Bangsal benih

116
Bangsal benih ikan mas atau istilah kerennya indoor hatchery, adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat memproduksi benih ikan mulai dari pemijahan sampai menghasilkan larva. Bangsal benih sering juga digunakan tempat pemberokan induk, tempat penampungan benih sebelum dipasarkan, atau terkadang dipakai sebagai karantina dan pengobatan bagi ikan-ikan yang sakit. Di beberapa daerah, bangsal benih dijadikan sebagai gudang, atau tempat menyimpan bahan, terutama pakan tambahan dan peralatan, sekaligus kantor. Pada bangsal benih, hampir semua parameter kualitas air dapat diatur sesuai dengan keinginan. Karena sebuah bangsal benih yang baik memiliki peralatan yang lengkap, mulai dari alat pengukur suhu ruangan, alat pengukur suhu air, pemanas ruangan, pemanas air, alat penambah oksigen (aerator) dan peralatan penting lainnya. Dengan keadaan ini kematian benih dapat ditekan serendah mungkin, dan kelangsungan hidup ikan bisa dijamin. Agar bangsal benih dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka dalam menentukan lokasi harus memenuhi persyaratan berikut : 1. Berada dekat dengan sumber airatau memiliki sumber air sendiri. Sumber air dapat berasal dari sungai, irigasi atau sumur. 2. Letak sumber airnyalebih tinggi dari lokasi bangsal benih agar air mudah dialirkan ke dalam nya (kecuali bila menggunakan pompa air). 3. Kuantitas airnya cukup agar kegiatannya dapat berjalan secara kontinu. 4. Kualitas airnya baik, misalnya jernih, kandungan oksigennya tinggi, dan tidak mengandung unsur-unsur yang membahayakan ikan. 5. Letaknya dekat dengan areal perkolaman terutama dekat dengan kolam induk, sehingga keperluan induk dengan cepat dan mudah dipenuhi. 6. Keamanannya terjamin. 7. Dekat dengan jalan dan tranportasinya lancar sehingga memudahkan dalam pengadaan alat dan sarana yang dibutuhkan maupun pemasaran hasil produksi. Bangsal benih dapat dibuat secara permanen, semi permanen, atau secara sederhana tergantung pada skala usaha dan dana yang tersedia. Konstruksi indoor hatchery semi permanen dibuat dengan pondasi dan dinding bagian bawah serat lantai dari tembok, sedangkan bagian atasnya terbuat dari papan kayu atau anyaman bambu (bilik),. Bagian atapnya dapat menggunakan genteng, seng atau asbes. Air yang masuk kedalam indoor hatchery sebaiknya mengalir secara gravitasi sehingga penggunaan dan pengaturan air akan lebih leluasa tanpa ada ketergantungan pada pompa. Untuk itu, maka sebelum air dari sumber digunakan didalam harchery sebaiknya air tersebut ditampung terlebih dahulu dalam bak penampungan air. Apabila sumber air berasal dari sungai atau irigasi, disarankan membuat bak flter untuk menyaring partikel–partikel lumpur yang terbawa aliran air. Mengingat debit air yang dipergunakan didadalam hatchery tidak terlalu besar, maka ukuran bak filter untuk keperluan tersebut, bila

Transcript of Bangsal benih

Page 1: Bangsal benih

Bangsal benih ikan mas atau istilah kerennya indoor hatchery, adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat memproduksi benih ikan mulai dari pemijahan sampai menghasilkan larva. Bangsal benih sering juga digunakan tempat pemberokan induk, tempat penampungan benih sebelum dipasarkan, atau terkadang dipakai sebagai karantina dan pengobatan bagi ikan-ikan yang sakit. Di beberapa daerah, bangsal benih dijadikan sebagai gudang, atau tempat menyimpan bahan, terutama pakan tambahan dan peralatan, sekaligus kantor.

Pada bangsal benih, hampir semua parameter kualitas air dapat diatur sesuai dengan keinginan. Karena sebuah bangsal benih yang baik memiliki peralatan yang lengkap, mulai dari alat pengukur suhu ruangan, alat pengukur suhu air, pemanas ruangan, pemanas air, alat penambah oksigen (aerator) dan peralatan penting lainnya. Dengan keadaan ini kematian benih dapat ditekan serendah mungkin, dan kelangsungan hidup ikan bisa dijamin.

Agar bangsal benih dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka dalam menentukan lokasi harus memenuhi persyaratan berikut : 1. Berada dekat dengan sumber airatau memiliki sumber air sendiri. Sumber air dapat berasal dari sungai, irigasi atau sumur. 2. Letak sumber airnyalebih tinggi dari lokasi bangsal benih agar air mudah dialirkan ke dalam nya (kecuali bila menggunakan pompa air). 3. Kuantitas airnya cukup agar kegiatannya dapat berjalan secara kontinu. 4. Kualitas airnya baik, misalnya jernih, kandungan oksigennya tinggi, dan tidak mengandung unsur-unsur yang membahayakan ikan. 5. Letaknya dekat dengan areal perkolaman terutama dekat dengan kolam induk, sehingga keperluan induk dengan cepat dan mudah dipenuhi. 6. Keamanannya terjamin. 7. Dekat dengan jalan dan tranportasinya lancar sehingga memudahkan dalam pengadaan alat dan sarana yang dibutuhkan maupun pemasaran hasil produksi.

Bangsal benih dapat dibuat secara permanen, semi permanen, atau secara sederhana tergantung pada skala usaha dan dana yang tersedia. Konstruksi indoor hatchery semi permanen dibuat dengan pondasi dan dinding bagian bawah serat lantai dari tembok, sedangkan bagian atasnya terbuat dari papan kayu atau anyaman bambu (bilik),. Bagian atapnya dapat menggunakan genteng, seng atau asbes.

Air yang masuk kedalam indoor hatchery sebaiknya mengalir secara gravitasi sehingga penggunaan dan pengaturan air akan lebih leluasa tanpa ada ketergantungan pada pompa. Untuk itu, maka sebelum air dari sumber digunakan didalam harchery sebaiknya air tersebut ditampung terlebih dahulu dalam bak penampungan air. Apabila sumber air berasal dari sungai atau irigasi, disarankan membuat bak flter untuk menyaring partikel–partikel lumpur yang terbawa aliran air.

Mengingat debit air yang dipergunakan didadalam hatchery tidak terlalu besar, maka ukuran bak filter untuk keperluan tersebut, bila air yang akan difilter dari pipa pemasukan berukuran 3 – 4 inci, cukup berukura panjang 3 meter, lebar 1 meter dan tinggi 1 meter. Konstruksi dalam bak filter terdiri dari dinding penyekat yang berjarak masing-masing sekitar 60 cm dan dibuat secara zig zag.

Lubang pemasukan air pada dinding pertama diletakan pada dasar dinding disisi yang berlawanan dengan pintu pemasukan utama dengan mengunakan 2 buah pipa pralon ukuran 3 – 4 inci, hal tersebut bertujuan agar air mengalir secara lambat. Pipa kedua diletakan dibagian atas dinding dengan ketinggian 70 cm dari dasar, dinding ketiga dibuat dibagian dasar seperti dinding pertama, dan begitu seterusnya sampai dinding penyekat terakhir. Sebagai penyaring, pada

Page 2: Bangsal benih

sekat pertama dan kedua digunakan batu pecah atau pecahan batu bata merah yang berukuran besar.

Pada sekat ketiga dan ke empat digunakan bahan filter dari batu kerikil, pada sekat ke lima menggunakan pasir kasar, dan sekat terakhir menggunakan pasir atau ziolit yang berukuran halus. Dengan konstruksi zig zag seperti ini diharapkan partikel-partikel lumpur yang dibawa oleh aliran air akan mengendap ditiap-tiap sekat, sehingga hasil akhirnya, air menjadi bersih dan bening.

Mengingat indoor hatchery merupakan bangunan yang multi fungsi, maka bangunan tersebut harus mempunyai fasilitas yang lengkap agar bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Fasilitas penting yang harus dibuat di dalam indoor hatchery patin siam antara lain :a. Bak Penampungan Air Bersih ( Bak Tandon)Bak penampung air bersih adalah tempat untuk menampung air agar air selalu tersedia setiap saat, terlebih ketika dibutuhkan. Agar air mudah dialirkan, letak bak ini harus lebih rendah dari sumber air dan lebih tinggi dari bak pemeliharaan. Bak penampungan air harus kuat dan kokoh agar dapat menampung air dalam volume yang besar. Oleh sebab itu, sebaiknya bak ini dibuat dari beton atau tembok. Bentuk bak bisa empat persegi panjang atau bujur sangkar, tergantung dari keadaan tempat.

Ukurannya pun tergantung besarnya bangsal benih. Untuk bangsal benih skala kecil, dengan produksinya 200.000 ekor benih setiap periode, bak ini cukup dibuat dengan panjang2 m, lebar 2 m, dan tinggi 1 m. Sedangkan skala besar dengan produksi satu juta benih setiap periode, bak ini harus lebih luas, yaitu panjang 5 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m. Bak ini dihubungkan langsung ke sumber air dengan menggunakan paralon yang ukarannya disesuaikan denganbesarnya debit air. Selain itu, pada bagian lain dihubungkan ke masing-masing bak yang ada dibangsal benih. Pada bak ini harus dibuatkan juga lubang pengeluaran untuk mengeringkan atau menguras bila sudah lama digunakan.

b. Bak PemberokanBak pemberokan adalah tempat untuk menyimpan induk-induk yang sudah matang gonad yang berasal dari bak pemeliharaan sampai menjelang induk tersebut dipijahkan. Bak ini dapat pula dikatakan sebagai tempat untuk mengadaptasikan induk-induk dari kolam yang lingkungannya lebih luas ke tempat pemijahan yang lebih sempit.Bentuk bak pemberokan bisa bermacam-macam, tergantung dari keadaan tempat. Namun bentuk yang paling baik adalah segi empat atau empat persegi panjang. Pada bagian atas bak dilengkapi dengan penutup yang terbuat dari kawat ayam, agar induk-induk tidak loncat ke luar. Karena induk yang berasal dari tempat yang luas sering loncat atau berontak.Bak ini sebaiknya tidak terlalu luas sebab akan menyulitkan pada waktu menangkap induk yang akan dipijahkan. Ukuran bak pemberokan panjang 2 m, lebar 2 m dan tinggi 80 cm, atau panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 80 cm. Bak ini dapat diairi maksimal setengah bagiannya agar induk yang diberok tidak loncat keluar. Jumlah bak pemberokan minimal 2 buah, karena induk jantan dan induk betina harus dipisah.Bak pemberokan harus dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran air untuk memudahkan dalam mengisi maupun mengeringkan bak. Pintu-pintu ini dibuat di bagian tengah dari panjang atau lebar bak agar sirkulasi airnya baik. Pintu pemasukan air bisa dibuat dari pipa peralon berdiameter 1 – 1.5 inci yang dilengkapi dengan keran untuk mengatur debit air yang masuk dalam bak.Pintu pengeluaran juga dibuat dari paralon yang berdiameter 2 inci. Ukuran paralon pengeluaran lebih besar tujuannya agar bak dapat dikeringkan dengan

Page 3: Bangsal benih

cepat. Pada pintu pengeluaran, umumnya dipasang keni sebagai tempat memasukan paralon pengatur tinggi air. Hal lain yang paling penting pada bak pemberokan ini adalah kondisi airnya. Air yang masuk ke dalam bak pemberokan harus kontinyu dan bersih (tidak mengandung zat makanan).c. Bak pemijahan dan bak penetasan telurPemijahan ikan mas dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu dengan sistem kawin suntik (induced breeding), semi alami (induce spawning) dan secara alami (natural spawning). Dalam pemijahan secara induced breeding , bak pemijahan dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan induk-induk yang sudah disuntik hingga menjelang induk disreefing atau dikeluarkan telurnya. Adapun dalam pemijahan secara alami dan semi alami, bak pemijahan dapat diartikan sebagai tempat mempersatukan induk jantan dan induk betina agar terjadi pemijahan.Pada bangsal benih ikan patin, dan ikan-ikan lainnya, bak pemijahan dan bak penetasan selalu terpisah. Karena larva ikan patin harus dipeliharan secara telaten setipa hari. Sedangkan larva ikan mas tidak perlu harus dipelihara secara telaten seperti ikan patin, cukup dibiarkan, asalkan airnya mengalir, telur dapar menetas, dan larva dapat hidup dengan baik. Karena pada bangsal benih ikan mas, kedua tempat itu tidak terpisah, tetapi bersatu, artinya tempat pemijahan digunakan pula sebagai tempat penetasan. Jadi yang diambil dari kolam pemijahan adalah induk jantan dan betina. Bahkan disatukan pula dengan bak pemeliharaan larva.Bentuk, ukuran dan konstruksi bak pemijahan, termasuk pintu pemasukan dan pengeluarannya, sama dengan bak pemberokan. Jumlah bak pemijahan yang harus disiapkan tergantung dari sistem pemijahannya. Bila pemijahan yang akan dilakukan secara kawin suntik, maka jumlah bak cukup 2 buah yaitu untuk inkubasi induk betina yang telah di suntik 1 buah dan 1 buah lagi untuk inkubasi induk jantan.Bak pemijahan ini harus dihubungkan juga ke bak penampungan air dengan paralon, dan untuk mengatur debit air dipasang keran. Air yang masuk ke bak pemijahan harus tetap kontinu karena pada waktu pemijahan airnya harus tetap mengalir. Dengan demikian, sirkulasi airmenjadi baik dan oksigen dapat terus tersuplai sesuai yang dibutuhkan.e. Bak penampungan benihBak penampungan benih adalah tempat untuk menampung benih-benih yang baru dipanen dari kolam pendederan atau kolam pembesaran sampai benih tersebut siap ditebar kembali atau dijual. Bak ini bisa berfungsi pula sebagai tempat pemberokan benih-benih yang akan dikirim ke daerah lain. Bak penampungan harus dibuat beberapa buah agar dapat menampung benih dalam jumlah banyak. Bak ini terbuat dari tembok agar kuat dan tidak bocor.Ukuran masing-masing bak penampungan benih adalah panjang 2 m, lebar 1 m, dan tinggi 80 cm. Untuk mensuplaiair, bak ini dihubungkan langsung ke bak penampungan air dengan paralon ukuran 1,5 inci. Pada setiap baknya dipasang pula keran-keran sebagai alat mengatur debit airnya. Selain itu, juga dilengkapi dengan lubang pengeluaran air.

f. Kantor dan gudangKantor merupakan ruangan yang digunakan untuk manajemen kepegawaian, tata usaha, tempat transaksi, dan tempat menerima tamu. Gudang didirikan untuk menyimpan alat dan sarana produksi yang penting, seperti pakan, pupuk, dan lain-lainya. Gudang dan kantor ini dapat dibuat secara berdampingan. Ukurannya masing-masing 3 m x 3 m. Tempatnya bisa dibuat di depan atau di belakang bangsal benih.

g. Listrik

Page 4: Bangsal benih

Aliran listrik diperlukan dalam kegiatan penbenihan. Fungsinya untuk memberi penerangan, menggerakan pompa air, serta untuk menggerakan high blower atau aerator guna mensuplai oksigen yang terlarut kedalam air. Sumber listrik bisa berasal dari PLN, ginset, atau keduanya untuk menjaga kemungkinan aliran listrik dari PLN padam.

h. Blower /aerator.Untuk menambah oksigen, setiap wadah pemeliharaan larva, hapa penetasan telur dan bak pedederan I harus dilengkapi dengan aerasi yang bersumber dari blower atau aerator. Untuk menyalurkan udara dari blower kesetiap wadah menggunakan selang kecil (slang aerasi) yang masing-masing ujungnya dilengkapi dengan batu aerasi. Blower atau aerator tersebut banyak dijual di toko-toko peralatan perikanan atau ditempat-tempat penjual ikan hias.

BARU

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan mas sangat populer diberbagai kalangan masyarakat Indonesia. sebahagian besar masyarakat sudah

mengenalnya. Ikan mas termasuk salah satu komoditi perikanan air tawar yang berkembang sangat pesat

setiap tahun. Ikan mas disukai karena rasa dagingnya yang enak, gurih, serta mengandung protein yang

cukup tinggi.

Ikan mas (cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas tertua yang sudah banyak dibudidayakan

masyarakat.Berbagai teknologi pembenihan dan pembesaran sudah dilakukan dan diterapkan baik secara

nonintensif maupun intensif.

Aktifitas perikanan budidaya adalah proses pembenihan. Pembenihan mata rantai awal kegiatan budidaya

berperan penting dalam menjamin keberlangsungan kegiatan berikutnya, yaitu pembesaran. Kegiatan

pembenihan yang baik akan menghasilkan produk benih ikan yang berkualitas baik. Benih ikan yang

berkualitas baik, menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan tahan terhadap serangan penyakit,

merupakan suatu kebutuhan mutlak harus disediakan. Penyedian benih bermutu merupakan salah satu

kebutuhan utama dalam meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan air tawar.

Usaha pembenihan merupakan ujung tombak keberhasilan usaha budidaya ikan air tawar. Usaha

pembenihan dapat mensuplay benih terhadap usaha budidaya ikan untuk setiap musim pemeliharaan.

Teknik pemijahan beberapa jenis ikan asli Indonesia telah banyak berkembang dan banyak pula

diminatimasyarakatnya dibandingkan dengan ikan-ikan introduksi.

Pemijahan salah satu kegiatan produksi benih untuk keberlangsungan kegiatan berikutnya, mengingat

perkembangan di alam mulai mengurang akibat penangkapan yang berlebihan, maka dari itu perlu

dilakukan pelestarian atau budidaya.

Pemijahan ikan mas dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : pemijahan alami (natural spawning),

pemijahan semi buatan (induced spawning) dan pemijahan buatan (induced/artificial breeding). Pemijahan

alami dilakukan dengan cara memilih induk jantan dan betina yang benar-benar matang gonad selanjutnya

dipijahkan secara alami di bak / wadah pemijahan dengan pemberian kakaban. Pemijahan semi buatan

dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikan hormon perangsang selanjutnya

Page 5: Bangsal benih

dipijahkan secara alami. Pemijahan buatan dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan

penyuntikkan hormon perangsang selanjutnya dipijahkan secara buatan.

Pemijahan ikan mas semi buatan yaitu pemijahan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon

untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi secara alami di kolam atau bak.

Kegiatan pemijahan ikan mas rajadanu secara semi buatan yang akan dilakukan Di Unit Pelaksana Tehnis

Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD – BAT) Jantho Baru Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh. Di pilih lokasi

UPTD – BAT Jantho Baru, karena ikan mas rajadanu di Desa Jantho Baru dan sekitaran Aceh Besar

sudah berkembang dengan baik, sehingga diharapkan dapat menambah ilmu tentang semi buatan serta

tehnologi yang berkembang didaerah tersebut.

1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan praktek kerja lapangan adalah untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan

kerja di lapangan serta gambaran secara langsung di lapangan, khususnya mengenai Teknik Pemijahan

Ikan Mas Rajadanu (Cyprinus carpio) Secara Semi Buatan, dengan memadukan pengetahuan yang

diperoleh di bangku kuliah, dan kenyataan di lapangan.

1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Manfaat praktek kerja lapang adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di lapangan serta

memahami permasalahan yang timbul dalam Teknik Pemijahan Ikan Mas Rajadanu Secara Semi Buatan

sehingga diharapkan akan dapat melakukan pemijahan ikan mas rajadanu dengan baik, serta mampu

mengatasi permasalahan yang timbul dan juga dapat menambah informasi lebih lanjut tentang ikan mas

rajadanu (Cyprinus carpio).

Manfaat lainnya adalah untuk mengembangkan dan melestarikan budidaya ikan mas rajadanu pada

masyarakat secara luas. Dengan adanya praktek kerja lapangan, selain untuk meningkatkan pengetahun

dan keterampilan dilapangan juga bisa merubah sikap dan prilaku yang tidak baik kearah yang lebih baik

dan menjurus, dan dapat memahami prinsip pembenihan di UPTD-BAT Jantho Baru – Kota Jantoh

Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologi Ikan Mas Rajadanu

2.1.1 Klasifikasi

Klasifikasi ikan mas rajadanu adalah sebagai berikut: Filum : Chordata, Subfilum : Vertebrata, Superkelas :

Pisces, Kelas : Osteichthyes, Subkelas : Actinopterygii, Ordo : Cypriniformes, Subordo : Cyprinoidae,

Famili : Cyprinidae, Subfamili : Cyprininae, Genus : Cyprinus, Spesies : Cyprinus carpio, Nama Asing :

Common carp, Nama Lokal : Ikan Mas (Ras /Strain Rajadanu). (Susanto, 1999).

Gambar 1 Ikan Mas Rajadanu (Cyprinus Carpio).

2.1.2 Ciri Morfologis

Bentuk tubuh ikan mas rajadanu mempunyai bentuk badan yang memanjang dengan perbandingan

panjang total dan tinggi badan adalah 3.5 : 1.

Mulutnya terletak dibagaian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di bagian

anterior mulut terdapat dua pasang sungut.Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal

Page 6: Bangsal benih

teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas rajadanu

ditutupi sisik, kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. Sisik penuh dan berukuran

normal, punggungnya berwarna abu – abu serta pangkal sirip perutnya berwarna kuning kemerahan, tidak

seperti ikan mas strain lainnya. Ikan mas rajadanu lebih kuat dalam menghadapi serangan ektaparasit dan

penyakit yang disebabkan oleh bakteri aeromonas hydrophila. (SNI, 1999).

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh strain ini adalah laju pertumbuhannya lebih cepat, daya tahannya

terhadap penyakit lebih tinggi, presentase keberhasilan telur menetasnya lebih besar dan masa hidupnya

lebih lama. (Rochdianto, 2005).

2.2. Syarat dan Kebiasaan Hidup

Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) berupa perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan

alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan ini hidup dengan baik didaerah

dengan ketinggian 150 – 600 meter diatas permukaan air laut dengan suhu air 25 – 300 C.

Ikan mas tergolong ikan omnivora (pemakan berbagai jenis makanan). Makanannya antaara lain tumbuhan

air dan binatang renik. Namun makanan utamanya adalah tumbuhan yang tumbuh di dasar perairan dan di

tepi perairan tempat hidupnya. (Rochdianto, 2005).

Di alam aslinya ikan mas hidup di perairan sungai, danau maupun genangan air lainnya yang berada pada

ketinggian 150-600m dpl, dengan suhu air berkisar 20 derajat sampai 25 derajat celcius. Ikan mas sering

juga ditemukan di bagian muara sungai yang airnya agak asin (salinitas payau). Ikan Mas termasuk hewan

Omnnivora atau pemakan segala sehingga di alam makanan Ikan mas berupa daun-daunan, lumut,

serangga, cacing dan lain sebagainya.Pada model budidaya ikan mas lingkungan pemeliharaan dibuat

menyerupai alam aslinya. (Efendi, 2004).

Model budi daya ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong Jaring Apung, Kolam air deras, kolam tanah,

kolam beton dan lain-lain tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam budi daya ikan mas juga

bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai pemberian pakan buatan. Yang perlu

diperhatikan adalah kualitas air pada media untuk budi daya ikan mas seperti PH air yang harus berada

pada kisaran 7-8, kandungan oksigen terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat kimia berbahaya.

(Efendi, 2004).

2.3. Perkembangbiakan

Pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di alam ikan

mas biasa memijah pada awal musim penghujan, saat muncul rangsangan dari aroma tanah kering yang

kemudian tergenang air. Secara alami, proses pemijahan terjadi pada tengah malam sampai menjelang

pagi hari. Menjelang memijah induk-induk ikan mas menjadi aktif mencari tempat yang rimbun dengan

tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Subtrat berupa tanaman air atau rerumputan

inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai lokasi memijah dan menempelkan telur yang dihasilkan.

(Susanto, 1999).

Telur ikan mas berbentuk bulat dan berwarna bening. Ukurannya bervariasi, tergantung umur serta ukuran

dan bobot induk. Namun, secara umum diameter telur mencapai 1,5 -1,8 mm dengan berat 0,17 – 0,20

mg. Dalam 2 -3 hari, telur-telur ikan mas akan menetas dan tumbuh menjadi larva berukuran 0,5-0,6 mm

dengan berat 18-20 mg. Larva-larva ini memiliki kantong kuning telur sebagai cadangan makanan, yang

akan habis dalam 2 – 4 hari, larva ikan mas bersifat menempel di subtrat dan bergerak vertikal. (Cahyono,

2001).

Setelah 4 – 5 hari, larva-larva tersebut akan berubah menjadi kebul. Pada stadia kebul ini, ikan mas

Page 7: Bangsal benih

memerlukan pasokan pakan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan tambahan yang dapat

diberikan terutama zooplankton seperti rotivera, moina, dan daphnia.Dosis perharinya 60 – 70 % dari total

beratnya.

Setelah 2 – 3 minggu, kebul akan tumbuh menjadi burayak dengan panjang 1 – 3 cm dan berat 0,1 – 0,5

gram. Setelah 2 – 3 minggu kemudian, burayak tumbuh menjadi putihan dengan dengan panjang 3 – 5 cm

dan berat 0,5 – 2,5 gram. Tiga bulan kemudian, putihan berkembang menjadi gelondongan yang memiliki

berat 100 gram per ekor. Gelondongan ini akan terus tumbuh dan menjadi induk. Induk jantan berukuran

0,5 kg dapat dicapai setelah 6 bulan pemeliharaan, sedangkan induk betina berukuran 1,5 kg dapat dicapai

setelah pemeliharaan minimum selama 15 bulan. (BSN. 1999).

2.4. Pemeliharaan Induk

Keberhailan usaha pembenihan ikan mas rajadanu ditentukan oleh kualitas induk. Pemilihan calon induk

harus mempertimbangkan ras atau strain ikan yang akan dipelihara. Ciri – ciri calon induk yang baik

berbeda-beda untuk setiap ras atau strain. Secara umum ciri-ciri calon induk yang baik sebagai berikut :

Sehat, tidak cacat, dan tidak luka.

Umur induk 1.5 – 2 tahun.

Sisik tersusun dengan teratur.

Sisik penuh dan normal.

Kepala relatif kecil dibandingkan badan.

Ukuran tubuh relatif tinggi dan panjang serta berbadan tebal.

Perut lebar.

Pangkal ekor lebar dan kuat.

Lubang dubur lebih dekat ke ekor. (Gunadi. 2010).

Menurut Sudenda (2008), Ikan mas induk betina dapat dipijahkan setelah berumur 1.5 – 2 tahun, dengan

berat mencapai 1.5 kg. Induk jantan mencapai kematangan lebih awal, yakni sekitar 8 bulan dengan berat

0,5 kg lebih.

Induk ikan jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah di kolam-kolam khusus. Cara ini untuk

memudahkan dalam penyeleksian ikan yang akan dipijahkan serta untuk menghindari terjadinya pemijahan

liar. Jika memungkinkan yang sudah dipijahkan juga terpisah dari yang belum dipijahkan.

Induk di pelihara terpisah, bertujuan untuk mendapatkan perkembangan gonad dengan baik. Untuk

mendapatkan induk matang gonag yang baik, kondisi lingkungan harus baik serta makanan tersedia

dengan cukup.keadaan ini dapat dicapai dengan mengatur jumlah induk yang dipelihara disesuaikan

dengan intensitas pengelolaan budidaya.

2.5. Pematangan Gonad

Keberhasilan pemijahan ikan mas sangat ditentukan oleh tingkat kematangan gonad. Induk dipelihara

dalam kolam pemeliharaan induk selama 1.5 bulan, induk biasanya sudah mengalami kematangan gonad.

Bobot induk betina 1.5 – 4 kg / ekor dan induk jantan 0.5 – 2 kg.

