Pendidikan Agama Islam FH

82
Penanggung Jawab Mata Kuliah: TAUFIQUL HULAM Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning

Transcript of Pendidikan Agama Islam FH

Page 1: Pendidikan Agama Islam FH

Penanggung Jawab Mata Kuliah:TAUFIQUL HULAM

Dosen Tetap Fakultas HukumUniversitas Lancang Kuning

Page 2: Pendidikan Agama Islam FH

PROFILERIWAYAT PENDIDIKAN1. Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo 1987-20032. Pendidikan Strata I (S1) Syariah (Peradilan Agama) UII

Yogyakarta 1993-19983. Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA Yogyakarta 19994. Pendidikan Strata II (S2) Hukum Islam UII Yogyakarta 1999-20015. Sedang Menyelesaikan Strata III (S3) Program Doktor Ilmu

Hukum (HUKUM EKONOMI SYARIAH) UII Yogyakarta

PEKERJAAN1. Dosen Tetap Fak. Hukum Unilak2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Unilak 2004-20113. Pimred Jurnal Hukum Respublica Fak. Hukum Unilak

Page 3: Pendidikan Agama Islam FH

KONTAK

• HP 08127655388

• Tlp. 076153353/076151877

• EMAIL : [email protected]

Page 4: Pendidikan Agama Islam FH

• HANYA DIWAJIBKAN OLEH MEREKA YANG BERAGAMA ISLAM SAJA.

• BAGI YANG NON MUSLIM AKAN DISAJIKAN MATA KULIAH SESUAI DENGAN AGAMA YANG DIANUTNYA

Page 5: Pendidikan Agama Islam FH

Kontrak Kuliah

1. Boleh tidur tidak boleh ngobrol2. Menerima telepon diluar kelas3. Akan ada recek catatan setiap akhir

kuliah4. Keterlambatan ditoleransi 15 menit lewat

waktu itu boleh masuk kuliah tidak boleh absen

5. Penilaian akhir didasarkan pada- Hasil Ujian- Kehadiran- Softskill

Page 6: Pendidikan Agama Islam FH

Setuju ?

Page 7: Pendidikan Agama Islam FH

Enam Syarat Mencari Ilmu Agama Islam

Ala lan tanalul ‘ilma il-la bi sitatinSa un bika ‘an majmu’iha bi bayaniDakaun wa khirsun was tibarunwa bulghotun wa irsyadu ustadinwa thulu zamani “

Page 8: Pendidikan Agama Islam FH

Engkau tidak akan dapat memperoleh ilmu , kecuali dengan enam perkara

Akan aku ceritakan kepadamu beserta penjelasannya,

• Berakal, • Keinginan (motivasi ),• Kesabaran, • Bekal, • Petunjuk ustadz• Waktu yang lama”

Page 9: Pendidikan Agama Islam FH

ADAB MENUNTUT ILMU

Dalam Islam, menuntut ilmu bukanlah sekedar mengisi otak dan pikiran, tetapi juga memperhalus perasaan dan menumbuhkan kebijakan, yang dicari pun bukan hanya ilmu tetapi juga manfaat dan keberkahannya. Karenanya setiap orang yang terlibat dalam kegiatan mencari ilmu mesti memperhatikan adab-adab yang perlu dijaga dan dipelihara.

Page 10: Pendidikan Agama Islam FH

ADAB MENUNTUT ILMU

Dalam tradisi islam, seorang pelajar, murid, atau santri Yang menuntut ilmu, seyogyanya terlebih dahulu Membersihkan hati dan pikiran,

agar mampu Menerima ilmu, menghafalnya, dan mendapatkan

buahnya.

Page 11: Pendidikan Agama Islam FH

1. Ikhlas Karena Allah SWT

• Imam Nawawi menulis didalam mukaddimah kitab Syarh Al-Muhadzdzab, “semestinya seorang pelajar membersihkan hati dan kotoran, agar layak menerima ilmu dan menghafalnya, dan mendapatkan buahnya”.

Page 12: Pendidikan Agama Islam FH

• Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad mengatakan “seandainya engkau datang membawa bejana kotor kepada seseorang untuk mendapatkan minyak, madu atau semacamnya, ia akan berkata padamu, “pergilah, cucilah dulu, bagaimana rahasia ilmu akan ditempatkan dalam hati yang kotor?”.

Page 13: Pendidikan Agama Islam FH

• Ibnu Abbas mengatakan, “Aku hina ketika menjadi penuntut ilmu, lalu mulia ketika menjadi orang yang dituntut ilmunya”.

