bahan lbm 1 li

16
1. Siapa saja dan peranan yang terlibat dalam dental team? Physical restraint by the dentist Merupakan pengekangan fisik yaitu dengan cara dokter gigi menahan pergerakan anak dengan menahan tangan anak atau tubuh bagian atasnya atau, dengan cara menempatkan kepala anak antara lengan dan badan operator. Teknik ini merupakan suatu pengelolaan tingkah laku yang kontoversial. Teknik ini jarang dilakukan oleh dokter gigi yang menyukai anak-anak karena dianggap keras. 11,12 Physical restraint by the assistant Pengekangan fisik yang dilakukan oleh asisten dokter gigi yaitu dengan menahan pergerakan anak dengan menahan tangan anak, menstabilkan kepala, dan mengontrol pergerakan kaki. Sama halnya dengan physical restraint by the dentist , teknik ini juga termasuk salah satu teknik yang kontroversial. 11,12 2. Bagaimana hubungan dental team terhadap perilaku anak? Segitiga Perawatan Gigi Anak Perbedaan antara perawatan yang dilakukan pada anak-anak dan perawatan pada orang dewasa terletak pada hubungan dokter gigi dan pasien.Perawatan untuk orang dewasa meliputi hubungan antara dokter-pasien (one to one relationship), sedangkan perawatan terhadap anak-anak adalah hubungan antara dokter gigi – pasien anak – orang tua/ orang yang mendampingi anak tersebut (one to two relationship). Hal ini disebut segitiga perawatan anak. 3. Hal” apa saja untuk menangani anak yang sulit untuk diajak bekerjasama? Perawatan gigi dan mulut pada anak-anak memerlukan pendekatan tersendiri dibandingkan perawatan pada dewasa, secara garis besar macam perawatan yang dilakukan pada anak-anak hampir sama dengan dewasa namun yang membedakan hanya pendekatan dan teknik yang dilakukan operator lebih lama serta penanganan tergantung dari tipe anak tersebut. Pendekatan untuk membentuk tingkah laku anak agar dapat kooperatif dapat

description

LI BLOK 16

Transcript of bahan lbm 1 li

Page 1: bahan lbm 1 li

1. Siapa saja dan peranan yang terlibat dalam dental team?Physical restraint by the dentist Merupakan pengekangan fisik yaitu dengan cara dokter gigi menahan pergerakan anak dengan menahan tangan anak atau tubuh bagian atasnya atau, dengan cara menempatkan kepala anak antara lengan dan badan operator. Teknik ini merupakan suatu pengelolaan tingkah laku yang kontoversial. Teknik ini jarang dilakukan oleh dokter gigi yang menyukai anak-anak karena dianggap keras.11,12

Physical restraint by the assistant

Pengekangan fisik yang dilakukan oleh asisten dokter gigi yaitu dengan menahan pergerakan anak dengan menahan tangan anak, menstabilkan kepala, dan mengontrol pergerakan kaki. Sama halnya dengan physical restraint by the dentist , teknik ini juga termasuk salah satu teknik yang kontroversial.11,12

2. Bagaimana hubungan dental team terhadap perilaku anak?Segitiga Perawatan Gigi AnakPerbedaan antara perawatan yang dilakukan pada anak-anak dan perawatan pada orang dewasa terletak pada hubungan dokter gigi dan pasien.Perawatan untuk orang dewasa meliputi hubungan antara dokter-pasien (one to one relationship), sedangkan perawatan terhadap anak-anak adalah hubungan antara dokter gigi – pasien anak – orang tua/ orang yang mendampingi anak tersebut (one to two relationship). Hal ini disebut segitiga perawatan anak.