Ciri – ciri induk betina yang sudah matang gonad antara lain bagian perutnya tampak besar dan

bergelambir jika dilihat dari atas. Perut diraba terasa lembek dan sekitar lubang urogenitalianya tampak

memerah dan keluar telur ketika diurut (striping). Induk jantan matang kelamin ditandain dengan keluarnya

sperma berwarna putih ketika diurut urogenitalnya. (Suseno. 1999).

Page 8: Bangsal benih

Menurut Gunadi (2010), Ciri – ciri telur ikan mas yang sudah matang antara lain ukurannya merata dan

berwarna coklat muda atau abu – abu. Telur ikan mas yang berkualitas rendah berwarna putih atau keputih

– putihan, karena terlalu muda / terlalu tua. Setelah pembuahan telur masih nampak jernih dan bening,

berarti telur tersebut berkembang cukup baik. Sebaliknya telur berwarna putih, pucat atau putih keruh

berarti telur tidak menetas / mati. Selanjutnya ciri – ciri sperma ikan mas yang berkualitas unggul, berwarna

putih kekuningan, kekentalannya seperti krim susu, kisaran pH sperma 6.8 – 7.6.

2.6. Seleksi Induk

Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif

dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi

pembenihan telah dilaksanakan penggunaan induk – induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha

pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan

kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik

pembuahan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik

kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu

dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.(Gunadi, 2010).

Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai

berikut :

a. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor, Jantan: umur minimum 8 bulan

dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.

b. Bentuk tubuh secara keseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak

cacat.

c. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih, panjang kepala minimal 1/3

dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.

d. Sisik tersusun rapi, cerah tidak kusam.

e. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan

lebar/tebal ekor. (BSN, 1999).

Ciri – ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

Betina

- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.

- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.

- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.

Jantan

- Badan tampak langsing.

- Gerakan lincah dan gesit.

- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

2.7 Pemijahan Semi Buatan

Pemijahan adalah pertemuan antara ikan jantan dengan betina yang bertujuan untuk pembuahan telur oleh

sperma.

Pemijahan semi buatan adalah pemijahan yang berlangsung akibat adanya setengah campur tangan

manusi, dengan menyuntikan hormon perangsang pada induk betina. Pemijahan semi buatan di atur oleh

Page 9: Bangsal benih

manusia waktu untuk ikan memijah. (Gunawan, 1999).

Pemijahan semi buatan tak sesederhana pemijahan alami. Ada satu pekerjaan yang harus dilakukan, yaitu

menyuntik atau memasukan hormon perangsang pada induk betina. Namun tingkat keberhasilannya bisa

lebih tinggi. Meski kematangan induk sulit ditentukan secara visual, telur yang ada dalam tubuh dipaksa

untuk keluar, hingga terjadi pemijahan. Hambatan dalam produksi masih bisa ditekan. (Gunadi, 2010).

Ada beberapa kekurangan dalam pemijahan semi buatan. Selain memerlukan satu tambahan pekerjaan,

juga memerlukan biaya tambahan, yaitu biaya untuk menyediakan hormon perangsang. Hormon

perangsang cukup mahal harganya. Untuk membeli ovaprim harus mengeluarkan uang sebesar Rp.

200.000,- / botol. Untuk membeli ikan mas harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 20.000,- / kg.

2.8 Kualitas Air

Usaha pembenihan dan pendederan ikan mas dapat menggunakan air hujan, air waduk, air sungai, mata

air, air irigasi, air permukaan, air sumur terbuka, dan air sumur pantek.

Menurut Cahyono (2001), Dari berbagai sumber air tersebut, air waduk dianggap yang terbaik karena

endapannya cukup sedikit dan kandungan oksigen serta unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan

pakan alami cukup tinggi.

Sementara air sumur terbuka, air sumur pantek, atau air tanah lainnya, lebih aman dari kontaminasi biota

dan penyakit, tetapi miskin oksigen (O2) terlarut dan kandungan karbondioksidanya (CO2) cukup tinggi. Air

jenis ini harus mendapatkan perlakuan aerasi terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk pembenihan

dan pendederan ikan mas. (Gunadi, 2010).

Menurut Gufhran (2007), Kualitas air atau mutu air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan

dan hewan air lainnya. Kualitas air yang baik, ikan hidup dengan baik, nafsu makan tinggi, dan tidak

mudah terserang penyakit. Sebaliknya, kualitas air yang buruk, ikan tidak dapat hidup dengan baik, nafsu

makan rendah, mudah terserang penyakit, mudah setres, dan dapat menimbulkan kematian. Beberapa

kriteria kualitas air yang harus dipenuhi dalam usaha pembenihan dan pendederan ikan mas, tertera pada

tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1 Parameter Kualitas Air untuk Pembenihan Ikan Mas.

Parameter Kadar

Suhu

Warna

Kekeruhan

Oksigen terlarut

Karbondioksida

pH

Amoniak

Alkalinitas 25 – 26 0C

Hijau kecoklatan

20 – 40 cm, oleh plankton

Minimal 3 mg/l

Maksimal 25 mg/l

7 – 7.5

Page 10: Bangsal benih

Maksimal 0.1 mg/l

50 – 300 mg/l

Sumber : Gufhran, at.al. 2007.

2.9 Hama dan Penyakit

2.9.1 Hama

Hama dikenali juga sebagai predator atau pemangsa yang hidup di air dan di darat. Ukuran hama lebih

besar dari pada mangsanya. Jenis hama umumnya menyerang ikan mas adalah biawak, ular, linsang,

kodok dan beberapa jenis burung (misalnya burung belekok, kuntul, dan bangau).

Pengendalian hama dapat dilakukan secara mekanis, yakni membunuh langsung hama yang ditemukan di

tempat pemeliharaan ikan. Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan adalah memasang perangkap dan

melokalisir seluruh area kolam dengan pagar tembok sehingga hama tidak dapat masuk. (Afrianto, 1992).

Selain hama berukuran besar, ada juga sekelompok hewan air (hama) berukuran kecil yang dapat

memangsa benih ikan mas di kolam pembenihandan pendederan. Beberapa hewan air (hama) yang sering

menyerang benih ikan mas adalah ucrit, notonecta, dan kini – kini.

Pencegahan hama ucrit dilakukan dengan cara memasang saringan di pintu pemasukan air dan padat

penebarannya tidak terlalu tinggi. Hama notonecta dilakukan dengan cara memasang saringan di pintu

pemasukan air, cara lain dapat dikendalikan dengan memercik minyak tanah kepermukaan air sebanyak

0.5 liter / 50 m2 luas permukaan air kolam. Selanjutnya pencegahan hama kini – kini dilakukan dengan

cara padat penebaran tidak terlalu tinggi. (Muharam, 2009).

2.9.2 Penyakit

Penyebab penyakit pada ikan mas ada dua, yakni jasad hidup dan bukan jasad hidup. Jasad hidup yang

menyebabkan penyakit pada ikan adalah parasit. Parasit yang menyerang ikan mas adalah virus, jamur,

bakteri, protozoa, cacing dan udang renik. Selanjutnya penyebab penyakit yang bukan termasuk jasad

hidup adalah sifat fisika air, kimia air, dan pakan yang kurang baik untuk pertumbuhan atau kehidupan ikan

mas. (Afrianto, 1992).

Menurut Kordi (2004), Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang ikan mas sebagai berikut :

1. Ichthyophthirius multifillis

Penyakit ini dikenal dengan sebutan bintik putih atau white spot. Sering menyerang ikan mas dengan cara

bersarang di lapisan lendir kulit, sirip, dan lapisan insang. Ciri ikan yang diserang white spot adalah banyak

mengeluarkan lendir, tubuhnya pucat, dan pertumbuhannya lambat. Ikan mas yang terserang penyakit ini

bisa diobati dengan cara merendam dalam larutan Methylene Blue. Jika Methylene Blue sulit didapat, bisa

digantikan dengan larutan garam dapur (NaCl) sebanyak 1 – 3 gr untuk setiap 100 ml air bersih. Lama

perendaman yang dianjurkan 5 – 10 menit dan perendaman diulang hingga 2 – 3 kali.

2. Lernea

Parasit lernea berbentuk seperti cacing dan hidup dalam tubuh ikan mas dengan cara memasukkan

kepalanya yang berbentuk jangkar ke tubuh ikan. Parasit ini mudah sekali berkembang biak pada kondisi

lingkungan yang banyak mengandung bahan organik, seperti sisa – sisa pemupukan, sampah, dan sisi –

sisa pakan. Pertumbuhan ikan mas yang terserang lernea akan lambat dan tubuhnya menjadi kurus.

Pengobatannya dengan cara merendapkan dalam 2.5 ml larutan formalin yang dicampur dengan 100 liter

Page 11: Bangsal benih

air bersih. Perendaman dilakukan selama 10 menit, selanjutnya ikan di pelihara dalam air bersih dan

mengalir.

3. Dactylogyrus dan Gyrodactylus

Parasit dactylogyrus menyerang insang dan kulit ikan mas. Tanda ikan mas yang diserang oleh parasit ini

antara lain ikan melompat – lompat dan berenang di permukaan air karena insangnya dirusak oleh parasit.

Tubuh ikan banyak mengeluarkan lendir, dan warna tubuhnya menjadi pucat. Tindakan pengobatan untuk

ikan mas yang terserang parasit ini adalah merendamkan dalam larutan forrmalin (25 ppm atau 2,5 ml

larutan formalin yang dicampur dengan 100 liter air bersih). Lama perendaman yang diajurkan adalah 10

menit. Selain formalin, obat – obatan lain yang bisa digunakan adalah garam dapur 20 gr/100 ml, Neguvon

2 – 3,5 %, dan kalium permanganat o,o1 gr/100 ml air.

4. Bakteri Aeromonas

Ada dua spesies aeromonas yang menyerang ikan mas, yakni Aeromonas punctata dan Aeromonas

hydrophilla. Ciri – ciri ikan yang terserang penyakit ini adalah warna tubuh ikan berubah menjadi gelap dan

kulitnya kasar karena kehilangan lendir. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara

perendaman ikan dalam larutan Tetracylin atau Kemicitine dengan mencampurkan 500 liter air bersih. Ikan

direndam selama 2 jam, dan pengobatan dilakukan sebanyak 3 – 5 kali berturut – turut selama 3 – 5 hari.

III. METODELOGI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Lapangan telah dilaksanakan pada tanggal 14 Februari sampai dengan 14 Maret 2012 Di

Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD–BAT) Jantho Baru, Kecamatan Kota Jantho

Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan pemijahan ikan mas rajadanu (Cyprinus carpio) secara semi buatan di

UPTD–BAT Jantho Baru, dapat dilihat pada table 2 sebagai berikut :

Tabel 2 Alat yang digunakan dalam kegiatan pemijahan ikan mas rajadanu secara semi buatan.

Alat Satuan Fungsinya

Jaring

Plastik Packing

Timbangan

Spuid

Hapa

Batu

Page 12: Bangsal benih

Kakaban

Bak Fiber

Jangkar Empat Persegi / Mal

Thermometer

pH pen

DO meter

Soil tester

Grek

Timba

Gayung

Kain Kasa

Cangkir

Sendok Makan

Waring

Serok

Sterefom

Mesin Pengering Air

Tabung Oksigen

Karet M

Kg

Kg

Ml

M

Unit

Kg

M

Page 13: Bangsal benih

Cm

0C

Mg /L

Unit

Unit

Cm

Unit

Unit

Cm

Cm

Cm

Unit

Kg

Kg

Kg – Untuk menangkap induk ikan.

- Untuk memudahkan pemindahan induk dari kolam pemeliharaan induk ke bak penampungan sementara

sebelum di pijahkan, dan untuk memudahkan pengangkutan benih ikan.

- Untuk menimbang berat induk sebelum di pijahkan.

- Untuk memudahkan memasukan hormon peransang (ovaprim) pada induk

- Hapa ini banyak digunakan dalam kegiatan pemijahan, salah satunya untuk wadah penetasan telur dan

pemeliharaan larva setelah menetas. Penggunaan hapa agar memudahkan dalam pemanenan larva.

- Sebagai pemberat yang diletakkan dalam hapa penetasan telur dan pemeliharaan larva.

- Sebagai subtrat penempelan telur ikan mas.

- Sebagai penampungan induk sementara, sebelum dipijahkan dan sebagai tempat melarutkan MG

(melachite green) saat treatmen telur.

- Sebagai alat mempermudahkan perhitungan telur ikan mas.

- Untuk mengukur suhu air.

- Untuk mengukur pH air.

- Untuk mengukur oksigen terlarut.

- Untuk mengukur pH tanah.

- Untuk mengangkat kapur dan pupuk.

- Untuk wadah pemberian pakan dan wadah melarutkan lebaycid.

- Untuk menyiram kapur dan lebaycid.

Page 14: Bangsal benih

- Untuk menyaring suspensi kuning telur.

- Untuk wadah suspensi kuning telur.

- Untuk memudahkan penuangan suspensi kuning telur.

- Untuk menangkap benih ikan mas.

- Untuk menangkap benih serta memudahkan dalam perhitungan benih.

- Untuk menampung induk dan benih.

- Untuk mengeringkan air kolam saat air di saluran pembungan melebihi saluran pengeluaran air kolam

- Untuk stok suplay oksigen pada benih pengankutan.

- Untuk mengikat plastik packing.

Sumber : UPTD – BAT Jantho Baru, 2012.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan pemijahan ikan mas rajadanu (Cyprinus carpio) secara semi

buatan di UPTD–BAT Jantho Baru dapat dilihat pada table 3 berikut ini :

Tabel 3 Bahan yang digunakan dalam kegiatan pemijahan ikan mas rajadanu secara semi buatan.

Bahan Satuan Fungsinya

Pakan Pelet Type T 79 – 2 P

Pakan Pelet Type 888

Induk Jantan dan Betina

Ovaprin

MG (Melachite Green)

Telur Ayam (Suspensi Kuning Telur)

Kapur Tohor (CaO)

Pupuk Kandang

Lebaycid

Pakan Pelet Type 789

Pakan Tepung Type 9001

Pakan Pelet Type FF 999 Kg

Kg

Page 15: Bangsal benih

Kg

Ml

PPM

Butir

Kg

Kg

Ml

Kg

Kg

Kg

- Untuk pakan induk masa awal produksi (Turbo Feed).

- Untuk pakan induk masa awal produksi (Bintang).

- Untuk di pijahkan dan menghasilkan benih.

- Untuk ransangan ovulasi.

- Untuk mencegah terserangnya jamur pada telur ikan mas.

- Untuk pakan larva ikan mas baru menetas setelah kuning telur pada larva habis.

- Untuk menetralkan pH tanah serta membasmi hama dan penyakit dalam kolam.

- Untuk menyuburkan / menumbuhkan pakan alami dalam kolam .

- Untuk membasmi sisa hama dan penyakit dalam kolam.

- Untuk pakan induk masa awal dan akhir produksi (Hi-Pro-Vite).

- Untuk pakan larva setelah di pindahkan ke kolam pendederan (Central Proteinaprima).

- Untuk pakan benih berukuran 3 – 5 cm (Hi-Pro-Vite).

Sumber : UPTD – BAT Jantho Baru, 2012.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Praktek Kerja Lapangan ini menggunakan metode pengamatan langsung (mengamati setiap kegiatan yang

dilakukan), metode deskriptif (memberikan gambaran secara lengkap), dan partisipasi aktif (terlibat

langsung dalam setiap kegiatan). Penggumpulan data di peroleh dari data primer dan data skunder. Data

primer di peroleh dari penggamatan langsung dilapangan, dan gambaran – gambaran dilapangan, serta

melakukan setiap kegiatan dilapangan. Data skunder di peroleh dari informasi serta wawancara dengan

staf atau karyawan yang terkait di dalamnya dan studi pustaka.

Page 16: Bangsal benih

3.4 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan ialah sebagai berikut :

1. Pemeliharaan Induk

Induk dipelihara dalam kolam induk secara terpisah. Pakan induk diberikan 4 % perhari dari bobot induk

dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari. Pakan diberikan dengan selang waktu 5 jam sekali.

2. Pematangan Gonad

Proses pematangan gonad dilakukan dengan memberikan pakan secara rutindan teratur. Jenis pakan

yang diberikan adalah pelet terapung dan tenggelam dengan Tipe T 79 – 2 P dan 888.

3. Seleksi Induk

Induk sebelum dipijahkan, di lakukan seleksi induk jantan dan betina. Penyeleksian induk bertujuan untuk

memilih induk yang matang gonad, atau siap pijah. Seleksi induk dilakukan dalam hapa penampungan

sementara, induk yang tidak matang gonad di kembalikan / dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk.

4. Pemijahan Secara Semi Buatan

Pemijahan ini dilakukan dengan cara perangsangan hormon ovavim. Induk disuntik dengan hormon

ovaprim, yang dilakukan pada jam 10 malam dengan dosis 0.5 ml / kg induk betina, pemijahan terjadi 8 –

10 jam setelah penyuntikan.

5. Penanganan Telur

Kegiatan penanganan telur dilakukan untuk mendapatkan hasil penetasan telur yang baik.

6. Pemeliharaan Larva

Larva di pelihara dalam hapa penetasan telur. Selanjutnya telur menetas menjadi larva selama 2 hari larva

tidak diberi pakan, karena larva yang baru menetas masih memiliki kantung kuning telur sebagai cadangan

makanan. Setelah kuning telur habis larva diberi suspensi kuning telur selama 3 hari, pemeliharaan larva

dalam hapa penetasan selama 5 hari, selanjutnya disebut benih lepas hapa.

7. Pemanenan Larva

Larva dipelihara selama 5 hari dalam hapa penetasan telur yang diberi pakan suspensi kuning telur.

Kegiatan pemanenan larva dilakukan pada jam 07.pagi, larva di panen dengan cara menggulung hapa

sedikit demi sedikit ke suatu sudut dan disiram dengan air. Selanjutnya larva di tebar dalam kolam

pendedran dengan padat tebar 80 – 100 ekor / m2, atau disesuaikan dengan luas kolam pendederan.

8. Pemberian Pakan Larva

Larva berumur 10 hari, mulai diberikan pakan buatan berbentuk tepung pellet type 9001, yang diberikan

pada pagi dan sore hari dengan frekuensi pemberian 300 gram / 3 ons untuk 100.000 ekor larva.

9. Pengukuran Kualitas Air

Kegiatan pengukuran kualitas air dilakukan pada kolam induk, bak pemijahan, bak penetasan telur, dan

kolam pendederan. Kualitas air diukur pada pagi, siang dan sore hari, parameter yang diukur adalah Suhu

23 – 27 0C, Do 6 – 7 ppm, dan pH 7 – 8.

10. Pengendalian Hama dan Penyakit

Kegiatan pengendalian hama dilakukan dengan cara memasang perangkap (untuk jenis hama biawak,

ular, burung, dan berang-berang, melakukan pemungutan dan merusak (untuk hama jenis keong mas,

telur keong mas, kodok dan telur kodok), penyiraman lebaycid (untuk jenis hama dan penyakit ucrit, larva

cybister, notonecta, jamur, bintik putih, lernea dan aeromonas).

Page 17: Bangsal benih

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Profil Instansi Tempat Pelaksanaan PKL

Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar Jantho Baru merupakan Balai Benih Ikan Berkualitas dan

juga meningkatkan pendapatan petani ikan air tawar serta mensejahterakan dan maju, dalam bidang

keamanan pangan, ramah lingkungan dan mampu telusur.

Meningkatkan Profesionalisme Pembenihan Ikan Air Tawar yang berkualitas dan peningkatan produksi

benih. Menyelenggarakan praktek dan pembinaan petani ikan, serta mahasiswa-mahasiswi, siswa-siswi

dalam rangka penigkatan SDM Perikanan di Provinsi Aceh, sebagai Pusat Penelitian Perikanan Air Tawar

dan menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat melalui pelaksanaan restocking dan membantu

Penyuluhan Perikanan Air Tawar yang maju dan mampu bersaing.(UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Gambar 2 Kantor UPTD-BAT Jantho Baru (Data Primer).

1. Keadaan Umum Lokasi PKL

Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru didirikan dan diresmikan pada

Tahun 2003 oleh Bupati Aceh Besar. Latar belakang berdirinya Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air

Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru Demi Kebutuhan Bibit Ikan Air Tawar bagi pembudidaya. Unit Pelaksana

Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru didirikan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Aceh Besar.

Tujuan didirikan UPTD-BAT Jantho Baru adalah untuk menyediakan benih ikan air tawar. Selain itu, UPTD-

BAT Jantho Baru juga sebagai tempat mengadaptasi teknologi dan sebagai tempat pendidikan serta

pelatihan.

Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru terletak di ketinggian 400

meter diatas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 262 ml / hari dan rata-rata 94320 ml /

tahun, dengan curah hujan tertinggi pada bulan September dan bulan Desember. Jarak tempuh UPTD-

BAT Jantho Baru dengan Kota Jantho ± 4 km dan dengan Kota Banda Aceh ± 55 km. (UPTD-BAT, 2012).

Data Primer.

Gambar 3 Lokasi UPTD-BAT Jantho Baru (Data Primer).

2. Letak Geografis dan Keadaan Sekitarnya

Letak Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru terletak di Desa Jantho

Baru – Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh, dengan keadaan sekitarnya sangat mendukung.

UPTD-BAT Jantho Baru terletak antara 5,20 – 5,80 Lintang Utara dengan 95,00 – 95,80 Bujur Timur

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah barat berbatasan dengan Samudra Indonesia.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pidie.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya.

4. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Kota Banda Aceh. (UPTD-BAT, 2012). Data

Primer.

3. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja

Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru dengan jumlah tenaga kerja

Page 18: Bangsal benih

sebanyak 12 orang yang terdiri dari Kepala UPTD-BAT, Bagian Tata Usaha, Sub Seksi Produksi, Sub

Seksi Distribusi, Bagian Teknisi Lapangan dan Bagaian Musalla serta kebersihan, dengan jenjang / tingkat

pendidikan S2 sebanyak 1 orang, S1. 4 orang, D3. 2 orang, SMA. 3 orang dan tingkan SMP. 2 orang.

(UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja UPTD-BAT Jantho Baru adalah sebagai berikut :

Diagram 4 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja (Data Primer).

4. Badan Usaha dan Permodalan

Unit Pelasana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru berbentuk Badan Usaha Milik

Pemerintah Daerah (BUMPD). Semua urusan keuangan dan modal usahanya diurus dan dikelola oleh

Pemerintah Daerah. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

4.1.2 Sarana Pembenihan Ikan Mas

Sarana pemijahan ikan mas rajadanu (Cyprinus carpio) di UPTD-BAT Jantho Baru meliputi :

1. Kolam Induk

Kegiatan pemeliharaan induk dilakukan dalam kolam induk dengan berukuran 12 x 25 m, yang berjumlah 2

unit.

2. Bak Pemijahan

Kegiatan pemijahan dilakukan dalam bak pemijahan dengan ukuran 3 x 4 m, yang berjumlah 2 unit.

3. Kakaban

Merupakan subtrat penempelan telur ikan mas, terbuat dari ijuk yang dijepit papan atau bambu. ukuran

kakaban dengan panjang 80 cm dan lebar 30 cm.

4. Hapa

Happa merupakan kantong berbentuk segiempat, digunakan untuk menetaskan telur ikan mas bertujuan

untuk memudahkan dalam pemanenan larva dan bersih.

5. Timbangan

Timbangan digunakan untuk menimbang berat induk yang dipijahkan. Peninbangan induk bertujuan untuk

mengetahui dosis hormon penyuntikan.

6. Spuit atau jarum suntik

Jarum suntik digunakan untuk menyuntik hormon pada induk ikan mas rajadanu yang sudah matang

gonad.

7. Hormon Ovaprim

Ovaprim digunakan untuk merangsang induk ikan mas rajadanu yang sudah matang gonad untuk

dilakukan pemijahan.

9. Steroform

Wadah yang digunakan untuk menampung induk saat membawa induk ke bak pemijahan dari kolam

pemeliharaan induk

10. Fiber

Merupakan wadah yang digunakan untuk merendam telur ikan mas rajadanu saat treatmen telur.

11. Gayung

Gayung digunakan untuk memanen larva.

12. Timba

Page 19: Bangsal benih

Merupakan wadah penampungan larva saat di panen dan ditebarkan dalam kolam pendederan. (UPTD-

BAT, 2012). Data Primer.

4.1.3 Pengairan

1. Sumber Air

Sumber air di Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru, bersumber dari

Bendungan Sungai Jantho dialiri melalui saluran Irigasi Teknis. Jarak sumber air 3 km dari UPTD-BAT

Jantho Baru. Air ditampung dan diendapkan dalam bak pengendapan melalui pipa paralon yang berukuran

7 inc sebelum di masukkan ke dalam kolam. (UPTD-BAT, 2012).Data Primer.

Gambar 5 Sumber Air UPTD-BAT Jantho Baru (Data Primer).

Menurut Arie (2009), air adalah media hidup ikan. Agar ikan hidup baik, kebutuhan air untuk ikan mas

harus berkualitas baik, cukup dan kontinyu. Ada beberapa sumber air untuk ikan mas, diantaranya sungai,

kali atau solokan, dan saluran irigasi.

Sungai adalah air yang mengalir di atas permukaan tanah dengan dengan debit air sungai sangat besar

diatas 100 liter / detik, terutama pada musim hujan. Sebelum dialirkan ke kolam, sungai harus dibuat

bendungan. Bendungan harus kuat, dengan pintu airnya. Pembuatannya bendungan sungai membutuhkan

biaya yang besar. Sehingga sangat cocok untuk usaha berskala besar, dengan jumlah puluhan kolam.

Secara ekonomis, menjadi perhitungan dalam melakukan kegiatan budidaya. Selanjutnya kolam yang di

buat tidak bisa hanya 5 atau 10 kolam budidaya, karena akan mengalami kerugian minial 50 atau 100

kolam yang di buat.

Kali atau selokan adalah air yang mengalir di atas permukaan tanah dengan debit air yang tidak besar

sekitar 10 liter / detik. Sumber air yang berasal dari kali atau selokan tidak membutuhkan biaya besar,

bahkan tidak memerlukan biaya. Bendungan yang dibuat di selokan dapat dibuat dengan gundukan batu

atau tanah. Sumber air ini hanya cocok untuk usaha skala 5 atau 10 kolam.

Irigasi adalah air yang mengalir di atas permukaan tanah dengan lebar rata-rata 3 m. Air irigasi berasal dari

sungai yang di bendung, serta pintu airnya. Air irigasi lebih baik digunakan untuk budiday perikanan skala

sedang. Pengairan irigasi lebih efisien dan membutuhkan sedikit biaya. (Muharam. 2009).

2. Kualitas Air

Kualitas air di Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru, Suhu air

berkisar antara 23 – 27 oC, pH air 6 – 7, dan DO 6 – 7 mg/l, dengan debit air 200 liter / detik. (UPTD-BAT,

2012). Data Primer.

Gambar 6 Alat Pengukuran Parameter Kualitas Air UPTD-BAT Jantho Baru

(Data Primer).

Menurut Muharam (2009), kualitas air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan, dan biota

air lainnya. Kualitas air yang baik, ikan akan hidup dengan baik dan pertumbuhannya cepat, nafsu makan

tinggi dan tidak mudah terserang penyakit. Kualitas air baik akan memacu perkembangbiakan yang cepat

dan rentang waktu kematangan gonad (recorvery) relatif singkat. Secara umum kualitas air harus bernilai

parameter baik.

Kriteria parameter kualitas air yang baik untuk pembenihan ikan mas dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :

Page 20: Bangsal benih

Tabel 4 Parameter kualitas air yang baik untuk pembenihan ikan mas

Parameter Kualitas Air Nilai Batas

Residu padat terlarut total

Padatan tersuspensi

Kekeruhan

Suhu

Oksigen terlarut

Karbondioksida

pH

Alkalinitas (CaCO3)

Kesadahan total (CaCO3)

Amonia total

Nitrit

Pestisida organoklor

Pestisida organofosfat Maksimum 2.000 mg/l.

