Laporan MPO

71
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan manajemen produksi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) barang, tetapi lenih luas mencakup organisasi atau orang yang melaksanakan kegiatan yang menunjang proses produksi. Istilah manjemen produksi dipandang lebih luas yaitu mencakup seluruh kegiatan dalam sistem produksi dalam perekonomian. Sistem produksi mempunyai unsur-unsur yaitu masukan, pentransformasian dan keluaran. Produksi dan operasi merupakan suatu sistem untuk meyediakan barang- barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan dan akan dikombinasi oleh anggota masyarakat. Sistem tersebut merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan dan tergantung serta saling pengaruh- mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian suatu tujuan tertentu. Sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran. Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri manufaktur, tetapi juga dalam industri jasa seperti perbankan, asuransi,

description

manajemen produksi dan operasi fakultas pertanian UNS

Transcript of Laporan MPO

Page 1: Laporan MPO

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan manajemen produksi tidak hanya menyangkut pemrosesan

(manufacturing) barang, tetapi lenih luas mencakup organisasi atau orang

yang melaksanakan kegiatan yang menunjang proses produksi. Istilah

manjemen produksi dipandang lebih luas yaitu mencakup seluruh kegiatan

dalam sistem produksi dalam perekonomian. Sistem produksi mempunyai

unsur-unsur yaitu masukan, pentransformasian dan keluaran. Produksi dan

operasi merupakan suatu sistem untuk meyediakan barang-barang dan jasa-

jasa yang dibutuhkan dan akan dikombinasi oleh anggota masyarakat. Sistem

tersebut merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan dan

tergantung serta saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya,

yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan

bagi pencapaian suatu tujuan tertentu.

Sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur

yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam

pentransformasian masukan menjadi keluaran. Sistem produksi tidak hanya

terdapat pada industri manufaktur, tetapi juga dalam industri jasa seperti

perbankan, asuransi, pasar swalayan dan rumah sakit.Sistem produksi dan

operasi dalam industri jasa menggunakan bauran yang berbeda dari masukan

yang dipergunakan dalam industri manufaktur. Pemahaman mengenai

manajemen produksi dan operasi akan memiliki manfaat yang besar terhadap

proses produksi. Manajemen produksi dan operasi dapat mengoptimalkan

penggunaan sumber daya seperti faktor-faktor produksi, tenaga kerja, mesin-

mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi

bahan mentah dan tenaga kerja menjadi barang atau jasa. Salah satu aspek

penting dalam managemen produksi dan operasi yang biasanya melibatkan

banyak kegiatan adalah perencanaan.Dalam tahapan perencanaan diperlukan

analisis mengenai estimasi durasi suatu proyek. Realita di lapangan

menunjukkan bahwa waktu penyelesaian sebuah proyek bervariasi, akibatnya

1

Page 2: Laporan MPO

2

perkiraan waktu penyelesaian suatu proyek tidak dapat dipastikan akan dapat

ditepati.

Praktikum manajemen produksi dan operasi ini dilakukan di PT

Nippon Indosari Corpindo Tbk dan PT Coca Cola Amatil Indonesia sebagai

salah satu contoh perusahaan agribisnis dan dilaksanakan pada tanggal 6

November 2014. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dan PT Coca Cola

Amatil Indonesiaini dipilih sebagai lokasi praktikum mengingat perusahaan

ini tergolong perusahaan yang mengolah dan memproduksi hasil pertanian.

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dan PT Coca Cola Amatil

Indonesiamerupakan contoh perusahaan yang dianggap telah berhasil

melakukan manajemen produksi dan pemasaran dengan baik, khususnya pada

pengawasan dan manajemen kualitas produksi.

B. Perumusan Masalah

Perencanaan merupakan suatu hal yang sangat penting terutama bagi

organisasi / perusahaan, yakni untuk menetapkan tujuan, apa yang akan di

raih selama periode/ waktu yang akan datang dan apa yang akan dilakukan

untuk mencapai tujuan tersebut. Tak terkecuali perencanaan tenaga kerja

(Sumber Daya Manusia) yang merupakan hubungan vital antara perencanaan

strategik dan manajemen SDM. Pengelolaan tenaga kerja adalah kata lain

untuk manajemen personalia, manajemen sumber daya manusia, atau

manajemen tenaga kerja

Manajemen produksi dan operasi sangat penting peranannya dalam sebuah

perusahaan, khususnya dalam Perencanaan dan Pengelolaan Tenaga Kerja.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana perencanaan dan pengelolaan tenaga kerja di PT Nippon

Indosari Corpindo Tbk ?

2. Bagaimana perencanaan dan pengelolaan tenaga kerja di PT Coca Cola

Amatil Indonesia ?

Page 3: Laporan MPO

3

C. Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukan Praktikum Manajemen Produksi dan Operasi

dalam mengetahui manajemen kualitas perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui perencanaan dan pengelolaan tenaga kerja di PT Nippon

Indosari Corpindo Tbk.

2. Mengetahui perencanaan dan pengelolaan tenaga kerja di PT Coca Cola

Amatil Indonesia.

Page 4: Laporan MPO

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Produksi dan Operasi

Manajemen produksi dan operasi dapat didefinisikan sebagai proses

yang secara kontinyu dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk

mengintegrasikan berbagai sumberdaya secara efisien dalam rangka mencapai

tujuan perusahaan. Kegiatan manajemen ini berhubungan dengan

penciptaan/pembuatan barang dan jasa.Kegiatan seperti ini terdapat di berbagai

organisasi. Bagi suatu perusahaan manufaktur, kegiatan produksi yang

menghasilkan barang dapat jelas terlihat. Dalam hal ini, barang yang dibuat itu

berwujud, seperti televisi, kendaraan bermotor dan lain-lain.Untuk kegiatan

seperti ini digunakan istilah manajemen produksi (Husein2003).

Ciri umum dari manajemen operasi unsure utamanya adalah input,

proses transformasi, output, feedback information, dan lingkungan. Lingkungan

di sini merupakan sesuatu yang komplek dan sulit untuk dikontrol seperti :

teknologi, ekonomi, sosial, politik dan lain-lain, sehingga perlu diperhatikan

secara terus menerus leh manajer. Atas dasar unsur tersebut dapat dikatakan

bahwa manajemen operasi adalah kegiatan untuk mengolah input melalui proses

transformasi atau pengubahan atau konversi sedemikian rupa sehingga menjadi

output yang dapat berupa barang atau jasa (Yamir 2003).

Aliansi strategis dan jaringan di bidang manajemen operasi menjadi

lebih penting. Pengenalan istilah "jaringan" ke dalam manajemen rantai pasokan

(SCM) lapangan telah memperluas konsep manajemen rantai pasokan ke bidang

yang lebih strategis. Secara teori, jaringan dan aliansi dianggap kesepakatan

sukarela dan kooperatif antar perusahaan serta ditujukan untuk mencapai

keunggulan kompetitif bagi para mitra perusahaan. Dalam prakteknya,

perusahaan telah membentuk berbagai aliansi antar organisasi dalam rangka

untuk mencari keuntungan dalam pembelian, R&D, desain, produksi dan

distribusi. Dalam era dimana jaringan dan aliansi yang berlaku dalam praktek,

4

Page 5: Laporan MPO

5

mengelola hubungan antar perusahaan strategis adalah tugas penting dan

tantangan bagi manajer, khususnya di bidang manajemen operasi (Tzu-Ju Ann

Peng et. al., 2010).

Dalam suatu perusahaan, sistem produksi dan operasi telah mengalami

perubahan yang drastis sejalan dengan perkembangan teknologi yang tumbuh

dengan cepat. Keadaan ini menuntut kegiatan operasi harus memperhatikan

prinsip efektivitas dan keinginan konsumen sebagai pemakai barang dan jasa.

Oleh karena itu, kebutuhan akan produksi untuk beroperasi dengan biaya yang

lebih rendah dapat meningkatkan kualitas produktivitas dan menciptakan produk

baru telah menjadi kekuatan yang mendorong teknologi untuk melakukan

berbagai terobosan baru (Edison 2009).

Manajemen Produksi terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan

produksi. Terdapat beberapa pengertian manajemen yang pada dasarnya adalah

usaha untuk mencapai tujuan yang dilakukan dengan cara mengkoordinasikan

kegiatan orang lain melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan. Produksi yaitu penciptaan barang dan jasa. Oleh karena itu, istilah

produksi kemudian dikembangkan dengan operasi. Yang dimaksud dengan

operasi atau operations adalah kegiatan merubah masukan menjadi keluaran

sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya. Dengan kata lain, operasi

adalah kegiatan merubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan

manfaat baru (Wahyono 2012).

B. Perencanaan dan Pengelolaan Tenaga Kerja

Perencanaan SDM adalah jumlah dari seluruh rencana yang diformulasi

untuk rekrutmen, skrinning, kompensasi, pelatihan, struktur pekerjaan, promosi

dan aturan main dari SDM perusahaan.Ia merupakan sebuah prosesuntuk

menerjemahkan rencana perusahaan dan tujuan ke dalam syarat-syarat pekerjaan,

baik kuantitatif maupun kualitatif. Hal itu dilakukan bersama dengan rencana

memenuhi persyaratan jangka pendek dan panjang melalui pemanfaatan SDM,

Page 6: Laporan MPO

6

pengembangan SDM, pekerjaan dan rekrutmen dan penggunaan sistem informasi

(Mangkuprawira 2003).

Rencana personalia (seperti rencana yang baik lainnya) disusun di atas

premis-asumsi dasar tentang masa depan, dan tujuan peramalan adalah

mengembangkan premis dasar ini. Apabila yang anda rencanakan adalah

kebutuhan personalia, anda mungkin akan memerlukan tiga perangkat ramalan:

satu bagi kebutuhan tenaga kerja, satu bagi persediaan calon dari luar, dan satu

lagi bagi sumber calon yang tersedia di dalam perusahaan (Gary Dessler 2004).

