Bag. 2. Tanggapan Yes

24
Penyusunan RDTR Koridor Bypass Mamminasata di Kec. Patallassang USULAN PENAWARAN TEKNIS (Technical Proposal) A. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Secara umum bahwa apa yang telah diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan RDTR Koridor Bypass Mamminasata di Patallassang Kab. Gowa sudah jelas, namun demikian beberapa hal yang perlu konsultan tanggapi untuk lebih menyempurkanannya terkait dengan pekerjaan ini. 1. Tanggapan Terhadap Latar Belakang Pada bagian latar belakang KAK, telah dijelaskan secara umum mengenai pengertian bangunan gedung dan pentingnya peraturan bangunan gedung untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung guna mencapai asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan 1

description

Bag. 2. Tanggapan Yes

Transcript of Bag. 2. Tanggapan Yes

33USULAN PENAWARAN TEKNIS (Technical Proposal)

A. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)Secara umum bahwa apa yang telah diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan RDTR Koridor Bypass Mamminasata di Patallassang Kab. Gowa sudah jelas, namun demikian beberapa hal yang perlu konsultan tanggapi untuk lebih menyempurkanannya terkait dengan pekerjaan ini. 1. Tanggapan Terhadap Latar Belakang Pada bagian latar belakang KAK, telah dijelaskan secara umum mengenai pengertian bangunan gedung dan pentingnya peraturan bangunan gedung untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung guna mencapai asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya, bagi kepentingan masyarakat yang berperikemanusiaan dan berkeadilan.

Perlu konsultan tambahkan bahwa adanya Perda bangunan gedung juga akan memberikan tuntunan atau pedoman bagi masyarakat yang akan melaksanakan pembangunan baik yang dilaksanakan secara swadaya maupun pembangunan bangunan gedung melalui developer. Hal ini akan memberikan jaminan bahwa pelaksanaan bangunan gedung tidak melanggara aturan atau noirma-norma yang telah ditetapkan di dalam peraturan daerah ini. 2. Tanggapan Terhadap Permasalahan

Dari uraian yang telah dikemukakan dalam KAK, nampak jelas bahwa beberapa permasalahan yang dikemukakan memang adalah merupakan permasalahan yang umum dan harus mendapatkan perhatian untuk segera ditindaklanjuti.

Namun demikian ada beberapa hal yang menurut konsultan perlu ditambahkan, antara lain adalah Permasalahan spesifik yang dihadapi oleh Kabupaten Gowa dalam penyelenggaraan bangunan gedung adalah karakteristik masyarakat serta heterogenitas masyarakatnya. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus di dalam penyusunan RDTR Koridor Jalan Bypass Mamminasata di Patallassang di Kabupaten Gowa. 3. Tanggapan Terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran

Pada bagian maksud penyusunan RDTR Koridor Bypass Mamminasata di Patallassang Kab. Gowa telah dikemukakan bahwa maksud dari penyusunan RDTR Koridor Bypass Mamminasata di Patallassang Kab. Gowa adalah untuk menjalankan amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang bangunan gedung serta memberikan legitimasi untuk penyelenggaraan bangunan gedung yang merupakan bagian integral dalam pelaksanaan RTRW di Kab. Gowa. Menurut konsultan bahwa maksud tersebut diatas masih perlu ditambahkan adalah untuk membuat pedoman di dalam penyelenggaraan tata ruang di Koridor Bypass Mamminasata di Patallassang Kab. Gowa dalam upaya menciptakan ketertiban bangunan.

Pada bagian tujuan kegiatan sebagaimana diatur dalam KAK adalah sebagai alat pengaturan dalam rangka pengendalian serta tertib penyelenggaraan ruang DI Koridor Bypass Mamminasata di Patallassang Kab. Gowa di Kab. Gowa. Perlu konsultan tambahkan bahwa pengertian tertib di dalam KAK perlu diperjelas menjadi tertib secara teknis maupun administrasi.

