Bahan Ajar Adaptasi & Seleksi Alam Yes
-
Upload
ivo-bestaria-putri -
Category
Documents
-
view
116 -
download
14
description
Transcript of Bahan Ajar Adaptasi & Seleksi Alam Yes
A. ADAPTASI
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidupnya. Lingkungan dapat berubah-ubah. Agar dapat bertahan hidup, makhluk hidup harus
beradaptasi. Proses adaptasi seringkali tidak dapat diamati karena berlangsung dalam jangka
waktu yang lama. Hal yang dapat diamati adalah hasil adaptasi.
Adaptasi menghasilkan perubahan pada makhluk hidup. Berdasarkan hasil perubahan
tersebut, adaptasi dapat dibedakan menjadi adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi
tingkah laku.
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui perubahan bentuk
organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini mudah
diamati dan dikenali karena tampak dari luar. Ciri-ciri morfologi pada tumbuhan misalnya
bentuk dan ukuran daun, struktur jaringan daun, bentuk akar, bentuk dan struktur batang, serta
bentuk alat perkembangbiakan. Ciri-ciri morfologi pada hewan contohnya ukuran tubuh, warna
tubuh, bentuk paruh, bentuk kaki dan alat gerak yang lain, susunan gigi, dan alat pencernaan
makanan.
1) Adaptasi Morfologi pada Hewan
a. Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar
dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam
untuk mencabik-cabik mangsanya.
BAHAN AJAR
KEBERLANGSUNGAN HIDUP ORGANISME
Adaptasi dan Seleksi Alam
Standar Kompetensi : Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasikan kelangsungan hidup makhluk makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan.
Makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Bunglon melindungi dirinya dari musuh dengan mengubah warna kulitnya, sehingga
kelangsungan hidupnya terjaga. Kamu akan belajar tentang kelangsungan hidup makhluk
hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan pada bab ini.
b. Tipe Mulut Serangga
Tipe mulut serangga berbeda-beda. Berdasarkan jenis makanan yang dimakan, tipe mulut
serangga dibedakan menjadi empat yaitu :
Mulut penggigit pengunyah, misalnya pada belalang,
Mulut pengisap, misalnya pada kupu-kupu,
Mulut penusuk pengisap, misalnya pada nyamuk,
Mulut penjilat, misalnya pada lebah.
Ada beberapa bentuk adaptasi morfologi yang lain. Misalnya, hewan-hewan yang hidup
di daerah dingin memiliki bulu yang tebal untuk melindungi tubuhnya dari pengaruh suhu udara
yang dingin.
c. Paruh dan kaki burung
Bentuk paruh dan kaki setiap burung berbeda-beda. Perhatikan tabel berikut.
Tabel 2.2 Bentuk Kaki dan Paruh Burung
No. Burung Bentuk Kaki Bentuk Paruh Jenis Makanan
1. Elang Ukurannya pendek, cakar sangat kuat untuk mencengkeram mangsa
Runcing, panjang, dan ujung agak membengkok.
Daging
2. Bebek dan Pelikan
Berselaput diantara ruas jarinya untuk berenang dan berjalan di tanah berlumpur.
Pangkalnya terdapat bentuk seperti sisir/kantong untuk menyaring makanan dari air dan lumpur
Ikan dan Cacing
3. Pipit dan Nuri
Tiga kaki ke depan satu ke belakang untuk berjalan dan hinggap
Pendek, tebal, dan kuat Biji-bijian
4. Pelatuk Mempunyai dua jari ke depan dan dua jari ke belakang untuk memanjat
Runcing agak panjang untuk memahat kayu pohon untuk menangkap dan memakan
Serangga
2) Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan
a. Ciri-ciri bentuk adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah kering (xerofit)
1. Daunnya tebal, sempit, bentuk duri, sisik, atau tidak mempunyai daun; penguapan
melalui daun menjadi sangat sedikit.