Dalam implementasai organisasi, setelah sebelumnya dilakukan

penyesuaian atau pengintegrasian rencana, maka secara operasional perencanaan

SDM harus mampu menterjemahkan setiap program yang akan dilakukannya dan

meyakinkan bahwa semua rencana SDM tidak akan saling berbenturan dengan

perencanaan bisnis secara keseluruhan. Proses perencanaan SDM pada tingkat ini

merupakan proses memilih dan menentukan kebutuhan jeniskaryawan, baik dari

sisi kaualitas maupun kuantitasnya. Sedikitnya terdapat empat aspek dalam

perencanaan SDM masing-masing sebagai berikut:

1. Proyeksi jumlah karyawan yang dibutuhkan (forecasting of employees).

2. Identifikasi SDM yang tersedia dalam organisasi (human resource audit).

3. Analisis keseimbangan penawaran dan permintaan (demand and suplay

analysis).

4. Program aksi (action program)

(Sunarta 2007).

Perubahan-perubahan yang mendasar dalam lingkungan bisnis telah

menyebabkan pergeseran dalam urutan pentingnya manajemen sumber daya

manusia dan fungsi sumber daya manusia. Departemen sumber daya manusia

diberi kesempatan mengambil peran penting dalam tim manajemen. Hal ini

terjadi karena fungsi sumber daya manusia sedang berubah menjadi fungsi

manajemen yang penting. Menurut pendapat para peneliti dan teoretisi, aset

sumber daya manusia dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang

Page 7: Laporan MPO

7

berkelajutan karena aset-aset manusia tersebut mempunyai pengetahuan dan

kompleksitas sosial yang sulit ditiru oleh para pesaing. Praktik-praktik

manajemen sumber daya manusia yang diperkirakan dapat menjadi sumber

keunggulan kompetitif yang berkelajutan adalah kepastian kerja, selektivitas

dalam rekrutmen, upah tinggi, upah insentif, kepemilikan karyawan, pembagian

informasi, keterlibatan dan pemberdayaan, tim-tim yang diatur sendiri, pelatihan

dan pengembangan ketrampilan, penggunaan dan pelatihan silang, kesamaan

semua orang, upah/gaji tidak jauh selisihnya, serta kenaikan pangkat bagi orang

dalam (Ellitan 2002).

Perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan penentuan

kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan dalam artian jumlah dan

kualifikasinya untuk berbagai jabatan dan menyelenggarakan berbagai aktivitas

baru kelak agar organisasi memperoleh tenaga kerja yang benar-benar sesuai

dengan kebutuhan perusahaan, titik tolak yang harus digunakan manajemen

adalah (1) Tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai pasti melahirkan

berbagai tuntutan baru, (2) Para karyawan harus dipersiapkan bukan hanya untuk

lebih mampu melakukan tugas sekarang melainkan siap menghadapi tuntutan

tugasnya yang baru di masa depan, (3) ada kemungkinan manajemen harus

mengkaji ulang kebijaksanaannya tentang pencarian tenaga kerja baru antara lain

dengan membuka lateral entry points yang baru. Hal ini berarti kejelasan

kebijaksanaan perusahaan untuk mengisi kekosongan jabatan tertentu. Pada

umumnya memang diakui bahwa kebijaksanaan terbaik untuk kepentingan

tersebut ialah promosi dari dalam karena nilai motivasionalnya yang sangat

tinggi. Akan tetapi, tidak mustahil tenaga kerja yang sudah ada mungkin tidak

memenuhi persyaratan pengetahuan, keterampilan, pengalaman, bakat untuk

jabatan yang dimaksud. Berarti bagi perusahaan terbuka opsi untuk mencari

tenaga kerja baru yang langsung dapat ditempatkan untuk mengisi lowongan

tersebut (Kartika 2011).

Page 8: Laporan MPO

8

III. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

1. Profil Perusahaan

a. Kondisi Umum PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk adalah sebuah perusahaan roti

dengan merek Sari Roti, yang berdiri pada tahun 1995 di Kawasan Industri

Jababeka, Cikarang.Untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus

meningkat, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk mengembangkan usahanya

dengan mendirikan pabrik di Pasuruan pada tahun 2005. Pesatnya

peningkatan jumlah produksi di pabrik Kawasan Jababeka membuat PT

Nippon Indosari Corpindo Tbk kembali membangun pabrik Sari Roti pada

tahun 2008 yang juga berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang.

Kemudian disusul dengan pembangunan pabrik di Semarang dan Medan

pada tahun 2011. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk telah secara resmi

mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dan menjual kepada publik

pada tahun 2010.

Berbagai varian roti Sari Roti dengan bermacam rasa yang terdiri

dari Roti Tawar, Roti Manis Isi, Roti Krim, Roti Sobek, Roti Burger &

Plain Roll, Chiffon Cake diproduksi di pabrik Sari Roti dengan

menggunakan teknologi terbaik dan modern dengan mengedepankan

prinsip 3H, yaitu Halal, Hygienic, Healthy. Sebagai bukti komitmen

terhadap prinsip 3H dalam menyediakan produk-produk yang berkualitas

dan aman, PT Nippon Indosari Corpindo Tbkpada tahun 2006 telah

mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)

yaitu sertifikat jaminan keamanan pangan.PT Nippon Indosari Corpindo

Tbkjuga memiliki unit pengembangan produk untuk menghasilkan produk

sesuai dengan keinginan masyarakat. Sebagai produsen roti terbesar di

Indonesia, dengan kiprahnya yang sudah berjalan selama 17 tahun, PT

8

Page 9: Laporan MPO

9

Nippon Indosari Corpindo Tbk telah mendapatkan banyak penghargaan

untuk brand Sari Roti, diantaranya Top Brand dan Top Brand for Kids

sejak 2009 hingga sekarang, Marketing Award 2010, Original Brand 2010,

Investor Award 2012, hingga penghargaan dari Forbes Asia.

b. Kondisi Wilayah PT Nippon Indosari CorpindoTbk

Pada 1995 berdiri sebagai sebuah perusahaan Penanaman Modal

Asing dengan nama PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. Pada tahun 2001

Meningkatkan kapasitas produksi dengan menambahkan dua lini mesin

(roti tawar dan roti manis). Pada tahun 2005 perseroan membuka pabrik

kedua di Pasuruan, Jawa Timur. Pada tahun 2008 perseroan membuka

pabrik ketiga di Cikarang, Jawa Barat Pada tahun 2010 perseroan

melakukan Penawaran Umum Saham Perdana pada tanggal 28 Juni 2010 di

Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI. Pada tahun 2011

Perseroan membangun tiga pabrik di Semarang (Jawa Tengah), Medan

(Sumatera Utara) dan Cikarang Barat (Jawa Barat). Pada tahun 2012

Perseroan membangun dua pabrik baru di Palembang (Sumatera Selatan)

dan Makassar (Sulawesi Selatan), serta menambahkan masing-masing satu

lini mesin pada tiga pabrik yang telah ada di Pasuruan, Semarang dan

Medan.

c. Sejarah PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk berdiri pada tahun 1995, dan

memulai kegiatan pemasarannya pada September 1996. Awal berdirinya,

Perusahaan hanya memiliki pabrik di Kawasan Industri Jababeka-Cikarang,

Jawa Barat dengan kapasitas produksi sebanyak 2 line. Pada Tahun 2002,

mengantisipasi permintaan konsumen yang semakin meningkat, PT Nippon

Indosari Corpindo Tbk menambah kapasitas produksi menjadi total 4 line.

Areal pemasaran Sari Roti saat itu meliputi: Jabodetabek, Bandung (Jawa

Barat) dan Lampung. Pada tahun 2005, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

mengembangkan usahanya di Wilayah Jawa Timur dengan mendirikan

Page 10: Laporan MPO

10

pabrik di Daerah Pasuruan dengan kapasitas produksi sebanyak 3 line.

Dalam perkembangannya, Pabrik di Pasuruan juga melayani pemasaran di

wilayah Jogja, dan Jawa tengah serta Pulau Bali.

Dengan semakin pesatnya pertumbuhan penjualan Sari Roti di

Wilayah Jabodetabek, tahun 2008 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

kembali membangun pabrik yang ke-3 yang juga berlokasi di Kawasan

Industri Jababeka – Cikarang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi

sebanyak 2 line, yang kemudian di tahun 2010 mengalami ekspansi

kapasitas produksi menjadi 4 line. Seiring dengan pertumbuhan penjualan

di Jawa Tengah dan Yogyakarta, pada tahun 2011, PT Nippon Indosari

Corpindo Tbk meresmikan pabriknya di Semarang dengan kapasitas

produksi sebanyak 2 line, yang wilayah pemasarannya meliputi kedua

wilayah tersebut. Atas permintaan masyarakat Indonesia, terutama di Pulau

Sumatera, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk kembali membangun

pabriknya di Kota Medan yang diresmikan pada April 2011; dengan

kapasitas produksi sebanyak 2 line. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

menambah pabrik di Kawasan Industri MM 2100 Cibitung yang memiliki

kapasitas ganda. Selanjutnya, pabrik di Palembang dan Makassar juga akan

mulai beroperasi di tahun 2012.

d. Visi dan Misi PT Nippon Indosari CorpindoTbk

Visi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk yaitu menjadi perusahaan

roti terbesar di Indonesia dengan menghasilkan dan mendistribusikan

produk – produk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau bagi

rakyat Indonesia. Visi tersebut menjelaskan betapa perusahaan memiliki

orientasi ke depan yang sangat tinggi, sehingga dengan begitu perusahaan

akan selalu memperhatikan segala hal atau aspek yang ada dalam

perusahaan. Visi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk juga menunjukkan

betapa mereka tetap berorientasi pada kepuasaan pelanggan, yaitu

memperhatikan tingkat kemampuan daya beli dari masyarakat. Misi dari

Page 11: Laporan MPO

11

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk yaitu membantu meningkatkan kualitas

hidup bangsa Indonesia dengan memproduksi dan mendistribusikan

makanan yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman bagi pelanggan. Misi

tersebut menunjukkan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk sangat

mengutamakan kualitas, sehingga nantinya produk tetap terjaga mutunya

dan aman bagi para pelanggan. Misi yang dimiliki PT Nippon Indosari

Corpindo Tbk memang sangat mengutamakan kepuasan dari konsumennya,

bahkan mereka ikut serta berperan dalam rangka peningkatan kualitas

hidup bangsa Indonesia.

