedangkan, ... cabang

foTRIK ! FOTOKRITIK !

6

FOKUSSambungan halaman 4...

ALASAN DIBALIK KOSONGNYA...

Ledak Edisi November/IV/2018

minggu tersebut membuat mahasiswa mengalami dilema. “Ketika kosong kita kayak nganggur dan i tu sangat mempengaruhi psikis anak 17 karena dengan kosong mahasiswa kan gabut,” ujar Faris Anand Fatah selaku Ketua Divisi Kemahasiswaan Himpunan Mahas i swa D4 Demogra f i dan Pencatatan Sipil (HIMADEPSI). Pernyataan tersebut didukung oleh Firdaus Maulidina Achmad selaku salah satu mahasiswa D4 Demografi dan Pencatatan Sipil, “Kalau kesal pasti kesal, rugi gitu, istilahnya tidak masuk 4 kali itu saja anggapannya sudah kayak tidak lulus, ini kita gimana enam kali tidak kuliah, kan secara syarat kehadiran kita kurang memenuhi.”

Berdasarkan kalender akademik FH U N S s e r t a S u r a t E d a r a n N o 2 3 0 8 / U N 2 7 . 0 3 / D L / 2 0 1 8 , t e l a h ditetapkan Ujian Tengah Semester (UTS) Gasal untuk Prodi D4 Demografi dan Pencatatan Sipil akan dilaksanakan pada tanggal 22-26 Oktober 2018. Dengan ketertinggalan selama 6 minggu tersebut, pihak fakultas memiliki alternatif yang kebijakannya diserahkan kepada dosen pengampu masing-masing yaitu dengan memadatkan perkuliahan dan mengganti

UTS dengan tugas berupa artikel ilmiah ataupun resume mata kuliah terkait.

Pihak fakultas terutama Kaprodi D4 Demografi dan Pencatatan Sipil telah mengupayakan dengan keras pengajuan dosen tersebut ke Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) setelah Ujian Akhir Semester Genap tepatnya setelah yudisium pada bulan Juli tahun 2018. Dikutip dari keterangan Kepala Prodi D4 Demografi dan Pencatatan Sipil, Sri Wahyuli, “Prodi dengan persetujuan Dekan mengajukan nama dosen dan prosedur ke 7 dosen bagian FH, dosen fakultas lain, dosen mata kuliah umum dengan ke ten tuan ba tas wak tu pengiriman nama dosen untuk penerbitan SK (Surat Keputusan) mengajar dan pembuatan jadwal kuliah.”

Begitu pula permohonan dosen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) ke Dirjen Dukcapil di Jakarta, mekanisme prosedur selanjutnya sesuai dengan birokrasi yang menjadi kewenangan Kemendagri. Prosedur yang rumit menyebabkan keterlambatan turunnya Surat Keputusan (SK) mengajar yang ditujukkan untuk Kepala Dinas Dukcapil. “Penunjukkan dosen harus sesuai dengan birokrasi Dirjen lalu

mengajukkan ke Kemendagri setelah disposisi keluar, Dirjen mengajukan permohonan ke Bupati atau Walikota, setelah izin keluar lalu ditunjuk dosen dengan SK Dirjen Dukcapil,” ujar Sri.

Selama data yang berisikan nama-nama dosen belum dikirim dari pusat maka upaya Kaprodi D4 Demografi dan Pencatatan Sipil dalam mempercepat prosedur pengajuan draf dilakukan dengan cara mengingatkan secara teratur melalui surat baik via e-mail, telepon, ataupun media sosial whatsapp bahkan hingga turun langsung ke Jakarta untuk menindaklanjuti.

“Nanti untuk adek-adek kita syukur-syukur ada dosen sendiri yang mengampu mata kuliah ini jadi tidak hanya mengandalkan dari Kepala Dinas saja. Artinya apabila Kepala Dinas ada kepentingan berkaitan dengan kerjanya, nanti sudah ada dosennya,” ujar Faris. Pernyataan tersebut selaras dengan ungkapan Sri, “Hal ini ke depan tidak akan terulang lagi karena sudah ada kesepakatan memperbaiki sistem yaitu dengan adanya pendelegasian wewenang kepada Di r jen Dukcap i l un tuk mengaturnya.” (Azalia Deselta/Tyara Devy).***

Jalan paving block kampus UNS yang rusak dan tidak rata sangat mengganggu mobilitas. Pihak kampus harus memperbaiki jalan yang rusak dan meratakannya agar tidak bergelombang. Jika terus dibiarkan seperti ini, justru akan membahayakan pengguna jalan terutama pada malam hari.

5

MAU PASANG

IKLAN ?

LPM NOVUM FH UNSMenerima Iklan dan Sponsorship

Narahubung : 085641963323 (Zolla)085642598118 (Kurnia)

JIMMY ALDEO/NOVUM

Page 7: fh uns menuju standar aun-qa - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/10/LEDAK-4.pdf · prodi Manajemen, Biologi, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil. Sedangkan, ... cabang

RISET

7

KOPI

Ledak Edisi November/IV/2018

“Dunia ini panggung sandiwara. Cerita yang mudah berubah. Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani. Setiap kita dapat satu peranan yang harus kita mainkan. Ada peran wajar ada peran berpura-pura”

tulah sepotong bait lagu Iyang masyhur pada era '90-an dari ”Lady Rocker”

Indonesia, Nicky Nastitie Karya Dewi, atau yang biasa dikenal dengan nama Nicky Astria. Lagu itu seakan menjadi “cermin” untuk situasi dan kondisi saat ini. Sebagian mungkin berpendapat ini h a n y a “ k e b i a s a a n b i a s a ” menyambut datangnya pesta demokrasi paling akbar se – Indonesia. Terlebih pesta yang mulai dilaksanakan pertama kali di Indonesia secara serentak pada tanggal 27 Juni 2018 lalu akan memasuki skala yang lebih besar dan luas lagi. Skala itu bukan lagi t e r b a t a s p a d a l i n g k u p kota/kabupaten atau provinsi, tetapi lebih ke skala nasional, yaitu pemi l ihan umum (pemi lu ) Presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan anggota dewan rakyat yang terhormat pada 17 April 2019.