2. Permukaan tubuhnya tertutup oleh lapisan kutikula atau lapisan lilin yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang terlalu besar.
3. Batangnya tebal, mempunyai jaringan spons untuk menyimpan air.
4. Akar panjang sehingga mempunyai jangkauan yang luas.
Contoh : tumbuhan kaktus.
b. Ciri-ciri bentuk adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah lembab (higrofit)
1. Mempunyai daun yang tipis dan lebar.
2. Permukaan daun mempunyai banyak mulut daun atau stomata sehingga dapat
mempercepat proses penguapan.
Contoh : tumbuhan keladi.
c. Ciri-ciri bentuk adaptasi tumbuhan yang hidup di daerah air (hidrofit)
1. Tumbuhan air yang terapung di atas air, mempunyai rongga antarsel berisi udara
untuk memudahkan mengapung di air, daun lebar dan tangkai daun menggembung
berisi udara. Contoh : eceng gondok dan kiambang.
Eceng Gondok Kiambang
2. Tumbuhan air yang terendam dalam air, mempunyai dinding sel yang kuat dan kebal
untuk mengurangi osmosis ke dalam sel. Contoh : Hydrilla dan Vallisneria.
Hydrilla Vallisneria
3. Tumbuhan yang sebagian tubuhnya di atas permukaan air dan akarnya tertanam di
dasar air, mempunyai rongga udara dalam batang atau tangkai daun sehingga tidak
tenggelam dalam air dan daun muncul ke permukaan air. Contoh : teratai.
4. Tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut, mempunyai perakaran yang lebat dan
kuat sehingga tidak roboh jika terkena ombak.
Contoh : tumbuhan bakau.
2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ
tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit diamati.
a. Penyesuaian terhadap intensitas cahaya
Jika kita berada di ruang yang gelap atau remang-remang, pupil mata kita akan terbuka
lebar. Sebaliknya, jika kita berada di ruang yang terang, merupakan upaya untuk mengatur
jumlah sinar yang masuk ke mata. Sinar yang kekuatannya (intensitasnya) tinggi dapat
mengganggu atau merusak sistem kerja mata. Sebaliknya jika sinar yang masuk terlalu lemah
atau kurang kita karna sulit untuk melihat.
Proses melihat melibatkan proses fisiologi. Artinya, upaya mata kita menagatur jumlah
sinar yang masuk melalui pupil merupakan proses adaptasi fisiologi. Adaptasi fisiologi semacam
ini merupakan contoh adaptasi yang sifatnya reversibel atau dapat balik.
b. Penyesuaian terhadap kadar oksigen
Jika seseorang yang biasa hidup di daerah pantai berpindah ke daerah pegunungan yang
tinggi (misalnya pada ketinggian lebih dari 2000 m di atas pemukaan laut), akan terjadi
perubahan fisiologi di tubuh orang tersebut. Mula-mula pernafasannya menjadi cepat. Hal ini
merupakan upaya tubuh untuk mencukupi kebutuhan oksigen karena kadar oksigen di udara
pegunungan lebih rendah jika dibandingkan kadar oksigen di daerah pantai. Dalam jangka waktu
yang lama, kondisi ini akan teratasi dengan meningkatnya jumlah butir-butir sel darah merah
(eritrosit) di dalam darah. Eritrosit merupakan bagian darah yang berfungsi untuk mengangkut
oksigen. Semakin banyak jumlah eritrosit, semakin banyak oksigen yang dapat diangkut ke
jaringan tubuh. Adaptasi semacam ini merupakan adaptasi fisiologi yang bersifat reversibel,
artinya jika orang tersebut kembali ke daratan rendah, maka secara perlahan jumlah eritrosit akan
turun atau normal seperti semula.
c. Penyesuaian terhadap kadar garam
Ikan yang hidup di air laut menghasilkan urin lebih pekat dibandingkan ikan air tawar. Ini
disebabkan kadar garam air laut lebih tinggi daripada kadar garam air tawar. Tingginya kadar
garam air laut menyebabkan ikan air laut kekurangan air. Air dari dalam sel tubuh ikan laut
keluar melalui proses osmosis.
