BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

download BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

of 16

Transcript of BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    1/41

    BAB IV

    TATA LAKSANA PELAYANAN

    A. PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI

    Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan

    suatu siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan,

     penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan

    administrasi yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan Kefarmasian.

    Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus

    dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk 

    menamin kendali mutu dan kendali biaya. !alam ketentuan Pasal "# ayat $%& 'ndang(

    'ndang )omor ** +ahun -- tentang /umah Sakit menyatakan bah0a Pengelolaan Alat

    Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di /umah Sakit harus dilakukan

    oleh 1nstalasi Farmasi sistem satu pintu. Alat Kesehatan yang dikelola oleh 1nstalasi Farmasi

    sistem satu pintu berupa alat medis habis pakai2peralatan non elektromedik, antara lain alat

    kontrasepsi $1'!&, alat pacu antung, implan, dan stent .

    Sistem satu pintu adalah satu kebiakan kefarmasian termasuk pembuatan formularium,

     pengadaan, dan pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

    Pakai yang bertuuan untuk mengutamakan kepentingan pasien melalui 1nstalasi Farmasi

    /umah Sakit. !engan demikian semua Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

    Habis Pakai yang beredar di /umah Sakit merupakan tanggung a0ab 1nstalasi Farmasi

    /umah Sakit, sehingga tidak ada pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan

    Medis Habis Pakai di /umah Sakit yang dilaksanakan selain oleh 1nstalasi Farmasi /umah

    Sakit.

    Tujuan

    - Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien- Menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan

    - Meningkatkan kompetensi 2 kemampuan tenaga farmasi

    - Me0uudkan system informasi manaemen berdaya guna dan tepat guna

    - Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan

    Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

    meliputi3

     ". Pemilihan

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    2/41

    Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan enis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan

    Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat

    Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai ini berdasarkan3

    a. formularium dan standar pengobatan2pedoman diagnosa dan terapi

    b. standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang telah

    ditetapkan

    c. pola penyakit

    d. efektifitas dan keamanan

    e. pengobatan berbasis bukti

    f. mutu

    g. harga

    h. ketersediaan di pasaran

    Formularium /umah Sakit disusun mengacu kepada Formularium )asional. Formularium

    /umah Sakit merupakan daftar 4bat yang disepakati staf medis, disusun oleh +im Farmasi

    dan +erapi $+F+& yang ditetapkan oleh Pimpinan /umah Sakit.

    Formularium /umah Sakit harus tersedia untuk semua penulis /esep, pemberi 4bat, dan

     penyedia 4bat di /umah Sakit. 56aluasi terhadap Formularium /umah Sakit harus secara

    rutin dan dilakukan re6isi sesuai kebiakan dan kebutuhan /umah Sakit.

    Penyusunan dan re6isi Formularium /umah Sakit dikembangkan berdasarkan pertimbangan

    terapetik dan ekonomi dari penggunaan 4bat agar dihasilkan Formularium /umah Sakit yang

    selalu mutakhir dan dapat memenuhi kebutuhan pengobatan yang rasional.

    +ahapan proses penyusunan Formularium /umah Sakit3

    a. membuat rekapitulasi usulan 4bat dari masing(masing Staf Medik Fungsional $SMF&

     berdasarkan standar terapi atau standar pelayanan medik7

     b. mengelompokkan usulan 4bat berdasarkan kelas terapi7

    c. membahas usulan tersebut dalam rapat +im Farmasi dan +erapi $+F+&, ika diperlukan

    dapat meminta masukan dari pakar7

    d. mengembalikan rancangan hasil pembahasan +im Farmasi dan +erapi $+F+&, dikembalikan

    ke masing(masing SMF untuk mendapatkan umpan balik7

    e. membahas hasil umpan balik dari masing(masing SMF7

    f. menetapkan daftar 4bat yang masuk ke dalam Formularium /umah Sakit7

    g. menyusun kebiakan dan pedoman untuk implementasi7 dan

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    3/41

    h. melakukan edukasi mengenai Formularium /umah Sakit kepada staf dan melakukan

    monitoring

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    4/41

    kriteria pemilihan 4bat untuk masuk Formularium /umah Sakit3

    a. mengutamakan penggunaan 4bat generik7

     b. memiliki rasio manfaat(risiko $benefit (risk ratio& yang paling menguntungkan penderita7

    c. mutu teramin, termasuk stabilitas dan bioa6ailabilitas7

    d. praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan7

    e. praktis dalam penggunaan dan penyerahan7

    f. menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien7

    g. memiliki rasio manfaat(biaya $benefit-cost ratio& yang tertinggi berdasarkan biaya

    langsung dan tidak lansung7 dan

    h. 4bat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman $evidence based medicines&

    yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang terangkau.

    !alam rangka meningkatkan kepatuhan terhadap formularium /umah Sakit, maka /umah

    Sakit harus mempunyai kebiakan terkait dengan penambahan atau pengurangan 4bat dalam

    Formularium /umah Sakit dengan mempertimbangkan indikasi penggunaaan, efekti6itas,

    risiko, dan biaya.

    . Perencanaan Kebutuhan

    Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan umlah dan periode

     pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan

    hasil kegiatan pemilihan untuk menamin terpenuhinya kriteria tepat enis, tepat umlah,

    tepat 0aktu dan efisien.

    Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan 4bat dengan menggunakan metode

    yang dapat dipertanggunga0abkan dan dasar(dasar perencanaan yang telah ditentukan

    antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan

    disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

    Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan3a. anggaran yang tersedia7

     b. penetapan prioritas7

    c. sisa persediaan7

    d. data pemakaian periode yang lalu7

    e. 0aktu tunggu pemesanan7 dan

    f. rencana pengembangan

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    5/41

    %. Perhitungan Kebutuhan

    Pendekatan perencanaan kebutuhan dapat dilakukan melalui beberapa metode 3

    a. Metode Kosumsi

     perhitungan kebutuhan dengan metode kosumsi didasarkan pada data riel kosumsi

     perbekalan farmasi periode yang lalu, dengan berbagai penyesuaian dan koreksi.

    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rangka menghitung umlah perbekalan

    farmasi yang dibutuhkan adalah 3

    - Pengumpulan dan pengolahan data

    - Analisa data untuk informasi dan e6aluasi

    - Perhitungan perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi

    - Penyesuaian umlah kebutuhan perbekalan farmasi dengan alokasi dana

     b. Metode Morbiditas 2 epidemiologi

    dinamakan metode morbiditas karena dasar perhitungan adalah umlah kebutuhan

     perbekalan farmasi yang digunakan untuk beban kesakitan $morbidity load& yang harus

    dilayani. Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan perbekalan farmasi

     berdasarkan pola penyakit, perkiraan kenaikan kunungan, dan 0aktu tunggu $lead

    time&

    langkah(langkah dalam metode ini adalah 3

    - Menentukan umlah pasien yang dilayani

    - Menentukan umlah kunungan kasus berdasarkan pre6alensi penyakit

    - Menyediakan formularium2standard2pedoman perbekalan farmasi

    - Menghitung perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi

    - Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia

    c. Kombinasi Metode Kosumsi dan Morbiditas

    acuan yang digunakan yaitu 3

    - !45), Formularium /umah Sakit, Standar +erapi /umah Sakit dan kebiakan setempat yang

     berlaku

    - !ata rekam medic

    - Anggaran yang tersedia

    - Penetapan prioritas

    - Pola penyakit

    - Sisa persediaan

    - !ata penggunaan periode yang lalu

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    6/41

    - /encana pengembangan

    *. 56aluasi Perencanaan

    Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan perbekalan farmasi untuk tahun yang akan

    datang, biasanya akan diperoleh umlah kebutuhan, dan idealnya diikuti dengan e6aluasi

    8ara2teknik e6aluasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut3

    ( Analisa nilai AB8, untuk e6aluasi aspek ekonomi

    ( Pertimbangan2kriteria 95), untuk e6aluasi aspek medik2terapi

    ( Kombinasi AB8 dan 95)

    ( /e6isi daftar perbekalan farmasi

    a. Analisa nilai AB8

    Alokasi anggaran ternyata didominasi hanya oleh sebagian kecil atau beberapa enis

     perbekalan farmasi saa. Suatu enis perbekalan farmasi dapat memakan anggaran besar 

    karena penggunaannya banyak, atau harganya mahal. !engan analisis AB8 enis(enis

     perbekalan farmasi dapat diidentifikasi, untuk kemudian dilakukan e6aluasi lebih lanut.

    56aluasi ini misalnya dengan mengoreksi kembali apakah penggunaannya memang

     banyak atau apakah ada alternatif sediaan lain yang lebih efisiensi biaya $mis merek 

    dagang ain, bentuk sediaan lain, dsb&. 56aluasi terhadap enis(enis perbekalan farmasi

    yang menyerap biaya terbanyak uga lebih efektif dibandingkan e6aluasi terhadap

     perbekalan farmasi yang relatif memerlukan anggaran sedikit. AB8 bukan singkatan

    melainkan suatu penamaan yang menunukkan peringkat2rangking dimana urutan dimulai

    dengan yang terbaik2terbanyak.