Sandiwara ini ternyata tidak hanya terjadi pada ruang politik saja. Dunia hukum pun acapkali benar-benar menjadi panggung untuk para aktor. Masih lekat pada memori ingatan kita ketika seorang Ketua Dewan Perwakian Rakyat (DPR) Republik Indonesia yang juga mantan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Setya Novanto, memainkan drama apik dalam kasus e-KTP. Bahkan, ketika sudah resmi ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 17 November 2017 lalu, Setya Novanto masih bisa bersandiwara dengan kabar sel palsu miliknya.

Selanjutnya, ada berita yang belum lama terjadi yaitu dari salah satu petinggi tim kampanye nasional pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 yang juga aktivis serta p e n g g i a t G e r a k a n

#2019Gant iPresiden, Ratna Sarumpaet. Ratna Sarumpaet memang terkenal vokal dan kritis dalam mengkritik pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) selama ini. Tak ayal setiap kritik dan pernyataan yang dilontarkan selalu menjadi perbincangan menarik di media sos ia l dan menjadi pemberitaan di media massa.

Hal ini diperparah dengan sikap Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 02, yang langsung begitu saja percaya bahkan dengan sigap mengadakan konferensi pers di depan awak media pada tanggal 02 Oktober 2018. Pada akhirnya, setelah kebohongan ini terkuak, tentu saja Prabowo meminta rakyat untuk mengampuni “dosa” atas kejadian palsu Ratna Sarumpaet dan konferensi persnya.

Setidaknya ada tiga hal yang dapat dipanen dari peristiwa yang menciderai kontestasi demokrasi ini. Pertama, merupakan suatu kesalahan fatal apabila seorang pemimpin langsung mempercayai suatu kejadian yang dialami anak buahnya. Sederhananya seperti ini, bayangkan apabila ada seorang presiden yang mendapat laporan dari anak buahnya mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh angkatan bersenjata negara lain di wilayah kedaulatannya dan tanpa check and recheck lagi langsung m e m e r i n t a h k a n u n t u k mengadakan serangan balasan ke negara tersebut.

Ketika sedang melakukan serangan balasan, barulah si anak buah tadi menghadap ke presiden dan mengatakan bahwa tidak pernah ada kejadian pelanggaran oleh angkatan bersenjata negara lain tersebut. Seorang pemimpin yang baik tidak akan langsung percaya dengan apa yang dikatakan oleh anak buahnya tanpa ada faktor pendukung dan menguatkan.

Kedua, kata “maaf” tidak selamanya menjadi akhir yang baik bagi setiap masalah. Memang seseorang yang berani mengakui kesalahan dan meminta maaf adalah seorang ksatria. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi,

M a h f u d M D , m e n y a t a k a n permintaan maaf tidak berlaku dalam dunia hukum pidana, kecuali delik aduan atau perkara perdata. Nasi sudah menjadi bubur, dan berani berbuat, berani bertanggungjawab. Lantang dan keraslah kepada diri kamu ketika salah seperti ketika kamu lantang dan keras ketika lawanmu salah.

Ketiga, tidak lain bahwa hoaks adalah suatu “makanan” yang haram untuk dikonsumsi dan jelas termasuk perbuatan melawan hukum selama semua kegiatan di rundown acara coblosan tahun depan belum selesai. Bukan berarti setelah acara purna, hoaks menjadi legal dan “halal”. Aturannya jelas pelaku penyebar hoax bisa terancam Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang-Undang ITE. Di dalam pasal itu disebutkan, "Setiap orang yang dengan sengaja dan atau tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan, ancamannya bisa terkena pidana maksimal enam tahun dan denda maksimal Rp 1 miliar."

Dalam kasus in i , Ratna Sarumpaet, Sang Pembuat Hoaks Terbaik, dapat dijerat dengan Pasal 14 UU Nomor 1 tahun 1946 ayat (1) berbunyi, “Barang siapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun.”

Jadi, mari sukseskan pesta akbar lima tahunan ini dengan iklim yang sejuk, damai, dan bersahabat. Semoga dengan adanya kasus ini, maka penetapan tanggal 03 Oktober sebagai Hari Hoaks N a s i o n a l d a p a t s e g e r a te rea l i sas ikan dan semoga ditetapkan juga hari itu sebagai tambahan hari libur nasional. Apabila itu menjadi nyata, maka mungkin kita akan mengatakan, “Ter ima kas ih , Ibu Ra tna Sarumpaet. Jasamu akan selalu dikenang sebagaimana hoaksmu itu.”

HABIS MANIS, RATNA DIBUANGOleh : Damarjiwa Prawiradiharja

Page 8: fh uns menuju standar aun-qa - novumpers.comnovumpers.com/wp-content/uploads/2018/10/LEDAK-4.pdf · prodi Manajemen, Biologi, Teknik Mesin, dan Teknik Sipil. Sedangkan, ... cabang

novum.�[email protected] LPM NOVUM FH UNS LPMNOVUMFHUNS lpmnovum�uns @mpm6732f

8 Ledak Edisi November/IV/2018

NO HOAXNO HATE SPEECHNO BULLYING

STOP !!!