Page 14: Pendidikan Agama Islam FH

2. Tidak Malu Dan Sombong

• Imam Idrus bin Umar Al-Habsyi MENGATAKAN orang yang menuntut ilmu mestinya dapat mengambil manfaat dengan adab yang baik dari mana saja, baik dari orang yang dekat, orang jauh, orang yang tinggi atau rendah kedudukannya, orang yang suka menampakkan diri atau menyembunyikan diri, dan tidak terbelenggu oleh kebodohan dan kebiasaan, tidak mencegah dirinya untuk mengambil ilmu dari orang yang tidak terkenal.

Page 15: Pendidikan Agama Islam FH

3. Kosong dari Ilmu

• Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata “Tidak dibukakan suatu ilmu bagi seseorang sampai ia mencari dan menyakini bahwa ia kosong dari ilmu itu (belum memilikinya).

Page 16: Pendidikan Agama Islam FH

PROSES KEJADIAN MANUSIA PERTAMA

1. Pada mulanya manusia dijadikan seorang diri, baru kemudian isterinya dari bahan yang sama dan dari keduanya Allah mengembangbiakan. (Surat An Nisa’ : 1)

2. Jasad dibuat dahulu dari tanah (As Sajadah: 7).3. Jenis tanahnya adalah tanah liat kering dari

lumpur hitam (Al Hijr: 28).4. Allah Meniupkan ruh kepadanya dan malaikat

disuruh sujud kepadanya (Al Hijr: 29).5. Allah memberikan pendengaran, penglihatan dan

hati (As Sajadah: 9).

Page 17: Pendidikan Agama Islam FH

PROSES KEJADIAN MANUSIAKETURUNAN

1. Dijadikan dari sari pati air yang hina (air mani). (As Sajadah: 8 & Al Mu’min: 67).

2. Air mani itu bercampur dengan sel telur, kemudian disimpan di tempat yang aman (rahim) selama 40 hari. (Al Qiyamah: 37, Al Mu’minun: 13 & H.R Muslim).

3. Air mani yang tersimpan kemudian dijadikan menjadi sekepal darah selama 40 hari, lalu dijadikannya menjadi sekerat daging selama 40 hari, kemudian dijadikannya tulang yang dibalut dengan daging. (Al Mu’minun: 12-14 & H.R Muslim).

4. Ditiupkan ruh ke dalam jasadnya pada usia kandungan 120 hari oleh Malaikat atas perintah Allah Swt. dan sekaligus dicatatkan 4 kalimat mengenai: rezeki, ajal/kematian, amal perbuatan dan celaka atau bahagianya. (H.R Muslim).

Page 18: Pendidikan Agama Islam FH

NALURI MANUSIA

• Adanya kecenderungan menonjolkan pemenuhan fungsi:

• Perasaan = Spiritualistis• Akal fikiran = Rasionalistis• Jasmani = Materialistis dan

Positivistis

Page 19: Pendidikan Agama Islam FH

MANUSIA ITU BERTUHAN

• Hamzah Ya’kub dalam bukunya Filsafat Ketuhanan, menggambarkan bagaimana manusia berkecenderungan memikirkan Tuhan justru pada saat memikirkan eksistensi dirinya

Page 20: Pendidikan Agama Islam FH

MANUSIA ITU BERTUHAN

• Ketika seseorang mulai menyadari eksistensi dirinya, timbullah tanda tanya dalam hatinya sendiri tentang banyak hal, dari mana saya ?, mengapa saya ada ?, hendak ke mana saya ? dan lainnya.

Page 21: Pendidikan Agama Islam FH

MANUSIA ITU BERTUHAN

• Pada puncak perenungannya terhadap fenomena kehidupan ini, bukan hanya naluri yang bergolak, melainkan otak dan logika mulai bermain untuk membentuk pengertian dan mengambil kesimpulan tentang adanya Tuhan atau Allah (lihat Al Qur’an surat al A’raf (7): ayat 172).