Sedangkan pada sasaran kegiatan ini sebagaimana diatur dalam KAK adalah terwujudnya tertib penyelenggaraan bangunan gedung, baik secara administrative maupun teknis sesuai dengan peraturan perundangan, untuk mewujudkan bangunan gedung yang andal, serasi, dan selaras dengan lingkungannya di Kabupaten Gowa. Perlu konsultan tambahkan bahwa sasaran lain yang harus dicapai adalah meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya peraturan bangunan dan gedung. 4. Ruang Lingkup

a. Lingkup Wilayah Perencanaan Berdasarkan buku Dokumen penawaran, lingkup wilayah perencanaan RDTR adalah jalan Bypass yang melintas di Kec. Patallassang Kabupaten Gowa. Namun demikian, tetap dilakukan perencanaan terhadap kawasan sekitar Koridor Jalan Bypass..

b. Lingkup Materi Kerja

Lingkup wilayah dari pekerjaan RDTR Koridor Jalan Bypass Mamminasata di Kec. Patallassang Kabupaten Gowa meliputi wilayah pengamatan dan wilayah perencanaan. Wilayah pengamatan mencakup wilayah Kabupaten Gowa dan sekitarnya. Sedangkan kawasan perencanaan adalah sepanjang koridor jalan Bypass Mamminasata yang melintas di Kabupaten Gowa.5. Hasil yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini menurut KAK adalah tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan ruang, yaitu untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik sehingga setiap penyelenggaraan bangunan gedung dapat berlangsung tertib dan tercapai keandalan bangunan gedung. Perlu konsultan tambahkan bahwa hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini bukan hanya produk ranperda bangunan dan gedung saja tetapi lebih dari itu adalah bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat sebagai pelaku penyelenggara bangunan dan gedung melalui sosialisasi kepada masyarakat umum.

6. Tanggapan Terhadap Waktu Pelaksanaan Kegiatan Dalam KAK telah dijelaskan jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini yaitu 120 hari kalender atau 4 bulan. Dilihat dari substansi pekerjaan serta uraian pekerjaan dalam proses pelaksanaan kegiatan ini maka waktu ini sangat sempit. Namun demikian, konsultan akan tetap berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi waktu yang telah ditentukan. Untuk itu, maka diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang akan terlibat dalam kegiatan ini.

7. Tanggapan Terhadap Pelibatan Tenaga Ahli

Pelibatan tenaga ahli berdasarkan KAK akan melibatkan 4 (empat) orang tenaga ahli, yaitu ahli Planologi sebagai team leader, ahli sipil, ahli arsitektur, ahli sosial dan ahli Ekonomi. Menurut konsultan bahwa pelibatan tenaga ahli dalam kegiatan ini perlu disesuaikan dengan permasalahan dan spesifikasi wilayah perencanaan. Dalam konteks penyusunan RDTR Koridor Bypass Mamminasata di Patallassang Kabupaten Gowa tidak tertutup kemungkinan dibutuhkannya tenaga ahli lain. Namun demikian, konsultan akan berupaya untuk menyiapkan tenaga lain jika dalam pelaksanaan kegiatan ini dibutuhkan.

B. PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

1. Pendekatan Proses pelaksanakan kegiatan ini mengacu kepada Pedoman Penyusunan RDTR Koridor Bypass Mamminasata di Patallassang Kabupaten Gowa dengan beberapa metoda pendekatan berikut :

a. Pendekatan Normatif

Pelaksanaan penyusunan RDTR Koridor Bypass Mamminasata di Patallassang Kabupaten Gowa ini dilakukan dengan mengacu pada dokumen perencanaan dan kebijakan pembangunan yang sudah dimiliki pemerintah daerah seperti RTRW Kabupaten Gowa, maupun dokumen pembangunan lainnya.

b. Pendekatan Partisipatif dan Fasilitatif

Proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pembangunan bangunan gedung. c. Pendekatan Teknis - Akademis

Proses penyusunan ini dilakukan dengan menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, baik untuk teknik penyusunan materi teknis, penyusunan Ranperda maupun proses pelaksanaan pengambilan kesepakatan.2. Metodologi

a. Asas Penataan RuangPendekatan dasar pemanfaatan ruang tersebut selanjutnya diterjemahkan ke dalam 9 (sembilan) azas perencanaan sbb;

1) Demokratisasi Ruang

Penataan ruang diarahkan untuk menciptakan kemudahan yang proporsional untuk memanfaatkan fasilitas dan pelayanan sosial ekonomi bagi segenap lapisan masyarakat dan sektor. Ruang ditata sedemikian rupa agar tidak merupakan kendala bagi pelaksanaan kegiatan sektor dan masyarakat, apabila menciptakan diskriminasi dalam pengolahan/pemanfaatan sumberdaya yang ada. Penataan ruang dalam pemanfaatan wilayah harus menampilkan sumber dorongan bagi pengembangan kegiatan usaha yang bersifat multi sektoral dan bahkan bagi peningkatan arti pendapatan yang diperoleh masyarakat.