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk mempunyai tanggung jawab

untuk menerapkan suatu kebijakan mutu yang menjadi kebijakan

perusahaan. Perusahaan mengikrarkan bersama untuk dapat dipahami,

diterapkan, dan dipelihara oleh seluruh karyawan, yang merupakan suatu

gagasan untuk menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan harapan

serta kebutuhan pelanggan. Perusahaan senantiasa menghasilkan produk

yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman untuk dikonsumsi dalam

rangka pencapaian visi dan misi perusahaan melalui penerapan Good

Manufacturing Practices (GMP), Sanitation Standard Operating

Procedures (SSOP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP),

dan Sistem Jaminan Halal (SJH) sehingga dapat memberikan kepuasan

kepada pelanggan. Menggalang partisipasi aktif dan positif seluruh

karyawan dalam rangka memelihara, mengembangkan, dan meningkatkan

mutu kerja secara berkelanjutan.Di dalam melaksanakan GMP, SSOP, dan

HACCP, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk mengacu pada beberapa

pedoman atau regulasi teknis yang dikeluarkan oleh lembaga yang

berwenang.

Page 12: Laporan MPO

12

e. Proses Produksi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

Proses produksi yang terjadi pada PT Nippon Indosari Corpindo

Tbk meliputi tahap. Tahapan tersebut antaralain adalah sebagai berikut:

1) Tahap persiapan

Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, salah satu faktor

yang sangat berperan adalah pemilihan bahan baku. Bahan baku yang

berkualitas akan memberikan hasil dengan kualitas yang cukup baik.

Dalam proses pembuatan Sari Roti, bahan baku dipilih melalui proses

seleksi yang ketat sesuai standar yang telah ditetapkan di internal

perusahaan. Bahan baku yang terpilih harus memenuhi syarat dapat

memberikan hasil berupa roti yang berkualitas, baik dari segi

penampakan, tekstur, aroma, hingga rasa. Selain itu, bahan baku yang

digunakan harus memenuhi persyaratan halal agar dapat menjamin

status kehalalan roti yang dihasilkan. Bahan baku yang dikirim oleh

Pemasok diperiksa terlebih dahulu melalui proses yang cukup ketat,

dengan tujuan agar Pemasok yang telah terpilih dapat menjaga

konsistensi kualitas dari bahan baku yang diterima. Bahan baku yang

diterima selanjutnya disimpan di gudang bahan baku sesuai dengan

persyaratan standar penyimpanan masing-masing bahan. Saat proses

pembuatan roti akan dimulai, bahan baku ditimbang sesuai dengan

standar formulasi yang telah ditetapkan. Operator yang bertugas harus

memastikan bahwa masing-masing bahan baku yang digunakan telah

ditimbang dengan benar agar dapat menjaga konsistensi kualitas roti

yang dihasilkan.

2) Tahap Pembuatan

Dalam proses pembuatan roti, dikenal beberapa metode proses

pembuatannya. Mulai dari proses yang hanya memerlukan satu kali

pencampuran seperti straight dough mixing dan no time dough mixing,

hingga proses pembuatan roti yang memerlukan dua kali proses

Page 13: Laporan MPO

13

pencampuran seperti sponge and dough mixing. Masing-masing metode

memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam proses pembuatan roti, Sari

Roti menggunakan metode sponge and dough mixing. Metode ini

memiliki kekurangan berupa proses yang diperlukan memerlukan waktu

yang lebih lama, namun kelebihannya adalah dapat memberikan roti

dengan kualitas terbaik, baik dari segi tekstur, kelembutan, aroma, dan

rasa dari roti yang dihasilkan.

Pada proses pencampuran pertama atau sponge mixing,

sebagian bahan baku dicampurkan terlebih dahulu untuk menghasilkan

adonan biang. Bahan baku yang telah tercampur selanjutnya disimpan

pada tempat khusus untuk kemudian disimpan pada ruang fermentasi.

Pada proses fermentasi ini, ragi yang ada pada adonan akan bekerja

memecah karbohidrat yang terdapat pada tepung terigu dan beberapa

bahan lainnya menjadi alkohol dan beberapa jenis asam. Alkohol dan

asam tersebut yang akan berperan besar terhadap aroma dan rasa khas

dari adonan roti yang dihasilkan. Pada proses fermentasi ini juga

dihasilkan gas CO2 yang kemudian terperangkap di dalam adonan

sehingga volume adonan akan mengembang beberapa kali lipat dari

volume adonan awal. Proses fermentasi ini berlangsung antara 3 hingga

4 jam pada ruangan khusus yang dijaga suhu dan kelembabannya agar

proses fermentasi dapat berlangsung secara sempurna. Setelah proses

fermentasi selesai, adonan akan kembali dimasukkan ke dalam mixer

untuk dilakukan proses pencampuran bahan kedua atau dikenal sebagai

dough mixing. Pada proses ini adonan akan ditambahkan beberapa

bahan baku lainnya seperti gula, garam, susu, dan beberapa bahan

lainnya yang bertujuan untuk memberikan rasa yang khas pada masing-

masing adonan roti yang dihasilkan. Pada proses pencampuran ini,

adonan yang dihasilkan harus dipastikan telah dalam kondisi kalis,

elastis, dan tidak lengket pada mesin. Kedua hal ini merupakan indikator

Page 14: Laporan MPO

14

utama bahwa adonan roti telah cukup baik dan dapat dilanjutkan ke

proses selanjutnya. Adonan selanjutnya diistirahatkan selama beberapa

menit untuk menstabilkan suhu adonan dan untuk menjaga kualitas

adonan.Selanjutnya adonan roti dipotong sesuai dengan standar berat

yang telah ditetapkan untuk setiap produk menggunakan mesin

pemotong khusus (divider) dan kemudian dibulatkan secara otomatis

menggunakan rounder. Adonan yang telah dipotong dan dibulatkan

tersebut selanjutnya akan masuk ke dalam intermediate proofer. Proses

ini bertujuan agar adonan lebih relaks sehingga adonan menjadi lebih

lembut dan mudah untuk dibentuk pada proses selanjutnya.

Untuk menghasilkan adonan roti dengan ukuran pori yang

seragam, adonan dipipihkan terlebih dahulu. Pada proses ini gas yang

terdapat pada kantung udara akan dikeluarkan sehingga adonan akan

memiliki pori-pori yang halus dan seragam. Adonan selanjutnya

dibentuk sesuai dengan bentuk yang dikehendaki.Bentuk dapat berupa

bentuk bulat, oval, bentuk seperti tabung, atau bentuk-bentuk lainnya.

Khusus untuk roti manis, sebelum dibentuk biasanya adonan akan diisi

terlebih dahulu dengan isian roti. Setelah dibentuk, adonan selanjutnya

disusun pada loyang khusus. Loyang yang sudah penuh dengan adonan

selanjutnya disimpan pada rak khusus dan dimasukkan ke dalam ruang

fermentasi akhir. Proses fermentasi akhir (final proofing) ini memiliki

prinsip yang sama dengan proses fermentasi pertama, namun dilakukan

dengan waktu yang lebih singkat. Setelah adonan mengembang dan

diperoleh volume adonan yang sesuai dengan standar yang diharapkan,

adonan selanjutnya dikeluarkan dan siap untuk dipanggang. Proses

pemanggangan adonan (baking) dilakukan pada tunnel oven yang

memiliki panjang sekitar 12 meter selama 10 hingga 30 menit,

tergantung dari jenis roti yang akan dibuat, dengan suhu pemanggangan

yang dijaga ketat agar roti dapat matang dengan sempurna. Selama

Page 15: Laporan MPO

15

proses ini, adonan akan dimatangkan baik di bagian dalam maupun

bagian luar. Pada proses ini akan diperoleh warna roti yang diharapkan.

Demikian pula dengan aroma khas roti akan muncul pada saat proses

pemanggangan berlangsung.

Roti yang telah matang selanjutnya akan dikeluarkan dari

loyang (depanning) dan dilakukan proses pendinginan (cooling) pada

cooling tower terlebih dahulu sebelum roti siap untuk dikemas. Proses

pendinginan ini bertujuan agar uap air yang terdapat pada roti dapat

keluar terlebih dahulu secara optimal. Apabila roti dikemas dalam

kondisi yang masih panas akan lebih berpotensi menyebabkan roti

mudah berjamur. Roti yang baru keluar dari oven juga umumnya

kondisinya masih lembek. Khusus untuk roti tawar, jika roti tersebut

langsung dipotong, maka roti akan lebih mudah rusak sehingga

bentuknya tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Setelah

mencapai suhu yang telah ditetapkan, roti selanjutnya siap untuk

dikemas. Khusus untuk roti tawar, roti akan dipotong terlebih dahulu.

Selain itu juga dilakukan proses sortir untuk memastikan bahwa roti

yang akan dikemas adalah roti yang telah memenuhi persyaratan mutu

yang ditetapkan. Pada kemasan Sari Roti selalu tercantum kode

produksi dan dilengkapi dengan tanggal baik sebelum, yang menyatakan

roti baik untuk dikonsumsi sebelum tanggal yang tertera pada

kemasan.Khusus untuk roti tawar Sari Roti, tanggal baik sebelum tertera

pada kwiklok atau penjepit kemasan roti. Roti yang telah dikemas

selanjutnya akan dilewatkan terlebih dahulu pada metal detector. Hal ini

bertujuan agar roti yang akan dijual kepada konsumen bebas dari

kontaminasi fisik dan tidak membahayakan konsumen. Proses metal

detecting ini juga merupakan salah satu bagian implementasi sistem

HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) pada proses

pembuatan Sari Roti. Roti yang telah lolos dari metal detector

Page 16: Laporan MPO

16

selanjutnya akan disusun pada krat khusus, diserahkan kepada gudang

Finished Goods dan siap untuk didistribusikan.