Maksimum 400 mg/l.

Maksimum 50 JTV.

26 – 28 0C.

(fluktuasi normal sekitar 4 0C).

Lebih besar dari 2 mg/l.

Kandungan minimum 6 mg/l tidak boleh terjadi selama 8 jam berturut-turut.

0 – 12 mg/l.

6,5 – 8,5.

Minimum 20 mg/l.

Minimum 20 mg/l.

Maksimum 0,02 mg/l.

Maksimum 0,1 mg/l.

Maksimum (0,01 x LC50–96 jam) mg/l.

Maksimum (0,03 x LC50–96 jam) mg/l.

Sumber : Muharam, C. 2009.

3. Bak Pengendapan

Bak pengendapan terbuat dari beton berbentuk persegi panjang, berukuran 5 x 7 x 2 m dan kemiringan

450 dengan filter batu berpasir. Bertujuan untuk mengendapkan sedimen partikel kecil dan hama yang

dibawah / diangkut air, seperti lumpur, pasir, telur ikan liar yang tidak bersifat menempel, larva ikan liar,

dan keong mas. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Gambar 7 Bak Pengendapan UPTD-BAT Jantho Baru (Data Primer).

Page 21: Bangsal benih

Menurut Arie (2009), Bak pengendapan air dibuat dengan tujuan untuk menyaring partikel-partikel yang di

bawa air. Bak pengendapan dibuat berbentuk zig-zag dengan sekat-sekat dari beton. Adanya sekat

menyebabkan partikel kecil seperti lumpur mengendap di sudut sekat sehingga air yang masuk ke kolam

bersih.

4. Saluran Pemasukan dan Pengeluaran Air

Bentuk saluran pemasukan – pengeluaran air di Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-

BAT) Jantho Baru, berbentuk paraler dan bentuk pintu pemasukan – pengeluaran air terbuat dari paralon.

(UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Menurut Susanto (1999), Paralel adalah sistem pengairan dimana setiap kolam mendapatkan air baru atau

air yang sudah dialirkan tidak dialirkan ke kolam lain. Sistem pengairan ini yang baik, karena kualitas air

kolam dapat terjaga. Selanjutnya, sistem ini mudah dalam pengelolaannya, satu kolam dipanen tidak

mengganggu kolam yang lain.

Pintu pemasukan dibuat dekat saluran pemasukan dengan pipa paralon berdiameter 4 inchi. Bagian itu

tidak boleh menyentuh permukaan air untuk menjaga agar ikan tidak keluar. Jarak antara pintu pemasukan

dengan permukaan air minimal 20 cm. Selain untuk menjaga agar ikan tidak keluar, tingginya bagian ini

bertujuan agar selalu terjadi difusi oksigen dalam kolam.

Pintu pengeluaran dibuat dekat saluran pembuangan dengan menggunakan monik, salah satu bentuk

pintu pengeluaran yang paling praktis. Selain monik, lubang pengeluaran air, bisa juga dibuat dengan

bentuk L, yaitu dibuat dari pipa paralon. (Susanto, 1999).

4.1.4 Konstruksi Kolam dan Bak Ikan Mas Rajadanu

1. Kolam Induk

Konstruksi kolam induk terbuat dari beton dengan alas tanah, jenis liat berpasir perbandingan tanah liat

dan pasir 3 : 2. Kolam berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 12 x 25 m dan kedalaman 1 m,

kolam induk berjumlah 4 unit, masing-masing induk, jantan dan betina di pelihara secara terpisah.

Bertujuan untuk mencegah terjadinya perkawinan atau pemijahan ilegal, sehingga terjadi penerunan

kualitas produksi benih. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Gambar 8 Konstruksi Kolam Induk UPTD-BAT Jantho Baru (Data Primer).

2. Bak Pemijahan

Bentuk bak pemijahan empat persegi terbuat dari beton, sehingga mudah dalam pengeringan dan

pengisian air, dengan ukuran 3 x 5 m, kedalam 70 cm dan ketinggian air rata-rata 60 cm. Bak dikeringkan

sebelum digunakan selama 2 – 3 hari untuk merangsang atau mempercepat proses pemijahan. Bak

Pemijahan Ikan Mas yang ada di UPTD-BAT Jantho Baru sebanyak 1 Unit.

Bak penetasan telur ikan mas adalah bak yang digunakan untuk memijahkan induk dengan menggunakan

hapa, bertujuan untuk memudahkan dalam pemanenan larva ikan mas. Setelah induk memijah, telur ikan

mas menepel / melekat (adesif) pada kakaban, induk dipindahkan kekolam induk, dan telur ditetaskan di

dalam kolam pemijahan dengan menggunakan hapa. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Gambar 9 Kontstuksi Bak Pemijahan UPTD-BAT Jantho Baru (Data Primer).

Page 22: Bangsal benih

Menurut Suseno (1999), Untuk kegiatan pemijahan ikan mas wadah yang digunakan adalah bak

pemijahan berukuran 3 x 5 m dan kedalaman 70 cm, dengan bentuk persegi panjang. Bak pemijahan yang

digunakan, sebelumnya dibersihkan dan dibilas dengan air, selanjutnya dijemur untuk menghilangkan

jamur-jamur dan bakteri yang masih menempel. Air merupakan media yang sangat penting bagi budidaya

ikan. Untuk itu perlu disediakan air yang sangat bersih dan steril. Air yang digunakan untuk pemijahan ini

adalah air yang berasal dari air irigasi yang sudah diendapkan selama 24 jam, karena kemungkinan air

tersebut mengandung zat-zat yang beracun yang akan mengakibatkan gangguan pemijahan ikan mas. Air

yang diendapkan di masukkan dalam bak pemijahan dengan menggunakan pintu pemasukan air dengan

ketingian 60 – 70 cm.

Setelah air dimasukkan, selanjutnya dilakukan pemasangan kakaban, sebagai subtrat penempelan telur

ikan mas, jika kakaban (ijuk) sulit ditemukan di lokasi dan daerah budidaya perikanan bisa digantikan

dengan tali rafiah. Subtrat yang di buat dari tali rafiah disisri dengan rapi dan di jepit dengan dua bilah kayu

atau bambu. Selajutnya di pasangkan dalam kolam pemijahan ikan mas. (Muharam, 2009).

4.2 Pembenihan

4.2.1 Pemeliharaan Induk

Kegiatan Pemijahan ikan mas sangat ditentukan oleh kualitas induk. Pemilihan calon induk yang baik,

harus mempertimbangkan ras atau varietas ikan mas yang di jadikan calon induk. Pemeliharaan induk

sangat perlu dijaga, demi ke langsungan produksi benih berkualitas unggul. Induk dirawat dengan cara

pemberian pakan secara rutin dan cukup, pengontrolan kualitas air, serta pengendalian hama dan

penyakit. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Induk betina dan jantan dipelihara terpisah. Pemeliharaan dilakukan dalam kolam induk sampai matang

gonand atau siap untuk dipijahkan, kriteria pemeliharaan induk betina dan jantan dapat dilihat pada tabel 5

dan 6 berikut ini.

Tabel 5 Kriteria Pemeliharaan Induk Betina Ikan Mas Rajadanu (Cyprinus carpio).

Betina

Umur

Bobot

Wadah Pemeliharaan

Padat Tebar

Pakan

Dosis Pakan

1,5 – 2 tahun Recovery Gonad

> 2 kg

Kolam induk / bak induk

1 ekor / m2

Pellet (Protein 28 – 30 %)

2 – 3 % berat badan / hari

2 – 3 bulan

Sumber: UPTD-BAT Jantho Baru, 20

Page 23: Bangsal benih

BARU

DIFERENSIASI KELAMIN IKAN MAS

Jenis kelamin pada ikan mas, dan juga jenis kelamin pada beberapa jenis kan lainnya memiliki

tingkat pertumbuhan yang berbeda. Studi tentang adanya perbedaan tingkat pertumbuhan itu

sudah lama dilakukan, terutama di Jepang, di Eropa dan negara-negara lainnya. Hasilnya sudah

diketahui dengan pasti, dan telah berdampak positip pada kegiatan usaha perikanan.

Ikan nila GIFT contohnya. Pada nila GIFT, pertumbuhan jantan lebih cepat dari betina. Pada umur 6

bulan, jantan nila GIFT bisa mencapai 300 gram. Sedangkan betina hanya mencapai 250 gram

(Arie, 1999). Adanya perbedaan ini disebabkan faktor internal, salah satunya adalah aktivitas

gonad. Faktor internal lainnya, tentu saja disebabkan karena gen.

Aktivitas gonad pada ikan nila tidak berhenti sejak matang gonad, baik pada jantan maupun

betina. Pada umur 5 bulan, ikan nila sudah memijah. Itu terus terjadi sepanjang tahun dengan

interval 3 minggu pada betina, dan seminggu pada jantan. Tetapi energi yang diperlukan untuk

memproduksi telur lebih banyak daripada energi yang diperlukan untuk memproduksi sperma. Ini

berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan.

Ikan nila memijah sepanjang tahun, baik jantan maupun betina. Interval pemijahan keduanya

berbeda. Pada betina, interval itu berlangsung sangat cepat, yaitu selama 3 minggu. Sedangkan

pada jantan berlangsung selama seminggu. Karena itu, pada ikan nila, jenis kelamin jantan lebih

diutamakan dari betina. Sebab, hasil panen yang diperoleh lebih tinggi dari betina. Tentu saja,

keuntungannya juga lebih banyak.

Pada ikan mas terjadi sebaliknya. Ikan yang berkelamin betina lebih cepat tumbuh dar betina.

Pada umur setahun, ikan betina bisa mencapai berat 1 – 1,2 kg. Sedangkan jantan pada umur yang

sama hanya mencapai 800 gram. Betina 5 – 10 persen lebih cepat tumbuh dari jantan (Kessler,

1961 dalam Nagy et al., 1978). Karena itu, pada ikan mas, jenis kelamin betina lebih diutamakan

dari jantan.

Pembuatan jenis kelamin pada ikan nila, mas dan ikan lainnya dapat dilakukan dengan

pengubahan kelamin, atau dikenal dengan istilah diferensiasi kelamin. Menurut Yatim (1980),

diferensiasi kelamin adalah perubahan jenis kelamin dari betina ke jantan atau dari jantan ke

betina yang disebabkan oleh faktor lingkungan, dimana perubahan ini hanya terjadi pada karakter

kelaminnya saja, sedangkan susunan genetiknya tidak berubah.

Page 24: Bangsal benih

D’Ancona dan Yamamoto dalam Brusle dan Brusle (1983) membagi proses diferensiasi ke dalam

dua bagian, yaitu diferensiasi secara langsung dan diferensiasi secara tidak langsung. Deiferensiasi

langsung umumnya terjadi pada ikan-ikan gonochorisme. Pada proses ini sudah terdapat sel benih

jantan atau betina sebelum terjadinya diferensiasi gonad. Sedangkan diferensiasi tidak langsung

umumnya terjadi pada ikan-ikan hermaprodit, seperti belut (Fluta alba). Di awal, ikan-ikan

hermaprodit berkelamin betina, kemudian 50 persen berubah menjadi jantan (Brusle dan Brusle,

1983).

Menurut D’Ancona, 1950 dalam Brusle dan Brusle, 1983, menyebutkan bahwa pada awal

pembentukan gonad terdapat sepasang somatic, yaitu cortex dan modulla yang sangat berperan

penting dalam pembentukan kelamin jantan atau betina, sehingga perubahan jenis kelamin pada

ikan merupakan pengaruh rangsangan cortex dan modulla yang akan menghasilkan gynogenin

atau androgenin.

Pada umumnya phenotip jenis kelamin ikan sesuai dengan genotipnya, tetapi dapat terjadi

penyimpangan. Penyimpangan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor ekternal, (yaitu suhu dan

salinitas), dan penggunaan hormone steroid (Brusle dan Brusle 1983). Pada suhu 26 o C banyak

dijumpai gonad ikan Rivulus yang berkembang menjadi ovotestis, tetapi pada suhu 10 o C menjadi

testis. Pada Anguilla yang hidup di salinitas tinggi, banyak dijumpai jan tan. Sedangkan pada

salinitas rendah betina lebih dominan (Colombo dan Rossi dalam Brusle dan Brusle 1983)

Penggunaan steroid sintesis pada ikan untuk mengubah kelamin akan berhasil apabila diberikan

pada masa diferensiasi gonad (Nakamura dan Takashi dalam Machintosh, Vargeshe dan

Satyanarayanan Rov, 1984). Masa diferensiasi gonad ikan berbeda-beda untuk setiap jenis ikan.

Bisa terjadi selama berlangsungnya proses penetasan, bisa juga terjadi saat larva.

Pada ikan mas, masa diferensiasi terjadi sampai ikan berumur 65 setelah menetas (Brusle dan

Brusle 1983). Pendapat itu tidak jeuh berbeda dengan pendapat Davies dan Takashiwa dalam

Hunter dan Donalson (1983) yang menyatakan bahwa pada suhu 21,7 – 23,5 o C proses

diferensiasi kelamin berlasung selama dua bulan setelah telur menetas.

Sementara itu Yamazaki (1983) menyatakan bahwa penggunaan hormone steroid akan lebih

berhasil merubah kelamin apabila digunakan selama mas pertumbuhan gonad, yaitu sebelum atau

sesudah ikan mula makan. Dari penelitiannya dia menyimpulkan bahwa :

- Pemberian hormone akan efektif apabila diberikan pada ikan mulai makan. Frekwensi jantan

seringkali relative tinggi jika diberikan setelah 1 – 2 minggu dari mulai makan.

Page 25: Bangsal benih

- Periode sensitive untuk diberi pakan terjadi pada waktu ikan berumur 2 – 4 minggu. Namun hal ini

sangat tergantung pada species ikan itu sendiri.

Berkaitan dengan pendapat Yamazaki di atas, Nagy et al., mencoba memberikan 100 mg/kg

metilteststeron selama 36 hari yang diberikan pada benih yang berumur 8, 26, 44, 62 dan 80 hari

setelah fertilisasi untuk mendapatkan jantan hasil genogenesis dengan menggunakan suhu 20 – 25

o C. hasilnya, pada suhu 25 o C, ikan mas yang diberikan hormone metiltestosteron pada umur 8 –

62 hari didapat 71,4 – 88,9 persen jantan. Sedangkan pemberian hormon pada umur 80 hari hanya

didapa 20 persen saja.

Pengaruh pemberian hormone pada diferensiasi kelamin akan mengubah fenotif kelamin tanpa

mengubah genotipnya. Ikan jantan memiliki kromosom XY dan ikan betina XX. Dengan

memberikan hormone androgen pada stadia tertentu dapat berkembang menjadi fenotif jantan.

Pada ikan yang gonadnya sedang berdiferensiasi menjadi testis atau ovari dengan adanya

pemberian hormone, kemungkinan akan memberikan hasil yang permanent (Martin, 1979), sebab

kerja gen kelamin terbatas pada periode yang relative singkat, yaitu selama awal perkembangan

gonad dan tidak aktif lagi setelah gonad berdiferensiasi (Yamazaki, 1983).

Daftar Pustaka :

Donalson, E. M, U.H.M Fagerlund., DA. Hggs dan J.R Mc Bride 1978. Hormonal enchament of growt.

Dalam W.S. Hoar, D.J. Randal dan J.R. Bret (ed.). Fish Physiology Vol. VIII. Academic Press, Newyork

456 – 597

Hunter. G.A. E.M. Donalson. J. Stoss dan I. Baker, 1983. Production of monosex female groups of

chinoox salmon (Onchorhynchus ishawytscha) by the fertilization of normal ova with sperm from

sex-reversed female. Jour. Aquac., 33 : 355 – 364

Martin, C.R. 1979. Texbook of endocrine physiology. City University of Newyork City. 561 hal.

Nagy, A., K. Rajki. L. Horvart dan V. Csanyi. 1978. Investigation on carp (Cyprinus carpio L)

ginogenesis. Jour. Fish. Biol. 13 : 215 – 224.

Yamazaki, F. 1983. Sex control and manipulation in fish. Jour. Aquac. 33 : 329 – 354.

Yatim, W. 1986. Genetika. Tarsito Bandung. 397 hal.

 

Page 26: Bangsal benih

Induk murni ikan mas sulit dicari di Indonesia, atau bisa jadi sudah tidak ada. Padahal

keberadaannya sangat penting dalam dunia usaha. Karena dari induk yang murni dapat

melahirkan keturunan yang unggul, yaitu tumbuh cepat, rentan terhadap serangan penyakit dan

perubahan lingkungan. Bila dipelihara dapat diperoleh hasil yang maksimal dengan tingkat

kehidupannya (SR) yang tinggi.

Menurut Ditjen Perikanan (1985) dan Sumantadinata (1988), menurunnya sifat-sifat kemurnian

ikan mas disebabkan bebagai faktor, 1 ) kurangnya pengertian para pembudidaya ikan tentang

pentingnya ketersediaan induk-induk murni untuk produksi benih unggul. 2 ) jarang pakar

perikanan yang berminat dan bekerja untuk melakukan seleksi karena membutuhkan waktu yang

lama, fasilitas yang memadai, dan biaya yang tinggi. 3 ) Adanya pemijahan yang berulang kali

antar ras tanpa pola tertentu, akibat kurangnya pengontrolan di lingkungan petani pembenih ikan

di daerha tersebut.

GINOGENESIS IKAN MAS

Dahulu tercatat ada delapan varitas ikan mas

yang tersebar di beberapa daerah tanah air. Dari varitas-varitas itu sudah terbukti kelebihannya

Baca delapan varitas ikan mas. padadelapan-varitas-ikan-mas-dan-tanda. Namun dari semua

varitas itu belum ditemukan kemurniannya berdasarkan sifat-sifat, dan morfologi dengan

kelengkapan sejarahnya.

Kemurnian induk ikan mas harus dikembalikan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk

mengembalikan kemurniannya adalah dengan melakukan persilangan-persilangan dalam (in

breeding). Namun cara ini membutuhkan lebih dari enam generasi. Satu generasi membutuhkan

waktu 2 tahun, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan induk. Jadi cara ini membutuhkan

waktu selama 12 tahun.

Page 27: Bangsal benih

Untuk memperpendek masa pemurnian dapat dilakukan dengan cara ginogenesis. Cara ini bisa

merubah dari 6 generasi menjadi 2 generasi, strain murni sudah dapat diperoleh pada generasi

kedua. Keberhasilan cara ini tergantung dari ketelitian perlakuan dan kesuburan betina ginigenesi

(Nagy, Bersenyi dan Csanyi, 1981 : Sumantadinata).

Nagy et al,. 1978 ; Hollebeck et al,. 1986: Sumantadinata, 1988), menyebutkan ginogenesis adalah

terbentuknya zigot 2n (diploid) tanpa peranan genetic gamet jantan. Jadi gamet jantan hanya

berfungsi secara fisik saja, sehingga prosesnya hanya merupakan perkembangan pathenogenetis

betina (telur). Untuk itu sperma diradiasi. Radiasi pada ginogenesis bertujuan untuk merusak

kromososm spermatozoa, supaya pada saat pembuahan tidak berfungsi secara genetic

(Sumantadinata, 1988). Nagy et al,. 1981, menyebutkan pemijahan dengan cara ginogenesis akan

menghasilkan selurunya berkelamin jantan. Lihat artikel penyimpanan sperma

pada : penyimpanan-sperma.html.

Ginogenesis merupakan reproduksi seksual yang jarang terjadi pada pembuahan, karena nukleus

sperma yang masuk ke dalam telur dalam keadaan tidak aktif, sehingga perkembangan telurnya

hanya dikontrol oleh sifat genetik betina saja. Oleh karena itu, keturunannya merupakan replika

dari induk betina baik secara marfologi maupun susunan genetiknya (Purdon, 1983). Lihat

pengubahan kelamin diferensiasi-kelamin-pada-ikan-mas.html

Ginogenesis buatan dilakukan melalui beberapa perlakuan pada tahapan pembuahan dan awal

perkembangan embrio. Perlakuan ini bertujuan 1) membuat supaya bahan genetik jantan menjadi

tidak aktif 2) mengupayakan terjadinya diploisasi agar telur dapat menjadi zigot (Nagy, et al,.

1979). Bahan genetik dalam spermatozoa dibuat tidak aktif dengan radiasi sinar gama, sinar X dan

sinar ultraviolet (Purdon, 1983). Sinar ultraviolet banyak digunakan, karena murah.

Prosedur percobaan ginogenesis : Telur berasal dari induk betina ikan mas. Agar bisa ovulasi, induk

disuntik dengan ovaprim atau ekstrak kelenjar hipophisa. Sperma diambil dari ikan tawes

sebanyak 1 ml, lalu diencerkan 100 kali dengan larutan garam (Sodium Chloride 0,9 %). Setelah

diencerkan di radiasi dengan sinar ultraviolet selama 10 menit. Telur dan sperma dicampurkan,

sehingga terjadi pembuahan. Setelah terjadi pembuahan disebat dalam ayakn plastic dan

direndam dalam air dengan suhu 25 o C. Setelah 2 menit pembuahan di beri kejutan panas (heat

shock) pada suhu 40 o C selama 1,5 – 2 menit. Untuk menghilangkan daya lekat telur diberi larutan

tannin, setelah itu diinkubasi pada suhu 28 o C hingga menetas. Skema prosedur ginogenesis

menyusul.

Daftar Pustaka :

Page 28: Bangsal benih

Direktorat Jenderal Perikanan, 1988. Status dan Permasalahan pembenihan ikan dan udang di

Indonesia. Seminar Nasional Pembenihan Ikan dan Udang 5 – 6 Juli Direktorat Bina Produksi,

Jakarta. 18 hal.

Donalson, E. M, U.H.M Fagerlund., DA. Hggs dan J.R Mc Bride 1978. Hormonal enchament of growt.

Dalam W.S. Hoar, D.J. Randal dan J.R. Bret (ed.). Fish Physiology Vol. VIII. Academic Press, Newyork

456 – 597

Hamid, A.R. 1991. Pemberian Metiltestosteron Di dalam Proses Diferensiasi Kelamin Ikan Mas

(Cyprinus carpio L) Hasil Ginogenesis. Universitas Padjadjaran, Fakultas Perikanan, Jurusan

Perikanan, Bandung.

Hunter. G.A. E.M. Donalson. J. Stoss dan I. Baker, 1983. Production of monosex female groups of

chinoox salmon (Onchorhynchus ishawytscha) by the fertilization of normal ova with sperm from

sex-reversed female. Jour. Aquac., 33 : 355 – 364

Martin, C.R. 1979. Texbook of endocrine physiology. City University of Newyork City. 561 hal.

Nagy, A., K. Rajki. L. Horvart dan V. Csanyi. 1978. Investigation on carp (Cyprinus carpio L)

ginogenesis. Jour. Fish. Biol. 13 : 215 – 224.

Sumantadinata, K. 1988. Teknologi ginogenesis, percepatan pemurnian ikan peliharaan, Kompas

23 Nopember 1988.

Yamazaki, F. 1983. Sex control and manipulation in fish. Jour. Aquac. 33 : 329 – 354.

Yatim, W. 1986. Genetika. Tarsito Bandung. 397 hal

 

Page 29: Bangsal benih

ANDROGENESIS IKAN MAS

Keberhasilan budidaya ikan mas, terutama pada tahap pembesaran salah satunya ditentukan oleh

kualitas benih. Karena benih tersebut dapat hidup dengan baik, tumbuh dengan cepat, serta tahan

terhadap perubahan lingkungan dan serangan penyakit. Namun benih ikan mas yang berkualitas

baik, sulit ditemukan di Indonesia. Karena kualitas induk sudah jauh menurun dibandingkan dua

puluh tahun yang lalu.

Karena itu genetik pada ikan mas sekarang harus dikembalikan. Salah satu cara perbaikan genetik

adalah dengan pemurnian induk. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan

persilangan-persilangan dalam (in breeding). Namun cara ini membutuhkan lebih dari enam

generasi. Satu generasi membutuhkan waktu 2 tahun, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk

mendapatkan induk. Jadi cara ini membutuhkan waktu selama 12 tahun.

Cara yang praktis adalah dengan melalukan ginogenesis. Dengan cara ini waktu pemurnian induk

bisa diperpendek menjadi enam tahun. Cara praktis lainnya adalah dengan androgenesis, yaitu

suatu teknologi yang memanfaatkan sifat-sifat genetik ikan dengan menggunakan prinsip-prinsip

bioteknologi. Teknik ini memberikan kemungkinan untuk mempercepat waktu pemurnian dalam

seleksi ikan. Androgenesis dapat dilakukan dengan memanipulasi beberapa proses pembuahan

yaitu membuat agar material genetik gamet betina menjadi tidak aktif dan mengupayakan supaya

terjadi diploisasi (NAGY dkk., 1978).

Material genetik gamet betina dapat dibuat tidak aktif dengan radiasi sinar gamma, sinae-x atau

sinar ultra violet (PURDON, 1983). Dewasa ini sinar ultra violet lebih banyak digunakan karena

lebih praktis dan lebih aman. Radiasi sinar ultra violoet dapat menyebabkan rusaknya kromosom.

Berdasarkan penelitian adrogenesis yang dilakukan ARIFIN (1994) diperoleh hasil, bahwa radiasi

Page 30: Bangsal benih

dengan menggunakan dua buah lampu TUV 15 wat berjarak 30 cm dari telur selama 3 – 5 menit

telah mampu me-non-aktikan material gamet betina.

Pemberian kejutan dilakukan untuk mempertahankan diploiditas embrio pada tahap awal

perkembangannya. Diploidisasi dapat dilakukan dengan cara menghambat pembelahan mitosis I

(CHOURROUT, 1984). Derajat homozigositas yang tinggi dapat dicapai dengan kejutan pada

pembelahan mitosis I (NAGY 1986 dalam SULARTO dkk., 1992), karena pada pembelahan mitosis

pasangan kromosom yang dihasilkan bersifat identik yang berasal dari genom haploid paternal

yang membelah menjadi dua (PENMAN, 1993). Tanpa proses diploidisasi embrio yang dihasilkan

pada pembuahan sel telur non-aktif akan bersifat haploid yang berkarakter abnormal.

Jenis kejutan yang dapat dilakukan antara lain kejutan suhu (panas dan dingin), kejutan tekanan,

kejutan dengan menggunakan bahan kimia dan kejutan listrik. Kejutan suhu merupakan salah satu

metode yang banyak dilakukan karena mudah diterapkan (CARMAN, 1990). ARAI dan WILKINS

(1987) menjelaskan bahwa penggunakaan kejutan suhu ternyata lebih mudah dibandingkan

dengan kejutan tekanan. PURDON dan LINCOLN (1973) menyatakan bahwa kejutan panas telah

umum dilakukan untuk menduplikasi seperangkat kromosom.

Pada penelitian androgenesis ikan mas yang dilakukan EDDY (1994), didapat hasil, bahwa lama

waktu kejutan panas yang dilakukan 40 menit setelah pembuahan pada suhu 40 O C yang terbaik

adalah dua menit. Penelitian pada ginogenesis ikan mas menunjukan benih homozigot diploid yang

dihasilkan tertinggi oleh kejutan panas 36 – 37 menit setelah pembuahan (GUSTIANTO

danDHARMA, 1991). SUMANTADINATA (1998), menyatakan bahwa umumnya waktu awal kejutan

panas yang menekan saat pembelahan mitosis I pada ginogenesis adalah 40 dapat dilakukan

selama 1,5 – 2,0 menit.