3. Hal” apa saja untuk menangani anak yang sulit untuk diajak bekerjasama?Perawatan gigi dan mulut pada anak-anak memerlukan pendekatan tersendiridibandingkan perawatan pada dewasa, secara garis besar macam perawatan yangdilakukan pada anak-anak hampir sama dengan dewasa namun yang membedakanhanya pendekatan dan teknik yang dilakukan operator lebih lama serta penanganantergantung dari tipe anak tersebut.Pendekatan untuk membentuk tingkah laku anak agar dapat kooperatif dapatdilakukan dengan beberapa pendekatan non farmakologis seperti dengan modelling,desensitisasi, retraining, behaviour shaping (tell show do), dan reinforcemenf sertapenanganan yang sedikit kontroversial seperti hand over mouth ataupun pengekangan.DesenSitiSaSi, modelling , reinforcemenf atau penguatan, dan kontrol suara dapatdigunakan untuk semua pasien anak. Tell show do digunakan untuk pasien anak yangsebelumnya memiliki pengalaman cemas ke dokter gigi ataupun pada pasien yang barupertama kali datang. Restrain atau pengekangan digunakan untuk pasien yang sangattidak kooperatif atau pada pasien handicapped.Pemilihan cara pendekatan manajemen tingkah laku anak yang tepat tersebutsangat mempengaruhi keberhasilan dari perawatan gigi dan mulut. Rasa empati,pengetahuan, pembawaan, dan kemampuan dokter gigi juga turut mempengaruhipengendalian perilaku anak dalam perawatan gigi dan mulut.--

2.8.1 Metode pengelolaan tingkah laku secara nonfarmakologi

1. Tell-show-do

Page 2: bahan lbm 1 li

Tell-show-do adalah teknik membentuk tingkah laku yang digunakan oleh professional pediatri. Teknik ini merupakan salah satu teknik yang popaler digunakan dalam kedokteran gigi. Teknik ini melibatkan penjelasan verbal prosedur dalam frase sesuai dengan tingkat perkembangan pasien atau menceritakan mengenai perawatan yang akan dilakukan (tell), prosedur ditetapkan secara hati-hati, tanpa ada ancaman. Kemudian menunjukkan (show); memperlihatkan beberapa bagian perawatan, bagaimana itu akan dikerjakan, yaitu demonstrasi kepada pasien melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, maupun sentuhan tanpa menyimpang dari penjelasan dan demonstrasi yang telah diberikan serta tanpa ancaman. Terakhir adalah melakukan (do), mengerjakan sebagaimana yang telah diceritakan dan didemonstrasikan. Teknik tell -show-do digunakan dengan keterampilan komunikasi (verbal dan nonverbal) dan penguatan positif. 1,5,14

Untuk perawatan apapun yang dilakukan, penting untuk mengikuti tahap-tahap TSD. Penjelasan yang diberikan tidak perlu panjang lebar, karena hal ini akan cenderung membingungkan anak dan mungkin membangkitkan kecemasan; penjelasan harus sederhana dan sambil lalu. Demikian pula demonstrasi harus diberikan dengan singkat dan sebenarnya, sehingga perawatan yang sesungguhnya dapat dilakukan tanpa ditunda lagi.1

Tujuan: Tujuan dari tell-show-do adalah untuk:5,11

Mengajarkan aspek-aspek penting dari kunjungan pasien gigi dan membiasakan pasien dengan pengaturan gigi;

Bentuk respon pasien terhadap prosedur melalui de-sensitisasi dan harapan yang baik dijelaskan

Indikasi: 11

Dapat digunakan untuk semua pasien, khususnya pada pasien yang baru datang berkunjung dan memiliki kecemasan pada perawatan yang belum dikenali.

2. Voice Control (kontrol suara)

Kontrol suara adalah dikendalikannya perubahan volume suara, dan nadanya untuk mempengaruhi dan mengarahkan tingkah laku pasien. Orang tua tidak terbiasa dengan teknik ini, mungkin tidak menyenangkan namun bisa mendapatkan peluang dari penjelasan sebelum digunakan untuk mencegah kesalahpahaman. 5

Tujuan dari kontrol suara adalah untuk: 5

mendapatkan perhatian pasien dan kepatuhan; menghindari tingkah laku negatif atau penghindaran; membangun sesuai peranan dewasa-anak.