Karena kekurangan air, ikan harus banyak minum air laut. Akibatnya, kadar garam dalam
darahnya menjadi tinggi (pekat). Untuk mengurangi kepekatan cairan tubuhnya, ikan
mengeluarkan urin yang pekat pula. Untuk mengimbangi banyaknya air yang keluar dari
tubuhnya, ikan air laut hanya mengeluarkan sedikit urin.
Hal sebaliknya terjadi pada ikan air tawar. Karena cairan di lingkungan lebih encer
daripada cairan di dalam tubuh ikan, air dari lingkungan masuk ke tubuh ikan secara osmosis.
Untuk mengatur keseimbangan osmotik dan ion, insang menyerap garam (NaCl). Untuk
membuang kelebihan air, ikan air tawar banyak mengeluarkan urin yang encer. Peristiwa
semacam ini merupakan adaptasi fisiologi ikan terhadap lingkungannya.
d. Kelenjar Bau
Musang dapat menyekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi
lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
Musang
e. Kantong Tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Apabila musuh,
tinta disemprotkan ke dalam air di sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan
cumi-cumi dan gurita.
Gurita
f. Mimikri pada Bunglon
Kulit bunglon dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna
ini dipengaruhi faktor luar berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
Bunglon
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri makhluk hidup dengan mengubah tingkah
laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
a. Rayap
Di usus rayap, terdapat organisme Flagellata penghasil enzim selulose yang dapat
mencerna selulosa. Anak-anak rayap yang baru menetas menjilati dubur induknya untuk
mendapatkan Flagellata tersebut. Rayap dewasa yang berganti kulit memakai kembali kulit yang
terkelupas itu untuk mendapatkan Flagellata.
Rayap
b. Predator
Hewan predator harus bergerak cepat karena mereka harus mengejar dan menangkap
mangsanya. Jika tidak demikian, apa yang akan terjadi dengan hewan predator ?
c. Kucing
Kucing biasanya mengincar mangsanya, misalnya tikus, cecak, kadal, atau yang lain,
dengan cara mendekam. Begitu mangsa mendekat dan lengah, maka kucing tersebut akan
meloncat dan menerkam mangsanya. Tingkah laku demikian merupakan cara untuk menghemat
energi.
d. Paus
Paus bukanlah ikan, melainkan hewan menyusui yang hidup di air. Paus bernafas dengan
paru-paru sehingga paus harus menyembul ke permukaan air untuk bernafas. Pada saat muncul
ke permukaan air, paus mengeluarkan sisa pernafasan dan menghirup udara untuk disimpan di
paru-paru saat menyelam ke dalam air.
Paus
e. Hibernasi
Pada musim dingin banyak hewan berdarah panas membutuhkan energi tambahan untuk
menjaga suhu tubuhnya, sedangkan makanan sangat langka. Sehingga untuk dapat bertahan
hidup hewan-hewan meminimalkan proses metabolisme dalam tubuh dengan cara melakukan
hibernasi. Misalnya : tikus, landak, beruang hitam, beruang kutub, dll.
Beruang Kutub
f. Migrasi
Ikan salem raja Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai
untuk bertelur.
Ikan Salem Raja Amerika Utara
g. Cicak melakukan outotomi yaitu memutuskan ekornya untuk mengelabuhi
musuhnya.
Cicak
h. Tumbuhan
Sebagian tumbuhan menunjukkan adaptasi tingkah laku dalam hidupnya. Misalnya, daun
putri malu (Mimosa pudica) segera menutup jika disentuh. Hal tersebut merupakan adaptasi
untuk melindungi diri dari serangan hewan. Dengan menutupnya daun, maka hewan herbivora
sulit membedakan antara ranting berduri dengan daun.