Dalam kaitan ini, penataan ruang harus mampu menciptakan dan atau meningkatkan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh berbagai kebutuhan, baik kebutuhan hidup sehari-hari maupun kebutuhan untuk dapat melakukan kegiatan usahanya.

2) Kesesuaian Pemanfaatan Ruang

Dalam proses penataan ruang perlu diperhatikan aspek kesesuaian antara tuntutan kegiatan usaha di satu pihak dengan kemampuan wilayah di pihak lain. Dengan mengacu pada azas kesesuian, maka secara langsung maupun tidak langsung dapat dicapai optimasi pemanfaatan ruang dan sekaligus dapat menghindari ketidaksepahaman (konflik) antar sektor dalam usaha pemanfaatan ruang sedini mungkin.

Kesesuian tersebut meliputi kesesuaian ekologis adalah berupa pemanfaatan ruang yang memperhatikan daya dukung dan kesesuaian wilayah terhadap jenis pemanfaatan ruang, sedangkan kesesuaian sosio-ekonomis adalah wujud pemanfaatan ruang yang memperhatikan kesesuian antara jenis pemanfaatan ruang dengan pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan sosial.3) Kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Pemanfaatan wilayah dapat pula diartikan sebagai tindakan pemberian fungsi tertentu pada suatu wilayah. Dalam hal ini fungsi lindung seharusnya selalu menyertai fungsi apa saja yang diberikan pada suatu wilayah dengan tujuan menjaga kelestarian kemampuan wilayah yang juga berarti menjamin kelangsungan jalannya kegiatan usaha.

4) Sinergi Kawasan

Sinergi Kawasan dimaksudkan sebagai suatu keadaan di mana kemampuan kawasan secara keseluruhan untuk berkembang meningkat akibat terciptanya interaksi fungsional yang optimal antara unit-unit wilayah yang ada. Interaksi tersebut antara lain berwujud keterkaitan dan atau ketergantungan antar unit kawasan yang mendorong berkembangnya ruang secara proporsional.

5) Fungsi Utama

Pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan fungsi utama /pengikat dan fungsi penunjang/komplemennya. Keberadaan masing-masing fungsi dalam suatu kawasan akan saling menguatkan satu dengan lainnya.

6) Fungsi Kawasan dan Kegiatan

Pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan fungsi kawasan dan kegiatan meliputi kawasan pendidikan dan penunjangnya.

7) Manfaat

Pemanfaatan ruang secara optimal harus tercermin di dalam penentuan jenjang, fungsi pelayanan kegiatan dan sistem jaringan prasarananya.8) Berkelanjutan

Penataan ruang harus menjamin kelestarian, kemampuan daya dukung sumberdaya alam dengan memperhatikan kepentingan lahir batin antara vegetasi.

9) Keterbukaan

Setiap orang/pihak dapat memperoleh keterangan mengenai produk perencanaan tata ruang serta proses yang ditempuh dalam penataan ruang.

b. Pola Pikir PerencanaanPola pikir perencanaan ini pada dasarnya merupakan landasan berpikir perencana sebagai upaya untuk memahami konteks persoalan secara utuh dan menyeluruh guna memberikan landasan berpikir sebagai masukan pada rancang bangun pendekatan perencanaan.

Ada tujuh hal pokok pemikiran sebagai landasan pola pikir, yakni:

1) Pemahaman terhadap karakter sosial ekonomi kemasyarakatan dan aspirasinya.

Pengembangan suatu kota akan sangat berkaitan dengan bagaimana rencana tata ruang dapat mendukung perikehidupan sosial masyarakat yang beragam.

2) Pemahaman terhadap karakter fisik ruang dan sumber daya lingkungan pendukung.

Setiap sistem fisik kehidupan mempunyai karakter-karakter khusus yang unik yang dapat menjadi pendukung maupun kendala perkembangannya, sehingga upaya untuk mengembangkan fungsi-fungsi kegiatan harus memandang keberlanjutan daya dukungnya dalam kurun masa datang serta bagaimana memanfaatkannya secara optimal.

3) Pemahaman terhadap keterkaitan timbal balik antara kinerja aktifitas kota dengan wujud dan perwujudan ruang fisiknya.

