BAB V honny

4
BAB V TATA LAKSANA PENDIDIKAN,PELATIHAN DAN PENELITIAN SERTA PELAYANAN FARMASI A. Tata Laksana Diklat & Penelitian di Instalasi Farmasi a. Pendidikan dan Penelatihan Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses atau upaya peningkatan pengetahuan dan pemahaman dibidang kefarmasian atau bidang yang berkaitan dengan kefarmasian secara kesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan kemampuan dibidang kefarmasian. Pendidikan dan pelatihan merupakan kegiatan pengembangan sumber daya manusia instalasi farmasi rumah sakit untuk meningkatkan potensi dan produktifitasnya secara optimal. Serta melakukan pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga farmasi untukl mendapatkan wawasan,pengetahuan dan keterampilan dibidang farmasi rumah sakit. Setiap staf dirumah sakit harus mempunyai kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan pengetahuan dan keterampilannya. 1. Apotek harus memberikan masukan kepada pimpinan dalam menyusun program pengembangan staf. 2. Staf yang baru mengikuti program orientasi sehingga mengetahui tugas dan tanggung jawab. 3. Adanya mekanisme untuk mengetahui kebutuhan pendidikan bagi staf. 4. Setiap staf diberikan kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan dan program pendidikan berkelanjutan. 5. Staf harus secara aktif dibantu untuk mengikuti program yang diadakan oleh organisasi profesi, perkumpulan dan institusi terkait. 6. Penyelenggaraan pendidikan dan penyuluhan meliputi : a. Penggunaan obat dan penerapannya b. Pendidikan berkelanjutan bagi staf farmasi c. Praktikum farmasi bagi siswa farmasi dan pasca sarjana farmasi

description

BAB V honny

Transcript of BAB V honny

Page 1: BAB V honny

BAB V

TATA LAKSANA PENDIDIKAN,PELATIHAN DAN PENELITIAN SERTA PELAYANAN FARMASI

A. Tata Laksana Diklat & Penelitian di Instalasi Farmasia. Pendidikan dan Penelatihan

Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses atau upaya peningkatan pengetahuan dan pemahaman dibidang kefarmasian atau bidang yang berkaitan dengan kefarmasian secara kesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan kemampuan dibidang kefarmasian.Pendidikan dan pelatihan merupakan kegiatan pengembangan sumber daya manusia instalasi farmasi rumah sakit untuk meningkatkan potensi dan produktifitasnya secara optimal. Serta melakukan pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga farmasi untukl mendapatkan wawasan,pengetahuan dan keterampilan dibidang farmasi rumah sakit.

Setiap staf dirumah sakit harus mempunyai kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan pengetahuan dan keterampilannya.1. Apotek harus memberikan masukan kepada pimpinan dalam menyusun program

pengembangan staf.2. Staf yang baru mengikuti program orientasi sehingga mengetahui tugas dan tanggung

jawab.3. Adanya mekanisme untuk mengetahui kebutuhan pendidikan bagi staf.4. Setiap staf diberikan kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan dan program

pendidikan berkelanjutan.5. Staf harus secara aktif dibantu untuk mengikuti program yang diadakan oleh organisasi

profesi, perkumpulan dan institusi terkait.6. Penyelenggaraan pendidikan dan penyuluhan meliputi :

a. Penggunaan obat dan penerapannyab. Pendidikan berkelanjutan bagi staf farmasic. Praktikum farmasi bagi siswa farmasi dan pasca sarjana farmasi

Ruang Lingkup kegiatan,yaitu antara lain :

a. Pendidikan formalb. Pendidikan berkelanjutan (internal dan eksternal)c. Pelatihand. Pertemuan ilmiah (seminar,symposium)e. Studi bandingf. Praktek kerja lapangan

B. Penelitian Penelitian yang dilakukan apoteker dirumah sakit yaitu :

Page 2: BAB V honny

1. Penelitian farmasetik, termasuk pengembangan dan menguji bentuk sediaan baru. Formulasi,metode

2. Pemeberian (konsumsi) dan system pelepasan obat dalam tubug Drug Released System.3. Berperan dalam penelitian klinis yang diadakan oleh praktisi klinis,terutama dalam

karakterisasi terapik,evaluasi,pembandingan hasil Outcomes dari terapi obat regimen pengobatan.

4. Penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan,termasuk penelitian perilaku dan sosioekonomi seperti penelitian tentang biaya keuntungan cost benefit dalam pelayanan farmasi.

5. Penelitian operasional operation research seperti studi waktu,gerakan,dan evaluasi program dan pelayanan farmasi yang baru dan yang ada sekarang.

Keselamatan pasien (patient safety) secara sederhana didefinisikan sebagai suatu upaya untuk mencegah bahaya yang terjadi pada pasien.walaupun mempunyai definisi yang sangat sederhana, tetapi upaya untuk menjamin keselamatan pasien difasilitas kesehatan sangatlah kompleks dan banyak hambatan. Konsep keselamatan pasien harus dijalankan secara menyeluruh dan terpadu. Strategi untuk meningkatkan keselamatan pasien:a.Menggunakan obat dan peralatan yang amanb.Melakukan praktek klinik yang aman dan dalam lingkungan yang amanc.Melaksanakan dan meningkatkan system yang dapat menurunkan risiko yang berorientasi kepada pasiend. Membuat dan meningkatkan system yang dapat menurunkan risiko yang berorientasi kepada pasiene.Meningkatkan keselamatan pasien dengan : - mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan (adverse event) - membuat system idenfitikasi dan pelaporan adverse event - mengurangi efek akibat adverse event

Pada tanggal 18 januari 2002. WHO telah mengeluarkan suatu resolusi untuk membentuk program manajemen resiko untuk keselamatan pasien yang terdiri dari 4 aspek utama :a. Penentuan tentang norma-norma global,standard dan pedoman untuk defenisi.

Pengukuran dan pelaporan dalam mengambil tindakan pencegahan, dan menerapkanUkuran untuk mengurangi resiko

b. Penyusunan kebijakan berdasarkan bukti (evidence-based) dalam standar global yang akan meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan penekanan tertentu pada

Page 3: BAB V honny

beberapa aspek seperti keamanan produk,praktek klinik yang aman dan menciptakan suatu budaya keselamatan pada petugas kesehatan dan institusi pendidikan.

c. Pengembangan mekanisme melalui akreditasi dan instrument lain, untuk mengenali karakteristik penyedia pelayanan kesehatan yang unggul dalam keselamatan pasien seceara internasional

d. Mendorong penelitian tentang keselamatan pasien

B.Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penerapan keselamatan pasien.

Dalam penerapannya. Keselamatan pasien harus dikelola dengan pendekatan sisternik.sistem ini dapat dilihat sebagai suatu system terbuka. Dimana system terkecil akan dipengaruhi, bahkan tergantung pada system yang lebih besar. System terkecil disebut Mikrosistem,terdidi dari petugas kesehatan dan pasien itu sendiri, serta proses-proses pemberian pelayanan diujung tombak, termasuk elemen-elemen pelayanan didalamnya. Mikrosistem dipengaruhi oleh mikrosistem. Yang merupakan unit yang lebih besar. Misalnya rumah sakit dan apotek. Mikrositem dan makrosistem dipengaruhi oleh system yang lebih besar lagi yang disebut megasistem.

Seorang Apoteker yang berperan didalam mikrosistem (apotek,puskesmas,instalasi farmasi rumah sakit, dan sarana pelayanan farmasi lain) dalam membangun keselamatan pasien harus mampu mengelola dengan baik elemen-elemen dalam mikrosistem tersebut, yaitu system pelayanan,sumber daya,system inventori,keuangan dan teknologi informasi.