BAB V PEMBAHASAN.docx
-
Upload
viven-cor-aquarius -
Category
Documents
-
view
218 -
download
5
Transcript of BAB V PEMBAHASAN.docx
BAB V PEMBAHASAN
A. HASIL
Setelah dilakukan pemutaran musik aktif selama 3 hari didapatkan
hasil sebagai berikut :
1. Ruang Srikandi
inisial Ny.S Ny.P Ny.Sr Ny.E Ny.JPre 30 37 48 44 28Post 49 52 60 58 46
2. Ruang Sena
inisial Tn.H Tn.S Tn.Ro Tn.R Tn.PPre 37 42 30 34 44Post 53 58 49 50 60
B. ANALISA DATA
Dalam jurnal yang dipakai menggunakan sampel dengan jumlah 10
pasien dengan skizofernia yang dipilih berdasarkan diagnosa keperawatan
resiko perilaku kekerasan, dan diaplikasikan pada 2 ruangan yaitu pada ruang
Srikandi sebanyak 5 orang pasien perempuan dan di ruang Sena sebanyak 5
orang laki-laki.
Aplikasi ini dilakukan hanya pada pasien dengan resiko perilaku
kekerasan saja, karena keterbatasan waktu untuk mengobservasi pasien.
Dengan jumlah yang lebih sedikit maka pengobservasian pada pasien akan
membutuhkan waktu yang lebih sedikit.
Pembagian kelompok pada aplikasi jurnal dibagi menjadi 1 kelompok
yaitu kelompok perlakuan yang diberikan terapi senam low impact, tidak ada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang digunakan sebagai
pembanding. Ini dilakukan karena berdasarkan recana kegiatan yang
mengaplikasikan pemberian senam aerobic low impact terhadap score
agression self control pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan.
Hasil pelaksanaan aplikasi dari jurnal pada pasien skizofrenia dengan
menggunakan terapi senam aerobic low impact tidak memiliki pengaruh yang
signifikan. Hasil kriteria pre post senam aerobic low impact pada pasien
dengan menggunakan score agression self control terdapat penurunan skor
pada pada setiap pasien.
Aplikasi ini telah dilakukan berdasarkan jurnal, pada jurnal yang
diaplikasikan ini pemberian senam dilakukan 2 kali dalam 1 minggu
dilakukan dalam waktu 2 minggu, dimana pasien di ajak aktif mengikuti
kegiatan senam dari awal hingga akhir. Selain itu sarana atau alat yang
digunakan telah sesuai dengan jurnal yang dipakai.
Dalam terapi senam aerobic low impact Manfaat yang pasti
dirasakan setelah melakukan terapi senam aerobic low impact adalah
perasaan rileks, tubuh lebih tenang, tenaga terasa tersalurkan dan pikiran
lebih fresh. Terapi senam aerobic low impact memberikan kesempatan bagi
tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna. Dalam
kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh
akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami berlangsung, produksi
hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran.
Berbagai terapi dalam mengatasi masalah perilaku kekerasan telah
banyak dikembangkan. Salah satunya adalah terapi senam aerobic low
impact. Senam aerobic low impact merupakan senam dengan mengandalkan
penyaluran energi dan penyerapan oksigen yang berimbang sehingga dapat
meningkatkan endorphin yangmemiliki efek relaksan sehingga dapat
mengurangi resiko kekerasan secara efektif (Yulistanti, 2003).
Teori lain mengenai terapi senam aerobic low impact mengatakan
bahwa terapi senam aerobic low impact yang akan dilakukan ditujukan
untuk menstimulasi aktivitas jaringan bilateral pada otak. Beberapa
penelitian telah menunjukkan keterlibatan dari sistem limbik dan struktur
paralimbik cerebral selama prosesi emosional musik. Selain itu musik
juga dapat membuat pendengarnya mengekspresikan emosi.
Seperti menangis, tertawa, tersenyum, menggerakkan mata. Fungsi
lain juga meliputi pengaturan emosi seperti dapat memberikan respon
ekspresi sesuai dengan stimulus Hal ini akan dapat memberikan
perubahan pada afek pasien skizofrenia. Dalam aplikasi jurnal ini dilakukan
pada jumlah responden 34 selama 2 minggu dengan frekuensi 3 kali dan
menggunakan kelompok kontrol dan kelompok pembanding tetapi pada
aplikasi yang diterapkan di bangsal RSJD Surakarta hanya dilakukan 10
responden pada 2 ruangan dimana dalam aplikasi jurnal ini tidak
menggunakan kelompok pembanding.
Berdasarkan teori,Faulkner dan Sparkes (1999) melakukan sebuah uji
tentang pengaruh senam sebagai terapi bagi pasien dengan skizofrenia, dan
didapatkan hasil bahwa dengan rentang waktu 10 minggu dapat membantu
mengurangi gangguan halusinasi dengar dan meningkatkan pola tidur yang
lebih baik. (Daley, 2002). Beberapa penelitian tentang aktivitas fisik dan
terapi olahraga terhadap gangguan kejiwaan membuktikan, bahwa aktivitas
fisik tersebut dapat meningkatkan kepercayaan pasien terhadap orang lain
(Campbell & Foxcroft, 2008), dan juga membantu mengontrol kemarahan
pasien (Hassmen,Koivula & Uutela, 2000).
C. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh senam
aerobic low impact terhadadap skor agression self control pasien dengan
resiko perilaku kekerasan pada pasien resiko perilaku kekerasan di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Surakarta tahun 2015, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Sebelum dilakukan kegiatan senam aerobic low impact pada pasien
resiko perilaku kekerasan skor agression self control yang didapat
dari pasien (Ny.S:30 Ny.P : 37 Ny.Sr:48 Ny.E:44 Ny.J:28)
(Tn.H:37 Tn.S:42 Tn. Ro:30 Tn.R: 34 Tn. P :44)
Sesudah dilakukan kegiatan senam aerobic low impact pada
pasien resiko perilaku kekerasan hasil skor agression self control
terdapat perubahan yaitu meningkat (Ny.S:49 Ny.P : 52 Ny.Sr:60
Ny.E:58 Ny.J:46) (Tn.H:53 Tn.S:58 Tn. Ro:49 Tn.R: 50 Tn. P :60)
Jadi terdapat pengaruh senam aerobic low impact terhadap skor
agression self control dimana sesudah dilakukan kegiatan senam
ini terdapat peningkatan skor agression self pada pasien resiko
perilaku kekerasan.