Dalam hal ini kinerja aktifitas yang buruk akan mewujudkan kualitas ruang fisik kehidupan yang buruk, atau sebaliknya ruang fisik yang tidak tertata dengan baik akan mewujudkan kinerja aktifitas yang buruk pula. Kondisi ini bersifat kumulatif dan saling memberikan pengaruh negatif dan akan semakin menurunkan kualitas kehidupan lingkungan fisik, sosial, ekonomi di masa yang akan datang.

4) Pemahaman mengenai bagaimana mewujudkan ruang fisik yang kondusif untuk menunjang kehidupan suatu wilayah.

Upaya mewujudkan ruang bukan hanya sekedar membuat rencana tata ruang, namun terkait upaya perealisasian serta pengarahannya, dan penciptaan faktor intensif (menstimulasi) dan disinsentif (mencegah), agar elemen, fungsi dan infrastruktur, sistem pelayanan sosial ekonomi perkotaan dapat ada dan tumbuh sesuai dengan harapan.

Pemahaman terhadap pelaku dan aktor-aktor pembangunan suatu wilayah dalam mendukung wujud ruang yang diharapkan.

5) Setiap rencana pembangunan termasuk rencana tata ruang akan melibatkan setiap pelakunya sebagai subjek dan harus menjamin adanya mekanisme partisipasi masyarakat, swasta dan pemerintah dalam mendukung program-program pembangunan. Upaya untuk mendeseminasikan serta mensosialisasikan rencana perlu dilakukan untuk menghindari rencana tata ruang menjadi produk yang tidak dapat/tidak mungkin direalisasikan karena masyarakat tidak tahu dan menganggap tidak perlu atau kepentingannya tidak terakomodasi atau dianggap merugikan kepentingannya.

6) Pemahaman terhadap aspek kelembagaan, aspek hukum dan manajemen pembangunan untuk mendukung realisasi wujud ruang yang diharapkan.

Upaya untuk menata ruang kota akan tidak terlepas dari persoalan kelembagaan dan manajemen pembangunan yang terkait dengan upaya mengkonsolidasikan serta mengintegrasikan berbagai perencanaan yang telah dibuat. Dalam hal lain, upaya mengelola sumber daya dana, tenaga dan waktu juga menjadi faktor mendukung penataan ruang kota.

7) Pemahaman terhadap aspek eksternal regional/konselasi geografis mewilayahan sebagai faktor pengaruh terhadap eksistensi kota.

Perkembangan lingkungan eksternal dapat mempengaruhi eksistensi baik bersifat positif maupun negatif. Pertumbuhan kota sekitar yang pesat dengan fungsi berbeda, serta pengaruh perkembangan transportasi regional harus dijadikan landasan makro untuk mengembangkan fungsi mikro/lokal kota secara saling mendukung.

c. Pendekatan Pelaksanaan1) Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan

Penyusunan rencana tata ruang tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat sebagai pemanfaat ruang (pelaksana rencana tata ruang) dan sebagai pihak yang terkena dampak positif maupun negatif dari pelaksanaan ruang itu sendiri. Oleh karena itu dalam penyusunan rencana ini digunakan pendekatan partisipasi masyarakat (stakeholder approach) untuk mengikutsertakan masyarakat di dalam proses penyusunan rencana tata ruang melalui forum diskusi pelaku pembangunan. Konsultan dalam hal ini berusaha untuk melibatkan secara aktif pelaku pembangunan yang ada dalam setiap tahapan perencanaan

2) Pendekatan Menyeluruh dan Terpadu

Merupakan pendekatan perencanaan yang menyeluruh dan terpadu serta didasarkan pada potensi dan permasalahan yang ada, baik dalam wilayah perencanaan maupun dalam konstelasi regional. Pendekatan menyeluruh memberi arti bahwa peninjauan permasalahan bukan hanya didasarkan pada kepentingan wilayah/kawasan dalam arti sempit, tetapi ditinjau dan dikaji pula kepentingan yang lebih luas, baik antar wilayah dengan daerah hinterlandnya yang terdekat maupun dengan yang lebih jauh lagi. Secara terpadu mengartikan bahwa dalam menyelesaikan permasalahan tidak hanya dipecahkan sektor per sektor saja tetapi didasarkan kepada kerangka perencanaan terpadu antar tiap-tiap sektor, di mana dalam perwujudannya dapat berbentuk koordinasi dan sinkronisasi antar sektor.