3) Distribusi

Proses pendistribusian produk Sari Rotiberlangsung selama 24

jam. Dan untuk menjamin bahwa produk yang sampai kepada konsumen

adalah produk yang fresh, Sari Roti dibuat setiap hari, sehingga setelah

Sari Roti selesai diproduksi, Sari Roti akan segera dikirimkan kepada

konsumen, baik melalui jalur traditional market maupun modern market.

Dengan 6 pabrik yang ada saat ini yang tersebar di daerah Bekasi (Jawa

Barat), Pasuruan (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), dan juga

Medan (Sumatera Utara), hingga saat ini Sari Roti akan mudah

didapatkan di wilayah Pulau Jawa, Bali, Lampung, dan Sumatera Utara.

2. Perancangan dan Pengelolaan Tenaga Kerja PT Nippon Indosari Corpindo

Tbk

Perencanaan merupakan suatu hal yang sangat penting terutama bagi

organisasi / perusahaan, yakni untuk menetapkan tujuan, apa yang akan di raih

selama periode/ waktu yang akan datang dan apa yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan tersebut. Tak terkecuali perencanaan tenaga kerja (Sumber

Daya Manusia) yang merupakan hubungan vital antara perencanaan strategik

dan manajemen SDM. Pengelolaan tenaga kerja adalah kata lain untuk

manajemen personalia, manajemen sumber daya manusia, atau manajemen

tenaga kerja (Sondang, 2005).

a. Desain PekerjaanPT Nippon Indosari Corpindo Tbk

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dalam mengelola perusahaan

dipimpin oleh 3 pemimpin yaitupresiden direktur, direktur dan direktur

operasional serta dibantu oleh beberapa manajer dan beberapa kepala

bagianyang terstrukturdengan baik. Pembagian tugas dalam struktur

organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 17: Laporan MPO

17

1) Presiden Direktur

Adalah pimpinan tertinggi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk memiliki

wewenang penuh terhadap perusahaan. Dalam pelaksanaannya, presiden

direktur dibantu oleh seorang direktur.

2)  Direktur

Direktur bersama-sama dengan direktur operasional membantu presiden

direktur dan bertanggung jawab penuh atas jalannya kegiatan

operasional perusahaan.

3) Direktur Operasional

Direktur operasional bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan

perusahaan sehingga tujuan dari perusahaan tercapai, yakni mencapai

prestasi yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk yang bermutu.

4) Marketing Manager

Bertanggung jawab dalam hal pemasaran produk, melakukan survey

pasar dengan melakukan penilaian terhadap competitor, menampung

keluhan konsumen yang masuk, membuat konsep awal produk-produk

pengembangan yang telah diperkirakan akan segera diluncurkan

bersama dengan bagian produk, dan melakukan perhitungan biaya

keseluruhan.

5) General Manager (GM) Finance and Accounting

Bertanggungjawab atas aliran keuangan yang dilakukan oleh PT Nippon

Indosari Corpindo Tbk termasuk pembukuannya. Departemen ini

terbagi menjadi beberapa sub bagian,yaitu :

a) Finance and Accounting Manager (FAM)

Bertanggungjawab untuk mengawasi keuangan hasil penjualan dan

juga bertugas dalam menghitung stock opname terhadap bahan

baku,biaya pajak, biaya produk-produk yang ditolak atau

dikembalikan, maupun biaya operasional umum. FAM Cikarang

Page 18: Laporan MPO

18

membawahi accounting yang bertanggungjawab tehadap tagihan-

tagihan para supplier,outlet, agen dan yang lainnya.

b) Internal Audit (IA) and System Procedur Manager

Internal Audit bertugas melakukan pemeriksaan terhadap keuangan

perusahaan dan pemeriksaan terhadap sistem perusahaan serta

bertanggung jawab kepada direktur operasional dan keputusan

diserahkan kepadanya. Sistem prosedur memiliki tugas membuat

sistem atau prosedur pembayaran, penagihan, dan hal-hal yang

berhubungan dengan bagian accounting serta audit yang akan

dibakukan oleh perusahaan.Bagian ini juga bertanggungjawab

melakukan audit internal semua kegiatan yang berlangsung dalam PT

Nippon Indosari Corpindo Tbk serta mengawasi prosedur SOP yang

berlaku di perusahaan.

c) Purchasing Manager

Bertanggung jawab penuh terhadap pengadaan barang-barang untuk

perusahaan,baik untuk keperluan produksi maupun untuk keperluan

perusahaan lainnya.

d) Information Technology Manager

Bertanggung jawab terhadap sistem jaringan informasi dalam PT

Nippon Indosari Corpindo Tbk, serta bertugas pula dalam hal

komputerisasi di perusahaan.

6) Product Development and Quality Assurance (PDQA) Manager

Bertanggung jawab terhadap pengembangan produk, menciptakan

produk baru, pengawasan bahan baku, pengawasan saat proses produksi,

dan pengawasan mutu produk. PDQA terbagi atas dua bagian yaitu :

a) Product Development (PD)

Bertugas untuk melakukan pengembangan produk

baru,pengembangan produk yang sudah ada dengan beberapa

alternative

Page 19: Laporan MPO

19

b) Quality Assurance (QA)\

Bertanggung jawab atas kualitas mutu dan jaminan mutu produk

yang dihasilkan, perbaikan, dan pengontrolan ( pengawasan ) mutu

produk dengan rangkaian sistem pendukung seperti GMP (Good

Manufacturing Practices), SSOP (Sanitation Standard Operating

Procedures), HACCP (Hazard Analysis and Critical Point), dan

Sistem Jaminan Halal (SJH). Pengontrolan dilakukan dari dalam

yaitu dari area produksi langsung dan berdasarkan kontak keluhan

konsumen.

7) National Sales Manager

Bertanggung jawab terhadap penjualan produk, biasanya dilakukan

penetapan target jumlah penjualan yang harus dicapai.Bagian ini terbagi

menjadi beberapa sub bagian, yaitu :

a) Branch Sales Jabotabek

Bertanggung jawab terhadap pengaturan penjualan produk pada

agen- agen di daerah Jabotabek hingga Purwakarta dan Banten.

b) Branch Sales Jawa Barat

Bertanggung jawab terhadap pengaturan penjualan produk pada

agen-agen di daerah Bandung dan Cirebon.

c) Key Account

Bertanggung jawab untuk menganalisa pasar, produk-produk yang

ada di pasaran menganalisa produk pada RO (Reguler Outlet) yaitu

untuk estimasi banyaknya produk yang akan dijual, menangani

display produk yang ada di pasaran serta bertanggung jawab terhadap

pembukuan outlet-outlet baru.

8) Supply Chain Management (SCM).

Bertugas dalam hal inventori bahan baku,pendistribusian produk jadi.

Departemen ini terbagi menjadi 2 sub bagian, yaitu :

a) Production Planning and Inventory Control (PPIC)

Page 20: Laporan MPO

20

Bertanggung jawab mengatur atau merencanakan banyaknya produk

yang akan diproduksi, menerima, dan mengeluarkan bahan baku.

Production Planning bertugas mengumpulkan data tentang estimasi

penjualan produk dalam rangka penentuan permintaan barang.

Inventory Control bertugas mengatur mengatur pemesanan,

penerimaan, penyimpanan bahan baku serta penggunaanya dalam

produksi agar tidak terjadi penumpukan bahan baku di gudang.

b) Finished Goods (FG) and Distribution

Finished Goods bertanggung jawab terhadap barang (produk jadi)

yang akan dikirim. Distribution bertanggung jawab mengatur

pengiriman barang yang telah di kemas ke RO (Reguler Outlet),

distribution channel dan agen berdasarkan jumlah barang, agen atau

outlet , serta area pemasaran.

9) General Manager Plant

Bertanggung jawab terhadap kegiiatan opersional produksi roti.

Departemen ini terbagi menjadi dua sub bagian, yaitu :

a) Production Assistant Manager

Bertanggung jawab terhadap semua hal yang terkait produksi dari

tahap pencampuran hingga pengemasan, yaitu serah terima bahan

baku dari gudang bahan baku hingga pengemasan barang jadi serta

pengawasan serah terima barang jadi ke bagian finished goods.

b) Technician Assistant Manager

Bertanggung jawab terhadap pengaturan, pengawasan dan perbaikan

mesin dan peralatan yang digunakan oleh PT Nippon INdosari

Corpindo Tbk.

10) Human Resources and Development-General Affair (HRD-GA)

Manager

Bertanggung jawab terhadap hal yang berhubungan dengan hak dan

kewajiban sumber daya manusia dalam PT Nippon Indosari Corpindo

Page 21: Laporan MPO

21

Tbk serta kegiatan operasional perusahaan secara umum. Departemen

ini terbagi menjadi dua sub bagian, yaitu :

a) HRD Head

Bertugas mengatur prihal penerimaan karyawan dan pemenuhan

kebutuhan jumlah karyawan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk,

mengatur hak dan kewajiban karyawan, fasilitas karyawan dalam

bentuk uang serta bertugas untuk menjalankan fungsi sosial

perusahaan seperti acara kunjungan pihak luar (masyarakat umum)

dan penerimaan praktek lapang atau magang.

b) General Affair (GA)

Bertanggung jawab terhadap operasional perusahaan non produksi

secara umum seperti pembayaran listrik, telepon, air, taman,

kebersihan serta fasilitas karyawan seperti baju kerja, loker, kantin,

dan lain-lain.

