BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian...

25
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran umum Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10-15 April 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pembimbing klinik atau preceptor yang bekerja di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang berjumlah 21 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. 2. Karakteristik Responden Hasil untuk distribusi frekuensi karakteristik responden akan dijabarkan dan dipresentasikan dalam beberapa tabel sebagai berikut: a. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2014 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di RS Roemani Tahun 2014 (n=21) Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 6 28,6 Perempuan 15 71,4 Total 21 100

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

1. Gambaran umum Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah

Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10-15 April 2014.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pembimbing klinik atau

preceptor yang bekerja di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah

Semarang berjumlah 21 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi.

2. Karakteristik Responden

Hasil untuk distribusi frekuensi karakteristik responden akan

dijabarkan dan dipresentasikan dalam beberapa tabel sebagai berikut:

a. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di Rumah

Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2014

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

di RS Roemani Tahun 2014 (n=21)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 6 28,6

Perempuan 15 71,4

Total 21 100

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

52

Distribusi frekuensi jenis kelamin responden dari 21 responden

pembimbing klinik/preceptor di Rumah Sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang 28,6% laki-laki, dan 71,4% perempuan.

b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang Tahun 2014

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden

di RS Roemani Tahun 2014 (n=21)

Pendidikan Frekuensi Persentase

Ners 13 61,9

S1Kep 2 9,5

D3 Kep

D3 Keb

D4 Keb

2

3

1

9,5

14,3

4,8

Total 21 100

Berdasarkan table 4.2 tersebut diatas, dari 21 responden

pembimbing klinik atau preceptor di Rumah Sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang sebagian besar berpendidikan Ners sebesar

61,9%.

c. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur, Lama Kerja Sebagai

Pembimbing Klinik di Rumah Saakit Roemani Muhammadiyah

Semarang Tahun 2014

Tabel 4.3

Distribusi Berdasarkan Umur, Lama Kerja

di RS Roemani Tahun 2014 (n=21)

Variabel Minimal Maximal Mean SD 95% CI

Umur 24 50 39,24 7,224 35.95 lower

42,53 upper

Lama kerja 3 27 17,57 6,742 14,50 lower

20.64 upper

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

53

Distribusi frekuensi umur responden dari 21 pembimbing

klinik/preceptor di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang

dengan umur termuda 24 tahun, umur tertua 50 tahun, untuk lama

kerja responden di RS Roemani Muhammadiyah Semarang minimal 3

tahun dan maksimal 27 tahun.

d. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Unit Kerja Responden di Rumag

Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang 2014.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Unit Kerja Responden

di RS Roemani Tahun 2014 (n=21)

Unit Kerja Frekuensi Persentase

Bedah

Dalam

2

1

9,5

4,8

Maternitas

Anak

Gawat Darurat

Intensif Care

Management

5

3

2

2

6

23,8

14,3

9,5

9,5

28,6

Total 21 100

Berdasarkan table 4.4 tersebut diatas, dari 21 responden

pembimbing klinik/preceptor di Rumah Sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang unit kerja sebagian besar berada pada unit

management sebesar 28,6%.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

54

e. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kursus atau Pelatihan Preceptor di

Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2014

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kursus atau Pelatihan Preceptorship

Responden

di RS Roemani Tahun 2014 (n=21)

Kursus/pelatihan

preceptor

Frekuensi Persentase

Ya 13 61,9

Tidak 8 38,1

Total 21` 100

Berdasarkan table 4.5 tersebut diatas, dari 21 responden

pembimbing klinik/preceptor di Rumah Sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang sebagian besar pernah mengikuti kursus

atau pelatihan preceptorship 61,9%.

f. Distribusi Frekuensi Jabatan Responden di Rumah Sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang Tahun 2014.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Jabatan Responden

di RS Roemani Tahun 2014 (n=21)

Jabatan Frekuensi Precentase

Manager 2 9,5

Supervisor 1 4,8

Asisten Manager 9 42,9

Ketua Tim 4 19,0

Perawat Pelaksana 5 23,8

Total 21 100

Berdasarkan table 4.6 tersebut diatas, dari 21 responden

pembimbing klinik/preceptor di Rumah Sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang sebagian besar jabatan adalah asisten

manager sebesar 42,9%.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

55

g. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketertarikan Menjadi Preceptor di

Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2014

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketertarikan Menjadi Preceptor

di RS Roemani Tahun 2014 (n=21)

Ketertarikan Frekuensi Persentase

Rendah 3 14,3

Tinggi 18 85,7

Total 21 100

Berdasarkan table 4.7 tersebut diatas, dari 21 responden

pembimbing klinik/preceptor di Rumah Sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang sebagian besar mempunyai ketertarikan

tinggi untuk menjadi preceptorship sebesar 85,7%.