Penelitian ginogenesis ikan mas dengan menggunakan induk jantan ikan tawes berhasil

memproduksi benih ginogenetik, dengan kejutan panas pada suhu 40 O C setelah 40 menit

inkubasi (PRIHADY dan SUBAGYO, 1992). Menurut SULARTO dkk (1992), produksi ginigenetik nikan

mas tertinggi diperoleh dengan pemberian kejutan panas selama satu menit pada saat 40 menit

setelah pembuayhan.

Menurut SUMANTADINATA (1988), androgenesisi adalah proses terbentuknya embrio dari gamet

jantan tanpa kontribusi genetis gemet betina. Proses reproduksi ini tidak umum terjadi, sehingga

pada androgenesis dilakukan proses buatan yaitu menon-aktifkan bahan-bahan genetik yang

terdapat pada telur dengan cara meradiasi telur tersebut (THORGAARD dkk., 1990). Akibat

perlakuan tersebut tanpa peranan gemet betina dan bersifat haploid.

Page 31: Bangsal benih

Individu haploid memiliki ciri-ciri yang abnormal misalnya bentuk punggung dan ekor yang

bengkok, mata atau mulut yang tidak sempurna, ukuran tubuh yang kecil, sistem peredaran darah

yang tidak normal dan ketidakmampuan melakukan aktifitas renang dan makan (CHERVAS, 1981 ;

PURDOM, 1983). Agar embrio ini tetap hidup menurut NAGY dkk. (1978) perlu dilakukan

diploidisasi pada tahap awal perkembangan telur.

Pada androgenetis yang dilakukan oleh ARIFIN (1994) pada ikan mas berhasil memperoleh 89,4

persen benih diploid androgenetik, sedangkan EDDY (1994) memperoleh 89,05 benih androgenetik

ikan mas. SHCEERE dkk. (1986) dan THORGARRD dkk. (1990) yang melakukan percobaan

androgenesis ikan rainbow menghasilkan tingkat kelangsungan hidup ikan masing-masing sebesar

6,8 persen dan 0,8 persen setelah berumur 59 hari.

Daftar Pustaka :

Rohadi, D.S, 1996. Pengaruh Berbagai Waktu Awal Kejutan Panas Terhadap Persentase Larva

Diploid Mitoandrogenetik Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Universitas Padjadjaran, Fakultas Pertanian,

Jurusan Perikanan, Jatinangor, Bandung

Daftar Pustaka Tambahan :

Arai, K. dan N.P. Wilkins. 1987. Triplidization of brown trout (Salmon trutta) bay heat shock.

Aquaculture, 64 : 97 – 103.

Arifin, O.Z. 1994. Pengaruh lama Radiasi sinar ultra violet terhadap keberhasilan androgenetis ikan

mas majalaya (Cyprinus carpio L). Skripsi Fakultas Pertanian Unida, Bogor (Tidak dipublikasikan, 40

hal).

Carman, O. 1990. Ploidy manipulation in some warm water fish. Thesis, Sumited in Partial Fulfiment

of Requirements for Degree of Master in Fisheries Science at The Tokyo University of Fisheries, 87

hal.

Cherfas, N.B. 1981. Ginogenesis in fishes. Dalam V.S. Khirpichnikov (ed:) : Genetic bases of fish

selection. Springer, Verlag, Berlin, Heidelberg, New York. Hal 223 – 273.

Chourout, D. 1984. Pressure induced retention of second polar body by suppression of first

cleavage in rainbow trout; Production of all-triploid – all tetraploid, and heterozygous

gynogenetic. Aquaculture, 26; 111 – 126.

Page 32: Bangsal benih

Eddy, M. 1994. Pengaruh lama kejutan panas terhadap androgenesis pada ikan mas(Cyprinus

carpio L). Skripsi. Fakultas Pertanian, Unida Bogor. (Tidak dipublikasikan).

Hardjamulia, A. 1979. Budidaya Perikanan. Budidaya ikan mas (Cyprinus carpio L), ikan tawes

(Puntius javanicus), ikan nilem (Osteochilus hasselti). SUPM Bogor. Badan Pendidikan dan Latihan

Penyuluhan Perikanan, Depatemen Pertanian

BARU

Ikan mas adalah jenis ikan yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai usaha. Seperti untuk bisnis masakan hingga budidaya. Itu juga dikarenakan ikan mas yang mempunyai cita rasa yang tinggi sehingga disukai konsumen. Ikan mas memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga baik untuk dibudidayakan.

Ikan mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cyprinidae, sub ordo Cyprinoidea, Ordo Ostariophysi sub kelas Teleostrei. Ikan Mas sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Diantara jenis ikan air tawar ikan mas merupakan ikan yang paling populer di masyarakat. Selain dikenal dengan nama ikan mas, ikan ini dikenal dengan nama dengan nama Ikan Karper ataupun ikan tombro. Kini telah banyak dikenal ras persilangan ikan mas antara lain Ikan Mas Merah, Si Nyonya, Taiwan, Majalaya, Kaca, Kumpai dan lain-lain.

Persyaratan Budi Daya Ikan Mas       Di alam aslinya ikan mas hidup di perairan sungai, danau maupun genangan air lainnya yang berada pada ketinggian 150-600m dpl, dengan suhu air berkisar 20 derajat sampai 25 derajat celcius. Ikan mas termasuk hewan Omnnivora atau pemakan segala sehingga di alam makanan Ikan mas berupa daun-daunan, lumut, serangga, cacing dan lain sebagainya. Pada modelbudidaya ikan mas lingkungan pemeliharaan dibuat menyerupai alam aslinya.

Model budidaya ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong Jaring Apung, Kolam air deras, kolam tanah, kolam beton dan lain-lain tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam budidaya ikan mas juga bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai pemberian pelet buatan pabrik. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas air pada media untuk budidaya ikan mas seperti PH air yang harus berada pada kisaran 7-8, kandungan oksigen terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat kimia berbahaya.

Model Budi Daya Ikan Mas      Peluang usaha budidaya ikan mas dapat dipilih sesuai kondisi dan keinginan. Ada beberapa peluang usaha dalam budidaya ikan mas ini yaitu pembibitan dan pembesaran ikan mas untuk keperluan konsumsi.

1. Usaha Pembibitan Ikan MasPembibitan ikan mas memiliki prospek yang cukup cerah, karena perputaran modal yang cukup cepat. Penyediaan bibit ikan mas dimulai dari burayak ikan mas baru saja menetas, burayak usia sekitar satu bulan, burayak usia dua bulan. Pada setiap usia ikan mas memiliki potensi ekonomi.Persiapan induk Ikan Mas Induk ikan mas yang akan dipijahkan dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan ikan mas sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari. Ikan Mas betina yang diseleksi sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan mas tersebut jantan.

Ciri-ciri ikan mas betina yang siap pijah atau matang gonad adalah:- Pergerakan ikan lamban- Pada malam hari sering meloncat-loncat- Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak- Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan

Page 33: Bangsal benih

Sedangkan ciri-ciri untuk ikan mas jantan gerakan lincah dan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) dari lubang kelamin bila dipijit.

Pemijahan Ikan Mas Dalam proses pemijahan ikan mas, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan rangsangan hormon. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemijahan ikan mas adalah :

o Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)o Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cmo Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa

dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.o Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit bambu/papan

dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.o Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina yang dipijahkan

tergantung pada kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga ikan mas jantan atau bahkan lebih tergantung bobot indukan betina.

o Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk.

Setelah telur berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva , beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan dari telur, setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva, kutu air atau kuning telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas siap ditebar di kolam pembenihan.

Pendederan Ikan MasSetelah larva cukup kuat saatnya untuk melakukan pendederan ikan mas, bisasanya dilakukan pada kolam lumpur atau sawah meski bisa juga dilakukan pada kolam semen. Persiapan kolam tanah adalah dengan meratakan tanah dasarnya, tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam, isi air setinggi kurang lebih 40 cm dan rendam selama 5 hari tanpa aliran air. Hal ini dimaksudkan agar plankton dan sumber makanan alami ikan mas tumbuh di kolam pendederan. Untuk ukuran kolam lumpur 100 m2 tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari, berikan makanan tambahan berupa tepung pelet atau pelet yang telah direndam. Pada usia telah mencapai 3 minggu bibit ikan mas siap dipanen, untuk dijual atau dipelihara kembali pada kolam berbeda. Hal yang sama dilakukan untuk membesarkan benih ikan mas pada ukuran yang lebih besar, hanya saja kepadatan ikan perlu dikurangi.

BARU

Penyiapan Sarana dan Peralatan  1) Kolam

   Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

    a.   Kolam pemeliharaan induk

     

Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.

    b. Kolam pemijahan      Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam

Page 34: Bangsal benih

pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai paralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.

    c. Kolam pendederan

     

Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangandengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.

  2) Peralatan

   

Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakanpenyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

  3) Persiapan Media

   

Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untukmemberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gramdan 10 gram/meter persegi.

  Pembibitan  1. Pemilihan Bibit dan Induk    Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara

Page 35: Bangsal benih

tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik.Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendaliankuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas. Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:

    a.Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan

      dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.

    b.Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat,

      sirip tidak cacat.

    c.Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala

      minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.    d. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.

    e.Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan

      lebar/tebal ekor.

   Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

    a) Betina

     - Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.

    b) Jantan

     - Badan tampak langsing.- Gerakan lincah dan gesit.- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

  2. Sistim Pembenihan/Pemijahan    Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:    a. Sistim pemijahan tradisional      Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:      - Cara sunda:

        (1)luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam

          dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;        (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur;        (3) setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.      - Cara cimindi:

        (1)luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;

        (2)disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;

Page 36: Bangsal benih

        (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;

        (4)tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.

      - Cara rancapaku:

        (1)

luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;

        (2)disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;

        (3) setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;

        (4)setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.

      - Cara sumatera:

        (1)luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;

        (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;        (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;        (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.      - Cara dubish:

        (1)

luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;

        (2)media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylonsetinggi 40 cm;

        (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;        (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.      - Cara hofer:

        (1)sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylondipasang di depan pintu pemasukan air.

    b. Sistim kawin suntik

     

Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelahsuntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif.

  3. Pembenihan/Pemijahan    Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:    a. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.

    b.Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen di air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C.

    c. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.

    d.Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.

Page 37: Bangsal benih

    e.Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.

  4. Pemeliharaan Bibit/Pendederan

   

Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:

    a.Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.

    b.Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.

    c.Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.

    d.Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.

  5. Perlakuan dan Perawatan Bibit

   Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakanpelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehariselama 3 minggu

  Pemeliharaan Pembesaran  Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.  a. Polikultur  . 1) ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau  b. Monokultur

   Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.

  . 1) Pemupukan

     

Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP 10 gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC,Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.

    2) Pemberian Pakan      Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan.

Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak

Page 38: Bangsal benih

menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.

    3) Pemeliharaan Kolam/Tambak

     Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.

  Panen

 

Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen. Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.  Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.

BARU

1. SEJARAH SINGKAT

Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas

sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun

1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa,

Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah

terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.

2. SENTRA PERIKANAN

Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang

dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi,

Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta

3. JENIS

Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:

Page 39: Bangsal benih

Kelas : Osteichthyes

Anak kelas : Actinopterygii

Bangsa : Cypriniformes

Suku : Cyprinidae

Marga : Cyprinus

Jenis : Cyprinus carpio L.

Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya

interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan

bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:

1. Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi

melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan

antara 2,3:1.

2. Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi;

badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air;

perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.

3. Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak

menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan

air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.

4. Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang; penampang punggung

membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan

tinggi badan antara 3,5:1.

5. Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti

putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long

tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi

nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku

nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang

karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas

majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.

4. MANFAAT

1. Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

2. Sebagai ikan hias.

5. PERSYARATAN LOKASI

1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah

tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat

pematang/dinding kolam.

2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan

pengairan kolam secara gravitasi.

3. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m

dpl.

4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-

bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.

5. Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan

sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas.

Page 40: Bangsal benih

Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras

debitnya 100 liter/menit/m³.

6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.

7. Suhu air yang baik berkisar antara 20-25°C.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1. Kolam

Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan

yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara

gravitasi.

1. Kolam pemeliharaan induk

Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh

untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya

mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila

diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi

saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau

kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air

bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air

sebaiknya berbentuk monik.

2. Kolam pemijahan

Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam

pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat

persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg

memerlukan luas kolam sekitar 18 m² dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam

dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat

dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga

memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam

penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk

penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar

air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.

3. Kolam pendederan

Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan

ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m 2

dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon

dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam

dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan.

Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk

memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan.

Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat

bak pengendapan dan bak penyaringan.

2. Peralatan

Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala,

waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun

benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar

(kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain

adalah warring / scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan

Page 41: Bangsal benih

penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish

bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang

bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-

kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok

(untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco

(untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet

(untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet,

tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau

ikan konsumsi). 

3. Persiapan Media

Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan

ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media

pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu

dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200

gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-

masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang

berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

2. Pembibitan

1. Pemilihan Bibit dan Induk

Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional,

semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan,

khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang

berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi

alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan

hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan,

penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur

makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu

dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.

Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk

dipijah adalah sebagai berikut: 

1. Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan:

umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.

2. Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor

mulus, sehat, sirip tidak cacat.

3. Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih;

panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.

4. Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.

5. Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih

panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.

Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai

berikut:

1. Betina

Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.

Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat. 

Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.

2. Jantan

Badan tampak langsing.

Gerakan lincah dan gesit.

Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

Page 42: Bangsal benih

Sistim Pembenihan/Pemijahan

Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu

1. Sistim pemijahan tradisional

Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:

Cara sunda:

1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit

berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk

dimasukan pada sore hari;

2. disediakan injuk untuk menepelkan telur;

3. setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam

penetasan.

Cara cimindi:

1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit

berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk

dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam

penetasan;

2. disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan

diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;

3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;

4. tujuh hari setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3

minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.

Cara rancapaku:

1. luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit

berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk

dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam

penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;

2. disediakan rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar

merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang

antara dari tanah; 

3. setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;

4. setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela

bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.

Cara sumatera:

1. luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit

berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk

dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam

penetasan;

2. disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan

air;

3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;

4. setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

Cara dubish:

1. luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling

dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air

pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan

merupakan kolam penetasan;

Page 43: Bangsal benih

2. sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti

Cynodon dactylon setinggi 40 cm;

3. setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;

4. setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

Cara hofer:

1. sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman

Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.

2. Sistim kawin suntik

Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang

untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan.

Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang

tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6

jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang

tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif.

Pembenihan/Pemijahan

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:

1. Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.

2. Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu

berkisar 25 derajat C.

3. Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.

4. Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk

berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.

5. Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara

teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk

ikan.

Pemeliharaan Bibit/Pendederan

Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan

menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang

sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta

dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula

dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Pendederan ikan mas

dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 

1. Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih

yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih

menjadi 2-3 cm.

2. Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75

ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm. 

3. Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50

ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu

penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.

4. Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5

ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu

penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.

Perlakuan dan Perawatan Bibit

Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm

sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.

Pemeliharaan Pembesaran

Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.

Polikultur

1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau

Page 44: Bangsal benih

2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.

Monokultur

Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan

pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.

1. Pemupukan

Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m 2 , TSP 10

gram/m 2 , Urea 10 gram/m 2 , kapur 25-100 gram/m 2 . Setelah itu kolam diisi air

39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan

insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-

4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang

memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat

penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami

dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m 2 , sedangkan bila diberi

pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m 2 (benih lepas hapa).

Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.

2. Pemberian Pakan

Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan.

Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein

yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada

kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan

untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur

dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian

diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.

3. Pemeliharaan Kolam/Tambak

Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga

kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni

oleh zat beracun.

7. HAMA DAN PENYAKIT

1. Hama

1. Bebeasan (Notonecta)

Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke

permukaan air 500 cc/100 meter persegi.

2. Ucrit (Larva cybister)

Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari

bahan organik menumpuk di sekitar kolam.

3. Kodok

Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap

dan membuang hidup-hidup.

4. Ular

Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.

5. Lingsang

Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.

6. Burung

Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi

penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.

Page 45: Bangsal benih

7. Ikan gabus

Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.

8. Belut dan kepiting

Pengendalian: lakukan penangkapan. 

2. Penyakit

1. Bintik merah (White spot)

Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat

terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya

dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air. 

Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan

ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl

selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.

2. Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)

Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung terjadi

pendarahan. 

Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur tohon 200 gram/m 2 , biarkan

selama 1-2 minggu.

3. Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus)

Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-

gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada

insang. 

Pengendalian:

1. direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam

Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam;

2. hindari penebaran ikan yang berlebihan.

4. Kutu ikan (argulosis)

Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang

terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).

Pengendalian:

1. ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit

dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit;

2. dengan pengeringan kolam hingga retak-retak. 

5. Jamur (Saprolegniasis)

Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya.

Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang

halus seperti kapas. 

Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama

30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.

6. Gatal (Trichodiniasis)

Menyerang benih ikan. 

Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium.

Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.

7. Bakteri psedomonas flurescens

Penyakit yang sangat ganas. 

Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis. 

Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau

sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.

8. Bakteri aeromonas punctata

Penyakit yang sangat ganas. 

Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-

Page 46: Bangsal benih

mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan ginjal.

Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100

mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.

Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas:

1. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.

2. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.

3. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.

4. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.

5. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.

6. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.

7. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit

jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

8. PANEN

1. Pemanenan Benih 

Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat tangkap dan sarana

perlengkapannya. Beberapa alat tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember

biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan

benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan tidak

terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen.

Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak

lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat

mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air

kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat

tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser

halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah dipelihara

selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-

12 cm.

2. Cara Perhitungan 

Benih Untuk mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan dalam bak penyimpanan maka

sebelum dijual, terlebih dahulu dihitung jumlahnya. Cara menghitung benih umumnya dengan memakai

takaran, yaitu dengan menggunakan sendok untuk larva dan kebul, cawan untuk menghitung putihan,

dan dihitung per ekor untuk benih ukuran glondongan. Penghitungan benih biasanya dengan cara:

1. Penghitungan dengan sendok.

2. Penghitungan dengan mangkok.

3. Pembersihan

Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada saluran di tengah kolam,

selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian yang lebih dalam dengan ukuran 1-2 meter persegi

sehingga ketika air menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam tersebut.

Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada yang ketinggalan dalam kolam. Benih ikan

tersebut semuanya disimpan dalam bak-bak penampungan yang

telah disiapkan.

4. Pemanenan Hasil Pembesaran

Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas

Page 47: Bangsal benih

yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total

dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak

pemanenan / petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik),

sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak

panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan

hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.

9. PASCAPANENPenanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.

1. Penanganan ikan hidup

Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang

perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat

antara lain:

1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.

2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.

3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

2. Penanganan ikan segar

Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk

mempertahankan kesegaran antara lain:

1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.

2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.

3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam

perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk

pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak

maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.

4. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa

potongan kecil-kecil (es curai) dengan erbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak

dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu

disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian

juga antara ikan dengan penutup kotak.

3. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:

1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah

itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba

(sistem terbuka).

2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta

bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi

semalam.

3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat

pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan

dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak

pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5

cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya. 

4. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian,

yaitu:

Sistem terbuka

Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu

yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15

liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.

Page 48: Bangsal benih

Sistem tertutup

Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-

5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air

bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.H2O sebanyak 9 gram. 

Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:

1. masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;

2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;

3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume

keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);

4. kantong plastik lalu diikat.

5. kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau

ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi

0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:

1. Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).

2. Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar

perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.

3. Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1- 2 menit.

4. Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan

secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut.

Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak

4% selama 3-5 menit. 

5. Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

1. Analisis Usaha Budidaya

Analisis budidaya ikan mas koki dengan luas lahan 70 m 2 (kapasitas 1000 ekor) selama 7 bulan pada

tahun 1999 di daerah Jawa Barat.

1. Biaya produksi

1. Sewa dan pembuatan kolam Rp. 1.500.000,-

2. Benih ikan 1.000 ekor, @ Rp.100,- Rp. 100.000,-

3. Pakan

Cacing rambut 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,-

Pelet udang 10 kg @ Rp. 9.500,- Rp. 95.000,-

Tepung jagung 50 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 75.000,-

Ganti air 7 bulan x 4 x2 @ Rp. 5.000,- Rp. 140.000,-

Tenaga kerja 28 minggu @ Rp.10.000,- Rp. 280.000,-

Obat-oabatan Rp. 10.000,-

4. Peralatan Rp. 50.000,-

5. Lain-lain Rp. 150.000,-

Jumlah biaya produksi Rp. 2.625.000,-

2. Pendapatan

1. Panen I (2 bulan) 400 ekor @ Rp.1.000,- Rp. 400.000,-

2. Panen II (4 bulan) 250 ekor @ Rp. 3.000,- Rp. 750.000,-

Page 49: Bangsal benih

3. Panen III ( 2 bulan) 250 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 2.500.000,-

Jumlah pendapatan Rp. 3.650.000,-

3. Keuntungan dalam 7 bulan Rp. 1.025.000,- --> Keuntungan per bulan Rp. 146.425,-

4. Parameter kelayakan usaha : B/C ratio 1,39

2. Gambaran Peluang Agribisnis

Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan

seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan

usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh

pemerintah dan swasta dalam hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan, penanganan

penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan

dalam hal periizinan import. Walaupun permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan mas dan ikan air

tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata

selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mas mengalami kelesuan,

maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di

pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mas boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya

cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran

lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.

BARU

Dalam sebuah rapat dinas di hotel bintang di kawasan Puncak, Jawa Barat, terhidang menu ikan

goreng. Warna ikan itu hijau keabu-abuan dengan sirip kehitaman. Perutnya datar berwarna lebih

terang, sementara punggungnya tinggi dan melengkung. Sepintas ikan goreng sepanjang itu 15

cm. dengan lebar sekitar 8 cm. itu tampak agak bongkok. Peserta rapat tampak menikmati lauk

tersebut dengan lahap. Ada yang manikmatinya dengan cermat dan hanya mengambil dagingnya,

sementara sirip, tulang dan kepalanya disisakan. Tetapi karena ikan itu tampak masih sangat

muda dan digoreng kering, maka siripnya juga lunak, kepalanya pun renyah. Hingga banyak

peserta rapat yang menyantap seluruh bagian ikan itu dengan nikmatnya, kecuali tulangnya. Di

tengah acara makan siang tersebut, seorang peserta rapat bertanya, "Ikan apa sih ini kok empuk

banget"?

Masyarakat awam, memang agak sulit membedakan ikan mas dan nila, dua jenis ikan yang paling

banyak dibudidayakan saat ini. Sebab ikan mas strain punten dan majalaya, seperti yang terhidang

di hotel itu, punggungnya tinggi, badan pendek dan warna sisiknya hijau kehitaman atau keabu-

abuan. Sementara ikan nila yang sering diberi julukan mujair nila, justru ada yang berwarna

kemerah-merahan (nila merah), hingga sulit dibedakan dengan ikan mas. Ketika petugas  restoran

hotel menjelaskan bahwa yang dihidangkannya adalah ikan mas, maka sebagian besar peserta

rapat heran. "Ikan mas kok tidak berwarna emas"? Sebab selama ini dalam bayangan banyak

orang, ikan mas selalu bersisik kuning kemerahan seperti halnya warna emas. Bukan hijau

kehitaman seperti warna ikan lele.

Ikan mas merupakan komoditas budidaya air tawar yang paling populer. Jenis yang kita

budidayakan saat ini, sebenarnya merupakan hasil persilangan antara ikan tombro, (tambera mas

= Cyprinus carpio) dengan ikan mas (Carrassius auratus). Ikan tombro berasal dari Eropa. Masuk

Page 50: Bangsal benih

ke Indonesia karena dibawa oleh bangsa kulit putih. Sementara ikan mas berasal dari daratan

China dan datang ke Indonesia sejak adanya kontak dagang antara daratan China dengan

kepulauan Nusantara. Ciri khas ikan tombro adalah adanya misai di mulutnya dan siripnya yang

mirip rumbai. Selain sebagai ikan konsumsi, keturunan ikan tombro juga populer sebagai ikan hias

maskoki. Sementara ikan mas selain menurunkan ikan konsumsi juga merupakan induk dari ikan

koi.

Budidaya ikan mas sebelumnya hanya merupakan usaha keluarga di kolam (empang) yang di

atasnya dibangun jamban (toilet). Sistem pemijahan dilakukan dengan kakaban (ijuk) yang dijepit

bilah bambu dan ditaruh di kolam pemijahan. Ijuk berfungsi untuk tempat telur setelah dibuahi

oleh induk jantan. Kakaban yang berisi telur kemudian dipindahkan ke kolam penetasan. Namun

dengan diketemukannya strain-strain ikan mas unggul, misalnya punten dan majalaya yang

warnanya gelap, diketemukan pula sistem pemijahan modern. Untuk mematangkan telur, induk

betina disuntik larutan kelenjar hipofisa dan hormon HCG. Selanjutnya telur diurut keluar dan

segera dicampur dengan sperma yang diambil dari induk jantan. Setelah terbuahi, telur ditaruh di

akuarium penetasan yang dilengkapi pemanas (heater).

Anak ikan yang telah menetas, dipelihara di akuarium dan bak-bak pembesaran secara intensif.

Ikan yang baru menetas (burayak) diberi pakan kuning telur yang dihancurkan. Selanjutnya

burayak tersebut diberi pakan artemia, sebangsa udang mikro yang harus ditetaskan dan diternak

terlebih dahulu (dikulturkan). Artemia merupakan pakan burayak paling baik, namun masih harus

diimpor. Selain artemia, burayak juga bisa diberi cacing sutera dan kutu air. Kultur cacing sutera

dan kutu air relatif lebih murah dibanding dengan artemia. Secara pelan-pelan burayak harus

sudah mulai diberi pakan pelet halus berkadar protein tinggi. Pemeliharaan burayak ini bisa tetap

dilakukan di akuarium, tetapi kebanyakan pembenih ikan mas memeliharanya di bak-bak kecil.

Akuarium maupun bak-bak ini harus tetap dilengkapi aerator dan filter untuk sirkulasi air. Kecuali

lokasi pembenihan ikan tersebut memang memiliki sumber air yang melimpah. Pemeliharaan

burayak dilanjutkan sampai  mencapai ukuran kebul, yakni benih ikan ukuran sekitar 3 cm. Benih

kebul ini biasanya terus dibesarkan lagi hingga menjadi putihan, yakni benih ukuran  6 sd. 8 cm.

Dari putihan ini peternak ikan menggemukkannya menjadi ikan konsumsi ukuran 100 gram, 250

gram atau 0,5 kg.

Kemajuan teknologi budidaya ikan mas juga ditandai dengan diciptakannya kolam air deras dan

karamba. Kolam air deras memungkinkan pemeliharaan ikan mas secara intensif dengan padat

penebaran tinggi. Sebab dengan kolam air deras, maka suplai oksigen akan selalu terjamin. Arus

air yang deras juga menuntut ikan untuk terus bergerak dan berebut pakan. Pemeliharaan dalam

karamba jaring apung di waduk, sungai atau danau juga memungkinkan pemeliharaan secara

intensif. Namun pemeliharaan dengan karamba jaring apung ini, rawan pencemaran serta bahaya

keracunan limbah industri. Di waduk Saguling dan Cirata, Jawa Barat, beberapa kali terjadi kasus

Page 51: Bangsal benih

kematian ikan secara massal akibat keracunan limbah pabrik. Sementara di danau Toba, justru

limbah kotoran ikan serta pakan yang tidak terkonsumsi dan mengendap di dasar danau yang

mencemari parairan.

Perusahaan-perusahaan pakan ikan pun ikut pula mendukung percepatan pertumbuhan ikan mas

konsumsi. Tahun-tahun 1980an, ikan mas konsumsi rata-rata berbobot 0,5 sd. 1 kg. per ekor.