Page 22: Laporan MPO

22

Gambar 1.Bagan Susunan Jabatan di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

Beberapa Komisaris

Presiden direktur

Komisi Audit

Direktur :1. Direktur2. Direktur

Kepatuhan3. Direktur

Pengembangan Produk

4. Direktur Pembelian

5. Direktur Independen

Audit Internal

CEO

Sekretaris Perusahaan hukum

Manajer direksi Direktur Hubungan investor

Public Relation

Sistem Distribusi

Operasi Keuangan dan akuntansi

Produksi Projek Pembangunan

Page 23: Laporan MPO

23

b. Metode Penarikan Tenaga Kerja PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk melakukan penarikan tenaga

kerja untuk ditempatkan sebagai karyawan berdasarka tingkat pendidikan

seperti contoh karyawan dengan pendidikan SMA akan di tempatkan di

bagian produksi untuk membuat roti, mereka akan dilatih tentang

bagaimana cara membuat roti, menakar bahan baku yang akan

dicampurkan, menata hasil produksi di rak pendinginan, serta mengemas

hasil produksi dikemasan besar untuk dimasukkan ke dalam mobil

pengangkut. Penarikan tenaga kerja PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

seperti penarikan pada umumnya perusahaan, dengan membuka lowongan

pekerjaan, kemudian terdapat tes dari tes tulis, wawancara, kesehatan, dll.

Karyawan keseluruhan yang ada di PT Nippon Indosari Corpindo

Tbk berjumlah 1200 orang, Sehingga bisa terus mengoperasikan produksi

selama 24 jam, karyawan Sari Roti ditetapkan berdasarkan Hold

Employment Constant sehingga ketika demam naik atau turun perusahaan

tetap melakukan penarikan karyawan dan mempesiunkan karyawannya.

c. Upaya Peningkatan Produktifitas dan KompensasiPT Nippon Indosari

Corpindo Tbk

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk memiliki karyawan pria dan

wanita dari berbagai tingkat pendidikan mulai dari sekolah menengah atas

sampai dengan tingkat sarjana. Karyawan terdiri dari 2 yaitu :

1) Karyawan tetap, yaitu tenaga kerja yang bekerja secara tetap tanpa

jangka waktu kontrak

2) Karyawan tidak tetap, yaitu tenaga kerja yang bekerja dalam jangka

waktu tertentu, baik secara langsung dikontrak oleh perusahaan maupun

melalui yayasan.

Pembagian jam kerja untuk karyawan PT Nippon Indosari

Corpindo Tbk terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

Page 24: Laporan MPO

24

1) Karyawan staf waktu kerja dalam seminggu adalah lima hari kerja dari

Senin hingga Jumat. Contoh : manager fungsional, administrasi, staff

tata usaha, dll.

2) Karyawan non staf yang ditempatkan pada bagian produksi dan raw

material. Waktu kerja selama enam hari dalam seminggu dengan jumlah

jam kerja tujuh jam sehari dan waktu istirahat selama satu jam, dengan

pembagian waktu tiga shift. Contoh seperti satpam, cleaning service,

karyawan produksi harian, raw material.

Sehingga dalam PT Nippon Indosari Corpindo Tbk terjadi keseimbangan

tenaga kerja di perusahaan tersebut.

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, gaji pokok yang diberikan

ditetapkan atas dasar nilai jabatan, golongan jabatan, pendidikan, keahlian,

prestasi, dan pengalaman kerja. Selain gaji pokok, semua karyawan

mendapatkan beberapa macam tunjangan. Tunjangan yang diberikan

adalah tunjangan kesehatan, tunjangan premi hadir, dan tunjangan

transportasi. Sistem penggajian dan upah lembur yang berlaku untuk

karyawan bagian produksi berdasarkan pada Upah Minimum Regional

(UMR) yang berlaku, dalam hal ini Upah Minimum Regional Semarang.

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk menggunakan sistem SAP

dalam mengelola perencanaan kerja dan SDM mereka sehingga lebih

mudah dan efisie dibandingkan menggunakan sistem manual, mereka

menggunakan SAP untuk memantau proses bisnis dan pengambilan

keputusan untuk mengembangkan bisnisnya, selain itu perusahaan dapat

menghemat biaya karena waktu untuk melakukan perancangan kinerja dan

juga SDM dapat dilakukan dengan singkat.

Beberapa pelatihan yang diberikan Perseroan kepada karyawan

baik berupa pelatihan didalam maupun di luar Perseroan adalah :

1) GMP (Good Manufacturing Practice) dan SSOP (Sanitation Standard

Operating Procedure)

Page 25: Laporan MPO

25

2) Keselamatan Kerja (K3)

3) WIT (Work Instruction Training)

4) TPM (Total Productivity Maintenance)

5) Baking Training School

6) HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point)

7) Training

8) Sosialisasi kebijakan dan SOP (Standard Operating Procedure) dari

LPPOM MUI

9) Pelatihan Pajak

Beberapa fasilitas yang didirikan oleh perusahaan untuk

meningkatkan produktivitas karyawan dan kesejahteraan tenaga kerja

dengan menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :

1) Makan

Penyediaan makan siang gratis bagi seluruh karyawan, serta makan sore

dan malam khusus untuk karyawan shift kedua dan ketiga. Penyediaan

koperasi dalam bentuk simpan pinjam dan penjualan dengan harga

murah yang bertujuan untuk mensejahterakan dan memudahkan

karyawan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2) Poliklinik

Fasilitas kesehatan berupa poliklinik di pabrik dan penggantian biaya

pengobatan jika berobat di luar. Pemberian jaminan sebesar 100% dari

total biaya perawatan rumah sakit yang diberikan kepada karyawan yang

bersangkutan atau kepada istri dan dua orang anak yang sah terdaftar di

perusahaan. Perusahaan memberikan bantuan untuk kelahiran bagi

karyawan wanita atau istri karyawan yang akan melahirkan. Selain itu

juga terdapat jaminan kesehatan (Jamsostek) bagi seluruh karyawan

yang meliputi jaminan kematian, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan

hari tua.

Page 26: Laporan MPO

26

3) Cuti

Pemberian cuti tahunan kepada karyawan selama 12 hari kerja dengan

upah penuh kepada karyawan yang telah bekerja selama 12 bulan

berturut-turut. Khusus bagi karyawan wanita mendapatkan cuti hamil

tiga bulan dan cuti nikah selama dua hari.

4) Pakaian

Pemberian pakaian seragam untuk karyawan bagian produksi dan staf

sebanyak tiga stel setiap tahunnya. Untuk karyawan bagian produksi dan

PDQA diberikan berupa baju berwarna putih, celana putih

panjang, hairnet, masker, sarung tangan, dan sepatu karet putih.

5) Training

Pembinaan dan pengembangan karyawan seperti

pengadaan training kepada setiap karyawan.

6) Transportasi

Fasilitas transportasi berupa bus antar jemput khusus bagi karyawan

yang tinggal di luar daerah Cikarang, yakni Bekasi dan Jakarta.

7) Tempat ibadah

Fasilitas ibadah yang disediakan berupa musholla di dalam lingkungan

perusahaan.

d. Hambatan dan Solusi Alokasi Tenaga KerjaPT Nippon Indosari Corpindo

Tbk

Karyawan keseluruhan yang ada di PT Nippon Indosari

Corpindo Tbk 1200 orang.System pengupahannya sendiri menggunakan

uang tunai.Gaji pokok yang diberikan ditetapkan atas dasar nilai jabatan,

golongan jabatan, pendidikan, keahlian, prestasi, dan pengalaman kerja.

Selain gaji pokok, semua karyawan mendapatkan beberapa macam

tunjangan.Sistem penggajian dan upah lembur yang berlaku untuk

karyawan bagian produksi berdasarkan pada Upah Minimum Regional

(UMR) yang berlaku.

Page 27: Laporan MPO

27

Kendala yang dihadapi dalam hal alokasi tenaga kerja adalah

semakin berkurangnya jumlah pekerja.Faktornya adalah karena di sekitar

pabrik PT Nippon Indosari Corpindo Tbk ini banyak berdiri pabrik-

pabrik lain yang mempunyai sistem pengupahan yang lebih besar dari

pada sistem pengupahan di PT Sari roti sendiri.Sehingga banyak dari

karyawan borongan yang berpindah profesi menjadi buruh pabrik di

pabrik-pabrik baru tersebut.

B. PT Coca Cola Amatil Indonesia

1. Profil Perusahaan PT Coca Cola Amatil Indonesia

a. Kondisi Umum PT Coca Cola Amatil Indonesia

PT Coca Cola Amatil Indonesia, Central Java terletak di desa

Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Pabrik dan

Kantorterletak dalam satu lokasi, yang terletak di Jalan Raya Semarang-

BawenKM 30, PO BOX 119 Ungaran 50501 Jawa Tengah.Berdiri di area

seluas 7 hektar, 3,2 hektar nya merupakan lokasi pabrik, kantor gudang,

dan pemasaran. Sedangkan sisanya untuk gudang dan pemasaran. PT Coca

Cola Amatil Indonesia mulai beroperasi pada 5 Desember 1979. Produk-

produknya antara lain adalah Coca Cola, Sprite, Minute Maid Pulpy, Fanta,

Mineral Water bernama Bonaqa, Tie in bottle dengan label Hi-C.

Mesin-mesin yang digunakan berasal dari luar negeri. Kapasitas

produksi untuk minuman botol adalah 500 botol per menit dan ini

merupakan kapasitas maksimal. Sedangkan kemampuan memproduksi

minuman kaleng adalah 300 kaleng per menit. Kemampuan memproduksi

air mineral adalah 100 botol permenit. Kapasitas mesin dalam

memproduksi minuman dalam kaleng dan air mineral dalam botol masih

bisa ditambah. Dalam pembuatan minuman Coca Cola, PT Coca Cola

Amatil memiliki beberapa bagian atau divisi dimana bagian-bagian tersebut

melaksanakan tugasnya masing-masing dan membentuk sistem produksi.