3. Non-verbal Communication (komunikasi nonverbal)Komunikasi nonverbal adalah penguatan dan bimbingan tingkah laku

melalui kontak yang tepat, postur, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. 5

Tujuan dari komunikasi nonverbal untuk: meningkatkan efektivitas teknik pengelolaan lainnya yang komunikatif;

Page 3: bahan lbm 1 li

mendapatkan atau mempertahankan perhatian pasien dan kepatuhan.4. Positive Reinforcement ( penguatan positif)

Penguatan dapat diartikan sebagai pengukuhan pola tingkah laku, yang akan meningkatkan kemungkinan tingkah laku tersebut terjadi kembali dikemudian hari. Ahli psikologi yang menganut teori social perkembangan anak percaya bahwa tingkah laku anak merupakan pencerminan respons terhadap penghargaan dan hukuman dari lingkungannya; bentuk hadiah yang penting (merupakan factor motivasi yang sangat penting untuk perubahan tingkah laku) adalah kasih sayang dan pengakuan yang diperoleh, pertama dari orang tuanya dan kemudian dari sebayanya. Oleh karena itu, tingkah laku yang baik pada perawatan operatif, harus diberi penghargaan oleh dokter gigi. Pengakuan ini diharapkan memperkuat tingkah laku yang baik, jadi meningkatkan kemungkinan akan diulangi lagi pada perawatan berikutnya, karena itu akan menjadi pola tingkah laku yang normal bagi anak pada situasi yang demikian. 1

Penghargaan dokter gigi harus diperlihatkan sesering mungkin selama perawatan, apabila anak bereaksi positif pada perawatan (Rosenberg,1974). Biasanya pengakuan ini diberikan melalui kata-kata tetapi senyuman dan angguk-angguk juga tepat. Penghargaan harus berhubungan erat dengan tindakan. Misalnya, jika anak diminta membuka mulutnya lebar-lebar dan melakukannya denan baik, ia harus segera menerima pengakuan. Pengakuan yang hanya diberikan pada waktu akhir kunjungan juga bik dilakukan. Merupakan suatu hal yang buruk apabila kerja sama anak diabaikan selama perawatan, hal ini bukan hanya menyia-nyiakan kesempatan yang baik untuk mengukuhkan tingkah laku namun juga mengurangi kemungkinan berulangnya tingkah laku baik yang baik. 1,14

Bentuk penghargaan yang lain adalah hadiah, dan ini dapat diberikan pada tahap akhir perawatan sebagai penghargaan atas tingkah laku yang baik. Hadiah tidak boleh digunakan untuk menyogok anak. Banyak jenis hadiah yang sesuai, misalnya buku-buku dan gambar-gambar. 1,14

Perlu juga dihindari pengutan tingkah laku yang buruk. Jika seorang anak tidak mau bekerja sama sehingga rencana perawatan tidak bisa diselesaikan, hentikan perawatan dan kembalikan anak ke orang tua, karena bujukan malah akan memperkuat tingkah laku buruk tersebut. Lebih baik bersikap tidak mengacuhkan tingkah laku tersebut dan bertindak seolah-olah perawatan telah selesai (misalnya dengan menaruh kapas sementara). Ada macam-macam hukuman yang dapat digunakan dokter gigi untuk tingkah laku yang buruk, misalnya tidak member pengakuan atau penghargaan. Dokter gigi tidak boleh mencemooh tingkah lakunya yang buruk atau memperlihatkan kemarahan, dokter gigi hanya dapat memperlihatkan kekecewaan.1,14,15

Dalam proses pembentukan tingkah laku pasien yang diinginkan, penting untuk memberikan umpan balik yang sesuai. Positive reinforcement adalah teknik yang efektif untuk memberikan penghargaan pada tingkah laku yang diinginkan dan dengan demikian, memperkuat terulangnya tingkah laku. Penguatan positif-sosial meliputi modulasi suara, ekspresi wajah, pujian lisan, dan demonstrasi fisik yang sesuai kasih sayang oleh semua anggota tim gigi. Penguatan positif-nonsocial termasuk kenang-kenangan dan mainan.3,5

Tujuan: Untuk memperkuat tingkah laku yang diinginkan. 55. Distraction (selingan)

Page 4: bahan lbm 1 li

Distraction (selingan) adalah teknik mengalihkan perhatian pasien dari apa yang mungkin dianggap sebagai prosedur yang tidak menyenangkan. Memberikan pasien istirahat singkat selama prosedur yang menegangkan, sehingga dapat menjadi penggunaan yang efektif dari gangguan sebelum mempertimbangkan teknik pembianaan tingkah laku yang lebih maju. 5 Tujuan dari gangguan adalah untuk: 5

mengurangi persepsi ketidaknyamanan; menghindari tingkah laku negatif atau penghindaran.