Secara tradisional, pembesaran ikan berbobot 100 gram menjadi 0,5 sd. 1 kg. memerlukan jangka

waktu pemeliharaan satu tahun. Namun saat ini, ukuran ikan konsumsi justru mengecil. Paling

besar, ikan mas konsumsi di pasar tradisional atau pasar swalayan berukuran 250 sd. 300 gram

per ekor atau tiap kg. berisi 3 sd. 4 ekor ikan. Ikan mas yang dijadikan lauk rapat dinas di kawasan

Puncak itu malahan hanya berbobot antara 80 sd. 100 gram per ekor. Biasanya, untuk keperluan

lauk massal seperti ini, para pengelola hotel di kawasan Puncak sudah memiliki langganan

pemasok ikan, yang mengambil langsung dari karamba jaring apung di waduk Cirata.  Ada pula

yang disuplai oleh kolam-kolam ikan mas air deras di sekitar Cisarua, Bogor dan Sukabumi.

Karenanya, kondisi ikan mas itu masih sangat segar, hingga ketika digoreng rasanya juga lezat.

Konsumen ikan mas di Thailand dan Taiwan malahan lebih ekstrim lagi. Di sana ikan mas sudah

dikonsumsi ketika masih berupa benih ukuran 5 sd. 7 cm. Cara mengkonsumsinya dengan

digoreng kering, seperti halnya masyarakat pedesaan kita mengkonsumsi ikan wader pari (Rasbora

argyrotania), yang pernah hidup melimpah di perairan umum di Asia Tenggara. Sepintas, para

pengunjung hotel dan restoran bintang akan mengira bahwa yang dikonsumsinya adalah ikan

wader pari dan bukan anak ikan mas. Konsumen ikan mas ukuran besar, di atas 0,5 kg. saat ini

hanya sebatas restoran ikan goreng dan bakar khas sunda. Selain itu ikan mas ukuran di atas 0,5

kg. juga masih tetap diperlukan untuk menu ikan pepes. Sebab ikan mas dengan ukuran di bawah

0,5 kg. tetap dianggap masih terlalu kecil untuk dihidangkan sebagai ikan pepes.

Beda dengan ikan nila maupun mujair, maka ikan mas harus dipasarkan dalam kondisi hidup.

Meskipun akhirnya si pembeli di pasar swalayan maupun pasar tradisional, akan meminta

penjualnya untuk memotong dan membersihkan ikan itu langsung di lokasi penjualan. Sama

halnya dengan di restoran-restoran ikan goreng, konsumen harus melihat bahwa ikannya masih

hidup dan segar ketika akan digoreng dan dihidangkan. Karena sifat pasarnya demikian, maka

distribusi ikan mas memerlukan wadah berisi air dengan oksigen. Terutama untuk pengiriman

jarak jauh. Untuk pengiriman jarak dekat, cukup dengan aerator. Perlakuan aerator ini sama halnya

dengan ikan mas yang didisplai di pasar-pasar tardisional. Di pasar tradisional pun, ikan mas dan

lele juga dipasarkan dalam kondisi hidup. Beda dengan nila dan patin yang dijual sudah dalam

kondisi mati. 

Meskipun budidaya ikan mas sudah berkembang sejak lama di Indonesia, namun saat ini

pamornya kalah dengan ikan nila. Namun populasi ikan mas masih tetap lebih besar dibanding

ikan nila. Konsumen utama nila adalah warung padang. Sementara lele banyak dipasarkan oleh

Page 52: Bangsal benih

warung pecel lele di kakilima. Ikan mas ukuran 100 gram saat ini justru banyak diserap secara

massal oleh hotel, restoran, asrama dan rumahsakit untuk lauk murah meriah, karena harganya

yang relatif murah. Penanganan massal ikan mas juga relatif mudah dibandingkan dengan nila,

karena siripnya tidak berduri tajam. Pasar massal inilah yang menyebabkan agribisnis ikan mas,

sampai saat ini tetap menduduki ranking tertinggi dibandingan dengan lele dan nila. Teknologi

pemberian hormon Methyl Testosterone untuk menciptakan ikan mas jantan juga dilakukan,

seperti halnya pada budidaya nila gift. Sebab rongga perut ikan mas jantan relatif kecil dibanding

yang betina. Pertumbuhan ikan jantan pun jauh lebih pesat dari betinanya.

Saat ini harga benih ikan mas ukuran 3 cm. (benih kebul), Rp paling tinggi 150,- per ekor. Untuk

mencapai bobot 100 gram per ekor, diperlukan jangka waktu pemeliharaan hanya satu bulan.

Biaya pakan, penyusutan kandang/benih, tenaga kerja dan beban produksi sekitar Rp 400,- per

ekor.  Harga ikan mas 100 gram di tingkat peternak Rp 7.000,- per kg. (isi 10 ekor). Keuntungan

peternak dalam jangka waktu 1 bulan tersebut mencapai Rp 1.500,-  per kg. Dalam praktek, satu

kolam atau karamba ikan mas, tidak seluruhnya bisa dipanen dengan ukuran 100 gram. Banyak

yang setelah dipelihara selama satu bulan ukurannya masih di bawah 100 gram. Namun tak jarang

ada beberapa ekor yang bobotnya sudah melambung sampai lebih dari 200 gram. Itulah sebabnya

panen ikan mas dari kolam maupun karamba dilakukan secara selektif dan bertahap. Ikan-ikan

yang kelewat bongsor, biasanya justru terus dipelihara agar mencapai bobot 250 gram sampai

dengan 0,5 kg.

BARU

Dalam sebuah rapat dinas di hotel bintang di kawasan Puncak, Jawa Barat, terhidang menu ikan

goreng. Warna ikan itu hijau keabu-abuan dengan sirip kehitaman. Perutnya datar berwarna lebih

terang, sementara punggungnya tinggi dan melengkung. Sepintas ikan goreng sepanjang itu 15

cm. dengan lebar sekitar 8 cm. itu tampak agak bongkok. Peserta rapat tampak menikmati lauk

tersebut dengan lahap. Ada yang manikmatinya dengan cermat dan hanya mengambil dagingnya,

sementara sirip, tulang dan kepalanya disisakan. Tetapi karena ikan itu tampak masih sangat

muda dan digoreng kering, maka siripnya juga lunak, kepalanya pun renyah. Hingga banyak

peserta rapat yang menyantap seluruh bagian ikan itu dengan nikmatnya, kecuali tulangnya. Di

tengah acara makan siang tersebut, seorang peserta rapat bertanya, "Ikan apa sih ini kok empuk

banget"?

Masyarakat awam, memang agak sulit membedakan ikan mas dan nila, dua jenis ikan yang paling

banyak dibudidayakan saat ini. Sebab ikan mas strain punten dan majalaya, seperti yang terhidang

di hotel itu, punggungnya tinggi, badan pendek dan warna sisiknya hijau kehitaman atau keabu-

abuan. Sementara ikan nila yang sering diberi julukan mujair nila, justru ada yang berwarna

kemerah-merahan (nila merah), hingga sulit dibedakan dengan ikan mas. Ketika petugas  restoran

hotel menjelaskan bahwa yang dihidangkannya adalah ikan mas, maka sebagian besar peserta

Page 53: Bangsal benih

rapat heran. "Ikan mas kok tidak berwarna emas"? Sebab selama ini dalam bayangan banyak

orang, ikan mas selalu bersisik kuning kemerahan seperti halnya warna emas. Bukan hijau

kehitaman seperti warna ikan lele.

Ikan mas merupakan komoditas budidaya air tawar yang paling populer. Jenis yang kita

budidayakan saat ini, sebenarnya merupakan hasil persilangan antara ikan tombro, (tambera mas

= Cyprinus carpio) dengan ikan mas (Carrassius auratus). Ikan tombro berasal dari Eropa. Masuk

ke Indonesia karena dibawa oleh bangsa kulit putih. Sementara ikan mas berasal dari daratan

China dan datang ke Indonesia sejak adanya kontak dagang antara daratan China dengan

kepulauan Nusantara. Ciri khas ikan tombro adalah adanya misai di mulutnya dan siripnya yang

mirip rumbai. Selain sebagai ikan konsumsi, keturunan ikan tombro juga populer sebagai ikan hias

maskoki. Sementara ikan mas selain menurunkan ikan konsumsi juga merupakan induk dari ikan

koi.

Budidaya ikan mas sebelumnya hanya merupakan usaha keluarga di kolam (empang) yang di

atasnya dibangun jamban (toilet). Sistem pemijahan dilakukan dengan kakaban (ijuk) yang dijepit

bilah bambu dan ditaruh di kolam pemijahan. Ijuk berfungsi untuk tempat telur setelah dibuahi

oleh induk jantan. Kakaban yang berisi telur kemudian dipindahkan ke kolam penetasan. Namun

dengan diketemukannya strain-strain ikan mas unggul, misalnya punten dan majalaya yang

warnanya gelap, diketemukan pula sistem pemijahan modern. Untuk mematangkan telur, induk

betina disuntik larutan kelenjar hipofisa dan hormon HCG. Selanjutnya telur diurut keluar dan

segera dicampur dengan sperma yang diambil dari induk jantan. Setelah terbuahi, telur ditaruh di

akuarium penetasan yang dilengkapi pemanas (heater).

Anak ikan yang telah menetas, dipelihara di akuarium dan bak-bak pembesaran secara intensif.

Ikan yang baru menetas (burayak) diberi pakan kuning telur yang dihancurkan. Selanjutnya

burayak tersebut diberi pakan artemia, sebangsa udang mikro yang harus ditetaskan dan diternak

terlebih dahulu (dikulturkan). Artemia merupakan pakan burayak paling baik, namun masih harus

diimpor. Selain artemia, burayak juga bisa diberi cacing sutera dan kutu air. Kultur cacing sutera

dan kutu air relatif lebih murah dibanding dengan artemia. Secara pelan-pelan burayak harus

sudah mulai diberi pakan pelet halus berkadar protein tinggi. Pemeliharaan burayak ini bisa tetap

dilakukan di akuarium, tetapi kebanyakan pembenih ikan mas memeliharanya di bak-bak kecil.

Akuarium maupun bak-bak ini harus tetap dilengkapi aerator dan filter untuk sirkulasi air. Kecuali

lokasi pembenihan ikan tersebut memang memiliki sumber air yang melimpah. Pemeliharaan

burayak dilanjutkan sampai  mencapai ukuran kebul, yakni benih ikan ukuran sekitar 3 cm. Benih

kebul ini biasanya terus dibesarkan lagi hingga menjadi putihan, yakni benih ukuran  6 sd. 8 cm.

Dari putihan ini peternak ikan menggemukkannya menjadi ikan konsumsi ukuran 100 gram, 250

gram atau 0,5 kg.

Page 54: Bangsal benih

Kemajuan teknologi budidaya ikan mas juga ditandai dengan diciptakannya kolam air deras dan

karamba. Kolam air deras memungkinkan pemeliharaan ikan mas secara intensif dengan padat

penebaran tinggi. Sebab dengan kolam air deras, maka suplai oksigen akan selalu terjamin. Arus

air yang deras juga menuntut ikan untuk terus bergerak dan berebut pakan. Pemeliharaan dalam

karamba jaring apung di waduk, sungai atau danau juga memungkinkan pemeliharaan secara

intensif. Namun pemeliharaan dengan karamba jaring apung ini, rawan pencemaran serta bahaya

keracunan limbah industri. Di waduk Saguling dan Cirata, Jawa Barat, beberapa kali terjadi kasus

kematian ikan secara massal akibat keracunan limbah pabrik. Sementara di danau Toba, justru

limbah kotoran ikan serta pakan yang tidak terkonsumsi dan mengendap di dasar danau yang

mencemari parairan.

Perusahaan-perusahaan pakan ikan pun ikut pula mendukung percepatan pertumbuhan ikan mas

konsumsi. Tahun-tahun 1980an, ikan mas konsumsi rata-rata berbobot 0,5 sd. 1 kg. per ekor.

Secara tradisional, pembesaran ikan berbobot 100 gram menjadi 0,5 sd. 1 kg. memerlukan jangka

waktu pemeliharaan satu tahun. Namun saat ini, ukuran ikan konsumsi justru mengecil. Paling

besar, ikan mas konsumsi di pasar tradisional atau pasar swalayan berukuran 250 sd. 300 gram

per ekor atau tiap kg. berisi 3 sd. 4 ekor ikan. Ikan mas yang dijadikan lauk rapat dinas di kawasan

Puncak itu malahan hanya berbobot antara 80 sd. 100 gram per ekor. Biasanya, untuk keperluan

lauk massal seperti ini, para pengelola hotel di kawasan Puncak sudah memiliki langganan

pemasok ikan, yang mengambil langsung dari karamba jaring apung di waduk Cirata.  Ada pula

yang disuplai oleh kolam-kolam ikan mas air deras di sekitar Cisarua, Bogor dan Sukabumi.

Karenanya, kondisi ikan mas itu masih sangat segar, hingga ketika digoreng rasanya juga lezat.

Konsumen ikan mas di Thailand dan Taiwan malahan lebih ekstrim lagi. Di sana ikan mas sudah

dikonsumsi ketika masih berupa benih ukuran 5 sd. 7 cm. Cara mengkonsumsinya dengan

digoreng kering, seperti halnya masyarakat pedesaan kita mengkonsumsi ikan wader pari (Rasbora

argyrotania), yang pernah hidup melimpah di perairan umum di Asia Tenggara. Sepintas, para

pengunjung hotel dan restoran bintang akan mengira bahwa yang dikonsumsinya adalah ikan

wader pari dan bukan anak ikan mas. Konsumen ikan mas ukuran besar, di atas 0,5 kg. saat ini

hanya sebatas restoran ikan goreng dan bakar khas sunda. Selain itu ikan mas ukuran di atas 0,5

kg. juga masih tetap diperlukan untuk menu ikan pepes. Sebab ikan mas dengan ukuran di bawah

0,5 kg. tetap dianggap masih terlalu kecil untuk dihidangkan sebagai ikan pepes.

Beda dengan ikan nila maupun mujair, maka ikan mas harus dipasarkan dalam kondisi hidup.

Meskipun akhirnya si pembeli di pasar swalayan maupun pasar tradisional, akan meminta

penjualnya untuk memotong dan membersihkan ikan itu langsung di lokasi penjualan. Sama

halnya dengan di restoran-restoran ikan goreng, konsumen harus melihat bahwa ikannya masih

hidup dan segar ketika akan digoreng dan dihidangkan. Karena sifat pasarnya demikian, maka

distribusi ikan mas memerlukan wadah berisi air dengan oksigen. Terutama untuk pengiriman

Page 55: Bangsal benih

jarak jauh. Untuk pengiriman jarak dekat, cukup dengan aerator. Perlakuan aerator ini sama halnya

dengan ikan mas yang didisplai di pasar-pasar tardisional. Di pasar tradisional pun, ikan mas dan

lele juga dipasarkan dalam kondisi hidup. Beda dengan nila dan patin yang dijual sudah dalam

kondisi mati. 

Meskipun budidaya ikan mas sudah berkembang sejak lama di Indonesia, namun saat ini

pamornya kalah dengan ikan nila. Namun populasi ikan mas masih tetap lebih besar dibanding

ikan nila. Konsumen utama nila adalah warung padang. Sementara lele banyak dipasarkan oleh

warung pecel lele di kakilima. Ikan mas ukuran 100 gram saat ini justru banyak diserap secara

massal oleh hotel, restoran, asrama dan rumahsakit untuk lauk murah meriah, karena harganya

yang relatif murah. Penanganan massal ikan mas juga relatif mudah dibandingkan dengan nila,

karena siripnya tidak berduri tajam. Pasar massal inilah yang menyebabkan agribisnis ikan mas,

sampai saat ini tetap menduduki ranking tertinggi dibandingan dengan lele dan nila. Teknologi

pemberian hormon Methyl Testosterone untuk menciptakan ikan mas jantan juga dilakukan,

seperti halnya pada budidaya nila gift. Sebab rongga perut ikan mas jantan relatif kecil dibanding

yang betina. Pertumbuhan ikan jantan pun jauh lebih pesat dari betinanya.

Saat ini harga benih ikan mas ukuran 3 cm. (benih kebul), Rp paling tinggi 150,- per ekor. Untuk

mencapai bobot 100 gram per ekor, diperlukan jangka waktu pemeliharaan hanya satu bulan.

Biaya pakan, penyusutan kandang/benih, tenaga kerja dan beban produksi sekitar Rp 400,- per

ekor.  Harga ikan mas 100 gram di tingkat peternak Rp 7.000,- per kg. (isi 10 ekor). Keuntungan

peternak dalam jangka waktu 1 bulan tersebut mencapai Rp 1.500,-  per kg. Dalam praktek, satu

kolam atau karamba ikan mas, tidak seluruhnya bisa dipanen dengan ukuran 100 gram. Banyak

yang setelah dipelihara selama satu bulan ukurannya masih di bawah 100 gram. Namun tak jarang

ada beberapa ekor yang bobotnya sudah melambung sampai lebih dari 200 gram. Itulah sebabnya

panen ikan mas dari kolam maupun karamba dilakukan secara selektif dan bertahap. Ikan-ikan

yang kelewat bongsor, biasanya justru terus dipelihara agar mencapai bobot 250 gram sampai

dengan 0,5 kg.

BARU

Ikan mas merupakan jenis ikan air tawar, berbadan pipih memanjang dengan tekstur daging yang

lunak. Ikan mas adalah ikan yang sudah lazim dikonsumsi dan budidaya ikan mas dilakukan sangat

pesat. Ikan mas sudah dikenal sejak 475 tahun sebelum masehi di Cina. Tapi di Indonesia ikan mas

baru mulai dibudidayakan sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesiaadalah ikan

yang berasal dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Banyak orang yang senang mengkonsimsi ikan

mas sehingga budidaya ikan mas tetap dilakukan. Budidaya ikan mas berkembang pesat hampir di

seluruh daerah di Indonesia. Pembudidayaan banyak dilakukan di kolam biasa, di sawah, waduk,

sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum juga kolam

lumpur. Pemilihan lokasi untuk budidaya ikan mas akan kita bakas di akhir artikel. Berikut ini

adalah cara-cara pembibitan dalam memulai budidaya ikan mas.

Memulai Budidaya Ikan Mas

Page 56: Bangsal benih

1. Usaha Pembibitan Ikan Mas untuk budidaya ikan mas

Dalam Budidaya Ikan mas pembibitan ikan menjadi step pertama pertumbuhan ikan. Peluang

usaha pembibitan mas memiliki prospek yang cukup cerah, karena perputaran modal yang cukup

cepat. Penyediaan bibit ikan mas dimulai dari burayak ikan mas baru saja menetas, burayak usia

sekitar satu bulan, burayak usia dua bulan. Pada setiap usia ikan mas memiliki potensi ekonomi

dan inilah yang menjadikannya sebagai peluang usaha.

Persiapan induk Ikan Mas

Induk ikan mas yang akan dipijahkan dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan

betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosispemberian

pakan Ikan mas sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari. Ikan

Mas betina yang diseleksi sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot >2

kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan

dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar cairan putih dari

lubang kelamin, maka ikan mas tersebut jantan.

Berikut ini ciri-ciri ikan mas betina yang siap pijah atau matang gonad adalah:

- Pergerakan ikan lamban

- Pada malam hari sering meloncat-loncat

- Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak

- Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan

Sedangkan ciri-ciri untuk ikan mas  jantan gerakan lincah dan mengeluarkan cairan berwarna putih

(sperma) dari lubang kelamin bila dipijit.

Pemijahan Ikan Mas

Dalam proses pemijahan ikan mas, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan

menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau

dengan rangsangan hormon. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemijahan ikan mas adalah :

- Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)

- Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm

- Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1

meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.

- Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit

bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.

- Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina yang

dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih  dan luas kolam yang akan digunakan dalam

pendederan. Satu Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga ikan mas jantan atau

bahkan lebih tergantung bobot indukan betina.

- Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk .

Setelah telur berusia kurang lebih 4 hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva ,

beberapa saat setelah menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan dari telur,

setelah itu perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva, kutu air atau kuning telur

rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas  siap ditebar di kolam pembenihan.

Pendederan Ikan Mas

Setelah larva cukup kuat saatnya untuk melakukan pendederan ikan mas, bisasanya dilakukan

pada kolam lumpur atau sawah meski bisa juga dilakukan pada kolam semen. Persiapan kolam

Page 57: Bangsal benih

tanah adalah dengan meratakan tanah dasarnya, tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam, isi air

setinggi kurang lebih 40 cm dan rendam selama 5 hari tanpa aliran air. Hal ini dimaksudkan agar

plankton dan sumber makanan alami ikan mas tumbuh di kolam pendederan. Untuk ukuran kolam

lumpur 100 m2 tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari, berikan makanan tambahan berupa

tepung pelet atau pelet yang telah direndam. Pada usia telah mencapai 3 minggu bibit ikan mas

siap dipanen, untuk dijual atau dipelihara kembali pada kolam berbeda.  Hal yang sama dilakukan

untuk membesarkan benih ikan mas pada ukuran yang lebih besar, hanya saja kepadatan ikan

perlu dikurangi.

Pemilihan Lokasi Budidaya Ikan MasDalam budidaya ikan mas, perlu diperhatikan persyaratan lokasi yang baik agar budidaya ikan mas

berhasil.

Perlu diketahui tanah yang baik untuk kolam budidaya ikan mas adalah jenis tanah liat/lempung,

tidak berporos. Hal ini disebabkan karena jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang

besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.

Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000

m dpl. Ini berarti ketingian tersebut sudah cukup baik untuk budidaya ikan mas.

Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam budidaya ikan mas berkisar antara 3-5%

untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

Kualitas air memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan budidaya ikan mas.

Untuk pemeliharaan ikan mas air yang digunakan harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak

tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.

Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam untuk

budidaya ikan mas dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan

perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan

untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.

Keasaman air (pH) untuk budidaya ikan mas yang baik adalah antara 7-8.

Suhu air untuk budidaya ikan mas yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.

BARU

1.1  Latar Belakang   

Page 58: Bangsal benih

    Kabupaten Bone bolango merupakan kabupaten yang masyarakatnya masih kurang membudidayakan ikan air tawar. Namun sejak didirikan Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) yang terletak di desa suka damai, masyarakat mulai mengenal ikan air tawar dengan membudidayakannya. Hingga akhir berkembanglah ikan air tawar yang berada di bone bolango Khususnya masyarakat desa suka damai.          Adapun ikan yang sering dibudidayakan antara lain ikan Nila,Lele Dan ikan Mas yang biasanya digukan sebagai hiasan ataupun ikan penghilang stress menurut orang-orang sekitar karena warnanya yang bermacam-macam dan cantik, dan untuk ikan Nila Dan Lele adalah ikan yang paling banyak di konsumsi oleh masyarakat.         Ikan Mas mempunyai prospek pasar yang cukup baik, maka direktorat jendral perikanan budidaya menetapkan ikan mas sebagai salah satu komuditas untuk mengsukseskan KIBDUKAN (intesifikasi budidaya ikan) mas maka perlu upaya untuk memperbaiki perpormance benih dan induk yang ada dimasyarakat melihat peran balai benih ikan yang ada digorontalo cukup membantu dalam hal penyediaan benih dan calon induk yag baik. Pengembangan  Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) Provonsi Gorontalo dapat dijadikan objek untuk menambah ilmu  dan pengalaman khususnya pada pembenihan ikan mas melibatkan diri pada kegiatan disana diharapkan dapat meyerap ilmu dan keterampilan yang di praktekkan disana.

    Budidaya ikan air tawar ini telah dikembangkan dalam bentuk kolam,waduk,dan tambak. Pemijahan ikan air tawar khususnya digorontalo dapat berkembang dengan baik salah satunya ditentukan oleh factor kualitas air.

    Dalam budidaya, mutu kualitas air  yang diperlukan untuk budidaya ikan air tawar haruslah memenuhi  persyaratan berikut : oksigen terlarut 5-10 ppm, karbondioksida < 25 ppm, ph 7-8, suhu 25-30oC dengan perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 5oC serta tidak tercemar bahan kimia beracun contohnya minyak atau limbah pabrik.      Adapun kendala yang biasanya timbul adalah, disaat musim kemarau tiba dimana debit air akan berkurang yang membuat pasokan air  kekolam akan berkurang sumber air yang mengalir berasal dari bendungan  yang pada saat musim hujan, maka air yang masuk ke kolam agak keruh disebabkan air sungai yang masuk dikolam keruh.

1.2  Indentifikasi masalah

Berdasarkan latar belakan diatas dapat diidentifikasi topic-topik permasalahan yang berhubungan dengan pembudidayaan ikan mas(Cyprinus Carpio) dibalai benih ikan sentral (BBIS).

-          Bagaimana mengatasi terganggunya kualitas air terutama mengatasi kekeruhan air yang sering terjadi Di BBIS1.3 Pembatasan Masalah      Berdasarkan rumusan permasalahn diatas maka perlu adanya batasan-batasan masalah oleh karena itu permasalahan yang ada dibatasi terganggunya kualitas air.

1.3  Tujuan dan manfaat1.4.1 Tujuan

Page 59: Bangsal benih

         Adapun Yang menjadi tujuan dilaksanakannya praktek kerja industry (PRAKERIN) ini adalah sebagai berikut:

1.      Mempelajari cara/teknik pemijahan pada ikan mas (Cyiprinus Carpio)2.      Untuk   menambah wawasan  dan keterampilan dalam budidaya ikan air tawar.3.      Untuk membandingkan ilmu yang didapat disekolah dengan yang didapat selama

melaksanakan praktek kerja industry (PRAKERIN) di BBIS.1.4.2 Manfaat         Manfaat yang hendak dicapai dalam pelaksanaan prakerin ini adalah:

1.      Dapat mempraktekkan secara langsung teknik pembenihan ikan mas (Cypirinus Carpio).2.      Lebih mengetahui alat dan bahan untuk melakukan tehnik pembudidayaan.3.      Mengetahui tingkat produktivitas/pertumbuhan hasil pemijahan ikan.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 klasifikasi ikan mas (Cyprinus Carpio)      Pengelolaan ikan mas berdasarkan ilmu taksonomi hewan (system pengelompokan hewan berdasarkan bentuk tubuh dan sifatn-sifatnya) dapat dituliskan sebagai berikut :    Phyllum                                       : Chorodata    Subphillum (anak filum)               : Vartebrata    Superclass (induk kelas)               :  Pisces    Class (kelas)                               : Osteicihtyes    Subclass (anak Kelas)                 : Acitinnopeterygii    Ordo (bangsa)                           : Cypriniformes    Subordo (anak bangsa)              : Cyprinoidae    Family (suku)                           : Cyprinidae    Subfamily (anak suku)               : Cyprininae    Genus (marga)                         : Cyprinus    Spesies (jenis)                          : Cyprinus Carpio,L.

2.2 Morfologi ikan mas (Cyprinus Carpio)      Menurut djoko suseno ikan mas secara umum mempunyai sifat-sifat seperti hewan air yakni omnivora yang cenderung ke karnivora. Berdasarkan fungsinya ikan mas dibedakan menjadi dua kelompok yaitu ikan komsumsi dan ikan hias. Adapun perbedaan dari dua kelompok ini yakni terletak pada dua pasangan sungut, dank an hias tidak mempunyai sungut. Menurut Heru Susanto Ikan Mas memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

  Badan memanjang dan pipih kesamping  Mulut dapat disembulkan dan terminal  Memiliki dua pasang sungut  Sirip punggung panjang dan bagian belakang mengeras  Memiliki sisik besar dan cycoid  Mempunyai garis lurus yang lengkap pada pertengahan sirip ekor.