    Prosedur3

    Prinsip utama adalah dengan menempatkan enis(enis perbekalan farmasi ke dalam suatu

    urutan, dimulai dengan enis yang memakan anggaran2rupiah terbanyak. 'rutan langkah

    sbb3

    a. Kumpulkan kebutuhan perbekalan farmasi yang diperoleh dari salah satu metode

     perencanaan, daftar harga perbekalan farmasi, dan biaya yang diperlukan untuk tiap

    nama dagang. Kelompokkan kedalam enis2 kategori, dan umlahkan biaya per enis

    kategori perbekalan farmasi.

     b. :umlahkan anggaran total, itung masing(masing prosentase enis perbekalan farmasi

    terhadap anggaran total.

    c. 'rutkan kembali enis( enis perbekalan farmasi diatas, mulai dengan enis yang

    memakan prosentase biaya terbanyak.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    7/41

    d. Hitung prosentase kumulatif, dimulai dengan urutan " dan seterusnya.

    e. 1dentifikasi enis perbekalan farmasi apa yang menyerap ;

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    8/41

    Metode gabungan ini digunakan untuk melakukan pengurangan obat. Mekanismenya

    adalah3 4bat yang masuk kategori N" menadi prioritas utama untuk dikurangi atau

    dihilangkan dari rencana kebutuhan, bila dana masih kurang, maka obat kategori NB

    menadi prioritas selanutnya dan obat yang masuk kategori NA menadi prioritas

     berikutnya. :ika setelah dilakukan dengan pendekatan ini dana yang tersedia masih uga

    kurang lakukan langkah selanutnya. Pendekatan yang sama dengan pada saat pengurangan

    obat pada criteria N", NB, NA dimulai dengan pengurangan obat kategori E", EB, dan

    EA.

    d. /e6isi daftar perbekalan farmasi

    Bila langkah(langkah dalam analisis AB8 maupun 95) terlalu sulit dilakukan atau

    diperlukan tindakan cepat untuk menge6aluasi daftar perencanaan, sebagai langkah a0al

    dapat dilakukan suatu e6aluasi cepat $rapid e6aluation&, misalnya dengan melakukan re6isi

    daftar perencanaan perbekalan farmasi. )amun, sebelumnya, perlu dikembangkan dahulu

    kriterianya, perbekalan farmasi atau nama dagang apa yang dapat dikeluarkan dari daftar.

    Manfaatnya tidak hanya dari aspek ekonomik dan medik, tetapi uga dapat berdampak 

     positif pada beban penanganan stok.

    #. P5)?A!AA)

    Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah

    direncanakan dan disetuui, melalui3

    a. pembelian

     b. produksi2pembuatan sediaan farmasi

    c. sumbangan2droping2hibah.

    Pembelian dengan pena0aran yang kompetitif $tender& merupakan suatu metode

     penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga, apabila ada

    dua atau lebih pemasok, apoteker harus mendasarkan pada kritera berikut3 mutu produk,

    reputasi produsen, harga, berbagai syarat, ketepatan 0aktu pengiriman, mutu pelayanan

     pemasok, dapat dipercaya, kebiakan tentang barang yang dikembalikan, dan

     pengemasan.

    Tujuan pengadaan : mendapatkan perbekalan farmasi

    dengan harga yang layak, dengan mutu yang baik,

    pengiriman barang terjamin dan tepat waktu, proses

    ber alan lancer dan tidak memerlukan tena a serta waktu

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    9/41

    Pada proses pengadaan ada % elemen penting yang harus diperhatikan3

    ". Pengadaan yang dipilih, bila tidak teliti dapat menadikan @biaya tinggi

    . Penyusunan dan persyaratan kontrak kera $harga kontrak > 6isible cost hidden

    cost&, sangat penting utuk menaga agar pelaksanaan pengadaan teramin mutu

    $misalnya persyaratan masa kadalu0arsa, sertifikat analisa2standar mutu, harus

    mempunyai Material Safety !ata Sheet $MS!S&, untuk bahan berbahaya, khusus

    untuk alat kesehatan harus mempunyai certificate of origin, 0aktu dan kelancaran

     bagi semua pihak, dan lain(lain.

    %. 4rder pemesanan agar barang dapat sesuai macam, 0aktu, dan tempat. Beberapa

     enis obat, bahan aktif yang mempunyai masa kadalu0arsa relatif pendek harus

    diperhatikan 0aktu pengadaannya. 'ntuk itu harus dihindari pengadaan dalam

     umlah besar. ?una menamin tata kelola perbekalan farmasi yang baik, dalam

     proses pengadaan harus diperhatikan adanya3

    ". Prosedur yang transparan dalam proses pengadaan

    . Mekanisme penyanggahan bagi peserta tender yang diolak pena0arannya.

    %. Prosedur tetap untuk pemeriksaan rutin consignments $pengiriman&.

    *. Pedoman tertulis mengenai metode pengadaan bagi panitia pengadaan

    #.Pernyataan dari anggota panitia pengadaan bah0a yang bersangkutantidakmempunyai konflik kepentingan.

    C. S4P dalam pengadaan.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    10/41

    Pembelian adalah rangkaian proses pengadaan untuk mendapatkan perbekalan farmasi.

    Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden /1 )o. * tahun --< tentang Pengendalian dan

    Penga0asan atas Pengadaan dan Penyaluran Bahan 4bat, 4bat Spesifik dan Alat

    Kesehatan yang Berfungsi Sebagai 4bat dan Peraturan Presiden /1 )o. # tahun --<

    tentang Perubahan Ketuuh atas Keputusan Presiden )omor D- tahun --% tentang

    Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang2:asa Pemerintah. Proses pembelian mempunyai

     beberapa langkah yang baku dan merupakan siklus yang beralan terus(menerus sesuai

    dengan kegiatan rumah sakit. Eangkah proses pengadaan dimulai dengan mere6ie0 daftar 

     perbekalan farmasi yang akan diadakan, menentukan umlah masing(masing item yang

    akan dibeli, menyesuaikan dengan situasi keuangan, memilih metode pengadaan, memilih

    rekanan, membuat syarat kontrak kera, memonitor pengiriman barang, menerima barang,

    melakukan pembayaran serta menyimpan kemudian mendistribusikan Ada * metode pada

     proses pembelian.

    a. Ten#er ter$u%a&  berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar, dan sesuai dengan

    kriteria yang telah ditentukan. Pada penentuan harga metode ini lebih menguntungkan.

    'ntuk pelaksanaannya memerkukan staf yang kuat, 0aktu yang lama serta perhatian

     penuh.

    $. Ten#er ter$atas& sering disebutkan lelang tertutup. Hanya dilakukan pada rekanan

    tertentu yang sudah terdaftar dan memiliki ri0ayat yang baik. Harga masih dapat

    dikendalikan, tenaga dan beban kera lebih ringan bila dibandingkan dengan lelang

    terbuka.

    '. Pe$elian #enan ta*ar ena*ar& dilakukan bila item tidak penting, tidak banyak 

    dan biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk item tertentu.

    #. Pe$elian lansun&  pembelian umlah kecil, perlu segera tersedia. Harga tertentu,

    relatif agak lebih mahal.

    Peas% O$at +ntu% Instalasi Farasi

    Pemasok adalah suatu organisasi2 lembaga yang menyediakan atau memasok produk atau

     pelayanan kepada konsumen. Pemasok obat untuk rumah sakit pada umumnya adalah 1ndustri

    Farmasi atau Pedagang Besar Farmasi. 'ntuk memperoleh obat atau sediaan obat yang

     bermutu baik, perlu dilakukan pemilihan pemasok obat yang baik dan produk obat yang

    memenuhi semua persyaratan dan spesifikasi mutu. :adi, salah satu komponen dari Praktek 

    Pengadaaan 4bat ang Baik $PP4B& ialah pemilihan pemasok yang memenuhi persyaratan

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    11/41

    Kriteria +u Peili,an Peas% 

    1F/S harus menetapkan kriteria pemilihan pemasok sediaan farmasi untuk rumah sakit.

    Kriteria pemilihan pemasok sediaan farmasi untuk rumah sakit adalah, tetapi tidak terbatas

     pada hal berikut3

    ". +elah memenuhi persyaratan hukum yang berlaku untuk melakukan produksi dan

     penualan $telah terdaftar&.

    . +elah terakreditasi sesuai dengan persyaratan 8P4B dan 1S4 ---.

    %. Mempunyai reputasi yang baik, artinya tidak pernah3

    a. Melakukan hal(hal yang melanggar hukum yang berlaku

     b. Menghasilkan2menual produk obat yang tidak memenuhi syarat

    c. Mempunyai sediaan obat yang ditarik dari peredaran karena mutu yang buruk

    *. Selalu mampu dan dapat memenuhi ke0aiban sebagi pemasok produk obat yang selalu

    tersedia dan dengan mutu yang tertinggi, dengan harga yang terendah

    I#enti-i%asi Peas% Se#iaan Farasi Yan Mun%in +ntu% Rua, Sa%it

    1F/S harus melakukan proses untuk mengidentifikasi pemasok sediaan farmasi yang

    mungkin. Proses itu mencakup, tetapi tidak terbatas hanya pada kombinasi dari berbagai

    komponen berikut3". Menge6aluasi sistem mutu yang diterapkan pemasok, berdasarkan e6aluasi dokumen dan

    e6aluasi di lapangan. Pemasok harus mengiGinkan apoteker rumah sakit untuk 

    menginspeksi sistem mutu manufaktur dan pengendalian mutu

    . Menganalisis informasi tentang unuk kera pemasok, dan harus dikembangkan ketetapan

    serta kriteria operasional dan ditetapkan untuk mengases kehandalan pemasok dan

    menghindari subekti6itas. Kurangnya ketetapan serta kriteria untuk menetapkan pemasok 

    yang ditolak menimbulakan keraguan pada keuuran proses pengadaan.

    %. 'ntuk pemasok yang baru, adalah penting menginspeksi secara 6isual sampel sediaan obat,

    kemasan dan penandaan.

    *. Mengui mutu sediaan obat di laboratorium 1F/S $ika ada&, mengkai hasil ui

    laboratorium pihak ketiga yang telah diakreditasi, atau hasil ui laboratorium pemasok 

    yang telah diakreditasi

    #. Mengkai pengalaman terhadap sediaan pemasok yang dipublikasikan oleh pengguna lain

    atau informasi dari berbagai rumah sakit lain

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    12/41

    C. Menge6aluasi ri0ayat mutu, sediaan farmasi yang lampau yang disuplai oleh pemasok

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    13/41

    - Pembuatan salep

    - Pengemasan kembali

    - Pengenceran

    Pers/aratan te%nis 1r#u%

    ". produk sterilPers/aratan te%nis 2 untu% 1r#u%si steril 3

    a. /uangan aseptis,

     b. Peralatan3 Eaminar air flo0 $horiGontal dan 6ertikal&, autocla6e, o6en,

    cytoguard, alat pelindung diri, dan lain(lain

    c. S!M3 petugas terlatih

    "& Pembuatan sediaan steril

    8ontoh3 pembuatan methylen blue, triple dye, paten blue, aua steril.