6. Parental presence/absence (kehadiran/ketidak hadiran orang tua)Ada atau tidak adanya orang tua kadang-kadang dapat digunakan untuk

memperoleh kerjasama untuk perawatan. Suatu keanekaragaman ada dalam filosofi operator dan sikap orangtua tentang kehadiran orang tua 'atau tidak selama perawatan gigi anak. Sebagaimana pembentukan rumah gigi dengan usia 12 bulan akan terus tumbuh penerimaan, orang tua akan mengharapkan untuk bersama bayidan anak-anak muda selama pemeriksaan serta selama pengobatan. Keterlibatan orang tua, terutama dalam perawatan kesehatan anak-anak mereka, telah berubah secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Keinginan orang tua untuk hadirselama perawatan anak mereka tidak berarti mereka tidak percaya dokter gigisecara intelektual. Ini mungkin berarti mereka tidak nyaman jika mereka secara visual tidak dapat memastikan keselamatan anak mereka. Hal ini penting untuk memahami kebutuhan emosional berubah dari orang tua karena pertumbuhan tersembunyi tapi akal alami untuk menjadi pelindung anak-anak mereka.5

Operator harus menjadi terbiasa dengan hal ini keterlibatan tambah orang tua dan menyambut pertanyaan dan kekhawatiran untuk anak-anak mereka. Operator harus mempertimbangkan keinginan orang tua dan keinginan dan terbuka untuk pergeseran paradigma dalam pemikiran mereka sendiri. 5

Tujuan kehadiran orangtua /tidak adalahUntuk orang tua untuk: 5

Berpartisipasi dalam pemeriksaan bayi dan/atau perawatan(jika diminta);

Menawarkan anak yang sangat muda secara fisik dan dukungan psikologis;

Mengamati realitas pengobatan anak mereka.Untuk operator:5

mendapatkan perhatian pasien dan meningkatkan kepatuhan; menghindari tingkah laku negatif atau penghindaran; dokter gigi dengan tepat membangun peran-anak; meningkatkan komunikasi yang efektif antara dokter gigi, anak, dan

orang tua; meminimalkan kecemasan dan mencapai pengalaman gigi yang

positif;

Page 5: bahan lbm 1 li

memfasilitasi persetujuan cepat untuk perubahan pengobatan atau panduan tingkah laku.

7. Modelling

Mengijinkan anak-anak untuk mengamati anak-anak lainnya menjalani perawatan gigi secara adaptif merupakan cara yang efektif untuk mempersiapkan merekauntuk menerima pengobatan dan untuk menunjukkan apa yang diharapkan dari mereka. Sejumlah penelitian telah menunjukkan kemanjuran pemodelan difilmkan dalam mengurangi ketakutan-terkait tingkah laku. Namun, pelatihan melalui film oleh dokter gigi belum termasuk dalam pengelolaan mereka, mungkin karena kesulitan ekonomi dan logistic untuk membuat seseorang sendiri video dan mengakses peralatan pemutaran. Penelitian telah menunjukkan, bagaimanapun, bahwa dokter gigi dapat mengurang tingkah laku anak yang mengganggu hanya dengan membiarkan anak-anak untuk mengamati satu sama lain selama perawatan gigi. Dalam sebuah penelitian oleh Stokes dan Kennedy, anak-anak pertama kali diamati 10-15 menit dari anak lain yang menerima perawatan gigi, dan kemudian menjadi model untuk kawan sebaya ketika menerima perawatan mereka sendiri. Penurunan substansial dalam tingkah laku mengganggu diamati untuk anak-anak yang sebelumnya diidentifikasi oleh dokter gigi sebagai masalah pengelolaan yang parah. Sebuah penyelidikan tindak lanjut dipelajari pemodelan hidup(live modeling) lebih invasif dalam prosedur perawatan gigi, dan menetapkan bahwa hanya yang diamati oleh rekan-rekan selama prosedur perawatan gigis udah cukup untuk menurunkan tingkat tingkah laku yang mengganggu. Para peneliti merasa bahwa anak-anak lebih kooperatif karena yang diamati oleh pasien berikutnya menempatkan mereka dalam peran sebagai model. Keuntungan penting dari pemodelan hidup adalah bahwa tidak ada peralatan tambahan, personel, atau perubahan dalam rutinitas perawatan gigi yang diperlukan. 2,11,14

Tujuan: Untuk mengurangi kecemasan terhadap pengalaman perawatan gigi

sebelumnya. Untuk memperkenalkan anak terhadap perawatan gigi dan mulut.

