BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… ·...

15
52 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab V ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tentang gambaran tingkat stres dan penyesuaian sosial pada remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (BDD) di SMAN 7 Kota Bogor. Hasil penelitian ini didapatkan dari kegiatan pengumpulan data melalui kuesioner. Telah dilakukan screening pada 110 siswi di SMAN 7 Kota Bogor menggunakan kuesioner dan didapatkan hasil 82 dari 110 siswi mengalami kecenderungan BDD. Selanjutnya dilakukan proses pengolahan data yang terdiri dari coding, editing, enrty dan cleaning dan dianalisa dengan analisa univariat kemudian data disajikan dalam bentuk tekstular dan diagram. A. Gambaran Tempat Penelitian SMAN 7 Kota Bogor adalah salah satu sekolah menengah atas di Kota Bogor yang sebeumnya sekolah ini merupakan alih fungsi dari Sekolah Guru Olahraga menjadi SMAN 7 Kota Bogor pada tahun 1991. Luas area yang dimiliki sekolah ini adalah 24.922 M 2 . Lokasi SMAN 7 terletak di Jl. Palupuh No. 7 perumahan Bantarjati, Bogor , Jawa Barat. Jumlah siswa di SMAN 7 Kota Bogor tahun 2019 adalah 865 orang. Yang terdiri dari 428 laki-laki dan 437 perempuan.

Transcript of BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… ·...

Page 1: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

52

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab V ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tentang

gambaran tingkat stres dan penyesuaian sosial pada remaja putri dengan

kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (BDD) di SMAN 7 Kota Bogor. Hasil

penelitian ini didapatkan dari kegiatan pengumpulan data melalui kuesioner. Telah

dilakukan screening pada 110 siswi di SMAN 7 Kota Bogor menggunakan kuesioner

dan didapatkan hasil 82 dari 110 siswi mengalami kecenderungan BDD. Selanjutnya

dilakukan proses pengolahan data yang terdiri dari coding, editing, enrty dan cleaning

dan dianalisa dengan analisa univariat kemudian data disajikan dalam bentuk tekstular

dan diagram.

A. Gambaran Tempat Penelitian

SMAN 7 Kota Bogor adalah salah satu sekolah menengah atas di Kota Bogor

yang sebeumnya sekolah ini merupakan alih fungsi dari Sekolah Guru Olahraga

menjadi SMAN 7 Kota Bogor pada tahun 1991. Luas area yang dimiliki sekolah

ini adalah 24.922 M2 . Lokasi SMAN 7 terletak di Jl. Palupuh No. 7 perumahan

Bantarjati, Bogor , Jawa Barat. Jumlah siswa di SMAN 7 Kota Bogor tahun 2019

adalah 865 orang. Yang terdiri dari 428 laki-laki dan 437 perempuan.

Page 2: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

53

B. Hasil Penelitian

Pada bab ini peneliti akan mengemukakan hasil penelitian dan analisa data. Hasil

penelitian ini disiapka dalam bentuk diagram dan tekstular.

1. Karakteristik

a. Usia

Diagram 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di SMAN 7 Kota

Bogor 2019 (n=82)

Berdasarkan diagram 5.1 bahwa rata-rata remaja putri dengan

kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN 7 Kota Bogor

berusia 15 tahun 7 bulan dan terbanyak yaitu berusia 16 tahun.

1414,5

1515,5

1616,5

17

USIA

MODUS

MEAN

MEDIAN

MAX

MIN

Page 3: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

54

b. Riwayat Mengalami Perilaku Kekerasan

Diagram 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Mengalami

Perilaku Kekerasan di di SMAN 7 Kota Bogor 2019 (n=82)

Berdasarkan diagram 5.2 bahwa sebagian besar atau 61 (74%)

remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di

SMAN 7 Kota Bogor pernah mengalami Perilaku Kekerasan dan

sebagian kecil atau 21 (26%) tidak mengalami perilaku kekerasan.

74%

26%

Mengalami Perilaku Kekerasan

YA TIDAK

Page 4: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

55

c. Keinginan Merubah Bentuk Fisik

Diagram 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berdasarkan

Keinginan Merubah Bentuk Fisik di di SMAN 7 Kota Bogor 2019

(n=82)

Berdasarkan diagram 5.3 bahwa sebagian besar atau sebanyak 57

(70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic

Disorder di SMAN 7 Kota Bogor memiliki keinginan untuk merubah

bentuk fisiknya saat ini dan hampir setengahnya atau sebanyak 25

(30%) responden tidak memiliki keinginan untuk merubah bentuk

fisiknya saat ini.