Page 60: Bangsal benih

BAB IIIMETODELOGI

3.1 Deskripsi Lokasi      Secara administrative lokasi balai benih ikan sentral (BBIS) Gorontalo terletak diwilayah perbatasan antara kabupaten bone bolango dan kabupaten gorontalo, yaitu suka damai  kecamatan bolango utara kabupaten bone bolango, dengan letak geografis 0 24 102 Lintang utara dan 121 69 123 32 bujur timur yang berbatasan dengan:

  Sebelah utara        : Sungai bone bolango  Sebelah Selatan    : Desa pilohayanga  Sebelah Timur      : Kecamatan TAPA  Sebelah barat        : Kecamatan Telaga

      Sumber air lokasi balai benih ikan sentral (BBIS) Bersal dari Bendungan Pilohayanga. Luas lahan BBIS yang telah disiapkan oleh pemerintah  provinsi gorontalo seluas kurang lebih 5 Ha.      Lokasi balai benih ikan sentral (BBIS) tidak terlalu jauh dari ibu kota provinsi yaitu kurang lebih 10 KM yang dapat dijangkau dalam waktu 25 menit dengan keadaan roda 4 maupun kendraan roda 2.     Adapun sarana yang telah dimiliki oleh BBIS sekarang ini adalah sebagai berikut:

  7 unit kolam induk  18 unit kolam calon induk  3 unit kolam pemijahan  10 unit kolam pendederan  5 unit kolam air deras  4 unit rumah karyawan type 36  1 unit rumah genset  1 unit mess siswa  1 unit hatchery (indoor) seluas 168 M  1 unit bak filter 16x9  1 unit bak tendon  1 unit aula  1 unit gudang pakan  9 unit bak pemijahan

3.2 Metode pengumpulan / perolehan data       Dalam kegiatan pprakerin ini data yang diperoleh kegiatan yang dilaksanakan dibalai benih ikan sentral (BBIS) provinsi gorontalo Sebagai berikut:Praktek pembeihan ikan mas (Cyprinus Carpio)

A.    PersiapanB.     Seleksi indukC.     PemijahanD.    Pendederan

3.3 Metode Pelaksanaan      Kegiatan prakerin ini dilaksanakan selama 3 bulan dari tanggal 1 maret S.D 31 mei 2012 di BBIS, desa suka damai, kecamatan bolango utara, kabupaten bone bolango, provinsi gorontalo.

Page 61: Bangsal benih

3.4 Alat dan Bahan     Adapun alat dan bahan yang digunakan selama kegiatan prakerin ini adalah sebagaimana dalam table berikut ini :

NO.

ALAT DAN BAHAN FUNGSI

ALAT

1.

ALKON

SESER

HAPA

KERANJANG PAKAN

PACUL

SEKOP

EMBER

TIMBANGAN

SEBAGAI POMPA AIR

UNTUK MENANGKAP IKAN

UNTUK MENAMPUNG BENIH IKAN MAS

UNTUK WADAH PEMBERIAN PAKAN

UNTUK MENGOLAH TANAH

UNTUK MENGANGKAT TANAH

UNTUK MENGANGKUT IKAN

UNTUK MENGUKUR BERAT IKANBAHANKOLAM PEMIJAHAN

INDUK IKAN MAS

KUNING TELUR

KOLAM PENDEDERAN

PELET

UNTUK MEDIA PEMIJAHAN IKAN MAS

SEBAGAI OBJEK YANG DIA AMATI

PAKAN UNTUK LARVA IKAN MAS

KOLAM UNTUK LARVA IKAN MAS YANG BERUMUR 5 – 7 HARI

PAKAN BENIH,CALIN DAN INDUK IKAN MAS

   

Page 62: Bangsal benih

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 TEKNIK PEMBENIHAN IKAN MAS           Selama pelaksanaan kegiatan PRAKERIN di BBIS Bandungan Dinas Pendidikan  Pendidikan Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo Diperoleh hasil sebagai berikut:

1.      Persiapan kolam   Adapun persiapan kolam pendederan sebelum larva atau benih ditebar berikut langkah-langkahnya:

a.       Pengeringan dan Pengolahan Tanah   Pengeringan dan Pengolahan Tanah dasar kolam dilakukan selama 2-3 hari tergantung  cuaca dan kondisi tanah, pengeringan dihentikan jika dasar tanah retak-retak. Adapun tujuan pengeringan adalah sebagai berikut:

-          Memperbaiki struktur dasar kolam-          Membunuh hama dan penyakit pada kolam-          Menetralisir senyawa-senyawa beracun dan menguapkan gas-gas beracun.

b.      Perbaikan pematang    Perbaikan pematang yang bocor, pintu air dan kemalir. Tujuannya yaitu untuk menghindari masalah yang terjadi selama pemeliharaan benih.

c.       Pengapuran   Dalam proses pengapuran kapur yang digunakan adalah kapur pertanian (kapur tohor), tujuan pengapuran yakni:

-          Menetralisir PH dalam tanah dan air-          Membunuh sisa-sisa ikan dan hama-          Menetralisir senyawa-senyawa beracun yang ada didalam kolam (H3 Dan H2s) dosis kapur

yang digunakan 15-30 Gram/M2

d.      Pemupukan   Pemupukan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan pakan alami dalam kolam.Pupuk yang diguanakan terdiri dari:

-          Pupuk Organik (kotoran ayam/kompos)-          Pupuk Anorganik (Urea dan TSP)

Dosis pupuk organik 250-500 gram/M2 dan Anorganik 15 gram/M2.

e.       Pengisian air   Air dimasukan kedalam kolam dengan ketinggian 30-40 cm untuk pengisian kedua 75-100 cm kemudian dibiarkan selama 5-7 hari. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan plangkton.

Page 63: Bangsal benih

Praktek  pemijahan ikan mas dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

                                    I.            Pematangan induk     Induk ikan mas yang digunakan adalah induk ikan mas yang unggul dengan berat minimal jantan 500 gram dan sudah berumur 8 bulan sedangkan induk betina memiliki berat sekitar 2 kg dan berumur minimal 1,5-2 tahun.     Padat penebaran induk dalam kolam pematangan induk dalam kolam air mengalir yaitu 1 kg setiap 1-4m2 luas kolam. Selama pemeliharaan diberikan pakan dengan kandungan protein minimal 30% dengan presentase pakan 2% dengan frekuensi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore Hari. induk yang telah memijah jika pengelolaan induknya baik dapat matang  1,5 s/d 3 bulan. Pemeliharaan  secara terpisah  antara induk jantan dan betina merupakan hal yang mendasar lokasi kolam induk jantan berada dihilir, jauh dari induk betina. Kepadatan induk harus kurang dari 50% dari kepadatan normal.

                                 II.            Seleksi induk     Sebelum dilakukan pemijahan induk terlebih dahulu diseleksi dengan tujuan mencari induk yang telah siap untuk memijah yaitu telah matang gonad.

Adapun cirri-cirinya

Induk betina         Badan bagiaan perut besar         Gerakan lambat         Jika perut distriping akan mengeluarkan cairan berwarna kuning atau sel telur         Lubang genital/kelamin agak bengkak dari berwarna kemerahan.

                             Induk jantan         badan tampak langsing         gerakan lincah dan gesit         jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma putih kental.

    Induk yang telah diseleksi selanjutnya ditimbang  dan disimpan dalam bak pemberokan (Puasakan). Penimbangan ini bertujuan menentukan dosis hormone dan juga untuk penentuan perbandingan jantan dan betina untuk pemijahan.

                              III.            Persiapan wadah

    Di BBIS jika seleksi induk telah dilakukan, maka tahapan selanjutnya adalah penyiapan wadah pemijahan.tempat tempat pemijahan berupa bak semen yang dilengkapi dengan hapa persegi panjang dengan ukuran 7 x 2,5 x 1 M.hapa tersebut di taru dalam beton dengan 70 cm tenggelam didalam air dan agar tidak menampung hapa tersebut diberi penberat.tempat pemijahan menggnakan hapa untuk memudahkan pada saat panen larva.    Bag beton sebagai tempat menaruh hapa terlebih dahulu disterilkan melalui pencucian sampai bersih dengan diterjen dibilas dengan PK agar mencegah tumbuhnya jamur setelah pemijahan yang dapat mrusak telur.    Kkegiatan selanjutnya yaitu pemasangan kakaban,kakaban berpungsi sebagai tempat melekatnya telur,umumnya,kakaban dibuat dari ijuk yg dijepit dengan bambu berukuran 1,5 x 0,4 m. tempatkan kakaban tersebut sekitar 5-10 cm dibawa permukaan air dan diberi pemberat setelah semuanya siap,kemudian dipasang airasi.

Page 64: Bangsal benih

                              IV.            Pemjahan dan penetasan telur (semi alami)

      Ikan mas merupakan jenis ikan yang dapat dipesihkan secara alami,semi alami dan buatan pemijahan ikan mas di BBIS tergantung kebutuhan benih cukup besar,maka pemijahan yang dlakukan adalah semi alami dan buatan,tapi jika kebutuhan benih normal dan terdapat induk yang sudah sangat matang maka di pijahkan secara alami.      Pemberlakuan hormone baik,hipovisa maupun ovaprim.dimana induk ikan memijah sendiri dalam bak pemijahan sedankan system pemijahan semi alami dengan cara induk betina disuntik dengan hormon ovaprim dengan dosis 0,5 M/kg induk betina.pada bak pemijahan ditebarkan induk dengan perbandingan 1:3 (berat tiap 1kg : 3 kg jantan):induk ikan akan memijah setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan.pagi hari setelah pemijahan induk diangkat agar induk tidak memakan kembali telur telur yang telah terbuahi.telur yang terbuahi akan berwarna bening setelah pemijahan (kurang lebih 12 jam)dan telur yang berwarna putih susu berarti tidak terbuahi

                                 V.            Pemiliharaan dan pemanenan larva              Telur akan menetas pada hari ketiga aau keempat tergantung suhu dalam bak pemijahan larva yang baru menetas tidak perlu di beri pakan,karena masih mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur.setelah cadangan makanan habis,telur rebus.caranya sebutir telur ayam matang diambil bagian kuning telurnya saja,kemudian dihancurkan atau diremas remas dan dilarutkan dalam 250 cc air bersih.setelah terbentuk supensi kemudian disemprotkan secara merata pada permukaan air dalam bak pemijahan,sebutir kuning telur cukup untuk 100.000 ekor larva.perawatan larva dalam hapa hingga benih berumur 4 – 5 hari atau paling lama 7 hari,selanjutnya benih dapat dipanen dari hapa.sebelum dipanen terlebih dahulu diangkat satu persatu dengan hati-hati agar larva tidak terbawa kedalam kakaban.

                              VI.            Pendederan benih.

      Pendederan adalah kelanjutan pemiliharaan benih ikan mas dari hasil dari kegiatan pembenihan untuk mencapai ukuran tertentu yang siap di besarkan,pendederan dilakukan dalam 4 tahap yakni pendederan I,II,III,IV,jangka waktu pendederan pertama berlangsung selama 2-3 minggu pendederan ke II + I Bulan selama 3 minggu,pendederan ke III dan keempat IV kurang lebih 1 bulan.tujuan dilakukan pendederan secara bertahap adalah untuk memperoleh hasil yang berukuran seragam,baik panjang maupun beratnya.

Tingkat pendederan ikan masa)      Pendederan I  Ukuran 1-3 cm  Lama pemeliharaan 3 minggu  Umur 20 hari  Padat tebar 75-100 ekor/M2

  Pemberian pakan masih mengharapkan pakan alami dan masih  diberikan pakan tambahan berupa pasta/pakan berbentuk serbuk sebanyak 5%b)      Pendederan II  Ukuran 3-5 cm  Lama pemeliharaan 3 minggu  Umur 40 hari  Padat tebar 50-75 ekor/M2

Page 65: Bangsal benih

  Pemberian pakan masih diberikan pakan tambahan berupa pasta/pakan berbentuk serbuk sebanyak 5%.

c)      Pendederan III  Ukuran 8-12 cm  Lama pemeliharaan 1 bulan  Umur 100 hari  Padat tebar 5-8 ekor / m2  Pemberian pakan masih mengharapkan plankton dan masih di berikan pakan tambahan berupa

pasta/pakan berbentuk serbuk sebanyak 5%

                           VII.            Pemanenanan benih

      Pemanenan benih dilakukan selama pagi hari pkl 04.00-09.00 WIB hal ini dilakukan untuk menghindari panas terik matahari.air di kolam disurutkan secara berlahann-lahan supaya benih tak stress.setelah air surut benih ditangkap dengan seser dan di letakan di bak penampungan sementara,selanjutnya Pecking dan dikirim ke tempat yang dituju sesuai permintaan.       Bila teridentifikasi ikan terserang farasit pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian garam sebanyak 500-1000 Mg/L dengan cara peredaman selama 24 jam pencegahan serangan koi harpes Virus ( KHV )Dapat dilakukan dengan memperhatikan daya dukung kolam,kualitas air media pemelihara pola tanam serta pembenihan immunistimulanI( Vitamin C ragi.Dll ) yang dicampur dengan pakan.

BAB V

Page 66: Bangsal benih

PENUTUP

5.1 Kesimpulan            Dari Laporan diatas Diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:

1.      Ikan mas dapat dipijahkan secara alamai, dan juga dapat dipijahkan secara semi buatan melalui hormon rangsangan.

2.      Ikan mas baiknya  dipijahkan pada ukuran 500 – 1 kg jantan umur 6-8 bulan dan betina ukuran 2 – 4 kg dengan umur 1,5 – 2 tahun.

3.      Pemijahan semi alami merupakan salah satu tehnik pemijahan yang dilakukan dengan menggunakan hormone ovavrim (perangsang)

4.      Perbandingan jantan dan betina pada pemijahan semi alami menggunakan 3:1 yaitu 3 kg jantan dan 1 kg betina.

5.      Larva yang dihasilkan dalam 1 kali pemijahan dapat mencapai 50.000 – 100.000 ekor/kg induk betina.

6.      Pendederan adalah kelanjutan  pemeliharaan benih ikan mas dari hasil kegiatan pembenihan untuk mencapai ukuran tertentu yang siap dibesarkan.

7.      Pemanenan dilakukan pada pagi hari hal ini dilakukan untuk menghidari terik matahari.

5.2 Saran

1.      Sangat diharapkan kerja sama yang baik antara siswa PKL dengan Karyawan agar menumbuhkan rasa semangat saat kegiatan berlangsung.

2.      Diharapkana sarana dan prasarana agar bias dijaga dengan baik.3.      Pemimpin perlu memberikan penghargaan kepada karyawan, karena pembimbing

embutuhkan tenaga dan pikirian yang tinggi untuk dapat memberikan pemahaman pada siswa PRAKERIN, sehingga itu menjadi penghargaan dan menjadi hal yang terpenting dalam mendorong karyawan untuk bekerja lebih professional lagi.

Page 67: Bangsal benih

Tehnik Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio, L.)

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangIkan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan spesies

ikan air tawar yang sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi dengan baik di dunia. Di Cina, para petani telah membudidayakan sekitar 4000 tahun yang lalu sedangkan di Eropa beberapa ratus tahun yang lalu. Sejumlah varietas dan subvarietas ikan mas telah banyak dibudidayakan Asia Tenggara sebagai ikan konsumsi dan ikan hias

Ketersediaan benih sebagai unsur yang mutlak dalam budidaya. Usaha budidaya tidak cukup bila hanya mengandalkan benih secara alami, karena bersifat musiman seperti ikan mas (Cyprinus carpio, L) yang ditemukan hanya pada awal musim hujan. Penyediaan benih tidak hanya dalam jumlah yang cukup dan terus-menerus, tetapi diperlukan mutu yang baik serta tepat sasaran.Sejalan dengan perkembangan teknologi diberbagai bidang ilmu termasuk bidang perikanan, budidaya ikan sedang mengarah ke berbagai budidaya intensif.Intensifikasi di bidang perikanan menuntut adanya ketersediaan benih dalam jumlah dan mutu yang memadai secara kontinyu. Kontinyuitas ketersediaan benih tersebut membutuhkan kegiatan pembenihan yang intensif pula. Pembenihan yang intensif membutuhkan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, penggalian ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kegiatan praktikum di lapangan bagi mahasiswa perikanan.Pemijahan dapat dilakukan dengan cara alami atau buatan. Pemijahan alami dimaksudkan pemijahan yang dilakukan secara alami antara jantan dan betina di dalam media pemijahan. Sedangkan pemijahan buatan dilakukan di luar media pemijahan, biasanya dilakukan dengan bantuan manusia atau dengan stripping (pemijahan). Saat ini, telah dijual dipasaran hormon gonadotropin yang dibuat dari ekstrak kelenjar hipofisa, ikan salmon dengan nama dagang ovaprim produksi Syndel Co, Vancoaver, Canada.Adanya keberhasilan penemuan ekstrak hormon tersebut dapat memacu terjadinya peningkatan proses pemijahan. Sehingga, dalam usaha kegiatan pemijahan ikan akan memberikan dan meningkatkan hasil benih ikan yang berkualitas.

1.2 Tujuan1. Mahasiswa dapat memahami kaitannya dengan aplikasi hormon untuk kegiatan pemijahan ikan.2. Mahasiswa Dapat Mengaplikasi teori yang di dapat dalam penyusunan Makalah Ini dalam Praktikum nanti

Page 68: Bangsal benih

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio L)

Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:

Kelas : Osteichthyes    Anak kelas : Actinopterygii            Bangsa : Cypriniformes                  Suku : Cyprinidae                      Marga : Cyprinus                          Jenis : Cyprinus carpio L.

2.2  Jenis Dan Morfologi Ikan MasSaat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat

dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:1. Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.2. Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.3. Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.4. Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.5. Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi,

Page 69: Bangsal benih

taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.

2.3    Pembenihan ikan masHal yang paling penting dalam pembenihan ialah dalam hal pemeliharaan induk dan seleksi induk. Dibawah ini paparan mengenai pemeliharaan dan seleksi induka.    Pemeliharaan Induk Untuk Jantan dan betina dipelihara terpisah Umur dan bobot     : 1.5 – 2 tahun  dengan bobot diatas 2 Kg untuk Betina dan 8 Bulan dengan bobot jantan diatas 0.5 Kg untuk Jantan Media yang bisa dipakai adalah kolam air tenang dan kolam air deras Untuk pakan menggunakan pellet degan kadar protein 28-30% Dosis pemberikan pakan adalah 3% dari bobot tubuh Untuk pemulihan induk betina 2-3 bulan dan untuk jantan 1 bulanb.    Seleksi Induk Induk harus sesuai deengan standar baik berat maupun umur Tidak sekerabat Jantan yang siap pijah bila distriping keluar sperma putih, namun dalam pemijitan haruslah hati hati jangan sampai sperma yang di keluarkan terlalu banyak yang berakibat pada saat pembuahan persedian sperma berkurang Untuk betina perut buncit bila dipijit terasa lunak Genital kemerahan dan agak membengkak untuk betina Pergerakan lamban untuk betina dikarnakan sedang mengandung telur yang banyak.Untuk pemijahan ikan mas terbagi kedalam 2 teknik diantaranya secara alami dan pemberian hormon.

a.      Pemijahan alami

Pemijahan secara alami dilakukan bisa dimedia bak ataupun di kolam tanah, dimana kita sediakan kakaban baik itu media bak maupun kolam tanah. Untuk media kolam tanah biasa menggunakan hapa berukuran panjang 6 meter dan lebar 2 meter dimana induk jantan dan betina disatukan dalam hapa yang telah terisi kakaban. Untuk perbanding banyaknya indukan biasanya 1:5 atau 6 dimana betina 1 jantan nya 5 atau 6 ekor, pemijahan/kawin biasa pada malam hari, dan keesokan harinya telur sudah menempel pada kakaban. Untuk tahap selanjutnya adalah pengangkatan induk baik jantan maupun betina diangkat dan dipindahkan pada media kolam tempat pemeliharaan induk.

Page 70: Bangsal benih

b.     Pemijahan menggunakan Hormon

Pemijahan menggunakan hormon adalah pemijahan secara buatan dimana induk betina disuntik dengan hormon ovaprim dengan dosis 1 kg menggunakan hormon 0,5 ml dengan 2 kali penyuntikan dimana penyuntikan pertama 1/3 setelah 8 jam penyuntikan dilakukan 2/3 nya. Setelah telur ada yang keluar dari indukan betina saat itulah dilakukan striping atau pengurutan dimana telur yang keluar diaduk dengan sperma jantan yang telah di campur dengan Nacl. Telur yang telah telah diaduk dengan sperma lalu di tebar pada kakaban/ijuk yang telah di letakan pada media bak atupun media kolam.

2.    Pendederan

Pendederan biasa dilakukan pada media kolam air tenang dimana sebelumnya kolam yang akan dipakai sudah melalui pemupukan dan pengapuran. Ketinggian air pada pase pendederan adalah 40-70 cm. untuk penggunaan media air tenang selain di kolam tanah bisa juga disawah yang belum ditanami padi atau pun padi yang baru tanam. Ada hal yang harus diperhatikan pada persiapan kolam atau sawah dimana kondisi kolam haruslah tidak bocor dan sudah menggunakan kamalir atau parit yang diujungnya telah tersedia kobakan supaya memudahkan pada saat pemanenan. ukuran yang dihasilkan pada masa pendederan biasanya antara 2-3 cm sampai dengan 4-5 cm.

3.        Pembesaran.

Untuk pembesaran media yang dipakai biasanya adalah media kolam jaring apung, kolam air deras  atau di karamba. Media yang menggunakan jaring terapung dengan tebar ukuran berat benih 10 gram untuk kapasitas tebar 100 ekor/m3 dengan lama pemeliharaan 3 bulan dengan pemberiat pellet 3-4% dari bobot tubuh, sedangkan pada media kolam air deras dengan tebar ukuran berat benih 20-30 gram/ekor untuk kapasitas tebar 100 ekor/m3 dengan lama pemeliharaan 4 bulan.Melihat hal tersebut diatas ada perbedaan percepatan pertumbuhan antara pemeliharaan pembesaran di jarring terapung dengan pemeliharaan di kolam air deras, dimana pembesaran di jaring terapung lebih cepat besar itu dikarnakan suhu dan kadar oksigen dalam air relative stabil dan menunjang untuk percepatan pertumbuhan ikan.

                                                                      

Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

1.     Betina   Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.

Page 71: Bangsal benih

   Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.   Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.2.     Jantan

Badan tampak langsing.Gerakan lincah dan gesit.Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

2.3. Reproduksi Ikan mas (Cyprinus carpio L)Reproduksi pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus, hipofisis – gonad, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitu temperatur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa serta mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan (Sumantadinata, 1981).Reproduksi merupakan kemampuan indivudu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Ikan memiliki ukuran dan jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya. Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun ukurannya kecil, sehingga sintasan rendah. Sebaliknya ikan  memiliki telur sedikit, ukurannya besar. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air  berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungnya (Fujaya, 2004).Pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan ikan betina yang mengeluarkan sel telur dari betina, sel sperma dari jantan dan terjadi di luar tubuh ikan (eksternal). Dalam budidaya ikan, teknik pemijahan ikan dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu:1. Pemijahan ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan tanpa campur tangan manusia, terjadi secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan hormon),2. Pemijahan secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi secara alamiah di kolam,3. Pemijahan ikan secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya dilakukan secara buatan dengan teknik stripping atau pengurutan (Gusrina, 2008).2.4. Induk Ikan mas (Cyprinus carpio L)Menurut Sumantadinata (1981) ikan betina matang kelamin dicirikan dengan perut yang relatif membesar dan lunak bila diraba, dari lubang genital keluar cairan jernih kekuningan, naluri gerakan lambat, postur tubuh gemuk, warna tubuh kelabu kekuningan, dan lubang genital berbentuk bulat telur agak melebar dan membengkak. Sedangkan ciri ikan jantan yang sudah matang kelamin yaitu mudah mengeluarkan sperma (milt) jika perutnya diurut (stripping), naluri gerakkannya lincah, postur tubuh dan perut ramping, warna tubuh kehijauan dan kadang gelap, lubang urogenital agak menonjol serta sirip dada kasar dan perutnya keras.

Page 72: Bangsal benih

Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur (oosit) yang telah matang dari folikel dan masuk ke dalam rongga ovarium atau rongga perut (Nagahama, 1990 dalamGusrina, 2008). Menurut Gusrina (2008) pelepasan telur terjadi akibat:1. Telur membesar,2. Adanya kontraksi aktif dari folikel (bertindak sebagai otot halus) yang menekan sel telur keluar,3. Daerah tertentu pada folikel melemah, membentuk benjolan hingga pecah dan terbentuk lubang pelepasan hingga telur keluar (enzim yang berperan dalam pemecahan diding folikel: protease iplasmin kemudian diikuti oleh hormon prostaglandin F2a (PGF2a) atau chotecholamin yang merangsang kontraksi aktif dari folikel).Telur ikan mas (Cyprinus carpio L) banyak mengandung kuning telur yang mengumpul pada suatu kutub, tipe telur yang demikian dinamakan Telolechital (Sumantadinata, 1981). Ditambahkan pula oleh Djajareja dkk (1977) dalamTriyani (2002) warna telur ikan ini transparan dan bersifat demersal (terbenam di dasar perairan). Sementara menurut Soeminto dkk (1995) dalam Triyani (2002) telur ikan ini diameter berkisar antara 0,8 mm – 1,2 mm.Menurut Cassie dan Effendie (1979) berat rata – rata dan panjang total untuk ikanmas diantaranya:1. Berat rata – rata induk betina 200,7 gram, panjang total rata – rata induk betina 28,7 cm, dan2. Berat rata – rata induk jantan 187,3 gram, panjang total rata – rata induk jantan 28,2 cm.

2.5. Hormon Ovaprim Yang digunakan Dalam Pemijahan Ikan MasHormon merupakan suatu senyawa yang ekskresikan oleh kelenjar endokrin, dimana kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu yang tidak memiliki saluran (Zairin, 2002). Kelenjar endokrin pada ikan menurut Lagler et al. (1962) dalamGusrina (2008) terdapat beberapa organ antara lain adalah pituitari, pineal, thymus, jaringan ginjal, jaringan kromaffin, interregnal tissue, corpuscles of stannus, thyroid, ultibranchial, pancreatic islets, intestinal tissue, intestitial tissue of gonads dan urohypophysis.Hormon juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas pada ikan. Dosis hormon yang diberikan sangat erat kaitannya dengan efisiensi dan selanjutnya akan mempengaruhi nilai ekonomis jika pemberian hormon dosisnya terlalu rendah maka akan menyebabkan proses sex reversal yang berlangsung kurang sempurna (Zairin, 2002).Ovaprim adalah campuran analog salmon GnRH dan Anti dopamine dinyatakan bahwa setiap 1 mL ovaprim mengandung 20 mg sGnRH-a (D-Arg6-Trp7, Lcu8,Prog-NET) – LHRH dan 10 mg Anti dopamine. Ovaprim juga berperan dalam memacu terjadinya ovulasi. Pada proses pematangan gonad GnRH analog yang terkandung di dalamnya berperan merangsang hipofisa untuk melepaskan gonadotropin. Sedangkan sekresi gonadotropin akan dihambat oleh dopamine. Bila dopamine dihalangi

Page 73: Bangsal benih

dengan antagonisnya maka peran dopamine akan terhenti, sehingga sekresi gonadotropin akan meningkat (Gusrina, 2008).

