bahan tugas

8
SUTTA PITAKA Sutta Piṭaka adalah bagian kedua dari tiga bagian Tipitaka , kitab suci agama Buddha . Sutta Piṭaka berisikan lebih dari 10.000 sutta (ajaran) berisikan khotbah-khotbah, dialog dan tanya jawab Buddha Gautama dengan para siswa, petapa maupun orang lain. Sutta Pitaka terdiri atas 5 kumpulan (nikaya) atau buku, yaitu: 1. Digha Nikāya 2. Majjhima Nikāya 3. Saṁyutta Nikāya 4. Aṅguttara Nikāya 5. Khuddaka Nikāya Dīgha Nikāya (dīghanikāya; "Kumpulan Diskusi-diskusi Panjang") merupakan naskah Buddhis , kumpulan pertama dari lima nikaya , atau kumpulan, dalam kelompok Sutta Pitaka , yang merupakan kitab pertama dari "tiga keranjang" yang membentuk Tipitaka bahasa Pāli dari mazhab Theravada . Beberapa sutta yang seringkali dipakai sebagai rujukan adalah Mahaparinibbana Sutta [DN 16], yang menjelaskan saat-saat terakhir dan kematian Buddha; Sigalovada Sutta [DN 31], dimana Buddha menjelaskan tata-cara dan pelaksanaan kepada orang awan ; dan Samaññaphala Sutta [DN 2], Brahmajala Sutta [DN 1] yang menjelaskan dan membandingan sudut pandang Buddha dengan petapa lain di India mengenai alam dan waktu (masa lalu, masa kini dan masa mendatang); dan Potthapada [DN 9] yang menjelaskan manfaat dan pelaksanaan meditasi samatha . Dīgha Nikāya terdiri dari 34 kumpulan diskusi-diskusi yang dibagi menjadi tiga kelompok: Silakkhandha-vagga — Bagian mengenai Moralitas (sutta 1-13); dinamai dari risalah moral bhikkhu-bhikkhu yang tertulis dalam setiap setiap sutta-suttanya (dalam teori; dalam kenyataannya tidak tertulis lengkap); sebagian besar menuju kepada jhana (pencapaian utama dalam meditasi samatha ), pengembangan kemampuan batiniah dan menjadi seorang arahat Maha-vagga — Pembagian Agung (sutta 14-23) Patika-vagga — Pembagian Patika (sutta 24-34)

description

eqf5 w 4u34 i5 4

Transcript of bahan tugas

Page 1: bahan tugas

SUTTA PITAKA

Sutta Piṭaka adalah bagian kedua dari tiga bagian Tipitaka, kitab suci agama Buddha. Sutta Piṭaka berisikan lebih dari 10.000 sutta (ajaran) berisikan khotbah-khotbah, dialog dan tanya jawab Buddha Gautama dengan para siswa, petapa maupun orang lain.

Sutta Pitaka terdiri atas 5 kumpulan (nikaya) atau buku, yaitu:

1. Digha Nikāya 2. Majjhima Nikāya 3. Saṁyutta Nikāya 4. Aṅguttara Nikāya 5. Khuddaka Nikāya

Dīgha Nikāya (dīghanikāya; "Kumpulan Diskusi-diskusi Panjang") merupakan naskah Buddhis, kumpulan pertama dari lima nikaya, atau kumpulan, dalam kelompok Sutta Pitaka, yang merupakan kitab pertama dari "tiga keranjang" yang membentuk Tipitaka bahasa Pāli dari mazhab Theravada. Beberapa sutta yang seringkali dipakai sebagai rujukan adalah Mahaparinibbana Sutta [DN 16], yang menjelaskan saat-saat terakhir dan kematian Buddha; Sigalovada Sutta [DN 31], dimana Buddha menjelaskan tata-cara dan pelaksanaan kepada orang awan ; dan Samaññaphala Sutta [DN 2], Brahmajala Sutta [DN 1] yang menjelaskan dan membandingan sudut pandang Buddha dengan petapa lain di India mengenai alam dan waktu (masa lalu, masa kini dan masa mendatang); dan Potthapada [DN 9] yang menjelaskan manfaat dan pelaksanaan meditasi samatha.