    & +otal Parenteral )utrisi $)utrisi Parenteral Pelengkap&

    +P) adalah nutrisi dasar yang diperlukan bagi penderita secara

    intra6ena yang kebutuhan nutrisinya tidak dapat terpenuhi secara

    enteral.

    8ontoh3

    ( 8ampuran sediaan karbohidrat, protein, lipid, 6itamin, mineral,

    untuk kebutuhan perorangan.

    ( Mengemas kedalam kantong khusus untuk nutrisi

    %& Pencampuran obat suntik2Sediaan 1ntra6ena $19(admiIture&

    Penyiapan produk steril $pencampuran sediaan intra6ena dan irigasi&

    adalah suatu bagian penting dari sistem pengendalian perbekalan

    farmasi. Prosesnya yaitu pencampuran sediaan steril ke dalam larutan

    intra6ena steril untuk menghasilkan suatu sediaan steril yang bertuuan untuk penggunaan

    intra6ena. Prosesnya menggunakan teknik aseptic.Produk intra6ena yang digunakan dalam

    rumah sakit harus memenuhi pernyaratan umum sbb3

    ". Sesuai persyaratan terapeutik dan farmasetik $misalnya bebas dari obat yang tidak 

    tercampurkan&

    . Bebas dari kontaminan mikroba dan pirogen

    %. Bebas dari partikulat pada tingkat yang dapat diterima dan kontaminan toksis lainnya.

    8ontoh3

    ( Mencampur sediaan intra6ena kedalam cairan infuse

    ( Melarutkan sediaan intra6ena dalam bentuk serbuk dengan pelarut yang sesuai

    ( Mengemas menadi sediaan siap pakaiKeuntungan pelayanan pencampuran obat suntik3

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    14/41

    ". +eraminnya sterilitas produk obat suntik 

    . +erkontrolnya kompatibilitas perbekalan farmasi

    %. +eraminnya kondisi penyimpanan yang optimum sebelum dan

    sesudah pencampuran

    *. 5fisiensi

    #. Mencegah teradinya kesalahan perhitungan pencampuran

     perbekalan farmasi

    C. +eraminnya mutu produk 

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    15/41

    memenuhi kepuasan konsumen. Apoteker disarankan untuk membuat sediaan farmasi dengan

     potensi dan kemasan yang dibutuhkan untuk terapi optimal, tetapi tidak tersedia dipasaran.

    !alam hal ini, harus diperhatikan persyaratan stabilitas, kecocokan rasa, kemasan, dan

     pemberian etiket dari berbagai produk yang dibuat.

    8. S'MBA)?A) 2 H1BAH 2 !/4P1)?

    Pada prinsipnya pengelolaan perbekalan farmasi dari hibah2sumbangan, mengikuti kaidah

    umum pengelolaan perbekalan farmasi reguler. Perbekalan farmasi yang tersisa dapat dipakai

    untuk menunang pelayanan kesehatan disaat situasi normal.

    C. Penerimaan

    Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan

    aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan.

    Pedoman dalam penerimaan perbekalan farmasi3

    J Pabrik harus mempunyai Sertifikat Analisa

    J Barang harus bersumber dari distributor utama

    J Harus mempunyai Material Safety Data Sheet $MS!S&

    J Khusus untuk alat kesehatan2kedokteran harus mempunyai certificate of origin

    J Expire date minimal tahun

    Setelah barang yang diorder tersebut datang, barang tersebut diterima bersama dengan faktur 

    dan di periksa oleh petugas gudang farmasi. Petugas gudang memeriksa tanggal kadaluarsa

    dari obat tersebut dan nomor faktur. Bila barang yang diperiksa telah sesuai dengan faktur,

    kemudian faktur tersebut ditanda tangani oleh petugas yang menerima di bagian gudang.

    Setelah itu, barang dimasukkan ke dalam gudang dan dicatat pada kartu stok 

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    16/41

     Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, menurut bentuk sediaan san

    alfabetis dengan menerapkan prinsip F5F4 dan F1F4, dan disertai sistem informasi yang

    selalu menamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Penyimpanan sebaiknya

    dilakukan dengan memperpendek arak gudang dan pemakai dengan cara ini maka secara

    tidak langsung teradi efisiensi.

    PENGAT+RAN TATA R+ANG

    'ntuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan, pencarian dan

     penga0asan perbekalan farmasi, diperlukan pengaturan tata ruang gudang dengan baik.

    Faktor(faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang bangunan gudang adalah sbb3

    ". Kemudahan bergerak 

    'ntuk kemudahan bergerak, gudang perlu ditata sebagai berikut3

    a& ?udang menggunakan sistem satu lantai,angan menggunakan sekat(sekat karena akan

    membatasi pengaturan ruangan. :ika digunakan sekat, perhatikan posisi dinding dan

     pintu untuk mempermudah gerakan.

     b& Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi, ruang gudang

    dapat ditata berdasarkan sistem arus garis lurus, arus ' atau arus E.

    . Sirkulasi udara yang baik 

    salah satu faktor penting dalam merancang bangunan gudang adalah adanya sirkulasi udara

    yang cukup didalam ruangan gudang. Sirkulasi yang baik akan memaksimalkan umur hidup

    dari perbekalan farmasi sekaligus bermanfaat dalam memperpanang dan memperbaiki

    kondisi kera. 1dealnya dalam gudang terdapat A8, namun biayanya akan menadi mahal

    untuk ruang gudang yang luas. Alternatif lain adalah menggunakan kipas angin, apabila kipas

    angin belum cukup maka perlu 6entilasi melalui atap.

    %. /ak dan Pallet

    Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet akan dapat meningkatkan sirkulasi udara

    dan perputaran stok perbekalan farmasi. Keuntungan penggunaan pallet3

    • Sirkulasi udara dari ba0ah dan perlingungan terhadap banir 

    • Peningkatan efisiensi penanganan stok 

    • !apat menampung perbekalan farmasi lebih banyak 

    • Pallet lebih murah dari pada rak 

    *. Kondisi penyimpanan khusus

    • 9aksin memerlukan @8old 8hain khusus dan harus dilindungi daru keungkinan

    terputusnya arus listrik.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    17/41

    •  )arkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari khusus dan selalu

    terkunci.

    • Bahan(bahan mudah terbakar seperti alkohol dan eter harus disimpan dalam ruangan

    khusus, sebaiknya disimpan di bangunan khusus terpisah dari gudang induk.

    #. Pencegahan kebakaran

    Perlu dihindari adanya penumpukan bahan(bahan yang mudah terbakar seperti dus, karton,

    dan lain(lain. Alat pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat yang mudah diangkau

    dan dalam umlah yang cukup. +abung pemadam kebakaran agar diperiksa secara berkala,

    untuk memastikan masih berfungsi atau tidak.

    PENY+S+NAN STOK PERBEKALAN FARMASI

    Perbekalan farmasi disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis. 'ntuk memudahkan

     pengendalian stok maka dilakukan langkah(langkah berikut3

    ". ?unakan prinsip F5F4 $First 5Ipired First 4ut& dan F1F4 $First 1n First 4ut& dalam

     penyusunan perbekalan farmasi yaitu perbekalan farmasi yang masa kadalu0arsanya

    lebih a0al atau yang dietrima lebih a0al harus digunakan lebih a0al sebab umumnya

     perbekalan farmasi yang datang lebih a0al biasanya uga diproduksi lebih a0al dan

    umumnya relatif lebih tua dan masa kadalu0arsanya lebih a0al.

    . Susun perbekalan farmasi dalam kemasan besar di atas pallet secara rapi dan teratur.

    %. ?unakan lemari khusus untuk penyimpanan narkotika.

    *. Simpan perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh temperatur , udara, cahaya

    dan kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.

    #. Simpan perbekalan farmasi dalam rak dan berikan nomor kode, pisahkan perbekalan

    farmasi dalam dengan perbekalan farmasi perbekalan farmasi untuk penggunaan luar.

    C. 8antumkan nama masing(masing perbekalan farmasi pada rak dengan rapi.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    18/41

    1ela/anan se'ara te1at *a%tu& te1at jenis #an jula,

    Buat alur barang dan proses yang teradi pada setiap titik monitor.

    enis Siste 0istri$usi

    Ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh 1F/S dalam mendistribusikan perbekalan

    farmasi di lingkungannya. Adapun metode yang dimaksud antara lain3

    4. RESEP PERORANGAN

    /esep perorangan adalah order2resep yang ditulis dokter untuk tiap pasien. !alam sistem ini

     perbekalan farmasi disiapkan dan didistribusikan oleh 1F/S sesuai yang tertulis pada resep.

    Keuntanan resep perorangan, yaitu3

    a. Semua resep2order dikai langsung oleh apoteker, yang kemudian memberikan

    keterangan atau informasi kepada pasien secara langsung.

     b. Memberikan kesempatan interaksi profesional antara apoteker, dokter, pera0at, dan

     pasien.

    c. Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat.

    d. Mempermudah penagihan biaya perbekalan farmasi bagi pasien.

    Kelea,an2Keruian sistem resep perorangan, yaitu3

    a. Memerlukan 0aktu yang lebih lama

     b. Pasien membayar obat yang kemungkinan tidak digunakan

    5. SISTEM 0ISTRIB+SI PERSE0IAAN LENGKAP 0I R+ANG

    !efinisi sistem distribusi persediaan lengkap di ruang adalah tatanan kegiatan pengantaran

    sediaan perbekalan farmasi sesuai dengan yang ditulis dokter pada order perbekalan farmasi,

    yang disiapkan dari persediaan di ruang oleh pera0at dengan mengambil dosis2unit

     perbekalan farmasi dari 0adah persediaan yang langsung diberikan kepada pasien di ruang

    tersebut. !alam sistem persediaan lengkap di ruangan, semua perbekalan farmasi yang

    dibutuhkan pasien tersedia dalam ruang penyimpanan perbekalan farmasi, kecuali perbekalan

    farmasi yang arang digunakan.