Ovaprim

 

2.6. Penyuntikan IndukMenurut Sutisna dan Sutarmanto (1995), teknik penyuntikan dengan arah jarum suntik membuat sudut 600 dari ekor bagian belakang dan jarum dimasukkan sedalam kurang lebih 1,5 cm. Hal ini ditujukkan supaya ovaprim benar – benar masuk ke bagian organ target. Pada saat dilakukan penyuntikan sebaiknya ikan dibungkus dengan jarring agar tidak lepas. Pada ikan yang lebih besar biasanya penyuntikkan dilakukan lebih dari satu orang, yakni orang pertama memegang ekor dan kepala, sedangkan orang yang lainnya menyuntikkan hormon ovaprim. Santoso (1997) menambahkan penyuntikan disarankan mengarah ke bagian depan (arah kepala) ikan, agar tidak mengenai organ bagian pencernaan dan tulang ikan. Apabila mengenai organ tersebut maka proses penyuntikkan tidak akan memacu kelenjar hipofisa untuk mengeluarkan hormon GnRH dalam proses pemijahan (tidak terjadinya proses pemijahan).Teknik penyuntikan hormon pada ikan ada 3 yaitu intra muscular (penyuntikan kedalam otot), intra peritorial (penyuntikan pada rongga perut), dan intra cranial (penyuntikan di kepala) (Susanto, 1999). Dari ketiga teknik penyuntikkan yang paling umum dan mudah dilakukan adalah intra muscular, karena pada bagian ini tidak merusak organ yang penting bagi ikan dalam melakukan proses metabolisme seperti biasanya dan tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan lainnya. Menurut Muhammad dkk (2001) secara intra muscular yaitu pada 5 sisik ke belakang dan 2 sisik ke bawah bagian sirip punggung ikan.

Proses atau cara kerja pengunaan hormon dalam Melakukan penyuntikan Pada Ikan Mas

1.     Disiapkan ikan jantan dan betina pada akuarium yang telah disiapkan.2.     Diambil larutan hormon ovaprim dengan menggunakan alat suntik sesuai

dengan dosis yang sudah ditentukan.3.     Diambil ikan betina dengan tangan dan diusahakan jangan lepas,

kemudian larutan ovaprim yang sudah ditambahkan dengan akuades sehingga didalam alat suntik menunjukkan banyaknya ovaprim dan akuades 2 cc.

4.     Ikan yang sudah dipegang, dengan hati-hati alat suntik ditusukkan pada bagian punggung ikan antara sirip punggung jari-jari yang ketiga dan jarak 3 sisik ke bawah.

Page 74: Bangsal benih

5.     Alat suntik dimasukkan pada bagian bawah sisik, hal ini dilakukan agar ikan tidak stress.

6.     Disuntikan hormon ovaprim yang bercampur dengan akuades ke dalam ikan dengan kemiring ± 600 (sudut).

7.     Untuk ikan betina dosis yang diberikan untuk suntikkan pertama dari dosis 2 cc ovaprim dan akuades sebanyak 1,2 cc, sedangkan untuk suntikkan yang kedua apabila ikan tidak berhasil memijah setengah bagian dari dosis keseluruhan.

8.     Setelah ikan diberikan suntikkan hormon ovaprim, ikan betina diletakkan kembali ke dalam akuarium yang telah disiapkan.

9.     Selanjutnya ikan jantan diambil seperti halnya yang dilakukan pada ikan berina, namun untuk dosis ikan betina pada penyuntikkan pertama diberi dosis 0,8 cc, dan apabila penyuntikkan pertama gagal memijah, maka sama halnya seperti ikan betina yaitu untuk penyuntikkan yang kedua sebagian dari dosis keseluruhan.

10.  Setelah proses penyuntikkan, diamati 6 jam kemudian. Apabila tidak terjadi pemijahan maka dilakukan penyuntikkan untuk kali kedua dan diamati lagi setelah 6 – 8 jam kemudian.

Dftar Pustaka

 DAMANA, Rahman. 1990. Pembenihan Ikan Mas Secara Intensif dalam Sinar Tani. 2 ,Juni 1990.GUNAWAN. Mengenal Cara Pemijahan Ikan Mas dalam Sinar Tani. 27 Agustus 1988.

RUKMANA, Rahmat. 1991. Budidaya Ikan Mas, Untungnya Bagai Menabung Emas dalam Sinar Tani. 13 Februari 199.Susanto, H. 2001. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Susanto, H. 1999. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Penebar Swadaya, Jakarta.Pemilihan Induk 

Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya secara tradisional, semi intensif dan secara intensif penuh. Dengan semakin berkembangnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka sudah banyak digunakan induk-induk yang berkualitas unggul. 

Usaha pembenihan tidak lagi hanya bergantung pada kondisi alam, namun campur tangan teknologi dalam perikanan telah banyak membantu keberhasilan pembenihan, diantaranya adala pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembenihan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas. 

Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:

Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat

berkisar 0,5 kg/ekor.

Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.

Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari

panjang badan; lensa mata tampak jernih.

Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.

Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal

ekor.

Page 75: Bangsal benih

Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:a) Betina- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.b) Jantan- Badan tampak langsing.- Gerakan lincah dan gesit.- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

Sistem PemijahanSaat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:

a. Sistim pemijahan tradisional 

Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:

Cara sunda: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan

lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk menepelkan telur; (3)

setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.

Cara cimindi: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan

lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2)

disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang

antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) tujuh hari setelah

pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.

Cara rancapaku: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam

dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam

penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu; (2) disediakan rumput kering untuk menepelkan telur,

rumput disebar merata di seluruh permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah

proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.; (4) setelah benih ikan kuat maka akan berpindah

tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat dipanen.

Cara sumatera: (1) luas kolam pemijahan 5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan

lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan; (2)

disediakan injuk untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air; (3) setelah proses pemijahan selesai

induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

Cara dubish: (1) luas kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dalam 35

cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan

kolam penetasan; (2) sebagai media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon

setinggi 40 cm; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur

5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.

Cara hofer: (1) sama seperti cara dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di

depan pintu pemasukan air.

b. Sistem kawin suntik 

Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan perawatan yang intensif. 

Pembenihan/Pemijahan 

Page 76: Bangsal benih

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas adalah sebagai berikut:

Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.

Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25oC.

Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.

Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan

kolam seluas 5 m2.

Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi

dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.

Pemeliharaan Bibit Ikan/Pendederan 

Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan

ini dilakukan pada kolam pendederan (luas 200-500 m2) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. 

Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:

Tahap I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200

ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 2-3 cm.

Tahap II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama

pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5 cm.

Tahap III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama

pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari

jumlah bobot benih.

Tahap IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama

pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5%

dari jumlah bobot benih.

Perlakuan dan Perawatan Bibit 

Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot

total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu. 

Pemeliharaan Pembesaran 

Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur. 

a) Polikultur

1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau

2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%. 

b) Monokultur

Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini

dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina. 

Pemupukan 

Page 77: Bangsal benih

Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP 10 gram/m2, Urea 10 gram/m2,

kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam diisi air 39\0-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air,

kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis 2-4

ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari

kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya

mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi

pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2(benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore

hari saat suhu rendah. 

Pemberian Pakan 

Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik

mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat,

lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada

kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning

telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur

diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari. 

Pemeliharaan Kolam/Tambak 

Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air

cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun. 

Sumber Literatur : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas 

BARU

I.  PENDAHULUAN1.1.      Latar Belakang

Ikan mas sangat populer diberbagai kalangan masyarakat Indonesia. sebahagian besar masyarakat

sudah mengenalnya. Ikan mas termasuk salah satu komoditi perikanan air tawar yang berkembang sangat

pesat setiap tahun. Ikan mas disukai karena rasa dagingnya yang enak, gurih, serta mengandung protein

yang cukup tinggi.

Ikan mas (cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas tertua yang sudah banyak

dibudidayakan masyarakat. Berbagai teknologi pembenihan dan pembesaran sudah dilakukan dan

diterapkan baik secara nonintensif maupun intensif.

Aktifitas perikanan budidaya adalah proses pembenihan. Pembenihan mata rantai awal kegiatan

budidaya berperan penting dalam menjamin keberlangsungan kegiatan berikutnya, yaitu pembesaran.

Kegiatan pembenihan yang baik akan menghasilkan produk benih ikan yang berkualitas baik. Benih ikan

yang  berkualitas baik, menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan tahan terhadap serangan penyakit,

merupakan suatu kebutuhan mutlak harus disediakan. Penyedian benih bermutu merupakan salah satu

kebutuhan utama dalam meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan air tawar.

Usaha pembenihan merupakan ujung tombak keberhasilan usaha budidaya ikan air tawar. Usaha

pembenihan dapat mensuplay benih terhadap usaha budidaya ikan untuk setiap musim pemeliharaan.

Teknik pemijahan beberapa jenis ikan asli Indonesia telah banyak berkembang dan banyak pula

diminati masyarakatnya dibandingkan dengan ikan-ikan introduksi.

Page 78: Bangsal benih

Pemijahan salah satu kegiatan produksi benih untuk keberlangsungan kegiatan berikutnya,

mengingat perkembangan di alam mulai mengurang akibat penangkapan yang berlebihan, maka dari itu

perlu dilakukan pelestarian atau budidaya.

Pemijahan ikan mas dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : pemijahan alami (natural spawning),

pemijahan semi buatan (induced spawning) dan pemijahan buatan (induced/artificial breeding). Pemijahan

alami dilakukan dengan cara memilih induk jantan dan betina yang benar-benar matang gonad selanjutnya

dipijahkan secara alami di bak / wadah pemijahan dengan pemberian kakaban. Pemijahan semi buatan

dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikan hormon perangsang selanjutnya

dipijahkan secara alami. Pemijahan buatan dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan

penyuntikkan hormon perangsang selanjutnya dipijahkan secara buatan.

Pemijahan ikan mas semi buatan yaitu pemijahan yang terjadi dengan memberikan rangsangan

hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi secara alami di kolam

atau bak.

Kegiatan pemijahan ikan mas rajadanu secara semi buatan yang akan dilakukan Di Unit Pelaksana

Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD – BAT) Jantho Baru Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh. Di

pilih lokasi UPTD – BAT Jantho Baru, karena ikan mas rajadanu di Desa Jantho Baru dan sekitaran Aceh

Besar sudah berkembang dengan baik, sehingga diharapkan dapat menambah ilmu tentang semi buatan

serta tehnologi yang berkembang didaerah tersebut.  

1.2.      Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan praktek kerja lapangan adalah untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan

ketrampilan kerja di lapangan serta gambaran secara langsung di lapangan, khususnya mengenai Teknik

Pemijahan Ikan Mas Rajadanu (Cyprinus carpio) Secara Semi Buatan, dengan memadukan pengetahuan

yang diperoleh di bangku kuliah, dan kenyataan di lapangan.

1.3.      Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Manfaat praktek kerja lapang adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di lapangan

serta memahami permasalahan yang timbul dalam Teknik Pemijahan Ikan Mas Rajadanu Secara Semi

Buatan sehingga diharapkan akan dapat melakukan pemijahan ikan mas rajadanu dengan baik, serta

mampu mengatasi permasalahan yang timbul dan juga dapat menambah informasi lebih lanjut tentang

ikan mas rajadanu (Cyprinus carpio).

Manfaat lainnya adalah untuk mengembangkan dan melestarikan budidaya ikan mas rajadanu pada

masyarakat secara luas. Dengan adanya praktek kerja lapangan, selain untuk meningkatkan pengetahun

dan keterampilan dilapangan juga bisa merubah sikap dan prilaku yang tidak baik kearah yang lebih baik

dan menjurus, dan dapat memahami prinsip pembenihan di UPTD-BAT Jantho Baru – Kota Jantoh

Kabupaten Aceh Besar  Provinsi Aceh.

Page 79: Bangsal benih

II.  TINJAUAN PUSTAKA

2.1.      Biologi Ikan Mas Rajadanu

2.1.1  Klasifikasi

Klasifikasi ikan mas rajadanu adalah sebagai berikut: Filum : Chordata, Subfilum : Vertebrata,

Superkelas : Pisces, Kelas : Osteichthyes, Subkelas : Actinopterygii, Ordo : Cypriniformes, Subordo :

Cyprinoidae, Famili : Cyprinidae, Subfamili : Cyprininae, Genus : Cyprinus, Spesies : Cyprinus

carpio, Nama Asing  : Common carp, Nama Lokal  : Ikan Mas (Ras /Strain Rajadanu). (Susanto, 1999).

Page 80: Bangsal benih

Gambar  1  Ikan Mas Rajadanu (Cyprinus Carpio).

2.1.2  Ciri Morfologis

Bentuk tubuh ikan mas rajadanu mempunyai bentuk badan yang memanjang dengan perbandingan

panjang total dan tinggi badan adalah 3.5 : 1.

Mulutnya terletak dibagaian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan(protaktil). Di bagian

anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal

teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas rajadanu

ditutupi sisik, kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. Sisik penuh dan berukuran

normal, punggungnya berwarna abu – abu serta pangkal sirip perutnya berwarna kuning kemerahan, tidak

seperti ikan mas strain lainnya. Ikan mas rajadanu lebih kuat dalam menghadapi serangan ektaparasit dan

penyakit yang disebabkan oleh bakteri aeromonas hydrophila. (SNI, 1999).

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh strain ini adalah laju pertumbuhannya lebih cepat, daya

tahannya terhadap penyakit lebih tinggi, presentase keberhasilan telur menetasnya lebih besar dan masa

hidupnya lebih lama. (Rochdianto, 2005).

2.2.      Syarat dan Kebiasaan Hidup

Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) berupa perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan

alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau.Ikan ini hidup dengan baik didaerah

dengan ketinggian 150 – 600 meter diatas permukaan air laut dengan suhu air 25 – 300 C.

Ikan mas tergolong ikan omnivora (pemakan berbagai jenis makanan). Makanannya antaara lain

tumbuhan air dan binatang renik. Namun makanan utamanya adalah tumbuhan yang tumbuh di dasar

perairan dan di tepi perairan  tempat hidupnya. (Rochdianto, 2005).

Di alam aslinya ikan mas hidup di perairan sungai, danau maupun genangan air lainnya yang berada

pada ketinggian 150-600m dpl, dengan suhu air berkisar 20 derajat sampai 25 derajat celcius. Ikan mas

sering juga ditemukan di bagian muara sungai yang airnya agak asin (salinitas payau). Ikan Mas termasuk

hewan Omnnivora atau pemakan segala sehingga di alam makanan Ikan mas berupa daun-daunan, lumut,

serangga, cacing dan lain sebagainya. Pada model budidaya ikan mas lingkungan pemeliharaan dibuat

menyerupai alam aslinya. (Efendi, 2004).

Model budi daya ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong Jaring Apung, Kolam air deras, kolam

tanah, kolam beton dan lain-lain tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam budi daya ikan mas juga

bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai pemberian pakan buatan. Yang perlu

diperhatikan adalah kualitas air pada media untuk budi daya ikan mas seperti PH air yang harus berada

pada kisaran 7-8, kandungan oksigen terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat kimia berbahaya.

(Efendi, 2004).

2.3.      Perkembangbiakan

Pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di

alam ikan mas biasa memijah pada awal musim penghujan, saat muncul rangsangan dari aroma tanah

kering yang kemudian tergenang air. Secara alami, proses pemijahan terjadi pada tengah malam sampai

Page 81: Bangsal benih

menjelang pagi hari. Menjelang memijah induk-induk ikan mas menjadi aktif mencari tempat yang rimbun

dengan tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Subtrat berupa tanaman air atau

rerumputan inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai lokasi memijah dan menempelkan telur yang

dihasilkan. (Susanto, 1999).

 Telur ikan mas berbentuk bulat dan berwarna bening. Ukurannya bervariasi, tergantung umur serta

ukuran dan bobot induk. Namun, secara umum diameter telur mencapai 1,5 -1,8 mm dengan berat 0,17 –

0,20 mg. Dalam 2 -3 hari, telur-telur ikan mas akan menetas dan tumbuh menjadi larva berukuran 0,5-0,6

mm dengan berat 18-20 mg. Larva-larva ini memiliki kantong kuning telur sebagai cadangan makanan,

yang akan habis dalam 2 – 4 hari, larva ikan mas bersifat menempel di subtrat dan bergerak vertikal.

(Cahyono, 2001).

Setelah 4 – 5 hari, larva-larva tersebut akan berubah menjadi kebul. Pada stadia kebul ini, ikan mas

memerlukan pasokan pakan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan tambahan yang dapat

diberikan terutama zooplankton seperti rotivera, moina, dan daphnia. Dosis perharinya 60 – 70 % dari total

beratnya.

Setelah 2 – 3 minggu, kebul akan tumbuh menjadi burayak dengan panjang 1 – 3 cm dan berat 0,1 –

0,5 gram. Setelah 2 – 3 minggu kemudian, burayak tumbuh menjadi putihan dengan dengan panjang 3 – 5

cm dan berat 0,5 – 2,5 gram. Tiga bulan kemudian, putihan berkembang menjadi gelondongan yang

memiliki berat 100 gram per ekor. Gelondongan ini akan terus tumbuh dan menjadi induk. Induk jantan

berukuran 0,5 kg dapat dicapai setelah 6 bulan pemeliharaan, sedangkan induk betina berukuran 1,5 kg

dapat dicapai setelah pemeliharaan minimum selama 15 bulan. (BSN. 1999).

2.4.      Pemeliharaan Induk

Keberhailan usaha pembenihan ikan mas rajadanu ditentukan oleh kualitas induk. Pemilihan calon

induk harus mempertimbangkan ras atau strain ikan yang akan dipelihara. Ciri – ciri calon induk yang baik

berbeda-beda untuk setiap ras atau strain. Secara umum ciri-ciri calon induk yang baik sebagai berikut :

      Sehat, tidak cacat, dan tidak luka.

      Umur induk 1.5 – 2 tahun.

      Sisik tersusun dengan teratur.

      Sisik penuh dan normal.

      Kepala relatif kecil dibandingkan badan.

      Ukuran tubuh relatif tinggi dan panjang serta berbadan tebal.

      Perut lebar.

      Pangkal ekor lebar dan kuat.

      Lubang dubur lebih dekat ke ekor. (Gunadi. 2010).

Menurut Sudenda (2008), Ikan mas induk betina dapat dipijahkan setelah berumur 1.5 – 2 tahun,

dengan berat mencapai 1.5 kg. Induk jantan mencapai kematangan lebih awal, yakni sekitar 8 bulan

dengan berat 0,5 kg lebih.

Induk ikan jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah di kolam-kolam khusus. Cara ini

untuk memudahkan dalam penyeleksian ikan yang akan dipijahkan serta untuk menghindari terjadinya

pemijahan liar. Jika memungkinkan yang sudah dipijahkan juga terpisah dari yang belum dipijahkan.

Induk di pelihara terpisah, bertujuan untuk mendapatkan perkembangan gonad dengan baik. Untuk

mendapatkan induk matang gonag yang baik, kondisi lingkungan harus baik serta makanan tersedia

dengan cukup.keadaan ini dapat dicapai dengan mengatur jumlah induk yang dipelihara disesuaikan

dengan intensitas pengelolaan budidaya.

Page 82: Bangsal benih

2.5.      Pematangan Gonad

Keberhasilan pemijahan ikan mas sangat ditentukan oleh tingkat kematangan gonad. Induk

dipelihara dalam kolam pemeliharaan induk selama 1.5 bulan, induk biasanya sudah mengalami

kematangan gonad. Bobot induk betina 1.5 – 4 kg / ekor dan induk jantan 0.5 – 2 kg.

Ciri – ciri induk betina yang sudah matang gonad antara lain bagian perutnya tampak besar dan

bergelambir jika dilihat dari atas. Perut diraba terasa lembek dan sekitar lubang urogenitalianya tampak

memerah dan keluar telur ketika diurut (striping). Induk jantan matang kelamin ditandain dengan keluarnya

sperma berwarna putih ketika diurut urogenitalnya. (Suseno. 1999).

Menurut Gunadi (2010), Ciri – ciri telur ikan mas yang sudah matang antara lain ukurannya merata

dan berwarna coklat muda atau abu – abu. Telur ikan mas yang berkualitas rendah berwarna putih atau

keputih – putihan, karena terlalu muda / terlalu tua. Setelah pembuahan telur masih nampak jernih dan

bening, berarti telur tersebut berkembang cukup baik. Sebaliknya telur berwarna putih, pucat atau putih

keruh berarti telur tidak menetas / mati. Selanjutnya ciri – ciri sperma ikan mas yang berkualitas unggul,

berwarna putih kekuningan, kekentalannya seperti krim susu, kisaran pH sperma 6.8 – 7.6.

2.6.   Seleksi Induk

Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi

intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi

pembenihan telah dilaksanakan penggunaan induk – induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha

pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan

kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik

pembuahan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik

kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu

dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas. (Gunadi, 2010).

Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah

sebagai berikut :

a.   Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor, Jantan: umur minimum 8 bulan dengan

berat berkisar 0,5 kg/ekor.

b.   Bentuk tubuh secara keseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.

c.   Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih, panjang kepala minimal 1/3 dari

panjang badan; lensa mata tampak jernih.

d.   Sisik tersusun rapi, cerah tidak kusam.

e.   Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan

lebar/tebal ekor. (BSN, 1999).

Ciri – ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

      Betina

- Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.

- Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.

- Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.

      Jantan

- Badan tampak langsing.

- Gerakan lincah dan gesit.

- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.

2.7        Pemijahan Semi Buatan

Pemijahan adalah pertemuan antara ikan jantan dengan betina yang bertujuan untuk pembuahan

telur oleh sperma.

Page 83: Bangsal benih

Pemijahan semi buatan adalah pemijahan yang berlangsung akibat adanya setengah campur

tangan manusi, dengan menyuntikan hormon perangsang pada induk betina. Pemijahan semi buatan di

atur oleh manusia waktu untuk ikan memijah. (Gunawan, 1999).

Pemijahan semi buatan tak sesederhana pemijahan alami. Ada satu pekerjaan yang harus

dilakukan, yaitu menyuntik atau memasukan hormon perangsang pada induk betina. Namun tingkat

keberhasilannya bisa lebih tinggi. Meski kematangan induk sulit ditentukan secara visual, telur yang ada

dalam tubuh dipaksa untuk keluar, hingga terjadi pemijahan. Hambatan dalam produksi masih bisa ditekan.

(Gunadi, 2010).

Ada beberapa kekurangan dalam pemijahan semi buatan. Selain memerlukan satu tambahan

pekerjaan, juga memerlukan biaya tambahan, yaitu biaya untuk menyediakan hormon perangsang.

Hormon perangsang cukup mahal harganya. Untuk membeli ovaprim harus mengeluarkan uang sebesar

Rp. 200.000,- / botol. Untuk membeli ikan mas harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 20.000,- / kg.

2.8        Kualitas Air

Usaha pembenihan dan pendederan ikan mas dapat menggunakan air hujan, air waduk, air sungai,

mata air, air irigasi, air permukaan, air sumur terbuka, dan air sumur pantek.

Menurut Cahyono (2001), Dari berbagai sumber air tersebut, air waduk dianggap yang terbaik

karena endapannya cukup sedikit dan kandungan oksigen serta unsur hara yang diperlukan untuk

pertumbuhan pakan alami cukup tinggi.

Sementara air sumur terbuka, air sumur pantek, atau air tanah lainnya, lebih aman dari kontaminasi

biota dan penyakit, tetapi miskin oksigen (O2)  terlarut dan kandungan karbondioksidanya (CO2) cukup

tinggi. Air jenis ini harus mendapatkan perlakuan aerasi terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk

pembenihan dan pendederan ikan mas. (Gunadi, 2010).

Menurut Gufhran (2007), Kualitas air atau mutu air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan

hidup ikan dan hewan air lainnya. Kualitas air yang baik, ikan hidup dengan baik, nafsu makan tinggi, dan

tidak mudah terserang penyakit. Sebaliknya, kualitas air yang buruk, ikan tidak dapat hidup dengan baik,

nafsu makan rendah, mudah terserang penyakit, mudah setres, dan dapat menimbulkan kematian.

Beberapa kriteria kualitas air yang harus dipenuhi dalam usaha pembenihan dan pendederan ikan mas,

tertera pada tabel 1 di bawah ini :

Tabel  1  Parameter Kualitas Air untuk Pembenihan Ikan Mas.

Parameter Kadar

Suhu

Warna

Kekeruhan

Oksigen terlarut

Karbondioksida

25 – 26 0C

Hijau kecoklatan

20 – 40 cm, oleh plankton

Minimal  3 mg/l

Maksimal 25 mg/l

Page 84: Bangsal benih

pH

Amoniak

Alkalinitas

7 – 7.5

Maksimal 0.1 mg/l

50 – 300 mg/l

Sumber : Gufhran, at.al. 2007.

2.9  Hama dan Penyakit

2.9.1  Hama

Hama dikenali juga sebagai predator atau pemangsa yang hidup di air dan di darat. Ukuran hama

lebih besar dari pada mangsanya. Jenis hama umumnya menyerang ikan mas adalah biawak, ular,

linsang, kodok dan beberapa jenis burung (misalnya burung belekok, kuntul, dan bangau).

Pengendalian hama dapat dilakukan secara mekanis, yakni membunuh langsung hama yang

ditemukan di tempat pemeliharaan ikan. Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan adalah memasang

perangkap dan melokalisir seluruh area kolam dengan pagar tembok sehingga hama tidak dapat masuk.

(Afrianto, 1992).

Selain hama berukuran besar, ada juga sekelompok hewan air (hama) berukuran kecil yang dapat

memangsa benih ikan mas di kolam pembenihandan pendederan. Beberapa hewan air (hama) yang sering

menyerang benih ikan mas adalah ucrit, notonecta, dan kini – kini.

Pencegahan hama ucrit dilakukan dengan cara memasang saringan di pintu pemasukan air dan

padat penebarannya tidak terlalu tinggi. Hama notonecta dilakukan dengan cara memasang saringan di

pintu pemasukan air, cara lain dapat dikendalikan dengan memercik minyak tanah kepermukaan air

sebanyak 0.5 liter / 50 m2 luas permukaan air kolam. Selanjutnya pencegahan hama kini – kini dilakukan

dengan cara padat penebaran tidak terlalu tinggi. (Muharam, 2009).

2.9.2  Penyakit

Penyebab penyakit pada ikan mas ada dua, yakni jasad hidup dan bukan jasad hidup. Jasad hidup

yang menyebabkan penyakit pada ikan adalah parasit. Parasit yang menyerang ikan mas adalah virus,

jamur, bakteri, protozoa, cacing dan udang renik. Selanjutnya penyebab penyakit yang bukan termasuk

jasad hidup adalah sifat fisika air, kimia air, dan pakan yang kurang baik untuk pertumbuhan atau

kehidupan ikan mas.(Afrianto, 1992).

Menurut Kordi (2004), Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang ikan mas sebagai berikut :

1.      Ichthyophthirius multifillis

Penyakit ini dikenal dengan sebutan bintik putih atau white spot. Sering menyerang ikan mas dengan cara

bersarang di lapisan lendir kulit, sirip, dan lapisan insang. Ciri ikan yang diserang white spot adalah banyak

mengeluarkan lendir, tubuhnya pucat, dan pertumbuhannya lambat. Ikan mas yang terserang penyakit ini

bisa diobati dengan cara merendam dalam larutan Methylene Blue. Jika Methylene Blue sulit didapat, bisa

digantikan dengan larutan garam dapur (NaCl) sebanyak 1 – 3 gr untuk setiap 100 ml air bersih. Lama

perendaman yang dianjurkan 5 – 10 menit dan perendaman diulang hingga 2 – 3 kali.

2.      Lernea

Parasit lernea berbentuk seperti cacing dan hidup dalam tubuh ikan mas dengan cara memasukkan

kepalanya yang berbentuk jangkar ke tubuh ikan. Parasit ini mudah sekali berkembang biak pada kondisi

lingkungan yang banyak mengandung bahan organik, seperti sisa – sisa pemupukan, sampah, dan sisi –

sisa pakan. Pertumbuhan ikan mas yang terserang lernea akan lambat dan tubuhnya menjadi kurus.