Dīgha Nikāya terdiri dari 34 kumpulan diskusi-diskusi yang dibagi menjadi tiga kelompok:

Silakkhandha-vagga — Bagian mengenai Moralitas (sutta 1-13); dinamai dari risalah moral bhikkhu-bhikkhu yang tertulis dalam setiap setiap sutta-suttanya (dalam teori; dalam kenyataannya tidak tertulis lengkap); sebagian besar menuju kepada jhana (pencapaian utama dalam meditasi samatha), pengembangan kemampuan batiniah dan menjadi seorang arahat

Maha-vagga — Pembagian Agung (sutta 14-23) Patika-vagga — Pembagian Patika (sutta 24-34)

Beberapa di antara Sutta-sutta yang terkenal adalah:

Bramajala Sutta

"Jala para Brahma" Sang Buddha bersabda bahwa Beliau mendapat penghormatan bukan semata-mata karena kesusilaan, melainkan karena kebijaksanaan yang mendalam yang beliau temukan dan nyatakan. Ia memberikan sebuah daftar berisi 62 bentuk spekulasi mengenai dunia dan pribadi dari guru-guru lain.

Page 2: bahan tugas

Samannaphala Sutta : "Pahala yang dimiliki oleh tiap pertapa". Kepada Ajatasattu yang berkunjung pada Sang Buddha, Beliau menerangkan keuntungan menjadi seorang Bhikkhu, dari tingkat terendah sampai tingkat Arahat.

Ambattha Sutta : Percakapan antara Sang Buddha dengan Ambattha mengenai kasta, yang sebagian memuat cerita tentang raja Okkaka, leluhur Sang Buddha.

Sonadanda Sutta Kualitas Brahma sejati Kutadanta Sutta : Percakapan dengan Brahmana Kutadanta tentang ketidaksetujuan

terhadap penyembelihan binatang untuk sajian. Mahali Sutta : Percakapan dengan Mahali mengenai penglihatan gaib. Yang lebih tinggi

dari pada ini adalah latihan menuju kepada pengetahuan sempurna. Kassapasihanada Sutta : Percakapan dengan seorang pertapa telanjang Kassapa tentang

tidak bermanfaatnya menyiksa diri. Tevijja Sutta : tentang ketidakbenaran pelajaran ketiga Veda untuk menjadi anggota

kelompok dewa-dewa Brahma. Mahapadana Sutta : Penjelasan Sang Buddha mengenai 6 orang Buddha yang sebelumnya

dan beliau sendiri, mengenai masa-masa mereka muncul, kasta, susunan keluarga, jangka kehidupan, pohon bodhi, siswa-siswa utama, jumlah pertemuan, pengikut, ayah, ibu dan kota dengan sebuah khotbah kedua mengenai Vipassi dari saat meninggalkan surga Tusita hingga saat permulaan memberi pelajaran.

Mahanidana Sutta : mengenai rantai sebab musabab yang bergantungan dan teori-teori tentang jiwa.

Mahaparinibbana Sutta : cerita tentang hati-hari terakhir dan kemangkatan Sang Buddha, serta pembagian relik-relik.

Sakkapanha Sutta : Dewa Sakka mengunjungi Sang Buddha, menanyakan 10 persoalan dan mempelajari kesunyataan bahwa segala sesuatu yang timbul akan berakhir dengan kemusnahan.

Maha Satipatthana Sutta : Khotbah mengenai 4 macam meditasi (mengenai badan jasmani, perasaan, pikiran dan Dhamma) disertai penjelasan mengenai 4 Kesunyataan.

Payasi Sutta : Kumarakassapa menyadarkan Payasi dari pandangan keliru bahwa tiada kehidupan selanjutnya atau akibat dari perbuatan. Setelah Payasi mangkat, Bhikkhu Gavampati menemuinya di surga dan melihat keadaannya.

Pitika Sutta : cerita mengenai seorang siswa yang mengikuti guru lain, karena Sang Buddha tidak menunjukkan kegaiban maupun menerangkan asal mula banda-benda. Selama percakapan, Sang Buddha menerangkan kedua hal tersebut.

Cakkavattisihanada Sutta : cerita tentang raja dunia dengan berbagai tingkat penyelewengan moral dan pemulihannya serta tentang Buddha Metteyya yang akan datang.

Aganna Sutta : perbincangan mengenai kasta dengan penjelasan mengenai asal mula benda-benda, asal mula kasta-kasta dan artinya yang sesungguhnya.

Sampasadaniya Sutta : percakapan antara Sang Buddha dengan Sariputta yang menyatakan keyakinannya kepada Sang Buddha dan menjelaskan ajaran Sang Buddha. Sang Buddha berpesan untuk kerap kali mengulangi pelajaran ini kepada para siswa.

Lakkhana Sutta : Penjelasan mengenai 32 tanda "Orang Besar" (Raja alam semesta atau seorang Buddha), yang dijalin dengan syair berisi 20 bagian; tiap bagian dimulai dengan "Disini dikatakan".

