bahan_alam_daster_1_.doc

14
PERCOBAAN VIII PENGUJIAN AKTIVITAS MUKOLITIK EKSTRAK BAHAN ALAM MENGGUNAKAN PUTIH TELUR A. Tujuan Mengetahui aktivitas mukolitik ekstrak bahan alam dengan menggunakan putih telur. B. Dasar Teori 1. Batuk Batuk adalah suatu reflek fisiologi pada keadaan sehat maupun sakit dan dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab. Refleks batuk lazimnya diakibatkan oleh rangsangan dari selaput lendir saluran pernafasan, yang terletak di beberapa bagian dari tenggorokan (epiglotis, laring, trakea, dan bronkhus). Mukosa ini memiliki reseptor yang peka untuk zat-zat perangsang (dahak, debu, peradangan) yang dapat mencetuskan batuk. Batuk merupakan suatu mekanisme fisiologi yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernafasan dari dahak, zat- zat perangsang asing, dan unsur infeksi. Dengan demikian, batuk merupakan suatu mekanisme perlindungan (Tjay, 2002). Batuk dapat dibagi menjadi 5 fase, yakni inspirasi, glotis tertutup, kontraksi otot-otot

description

u can get it if u're clever enough to know what i mean.

Transcript of bahan_alam_daster_1_.doc

PERCOBAAN VIII

PERCOBAAN VIII

PENGUJIAN AKTIVITAS MUKOLITIK EKSTRAK BAHAN ALAM MENGGUNAKAN PUTIH TELUR

A. Tujuan

Mengetahui aktivitas mukolitik ekstrak bahan alam dengan menggunakan putih telur.

B. Dasar Teori1. BatukBatuk adalah suatu reflek fisiologi pada keadaan sehat maupun sakit dan dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab. Refleks batuk lazimnya diakibatkan oleh rangsangan dari selaput lendir saluran pernafasan, yang terletak di beberapa bagian dari tenggorokan (epiglotis, laring, trakea, dan bronkhus). Mukosa ini memiliki reseptor yang peka untuk zat-zat perangsang (dahak, debu, peradangan) yang dapat mencetuskan batuk. Batuk merupakan suatu mekanisme fisiologi yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernafasan dari dahak, zat-zat perangsang asing, dan unsur infeksi. Dengan demikian, batuk merupakan suatu mekanisme perlindungan (Tjay, 2002).Batuk dapat dibagi menjadi 5 fase, yakni inspirasi, glotis tertutup, kontraksi otot-otot ekspirasi, glotis terbuka secara tiba-tiba, dan fase terakhir adalah udara dikeluarkan tiba-tiba. Efektif tidaknya batuk tergantung kepada 3 hal, yakni kompresi udara yang dikeluarkan, partikel yang terdapat di dalam udara batuk, dan kecepatan linier dari gas yang dikeluarkan (Tabrani, 1996).Batuk dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, batuk produktif dan batuk nonproduktif.a. Batuk ProduktifBatuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan fungsi mengeluarkan zat-zat asing (kuman, debu dan sebagainya) dan dahak dari batang tenggorokan. Maka pada dasarnya jenis batuk ini tidak boleh ditekan tetapi dalam prakteknya sering kali batuk yang hebat dapat mengganggu tidur dan melelahkan pasien ataupun berbahaya, misalnya setelah pembedahan. Untuk meringankan dan mengurangi frekuensi batuk, terapi simptomatis diberikan dengan obat-obat pereda batuk dan dilarang untuk merokok.

b. Batuk Non ProduktifBatuk non produktif bersifat kering tanpa adanya dahak, misalnya pada batuk rejan (pertusis) atau juga karena pengeluarannya memang tidak mungkin seperti pada tumor. Batuk jenis ini tidak ada manfaatnya, maka harus dihentikan. Untuk maksud ini tersedia obat-obat yang berdaya menekan rangsangan batuk, yaitu zat-zat pereda, antihistaminika, dan anestetika tertentu.

(Tjay, 2002)

2. MukolitikMukolitika adalah obat-obat yang dapat membantu menurunkan viskositas sputum, khususnya dari saluran nafas bagian bawah. Sehingga mengubah sifat fisika kimia dari mukus yang menyebabkan viskositas mukus menurun dan akan lebih mudah untuk dibatukkan. Obat ini dapat meringankan pernafasan, sesak nafas dan terutama pada serangan asma hebat yang dapat mematikan jika sumbatan lendir sedemikian kentalnya, sehingga tidak dapat dikeluarkan.Mukolitika memiliki gugus sulfhidril (-SH) bebas dan berdaya mengurangi kekentalan dahak (mucus = lendir, lisis = larut) dan mengeluarkannya. Senyawa sistein membuka jembatan disulfida diantara makromolekul yang terdapat dalam dahak. Bromheksin dan ambroksol bekerja dengan jalan memutuskan serat-serat mukopolisakarida.(Tjay, 2002)

Asetilsistein dan bromheksin adalah obat yang bekerja sebagai mukolitik. Asetilsistein menurunkan vikositas lendir bronkhus dengan memutuskan jembatan disulfida protein dari molekul lendir. Metabolit utama bromheksin yaitu ambroksol diduga mempunyai kerja mukolitik dengan kemungkinan kerjanya menstimulasi pembentukan zat aktif permukaan (surfaktan), sehingga adhesi lendir pada epitel bronkhus akan berkurang (Mutschler, 1991).

