Bbdm-peran Dokter Keluarga
-
Upload
cita-kresnanda -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Bbdm-peran Dokter Keluarga
-
8/4/2019 Bbdm-peran Dokter Keluarga
1/5
4 PAPARAN PRINSIP PELAYANAN DOKTER
KELUARGA
Tanggal : 6 February 2010 | Oleh :Putu Sudayasa|Skip ke Komentar |
PRESENTASI materisosialisasi Dokter Keluargadi Kendari, menyatakan
trend pelayanan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) bagi peserta Askes yang selama ini masih
dilayani di puskesmas, secara bertahap akan beralih ke pelayanan dokter keluarga di tempat
praktek pribadi. Berikut paparan ringkas tentang pelayanan Dokter Keluarga.
1. Pengertian Pelayanan Dokter Keluarga :
Pelayanan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) bagi peserta Askes yang dilaksanakan padadokter keluarga (dokter umum dan dokter gigi) yang menjadi provider PT Askes(Persero)
2. Jenis Pelayanan Dokter Keluarga :
Konsultasi medis dan penyuluhan kesehatan Pemeriksaan dan Pengobatan oleh dokter Tindakan medis kecil (ringan) Pemeriksaan penunjang laboratorium sederhana Pemeriksaan ibu hamil, nifas dan ibu menyusui, bayi dan anak balita Upaya penyembuhan terhadap efek samping kontrasepsi Pemberian obat pelayanan dasar dan pelayanan obat penyakit kronis atas indikasi medis Pemberian surat rujukan ke Rumah Sakit/Dokter Spesialis untuk kasus yang tidak dapat
ditangani Dokter Keluarga
3. Prosedur Pelayanan Dokter Keluarga :
Peserta bisa mendapatkan pelayanan Dokter Keluarga dengan menunjukkan Kartu Askesatau identitas lain dalam keadaan darurat
Peserta mendapatkan pelayanan rawat jalan tingkat pertama di Dokter Keluarga danpeserta menandatangani bukti pelayanan
Peserta bisa mendapatkan surat rujukan ke RS/Dokter Spesialis jika diperlukanpemeriksaan atau tindakan lebih lanjut yang tidak dapat ditangani oleh Dokter Keluarga
Peserta dengan penyakit kronis bisa mendapatkan pelayanan termasuk resep obat kronisdi Dokter Keluarga dengan membawa surat rujukan balik dari RS/Dokter Keluarga
4. Pelayanan Obat Dokter Keluarga :
Pelayanan obat biasa atau obat kronis dapat diperoleh berdasarkan resep Dokter Keluarga
http://www.puskel.com/author/puskel/http://www.puskel.com/author/puskel/http://www.puskel.com/author/puskel/http://www.puskel.com/4-paparan-prinsip-pelayanan-dokter-keluarga/#commentshttp://www.puskel.com/4-paparan-prinsip-pelayanan-dokter-keluarga/#commentshttp://www.puskel.com/2-presentasi-materi-sosialisasi-dokter-keluarga-di-kendari/http://www.puskel.com/2-presentasi-materi-sosialisasi-dokter-keluarga-di-kendari/http://www.puskel.com/2-presentasi-materi-sosialisasi-dokter-keluarga-di-kendari/http://www.puskel.com/2-presentasi-materi-sosialisasi-dokter-keluarga-di-kendari/http://www.puskel.com/4-paparan-prinsip-pelayanan-dokter-keluarga/#commentshttp://www.puskel.com/author/puskel/ -
8/4/2019 Bbdm-peran Dokter Keluarga
2/5
Pelayanan Obat Biasa : resep obat dapat diambil di Apotek provider atau dapat diberikanlangsung oleh Dokter Keluarga apabila dalam wilayah tersebut tidak ada Apotek atau
lokasi Apotek jauh dari Dokter Keluarga, Jumlah obat yang diberikan maksimal untuk 7
(tujuh) hari
Pelayanan Obat Kronis : diambil dengan menunjukkan surat rujukan balik dariRS/Dokter Spesialis kepada Dokter Keluarga, Jumlah obat yang diberikan maksimaluntuk 30 (tiga puluh) hari
Sumber:http://www.puskel.com/4-paparan-prinsip-pelayanan-dokter-keluarga/
SISTEN RUJUKAN DAN KONSULTASI DOKTER KELUARGA
A. Pengertian Rujukan dan Konsultasi Dokter Keluarga
Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional terkait penangan suatu kasus penyakit yang
sedang ditangani oleh seorang dokter, kepada dokter lain yang lebih ahli di bidangnya. Namun
kewenangan penanganan masih berada pada dokter keluarga yang bersangkutan.Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus penyakit yang
sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang sesuai.
Konsultasi dapat dilakukan mendahului rujukan, namun tidak jarang langsung melakukan rujukan.
Meskipun demikian, ada kalanya keduanya dipergunakan bersama-sama.
Rujukan dalam pelayanan kedokteran ini umumnya kepada pelayan yang lebih tinggi ilmu, peralatan dan
strata yang lebih tinggi dalam rangka mengatasi kasus atau problem tersebut.