YA70%

TIDAK30%

KEINGINAN MERUBAH BENTUK FISIK

YA TIDAK

Page 5: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

56

d. Jumlah Teman Sebaya

Diagram 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berdasarkan Jumah

Teman Sebaya di di SMAN 7 Kota Bogor 2019 (n=82)

Berdasarkan diagram 5.4 bahwa sebagian besar atau sebanyak

65 (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body

Dysmorphic Disorder di SMAN 7 Kota Bogor memiliki jumlah teman

sebaya > 5 dan sebagian kecil atau sebanyak 17 (21%) responden

memiliki jumlah teman sebaya < 5 orang.

21%

79%

JUMLAH TEMAN SEBAYA

< 5 > 5

Page 6: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

57

e. Durasi Memperhatikan Penampilan

Diagram 5.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Durasi

Memperhatikan Penampilan di di SMAN 7 Kota Bogor 2019 (n=82)

Berdasarkan diagram 5.5 bahwa lebih dari setengahnya atau sebanyak

46 (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body

Dysmorphic Disorder di SMAN 7 Kota Bogor memiliki durasi untuk

memperhatikan penampilan selama 1-3 jam/hari, dan sebagian kecil atau

sebanyak 12 (15%) responden menghabiskan waktu selama > 3 jam untuk

memperhatikan penampilan.

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

< 1 Jam/hari 1-3 Jam/hari > 3 Jam/hari

29%

56%

15%

DURASI MEMPERHATIKAN PENAMPILAN

Page 7: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

58

f. Biaya Untuk Perawatan/bulan

Diagram 5.6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Biaya Untuk

Perawatan/bulan di di SMAN 7 Kota Bogor 2019 (n=82)

Berdasarkan diagram 5.6 bahwa lebih dari setengahnya atau sebanyak 53

(70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder

di SMAN 7 Kota Bogor mengeluarkan jumlah biaya sebesar < Rp. 500.000/bulan

untuk melakukan perawatan dan sebagian kecil atau sebanyak 8 (10%) responden

mengeluarkan biaya sebesar > Rp. 1.000.000/bulan untuk perawatan.

< R P . 5 0 0 . 0 0 0 R P . 5 0 0 . 0 0 0 -R P . 1 . 0 0 0 . 0 0 0

> R P . 1 . 0 0 0 . 0 0 0

65%

25%

10%

JUMLAH BIAYA UNTUK PERAWATAN/BULAN

Page 8: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

59

2. Tingkat Stres

Diagram 5.7

Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Responden di SMAN 7 Kota Bogor

2019 (n=82)

Berdasarkan diagram 5.7 bahwa sebagaian besar yaitu 74 (90%)

responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di

SMAN 7 Kota Bogor memiliki tingkat stres ringan dan sebagian kecil yaitu 2

responden (3%) memiliki tingkat stres sedang.

90%

3% 7%

TINGKAT STRES

RINGAN SEDANG BERAT

Page 9: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

60

3. Tingkat Penyesuaian Sosial

Diagram 5.8

Distribusi Frekuensi Tingkat Penyesuaian Sosial Responden di SMAN 7

Kota Bogor 2019 (n=82)

Berdasarkan diagram 5.8 bahwa sebagaian besar atau sebanyak 74 (90%)

responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di

SMAN 7 Kota Bogor memiliki tingkat penyesuaian sosial yang cukup dan sebagian

kecil yaitu 8 responden (10%) memiliki tingkat penyesuaian sosial kurang.

C. Pembahasan

Pada bagian pembahasan ini akan diuraikan kesesuaian ataupun

ketidaksesuaian antara konsep teoritik dengan hasil penelitian di lapangan

90%

10%

TINGKAT PENYESUAIAN SOSIAL

BAIK CUKUP KURANG

Page 10: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

61

mengenai gambaran tingkat stres dan penyesuaian sosial pada remaja putri dengan

kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (BDD) di SMAN 7 Kota Bogor

1. Karakteristik

a. Usia

Hasil penelitian pada remaja putri dengan kecenderungan Body

Dysmorphic Disorder (BDD) di SMAN 7 Kota Bogor bahwa rata-rata

berusia 15 tahun 7 bulan dan yang paling banyak yaitu berusia 16 tahun.