3. Mukus ManusiaManusia menghasilkan dua jenis mukus yaitu mukus saluran pernapasan dan mukus lambung. Mukus saluran pernapasan merupakan cairan kental yang dikeluarkan dengan bikarbonat oleh sel-sel mukosa tertentu. Mukus melapisi semua mukosa, kekentalannya berkurang bila pH nya meningkat di atas lima komposisi mukus intestinal adalah air 97,5 %; protein 0,80 %; substansi organik 0,73 %; dan 0,88 % garam organik.(Duke, 1995)Mukus orang dewasa normal dibentuk sekitar 100 mL dalam saluran napas setiap hari. Mukus ini diangkut menuju faring oleh gerakan pembersihan normal dari silia yang membatasi saluran pernapasan. Kalau terbentuk mukus yang berlebihan, maka proses normal pembersihan mungkin tidak efektif lagi, sehingga akhirnya mukus tertimbun. Bila hal ini terjadi, maka membran mukosa terangsang, dan mukus ini dibatukkan keluar sebagai sputum (Price, 1984).4. Putih TelurTelur ayam adalah salah satu bahan makanan yang banyak dikonsumsi sebagai bahan sumber gizi, ramuan obat maupun bahan industri. Telur mengandung air sekitar 73,6 %, protein 12,8 %, lemak 11,8 %, karbohidrat 1,0 % dan komponen lainnya 0,8 %. Struktur fisiknya terdiri atas kerabang telur sekitar 11 %, putih telur sekitar 57 % dan kuning telur sekitar 32 % . Putih telur mengandung protein ovalbumin, ovomukoid, ovomusin, ovokonalbumin, ovoglobulin dan protein antimikroba lisozim yang memperlambat proses kerusakan. Putih telur tersebut terdiri atas lapisan encer bagian luar 23,3 %, lapisan kental bagian tengah 57,3 %, lapisan encer bagian dalam 16,8 % dan lapisan membran kalazifera 2,7 % sedangkan kuning telur mengandung protein ovovitelin dan ovolivetin. (Juansah. 2009)5. Uraian tanaman

a. Daun Sungkai (Peronema canescens)

1) Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Divisi

: MagnoliophytaKelas

: MagnoliopsidaOrdo

: LamialesFamili : VerbenaceaeGenus : PeronemaSpesies: Peronema canescens2) Morfologi dan Kandungan

Kayunya sangat keras berwarna krem muda atau kuning muda, tekstur kayu kasar dan tidak merata, kulit luar berwarna kelabu atau sawo muda, beralur dangkal. Daun menyirip berhadapan, bentuk lanset dengan panjang 8-12 cm, lebar 2-3,5 cm, ujung runcing dan tepi rata.Tumbuhan sungkai mempunyai beberapa jenis unsur atau komponen saponin. Saponin mempunyai kegunaan sebagai racun dan antimikroba (jamur, bakteri dan virus), bersifat antioksidan dan antikarsinogenik. Adanya kandungan saponin ditandai dengan pembentukan larutan koloidal dalam air aglikonnya. Saponin ini berkaitan erat dengan reaksi penyabunan, sehingga dapat diprediksikan bisa melisiskan dinding sel serangga yang sulit dibasmi karena memiliki zat lilin seperti kutu putih.

(Asikin, 2012)

b. Kerehau (Callicarpa longifolia Lamk)

1) Klasifikasi dari kerehau (Callicarpa longifolia Lamk) yaitu:

Kingdom: PlantaeDivisi

: AngiospermsKelas

: DicotyledonaeOrdo

: LamialesFamili

: VerbenaceaeGenus

: CallicarpaSpesies: Callicarpa longifolia Lamk

2) Morfologi

Nama lain dari Callicarpa longifolia yaitu kerehau yang ditemukan hampir di seluruh pulau borneo. Tumbuhan ini memiliki deskripsi semak hingga 6 meter, tidak memiliki stipula, daun berlawanan, memiliki rambut halus dan agak bergerigi, bunga dan buah berdiameter 2 mm berwarna putih. Bagian akar dapat digunakan untuk mengobati sakit perut dan diare, bagian daun digunakan untuk mengobati malaria. Kandungan kimia dari kerehau yaitu saponin, tannin, alkaloid dan steroid.

(Falah, 2013)

c. Daun Sinyo Nakal (Duranta Erecta)1) Klasifikasi

Kingdom: PlantaeDivisi

: MagnoliophytaKelas

: MagnoliopsidaOrdo

: LamialesFamily: VerbenaceaeGenus

: DurantaSpesies: Duranta Erecta2) Morfologi

Sinyo nakal antara lain mengandung saponin (daun dan buah), tannin (daun) dan flavonoid (buah). Anggota famili verbenaceae itu bersifat melancarkan peredaran darah, anti-inflamasi dan diuretik.