    Keuntunan persediaan lengkap di ruang, yaitu3

    a. Pelayanan lebih cepat

     b. Menghindari pengembalian perbekalan farmasi yang tidak terpakai ke 1F/S.

    c. Mengurangi penyalinan order perbekalan farmasi.

    Kelea,an persediaan lengkap di ruang, yaitu3

    a. Kesalahan perbekalan farmasi sangat meningkat karena order perbekalan farmasi

    tidak dikai oleh apoteker.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    19/41

     b. Persediaan perbekalan farmasi di unit pelayanan meningkat, dengan fasilitas ruangan

    yang sangat terbatas. Pengendalian persediaan dan mutu, kurang diperhatikan oleh

     pera0at.

    c. Kemungkinan hilangnya perbekalan farmasi tinggi.

    d. Penambahan modal in6estasi, untuk menyediakan fasilitas penyimpanan perbekalan

    farmasi yang sesuai di setiap ruangan pera0atan pasien.

    e. !iperlukan 0aktu tambahan lagi bagi pera0at untuk menangani perbekalan farmasi.

    f. Meningkatnya kerugian dan bahaya karena kerusakan perbekalan farmasi

    Sistem distribusi persediaan lengkap ini hanya digunakan untuk kebutuhan ga0at darurat dan

     bahan dasar habis pakai.

    Kerugian2kelemahan sistem distribusi perbekalan farmasi persediaan lengkap di ruang sangat

     banyak. 4leh karena itu, sistem ini hendaknya tidak digunakan lagi. !alam sistem ini,

    tanggung a0ab besar dibebankan kepada pera0at, yaitu menginterpretasi order danmenyiapkan perbekalan farmasi, yang sebetulnya adalah tanggung a0ab apoteker. !e0asa

    ini telah diperkenalkan sistem distribusi perbekalan farmasi desentralisasi yang melaksanakan

    sistem persediaan lengkap di ruang, tetapi di ba0ah pimpinan seorang apoteker. :ika sistem

    desentralisasi ini dilakukan, kekurangan dari sistem distribusi perbekalan farmasi persediaan

    lengkap di ruang akan dapat diatasi.

    6. SISTEM 0ISTRIB+SI 0OSIS +NIT (+nit 0se 0is1ensin 7+00)

    !efinisi perbekalan farmasi dosis unit adalah perbekalan farmasi yang disorder oleh dokter 

    untuk pasien, terdiri atas satu atau beberapa enis perbekalan farmasi yang masing(masing

    dalam kemasan dosis unit tunggal dalam umlah persediaan yang cukup untuk suatu 0aktu

    tertentu. 1stilah @dosis unit sebagaimana digunakan rumah sakit, berhubungan dengan enis

    kemasan dan uga sistem untuk mendistribusikan kemasan itu. Pasien membayar hanya

     perbekalan farmasi yang dikonsumsi saa. Konsep kemasan dosis bukan suatu ino6asi baru

     bagi kefarmasian dan kedokteran karena industry farmasi telah membuat unit tunggal untuk 

    sampel dan pada tahun terakhir telah dibuat menadi prosuk kemasan tunggal yang diual ke

    rumah sakit, untuk melayani resep. Sistem distribusi perbekalan farmasi dosis unit adalah

    tanggung a0ab 1/S, hal itu tidak dapat dilakukan di rumah sakit tanpa kera sama dengan

    staf medik, pera0atan pimpinan rumah sakit dan staf administratif. :adi, dianurkan bah0a

    suatu panitia perencana perlu ditetapkan untuk mengembangkan pendekatan penggunaan

    suatu sistem distribusi dosis unit. Kepemimpinan dari panitia ini seharusnya datang dari

    apoteker 1F/S yang menelaskan kepada anggota lain tentang konsep distribusi perbekalan

    farmasi dosis unit. Sistem distribusi perbekalan farmasi dosis unit adalah metode dispensing

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    20/41

    dan pengendalian perbekalan farmasi yang dikoordinasikan 1F/S dalam rumah sakit. Sistem

    dosis unit dapat berbeda dalam bentuk, tergantung pada kebutuhan khusus rumah sakit. Akan

    tetapi, unsur khusus berikut adalah dasar dari semua sistem dosis unit, yaitu3

    Perbekalan farmasi dikandung dalam kemasan unit tunggal7 di(dispensing dalam bentuk siap

    konsumsi7 dan untuk kebanyakan perbekalan farmasi tidak lebih dari * am persediaan dosis,

    diantarkan ke atau tersedia pada ruang pera0atan pasien setiap saat. Sistem distribusi dosis

    unit dapat dioperasikan dengan salah satu daru % metode di ba0ah ini, yang pilihannya

    tergantung pada kebiakan dan kondisi rumah sakit.

    a. Sistem distribusi dosis unit sentralisasi. Sentralisasi dilakukan oleh 1F/S sentral ke

    semua unit ra0at inap di rumah sakit secara keseluruhan. Artinya, di rumah sakit itu

    mungkin hanya satu 1F/S tanpa adanya depo2satelit 1F/S di beberapa unit pelayanan.

     b. Sistem distribusi dosis unit #esentralisasi dilakukan oleh beberapa depo2satelit 1F/S

    di sebuah rumah sakit. Pada dasarnya sistem distribusi desentralisasi ini sama dengan

    sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruang, hanya saa sistem distribusi

    desentralisasi ini dikelola seluruhnya oleh apoteker yang sama dengan pengelolaan

    dan pengendalian oleh 1F/S sentral.

    c. !alam sistem distribusi dosis unit %$inasi sentralisasi #an #esentralisasi&

     biasanya hanya dosis a0al dan dosis keadan darurat dilayani depo2satelit 1F/S. !osis

    selanutnya dilayani oleh 1F/S sentral. Semua pekeraan tersentralisasi yang lain,

    seperti pengemasan dan pencampuran sediaan intra6ena uga dimulai dari 1F/S

    sentral.

    Keuntunan

    Beberapa keuntungan sistem distribusi dosis unit yang lebih rinsi sebagai berikut3

    ". Pasien hanya membayar perbekalan farmasi yang dikonsumsinya saa.

    . Semua dosis yang diperlukan pada unit pera0atan telah disiapkan oleh 1F/S.

    %. Mengurangi kesalahan pemberian perbekalan farmasi.

    *. Menghindari duplikasi order perbekalan farmasi yang berlebihan.

    #. Meningkatkan pemberdayaan petugas profesional dan non profesional yang lebih

    efisien.

    C. Mengurangi risiko kehilangan dan pemborosan perbekalan farmasi.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    21/41

    "-. Peningkatan dan pengendalian dan pemantauan penggunaan perbekalan farmasi

    menyeluruh.

    "". Memberikan peluang yang lebih besar untuk prosedur komputerisasi.

    Kelea,an3

    ". Meningkatnya kebutuhan tenaga farmasi

    . Meningkatnya biaya operasional

    8. SISTEM 0ISTRIB+SI KOMBINASI

    !efinisi3 sistem distribusi yang menerapkan sistem distribusi resep2order indi6idual

    sentralisasi, uga menerapkan distribusi persediaan di ruangan yang terbatas. Perbekalan

    farmasi yang disediakan di ruangan adalah perbekalan farmasi yang diperlukan oleh banyak 

     penderita, setiap hari diperlukan, dan biasanya adalah perbekalan farmasi yang harganya

    murah mencakup perbekalan farmasi berupa resep atau perbekalan farmasi bebas.

    Keuntunan sistem distribusi kombinasi yaitu3

    a. Semua resep2order perorangan dikai langsung oleh apoteker.

     b. Adanya kesempatan berinteraksi dengan profesional antara apoteker, dokter, pera0at

    dan pasien2keluarga pasien.

    c. Perbekalan farmasi yang diperlukan dapat segera tersedia bagi pasien.

    Ran'anan Siste 0istri$usi

    Mendisain suatu distribusi perbekalan farmasi di rumah sakit memerlukan3

    ". Analisis sitematik dari rasio manfaat(biaya dan perencanaan operasional. Setelah

    sistem diterapkan, pemantauan kinera dari e6aluasi mutu pelayanan tetap diperlukan

    guna memastikan bah0a sistem berfungsi sebagaimana dimaksudkan.

    . :umlah ruangan dalam sistem, cakupan geografis dan tata ruang rumah sakit, populasi

     pasien.

    %. Kualitas dan kuantitas staf.

    Beberapa bentuk permintaan perbekalan farmasi dari dokter kepada 1F/S, yaitu3

    a. Menggunakan resep yang dibuat rangkap dua, asli dikirim ke 1F/S, sedangkan

    tembusan disimpan pada rekam medik.

     b. Formulir order dari ruangan ga0at inap langsung ke 1F/S, contoh dari /SHS.

    c. Menggunakan faksimili, dari ruangan pasien, order2resep dokter dikirim melalui

    faksimili. Hal ini tentu cukup mahal, akan tetapi untuk ruangan pasien yang auh dari

    1F/S, hal ini menguntungkan terutama dalam sistem distribusi perbekalan farmasi

    sentralisasi.

    d. Komputerisasi, dari sistem komputer, dokter memasukan order ke dalam komputer,

    disimpan, dan order dicetak oleh 1F/S. 'ntuk sistem demikian, rumah sakit harus

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    22/41

    menyediakan ketentuan dan2atau prosedur untuk melindungi data, mencegah akses

    dan perubahan data oleh orang tidak ber0enang terhadap order2resep perbekalan

    farmasi tersebut.

    . Pengendalian

    !efinisi3 Pengendalian persedian adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya

    sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga

    tidak teradi kelebihan dan kekurangan2kekosongan obat di unit unit pelayanan.