Tumbuhan Putri Malu Menutup jika Disentuh
Adaptasi makhluk hidup pada dasarnya adalah upaya makhluk hidup untuk dapat hidup
di lingkungan tempat tinggalnya. Hidup berarti dapat memperoleh makanan, perlindungan diri
dari kondisi buruk, pertahanan diri dari pemangsa, dan menemukan pasangan kawin agar dapat
menghasilkan keturunan baru. Jadi, tujuan akhir adaptasi adalah untuk kelestarian jenis makhluk
hidup. Lestari berarti juga lolos dari seleksi alam dan tidak punah.
B. SELEKSI ALAM
Seleksi artinya pemilihan. Seleksi alam artinya pemilihan makhluk hidup yang dapat
hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh lingkungan sekitar dan terjadi secara
alamiah. Makhluk hidup di alam selalu menghadapi faktor alam yang akan menyeleksinya.
Makhluk hidup yang mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang ada, akan dapat
bertahan hidup. Dengan kata lain, makhluk hidup yang dapat beradaptasi dengan lingkungan,
akan lolos dari seleksi alam dan dapat melestarikan jenisnya.
1. Faktor Penyeleksi di Alam
a. Suhu Lingkungan
Kamu mengetahui bahwa hewan-hewan tertentu hanya ada di daerah kutub, dan jenisnya
berbeda dengan yang hidup di padang pasir atau di daerah tropis. Di daerah dingin, dijumpai
hewan mamalia berambut lebat sedangkan di daerah tropis dijumpai mamalia berambut tipis.
Jenis makhluk hidup yang paling adaptif (dapat menyesuaikan diri) dengan suhu lingkungannya
akan lolos seleksi dan hidup terus, sedangkan yang tidak adaptif akan mati terkena seleksi alam.
Jadi, dalam hal ini, yang menjadi faktor penyeleksi adalah suhu lingkungan.
b. Makanan
Misalkan di suatu pulau terpencil hidup 100 ekor burung merpati yang makanannya
jagung atau biji-bijian. Lama-kelamaan, jumlah merpati menjadi lebih dari 1000 ekor karena
terus berkembang biak. Makanan (jagung atau biji-bijian) yang tersedia sangat terbatas, hanya
cukup untuk 500 ekor burung. Akibatnya, burung-burung tersebut akan bersaing untuk
memperebutkan makanan. Burung merpati yang paling kuat dan paling cepat makannya akan
mendapatkan makanan yang cukup. Sebaliknya, burung merpati yang lemah dan kurang gesit,
akan kalah dalam memperebutkan makanan. Burung yang kalah akan mati karena kurang makan
atau akan beralih ke jenis makanan yang lain.
c. Cahaya Matahari
Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang
berklorofil. Mengapa demikian ? Karena tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk
pembentukan makanan.
Berikut contoh seleksi alam :
1) Punahnya beberapa jenis makhluk hidup, misalnya punahnya badak Jawa dan badak
Sumatra karena hilangnya hutan dataran rendah dan adanya perburuan.
2) Keadaan populasi kupu-kupu Biston betularia di Inggris sebelum revolusi industri
terdiri atas kupu-kupu bersayap cerah dan bersayap gelap dan setelah revolusi industri
tinggal yang bersayap gelap.
Spesies Biston betularia yang bersayap gelap lebih berjaya untuk mandiri
2. Kepunahan Organisme
Berdasarkan temuan fosil-fosil, kita tahu bahwa ada jenis makhluk hidup yang hidup
pada zaman dahulu tidak ditemukan lagi sekarang. Berarti makhluk hidup tersebut telah punah.
Lingkungan bumi mengalami perubahan secara terus-menerus atau bersifat dinamis. Organisme
yang dapat beradaptasi akan tetap lestari sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah
karena terkena seleksi alam, contohnya Dinosaurus.