Hal ini sejalan penelitian Afriliya (2018) yang mengatakan bahwa BDD

cenderung berkembang saat memasuki usia remaja sekitar 16-17 tahun,

dengan onset rata-rata pada usia 15 tahun. Pada usia remaja pertengahan

terjadi perubahan fisik yang signifikan sehingga menyebabkan remaja

lebih memperhatikan bentuk tubuhnya.

b. Riwayat Mengalami Perilaku Kekerasan

Hasil penelitian pada remaja putri dengan kecenderungan Body

Dysmorphic Disorder (BDD) di SMAN 7 Kota Bogor bahwa sebagian

besar atau 61 (74%) responden memiliki pengalaman perilaku kekerasan

baik verbal maupun non verbal dan 26 % lainya tidak memiliki riwayat

memngalami perilaku kekerasan. Hal ini sejalan dengan teori mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi Body Dysmorphic Disorder salah

satunya yaitu kekerasan verbal/non verbal, dimana seseorang yang

mengalami intimidasi atau dilecehkan menyebabkan berkembangnya citra

Page 11: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

62

diri negatif . hal ini juga sejalan dengan penelitian Nourmalita (2016) bahwa

citra diri negatif mempengaruhi individu mengarah pada gejala BDD.

c. Keinginan Merubah bentuk fisik

Hasil penelitian pada remaja putri dengan kecenderungan Body

Dysmorphic Disorder (BDD) di SMAN 7 Kota Bogor bahwa sebagian

besar atau sebanyak 57 (70%) responden memiliki keinginan untuk

merubah bentuk fisiknya saat ini dan hampir setengahnya atau sebanyak 25

(30%) responden tidak memiliki keinginan untuk merubah bentuk fisiknya

saat ini. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Rahmania (2012)

bahwa 82 dari 100 responden ingin memperbaiki ataupun mengubah

bentuk tubuhnya karena tidak merasa puas dengan bentuk tubuhnya saat

ini.

d. Jumlah Teman Sebaya

Hasil penelitian pada remaja putri dengan kecenderungan Body

Dysmorphic Disorder (BDD) di SMAN 7 Kota Bogor bahwa sebagian

besar atau sebanyak 65 (70%) responden memiliki jumlah teman sebaya >

5 dan sebagian kecil atau sebanyak 17 (21%) responden memiliki jumlah

teman sebaya < 5 orang. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

Eiscayanti (2018) yang mengatakan semakin positif citra tubuh remaja

maka semakin baik penyesuaian sosialnya, hal ini ditunjukan oleh

banyaknya jumlah teman sebaya. Berdasarkan hasil wawancara pada

Page 12: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

63

penelitian ini terdapat faktor lain yang mempengaruhi tingkat penyesuaian

sosil pada remaja putri dengan kecenderungan BDD, seperti dukungan

keluarga dan lingkungan yang positif sehingga remaja putri tersebut

memiliki jumlah teman sebaya yang cukup banyak dan.

e. Durasi Memperhatikan Penampilan

Hasil penelitian pada remaja putri dengan kecenderungan Body

Dysmorphic Disorder (BDD) di SMAN 7 Kota Bogor bahwa lebih dari

setengahnya atau sebanyak 46 (70%) responden memiliki durasi untuk

memperhatikan penampilan selama 1-3 jam/hari, < 1 jam/hari sebanyak

sebagian kecil atau 24 responden (29%) dan sebagian kecil lainya atau

sebanyak 12 (15%) responden menghabiskan waktu selama > 3 jam untuk

memperhatikan penampilan. Hal ini sejalan dengan teori KA Phillips

(2017) karakteristik BDD salah satunya perilaku obsesif tentang tubuh

bahwa seseorang dengan BDD akan menghabiskan 2-8 jam/hari untuk

memerhatikan penampilanya.

f. Biaya Untuk Perawatan/bulan

Hasil penelitian pada remaja putri dengan kecenderungan Body

Dysmorphic Disorder (BDD) di SMAN 7 Kota Bogor bahwa lebih dari

setengahnya atau sebanyak 53 (70%) responden mengeluarkan jumlah

biaya sebesar < Rp. 500.000/bulan untuk melakukan perawatan, Rp.