Page 22: Pendidikan Agama Islam FH

MANUSIA PERLU AGAMA

1. Manusia makhluk yang lemah ( ءاسنلا : ٢٨ قلخو ( إلا نسن . . . . افيعض

2. Tidak mampu menyelesaikan misteri-misteri hidup

Page 23: Pendidikan Agama Islam FH

PENGERTIAN AGAMA

• Secara etimologi kata agama berasal dari bahasa sansekerta:

1. a berarti "tidak" 2. gama berarti " kacau" .3. Agama = Tidak kacau

Page 24: Pendidikan Agama Islam FH

MACAM-MACAM AGAMA• AGAMA SAMAWI• AGAMA ARD

SAMAWI:1.Konsepnya keesaan Tuhan2.Beriman kepada nabi dan rosul3.Adanya kitab suci4.Ajaranya jelas, objektif, dan rasional5.Tanpa adanya paksaan6.Lahir di Timur Tengah

Page 25: Pendidikan Agama Islam FH

• Secara terminologi Endang Saefuddin Anshari mendefinisikan agama sebagai sesuatu yang terdiri dari:

1. Suatu sistem credo (tata keimanan / keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia;

2. Satu sistema ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggap mutlak;

3. Satu sistema norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam sekitarnya sesuai dengan tata keimanan dan tata peribadatan.

Page 26: Pendidikan Agama Islam FH

PENGERTIAN ISLAMPengertian Islam secara etimologi :• Salam, artinya : selamat, aman sentosa, sejahtera

(Al An'am : 54, Al A'raf : 46, An Nahl : 32)• Aslama, artinya : penyerahan diri (Al Baqarah :

112, Ali Imron : 20 & 83, An Nisa' : 125 dan Al An'am : 14)

• Silmun, artinya : keselamatan atau perdamaian(Al Baqarah : 208, Muhammad : 35)

• Untuk mendapatkan makna Islam maka diperlukan adanya jalinan secara:Vertikal = Hablu Minallah Horizontal = Hablu MinannasIntern = Evalusai diri

Page 27: Pendidikan Agama Islam FH

ISLAM

•Simbol•Agama

Page 28: Pendidikan Agama Islam FH

Pengertian Islam secara terminologi :

• Agama samawi yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Rosul – Nya melalui kitab – Nya untuk disampaikan kepada umat manusia dan dijadikan pedoman dalam hidupnya.

Page 29: Pendidikan Agama Islam FH

KEBENARAN AGAMA ISLAM

• Surat al Kahfi (29)"Dan katakanlah : " Kebenaran (agama yang benar ) itu datang dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang mau beriman, hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin kafir biarlah ia kafir…".

• Surat Ali Imran (19)"Sesunguhnya agama yang benar disisi Alllah hanyalah Islam".

Page 30: Pendidikan Agama Islam FH

KEBENARAN AGAMA ISLAM

• Surat Ali Imran (15)"Dan barangsiapa mencari (memeluk) agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akherat termasuk orang yang merugi".

• Surat Al Maidah (3)"Pada hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucujkupkan kepadamu nikmatku, dan telah kuridai Islam itu jadi agama bagimu".

Page 31: Pendidikan Agama Islam FH

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

• Mengesakan Allah• Tidak memberatkan ajarannya.• Menyedikitkan beban• Lebih mementingkan kemanfaatan

dan kemaslahatan umum dari kepentingan pribadi

• Menjunjung tinggi nilai keadilan

Page 32: Pendidikan Agama Islam FH

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM• Keseimbangan; jasmani & rohani,

duniawi dan ukhrowi• Sesuai dengan fitrah manusia dan tidak

bertentangan dengan kebenaran, ilmu pengetahuan dan pikiran logis.

• Menegakkan kesamaan, persatuan dan perdamaian.

• Berorientasi pada masa depan.

Page 33: Pendidikan Agama Islam FH

KEMANA ARAH ISLAM?

•Mewujudkan insan yang bertakwa

Page 34: Pendidikan Agama Islam FH

KEMANA ARAH ISLAM?

• Takwa menurut Sayyid Qutb dalam bukunya Fi Zhilalil Qur’an: “Itulah takwa, kepekaan batin, kelembutan perasaan, rasa takut terus menerus, selalu waspada dan hati-hati jangan sampai kena duri jalanan…jalan kehidupan yang selalu ditaburi duri-duri godaan dah syahwat, kerakusan dan angan-angan, kekhawatiran dan keraguan, harapan semu atas segala sesuatu yang tidak bisa diharapkan. Ketakutan palsu dari sesuatu yang tidak pantas untuk ditakuti…dan masih banyak duri-duri yang lainnya”.

Page 35: Pendidikan Agama Islam FH

KEMANA ARAH ISLAM?