Page 3: bahan tugas

Sigalovada Sutta : Sang Buddha menemukan Sigala sedang memuja enam arah. Ia menguraikan kewajiban seorang umat dengan menjelaskan bahwa pemujaan itu adalah menunaikan kewajiban terhadap enam kelompok orang (orang tua, guru, sahabat dan lain-lain).

Majjhima Nikāya merupakan salah satu bagian dari Sutta Piṭaka yang memuat khotbah-khotbah menengah atau yang memiliki panjang sedang. Kitab ini terdiri atas 152 sutta, yang terbagi menjadi tiga bagian (biasa disebut paṇṇāsa atau Rangkaian Lima Puluh). Pada setiap paṇṇāsa, sutta-sutta tersebut dibagi lagi menjadi 10 sutta tiap vagga (bab). Tetapi untuk vagga terakhir terdiri atas 12 sutta.

Mūlapaṇṇāsapāḷi

Mūlapaṇṇāsapāḷi : disebut juga Bagian Pertama — Lima Puluh Ceramah Mula-mula

Mūlapariyāyavagga  : Kelompok Khotbah tentang Akar Sīhanādavagga  : Kelompok Auman Singa Opammavagga  : Kelompok Perumpamaan Mahāyamakavagga  : Kelompok Panjang Berpasangan Cūḷayamakavagga  : Kelompok Pendek Berpasangan

Majjhimapaṇṇāsapāḷi

Majjhimapaṇṇāsapāḷi : disebut juga Bagian Kedua — Lima Puluh Ceramah Menengah

Gahapativagga  : Kelompok Tentang Perumah Tanggan Bhikkhuvagga  : Kelompok Tentang Para Bhikkhu Paribbājakavagga  : Kelompok Tentang Para Pengembara Rājavagga  : Kelompok Para Raja Brāhmaṇavagga  : Kelompok Para Brahma

Uparipaṇṇāsapāḷi

Uparipaṇṇāsapāḷi : disebut juga Lima Puluh Ceramah Akhir

Devadahavagga  : Kelompok di Devadaha Anupadavagga  : Kelompok Satu Demi Satu Suññatavagga  : Kelompok Tentang Kekosongan Vibhangavagga  : Kelompok Penjelasan Saḷāyatanavagga  : Kelompok Enam Landasan

Samyutta Nikaya merupakan buku ketiga dari Sutta Pitaka yang terdiri atas 7.762 sutta (menurut "An analysis of the Pali Canon" [wheel no.217/218/219/220] ada 2.889 sutta). Buku

Page 4: bahan tugas

yang aslinya ditulis dalam bahasa Pali ini dibagi menjadi lima vagga utama dan 56 bagian yang disebut Samyutta.

Sagāthā Vagga - Buku Syair-Syair Nidāna Vagga - Buku Tentang Asal Mula Khandha Vagga - Buku Tentang Kelompok-Kelompok Unsur Kehidupan Saḷāyatana Vagga - Buku Tentang Enam Landasan Indria Mahā Vagga - Buku Besar

Beberapa Samyutta di antaranya sebagai berikut:

Mara: perbuatan-perbuatan bemusuhan dari Mara terhadap Sang Buddha dan para siswaNya.

Bhikkhuni : bujukan yang tidak berhasil dari Mara terhadap para bhikkuni dan perbedaan pendapatnya dengan mereka.

Brahma : Brahma Sahampati memohon Sang Buddha untuk membabarkan Dhamma kepada dunia.

Sakka: Sang Buddha menguraikan sifat-sifat Sakka, Raja para Dewa. Nidana Samyutta: penjelasan mengenai Paticcasamuppada (doktrin sebab musabab yang

saling bergantungan). Abhisamaya: dorongan untuk membasmi kekotoran batin secara tuntas. Khandha Samyutta: kumpulan unsur, fisik dan mental yang membentuk individu. Kilesa: kekotoran batin muncul dari enam pusat indria dan kesadaran indria. Vedana: tiga jenis perasaan dan sikap yang benar terhadap perasaan itu. Citta: alat indria dan obyeknya pada hakekatnya tidak jahat, melainkan kehendak-

kehendak tidak baik yang timbul melalui kontak mereka. Asankhata: tidak terbentuk (Nibbana) Magga Samyutta: jalan beruas delapan. Bojjhanga: tujuh faktor Penerangan Agung. Satipatthana: empat dasar kesadaraan. Indriya: lima kemampuan Sammappadhana: empat macam usaha benar. Bala: lima kekuatan. Iddhipada: empat kekuatan batin. Anuruddha: kekuatan-kekuatan gaib yang dicapai oleh Anuruddha melalui kesadaran. Jhana: empat jhana Anapana: kesadaraan dari pernapasan. Sotapatti: gambaran tentang seorang "penakluk arus". Sacca: empat kesunyataan mulia.