Page 28: Laporan MPO

28

b. Kondisi Wilayah PT Coca Cola Amatil Indonesia

Lokasi PT Coca Cola Amatil Indonesia yakni berada di kota

Ungaran yang merupakan ibu kota kabupaten Semarang, tepatnya di

Kelurahan Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Perusahaan

terletak di 1100 25’ 23,91” Bujur Timur dan 70 12’ 43,63” Lintang Selatan.

Ketinggian dari lokasi pabrik ± 1000 mdpl. Rata-rata curah hujan di daerah

lokasi pabrik adalah 1979 ml dengan banyaknya hari hujan adalah 104 hari.

PT Coca Cola Amatil Indonesia memiliki batasan-batasan pabrik dimana

sebelah Utara adalah perusahaan lain, sebelah Selatan adalah Jalan Raya

Semarang-Salatiga, sebelah Timur adalah Pabrik PT Apac Inti, dan sebelah

Barat adalah PT. Sinar Sosro.

PT Coca Cola Bottling Indonesia Central Java, terletak diatas

tanah seluas 6 Ha di Jalan raya Semarang Bawean Km 30 PO BOX

119,Ungaran. Tepatnya di kelurahan Harjosari, Kec. Bawen, Kab.

Semarang. Pembagian tanah seluas 6 Ha meliputi 2 bagian yaitu bangunan

utama dan bangunan pendukung gedung perkantoran yaitu bangunan

kantor central marketing, bangunan kantor administrasi, bangunan

departemen operating, bangunan koperasi, terdiri dari pertokoan dan

percetakan, bangunan bahan kimia, bangunan kemasan kosong, bangunan

gudang logistic, bangunan full atau botol isi, bangunan bagian mesin,

bangunan penjagaan satpam, bangunan poliklinik,bangunan ibadah,

bangunan tempat parkir, bangunan bengkel, bangunan tempat pebolahan

limbah, bangunan kamar mandi,bangunan ruang tamu,dan bangunan

tempat istirahat dan kantin.

c. Sejarah PT Coca Cola Amatil Indonesia

Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886

oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia,

Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang

kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat

Page 29: Laporan MPO

29

sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat

bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian,

iamenciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan

lahirlah logo paling terkenal di dunia.

Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di

apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon

yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada

tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun

1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang

kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.

Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan

cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-

Cola. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus,

lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas,

tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan

mendorong penjualan.

Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak

mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk

membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai

namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong

penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja

menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti

selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh

pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945,

Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.

d. Visi dan MisiPT Coca Cola Amatil Indonesia

Saat ini semua pabrik Coca-Cola Amatil Indonesia di seluruh

Indonesia bertekad untukmeningkatkan nilai pemegang saham dengan

menjadiperusahaan minumannon-alkohol terdepan dalam memuaskan

Page 30: Laporan MPO

30

konsumen dan pelanggan denganproduk dan layanan berkualitas tinggi

melalui kinerjaorang-orang yang dinamis dan berdedikasi.Sehubungan

dengan kemajuann di era globalisasimaka sebuah perusahaan besar perlu

memfokuskan diridengan tujuanbisnisnya dengan harapan sasaran

tergetnya dapat dicapaidengan efektifitasdan efesiensi.Agar dapat

memenuhi semua itu maka perlu adanya penangananpihak ketiga untuk

pengelolaan Sumber Daya Manusia.Misi Coca-Colaadalah menjadi

perusahaan air minum terkemuka di dunia dan salah satu kunciuntuk

mencapai hal ini adalah kinerja dari para karyawan.

e. Proses Produksi PT Coca Cola Amatil Indonesia

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Coca Cola dalam

PT Coca Cola Amatil Indonesia terdiri dari:

1. Air

2. Gula

Jenis gula yang digunakan adalah gula murni

3. Concentrate

Concentrate memberi rasa, warna, aroma pada produk Coca Cola

4. Carbon Dioksida (CO2)

Carbon Dioksida berfungsi untuk menyegarkan produk Coca Cola

Selain bahan baku, terdapat juga bahan-bahan penolong,

diantaranya: Kaporit, lime ( Ca(OH2), Fero Sulphate (FeSO4), Filter

Aid,Active Carbon, Sand Filter, Resin, Caostic Soda, dll.

Bagian-bagian yang membentuk proses produksi terdiri atas:

1. Bagian gudang

Di gudang bahan-bahan berkualitas terbaik yang terdiri atas gula

standart industri, air murni, carbonasi dan concentrate diseleksi.

2. Bagian pencampuran

Pada tahap selanjutnya adalah pembuatan syrup yang merupakan

campuran antara air gula dan concentrate. Kemudian airnya disaring

Page 31: Laporan MPO

31

untuk mendapatkan kualitas terbaik. Para teknisi pengawasan mutu

menguji air tersebut berkali-kali sebelum digunakan untuk membuat

produk akhir. Setelah pencampuran tersebut kemudian ditambahkan

carbon dioksida.

3. Bagian pencucian

Dalam bagian ini botol-botol dicuci, dibilas, kemudian disterilkan

dengan disinfectan. Rangkaian botol dari gelas atau plastik PET

(Polyethelyne teraphtalate) maupun kaleng sekarang dalam jumlah

sangat besar siap untuk diisi dengan produk akhir. Botol-botol pun harus

melalui pemeriksaan yang amat teliti. Pertama-tama dicuci dan dibasuh

kemudian diperiksa secara elektronik dan manual. Barulah botol-botol

tersebut siap untuk diisi.

4. Bagian pengisian dan penutupan

Botol-botol yang telah bersih dan disterilkan tersebut kemudian diisi.

Botol demi botol diletakkan diatas ban berjalan agar dapat terisi secara

otomatis. Cara tersebut menjamin jumlah dalam tiap botol akurat, dan

penutupan botol secara otomatis menjamin kadar higienis yang

sempurna pula.

5. Bagian pengkodean

Dalam proses ini, botol-bool yang telah terisi dan sudah diperiksa

jumlah dalam tiap botol dan kadar higienis yang sempurna kemudian

diberi kode sesuai dengan tanggal, bulan, dan shift pabrik pembuatan

6. Pengemasan dan pengangkutan

Setelah diberi kode produksi dan label, kemudian dikemas dalam

karton-karton atau dimasukkan di dalam krat. Selanjutnya pusat

penjualan siap untuk mengirimkan produk-produk Coca Cola menuju

lebih dari 420000 gerai(outlet) yang menjual produk-produk Coca Cola

di Indonesia.

Page 32: Laporan MPO

32

Sebagian besar produk-produk tersebut diditribusikan melalui

lebih dari 120 pusat penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk-

produk tersebut diangkut ke pusat-pusat penjualan oleh armada truk

berukuran besar dan kemudian didistribusikan ke pedagang-pedagang

eceran oleh kendaraan distribusi yang lebih kecil. Apabila truk-truk

penjualan ditempatkan berderet, maka akan bisa sepanjang 17 km. Hal ini

lah yang membuat perusahaan Coca Cola sebagai salah satu perusahaan

distribusi terbesar di Indonesia.

Proses produksi pembuatan produk PT Coca Cola Amatil

Indonesia, diantaranya:

1. Pengolahan air (water treatment)

Awalnya air diambil dari sumur artetis dengan kedalaman 80 meter. Air

yang diambil ditaruh dalam bak penampungan. Dari sini air dialirkan ke

suatu tangki yang disebut acelator tank. Di dalam air ini di tambah

bahan kimia yaitu kaporit, lime, dan fero sulphate sehingga terjadi

proses koagulasi. Dari acelator didapatkan air jernih yang dialirkan

untuk ditampung di dalam clear water tank. Setelah itu di saring dari

endapan kotoryang mungkin masih teriku. Setelah itu dialirkan ke

carbon filter yang didalamnya berisi active carbon. Disini air dibebaskan

dari clorin dan bau. Proses terakhir dari water softener ini adalah air

disaring melalui micron filter. Air yg sudah keluar sudah bisa di minum

tanpa direbus. Jadi hasil akhir dari proses ini adalah air memenuhi syarat

untuk diminum.

2. Pembuatan syrup

Mula-mula, air yang diambil dari water treatment di tampung di sebuah

tangki kemudian dicampur gula pasir sambil dipanasi, suhu pemanasan

tidak boleh lebih dari 25 derajat celcius. Setelah itu dicampur dengan

active karbon untuk menghilangkan bau dan warna, setelah itu disaring

dengan filter proses. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan bakteri. Di

Page 33: Laporan MPO

33

dalam finish syrup tank inilah concentrate ditambahkan dan

penambahan ini sesuai dengan minuman yang akan diproduksi apakah

coca cola, sprite, fanta, atau yang lain.

3. Proses pencampuran

Pencampuran antara air dan deaerator tank dengan finish syrup ini diatur

konsentrasinya oleh flo mix dengan standar yang sudah ditentukan. Di

dalam proses mixing ini pula dilakukan proses pendinginan oleh unit

pendingin. Unit pendingin ini dihubungkan dengan Carbo Cooler tank

dan juga dihubungkan dengan deaerator tank. Sekarang minuman

mempunyai kurang lebih 5 derajat celcius dan akan dicampur dengan

CO2.

4. Pemurnian CO2

Carbon dioxide yang akan dipergunakan untuk bahan minuman adalah

carbon dioxide dalam bentuk cair dan dikemas dalam tabung-tabung

kecil masing-masing memuat 30 kg. Dari tangki-tangki ini CO2 akan

dimurnikan dalam sebuah instalasi yang disebut CO2 purifier.