• Takwa berdasarkan definisi Umar bin Khattab dan Ubai bin Ka’ab: suatu ketika Umar bin Khattab bertanya kepada Ubai bin Ka’ab tentang takwa. Ubai menjawab, “Bukankah anda pernah melewati jalan yang penuh dengan duri?”. “Ya”, jawab Umar. “Apa yang Anda lakukan saat ini?”. “Saya bersiap-siap dan berjalan dengan hati-hati”. “Itulah takwa”.

Page 36: Pendidikan Agama Islam FH

TANGGA MENUJU TAKWA1. Mu’ahadah (Mengingat Perjanjian)• Landasan: “Dan tepatilah perjanjian dengan Alah

apabila kamu berjanji…”. (An-Nahl: 91)Cara Mu’ahadah • Berkhalwat (menyendiri) antara dia dan Allah untuk

mengintrospeksi diri seraya mengatakan, “IYYAAKA NA’BUDU WA IYYAAKA NASTA’IIN” yang artinya “Hanya kepada Engkau kami beribadah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan”. (Al-Fatihah: 5). Dan selalu ingat perjanjian ini pada waktu sholat. Apabila kita komitmen terhadap janji ini, maka kita telah meniti tangga menuju takwa.

Page 37: Pendidikan Agama Islam FH

2.Muroqobah (Merasakan Kesertaan Allah)• Landasan: “Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk

shalat) dan melihat pula perubahan gerak badannya diantara orang-orang yang sujud”. (Asy-Syu’ara: 218-219)

• Makna dan Cara Muroqobah Makna: Merasakan keagungan Allah Azza wa jalla di setiap

waktu dan keadaan serta merasakan kebersamaan-Nya di kala sepi ataupun ramai.

Cara: Niat ikhlas karena mencari ridho Allah.

Page 38: Pendidikan Agama Islam FH

Macam-macam Muroqobah• Muroqobah dalam melaksanakan ketaatan

adalah dengan ikhlas kepda-Nya• Muroqobah dalam kemaksiatan adalah dengan

taubat• Muroqobah dalam hal-hal yang mubah adalah

dengan menjaga adab-adab terhadap Allah dan bersyukur atas segala nikmat

• Muroqobah dalam musibah adalah dengan ridha kepada ketentuan Allah

Page 39: Pendidikan Agama Islam FH

• Muhasabah (Introspeksi Diri)• Landasan: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah

kepada Allah dan hendaklah memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al-Hasyr: 18)

• Seorang mukmin hendaknya mewajibkan diri dan meminta perjanjian untuk memperbaiki niat, melaksanakan taat, memenuhi segala kewajiban, dan membebaskan diri dari riya…demikian pula di sore hari, semestinya ia punya waktu untuk berkhalwat dengan dirinya guna memperHITUNGgkan semua yang telah dilakukannya.

• “HISABLAH DIRIMU SEBELUM ENGKAU DIHISAB”

Page 40: Pendidikan Agama Islam FH

4. Mu’aqobah (Pemberian Sanksi)• Landasan: “Dan dalam qishash itu ada (jaminan

kelangsungan) hidup bagimu, wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa”. (Al-Baqarah: 179)

• Pemberian sanksi yang mubah di sini sangat penting sebab membiarkan diri dalam kesalahan akan mempermudah terlanggarnya kesalahan-kesalahan yang lain dan akan semakin sulit untuk meninggalkannya.

• Contoh: Suatu ketika Umar bin Khathab pernah disibukkan dengan suatu urusan sehingga waktu Maghrib lewat sampai muncul dua bintang. Maka setelah melaksanakan shalat Maghrib beliau memerdekakan dua orang budak.

Page 41: Pendidikan Agama Islam FH

5. Mujahadah (Optimalisasi)• Landasan: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari

keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. (Al-Ankabut: 69)

• Makna Mujahadah: Apabila seorang mukmin terseret dalam kemalasan, santai, cinta dunia dan tidak lagi melaksanakan amal-amal sunnah serta ketaatan yang lainnya tepat pada waktunya, maka ia harus memaksa dirinya melakukan amal-amal sunnah lebih banyak dari sebelumnya.

• Contoh: Umar bin Khattab pernah ketinggalan shalat jamaah lalu malam harinya beliau isi dengan ibadah dan tidak tidur. Amr bin Abdi Qois selalu shalat seribu rakaat setiap harinya. Masruq ketika melaksanakan ibadah haji tidak pernah tidur kecuali sambil sujud.