Berdasarkan temuan fosil-fosil, dapat diketahui bahwa banyak jenis makhluk hidup yang
hidup pada jaman dahulu tidak ditemukan lagi sekarang. Tetapi ada juga yang masih hidup
sampai sekarang yaitu capung. Capung adalah hewan yang hidup pada jaman karbon sampai
sekarang. Hewan lain yang hampir mirip dengan hewan yang telah punah adalah kadal dan
komodo. Ketiga hewan tersebut adalah hewan yang tergolong dalam fosil hidup.
Dinosaurus merupakan contoh hewan yang telah punah. Para ilmuan berpendapat bahwa
yang menyebabkan kepunahan hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang terganggu akan
menyebabkan kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivora tidak bisa
mendapatkan makanan. Sedangkan Dinosaurus karnivora dapat bertahan hidup untuk sementara.
Tetapi dengan berjalannya waktu, hewan karnivora pun mati.
Pada zaman dahulu, perubahan lingkungan terjadi secara alami dan dalam jutaan tahun,
sehingga makhluk hidup mampu beradaptasi. Sekarang, perubahan lingkungan dipercepat oleh
kegiatan manusia. Misalnya, hutan ditebang untuk membuka daerah industri. Perubahan
lingkungan yang cepat akan mempercepat punahnya organisme. Jika makhluk hidup itu telah
punah, kita tidak akan dapat memunculkannya kembali. Artinya. “hasil karya alam” yang
dibentuk dalam waktu jutaan tahun lamanya melalui adaptasi, akan lenyap dalam waktu
beberapa puluh tahun oleh kegiatan manusia.
Sumber Bahan Ajar :
1. Sudibyo, Elok,dkk. 2008. Mari Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Syamsuri, Istamar. 2007. IPA Biologi untuk SMP Kelas IX. Jakarta : Erlangga.3. Wahyuni, Siti dan Nur Fitriani. Buku Panduan Pendidik Ilmu Pengetahuan Alam
untuk SMP/MTs. Surakarta : Pratama Mitra Aksara.4. http://biology-aasharifah.blogspot.com/2010_08_01_archive. html(Online). Di akses
tanggal 12 September 2011.
5. http://carane-download.blogspot.com/2011/08/download-walpaper-download-gambar. html(Online). Diakses tanggal 12 September 2011.
6. http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2011/07/nasib-musang-pandan-luwak. html(Online). Diakses tanggal 12 September 2011.
7. http://jepretanhape.wordpress.com/2009/01/02/ceng-eceng-gondok/(Online). Di akses tanggal 11 September 2011.
8. http://www.google.co.id/imgres?q=lumba+dan+paus&um=1&hl=id&sa=N&biw=1366&bih=578&tbm=isch&tbnid=MAhj6fRubUXLyM:&imgrefurl=http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/209-gelanggang-samudra-ancol.html&docid= Upu4MH_ihfdQM&w=300&h=225&ei=IZl-sTvbXAcKHrAfk-cSwBQ&zoom=1(Online). Di akses tanggal 11 September 2011.
9. http://www.google.co.id/imgres?q=vallisneria&start=25&num=10&um=1&hl=id&biw=1366&bih=578&tbm=isch&tbnid=3BPglhrqRkhhJM:&imgrefurl=http://www.estanques.net/plantas-acuaticas/vallisneria-gigantea/&docid=iZr kZ6nT5OnPM&w=525-&h=335&ei=MpRsTrPzM4nMrQeAorjkAw&-zoom=1(Online). Diakses tanggal 12 September 2011.
10. http://www.google.co.id/imgres?q=estivasi+tupai&um=1&hl=id&biw=1366&bih=578&tbm=isch&tbnid=zLR08vcqDvxAkM:&imgrefurl=http://dirgandini.wordpress.com/2011/03/30/energi-habitat-relung-dan-adaptasi/&docid=lIrM-BoyYkQhBM&w=403&h=350&ei=eplsTuTbHMKGrAeBoNWnCQ&zoom=1(Online). Diakses tanggal 12 September 2011.