BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan -...
Transcript of BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan -...
124
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis terkait hubungan smart city dengan perencanaan kota
London, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Program-program yang dijadikan solusi masalah perkotaan dapat
menyelesaikan lebih dari satu permasalahan. Hal ini sesuai dengan kriteria
smart city yang menargetkan solusi yang ditawarkan setidaknya juga
menyelesaikan minimal satu dari permasalahan yang lainnya. Selain itu
program-program yang ada juga tidak menimbulkan kerugian pada sektor –
sektor yang lain.
2. Kaitan smart city dengan perencanaan kota London dapat dilihat dari
kesesuaian tujuan dari masing-masing kebijakan dengan program smart city
London. Smart living dan smart environment adalah klasifikasi yang memiliki
keterkaitan dengan lebih dari satu dimensi perencanaan. Hubungan smart city
dengan perencanaan kota yaitu program-program smart city dapat masuk
dalam perencanaan kota tanpa terkecuali. Hal ini dapat disebabkan karena
program yang ada memang dibuat berdasarkan urgensi permasalahan Kota
London. Namun, dilihat dari aspek perencanaan, perencanaan kota harus
dengan bijak memanfaatkan program - program yang ada untuk dapat menjadi
bagian dari penyelesaian masalah. Program yang berbentuk wadah informasi
sangat berguna untuk perencanaan kota apabila data tersebut dapat diolah dan
dijadikan bahan analisis.
3. Proses perencanaan kota dilalui dengan pengumpulan data, analisis, dan
diakhiri dengan pengeluaran kebijakan terkait isu-isu perkotaan yang ada. Pada
smart city, proses yang ada dilalui dengan tahapan merasakan (sensing),
memahami (understanding) dan bersikap (acting). Hubungan proses
perencanaan kota dengan proses smart city dapat dilihat dari kesamaan pada
bagian pengumpulan data-analisis pada perencanaan kota dan merasakan-
HUBUNGAN SMART CITY DENGAN PERENCANAAN KOTA LONDONYUSRA PURNAMASARI LUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
125
memahami pada smart city keduanya merupakan proses yang sama yaitu
berkaitan dengan pengumpulan data dan memahami permasalahan melalui
analisis.
4. Program yang ditawarkan smart city merupakan bentuk operasional yang
sifatnya tertentu, sedangkan kebijakan yang merupakan hasil dari perencanaan
kota biasanya bersifat umum dan menyeluruh. Penjabaran kondisi ideal dengan
berfokus pada jangka tahun tertentu dijabarkan melalui kebijakan dan
diselesaikan melalui program smart city melalui pendekatan teknologi dengan
batasan waktu tidak ditentukan. Waktu penerapan perencanaan kota London
adalah 20 Tahun, sedangkan waktu Penerapan Smart London dilihat secara
berkala yaitu dilaksanakan pada tahun 2013 dan dilihat perkembangannya pada
tahun 2016.
5. Aktor yang berperan dalam mendukung terbentuknya smart city London terdiri
dari pemerintah, masyarakat, swasta dan universitas dan lembaga penelitian.
6. Keunggulan smart city london dapat dilihat dari peran pemerintah yang mampu
memulai dengan melakukan transparansi pemerintahan yaitu dengan
diluncurkannya london datastore. Hal ini selanjutnya lebih memudahkan
pengembangan konsep smart city di london. Selain itu masyarakat london juga
dinilai mau berkontribusi terhadap perkembangan smart city dilihat dari
keefektidan media online yang bentuknya seperti ruang diskusi atau tanya –
jawab.
6.2 Saran
6.2.1 Untuk Pemerintah
Melihat dari penerapan smart city London, dapat ditarik beberapa
pembelajaran untuk penerapan yang dapat dilakukan di Indonesia yaitu :
1. Pentingnya keterbukaan data dalam memulai pengembangan smart city.
kecanggihan teknologi yang ditawarkan smart city semakin lengkap bila
data yang terkumpul dari sensor, kamera pengawas dan data terkait dinas-
dinas tertentu dapat ditampilkan dan dapat diakses siapa saja. Selain itu
HUBUNGAN SMART CITY DENGAN PERENCANAAN KOTA LONDONYUSRA PURNAMASARI LUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
126
keterbukaan data juga mengacu pada adanya proses analisis dari data-data
yang ada. Data yang berjumlah besar dan beragam harus dapat diolah agar
hasilnya kembali berguna menjadi basis dalam perencanaan. Data yang
dapat dikumpulkan merupakan jenis data yang efektif digunakan untuk
perencanaan karena bersifat real-time.
2. Pentingnya peran masyarakat dalam mendukung kota menjadi smart city.
tujuan dari smart city adalah menghadirkan solusi teknologi sehingga
mudah digunakan oleh masyarakat dan efisien tanpa membuang banyak
waktu. Masyarakat sebagai tujuan utama dihadirkannya teknologi berupa
aplikasi atau alat dalam memudahkan kegiatan haruslah dapat menggunakan
teknologi tersebut. Pendidikan atau keterampilan dalam menggunakan
teknologi merupakan kunci untuk masyarakat dapat berpartisipasi dalam
smart city.
6.2.2 Untuk Penelitian Selanjutnya
Dari penelitian ini, saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai
berikut :
1. Perlu diteliti hubungan smart city dengan perencanaan kota pada kota – kota
smart city lainnya sebagai bahan pembelajaran dalam penerapan smart city.
Dengan melihat hubungan tersebut, maka diharapkan penerapan smart city
sejalan dengan perencanaan kota dan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
2. Meneliti keberagaman penerapan smart city pada negara maju dan negara
berkembang sebagai bahan komparasi untuk melihat keunggulan dan
kekurangan sehingga menjadi pertimbangan dalam penerapan smart city
selanjutnya.
3. Mendalami keunggulan negara-negara yang sudah menerapkan smart city
untuk dapat dijadikan pembelajaran mengenai kekuatan untuk berani
bersaing dengan negara lainnya.
4. Memperbanyak bukti terkait hubungan smart city dengan perencanaan kota
terkait sifat perencanaan kota yang mengarah pada kebijakan dan sifat
HUBUNGAN SMART CITY DENGAN PERENCANAAN KOTA LONDONYUSRA PURNAMASARI LUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
127
program smart city yang berbentuk operasional yang sifatnya tertentu,
sedangkan kebijakan yang merupakan hasil dari perencanaan kota biasanya
bersifat umum dan menyeluruh.
HUBUNGAN SMART CITY DENGAN PERENCANAAN KOTA LONDONYUSRA PURNAMASARI LUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/