Page 42: Pendidikan Agama Islam FH

SUMBER AGAMA ISLAM

Page 43: Pendidikan Agama Islam FH

AL QUR’AN

AL QUR’AN

AL KITAB AL FURQON

AZ ZIKR

"Bacaan" : "Yang ditulis"

"Pemisah" “Peringatan"

(Al Baqarah (185) dan Al Isra (9) & (82) )

(Al Baqarah (2) dan Al Kahfi (1) dll.)

-

( Al Furqan (1) )

Az Zikr : " (Al Asyr (9), An Nahl (44) dll

Page 44: Pendidikan Agama Islam FH

1. Sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia. (Al Baqarah: 2)

2. Sebagai sumber dari segala sumber hukum. (Al Ahzab: 36)

3. Sebagai pembenar dan korelasi ajaran agama samawi terdahulu. (An Nahl: 64, An Nisa': 47 dan Al Maidah : 48)

4. Sebagai Mu'jizat Nabi Muhammad Saw. (Al Baqarah: 23, Yunus: 38, Hud: 13, Al Isra': 88)

KEDUDUKAN DAN FUNGSI AL QUR'AN

Page 45: Pendidikan Agama Islam FH

1. Tauhid; Konsep ke-Esa-an Tuhan

2. Hukum; Konsep ibadah dan Mua'malat

3. Akhlak; Konsep etika

4. Janji dan ancaman Allah

5. Sejarah umat terdahulu

6. Konsep ilmu pengetahuan

KANDUNGAN AL QUR'AN

Page 46: Pendidikan Agama Islam FH

• Hadits secara etimologi berarti jadid (baru) lawan dari qadim (lama)

• Sunnah berarti "ketetapan"• Secara etimologi, Jumhur Ulama menyamakan

pengertian Hadits dengan As Sunnah, yaitu segala perkataan, perbuatan dan ketetapan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw.

HADITS / SUNNAH

Page 47: Pendidikan Agama Islam FH

AS Sunnah

Macam-Macam As Sunnah:

• Sunnah Qauliyah, yaitu sunnah Rosul yang berupa perkataan Rosulullah.

• Sunnah Fi'liyyah, yaitu sunnah Rosul yang berupa perbuatan Rosulullah

• Sunnah Taqririyah, yaitu sunnah Rosul yang berupa persetujuan Nabi atas perbuatan atau pendapat para sahabat

AS SUNNAH

Page 48: Pendidikan Agama Islam FH

1. Bayan tafsyir, artinya menjelaskan dan menguraikan ayat-ayat Al Qur'an yang mempunyai arti umum atau mujmal.

2. Bayan Ta'kidi atau Taqriri, artinya menguatkan atau menegaskan kembali hukum yang sudah ada dalam Al Qur'an.

3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al Qur'an.

• Berdasarkan fungsinya itu oleh karenanya Hadits menjadi sumber hukum Islam yang kedua.

FUNGSI HADITS

Page 49: Pendidikan Agama Islam FH

Hadits Mutawatir Hadits Ahad

Hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak, sehingga tidak mungkin mereka bersepakat untuk berbuat bohong.

Hadits yang diriwayatkan oleh rawi (orang yang meriwayatkan) yang jumlahnya tidak mencapai derajat mutawatir.

KLASIFIKASI HADITS

Page 50: Pendidikan Agama Islam FH

1. Hadits Shahih, artinya hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang adil, kuat hapalannya, bersambung sanadnya, tidak ada cacat dan kejanggalan riwayatnya.

2. Hadits Hasan, artinya hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang adil, tetapi kurang kuat hapalannya, bersambung sanadnya, tidak ada cacat dan kejanggalan riwayatnya.

3. Hadits Dho'if, artinya hadits yang diriwayatkan oleh orang yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits shahih

PEMBAGIAN HADITS AHAD

Page 51: Pendidikan Agama Islam FH

IJTIHAD• Dari segi bahasa berarti:

"berusaha sungguh-sungguh”.

• Dari segi istilah, berarti: "mencurahkan segala pikiran dan kemampuannya untuk menetapkan atau menemukan hukum syara (Islam) yang tidak ditetapkan secara jelas dalam Al Qur'an dan Hadits Nabi".

Page 52: Pendidikan Agama Islam FH

DASAR HUKUM IJTIHAD

• Hadits yang diriwayatkan oleh umar,

ل6ه4 ف6 اب6 ا6ص6 ف6 د6 ت6ه6 اج? Cذ6ا ا اكCم4 6ل?ح6 ال6ه4 ف6 ط6أ6 ا6خ? ف6 د6 ت6ه6 ج? CنCا و6 Cان ر6 ا6ج?