3) Pendekatan Analisis Ambang Batas

Adalah pendekatan untuk menentukan kebijaksanaan rencana tata ruang yang didasarkan ambang batas daya dukung lingkungan. Pendekatan ini bertujuan untuk menghasilkan kebijaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Penekanan terhadap pertimbangkan aspek lingkungan dilakukan karena lingkungan merupakan aspek yang sangat berkepentingan dalam upaya pembangunan berkelanjutan.

4) Pendekatan Kesesuaian Ekologi dan Sumber Daya Alam

Keserasaian Penggunaan Energi

Upaya identifikasi kesesuaian fungsi kawasan/wilayah dengan potensi alam yang dapat menghasilkan energi yang baik berupa angin, aliran air dan laut.

Kesesuaian untuk Preservasi

Identifikasi yang disesuaikan dengan konsep dasar perencanaan wilayah dan kondisi wilayah kawasan yang memiliki potensi untuk di preservasi baik yang buatan maupun alam. Buatan dapat berupa kawasan bersejarah, monumen, atau peninggalan kuno. Kawasan preservasi alam dapat dipreservasi karena perlu dilindungi seperti daerah aliran sungai, hutan, tepian pantai, danau, terumbu karang, laut, atau daerah yang dianggap berbahaya seperti daerah mudah longsor, patahan geologis, daerah gunung berapi dan sebagainya. Kesesuaian untuk Rekreasi

Pemanfaatan lahan kawasan yang sesuai untuk dikembangkan sebagai area rekreasi yang mendukung pelayanan fasilitas umum untuk penghuni sekitar maupun sebagai daya tarik wilayah seperti danau/telaga, pantai/ laut, daerah sepanjang sungai, hutan, taman kota dan bukit. Kesesuaian untuk Hunian

Perencanaan wilayah sebagai daerah hunian, dengan mempertimbangkan beberapa aspek perencanaan antara lain dari segi aksesibilitas, kondisi topografi, kestrategisan lokasi, kondisi kontur tanah, kebisingan dan potensi alam dan buatan.

5) Pendekatan Participatory

Pendekatan participatory digunakan untuk memperoleh urutan prioritas pengembangan dan masukan-masukan dari berbagai stakeholders untuk melengkapi peta potensi yang sudah dihasilkan. Selain melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, pendekatan participatory ini juga dilakukan dengan melaui pembahasan-pembahasan/seminar-seminar untuk mengkaji lebih lanjut hasil analisis yang dibuat. Pertimbangan menggunakan participatory approach adalah, bahwa saat ini pemaksaan kehendak dan perencanaan dari atas sudah tidak relevan lagi. Di era reformasi ini perlu melibatkan berbagai pihak dalam setiap kegiatan pembangunan. Manfaat penggunaan pendekatan tersebut adalah untuk meminimalkan konflik berbagai kepentingan yang berarti juga mendapatkan hasil akhir yang menguntungkan untuk semua pihak. Keuntungan lainnya yang akan diperoleh adalah jaminan kelancaran implementasi hasil kajian ini di kemudian hari.

C. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NoUraian PekerjaanWaktu Kegiatan (Bulan ke)

IIIIIIIV

1234123412341234

ILaporan Pendahuluan:

a. Mobilisasi dan Demobilisasi

b. Invent. Data & Teknik Pelaks. Survei

c. Penyusunan Laporan Pendahuluan

d. Penyerahan Laporan Pendahuluan

II

Laporan Antara (Fakta dan Analisis)

a. Survei Data Primer (Survei Lap.)

b. Survei Data Sekund. (Survei Inst.)

c. Penyusunan Lap. Fakta & Analisis

d. Penyerahan Lap.Fakta & Analisis

IIILaporan Draft Final Report

a. penyusunan Laporan Draft Final Report

b. Seminar Draft Final Report

c. penyerahan Laporan Draft Final Report

IVLaporan Final Report

a. Penyempurnaan Lap. Rencana

b. Penyerahan Laporan Rencana

c. Penyerahan Album Peta

VPemetaan

D. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASANNYANAMA PERSONILPERUSAHAANTENAGA AHLI LOKAL/ ASINGLINGKUP KEAHLIANPOSISI DIUSULKANURAIAN PEKERJAANJUMLAH ORANG/ BULAN

1234567

Tenaga Ahli (Personil Inti)

Ir. Syafri.,M.Si., IAP.CV. Bumi TamalanreaTenaga LokalAhli PlanologiAhli Planologi

(Team Leader) Mengkoordinir tenaga ahli dan tenaga pendukung.