5. Pengemasan

a) Botol

Botol kosong diambil dari konsumen, dister-dister dibersihkan

melalui mesin, setelah itu di isi produk, dan proses terakhir adalah

menutup botol dengan penutup dua lapis.

b) Can/ kaleng

Kaleng yang digunakan dalam proses produksi adalah jenis beverage

can, yakni kaleng yang khusu untuk mengemas minuman. Jenis

kaleng ini pada bagian dalam dilapisi dengan coating enamel dan

tahan tekanan. Setelah itu kaleng akan menuju tempat mesin pengisi

kaleng. Sesudah diisi minuman kaleng, mesin itu akan menuju mesin

penutup kaleng yang dilengkapi dengan CO2 device yang tujuannya

untuk meniup angin yang ada diatas minuman dalam kaleng masih

Page 34: Laporan MPO

34

terbka sesaat akan ditiup. Setelah itu masuk mesin yang kerjanya

adalah memilih kemasan yang isinya kurang atau lebih.

2. Perancangan dan Pengelolaan Tenaga KerjaPT Coca Cola Amatil Indonesia

Perancangan dan pengelolaan tenaga kerja penting bagi sebuah

perusahaan. Perancangan yang dilakukan salah satunya adalah penarikan

tenaga kerja. Penarikan (recruitment) pegawai merupakan usaha untuk

memperoleh sejumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan, terutama

yang berhubungan dengan penentuan kebutuhan tenaga kerja, penarikan,

seleksi, orientasi dan penempatan. Penarikan pegawai bertujuan menyediakan

pegawai yang cukup agar manajemen dapat memilih karyawan yang

memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan (Malthis dan Jackson, 2006).

a. Desain pekerjaanPT. Coca-Cola Amatil Indonesia

PT. Coca-Cola Amatil Indonesia merupakan salah satu perusahaan

besar di Indonesia dalam produk minuman ringan (softdrink).Perusahaan

ini juga memilih calon karyawan dengan kualifikasi yang kompeten,

dinamis dan berdedikasi tinggi sesuai dengan tujuan perusahaan.Desain

pekerjaan merupakan faktor yang penting dalam suatu perusahaan. Desain

pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan

kepada karyawan, atau rincian tugas dan cara pelaksanaan tugas atau

kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas

itu dilaksankan, dimana tugas itu dikerjakan dan hasil apa yang diharapkan.

Secara garis besar dibawah ini akan diuraikan mengenai tugas dan

wewenang dari organisasi PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Jawa

Tengah :

1. General Manager (GM)

General manager berwenang untuk menetapkan kebijakan

strategis perusahaan sebagaimana dituangkan dalam rencana jangka

panjang, rencana kerja, anggaran perusahaan, dan rencana operasional

Page 35: Laporan MPO

35

lainnya. General manager juga memiliki tugas yang harus ia laksanakan.

Tugas-tugas GM yaitu :

a. Merencanakan, membina dan mengembangkan efektivitas dan

efisiensi organisasi perusahaan sesuai dengan kebutuhan.

b. Memelihara dan mengelola kekayaan perusahaan berdasarkan

prinsip, peraturan, dan ketentuan yang berlaku.

2. Technical Operational Manager (TOM)

Manajer operasional teknis ini juga mempunyai wewenang

yaitu membimbing dan mengawasi para kepala bagian yangb menjadi

bawahannya.Sama seperti GM, manajer operasional teknis ini juga

mempunyai tugas yang harus dilakukan. Tugas-tugas tersebut yaitu:

a. Bertanggungjawab atas kegiatan produksi secara keseluruhan.

b. Mengatur keseimbangan antara investasi dan produksi.

c. Melaksankan instruksi General manager.

3. Human Resources Manager (HRM)

Wewenang dari manajer ini adalah bertanggungjawab atas

barang-barang (inventaris) perusahaan. Tugas-tugas dari HRM ini

adalah:

a. Bertanggung jawab tentang penyediaan tenaga kerja, pengembangan

karir, dan kesejahteraan karyawan.

b. Bertanggungjawab terhadap terlaksananya tertib administrasi yang

menyangkut surat-surat atau dokumentasi perusahaan.

4. Finance Manager(FM)

Manajer keuangan berwenang untuk bertanggungjawab dan

mengawasi atas penggunaan dana perusahaan. Tugas-tugasnya adalah :

a. Mengkoordinir tugas-tugas karyawan.

b. Melaksanakan tertib administrasi yang berhubungan dengan sistem

dan prosedur akuntansi.

5. General Sales Manager (GSM)

Page 36: Laporan MPO

36

Manajer Pemasaran berwenang untuk mengkoordinir dan

bertanggungjawab atas seluruh kegiatan pemasaran, promosi,

pengelolaan pasar dan warehouse yang ada.Pengelolaan pasar ini baik

ke pengecer maupun langsung ke konsumen.Tugas manajer pemasaran

adalah merumuskan serta menetapkan kebijakan strategis dan

operasional bagian pemasaran sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

6. Information System Manager (ISM)

Wewenang dari seorang manajer sistem informasi adalah

memastikan setiap informasi yang dibutuhkan perusahaan.Tugasnya

adlah menyediakan informasi kepada semua unit kerja.Manajer ini juga

berhubungan dengan penggunaan mesin-mesin untuk melakukan

produksi.

7. Public Relation Manager (PRM)

Wewenang dari manajer humas adalah membela produk yang

menghadapi masalah public. Masalah-masalh yang dihadapi salah

satunya adalah complain dari para konsumen tentang produk. Tugas-

tugasnya adalah membantu peluncuran produk baru, membangun minat

konsumen terhadap suatu kategori produk serta mempengaruhi

kelompok sasaran tertentu.

b. Metode Penarikan Tenaga Kerja PT. Coca-Cola Amatil Indonesia

Perekrutan tenaga kerja merupakan salah satu hal yang harus

dicermati. Tenaga kerja atau karyawanlah yang akan membangun

perusahaan untuk lebih berkembang. Cara perekrutan SDM di PT Coca –

Cola Amatil Indonesia Central Java adalah dengan berbagai tes,

diantaranya tes tertulis, tes wawancara atau interview, tes kesehatan dan

training.Adanya tes – tes yang begitu banyak diharapkan PT. Coca – Cola

Amatil Indonesia Central Java benar – benar memperoleh tenaga kerja

yang berkulitas.Para calon karyawan juga harus memenuhi syarat yang

Page 37: Laporan MPO

37

diajukan oleh perusahaan.Pendaftaran para calon karyawan, dilakukan

dengan mengisi form yang dapat didownload di web coca-colaamatil.co.id,

setelah itu dikirim ke email perusahaan. Tenaga kerja di PT. Coca – Cola

Amatil Indonesia Central Java diprioritaskan di daerah setempat, akan

tetapi jika ada tenaga kerja di luar daerah tersebut yang sesuai dengan

kriteria maka dapat juga direkrut sebagai tenaga kerja.

c. Upaya Peningkatan Produktifitas dan Kompensasi PT Coca Cola Amatil

Indonesia

Salah satu aspek penting di dalam meningkatkan kemampuan serta

pemanfaatan kemampuan serta pemanfaatan sumber-sumber yang relatif

terbatas adalah mempergunakan sumber-sumber tersebut seefisien

mungkin. Penggunaaan sumber seefisien mugkin akan cenderung kearah

peningkatan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja adalah

perbandingan antara hasil kerja yang di capai dengan peran serta tenaga

kerja persatuan waktu (Sinungan, 2000)

Peningkatan Produktifitas karyawan merupakan suatu hal yang

harus dilakukan perusahaan. Peningkatan produktivitas akan meningkatkan

kinerja perusahaan. Dalam peningkatan kinerja karyawan PT Coca-Cola

Amatil Indonesia Central Java, perusahaan membuat peraturan dilarang

melakukan kegiatan lain yang mengganggu kinerja karyawan seperti salah

satunya berbicara dengan karyawan lain yang sifatnya tidak berhubungan

dengan pekerjaan membuat karyawan terganggu. Untuk menaikan kinerja

karyawan perusahaan harus melakukan berbagai macam cara sehingga

karyawan bisa bekerja lebih maksimal. Beberapa caranya yaitu:

1. Dekat dengan karyawan

Motivasi tak perlu diberikan oleh atasan, tetapi bisa

dimunculkan dari dalam diri karyawan sendiri. Caranya adalah dengan

dekat dengan karyawan, berbagi tujuan perusahaan, dan menumbuhkan

Page 38: Laporan MPO

38

sense of belonging yang tinggi, sehingga karyawan bisa memotivasi diri

mereka sendiri untuk meningkatkan kinerjanya.

2. Pujian

Tak ada orang yang tak suka ketika hasil pekerjaannya dipuji.

Mendapatkan pujian atas pekerjaan akan membuat mereka merasa

mampu dan telah bekerja dengan baik. Pada gilirannya ini akan

menumbuhkan semangat untuk bekerja. Kinerja mereka juga akan

semakinmembaik.

3. Peningkatan karir

Terkadang dalam bisnis yang berkembang dan memiliki skala

kecil, promosi tidak sering terjadi.Meski begitu, tak ada salahnya untuk

memotivasi karyawan.Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan

peningkatan atau perkembangan karir.

4. Buat fleksibel

Berikan karyawan sedikit kebebasan, namun tetap terpantau.

Kebebasan akan memberikan mereka kenyamanan bekerja, yang pada

akhirnya akan meningkatkan kinerja mereka.

5. Informasi kesuksesan perusahaan

Setiap 5 tahun sekali PT. Coca–Cola Amatil Indonesia Central

Java juga melakukan tes psikologi bagi karyawannya.Hal ini dilakukan

untuk menganalisis kembali kualitas SDM sehingga dapat mengetahui

apabila terjadi penurunan kerja.Untuk mengantisipasi atau menghindari

penurunan kerja, maka pada waktu tertentu perusahaan mengadakan

kegiatan refresing seperti out bond dan pariwisata.Kompensasi yang

diberikan perusahaan pada karyawannya adalah dalam bentuk tunai dan

non tunai. Tunai disini artinya adalah gaji yang didapatkan oleh

karyawan setiap bulan, sedangkan non tunai adalah tenaga kerja

mendapatkan berbagai fasilitas penunjang yang dapat dijadikan motivasi

kerja seperti adanya komisi intensif apabila dapat meningkatkan

Page 39: Laporan MPO

39

pemasaran produk, jaminan kesehatan dan juga jenjang karir yang

cukup baik sehingga motivasi atau semangat kerja karyawan tinggi.

d. Hambatan dan Solusi Alokasi Tenaga KejaPT Coca Cola Amatil Indonesia

Hambatan yang ada pada tenaga kerja dapat membuat kinerja

mereka menurun.Kinerja karyawan menurun, perusahaan pun tidak dapat

maju dan berkembang.Hambatan yang terjadi di perusahaan ini adalah

karyawan yang tidak disiplin, tidak teliti dalam bekerja dan lainnya.Solusi

yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan

memberikan teguran teguran kepada karyawan tersebut sehingga karyawan

tersebut salah dan tidak mengulangi lagi perbuatannya.