Indikasi: memperkenalkan anak terhadap suatu prosedur perawatan yang baru dan untuk mengurangi kecemasan terhadapa perawatan gigi dan mulut.8. Hand Over Mouth

Teknik ini merupakan suatu bentuk dari Restraint. Teknik ini juga merupakan teknik yang kontroversial. Teknik ini dianggap keras terhadap anak-anak. Teknik ini tidak disukai oleh dokter gigi yang menyukai anak-anak. Teknik ini dilakukan dengan cara menahan naka yang melawan dengan pelan tetapi kuat pada dental unit, dengan meletakkan tangan (atau handuk) di atas mulutnya dan berbicara dengan perlahan tetapi jelas ke dalam telinganya dengan mengatakan bahwa tangan akan diangkat segera

Page 6: bahan lbm 1 li

setelah ia berhenti menangis. Bila anak menanggapi dengan baik, tangan segera diangkat dan ia dipuji. Jika melawan, prosedur diulangi.1,11

Hand ove mouth dapat digunakan untuk menangani anak yang manja, yang suka merajuk dan pandai memanipulasi orang tua serta suka menentang. Anak seperti demikian tidaklah takut, mereka hanya tidak mau bekerja sama dan mengetahui cara untuk menghindar. Teknik ini tidak boleh digunakan pada anak yang takut, karena itu pemeriksaan yang benar terhadap alasan mengapa anak tidak kooperatif penting sebelum mempergunakan teknik hand over mouth.

9. Desentisisasi

Prinsip dasar dari pengobatan ini terdiri dari memungkinkan pasien secara bertahap untuk datang berdamai dengan rasa takut dengan bekerja melalui berbagai tingkatan situasi yang ditakuti, dari 'paling ringan' hingga 'kecemasan yang paling berat'. 1

Teknik ini bergantung pada penggunaan seorang terapis terlatih dan dalam kebanyakan kasus program penyesuaian diri sederhana berbasis dentally harus dicoba terlebih dahulu. 12

Tujuan: Untuk membantu anak menguasai dirinya dari perasaan cemas. Untuk membuat anak tidak lagi memiliki kecemasan pada perawatan

oleh karena pengalaman perawatan dental yang tidak menyenangkan sebelumnya.

Metode pengelolaan tingkah laku secara farmakologi

1. Sedasi (SED)Sedasi merupakan penanganan tingkah laku secara farmakologi.Sedasi dapat diberikan

melalui oral, intravena, intramuskular, dan inhalasi. Pasien yang diberikan sedasi, kesadarannya masih ada dan refleksnya normal termasuk refleks batuk.1,2

Obat yang digunakan untuk menenangkan anak yang tidak merespon teknik pengelolaan tingkah laku lain atau tidak dapat memahami prosedur gigi. Seringkali, obat ini diberikan secara oral. 12

a. Memfasilitasi perawatan yang berkualitasb. Meminimalisasi tingkah laku buruk yang ekstrimc. Meningkatkan respon fisiologis positif terhadap perawatand. Meningkatkan kenyamanan dan keamanan pasiene. Mengembalikan pasien ke kondisi fisiologis yang aman

Syarat penggunaan sedasi:7

a. Operator harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai agen yang akan digunakan dan telah terlatih secara formal untuk mengadmisitrasikan agen tersebut.

b. Penggunaan sedatif harus direncanakan dengan matang dan didokumentasikan jenis agen, dosis, tanda vital pasien, efek samping. Keputusan untuk menggunakan harus

Page 7: bahan lbm 1 li

berdasarkan analisis terhadap profil tingkah laku pasien, asal dan tingkat perawatan, perbandingan risk vs benefit terhadap status fisik pasien, kemampuan ekonomi dan kemampuan keluarga untuk memenuhi tuntutan perawatan yang luas.

c. Pasien harus dievaluasi dengan hati-hati dari waktu onset agen sampai pulih kembali untuk memastikan bahwa tidak ada kondisi yang dapat mengubah respon yang diharapkan terhadap agen sedatif yang dapat membahayakan pasien.