. Nد Cاح و6 Nر (ا6ج? مسلم) و بخارى• “Hakim apabila  berijtihad kemudian dapat mencapai

kebenaran maka ia mendapat dua pahala. Apabila ia berijtihad kemudian tidak mencapai kebenaran, maka ia mendapat satu pahala”.(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Page 53: Pendidikan Agama Islam FH

ع6اذ • م4 Cاب ح6 ص?أ6 مCن? م6ص ح6 Cا6ه?ل م[ن? 4نا6س أ ع6ن?

ي6ب?ع6ث6 أ6ن? اد6 ر66 أ ا fل6م Cالله و?ل4 س4 ر6 fنCإ Cب6ل ج6 Cب?ن

: ض6 Cذ6اع6ر6 إ Cت6ق?ض ك6ي?ف6 ال6 ق6 Cال?ي6م6ن الCي6 ع6اذsا م4 : . : ال6 ق6 Cالله Cت6ابCكCب أ6ق?ضCى ال6 ق6 اءN؟ ق6ض6 ل6ك6 : Cةfن بCس4 ف6 ال6 ق6 الله؟ Cت6ابCك فCي د? Cت6ج ل6م? إCن? ف6 : . Cةfن س4 فCي د? Cت6ج ل6م? إCن? ف6 ال6 ق6 Cالله Cو?ل س4 ر6 : د4 Cت6ه ا6ج? ال6 ق6 اللهC؟ Cت6ابCك فCي و6ال6 Cالله Cو?ل س4 ر6 . ه4 د?ر6 ص6 Cالله و?ل4 س4 ر6 ب6 ر6 ف6ض6 آل4و? و6ال6 Cاي?ئ ر6 :Cو?ل س4 ر6 و?ل6 س4 ر6 و6فfق6 الfذCي? CهfلCد4ل م? 6ل?ح6 ا ال6 و6ق6

  Cالله و?ل4 س4 ر6 ض6ي ي6ر? ا fل6م Cالله) ابوداود) رواه .

Page 54: Pendidikan Agama Islam FH

• “Diriwayatkan dari penduduk homs, sahabat Muadz ibn Jabal, bahwa Rasulullah saw. Ketika bermaksud untuk mengutus Muadz ke Yaman, beliau bertanya: apabila dihadapkan kepadamu satu kasus hukum, bagaimana kamu memutuskannya?, Muadz menjawab:, Saya akan memutuskan berdasarkan Al-Qur’an. Nabi bertanya lagi:, Jika kasus itu tidak kamu temukan dalam Al-Qur’an?, Muadz menjawab:,Saya akan memutuskannya berdasarkan Sunnah Rasulullah. Lebih lanjut Nabi bertanya:, Jika kasusnya tidak terdapat dalam Sunnah Rasul dan Al-Qur’an?,Muadz menjawab:, Saya akan berijtihad dengan seksama. Kemudian Rasulullah menepuk-nepuk dada Muadz dengan tangan beliau, seraya berkata:, Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada utusan Rasulullah terhadap jalan yang diridloi-Nya.”(HR.Abu Dawud)

Page 55: Pendidikan Agama Islam FH

• Hadits itu yang menerangkan dialog Rasulullah SAW dengan Mu’adz bin Jabal, ketika Muadz diutus menjadi hakim di Yaman

Page 56: Pendidikan Agama Islam FH

• Apakah ada dosa bagi yang salah ijtihadnya?

Page 57: Pendidikan Agama Islam FH

• Siapakah yang mempunyai otoritas penilaian benar salahnya ijtihad seseorang?

Page 58: Pendidikan Agama Islam FH

SYARAT-SYARAT IJTIHAD

1. Beragama Islam2. Cakap bertindak: Berakal sehat dan baligh.3. Menguasai dan memahami Al Qur'an dan

Hadits dan ilmu-ilmu yang terkait dengannya.

4. Menguasai dan memahami Bahasa Arab (Nahwu & Shorof), ilmu mantiq dan ilmu balaghoh.

5. Mengusai dan memahami ilmu ushul fiqh.6. Mengusai ilmu asbabun nuzul dan asbabul

wurud

Page 59: Pendidikan Agama Islam FH

PRINSIP-PRINSIP IJTIHAD

1. Hasil ijtihad tidak boleh bertentangan dengan Al Qur'an dan Hadits.

2. Hasil ijtihad kebenarannya bersifat relatif.3. Ijtihad tidak boleh dalam urusan ibadah

mahdoh 4. Hasil ijtihad tidak bersifat final dan tidak

universal5. Dalam berijtihad harus memperhatikan nilai

kemaslahatan daripada kemodhorotan.