    Tujuan 3 aar ti#a% terja#i %ele$i,an #an %e%snan 1er$e%alan -arasi

    #i unit!unit 1ela/anan

    Kegiatan pengendalian mencakup3

    ". Memperkirakan2menghitung pemakaian rata(rata periode tertentu. :umlah stok inidisebut stok kera.

    . Menentukan3

    • Stok optimum adalah stok obat yang diserahkan kepada unit pelayanan agar tidak 

    mengalami kelurangan2kekosongan

    %. Menentukan 0aktu tunggu $lead time& adalah 0aktu yang diperlukan dari mulai

     pemesanan sampai obat diterima.

    Selain itu, beberapa pengendalian yang perlu diperhatikan dalam pelayanan

    kefarmasian adalah sbb3Re%aan 1e$erian $at

    /ekaman2catatan pemberian obat adalah formulir yang digunakan pera0at untuk menyiapkan

    obat sebelum pemberian. Pada formulir ini pera0at memeriksa obat yang diberikan se0aktu

     pera0at berpindah dari pasien satu ke pasien lain dengan kereta obat. !engan formulir ini

     pera0at dapat langsung merekam2mencatat 0aktu pemberian dan aturan yang sebenarnya

    sesuai petunuk.

    Pene$alian $at /an ti#a%#iuna%an

    Semua perbekalan farmasi yang belum diberikan kepada pasien ra0at tinggal harus tetap

     berada dalam kereta dorong atau alat bantu angkut apapun. Hanya perbekalan farmasi dalam

    kemasan tersegel yang dapat dikembalikan ke 1F/S. perbekalan farmasi yang dikembalikan

     pasien ra0at alan tidak boleh digunakan kembali. Prosedur tentang pengembalian perbekalan

    farmasi ini perlu dibuat oleh KF+ bersama 1F/S, pera0at dan administrasi rumahsakit.

    Penen#alian $at #ala ruan $e#a, #an ruan 1euli,an

    Sistem pengendalian obat rumah sakit harus sampai ke bagian bedah, apoteker harus

    memastikan bah0a semua obat yang digunakan dalam bagian ini tepat order, disimpan,

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    23/41

    disiapkan, dan dipertanggunga0abkan sehingga pencatatan perlu dilakukan seperti

     pencatatan di 1F/S.

    "-. Penghapusan

    Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang tidak 

    terpakai karena kadalu0arsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat

    usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang

     berlaku.

    Tujuan 1en,a1usan a#ala, untu% enjain 1er$e%alan -arasi /an

    su#a, ti#a% eenu,i s/arat #i%ella sesuai #enan stan#ar /an $erla%u.

    A#an/a 1en,a1usan a%an enurani $e$an 1en/i1anan au1un

    enurani risi% terja#i 1enunaan $at /an su$ stan#ar#

    Se#iaan 1er$e%alan -arasi /an rusa% 

    1F/S harus membuat prosedur terdokumentasi untuk mendeteksi kerusakan dan kadalu0arsa

     perbekalan farmasi serta penanganannya, 1F/S harus diberi tahu setiap ada produk 

     perbekalan farmasi yang rusak, yang ditemukan oleh pera0at staf medik.

    Penananann/a se$aai $eri%ut3

    ". 8atatan dari manufaktur seperti nama dan nomor batch sediaan perbekalan farmasi

    harus tertera pada resep pasien ra0at alan, order2P(% pasien ra0at tinggal, rekaman

     pengendalian kemasan dan pada daftar persediaan dan etiket yang bersangkutan.

    . !okumen tersebut no " $resep, order perbekalan farmasi, dan sebagainya& dikai

    untuk menetapkan penerima $pasien dan unit ra0at& no batch perbekalan farmasi

    yang ditarik.

    %. !alam hal penarikan produk yang signifikan secara klinik, arus disampaikan kepada

     penerima bah0a mereka mempunyai produk perbekalan farmasi yang akan ditarik 

    itu. 'ntuk pasien ra0at alan, peringatan harus dilakukan sedemikian agar tidak 

    menyebabkan hal(hal yang tidak diinginkan. +etapi pasien harus diamin mendapat

     penggantian perbekalan farmasi yang ditarik. Pimpinan rumah sakit, pera0at, dan staf 

    medik harus diberi tahu setiap penarikan perbekalan farmasi. Beberapa penelasan

     uga harus diberitahukan kepada pasien yang menerima perbekalan farmasi yang

    ditarik.

    *. Memeriksa semua catatan pengeluaran, kepada pasien mana perbekalan farmasi

    diberikan guna mengetahui keberadaan sediaan farmasi yang ditarik.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    24/41

    #. Mengkaranti na semua produk yang ditarik, diberi tanda @angan gunakan sampai

     produk perbekalan farmasi tersebut diambil oleh atau dikembalikan ke

     pabrik2produsennya

    "". Pencatatan dan PelaporanPen'atatan

    Pencatatan merupakan suatu keguatan yang bertuuan untuk memonitor transaksi perbekalan

    farmasi yang keluar dan masuk di lingkungan 1F/S. Adanya pencatatan akan memudahkan

     petugas untuk melakukan penelusuran bila teradi adanya mutu obat yang sub standar dan

    harus ditarik dari peredaran.pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan bentuk digital

    maupun manual. Kartu yang umum digunakan untuk melakukan pencatatan adalah Kartu

    Stok dan Kartu Stok 1nduk.

    Funsi3

    a. Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi perbekalan farmasi $penerimaan,

     pengeluaran, hilang, rusak, atau kadalu0arsa&.

     b. +iap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi " $satu& enis

     perbekalan farmasi yang berasal dari " $satu& sumber anggaran.

    c. !ata pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan pengadaan

    distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik perbekalan farmasi dalam

    tempat penyimpanan.

    9al!,al /an ,arus #i1er,ati%an3

    a. Kartu stok diletakkan bersamaan2berdekatan dengan perbekalan farmasi bersangkutan

     b. Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari

    c. Setiap teradi mutasi perbekalan farmasi $penerimaan, pengeluaran, hilang,

    rusak2kadalu0arsa& langsung dicatat di dalam kartu stok.

    d. Penerimaan dan pengeluaran diumlahkan pada setiap akhir bulan.

    In-rasi /an #i#a1at3

    a. :umlah perbekalan farmasi yang tersedia $sisa stok&

     b. :umlah perbekalan farmasi yang diterimac. :umlah perbekalan farmasi yang keluar 

    d. :umlah perbekalan farmasi yang hilang2rusak2kadalu0arsa

    e. :angka 0aktu kekosongan perbekalan farmasi

    Man-aat in-rasi /an #i#a1at3

    a. 'ntuk mengetahui dengan cepat umlah persediaan perbekalan farmasi

     b. Penyusunan laporan

    c. Perencanaan pengadaan dan distribusi

    d. Pengendalian persediaan

    e. 'ntuk pertanggunga0aban bagi petugas penyimpanan dan pendistribusian

    f. Sebagai alat bantu kontrol bagi Kepala 1F/S

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    25/41

    KART+ STOK IN0+K 

    Funsi3

    ". Kartu Stok 1nduk digunakan untuk mencatat mutasi perbekalan farmasi $penerimaan,

     pengeluaran, hilang, rusak atau kadalu0arsa&.

    . +iap lembar kartu stok induk hanya diperuntukkan mencatat dan mutasi " $satu& enis

     perbekalan farmasi yang berasal dari semua sumber anggaran.

    %. +iap baris data hanya diperuntukkan mencatat " $satu& keadian mutasi perbekalan

    farmasi

    *. !ata pada kartu stok induk digunakan sebagai 3

    • Alat kendali bagi Kepala 1F/S terhadap keadaan fisik perbekalan farmasi dalam

    tempat penyimpanan

    • Alat bantu untuk penyusunan laporan perencanaan pengadaan dan distribusi serta

     pengendalian persediaan.

    9al!,al /an ,arus #i1er,ati%an3". Kartu stok induk diletakkan di ruang masing(masing penanggung a0ab

    . Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari

    %. Setiap teradi mutasi perbekalan farmasi $penerimaan, pengeluaran, hilang,

    rusak2kadalu0arsa& langsung dicatat didalam kartu stok 

    *. Penerimaan dan pengeluaran diumlahkan pada setiap akhir bulan.

    Pela1ran

    Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi perbekalan farmasi,

    tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disaikan kepada pihak yang berkepentingan.

    Tujuan3

    ( +ersedianya data yang akurat sebagai bahan e6aluasi

    ( +ersedianya informasi yang akurat

    ( +ersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan

    ( Mendapat data yang lengkap untuk membuat perencanaan

    K1uterisasi

    Banyak tugas2fungsi penanganan informasi dalam seistem pengendalian perbekalan farmasi

    $misalnya, pengumpulan, perekaman, penyimpanan, penemuan kembali, meringkas,

    mengirimkan, dan informasi penggunaan perbekalan farmasi& dapat dilakukan lebih efisien

    dengan komputer daripada sistem manual. Akan tetapi, sebelum sistem pengendalian

     perbekalan farmasi dapat dikomputerisasi. Suatu studi yang teliti dan komprehensif dari

    sistem manual yang ada, 0aib dilakukan. Studi ini harus mengidentifikasi aliran data di

    dalam sistem dan menetapkan berbagai fungsi yang dilakukan dan hubungan timbal balik 

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    26/41

     berbagai fungsi itu. 1nformasi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk mendisain atau

    menge6aluasi secara prospektif suatu sistem komputer.

    B. Frulariu

    Seleksi obat merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengendalikan

     pembiayaan obat terhadap pengadaan dan stok obat

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    27/41

    Proses penyusunan formularium ada beberapa tahap, yaitu3 $"& mendata semua obat yang ada

    dalam stok rumah sakit, $& mengedarkan daftar stok obat yang tersedia dan formulir 

     pengauan obat untuk masuk dalam formularium, $%& rapat anggota PF+ untuk mendiskusikan

     pembuatan formularium, $*& mengundang dokter SMF untuk membahas kriteria seleksi obat

    dan usulan obat yang akan dimasukkan ke dalam formularium /S, $#& menyusun formularium

    rumah sakit berdasarkan hasil(hasil rapat dengan dokter spesialis.