d. Harus ada informed consent yang ditandatangani oleh orang tua/wali.e. Fasilitas klinik harus cukup nyaman dan lengkap untuk menangani kondisi gawat darurat

yang mungkin muncul.2. Local Anasthesia (Anatesi lokal)

Anastesi lokal, diberikan untuk menghilangkan rasa sakit pada perawatan. Anastesi local secara topikal, injeksi secara perlahan dapat membuat anak tidak lagi merasa sakit sehingga anak dapat bekerja sama dengan baik.7

3. General Anasthesia General anesthesia digunakan sebagai suatu jalan terakhir dalam

memberikan perawatan gigi dan mulut. Hal ini dilakukan apabila anak memerlukan perawatan sesegera mungkin namun memiliki trauma emosional pada perawatan dental. Biasanya juga dilakukan pada anak yang sudah ada pembengkakan, cellulitis yang sudah parah, dan anak dalam keadaan sakit.7

4. Bagaimana strategi menangani rasa takut drg. Dalam menangani anak?5. Bagaimana manajemen anak berdasarkan umur?

Tekhnik Komunikasi Dokter Gigi Terhadap AnakAda beberapa teknik komukasi yang efektif terhadap anak, diantaranya yakni:1. Menciptakan komunikasiYakni mengikutsertakan anak dalam percakapan, diperlukan selain agar dokter gigi dapat memahami pasien, juga sekaligus membuat anak jadi lebih rileks. Banyak cara untuk menciptakan komunikasi verbal, dan keefektivan dari komunikasi ini tergantung dari usia anak. Tahap awal yang sangat baik untuk memulainya ialah dengan memberikan komentar-komentar yang bersifat pujian dan diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang timbulnya jawaban dari anak, selain kata “ya” atau “tidak”. 

2. Melalui KomunikatorBiasanya, asisten dental yang berbicara dengan anak selama perjalanan pasien dari ruang resepsionis sampai ke ruang operator dan juga selama proses preparasi di dental unit. 

3. Kejelasan pasienKomunikasi ialah sesuatu yang kompleks dan multisensoris. Didalamnya mencakup penyampai pesan (dokter gigi), media (kata-kata yang diucapkan), dan penerima pesan (pasien). Pesan yang disampaikan harus dapat dimengerti dengan satu pemikiran yang sama antara penyampai pesan dan penerima pesan. Sangat sering digunakan eufimisme (pengganti kata) untuk lebih dimengerti dalam menjelaskan prosedur terhadap pasien muda. Berikut contohnya:Terminologi dental Kata ganti

Page 8: bahan lbm 1 li

-alginate -puding-crown -gigi robot-bur -sikat kecil-radiograf -gambar gigi-anestesi -obat penidur untuk gigi-karies -kutu / cacing pada gigi

4. Kontrol suaraDokter gigi sebaiknya mengeluarkan kata-kata yang tegas tetapi lembut, agar dapat menarik perhatian anak atan memberhentikan si anak dari segala aktivitas yang sedang dikerjakannya. 

5. Komunikasi multisensoriKomunikasi verbal fokus pada apa yang diucapkan dan bagaimana kata-kata itu diucapkan. Komunikasi non-verbal juga dapat disampaikan melalui kontak tubuh. Contohnya, dokter gigi meletakkan tangannya pada pundak anak saat duduk di dental chair agar merasakan kehangatan dan lebih merasa bersahabat. Kontak mata juga penting. Dokter gigi sebaiknya menatap anak dengan tatapan lembut dan tidak melotot. 

6. Masalah kepemilikanPada suatu masa, adakalanya dokter gigi lupa dengan siapa dia berhadapan. Mereka memanggil “kamu” kepada anak tersebut. Panggillan si anak dengan panggilan di rumahnya karena kata “kamu” lebih mengimplikasikan bahwa anak tersebut salah. 

7. Aktif mendengarkanMendengarkan juga penting dalam merawat anak. Aktif mendengarkan ialah tahap kedua terbaik yang diungkapkan Wepman dan Sonnenberg dalam teknik berkomunikasi. Sehingga pasien terstimulasi untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya. 