Page 40: Laporan MPO

40

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan mengenai Manajemen

Produksi dan Operasi di PT Nippon Indosari Corpindo dan PT Coca-Cola Amatil

Indonesia, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain adalah:

1. Perancangan danPengelolaan Tenaga Kerja PT Nippon Indosari Corpindo

a. Desain Pekerjaan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dalam mengelola perusahaan dipimpin

oleh 3 pemimpin yaitu presiden direktur, direktur dan direktur operasional

serta dibantu oleh beberapa manajer dan beberapa kepala bagianyang

terstruktur dengan baik.

b. Metode Penarikan Tenaga Kerja PT Nippon Indosari Corpindo

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk melakukan penarikan tenaga kerja untuk

ditempatkan sebagai karyawan berdasarkan tingkat pendidikan seperti

contoh karyawan dengan pendidikan SMA akan di tempatkan di bagian

produksi untuk membuat roti, mereka akan dilatih tentang bagaimana cara

membuat roti, menakar bahan baku yang akan dicampurkan, menata hasil

produksi di rak pendinginan, serta mengemas hasil produksi dikemasan

besar untuk dimasukkan ke dalam mobil pengangkut. Penarikan tenaga

kerja PT Nippon Indosari Corpindo Tbk seperti penarikan pada umumnya

perusahaan, dengan membuka lowongan pekerjaan, kemudian terdapat tes

dari tes tulis, wawancara, kesehatan, dll.

c. Upaya Peningkatan Produktifitas dan Kompensasi PT NipponIndosari

Corpindo

Pembagian jam kerja untuk karyawan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

40

Page 41: Laporan MPO

41

1) Karyawan staf waktu kerja dalam seminggu adalah lima hari kerja dari

Senin hingga Jumat. Contoh : manager fungsional, administrasi, staff

tata usaha, dll.

2) Karyawan non staf yang ditempatkan pada bagian produksi dan raw

material. Waktu kerja selama enam hari dalam seminggu dengan jumlah

jam kerja tujuh jam sehari dan waktu istirahat selama satu jam, dengan

pembagian waktu tiga shift. Contoh seperti satpam, cleaning service,

karyawan produksi harian, raw material.

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, gaji pokok yang diberikan ditetapkan

atas dasar nilai jabatan, golongan jabatan, pendidikan, keahlian, prestasi,

dan pengalaman kerja. Selain gaji pokok, semua karyawan mendapatkan

beberapa macam tunjangan. Tunjangan yang diberikan adalah tunjangan

kesehatan, tunjangan premi hadir, dan tunjangan transportasi. Sistem

penggajian dan upah lembur yang berlaku untuk karyawan bagian produksi

berdasarkan pada Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku, dalam

hal ini Upah Minimum Regional Semarang.

Beberapa fasilitas yang didirikan oleh perusahaan untuk meningkatkan

produktivitas karyawan dan kesejahteraan tenaga kerja dengan

menyediakan fasilitas-fasilitas seperti : makan, poliklinik, cuti, pakaian,

training, transportasi dan tempat ibadah.

d. Hambatan dan Solusi Alokasi Tenaga KerjaPT Nippon IndosariCorpindo

Kendala yang dihadapi dalam hal alokasi tenaga kerja adalah semakin

berkurangnya jumlah pekerja.Faktornya adalah karena di sekitar pabrik PT

Nippon Indosari Corpindo Tbk ini banyak berdiri pabrik-pabrik lain yang

mempunyai sistem pengupahan yang lebih besar dari pada sistem

pengupahan di PT Nippon Indosari Corpindo sendiri.Sehingga banyak dari

karyawan borongan yang berpindah profesi menjadi buruh pabrik di

pabrik-pabrik baru tersebut.

Page 42: Laporan MPO

42

2. Perancangan dan Pengelolaan Tenaga Kerja PT Coca-Cola Amatil

Indonesia

a. Desain pekerjaan PT Coca-Cola Amatil Indonesia

Secara garis besar, tugas dan wewenang dari organisasi PT. Coca-Cola

Amatil Indonesia Unit Jawa Tengah antara lain terdiri dari General

Manager (GM), Technical Operational Manager (TOM), Human

Resources Manager (HRM), Finance Manager (FM), General Sales

Manager (GSM), Information System Manager (ISM) dan Public Relation

Manager (PRM).

b. Metode Penarikan Tenaga KerjaPT Coca-Cola Amatil Indonesia

Cara perekrutan SDM di PT Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java

adalah dengan berbagai tes, diantaranya tes tertulis, tes wawancara atau

interview, tes kesehatan dan training.Adanya tes-tes yang begitu banyak

diharapkan PT Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java benar-benar

memperoleh tenaga kerja yang berkulitas.Para calon karyawan juga harus

memenuhi syarat yang diajukan oleh perusahaan.Pendaftaran para calon

karyawan, dilakukan dengan mengisi form yang dapat didownload di web

coca-colaamatil.co.id, setelah itu dikirim ke email perusahaan. Tenaga

kerja di PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Central Java diprioritaskan di

daerah setempat, akan tetapi jika ada tenaga kerja di luar daerah tersebut

yang sesuai dengan kriteria maka dapat juga direkrut sebagai tenaga kerja.

c. Upaya Peningkatan Produktifitas dan KompensasiPT Coca-Cola Amatil

Indonesia

Dalam peningkatan kinerja karyawan PT Coca-Cola Amatil Indonesia

Central Java, perusahaan membuat peraturan dilarang melakukan kegiatan

lain yang mengganggu kinerja karyawan seperti salah satunya berbicara

dengan karyawan lain yang sifatnya tidak berhubungan dengan pekerjaan

membuat karyawan terganggu. Untuk menaikan kinerja karyawan

perusahaan harus melakukan berbagai macam cara sehingga karyawan bisa

Page 43: Laporan MPO

43

bekerja lebih maksimal. Adapaun beberapa cara yang dilakukan yaitu

dengan dekat terhadap karyawan, memberikan pujian, peningkatan karir,

dibuat fleksibel serta memberikan informasi kesuksesan perusahaan.

d. Hambatan dan Solusi Alokasi Tenaga KejaPT Coca-Cola Amatil Indonesia

Hambatan yang ada pada tenaga kerja dapat membuat kinerja mereka

menurun. Kinerja karyawan menurun, perusahaan pun tidak dapat maju

dan berkembang. Hambatan yang terjadi di perusahaan ini adalah karyawan

yang tidak disiplin, tidak teliti dalam bekerja dan lainnya. Solusi yang

dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan

teguran teguran kepada karyawan tersebut sehingga karyawan tersebut

salah dan tidak mengulangi lagi perbuatannya.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

dan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia, maka beberapa saran yang dapat diajukan

adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya metode-metode yang dilakukan dalam penarikan tenaga kerja lebih

ditingkatkan lagi, agar tenaga kerja yang akan bekerj di perusahaan tersebut

dapat memenuhi kualifikasi pekerjaan.

2. Lebih meningkatkan kinerja dan produktifitas karyawan agar menghasilkan

produk yang baik bagi perusahaan.

3. Dalam menghadapi hambatan-hambatan sebaiknya pihak perusahaan

menerapkan peraturan yang tegas agar dapat di taati oleh para karyawan.

Page 44: Laporan MPO

44

DAFTAR PUSTAKA

Dessler, Gary. 2004. Manajemen Personalia terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.

Edison., Yuniar. 2009. Evaluasi Atas Sistem Produksi dalam Hubungannya dengan Efektifitas Operasi (Studi kasus pada PT. Goodyear Indonesia, Tbk). No 2/Vol 9/Oktober. Jurnal Ilmiah Ranggagading.

Ellitan Lena, 2002. Practices Of Human Resources Management And Sustainable Competitive Advantage.Journal of Management and Entrepreneurship vol: 4 no 2.

Husein, Umar. 2003. Business An Introduction. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kartika, 2011. Perencanaan dan Tenaga Kerja dalam Organisasi. http://kartika-s-n-fisip08.web.unair.ac.id/. Diakses pada tanggal 4 November 2014.

Malthis, L. Robert dan Jackson, H. Jhon. 2006. Human Resource Managemetnt. Edisi, Kesepuluh.  Jakarta : Salemba Empat

Mangkuprawira, Sjafri. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia.

Sinungan, Muchdrasah . 2000. Produktivitas, Apa Dan Bagaimana. Jakarta : Bumi Aksara

Sondang. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara

Sunarta, SE, MM. 2007. Perencanaan Sumber Daya Manusia (Kunci Keberhasilan Organisasi). Jurnal Perencanaan MSDM, Vol. 6, No. 1, Maret 2004: 2 – 8.

Tzu-Ju Ann Peng et. al. 2010. “Managing Triads in a Military Avionics Service Maintenance Network in Taiwan”. International Journal of Operations & Production Management, Volume 30, Issue 4, Pages 3.

Wahyono, Budi. 2012. Pengertian Manajemen Produksi. http://www.pendidikanekonomi.com. Diakses pada 03 Oktober 2014 pukul 13.00 WIB.

Yamit,Zulian. 2003. Manajemen produksi dan operasi. Yogyakarta: EKONISIA.