Tantangan yang harus dihadapi pada sistem rujukan dokter keluarga di indonesia adalah terkait UU
No.29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran. Kewajiban Dokter ialah merujuk ke dokter atau dokter
gigi lain yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan (Pasal 51)
Ketentuan pidana kurungan paling lama satu tahun atau denda paling banyak 50.000.000,- setiap dokteratau dokter gigi yang sengaja tidak memenuhi kewajiban tersebut.
Di Indonesia dikenal beberapa macam rujukan, antara lain adalah :
1. Rujukan Medis
Merupakan bentuk pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk masalah kedokteran. Tujuannya
adalah untuk mengatasi problem kesehatan, khususnya kedokteran serta memulihkan status kesehatan
pasien.
Jenis-jenis rujukan medis :
Rujukan Pasien
Merupakan penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata yang
lebih sempurna atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut. Rujukan Ilmu Pengetahuan
Merupakan pengiriman dokter atau tenaga kesehatan yang lebih ahli dari strata pelayanan kesehatan
yang lebih mampu untuk bimbingan dan diskusi atau sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan.
Rujukan bahan pemeriksaan laboratorium
Merupakan bahan pengiriman bahan-bahan laboratorium dari strata pelayan kesehatan yang kurang
http://www.puskel.com/4-paparan-prinsip-pelayanan-dokter-keluarga/http://www.puskel.com/4-paparan-prinsip-pelayanan-dokter-keluarga/http://www.puskel.com/4-paparan-prinsip-pelayanan-dokter-keluarga/http://www.puskel.com/4-paparan-prinsip-pelayanan-dokter-keluarga/ -
8/4/2019 Bbdm-peran Dokter Keluarga
3/5
-
8/4/2019 Bbdm-peran Dokter Keluarga
4/5
b. Berkomunikasi secara langsung dengan dokter konsultan (surat, formulir khusus, catatan di rekam
medis, formal/ informal lewat telefon)
c. Keterangan lengkap tentang pasien
d. Konsultan bersedia memberikan konsultasi
Tata cara rujukan
Pasien harus dijelaskan selengkap mungkin alasan akan dilakukan konsultasi dan rujukan. Penjelasan
ini sangat perlu, terutama jika menyangkut hal-hal yang peka, seperti dokter ahli tertentu.
Dokter yang melakukan konsultasi harus melakukan komunikasi langsung dengan dokter yang dimintai
konsultasi. Biasanya berupa surat atau bentuk tertulis yang memuat informasi secara lengkap tentang
identitas, riwayat penyakit dan penanganan yang dilakukan oleh dokter keluarga.
Keterangan yang disampaikan tentang pasien yang dikonsultasikan harus selengkap mungkin . Tujuan
konsultasi pun harus jelas, apakah hanya untuk memastikan diagnosis, menginterpretasikan hasil
pemeriksaaan khusus, memintakan nasihat pengobatan atau yang lainnya.
Sesuai dengan kode etik profesi, seyogianya dokter dimintakan konsultasi wajib memberikan bantuan
profesional yang diperlukan. Apabila merasa diluar keahliannya, harus menasihatkan agar berkonsultasi
ke dokter ahli lain yang lebih seuai.
Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja
Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan
Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak
Pembagian wewenang & tanggungjawab
1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderitasepenuhnya kepada dokter
konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tsb tidak ikut
menanganinya.
2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk
satu masalah kedokteran khusus saja.
3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya
kepada dokter lain untuk selamanya.
4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya
kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Anies. 2006. Kedokteran Keluarga & Pelayanan Kedokteran yang Bermutu.Semarang
http://ocw.usu.ac.id
4 MACAM SISTEM RUJUKAN UPAYA KESEHATAN
Tanggal : 24 March 2010 | Oleh :Putu Sudayasa|Skip ke Komentar |
http://www.puskel.com/author/puskel/http://www.puskel.com/author/puskel/http://www.puskel.com/author/puskel/http://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/author/puskel/ -
8/4/2019 Bbdm-peran Dokter Keluarga
5/5
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan
Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang
lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang
pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan.
Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnyamasalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun
horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.
Menuruttata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan internal dan rujukan eksternal.
Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalaminstitusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas
induk
Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanankesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap)
maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukanKesehatan.
Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan
penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum
daerah.
Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upayapeningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya,
merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas),atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit
Kesehatan Kerja).
Demikianlah sepintas ulasan beberapa jenis sistem rujukan pelayanan kesehatan, khususnya yang
sering dilakukan dalam pelayanan puskesmas. Informasi tentang upaya rujukan ini dikutip dari
berbagai sumber referensi pelayanan kesehatan masyarakat dan dikolaborasikan dengan sedikit
pengalaman pengabdian saya saat bertugas keliling puskesmas. Mudah-mudahan memberikan
pemahaman yang bermanfaat.
http://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/
http://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/4-macam-sistem-rujukan-upaya-kesehatan/#commentshttp://www.puskel.com/pengabdian/pengalaman-pengabdian/http://www.puskel.com/pengabdian/pengalaman-pengabdian/http://www.puskel.com/pengabdian/profil-pengabdi/http://www.puskel.com/pengabdian/profil-pengabdi/http://www.puskel.com/pengabdian/profil-pengabdi/http://www.puskel.com/pengabdian/pengalaman-pengabdian/