8. Respon yang tepatDokter gigi juga harus memberikan respon yang positif terhadap apa-apa yang diungkapkan anak.5

2.8 Segitiga Perawatan Gigi AnakPerbedaan antara perawatan yang dilakukan pada anak-anak dan perawatan pada orang dewasa terletak pada hubungan dokter gigi dan pasien.Perawatan untuk orang dewasa meliputi hubungan antara dokter-pasien (one to one relationship), sedangkan perawatan terhadap anak-anak adalah hubungan antara dokter gigi – pasien anak – orang tua/ orang yang mendampingi anak tersebut (one to two relationship). Hal ini disebut segitiga perawatan anak.

Pasien anakKeluarga dokter gigi danlingkungan

Terlihat pada skema ini bahwa anak terletak pada puncak segitiga dan mempunyai focus

Page 9: bahan lbm 1 li

perhatian dari keluarga dan dokter gigi. Peran keluaga yang dapat mengubah dan lingkungan keluarga harus dipertimbangkan. Tanda panah pada segitiga tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara ketiga unsure tersebut , pasien anak, keluarga, dan dokter gigi yang bersifat timbale balik.Dasar dari menerapkan perilaku dentistry terhadap anak-anak adlah dengan membentuk kemampuan untuk dapat mengarahkan mereka melalui pengalaman dental mereka. Pada jangka pendek kemampuan tersebut adlah prasyarat untuk menghasilkan kebutuhan perawatan dental bagi mereka dalam waktu segera mungkin pada jangka panjang efek keuntungan dapat diperoleh ketika bibit-bibit untuk kesehatan gigi kedepannya ditanam mulai dari kecil.Yang terpenting dalam perawatan pasien anak adalah hubungan yang dinamis diantara ketiga sudut segitiga yaitu pasien anak, keluarga dan dokter gigi. Dokter harus meyakinkan adanya kooperatif oaring tua, mendiskusikan kebiasaan seerti menghisap ibu jari dan lain-lain. Dengan tujuan memotivasi pasien untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. Dokter gigi dapat mmberikan contoh dengan menggunakan study medis yang akan mendemonstrasikan antara gigi yang protusi dibandingkan dengan gigi normal.2 

2.9 Pendekatan Non-Farmakoterapeutik dan Farmakoterapeutik Pendekatan Non-FarmakoterapeutikNon-farmakoterapeutik adalah membahas dan memfokuskan pada anak sebagai pasien dan keluarganya di mana bekerja sama dengan dokter gigi dan lingkungan penting sekali untuk mengetahui konsep dari segitiga perawatan gigi anak yang menunjukkan bingkai dari keseluruhan. Beberapa macam pendekatan non-farmakoterapeutik adalah:a. Komunikasi dengan anak Komunikasi tidak terbatas pada percakapan. Komunikasi nonverbal seperti menepuk tangan anak menunjukkan kehangatan dan senyum. Hadirkan pertanyaan yang tidak terpaku pada jawaban “ya” atau “tidak”. Phychology of communication (1972) berpendapat bahwa sewaktu-waktu komunikasi terdiri atas transmitter (dokter gigi), medium (dental office) dan penerima (anak). b. Phychology of learningPhychology of learning terdiri atas:1. Stimulus-respon2. Motivation3. Reinforcement4. Generalization5. Discrimination and extrinction 6. Behavior modification c. Tekhnik desain manajemen perilaku1. Modeling Tujuan: untuk mengurangi dan menghilangkan rasa takut dan rasa cemas yang tinggi. Modeling dan imitasi adalah suatu proses sosialisasi yang terjadi baik secara lagsung dalam interaksinya dengan lingkungan sosial. Bandura (1969) mengemukakan empat komponen dalam proses belajar:a. Memperhatikanb. Mengancam