B. Hasil Penelitian

1. Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi Rumah Sakit atau Klinik

Terhadap Kebijakan Pelayanan Terhadap Proses Pelaksanaan

Preceptorship

Hasil penelitian menunjukkan kebijakan pelayanan terhadap proses

pelaksanaan preceptor dari total responden 21 orang. Dikategorikan

dukungan institusi rumah sakit tentang kebijakan pelayanan baik sebanyak

38,1%, dikategorikan kebijakan pelayanan cukup 61,9% dan 0% yang

menunjukkan kategori kebijakan pelayanan kurang, ditampilkan dalam

tabel berikut ini:

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

56

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi RS Tentang Kebijakan Pelayanan

Dalam Proses Pelaksanaan Preceptorship

di RS Roemani Tahun 2014

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 8 38,1

Cukup

Kurang

13

0

61,9

0

Total 21 100

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dari 21 responden pembimbing

klinik/preceptor mengatakan bahwa dukungan institusi rumah sakit

tentang kebijakan pelayanan cukup sebesar 61,9%.

Sedangkan analisis data dari enam pertanyaan dukungan institusi

rumah sakit tentang kebijakan pelayanan menurut prosentase seperti pada

tabel dibawah ini.

Pertanyaan Skala Likert (%)

1 2 3 4 5

1. Pemahaman tentang tujuan dari proses

preceptorship/pembimbingan

2. Cara pengambilan keputusan dalam proses

preceptorship

3. Pentingnya keberadaan preceptor di Rumah

Sakit Pendidikan

4. Mendapatkan pengurangan beban kerja dari

Rumah Sakit dalam proses preceptorship

5. Mendapatkan penghargaan berupa jenjang karir

dan kesejahteraan dari Rumah Sakit

6. Preceptorship mendukung program sebagai

Rumah Sakit Pendidikan

0

0

0

0

4,8

0

23.8

14,3

14,3

76,2

52,4

9,5

52,4

66,7

28,6

14,3

42,9

28,6

23,8

19,0

33,3

9,5

0

57,1

0

0

23,8

0

0

4,8

2. Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi Rumah Sakit Tentang Komitmen

Preceptor Untuk Pendidikan Klinis Terhadap Proses Pelaksanaan

Preceptorship

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

57

Hasil penelitian menunjukkan komitmen preceptor untuk pendidikan

klinis dari total responden 21 orang 19,0% baik, 61,9% cukup, dan 19,0%

kurang, ditampilkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi RS Tentang Komitmen Preceptor Untuk

Pendidikan Klinis Terhadap Proses Pelaksanaan Preceptorship

di RS Roemani Tahun 2014

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 4 19,0

Cukup

Kurang

13

4

61,9

19.0

Total 21 100

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dari 21 responden pembimbing

klinik/preceptor mengatakan bahwa dukungan institusi rumah sakit

tentang komitmen preceptorship untuk pendidikan klinis cukup sebesar

61,9%

Sedangkan analisis data dari lima pertanyaan dukungan institusi

rumah sakit tentang komitmen preceptor untuk pendidikan klinis menurut

prosentase seperti pada tabel dibawah ini.

Pertanyaan Skala Likert (%)

1 2 3 4 5

1. Keterlibatan saudara dalam bed side teaching

dan demonstrasi

2. Melibatkan peran aktif preceptee dalam proses

pembelajaran klinik

3. Tidak melibatkan preceptee dalam melakukan

tugas perawat sehari hari

4. Mengajak preceptee dalam melakukan

intervensi

5. Memberikan kesempatan konfrens kepada

preceptee

0

0

9,5

0

0

28,6

23,8

33,3

9,5

4,8

47,6

42,9

38,1

38,1

38,1

23,8

33.3

19,0

52,4

57,1

0

0

0

0

0

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

58

3. Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi Rumah Sakit Komitmen Kesiapan

Sumber Daya Terhadap Proses Preceptorship.

Hasil penelitian menunjukkan komitmen kesiapan sumber daya dari

total responden 21 orang. Dikategorikan dukungan komitmen kesiapan

sumber daya dikategorikan cukup 85,7%, kurang sebesar 14,3%

sedangkan kategori baik 0% , ditampilkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi RS Tentang Komitmen Kesiapan Sumber

Daya Terhadap Proses Pelaksanaan Preceptorship

di RS Roemani Tahun 2014

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 0 0

Cukup 18 85,7

Kurang 3 14,3

Total 21 100

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dari 21 responden pembimbing

klinik/preceptor mengatakan bahwa dukungan institusi rumah sakit

tentang komitmen kesiapan sumber daya cukup sebesar 85,7%

Sedangkan analisis data dari lima pertanyaan dukungan institusi

rumah sakit tentang komitmen kesiapan sumber daya menurut prosentase

seperti pada tabel dibawah ini.