Page 60: Pendidikan Agama Islam FH

JENIS MUJTAHID

• Mujtahid mutlak : orang-orang yang melakukan ijtihad langsung secara keseluruhan dari A. Q. dan Hadits dan seringkali mendirikan suatu madhab.

Contoh : Imam Syafi'i, Imam Maliki, dll.

• Mujtahid madhab : Para mujtahid yang mengikuti salah satu madhab dan tidak membentuk suatu madhab tersendiri.

Page 61: Pendidikan Agama Islam FH

METODE IJTIHAD

1. Ijma' : persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli mengenai suatu masalah pada suatu tempat di suatu masa.Dalam kontek sekarang lebih diarahkan pada penafsiran ayat-ayat tertentu dalam Al Qur'an. Contoh : Al Qur'an Surat An Nisa Ayat 3 tentang Beristri lebih dari satu.

Page 62: Pendidikan Agama Islam FH

2. Qiyas : menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat ketentuannya di dalam Al Qur'an & As Sunnah dengan hal lain yang hukumnya disebut dalam Al Qur'an dan Sunnah Rosul karena persamaan illat (penyebab/alasannya). Contoh : Minuman Khomer; yang menyebabkan minuman itu dilarang karena illatnya, yakni memabukkan (dapat menghilangkan fungsi akal) oleh karenanya dapat diqiyaskan semua minuman atau yang sejenisnya dilarang untuk dikonsumsi.

Page 63: Pendidikan Agama Islam FH

METODE IJTIHAD

3. Istidlal : Menarik kesimpulan dari dua hal yang berlainan.Contoh : Menarik kesimpulan dari adat istiadat dan hukum agama yang diwahyukan sebelum Islam, sementara adat istiadat dan hukum agama itu tidak dihapuskan oleh syari'at Islam. Contohnya: Pembagian harta gono gini.

Page 64: Pendidikan Agama Islam FH

4. Masalih Mursalah / Maslahat Mursalah : Cara menemukan hukum sesuatu hal yang tidak terdapat ketentuannya baik dalam Al Qur'an maupun Hadits, berdasarkan pertimbangan kemaslahatan masyarakat atau kepentingan umum.Contoh : Pungutan pajak penghasilan untuk kemaslahatan atau kepentingan masyarakat dalam rangka pemerataan pendapatan/pengumpulan dana yang diperlukan untuk memelihara kepentingan umum.

Page 65: Pendidikan Agama Islam FH

METODE IJTIHAD5. Istihsan : Cara menentukan hukum

dengan jalan menyimpang dari ketentuan yang sudah ada demi keadilan dan kepentingan umum.

Contoh : Hak milik seseorang hanya dapat dicabut kalau disetujui oleh pemiliknya, namun hak tersebut dapat dicabut paksa demi kepentingan umum yang mendasar.

Page 66: Pendidikan Agama Islam FH

6. Istishab : Menetapkan hukum sesuatu hal, menurut keadaan yang terjadi sebelumnya, sampai ada dalil yang mengubahnya. Dengan kata lain melangsungkan berlakunya hukum yang telah ada karena belum ada ketentuan lain yang membatalkannya.Contoh : A mengadakan perjanjian utang piutang dengan B. Menurut A utangnya telah dibayar kembali tanpa menunjukan suatu bukti atau saksi. Dalam kasus ini dapat ditetapkan bahwa A masih belum membayar utangnya dan perjanjian itu masih tetap berlaku selama belum ada bukti yang menyatakan bahwa perjanjian utang piutang tersebut berakhir.

Page 67: Pendidikan Agama Islam FH

METODE IJTIHAD

7. Adat Istiadat / ‘Urf : yakni adat istiadat yang tidak bertentangan dengan hukum Islam.

Contoh : Melamar wanita dengan memberikan tanda pengikat.