    Susunan Frulariu ,arus ter#iri atas 6 $aian 1%%3

    a. Bagian pertama3 informasi tentang kebiakan dan prosedur /umah Sakit tentang obat

     b. Bagian kedua3 monografi obat yang diterima masuk formularium

    c. Bagian ketiga3 informasi khusus

    K1sisi Frulariu 3 Halaman udul, !aftar nama anggota Panitia Farmasi dan +erapi,

    !aftar 1si, 1nformasi mengenai kebiakan dan prosedur di bidang obat, Produk obat yang

    diterima untuk digunakan, dan Eampiran.

    Frulariu ter#iri atas 3

    a. !aftar Formularium $ Formulary list & 3 suatu daftar produk obat yang disetuui digunakan

    dalam suatu rumah sakit tertentu, terdiri atas nama generik, kekuatan dan bentuk7

     b. Panduan Formularium $ Formulary manual & 3 mengandung ringkasan informasi obat, pada

    umumnya termasuk nama generik, indikasi penggunaan, kekuatan, bentuk sediaan,

     posologi, toksikologi, ad0al pemberian, kontraindikasi, efek samping, kualitas yang

    direkomendasikan di(dispensing , dan informasi penting yang harus diberikan kepada

     penderita.

    Kriteria pemilihan obat essensial berdasarkan !45) 3 ". Memiliki ratio manfaat resiko

    $benefit-risk-ratio& yang paling menuntungkan penderita7 . Mutu teramin, termasuk 

    stabilitas dan bioa6ailabilitas7 %. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan7 *. Praktisdalam penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan tenaga, sarana dan fasilitas

    kesehatan7 #. Menuntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh penderita7 C.

    Memiliki rasio manfaat(biaya $benefit cost-ratio& yang tertinggi berdasarkan biaya langsung

    dan tidak langsung7

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    28/41

    lebih tinggi daripada masing(masing komponen, perbandingan dosis komponen kombinasi

    tetap merupakan perbandingan yang tepat untuk sebagian besar panderita yang memerluakan

    kombinasi tersebut, kombinasi tetap harus meningkatkan rasio manfaat(biaya $benefit-cost-

    ratio&, antibiotik kombinasi tetap harus dapat mencegah atau mengurangi teradinya resistensi

    dan efek merugikan lainnya.

    Kriteria berikut digunakan oleh Komite Ahli LH4 pada Pemilihan dan Penggunaan 4bat

    5sensial3 obat yang dipilih berdasarkan data kemanuran dan keamanan yang tersedia dari

    studi klinis, dan penggunaan umum dalam berbagai pengaturan medis7 Setiap obat yang

    dipilih harus tersedia dalam bentuk di mana kualitas yang memadai, termasuk 

     bioa6ailabilitas, dapat dipastikan, stabilitas di ba0ah kondisi penyimpanan7 Bila dua atau

    lebih obat(obatan tampak serupa dalam hal di atas, pilihan dibuat atas dasar e6aluasi yang

    cermat yaitu dilihat dari khasiat, keamanan, kualitas, harga dan ketersediaan7 Sebagai

     perbandingan biaya antara obat(obatan, biaya pengobatan total, dan tidak hanya biaya satuan

    obat, harus dipertimbangkan. Apabila obat tidak sepenuhnya mirip, pemilihan harus

    dilakukan atas dasar analisis biaya(efekti6itas7 !alam beberapa kasus, pilihan uga dapat

    dipengaruhi oleh faktor lain, seperti farmakokinetik, atau dengan pertimbangan seperti

    ketersediaan fasilitas untuk penyimpanan atau produsen7 Sebagian besar obat(obatan esensial

    harus dirumuskan sebagai senya0a tunggal. FiIed(ratio produk kombinasi yang dapat

    diterima hanya bila dosis masing(masing bahan memenuhi persyaratan populasi tertentu7

    4bat ditentukan oleh nama )onproprietary internasional $1))& atau nama generik tanpa

    mengacu pada nama merek atau produsen tertentu.

    Panitia Farmasi dan +erapi adalah organisasi yang me0akili hubungan komunikasi antara

     para staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang me0akili

    spesialisasi(spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker 0akil dari Farmasi /umah

    Sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.

    +uuan PF+ adalah a. Menerbitkan kebiakan(kebiakan mengenai pemilihan obat,

     penggunaan obat serta e6aluasinya7 b. Melengkapi staf profesional di bidang kesehatan

    dengan pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai

    dengan kebutuhan". Panitia Farmasi dan +erapi harus mengadakan rapat secara teratur,

    sedikitnya $dua& bulan sekali dan untuk rumah sakit besar rapatnya diadakan sebulan sekali

    untuk melakukan e6aluasi terhadap formularium.

    Susunan kepanitiaan Panitia Farmasi dan +erapi 3 a. +erdiri dari % $tiga& !okter, Apoteker dan

    Pera0at7 b. Ketua dipilih dari dokter yang ada di dalam kepanitiaan dan ika mempunyai ahli

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    29/41

    farmakologi klinik, maka sebagai ketua adalah Farmakologi. Sekretarisnya adalah Apoteker 

    dari instalasi farmasi atau apoteker yang ditunuk.

    Peran atau tugas apoteker dalam Panitia Farmasi dan +erapi adalah 3 Menadi salah seorang

    anggota panitia, Menetapkan ad0al pertemuan, Mengaukan acara yang akan dibahas dalam

     pertemuan, Menyiapkan dan memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk 

     pembahasan dalam pertemuan& Mencatat semua hasil keputusan dalam pertemuan dan

    melaporkan pada pimpinan rumah sakit& Menyebarluaskan keputusan yang sudah disetuui

    oleh pimpinan kepada seluruh pihak yang terkait& Melaksanakan keputusan(keputusan yang

    sudah disepakati dalam pertemuan& Menunang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi,

     pedoman penggunaan antibiotika dan pedoman penggunaan obat dalam kelas terapi lain&

    Membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan Panitia Farmasi dan +erapi&

    Melaksanakan pendidikan dan pelatihan& Melaksanakan pengkaian dan penggunaan obat&

    Melaksanakan umpan balik hasil pengkaian pengelolaan dan penggunaan obat pada pihak 

    terkait.

    Ta,a1an 1e$uatan Siste Frulariu

    ". +ahap Pertama

    Pengkaian Populasi penederita dalam empat tahun terakhir berturut(turut dari rekaman

    morbiditas /S +Sb, lalu dibuat tabel berisi kelompok penyakit, sub kelompk penyakit, umlah

    dan persentase penderita tiap tahun. Pengelompokan penyakit berdasarkan 18!("-

    $ 1nternational 8lassification of !isease and related Health Problems&

    . +ahap Kedua

    Penetapan peringkat penderita terbanyak pada tiap sub kelompok. !ibuat suatu tabel berisi

    kelompok penyakit, subkelompok penyakit, umlah dan persentasenya.

    %. +ahap Ketiga

    Penetapan peringkat penderita terbanyak tiap sub kelompok

    *. +ahap Keempat

     penetapan penyakit, geala, penyebab, dan gol farmakologi obat . !ibuat tabel berisi sub

    kelompok penyakit dan gol farmakologi obat dan bahan pendukung yang diperlukan untuk 

    tiap golongn farmakologi

    #. +ahap Kelima

    Penetapan nama obat yang diperlukan dalam tiap golongn farmakologi berdasarkan

    AHFS.!ibuat tabel mengandung gol farmakologi, sub golongan farmakologi, nama obat dan

     bahan pendukungnya.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    30/41

    Standar Pelayanan Medik adalah acuan2dasar yang dapat membantu dan membimbing dalam

    diagnosis, pengobatan, tuuan pengobatan, dan pilihan pengobatan dan e6aluasi hasil

     pengobatan oleh dokter, pera0at, apoteker, dan staf kesehatan lainnya dalam rangka

     pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien. Standar pelayanan medis

    antara lain dapat berupa guidelines $pedoman(pedoman&, skema(skema pengambilan

    keputusan, termasuk prosedur kera, maupun buku(buku. Standar pelayanan medis disusun

    oleh Komite Medik.

    'paya peningkatan mutu sangat terkait dengan standar baik input, proses maupun outcome

    maka penyusunan indikator mutu klinis yang merupakan standar outcome sangatlah penting.

    !alam organisasi rumah sakit sesuai dengan Pedoman Pengorganisasian Staf Medis dan

    Komite Medis, masing(masing kelompok staf medis 0aib menyusun indikator mutu

     pelayanan medis. !engan adanya penetapan enis indikator mutu pelayanan medis diharapkan

    masing(masing kelompok staf medis melakukan monitoring melalui pengumpulan data,

     pengolahan data dan melakukan analisa pencapaiannya dan kemudian melakukan tindakan

    koreksi.

    +uuan pelayanan medis adalah mengupayakan kesembuhan pasien secara optimal melalui

     prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggunga0abkan, menaga mutu dan menghasilkan

     pelayanan yang efektif dan efisien, melindungi masyarakat dari praktek(praktek yang tidak 

    sesuai dengan standar professional, melindungi professi dari tuntutan masyarakat yang tidak 

    0aar, sebagai pedoman dalam penga0asan praktek dokter dan pembinaan serta peningkatan

    mutu pelayanan kedokteran, memberikan panduan kepada tenaga kesehatan dalam hal

    diagnosis dan pengobatan spesifik, membantu efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan obat dan

    menetapkan prioritas dalam pengadaannya.

    !i 1ndonesia standar pelayanan medik yang diterbitkan oleh !epartemen Kesehatan telah

    disusun pada bulan April tahun ", berdasarkan Kepmenkes

     )o.*%C2M5)K5S2SK2912"%. Standar pelayanan medik ini disusun oleh 1katan !okter 

    1ndonesia, sebagai salah satu upaya penertiban dan peningkatan manaemen rumah sakit

    dengan memanfaatkan pendayagunaan segala sumber daya yang ada di rumah sakit.