500.000 – Rp. 1.000.000 untuk sebagian kecil atau 21 responden (25%) dan

sebagian kecil lainya atau sebanyak 8 (10%) responden mengeluarkan biaya

Page 13: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

64

sebesar > Rp. 1.000.000/bulan untuk perawatan. Hal ini sejalan dengan teori

Hawari (2013) bahwa terdapat stresor psikososial yang mempengaruhi

tingkat stres, salah satunya keuangan. Hawari mengatakan jika pendapatan

lebih rendah daripada pengeluaran akan sangat mempengaruhi kesehatan

jiwa seseorang.

Menurut penelitian Rahmania (2012) mengatakan bahwa remaja

dengan kecenderungan BDD akan melakukan berbagai usaha untuk merasa

puas dengan penampian fisiknya seperti melakukan perawatan ke klinik

kecantikan, mengikuti program diet dan fitnes, dan lainya yang

membutuhkan biaya cukup besar bagi seorang remaja SMA.

2. Tingkat Stres

Hasil penelitian pada remaja putri dengan kecenderungan Body

Dysmorphic Disorder (BDD) di SMAN 7 Kota Bogor bahwa sebagaian besar

atau sebanyak 74 (90%) responden memiliki tingkat stres ringan, sebagian

kecil yaitu 2 responden (3%) memiliki tingkat stres sedang dan sebagian kecil

lainya yaitu sebanyak 6 (7%) responden memiliki tingkat stres berat. Hal ini

sejalan dengan penelitian Krisnawati (2016) yang mengatakan bahwa semakin

tinggi citra tubuh remaja maka akan semakin rendah tingkat stres, demikian

sebaliknya semakin rendah citra tubuh remaja maka semakin tinggi juga tingkat

stres yang dialami oleh remaja tersebut. Nurlita (2016) mengatakan bahwa

BDD dapat menyebabkan beberapa dampak seperti salah satunya adalah stres,

Page 14: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

65

dimana seseorang yang mengalami BDD tidak hanya merasa tertekan tetapi

bahkan bisa gagal dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Pada penelitian

Mukhsin (2014) juga mengatakan bahwa dampak dari citra tubuh yang

mengalami gangguan yaitu stres.

3. Tingkat Penyesuaian Sosial

Hasil penelitian pada remaja putri dengan kecenderungan Body

Dysmorphic Disorder (BDD) di SMAN 7 Kota Bogor bahwa sebagaian besar

atau sebanyak 74 (90%) responden memiliki tingkat penyesuaian sosial yang

cukup dan sebagian kecil yaitu 8 responden (10%) memiliki tingkat

penyesuaian sosial kurang. Hal ini sejalan dengan teori Schneiders (2016)

mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial

meliputi kondisi fisik seperti struktur tubuh dan kesehatan jasmani. Hal ini juga

sejalan dengan penelitian Eliscayanti (2018) mengatakan bahwa didapatkan

hasil yang signifikan antara citra tubuh dengan penyesuaian sosialnya, yaitu

semakin positif citra tubuh maka semakin baik pula penyesuaian sosialnya. Dari

hasil penelitian didapatkan hasil 90% responden penyesuaian sosialnya cukup

dan 10% responden penyesuaian sosialnya kurang hal ini dipengaruhi oleh

karena remaja putri dengan Body Dysmorphic Disorder mengalami citra tubuh

yang negatif.

Page 15: BAB V HASIL DAN PEMBAHASANrepository.poltekkesbdg.info/files/original/f740849805f0f67eafef899… · (70%) responden remaja putri dengan kecenderungan Body Dysmorphic Disorder di SMAN

66

D. Keterbatasan Penelitian

Selama proses penelitian tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang rencana

yang telah dibuat. Agar mendapatkan hasil yang optimal, berbagai upaya telah

dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini, namun demikian masih ada faktor yang

sulit dikendalikan sehingga terdapat berbagai hal yang menghambat penelitian ini,

diantaranya jadwal pengumpulan data yang singkat yaitu hanya 5 hari sehingga

waktu pengumpulan data menjadi berkurang dan harus mengambil waktu saat

jadwal praktik klinik di Rumah Sakit, selain itu pemberian surat ke tempat

penelitian juga terlalu menadak yang mengakibatkan terhambatnya penelitian.

Jadwal kalender akademik tempat penelitianpun sedang tidak belajar efektif dan

tidak tepat dengan waktu yang telah ditentukan untuk pengumpulan data karena

sedang diadakan Ujian Akhir Semester bagi siswa kelas X dan XI, sehingga

kesulitan dalam mengumpulkan responden.