Pengobatannya dengan cara merendapkan dalam 2.5 ml larutan formalin yang dicampur dengan 100 liter

air bersih. Perendaman dilakukan selama 10 menit, selanjutnya ikan di pelihara dalam air bersih dan

mengalir.

Page 85: Bangsal benih

3.      Dactylogyrus dan Gyrodactylus

Parasit dactylogyrus menyerang insang dan kulit ikan mas. Tanda ikan mas yang diserang oleh parasit ini

antara lain ikan melompat – lompat dan berenang di permukaan air karena insangnya dirusak oleh parasit.

Tubuh ikan banyak mengeluarkan lendir, dan warna tubuhnya menjadi pucat. Tindakan pengobatan untuk

ikan mas yang terserang parasit ini adalah merendamkan dalam larutan forrmalin (25 ppm atau 2,5 ml

larutan formalin yang dicampur dengan 100 liter air bersih). Lama perendaman yang diajurkan adalah 10

menit. Selain formalin, obat – obatan lain yang bisa digunakan adalah garam dapur 20 gr/100

ml, Neguvon 2 – 3,5 %, dan kalium permanganat o,o1 gr/100 ml air.

4.      Bakteri Aeromonas

Ada dua spesies aeromonas yang menyerang ikan mas, yakni Aeromonas punctatadan Aeromonas

hydrophilla. Ciri – ciri ikan yang terserang penyakit ini adalah warna tubuh ikan berubah menjadi gelap dan

kulitnya kasar karena kehilangan lendir. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara

perendaman ikan dalam larutan Tetracylin atau Kemicitine dengan mencampurkan 500 liter air bersih. Ikan

direndam selama 2 jam, dan pengobatan dilakukan sebanyak 3 – 5 kali berturut – turut selama 3 – 5 hari.

III.  METODELOGI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1        Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Lapangan telah dilaksanakan pada tanggal 14 Februari sampai dengan 14 Maret 2012

Di Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD–BAT) Jantho Baru, Kecamatan Kota Jantho

Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh.

3.2        Alat dan Bahan

3.2.1  Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan pemijahan ikan mas rajadanu (Cyprinus carpio)secara semi

buatan di UPTD–BAT Jantho Baru, dapat dilihat pada table 2 sebagai berikut :

Tabel  2 Alat yang digunakan dalam kegiatan pemijahan ikan mas rajadanu secara semi buatan.

Alat Satuan Fungsinya

Jaring

Plastik Packing

M

Kg

-   Untuk menangkap induk ikan.

-   Untuk memudahkan pemindahan induk

dari kolam pemeliharaan induk ke bak

penampungan sementara sebelum di

pijahkan, dan untuk memudahkan

Page 86: Bangsal benih

Timbangan

Spuid

Hapa

Batu

Kakaban

Bak Fiber

Jangkar Empat  Persegi / Mal

Thermometer

pH pen

DO meter

Soil tester

Grek

Timba

Gayung

Kain Kasa

Cangkir

Sendok Makan

Waring

Serok

Sterefom

Mesin Pengering Air

Tabung Oksigen

Kg

Ml

M

Unit

Kg

M

Cm

0C

Mg /L

Unit

Unit

Cm

Unit

Unit

Cm

Cm

Cm

Unit

Kg

Kg

pengangkutan benih ikan.

-   Untuk menimbang berat induk sebelum

di pijahkan.

-   Untuk memudahkan memasukan

hormon peransang (ovaprim) pada

induk

-   Hapa ini banyak digunakan dalam

kegiatan pemijahan, salah

satunya untuk wadah penetasan telur

dan pemeliharaan larva setelah

menetas. Penggunaan hapa agar

memudahkan dalam pemanenan larva.

-   Sebagai pemberat yang diletakkan

dalam hapa penetasan telur dan

pemeliharaan larva.

-   Sebagai subtrat penempelan telur ikan

mas.

-   Sebagai penampungan induk

sementara, sebelum dipijahkan dan

sebagai tempat melarutkan MG

(melachite green) saat treatmen telur.

-   Sebagai alat mempermudahkan

perhitungan telur ikan mas.

-   Untuk mengukur suhu air.

-   Untuk mengukur pH air.

-   Untuk mengukur oksigen terlarut.

-   Untuk mengukur pH tanah.

-   Untuk mengangkat kapur dan pupuk.

-   Untuk wadah pemberian pakan dan

wadah melarutkan lebaycid.

-   Untuk menyiram kapur dan lebaycid.

-   Untuk menyaring suspensi kuning telur.

-   Untuk wadah suspensi kuning telur.

-   Untuk memudahkan penuangan

suspensi kuning telur.

-   Untuk menangkap benih ikan mas.

-   Untuk menangkap benih serta

memudahkan dalam perhitungan benih.

-   Untuk menampung induk dan benih.

-   Untuk mengeringkan air kolam saat air

di saluran pembungan melebihi saluran

pengeluaran air kolam

-   Untuk stok suplay oksigen pada benih

pengankutan.

-   Untuk mengikat plastik packing.

Page 87: Bangsal benih

Karet Kg

Sumber : UPTD – BAT  Jantho Baru, 2012.

3.2.2  Bahan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan pemijahan ikan mas rajadanu (Cyprinus carpio) secara semi

buatan di UPTD–BAT Jantho Baru dapat dilihat pada table 3 berikut ini :

Tabel  3   Bahan yang digunakan dalam kegiatan pemijahan ikan mas rajadanu secara semi buatan.

Bahan Satuan Fungsinya

Pakan Pelet  Type T 79 – 2 P

Pakan Pelet  Type 888

Induk Jantan dan Betina

Ovaprin

MG (Melachite Green)

Telur Ayam (Suspensi Kuning

Telur)

Kapur Tohor (CaO)

Pupuk Kandang

Lebaycid

Pakan Pelet Type 789

Pakan Tepung Type 9001

Pakan Pelet Type FF 999

Kg

Kg

Kg

Ml

PPM

Butir

Kg

Kg

Ml

Kg

Kg

Kg

-   Untuk pakan induk masa awal produksi

(Turbo Feed).

-   Untuk pakan induk masa awal produksi

(Bintang).

-   Untuk di pijahkan dan menghasilkan

benih.

-   Untuk ransangan ovulasi.

-   Untuk mencegah terserangnya jamur

pada telur ikan mas.

-   Untuk pakan larva ikan mas baru

menetas setelah kuning telur pada larva

habis.

-   Untuk menetralkan pH tanah serta

membasmi hama dan penyakit dalam

kolam.

-   Untuk menyuburkan / menumbuhkan

pakan alami dalam kolam .

-   Untuk membasmi sisa hama dan

penyakit dalam kolam.

-   Untuk pakan induk masa awal dan akhir

produksi (Hi-Pro-Vite).

-   Untuk pakan larva setelah di pindahkan

ke kolam pendederan (Central

Proteinaprima).

-   Untuk pakan benih berukuran 3 – 5 cm

(Hi-Pro-Vite).

Sumber : UPTD – BAT  Jantho Baru, 2012.

3.3        Metode Pengumpulan Data

Praktek Kerja Lapangan ini menggunakan metode pengamatan langsung (mengamati setiap

kegiatan yang dilakukan), metode deskriptif (memberikan gambaran secara lengkap), dan partisipasi aktif

(terlibat langsung dalam setiap kegiatan). Penggumpulan data di peroleh dari data primer dan data

skunder. Data primer di peroleh dari penggamatan langsung dilapangan, dan gambaran – gambaran

dilapangan, serta melakukan setiap kegiatan dilapangan. Data skunder di peroleh dari informasi serta

wawancara dengan staf atau karyawan yang terkait di dalamnya dan studi pustaka.

Page 88: Bangsal benih

3.4        Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan ialah sebagai berikut

:

1.      Pemeliharaan Induk

Induk dipelihara dalam kolam induk secara terpisah. Pakan induk diberikan 4 % perhari dari bobot induk

dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari. Pakan diberikan dengan selang waktu 5 jam sekali.

2.      Pematangan Gonad  

Proses pematangan gonad dilakukan dengan memberikan pakan secara rutindan teratur. Jenis pakan

yang diberikan adalah pelet terapung dan tenggelam dengan Tipe T 79 – 2 P dan 888.

3.      Seleksi Induk

Induk sebelum dipijahkan, di lakukan seleksi induk jantan dan betina. Penyeleksian induk bertujuan untuk

memilih induk yang matang gonad, atau siap pijah. Seleksi induk dilakukan dalam hapa penampungan

sementara, induk yang tidak matang gonad di kembalikan / dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk.

4.      Pemijahan Secara Semi Buatan

Pemijahan ini dilakukan dengan cara perangsangan hormon ovavim. Induk disuntik dengan hormon

ovaprim, yang dilakukan pada jam 10 malam dengan dosis 0.5 ml / kg induk betina, pemijahan terjadi 8 –

10 jam setelah penyuntikan.

5.      Penanganan Telur

Kegiatan penanganan telur dilakukan untuk mendapatkan hasil penetasan telur yang baik.

6.      Pemeliharaan Larva

Larva di pelihara dalam hapa penetasan telur. Selanjutnya telur menetas menjadi larva selama 2 hari larva

tidak diberi pakan, karena larva yang baru menetas masih memiliki kantung kuning telur sebagai cadangan

makanan. Setelah kuning telur habis larva diberi suspensi kuning telur selama 3 hari, pemeliharaan larva

dalam hapa penetasan selama 5 hari, selanjutnya disebut benih lepas hapa.

7.      Pemanenan Larva

Larva dipelihara selama 5 hari dalam hapa penetasan telur yang diberi pakan suspensi kuning telur.

Kegiatan pemanenan larva dilakukan pada jam 07.pagi, larva di panen dengan cara menggulung hapa

sedikit demi sedikit ke suatu sudut dan disiram dengan air. Selanjutnya larva di tebar dalam kolam

pendedran dengan padat tebar 80 – 100 ekor / m2, atau disesuaikan dengan luas kolam pendederan.

8.      Pemberian Pakan Larva

Larva berumur 10 hari, mulai diberikan pakan buatan berbentuk tepung pellet type 9001, yang diberikan

pada pagi dan sore hari dengan frekuensi pemberian 300 gram / 3 ons untuk 100.000 ekor larva.

9.      Pengukuran Kualitas Air

Kegiatan pengukuran kualitas air dilakukan pada kolam induk, bak pemijahan,  bak penetasan telur, dan

kolam pendederan. Kualitas air diukur pada pagi, siang dan sore hari, parameter yang diukur adalah Suhu

23 – 27 0C, Do 6 – 7 ppm, dan pH 7 – 8.

10.  Pengendalian Hama dan Penyakit

Kegiatan pengendalian hama dilakukan dengan cara memasang perangkap (untuk jenis hama biawak,

ular, burung, dan berang-berang, melakukan pemungutan dan merusak (untuk hama jenis keong mas,

telur keong mas, kodok dan telur kodok), penyiraman lebaycid (untuk jenis hama dan penyakit ucrit, larva

cybister, notonecta, jamur, bintik putih, lernea dan aeromonas).

Page 89: Bangsal benih

IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN4.1       Hasil

4.1.1    Profil Instansi Tempat Pelaksanaan PKL

Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar Jantho Baru merupakan Balai Benih Ikan

Berkualitas dan juga meningkatkan pendapatan petani ikan air tawar serta mensejahterakan dan maju,

dalam bidang keamanan pangan, ramah lingkungan dan mampu telusur.

Meningkatkan Profesionalisme Pembenihan Ikan Air Tawar yang berkualitas dan peningkatan

produksi benih. Menyelenggarakan praktek dan pembinaan petani ikan, serta mahasiswa-mahasiswi,

siswa-siswi dalam rangka penigkatan SDM Perikanan di Provinsi Aceh, sebagai Pusat Penelitian

Perikanan Air Tawar dan menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat melalui pelaksanaan

restocking dan membantu Penyuluhan Perikanan Air Tawar yang maju dan mampu bersaing.(UPTD-BAT,

2012). Data Primer.

Gambar  2  Kantor UPTD-BAT Jantho Baru (Data Primer).

1.   Keadaan Umum Lokasi PKL

Page 90: Bangsal benih

Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru didirikan dan

diresmikan pada Tahun 2003 oleh Bupati Aceh Besar. Latar belakang berdirinya Unit Pelaksana Tehnis

Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru Demi Kebutuhan Bibit Ikan Air Tawar bagi

pembudidaya. Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru didirikan oleh

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Aceh Besar.

Tujuan didirikan UPTD-BAT Jantho Baru adalah untuk menyediakan benih ikan air tawar. Selain

itu, UPTD-BAT Jantho Baru juga sebagai tempat mengadaptasi teknologi dan sebagai tempat pendidikan

serta pelatihan.

Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru terletak di ketinggian

400 meter diatas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 262 ml / hari dan rata-rata 94320 ml /

tahun, dengan curah hujan tertinggi pada bulan September dan bulan Desember. Jarak tempuh UPTD-

BAT Jantho Baru dengan Kota Jantho ± 4 km dan dengan Kota Banda Aceh ± 55 km. (UPTD-BAT, 2012).

Data Primer.

Gambar  3  Lokasi UPTD-BAT Jantho Baru (Data Primer).

2.      Letak Geografis dan Keadaan Sekitarnya

Letak Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru terletak di Desa

Jantho Baru – Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh, dengan keadaan sekitarnya sangat

mendukung.

UPTD-BAT Jantho Baru terletak antara 5,20 – 5,80 Lintang Utara dengan 95,00 – 95,80 Bujur Timur

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1.      Sebelah barat berbatasan dengan Samudra Indonesia.

2.      Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pidie.

3.      Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya.

4.      Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Kota Banda Aceh. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

3.      Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja

Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru dengan jumlah tenaga

kerja sebanyak 12 orang yang terdiri dari Kepala UPTD-BAT, Bagian Tata Usaha, Sub Seksi Produksi, Sub

Page 91: Bangsal benih

Seksi Distribusi, Bagian Teknisi Lapangan dan Bagaian Musalla serta kebersihan, dengan jenjang / tingkat

pendidikan S2 sebanyak 1 orang, S1. 4 orang, D3. 2 orang, SMA. 3 orang dan tingkan SMP. 2

orang. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja UPTD-BAT Jantho Baru adalah sebagai berikut :

Diagram  4  Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja (Data Primer).

4.      Badan Usaha dan Permodalan

Unit Pelasana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru berbentuk Badan

Usaha Milik Pemerintah Daerah (BUMPD). Semua urusan keuangan dan modal usahanya diurus dan

dikelola oleh Pemerintah Daerah. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

4.1.2        Sarana Pembenihan Ikan Mas

Page 92: Bangsal benih

Sarana pemijahan ikan mas rajadanu (Cyprinus carpio) di UPTD-BAT Jantho Baru meliputi :

1.      Kolam Induk

Kegiatan pemeliharaan induk dilakukan dalam kolam induk dengan berukuran 12 x 25 m, yang

berjumlah 2 unit.

2.      Bak Pemijahan

Kegiatan pemijahan dilakukan dalam bak pemijahan dengan ukuran 3 x 4 m, yang berjumlah 2

unit.

3.      Kakaban

Merupakan subtrat penempelan telur ikan mas, terbuat dari ijuk yang dijepit papan atau bambu.

ukuran kakaban dengan panjang 80 cm dan lebar 30 cm.

4.      Hapa

Happa merupakan kantong berbentuk segiempat, digunakan untuk menetaskan telur ikan mas

bertujuan untuk memudahkan dalam pemanenan larva dan bersih.

5.   Timbangan

Timbangan digunakan untuk menimbang berat induk yang dipijahkan. Peninbangan induk

bertujuan untuk mengetahui dosis hormon penyuntikan.

6.   Spuit  atau jarum suntik

Jarum suntik digunakan untuk menyuntik hormon pada induk ikan mas rajadanu yang sudah

matang gonad.

7.   Hormon Ovaprim

Ovaprim digunakan untuk merangsang induk ikan mas rajadanu yang sudah matang gonad untuk

dilakukan pemijahan.

9.   Steroform

Wadah yang digunakan untuk menampung induk saat membawa induk ke bak pemijahan dari

kolam pemeliharaan induk

10. Fiber

Merupakan wadah yang digunakan untuk merendam telur ikan mas rajadanu saat treatmen telur.

11. Gayung

Gayung digunakan untuk memanen larva.

12. Timba

Merupakan wadah penampungan larva saat di panen dan ditebarkan dalam kolam pendederan.

(UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

4.1.3        Pengairan

1.      Sumber Air

Sumber air di Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru,

bersumber dari Bendungan Sungai Jantho dialiri melalui saluran Irigasi Teknis. Jarak sumber air 3 km dari

UPTD-BAT Jantho Baru. Air ditampung dan diendapkan dalam bak pengendapan melalui pipa paralon

yang berukuran 7 inc sebelum di masukkan ke dalam kolam. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Page 93: Bangsal benih
Page 94: Bangsal benih

Gambar  5  Sumber Air UPTD-BAT Jantho Baru (Data Primer).

Menurut Arie (2009), air adalah media hidup ikan. Agar ikan hidup baik, kebutuhan air untuk ikan

mas harus berkualitas baik, cukup dan kontinyu. Ada beberapa sumber air untuk ikan mas, diantaranya

sungai, kali atau solokan, dan saluran irigasi.

Sungai adalah air yang mengalir di atas permukaan tanah dengan dengan debit air sungai sangat

besar diatas 100 liter / detik, terutama pada musim hujan. Sebelum dialirkan ke kolam, sungai harus dibuat

bendungan. Bendungan harus kuat, dengan pintu airnya. Pembuatannya bendungan sungai membutuhkan

biaya yang besar. Sehingga sangat cocok untuk usaha berskala besar, dengan jumlah puluhan kolam.

Secara ekonomis, menjadi perhitungan dalam melakukan kegiatan budidaya. Selanjutnya kolam yang di

buat tidak bisa hanya 5 atau 10 kolam budidaya, karena akan mengalami kerugian minial 50 atau 100

kolam yang di buat.

Kali atau selokan adalah air yang mengalir di atas permukaan tanah dengan debit air yang tidak

besar sekitar 10 liter / detik. Sumber air yang berasal dari kali atau selokan tidak membutuhkan biaya

besar, bahkan tidak memerlukan biaya. Bendungan yang dibuat di selokan dapat dibuat dengan gundukan

batu atau tanah. Sumber air ini hanya cocok untuk usaha skala 5 atau 10 kolam.

Irigasi adalah air yang mengalir di atas permukaan tanah dengan lebar rata-rata 3 m. Air irigasi

berasal dari sungai yang di bendung, serta pintu airnya. Air irigasi lebih baik digunakan untuk budiday

perikanan skala sedang. Pengairan irigasi lebih efisien dan membutuhkan sedikit biaya. (Muharam. 2009).

2.   Kualitas Air

Kualitas air di Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar (UPTD-BAT) Jantho Baru, Suhu

air berkisar antara 23 – 27 oC, pH air 6 – 7, dan DO 6 – 7 mg/l, dengan debit air 200 liter / detik. (UPTD-

BAT, 2012). Data Primer.

Gambar  6  Alat Pengukuran Parameter Kualitas Air UPTD-BAT Jantho Baru

(Data Primer).

Menurut Muharam (2009), kualitas air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan, dan

biota air lainnya. Kualitas air yang baik, ikan akan hidup dengan baik dan pertumbuhannya cepat, nafsu

makan tinggi dan tidak mudah terserang penyakit. Kualitas air baik akan memacu perkembangbiakan yang

Page 95: Bangsal benih

cepat dan rentang waktu kematangan gonad (recorvery) relatif singkat. Secara umum kualitas air harus

bernilai parameter baik.

Kriteria parameter kualitas air yang baik untuk pembenihan ikan mas dapat dilihat pada tabel 4

berikut ini :

Tabel  4  Parameter kualitas air yang baik untuk pembenihan ikan mas

Parameter Kualitas Air Nilai Batas

Residu padat terlarut total

Padatan tersuspensi

Kekeruhan

Suhu

Oksigen terlarut

Karbondioksida

pH

Alkalinitas (CaCO3)

Kesadahan total (CaCO3)

Amonia total

Nitrit

Pestisida organoklor

Pestisida organofosfat

Maksimum 2.000 mg/l.

Maksimum 400 mg/l.

Maksimum 50 JTV.

26 – 28 0C.

(fluktuasi normal sekitar 4 0C).

Lebih besar dari 2 mg/l.

Kandungan minimum 6 mg/l tidak boleh terjadi

selama 8 jam berturut-turut.

0 – 12 mg/l.

6,5 – 8,5.

Minimum 20 mg/l.

Minimum 20 mg/l.

Maksimum 0,02 mg/l.

Maksimum 0,1 mg/l.

Maksimum (0,01 x LC50–96 jam) mg/l.

Maksimum (0,03 x LC50–96 jam) mg/l.

Sumber : Muharam, C. 2009.

3.   Bak Pengendapan

Bak pengendapan terbuat dari beton berbentuk persegi panjang, berukuran 5 x 7 x 2 m dan

kemiringan 450 dengan filter batu berpasir. Bertujuan untuk mengendapkan sedimen partikel kecil dan

hama yang dibawah / diangkut air, seperti lumpur, pasir, telur ikan liar yang tidak bersifat menempel, larva

ikan liar, dan keong mas. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Page 96: Bangsal benih

Gambar  7  Bak Pengendapan UPTD-BAT Jantho Baru (Data Primer).

Menurut Arie (2009), Bak pengendapan air dibuat dengan tujuan untuk menyaring partikel-

partikel yang di bawa air. Bak pengendapan dibuat berbentuk zig-zag dengan sekat-sekat dari beton.

Adanya sekat menyebabkan partikel kecil seperti lumpur mengendap di sudut sekat sehingga air yang

masuk ke kolam bersih.

4.   Saluran Pemasukan dan Pengeluaran Air

Bentuk saluran pemasukan - pengeluaran air di Unit Pelaksana Tehnis Dinas Budidaya Air Tawar

(UPTD-BAT) Jantho Baru, berbentuk paraler dan bentuk pintu pemasukan - pengeluaran air terbuat dari

paralon. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Menurut Susanto (1999), Paralel adalah sistem pengairan dimana setiap kolam mendapatkan air

baru atau air yang sudah dialirkan tidak dialirkan ke kolam lain. Sistem pengairan ini yang baik, karena

kualitas air kolam dapat terjaga. Selanjutnya, sistem ini mudah dalam pengelolaannya, satu kolam dipanen

tidak mengganggu kolam yang lain.

Pintu pemasukan dibuat dekat saluran pemasukan dengan pipa paralon berdiameter 4 inchi.

Bagian itu tidak boleh menyentuh permukaan air untuk menjaga agar ikan tidak keluar. Jarak antara pintu

pemasukan dengan permukaan air minimal 20 cm. Selain untuk menjaga agar ikan tidak keluar, tingginya

bagian ini bertujuan agar selalu terjadi difusi oksigen dalam kolam.

Pintu pengeluaran dibuat dekat saluran pembuangan dengan menggunakan monik, salah satu

bentuk pintu pengeluaran yang paling praktis. Selain monik, lubang pengeluaran air, bisa juga dibuat

dengan bentuk L, yaitu dibuat dari pipa paralon. (Susanto, 1999).

4.1.4        Konstruksi Kolam dan Bak Ikan Mas Rajadanu

1.      Kolam Induk

Konstruksi kolam induk terbuat dari beton dengan alas tanah, jenis liat berpasir perbandingan

tanah liat dan pasir 3 : 2. Kolam berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 12 x 25 m dan

kedalaman 1 m, kolam induk berjumlah 4 unit, masing-masing induk, jantan dan betina di pelihara secara

terpisah. Bertujuan untuk mencegah terjadinya perkawinan atau pemijahan ilegal, sehingga terjadi

penerunan kualitas produksi benih. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Page 97: Bangsal benih

Gambar  8  Konstruksi Kolam Induk UPTD-BAT Jantho Baru (Data Primer).

2.      Bak Pemijahan

Bentuk bak pemijahan empat persegi terbuat dari beton, sehingga mudah dalam pengeringan dan

pengisian air, dengan ukuran 3 x 5 m, kedalam 70 cm dan ketinggian air rata-rata 60 cm. Bak dikeringkan

sebelum digunakan selama 2 – 3 hari untuk merangsang atau mempercepat proses pemijahan. Bak

Pemijahan Ikan Mas yang ada di UPTD-BAT Jantho Baru sebanyak 1 Unit.

Bak penetasan telur ikan mas adalah bak yang digunakan untuk memijahkan induk dengan

menggunakan hapa, bertujuan untuk memudahkan dalam pemanenan larva ikan mas. Setelah induk

memijah, telur ikan mas menepel / melekat (adesif) pada kakaban, induk dipindahkan kekolam induk, dan

telur ditetaskan di dalam kolampemijahan dengan menggunakan hapa. (UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Page 98: Bangsal benih

Gambar  9  Kontstuksi Bak Pemijahan UPTD-BAT Jantho Baru (Data Primer).

Menurut Suseno (1999), Untuk kegiatan pemijahan ikan mas wadah yang digunakan adalah bak

pemijahan berukuran 3 x 5 m dan kedalaman 70 cm, dengan bentuk persegi panjang. Bak pemijahan yang

digunakan, sebelumnya dibersihkan dan dibilas dengan air, selanjutnya dijemur untuk menghilangkan

jamur-jamur dan bakteri yang masih menempel. Air merupakan media yang sangat penting bagi budidaya

ikan. Untuk itu perlu disediakan air yang sangat bersih dan steril. Air yang digunakan untuk pemijahan ini

adalah air yang berasal dari air irigasi yang sudah diendapkan selama 24 jam, karena kemungkinan air

tersebut mengandung zat-zat yang beracun yang akan mengakibatkan gangguan pemijahan ikan mas. Air

yang diendapkan di masukkan dalam bak pemijahan dengan menggunakan pintu pemasukan air dengan

ketingian 60 – 70 cm.

Setelah air dimasukkan, selanjutnya dilakukan pemasangan kakaban, sebagai subtrat

penempelan telur ikan mas, jika kakaban (ijuk) sulit ditemukan di lokasi dan daerah budidaya perikanan

bisa digantikan dengan tali rafiah. Subtrat yang di buat dari tali rafiah disisri dengan rapi dan di jepit

dengan dua bilah kayu atau bambu. Selajutnya di pasangkan dalam kolam pemijahan ikan mas.

(Muharam, 2009).

4.2       Pembenihan

4.2.1        Pemeliharaan Induk

Kegiatan Pemijahan ikan mas sangat ditentukan oleh kualitas induk. Pemilihan calon induk yang

baik, harus mempertimbangkan ras atau varietas ikan mas yang di jadikan calon induk. Pemeliharaan

induk sangat perlu dijaga, demi ke langsungan produksi benih berkualitas unggul. Induk dirawat dengan

cara pemberian pakan secara rutin dan cukup, pengontrolan kualitas air, serta pengendalian hama dan

penyakit.(UPTD-BAT, 2012). Data Primer.

Induk betina dan jantan dipelihara terpisah. Pemeliharaan dilakukan dalam kolam induk sampai

matang gonand atau siap untuk dipijahkan, kriteria pemeliharaan induk betina dan jantan dapat dilihat pada

tabel 5 dan 6 berikut ini.

Page 99: Bangsal benih

Tabel 5 Kriteria Pemeliharaan Induk Betina Ikan Mas Rajadanu (Cyprinus carpio).

Betina

     Umur

     Bobot

     Wadah Pemeliharaan

     Padat Tebar

     Pakan

     Dosis Pakan

     Recovery Gonad

    1,5 – 2 tahun

    > 2 kg

    Kolam induk / bak induk

    1 ekor / m2

    Pellet (Protein 28 – 30 %)

    2 – 3 % berat badan / hari

    2 – 3 bulan

Sumber: UPTD-BAT Jantho Baru, 2012