Page 10: bahan lbm 1 li

c. Memproduksikan gerak dengan cepatd. Ulangan penguasaan dan motivasi proses meniru akan berhasil dengan baik2. Desensitisasi Tujuan: untuk mengurangi rasa takut dan cemas seorang anak dengan jalan memberikan rangsangan yang menghilangkan cemas sedikit demi sedikit.Wape (1969) menamakan dengan istilah “systemic desentisization” karena ada tiga tahap:a. Latih pasien untuk santai dan rileks.b. Susun secara berurutan hal-hal yang membuat pasien cemas dan takut (dari yang paling menakutkan sampai yang tidak menakutkan).c. Rangsangan ditingkatkan sedikit demi sedikit. d. Behaviour shapingSuatu cara yang dilakukan secara bertahap untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan oleh dokter gigi selama perawatan. Caranya melalui TSD, yaitu:a. TELL yaitu menerangkan perawatan yang akan dilakukan pada anak dan bagaimana anak tersebut harus bersikap.b. SHOW yaitu menunjukkan atau mendemostrasikan pada anak apa saja yang akan dilakukan terhadap dirinya.c. DO yaitu anak, dilakukan perawatan gigi sesuai dengan hal yang diuraikan atau didemostrasikan. e. RetrainingHampir sama dengan behavior shaping, bedanya retraining dilakukan pada anak yang menunjukkan sikap cemas dan tingkah laku yang (-) sangat tinggi akibat perawatan pertama kali ke dokter gigi atau akibat kekurangan dukungan dari orang tua dan teman sebaya. Apabila penyebab tingkah laku seperti itu tidak dapat ditentukan dengan pasti, maka cara menanggulanginya dapat digunakan cara lain yaitu dengan memberikan perhatian dan kepercayaan yang lebih besar pada diri anak atau mengalihkan perhatian anak dapat dilakukan pada anak dengan yang menunjukkan tingkah laku yang gelisah pada saat dilakukan perawatan yang agak lama. Untuk menanggulanginya, dokter gigi bisa menceritakan dongeng. f. Hand Over Mouth Exercise (HOME)Finn (1951) mengemukakan bahwa HOME digunakan apabila beberapa cara lain dalam menciptakan komunikasi yang baik mengalami kegagalan sehingga tingkah laku anak tidak terkendali. HOME dilakukan pada anak sejak kunjungan pertama menunjukkan sikap tidak kooperatif, tidak mengerti dengan penjelasan atau bujukan, keras kepala, menolak perawatan, menangis meronta-ronta. Tindakan ini dilakukan pada anak sehat berumur 3-6 tahun. 

Pendekatan Farmakoterapeutik a. PremedikasiSelain untuk menenangkan anak, penggunaan obat-obat premedikasi dapat mengurangi ketegangan anak sebagai akibat rasa takut.Indikasi premedikasi:1. Mengurangi dan menghilangkan rasa sakit.

Page 11: bahan lbm 1 li

2. Mengurangi sekresi kelenjar ludah.3. Mengendalikan reflex yang dapat membahayakan pasien.4. Perawatan yang membutuhkan perawatan panjang.5. Membantu anak menyesuaikan diri dengan situasi yang ada.6. Membantu anak sehingga memudahkan perawatan gigi.7. Mengendalikan tingkah laku anak yang sulit diatasi. Macam-macam golongan obat yang diberikan pada anak:1. Hydroxine2. Diazepam3. Promerazine4. Meperidine b. Anestesi localDiartikan sebagai obat yang bila diberikan pada lokasi yang memerlukan anestesi local pada konsentrasi tertentu ke dalam jaringan setempat akan mengakibatkan hilangnya rasa sakit setempat di daerah tertentu dalam jangka waktu tertentu. c. Anestesi umum Bennet (1974) mendefinisikannya sebagai pemantauan timbal balik terhadap ketidakakuratan kelumpuhan sel sistem saraf pusat. Terhadap beberapa cara pemberian anestesi ke dalam tubuh yaitu:1. Inhalasi: pemberian anestesi melalui saluran pernafasan.2. Intravena: melalui pembuluh darah balik.3. Rectal: melalui dubur (rectum).4. Intramuscular: melalui otot secara suntikan.5. Intraoral: melalui rongga mulut dengan menggunakan tablet. Anestesi umum dapat diberikan pada pasien anak dengan 5 kriteria, yaitu:1. Pasien; apakah ada kelainan fisik atau perilaku yang cukup serius dan seringkali menghambat anak untuk berperilaku kooperatif.2. Prosedur; apakah pekerjaan perawatan akan dapat selesai dengan baik di mana anak tidak mau berperilaku kooperatif.3. Tempat; fasilitas penyembuhan pasca perawatan.4. Personal; apakah dokter gigi dan staf cukup berpengalaman untuk melakukan anestesi dan mampu untuk menanggulangi pra sewaktu dan pasca pemberian anestesi.5. Persiapan; apakah pasien telah dipersiapkan emosi dan fisiknya (pemeriksaan fisik dan laboratorium)