(Hariana, 2007)

d. Rumput Bulu (Ageratum conyzoides L.)

1) Klasifikasi

Kingdom: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaOrdo: AsteralesFamili: AsteraceaeGenus: AgeratumSpesies : Ageratum conyzoides L.

(Prasad, 2011)2) Morfologi

Rumput bulu atau dengan nama lain bandotan merupakan tumbuhan ternah semusim, tumbuh tegak, tinggi 30-90 cm dan bercabang. Batang bulat, berambut panjang. Daun berbentuk daun bulat telur dengan pangkal membulat. Bunga majemuk 3 atau lebih.Herba bandotan mengandung asam amino, asam organik, kumarin, minyak atsiri, friedelin, -sitosterol, tannin, sulfur dan potassium klorida. Akar mengandung minyak atsiri, alkaloid dan kumarin. Berkhasiat sebagai stimulan, tonik, pereda demam, malaria, sakit tenggorokan, mimisan, perut kembung, diare, muntah serta untuk perawatan rumput.

(Utami, 2008)

e. Daun Beluntas (Pluchea indica Less)

1) Klasifikasi

Kingdom: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaOrdo: AsteralesFamili: AsteraceaeGenus: PlucheaSpesies: Pluchea indica Less2) Morfologi

Tanaman beluntas (Pluchea indica L.) digunakan sebagai tanaman pagar dan pembantas antar guludan di perkebunan. Secara tradisional daunnya digunakan sebagai obat untuk menghilangkan bau badan, obat turun panas, obat batuk dan obat diare.

(Andarwulan, 2003)

Beluntas adalah tanaman berupa semak, ramping, tegak, bercabang-cabang, meninggalkan bau aromatik ketika diremas, bunganya kecil berbentuk tabung, hidup di dataran rendah di tempat yang lembab.Beluntas digunakan sebagai obat penurun panas dan diaphoretik, antiinflamasi, stimulan, diuretik dan diabetes, obat sakit perut, obat batuk, mengatasi keputihan, menyembuhkan wasir, obat disentri, untuk mengatasi nyeri rematik, sakit pinggang, disuria, sakit kepala, keseleo dan pencernaan yang terganggu.

(Quattrocchi, 2012)

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor terhadap pengujian kadar antioksidan dalam beluntas diketahui daun beluntas mengandung grup senyawa flavonoid, tanin, sterol dan fenol hidrokuinon.

Selain kandungan senyawa diatas, beluntas mengandung saponin, alkaloid, minyak atsiri, asam amino (leusin, isoleusin, triptofan, treonin), lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A dan vitamin C. Duan beluntas juga mengandung sejumlah senyawa volatil kelompok terpena. Senyawa volatil ini merupakan penyusun minyak atsiri yang memberikan aroma khas pada daun beluntas.

(Utami, 2013)

DAFTAR PUSTAKAAndarwulan, Nuri, dkk. 2003. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dan Stabilitas Aktivitasnya pada Berbagai Konsentrasi Garam dan Tingkat pH. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. Volume XIV Nomor 2.

Asikin, S. 2012. Uji Ekstrak Tumbuhan Rawa Untuk Mengendalikan Hama Ulat Grayak (Spadoptera litara) Skala Laboratorium. Jurnal Agrosaentiae. Volume 19. Nomor 3.Duke, NH. 1995. The Physiology of Domestic Animal. Comstock Publishing : New York.Falah, Faiqotul. Tri S. dan Noorcahyati. 2013. Keragaman Jenis dan Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat oleh Masyarakat Sekitar Hutan Lindung Gunung Beratus, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Komersial Alam. Vol. 10. No. 1.Hariana, A. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3. Penebaar Swadaya : JakartaJuansah. J. Dkk. 2007. Sifat Listrik Putih Telur Ayam Kampung Selama Penyimpanan. Media Peternakan. Vol. 32. No. 1.

Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat. Edisi 5. ITB. Bandung.Prasad, K. B. 2011. Evalution Of Wound Healing Activity Of Leaves Of Ageratum Conyzoides. Int. J. Of Pharm Pract Drug. Vol. 1. No. 1.Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. 1994. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC : Jakarta.Tabrani. 1996. Ilmu Penyakit Paru. Hipokrates : Jakarta.Tjay, T.H. dan K. Rahardja. 2002.Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya Edisi Kelima Cetakan Pertama. Penerbit PT Elex Media : Jakarta.Quattrocchi, Umberto. 2012. CRC World Dictionary of Medicinal and Poisonous Plants. CRC Press : Francis.

Utami, P. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Ageratum Pustaka : Jakarta.Utami, Prapti dan Desty Ervira Puspaningtyas. 2013. The Miracle of Herbs: Daun, Umbi, Buah dan Batang Tanaman Ajaib Penakluk Aneka Penyakit. PT. Agromedia Pustaka : Jakarta.