Anguttara Nikaya (dalam bahasa Pali: Aṅguttara Nikāya), merupakan buku keempat dari Sutta Pitaka yang terdiri dari sebelas kelompok, merupakan salah satu dari "Tiga Keranjang" yang terdapat pada Tipitaka (Buddhisme Theravada). Anguttaka Nikaya terdiri dari beberapa ribu[1] sutta yang disusun dalam sebelas buku (nipata).

Page 5: bahan tugas

Anguttara Nikaya selaras dengan Ekottara Agama ("Ceramah Satu Peningkatan") yang didapati dalam Sutta Pitaka dari berbagai naskah berbahasa Sanskerta pada awal Buddhisme, sebagian masih ada dalam berbahasa Sanskerta. Kumpulan lengkap didapati dalam terjemahan bahasa Tionghoa oleh seseorang bernama Zēngyī Ahánjīng (增一阿含經)

Kelompok-kelompok yang diklasifikasikan (Nipata) dibagi berdasarkan nomor.

1. Buku Kumpulan Satu - Ekaka-Nipata;2. Buku Kumpulan Dua - Duka;3. Buku Kumpulan Tiga - Tika;4. Buku Kumpulan Empat - Catukka;5. Buku Kumpulan Lima - Pancaka;6. Buku Kumpulan Enam - Chakka;7. Buku Kumpulan Tujuh - Sattaka;8. Buku Kumpulan Delapan - Atthaka;9. Buku Kumpulan Sembilan - Navaka;10. Buku Kumpulan Sepuluh - Dasaka;11. Buku Kumpulan Sebelas - Ekadasaka;

Khuddaka Nikāya merupakan lima nikaya, atau kumpulan, terakhir dalam "keranjang" Sutta Piṭaka; salah satu "keranjang" yang membentuk Tipitaka ("Tiga Keranjang") dalam mazhab Theravada. Nikaya ini berisikan limabelas (Thailand), tujuhbelas (Sri Lanka) atau delapan belas (Myanmar) dalam beragam edisi yang ditujukan kepada Buddha dan pemimpin pengikutnya.

Kelompok Khuddaka Nikāya

1. Khuddakapatha — Bagian-bagian Singkat2. Dhammapada — Kata-kata dari Dhamma3. Udāna — Pengutaraan Buddha pada saat-saat tertentu. Terdiri dari 80 Udana yang dibagi

dalam delapan vagga.4. Itivuttaka — Kumpulan syair-syair yang dimulai dengan iti vuccati, “demikian

dikatakan”. Berisikan ajaran-ajaran etika dari Buddha5. Suttanipāta — Kumpulan Sutta. Terdiri dari 71 sutta yang dibagi dalam lima vagga6. Vimānavatthu — Cerita mengenai Rumah di Surga7. Petavatthu — Cerita mengenai Setan Pengembara (peta)8. Theragātha — Syair tentang "Bhikkhu Senior" (thera) yang berisikan 107 syair (1.279

gatha)9. Therigātha — Syair tentang "Bhikkhuni Senior" (their) yang berisikan 73 syair (522

gatha)10. Jataka — Cerita Kelahiran11. Niddesa — Bentangan. Terbagi dalam 2, yakni : (I) Mahaniddesa, ulasan mengenai

Atthakavagga ; (II) Culaniddesa, ulasan mengenai Parayanavagga dan Khaggavisana Sutta. Nidesa ini juga diulas dalam Saddhammapajjotika dari Upasena dan dihubungkan dengan Sariputta.

12. Patisambhidamagga — Jalur Perbedaan. Sebuah analisis mengenai konsep "Abhidhamma"

Page 6: bahan tugas

13. Apadana — Kisah mengenai kehidupan lampau 550 bhikkhu dan 40 bhikkhuni14. Buddhavamsa — Riwayat Para Buddha15. Cariyapitaka — Keranjang Tingkah Laku. Berisikan cerita 35 (tiga puluh lima)

kehidupan Buddha dalam bentuk syair.

Kitab-kitab dibawah ini hanya termasuk dalam Tipitaka edisi berbahasa Myanmar.

Nettippakarana Petakopadesa Milindapañha — Pertanyaan-pertanyaan Raja Milinda