    Standar pelayanan harus ditetapkan untuk memelihara mutu pelayanan dan salah satunya

    adalah dengan melakukan pemeliharaan formularium. Penggunaan Formularium telah

    terbukti menadi aset berharga untuk memberikan informasi obat kepada tenaga kesehatan.

    SPM dapat memberikan informasi tentang diagnosis dan pengobatan sehingga sangat efektif 

    untuk di satukan. :adi hubungan Formularium dan SPM saling berhubungan erat sebab dalam

    formularium terdapat SPM

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    31/41

    B. PELAYAA !E"A#$A%&A 'ALA$ PE(()AA *+AT 'A ALAT

    !E%EATA

    Adalah pendekatan profesional yang bertanggung a0ab dalam menamin penggunaan obat

    dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman dan terangkau oleh pasien melalui

     penerapan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan perilaku apoteker serta bekera sama

    dengan pasien dan profesi kesehatan lainnya.

    +uuan 3

    a. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan farmasi di rumah sakit

     b. Memberikan pelayanan farmasi yang dapat menamin efektifitas, keamanan dan

    efisiensi penggunaan obat

    c. Meningkatkan kerasama dengan pasien dan profesi kesehatan lain yang terkait dalam pelayanan farmasi

    d. Melaksanakan kebiakan obat di rumah sakit dalam rangka meningkatkan

     penggunaan obat secara rasional

    4. Pen%ajian #an Pela/anan Rese1

    Pelayanan /esep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkaian /esep,

     penyiapan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai termasuk 

     peracikan 4bat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap

    alur pelayanan /esep dilakukan upaya pencegahan teradinya kesalahan pemberian 4bat

    $medication error &. Kegiatan ini untuk menganalisa adanya masalah terkait 4bat, bila

    ditemukan masalah terkait 4bat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis /esep. Apoteker 

    harus melakukan pengkaian /esep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik,

    dan persyaratan klinis baik untuk pasien ra0at inap maupun ra0at alan.

    Persyaratan administrasi meliputi3

    a. nama, umur, enis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien7

     b. nama, nomor iin, alamat dan paraf dokter7

    c. tanggal /esep7 dand. ruangan2unit asal /esep.

    Persyaratan farmasetik meliputi3

    a. nama 4bat, bentuk dan kekuatan sediaan7

     b. dosis dan :umlah 4bat7

    c. stabilitas7 dan

    d. aturan dan cara penggunaan.

    Persyaratan klinis meliputi3

    a. ketepatan indikasi, dosis dan 0aktu penggunaan 4bat7

     b. duplikasi pengobatan7

    c. alergi dan /eaksi 4bat yang +idak !ikehendaki $/4+!&7

    d. kontraindikasi7 dane. interaksi 4bat.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    32/41

    5. Penelusuran Ri*a/at Penunaan O$at

    Penelusuran ri0ayat penggunaan 4bat merupakan proses untuk mendapatkan informasi

    mengenai seluruh 4bat2Sediaan Farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan, ri0ayat

     pengobatan dapat diperoleh dari 0a0ancara atau data rekam medik2pencatatan penggunaan

    4bat pasien. +ahapan penelusuran ri0ayat penggunaan 4bat3

    a. membandingkan ri0ayat penggunaan 4bat dengan data rekam medik2pencatatan

     penggunaan 4bat untuk mengetahui perbedaan informasi penggunaan 4bat7

     b. melakukan 6erifikasi ri0ayat penggunaan 4bat yang diberikan oleh tenaga kesehatan lain

    dan memberikan informasi tambahan ika diperlukan7

    c. mendokumentasikan adanya alergi dan /eaksi 4bat yang +idak !ikehendaki $/4+!&7

    d. mengidentifikasi potensi teradinya interaksi 4bat7

    e. melakukan penilaian terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan 4bat7

    f. melakukan penilaian rasionalitas 4bat yang diresepkan7

    g. melakukan penilaian terhadap pemahaman pasien terhadap 4bat yang digunakan7

    h. melakukan penilaian adanya bukti penyalahgunaan 4bat7

    i. melakukan penilaian terhadap teknik penggunaan 4bat7

     . memeriksa adanya kebutuhan pasien terhadap 4bat dan alat bantu kepatuhan minum 4bat

    $concordance aids&7

    k.  mendokumentasikan 4bat yang digunakan pasien sendiri tanpa sepengetahuan dokter7 dan

    l. mengidentifikasi terapi lain, misalnya suplemen dan pengobatan alternatif yang mungkin

    digunakan oleh pasien.

    Kegiatan3

    a. penelusuran ri0ayat penggunaan 4bat kepada pasien2keluarganya7 dan

     b. melakukan penilaian terhadap pengaturan penggunaan 4bat pasien.

    1nformasi yang harus didapatkan3

    a. nama 4bat $termasuk 4bat non /esep&, dosis, bentuk sediaan, frekuensi penggunaan,

    indikasi dan lama penggunaan 4bat7

     b. reaksi 4bat yang tidak dikehendaki termasuk ri0ayat alergi7 dan

    c. kepatuhan terhadap regimen penggunaan 4bat $umlah 4bat yang tersisa&.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    33/41

    6. Re%nsiliasi O$at

    /ekonsiliasi 4bat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan dengan 4bat yang

    telah didapat pasien. /ekonsiliasi dilakukan untuk mencegah teradinya kesalahan 4bat

    $medication error & seperti 4bat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi

    4bat. Kesalahan 4bat $medication error & rentan teradi pada pemindahan pasien dari satu

    /umah Sakit ke /umah Sakit lain, antar ruang pera0atan, serta pada pasien yang keluar dari

    /umah Sakit ke layanan kesehatan primer dan sebaliknya.

    +uuan dilakukannya rekonsiliasi 4bat adalah3

    a. memastikan informasi yang akurat tentang 4bat yang digunakan pasien7

     b. mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya instruksi dokter7 dan

    c. mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi dokter 

    +ahap proses rekonsiliasi 4bat yaitu3

    a. Pengumpulan data

    Mencatat data dan mem6erifikasi 4bat yang sedang dan akan digunakan pasien, meliputi

    nama 4bat, dosis, frekuensi, rute, 4bat mulai diberikan, diganti, dilanutkan dan

    dihentikan, ri0ayat alergi pasien serta efek samping 4bat yang pernah teradi. Khusus

    untuk data alergi dan efek samping 4bat, dicatat tanggal keadian, 4bat yang

    menyebabkan teradinya reaksi alergi dan efek samping, efek yang teradi, dan tingkat

    keparahan.

    !ata ri0ayat penggunaan 4bat didapatkan dari pasien, keluarga pasien, daftar 4bat pasien,

    4bat yang ada pada pasien, dan rekam medik2medication chart . !ata 4bat yang dapat

    digunakan tidak lebih dari % $tiga& bulan sebelumnya.

    Semua 4bat yang digunakan oleh pasien baik /esep maupun 4bat bebas termasuk herbal

    harus dilakukan proses rekonsiliasi.

     b. Komparasi

    Petugas kesehatan membandingkan data 4bat yang pernah, sedang dan akan digunakan.

     Discrepancy atau ketidakcocokan adalah bilamana ditemukan ketidakcocokan2perbedaan

    diantara data(data tersebut. Ketidakcocokan dapat pula teradi bila ada 4bat yang hilang,

     berbeda, ditambahkan atau diganti tanpa ada penelasan yang didokumentasikan pada

    rekam medik pasien. Ketidakcocokan ini dapat bersifat disengaa $ intentional & oleh dokter 

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    34/41

     pada saat penulisan /esep maupun tidak disengaa $unintentional & dimana dokter tidak 

    tahu adanya perbedaan pada saat menuliskan /esep.

    c. Melakukan konfirmasi kepada dokter ika menemukan ketidaksesuaian dokumentasi.

    Bila ada ketidaksesuaian, maka dokter harus dihubungi kurang dari * am. Hal lain yang

    harus dilakukan oleh Apoteker adalah3

    ". menentukan bah0a adanya perbedaan tersebut disengaa atau tidak disengaa7

    . mendokumentasikan alasan penghentian, penundaan, atau pengganti7 dan

    %. memberikan tanda tangan, tanggal, dan 0aktu dilakukannya rekonsilliasi 4bat

    d. Komunikasi

    Melakukan komunikasi dengan pasien dan2atau keluarga pasien atau pera0at mengenai

     perubahan terapi yang teradi. Apoteker bertanggung a0ab terhadap informasi 4bat yang

    diberikan.

    4.Pela/anan In-rasi O$at (PIO)

    Pelayanan 1nformasi 4bat $P14& merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian

    informasi, rekomendasi 4bat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan

    komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada dokter, Apoteker, pera0at, profesi

    kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar /umah Sakit.

    P14 bertuuan untuk3

    a. menyediakan informasi mengenai 4bat kepada pasien dan tenaga kesehatan di

    lingkungan /umah Sakit dan pihak lain di luar /umah Sakit7

     b. menyediakan informasi untuk membuat kebiakan yang berhubungan dengan

    4bat2Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, terutama bagi

    +im Farmasi dan +erapi7

    c. Menunang penggunaan 4bat yang rasional.

    Kegiatan P14 meliputi3

    a. mena0ab pertanyaan7

     b. menerbitkan buletin, leaflet , poster, newsletter;

    c. menyediakan informasi bagi +im Farmasi dan +erapi sehubungan dengan penyusunan

    Formularium /umah Sakit7

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    35/41

    d. bersama dengan +im Penyuluhan Kesehatan /umah Sakit $PK/S& melakukan

    kegiatan penyuluhan bagi pasien ra0at alan dan ra0at inap7

    e. melakukan pendidikan berkelanutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan

    lainnya7 danf. melakukan penelitian.

    Faktor(faktor yang perlu diperhatikan dalam P143

    a. sumber daya manusia7

     b. tempat7 dan

    c. perlengkapan.