Page 68: Pendidikan Agama Islam FH

SYARI’AT & FIQIH

Syariat Fiqih

1. Berasal dari wahyu Illahi (A.Q.) dan Sunnah Rosul (Hadits).

2. Bersifat fundamental

3. Hukumnya bersifat qot'i (tidak berubah)

1. Karya manusia yang dapat berubah dari masa ke masa.

2. Bersifat instrumental.

3. Hukumnya bersifat dhonni (dapat berubah)

Page 69: Pendidikan Agama Islam FH

SYARI’AT & FIQIH

Syariat Fiqih

4. Hukum syari'at hanya satu (universal)

5. Menunjukan kesatuan

6. Langsung dari Allah (terdapat dalam A.Q.) dan penjelasannya dalam Hadits.

7. Disebut dengan Islamic Law

4. Hukumnya beragam (insidental).

5. Menunjukkan keragaman.

6. Produk ijtihad dari para ahli hukum (mujtahid).

7. Islamic jurisprudence.

Page 70: Pendidikan Agama Islam FH

ASPEK-ASPEK AJARAN ISLAMSecara garis besarnya ada 3 (tiga):1. Akidah : kepercayaan / keyakinan. Hal ini terumuskan di dalam rukun iman dalam

konsep Islam.2. Syari'ah, artinya ketentuan hukum Allah yang

mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan flora dan fauna dan lingkungannya.

Page 71: Pendidikan Agama Islam FH

ASPEK-ASPEK AJARAN ISLAMASPEK-ASPEK AJARAN ISLAM

Syari'ah terbagi menjadi 2 (dua) bidang;

1). Ibadah = Mahdoh & Ghairu Mahdoh 2). Mu'amalat, yaitu aturan tentang hubungan manusia dengan manusia dalam rangka memenuhi kepentingan dan kebutuhan hidupnya baik primer maupun sekunder.

3. Akhlak : Etika

Page 72: Pendidikan Agama Islam FH

PENDEKATAN AKHLAKPENDEKATAN AKHLAK

• Teosentris = menempatkan Tauhid sebagai dasar untuk menilai baik buruk, benar, salah suatu perbuatan

• Tauhid sebagai dasar = Ajaran agama Islam sebagai tuntunannya

Page 73: Pendidikan Agama Islam FH

PRINSIP AKHLAK YANGPRINSIP AKHLAK YANGTERPUJITERPUJI

• Secara umum

Tidak bertentangan dengan nilai ajaran Islam

• Secara Khusus

Menjunjung tinggi HAM

Page 74: Pendidikan Agama Islam FH

IBADAH DALAM ISLAMIBADAH DALAM ISLAM

Ibadah

=

taat, tunduk, merendah diri, dan

menghambakan diri

Page 75: Pendidikan Agama Islam FH

Macam-Macam IbadahMacam-Macam Ibadah

• Mahdhoh

Ibadah yang tata caranya telah diatur secara rinci dalam ajaran Islam

• Ghoiru Mahdhoh

Ibadah yang aturan umumnya diatur dalam ajaran Islam sedangkan aturan rincinya diberikan kepada manusia untuk mengembangkannya

Page 76: Pendidikan Agama Islam FH

PRINSIP IBADAHDALAM ISLAM• Yang berhak disembah hanya Allah.• Ibadah tanpa perantara.• Ikhlas sendi ibadah yang akan diterima. • Ibadah sesuai dengan tuntunan.• Memelihara keseimbangan antara unsur

jasmani dan rohani.• Mudah dan meringankan.

Page 77: Pendidikan Agama Islam FH

BEBERAPA MODEL INTERPRETASI AJARAN ISLAM

1. Perlunya dikembangkan penafsiran sosial struktural lebih daripada penafsiran individual ketika memahami ketentuan-ketentuan tertentu dalam Alqur’an.contoh: larangan hidup berlebihan

Page 78: Pendidikan Agama Islam FH

2. Megubah cara berfikir subjektif ke cara berfikir objektif contoh: zakat makna subjekfnya pembersihan harta.

Objektifnya tercapainya kesejahteraan sosial

Page 79: Pendidikan Agama Islam FH

3. Mengubah islam yang normatif menjadi teoritis

Contoh: konsep fuqoro dan masakin secara normatif dipahami sebagai orang yang patut dikasihani sehingga perlu diberikan zakat, infak, dan shodaqah.

Page 80: Pendidikan Agama Islam FH

4. Mengubah pemahaman yang ahistoris menjadi historis

Contoh: kisah bangsa israel yang tertindas pada zaman firaun.

Page 81: Pendidikan Agama Islam FH

5. Merumuskan formulasi-formulasi wahyu yang bersifat umum menjadi spesifik dan empiris

Contoh : Allah mengecam orang-orang yang melakukan sirkulasi kekayaan hanya di kalangan orang kaya.

Page 82: Pendidikan Agama Islam FH

Terima KasihWassalam