Bertanggung jawab terhadap operasional proyek.

Menyusun jadwal kerja, penugasan tenaga ahli sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing.

Memberikan arahan-arahan dan masukan yang bersifat teknis, mengambil keputusan dan menerima berbagai masukan.

Membuat daftar data yang diperlukan untuk bahan analisis dan rekomendasi kegiatan hasil perencanaan.

Menyusun bahan survey, sesuai dengan data-data yang diperlukan baik data primer maupun sekunder.

Melakukan kunjungan kerja komparatif.

Menyusun data hasil survey dan mengolah menjadi data matang yang siap untuk dianalisis dari data yang diperoleh Bertanggung jawab atas kegiatan yang berkaitan dengan aspek arsitektural

Mengkoordinasikan berbagai hasil analisis dari ahli-ahli lainnya untuk diakomodasikan dalam konsep RDTR.

Membuat laporan mengenai data-data yang didapat serta menganalisa sebagai bahan untuk penyusunan laporan pada setiap tahap kegiatan

Membuat rumusan hasil perolehan data sebagai kelanjutan dari sintesa dan sebagai bahan analisis.

1 / 4 Bln

Nasrullah, ST, MT

CV. Bumi TamalanreaTenaga LokalAhli ArsitekturAhli Arsitektur Menginterpretasikan data-data yang masuk dari surveyor untuk dijadikan acuan dalam menghasilkan keluaran (out put).

Bekerjasama dengan Team Leader menyusun program kerja.

Sebagai koordinator studi bidang arsitektu

Merumuskan konsep RDTR dalam kaitan dengan seni arsitek

Membantu team leder dalam merumuskan konsep rencana RDTR Koridor Jalan Bypass di Patallassang Kab. Gowa. Menyusun laporan tentang hasil analisis data-data yang berhubungan dengan tata bangunan dan perancangan kawasan;1 / 4 Bln

Ir. Muh. Natsir, M.Si.CV. Bumi TamalanreaTenaga LokalAhli Sipil dan PrasaranaAhli Sipil Menginterpretasikan data-data yang masuk dari surveyor untuk dijadikan acuan dalam menghasilkan keluaran (out put).

Bekerjasama dengan Team Leader menyusun program kerja.

Sebagai koordinator studi bidang kesipilan dan prasarana kawasan

Merumuskan konsep RDTR dalam kaitan dengan kesipilan

Membantu team leder dalam merumuskan konsep rencana RDTR Koridor Jalan Bypass di Patallassang Kab. Gowa dalam kaitan bidang ilmu kesipilan;1 / 4 Bln

Irwan, SE., M.Si.CV. Bumi TamalanreaTenaga LokalAhli Ekonomi PerkotaanAhli Ekonomi Sebagai koordinator studi bidang Ekonomi.

Merumuskan masalah-masalah ekonomi dan strategi pengembangan ekonomi kerakyatan;

Membantu perencana kota dalam merumuskan rencana tata ruang kota yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi wilayah perencanaan;

Membantu perencana kota dalam merumuskan rencana tata ruang yang berkaitan dengan pengendalian pembangunan dan perumusan indikasi program.1 / 4 Bln

Syamsul Bahri, S.Sos, M.SiCV. Bumi TamalanreaTenaga LokalAhli Sosial KemasyarakatanAhli Sosial Terlibat aktif dalam merumuskan data-data dan informasi sosial kemasyarakatan terutama penduduk asli wilayah perencanaan;

Melakukan analisis kependudukan yang antara lain meliputi kajian terhadap struktur dan didtribusi penduduk berdasarkan kriteria tertentu.

Melakukan analisis sistem sosial dan Kependudukan yang ada serta memperkirakan perubahan-perubahan struktur masyarakat yang akan terjadi.

Merumuskan masalah-masalah kependudukan dan strategi pembangunan kependudukan;1 / 4 Bln

E. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLINoTENAGA AHLIBulan IBulan IIBulan IIIBulan IVMM

1234123412341234

A. TENAGA AHLI

1.Ir. Syafri.,M.Si., IAP.4

2.Nasrullah, ST, MT4

3.Ir. Muh. Natsir, M.Si.3

4.Irwan, SE., M.Si.3

5.Syamsul Bahri, S.Sos, M.Si4

1