    :. Knselin 

    Konseling 4bat adalah suatu akti6itas pemberian nasihat atau saran terkait terapi 4bat dari

    Apoteker $konselor& kepada pasien dan2atau keluarganya. Konseling untuk pasien ra0at

     alan maupun ra0at inap di semua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif 

    Apoteker, ruukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang

    efektif memerlukan kepercayaan pasien dan2atau keluarga terhadap Apoteker.

    Pemberian konseling 4bat bertuuan untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan

    risiko reaksi 4bat yang tidak dikehendaki $/4+!&, dan meningkatkan cost-effectiveness

    yang pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan 4bat bagi pasien $ patient 

     safety&.

    Secara khusus konseling 4bat dituukan untuk3

    a. meningkatkan hubungan kepercayaan antara Apoteker dan pasien7

     b. menunukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien7

    c. membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan 4bat7

    d. membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan 4bat dengan

     penyakitnya7

    e. meningkatkan kepatuhan pasien dalam menalani pengobatan7

    f. mencegah atau meminimalkan masalah terkait 4bat7

    g. meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam hal terapi7

    h. mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan7 dan

    i. membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan 4bat sehingga dapat

    mencapai tuuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    36/41

    Kegiatan dalam konseling 4bat meliputi3

    a. membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien7

     b. mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan 4bat melalui

    hree !rime "uestions;

    c. menggali informasi lebih lanut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk 

    mengeksplorasi masalah penggunaan 4bat7

    d. memberikan penelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah pengunaan

    4bat7

    e. melakukan 6erifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien7 dan

    f. dokumentasi

    Faktor yang perlu diperhatikan dalam konseling 4bat3

    ". Kriteria Pasien3

    a. pasien kondisi khusus $pediatri, geriatri, gangguan fungsi ginal, ibu hamil dan

    menyusui&7

     b. pasien dengan terapi angka panang2penyakit kronis $+B, !M, epilepsi, dan lain(

    lain&7

    c. pasien yang menggunakan obat(obatan dengan instruksi khusus $penggunaan

    kortiksteroid dengan tappering down2off &7

    d. pasien yang menggunakan 4bat dengan indeks terapi sempit $digoksin#

     phenytoin&7

    e. pasien yang menggunakan banyak 4bat $polifarmasi&7 dan

    f. pasien yang mempunyai ri0ayat kepatuhan rendah.

    . Sarana dan Peralatan3

    a. ruangan atau tempat konseling7 dan

     b. alat bantu konseling $kartu pasien2catatan konseling&.

    ;. Visite

    $isite merupakan kegiatan kunungan ke pasien ra0at inap yang dilakukan Apoteker secara

    mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis pasien secara

    langsung, dan mengkai masalah terkait 4bat, memantau terapi 4bat dan /eaksi 4bat yang

    +idak !ikehendaki, meningkatkan terapi 4bat yang rasional, dan menyaikan informasi

    4bat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    37/41

    $isite  uga dapat dilakukan pada pasien yang sudah keluar /umah Sakit baik atas

     permintaan pasien maupun sesuai dengan program /umah Sakit yang biasa disebut dengan

    Pelayanan Kefarmasian di rumah $ %ome !harmacy &are'. Sebelum melakukan kegiatan

    visite Apoteker harus mempersiapkan diri dengan mengumpulkan informasi mengenai

    kondisi pasien dan memeriksa terapi 4bat dari rekam medik atau sumber lain.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    38/41

    M5S4 bertuuan3

    a. menemukan 5fek Samping 4bat $5S4& sedini mungkin terutama yang berat, tidak 

    dikenal, frekuensinya arang7

     b. menentukan frekuensi dan insidensi 5S4 yang sudah dikenal dan yang baru saaditemukan

    c. mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan2mempengaruhi angka

    keadian dan hebatnya 5S47

    d. meminimalkan risiko keadian reaksi 4bat yang tidak dikehendaki7 dan

    e. mencegah terulangnya keadian reaksi 4bat yang tidak dikehendaki.

    Kegiatan pemantauan dan pelaporan 5S43

    a. mendeteksi adanya keadian reaksi 4bat yang tidak dikehendaki $5S4&7

     b. mengidentifikasi obat(obatan dan pasien yang mempunyai risiko tinggi mengalami

    5S47

    c. menge6aluasi laporan 5S4 dengan algoritme )arano7

    d. mendiskusikan dan mendokumentasikan 5S4 di +im2Sub +im Farmasi dan +erapi7

    e. melaporkan ke Pusat Monitoring 5fek Samping 4bat )asional.

    Faktor yang perlu diperhatikan3

    a. kerasama dengan +im Farmasi dan +erapi dan ruang ra0at7 dan

     b. ketersediaan formulir Monitoring 5fek Samping 4bat.

    >. E?aluasi Penunaan O$at (EPO)

    56aluasi Penggunaan 4bat $5P4& merupakan program e6aluasi penggunaan 4bat yang

    terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif.

    +uuan 5P4 yaitu3

    a. mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan 4bat7

     b. membandingkan pola penggunaan 4bat pada periode 0aktu tertentu7

    c. memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan 4bat7 dan

    d. menilai pengaruh inter6ensi atas pola penggunaan 4bat.

    Kegiatan praktek 5P43

    a. menge6aluasi pengggunaan 4bat secara kualitatif7 dan

     b. menge6aluasi pengggunaan 4bat secara kuantitatif.

    Faktor(faktor yang perlu diperhatikan3

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    39/41

    a. indikator peresepan

     b. indikator pelayanan7 dan

    c. indikator fasilitas.

    4@. 0is1ensin Se#iaan Steril

    !ispensing sediaan steril harus dilakukan di 1nstalasi Farmasi /umah Sakit dengan teknik 

    aseptik untuk menamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi petugas dari paparan

    Gat berbahaya serta menghindari teradinya kesalahan pemberian 4bat.

    !ispensing sediaan steril bertuuan3

    a. menamin agar pasien menerima 4bat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan7

     b. menamin sterilitas dan stabilitas produk7

    c. melindungi petugas dari paparan Gat berbahaya7 dan

    d. menghindari teradinya kesalahan pemberian 4bat.

    Kegiatan dispensing sediaan steril meliputi 3

    ". Pencampuran 4bat Suntik

    Melakukan pencampuran 4bat steril sesuai kebutuhan pasien yang menamin kompatibilitas

    dan stabilitas 4bat maupun 0adah sesuai dengan dosis yang ditetapkan.

    Kegiatan3

    a. mencampur sediaan intra6ena ke dalam cairan infus7

     b. melarutkan sediaan intra6ena dalam bentuk serbuk dengan pelarut yang sesuai7 dan

    c. mengemas menadi sediaan siap pakai.

    Faktor yang perlu diperhatikan3

    a. ruangan khusus7

     b. lemari pencampuran (iological Safety &abinet; danc. H5PA Filter.

    . Penyiapan )utrisi Parenteral

    Merupakan kegiatan pencampuran nutrisi parenteral yang dilakukan oleh tenaga yang terlatih

    secara aseptis sesuai kebutuhan pasien dengan menaga stabilitas sediaan, formula standar 

    dan kepatuhan terhadap prosedur yang menyertai

    Kegiatan dalam dispensing sediaan khusus3

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    40/41

    a. mencampur sediaan karbohidrat, protein, lipid, 6itamin, mineral untuk kebutuhan

     perorangan7 dan

     b. mengemas ke dalam kantong khusus untuk nutrisi.

    Faktor yang perlu diperhatikan3a. tim yang terdiri dari dokter, Apoteker, pera0at, ahli giGi7

     b. sarana dan peralatan7

    c. ruangan khusus7

    d. lemari pencampuran (iological Safety &abinet; dan

    e. kantong khusus untuk nutrisi parenteral.

    %. Penanganan Sediaan Sitostatik

    Penanganan sediaan sitostatik merupakan penanganan 4bat kanker secara aseptis dalam

    kemasan siap pakai sesuai kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang terlatih dengan

     pengendalian pada keamanan terhadap lingkungan, petugas maupun sediaan obatnya dari efek 

    toksik dan kontaminasi, dengan menggunakan alat pelindung diri, mengamankan pada saat

     pencampuran, distribusi, maupun proses pemberian kepada pasien sampai pembuangan

    limbahnya.

    Secara operasional dalam mempersiapkan dan melakukan harus sesuai prosedur yang

    ditetapkan dengan alat pelindung diri yang memadai.

    Kegiatan dalam penanganan sediaan sitostatik meliputi3

    a. melakukan perhitungan dosis secara akurat7

     b. melarutkan sediaan 4bat kanker dengan pelarut yang sesuai7

    c. mencampur sediaan 4bat kanker sesuai dengan protokol pengobatan7

    d. mengemas dalam kemasan tertentu7 dan

    e. membuang limbah sesuai prosedur yang berlaku.

    Faktor yang perlu diperhatikan3

    a. ruangan khusus yang dirancang dengan kondisi yang sesuai7

     b. lemari pencampuran (iological Safety &abinet;

    c. H5PA filter7

    d. Alat Pelindung !iri $AP!&7

    e. sumber daya manusia yang terlatih7 dan

    f. cara pemberian 4bat kanker.

  • 8/19/2019 BAB IV Pedoman Mpo Pengelolaan Obat

    41/41

    11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)

    Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD) merupakan interpretasi hasil

    pemeriksaan kadar Obat tertentu atas permintaan dari dokter yang merawat

    karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan dari Apoteker kepada

    dokter.

    PKOD bertujuan:

    a.mengetahui Kadar Obat dalam Darah; dan

     b.memberikan rekomendasi kepada dokter yang merawat.

    Kegiatan PKOD meliputi:

    a.melakukan penilaian kebutuhan pasien yang membutuhkan

    Pemeriksaan Kadar Obat dalam Darah (PKOD);

     b.mendiskusikan kepada dokter untuk persetujuan melakukan

    Pemeriksaan Kadar Obat dalam Darah (PKOD); dan

    c.menganalisis hasil Pemeriksaan Kadar Obat dalam Darah (PKOD) dan

    memberikan rekomendasi.