Pertanyaan Skala Likert

1 2 3 4 5

1. Mempunyai banyak waktu untuk melakukan

bimbingan

2. Mendapatkan pelatihan tentang preceptor

3. Konflik antara tugas pekerjaan dan

pembimbingan

4. Merasa puas dengan kemampuan yang dimiliki

sekarang

5. Kemampuan dalam melakukan evaluasi

terhadap preceptee

4,8

4,8

0

14,3

0

57,1

38,1

33,3

33,3

28,6

33.3

19,6

61,9

42,9

52,4

4,8

33,3

4,8

9,5

19,0

0

4,8

0

0

0

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

59

4. Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi Pendidikan Tentang Kerangka

Teoritis Terhadap Proses Pelaksanaan Preceptorship

Hasil penelitian menunjukkan dukungan institusi pendidikan tentang

kerangka teoritis terhadap proses pelaksanaan preceptorship dari total

responden 21 orang. Dikategorikan dukungan baik sebanyak 14,3%,

dikategorikan dukungan cukup 61,9% dan 23,8% untuk kategori dukungan

kurang, ditampilkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi Pendidikan Tentang Kerangka Teoritis

Teerhadap Proses Pelaksanaan Preceptorship

di RS Roemani Tahun 2014

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 3 14,3

Cukup 13 61,9

Kurang 5 23,8

Total 24 100

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, dari 21 responden pembimbing

klinik/preceptor mengatakan bahwa dukungan institusi pendidikan tentang

kerangka teoritis cukup sebesar 61,9%

Sedangkan analisis data dari lima pertanyaan dukungan institusi

pendidikan tentang kerangka teoritis menurut prosentase seperti pada tabel

dibawah ini.

Pertanyaan Skala Likert (%)

1 2 3 4 5

1. Memberikan standar praktek yang tinggi

terhadap preceptee

2. Pengambilan keputusan klinik dan praktek

berbasis evidence base

3. Menghubungkan pengetahuan teoritis untuk

situasi keperawatan yang ada

4. Adanya penilaian terhadap peran preceptor

saudara

5. Terlibat dalam perencanaan program

preceptorship

0

0

0

0

4,8

33,3

33,3

23,8

52,4

47,6

38,1

47,6

47,6

33,3

33,3

28,6

19,0

28,6

14,3

9,5

0

0

0

0

4,8

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

60

5. Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi Pendidikan Tentang Komitmen

Preceptor Untuk Belajar Klinis Terhadap Proses Pelaksanaan

Preceptorship.

Hasil penelitian menunjukkan dukungan institusi pendidikan tentang

komitmen preceptor untuk belajar klinis terhadap proses pelaksanaan

preceptorship dari total responden 21 orang. Dikategorikan dukungan baik

sebanyak 23,8% baik, dikategorikan dukungan cukup 71,4% dan 4,8%

untuk kategori dukungan kurang, ditampilkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi Pendidikan Tentang Komitmen Preceptor

Untuk Belajar Klinis Terhadap Proses Pelaksanaan Preceptorship

di RS Roemani Tahun 2014

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 5 23,8

Cukup 15 71,4

Kurang 1 4,8

Total 21 100

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dari 21 responden pembimbing

klinik/preceptor mengatakan bahwa dukungan institusi pendidikan tentang

komitmen preceptor untuk belajar klinis cukup sebesar 71,4%

Sedangkan analisis data dari lima pertanyaan dukungan institusi

pendidikan tentang komitmen preceptor untuk belajar klinis menurut

prosentase seperti pada tabel dibawah ini.

Pertanyaan Skala Likert (%)

1 2 3 4 5

1. Pembelajaran sesuai dengan tujuan, karekteristik

preceptee dan kerangka konsep pembelajaran

2. Mempunyai waktu untuk melakukan

bimbingan dengan preceptee

3. Mampu berperan sebagai role model untuk

preceptee

0

0

0

19,0

33,3

14,3

61,9

47,6

42,9

19,0

19,0

42,9

0

0

0

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

61

4. Kemudahan dalam proses evaluasi mahasiswa

5. Kemudahan pengumpulan nilai akhir preceptee

kepada institusi pendidikan

0

0

14,3

14,3

52,4

47,6

33,3

38,1

0

0

6. Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi Pendidikan Tentang Kerjasama

Dengan Pelayanan Kesehatan Terhadap Proses Pelaksanaan Preceptorship

Hasil penelitian menunjukkan dukungan institusi pendidikan tentang

kerjasama dengan pelayanan kesehatan terhadap proses pelaksanaan

preceptorship dari total responden 21 orang. Dikategorikan dukungan baik

sebanyak 9,5% baik, dikategorikan dukungan cukup 76,2% dan 14,3%

untuk kategori dukungan kurang, ditampilkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi Pendidikan Tentang Kerjasama Dengan

Pelayanan Kesehatan Terhadap Proses Pelaksanaan Preceptorship

di RS Roemani Tahun 2014

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 2 9,5

Cukup 16 76,2

Kurang 3 14,3

Total 21 100

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, dari 21 responden pembimbing

klinik/preceptor mengatakan bahwa dukungan institusi pendidikan tentang

kerjasama dengan pelayanan kesehatan cukup sebesar 76,2%

Sedangkan analisis data dari lima pertanyaan dukungan institusi

pendidikan tentang kerjasama dengan pelayanan kesehatan menurut

prosentase seperti pada tabel dibawah ini.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

62

Pertanyaan Skala Likert (%)

1 2 3 4 5

1. Bagaimana pengakuan RS terhadap peran

saudara sebagai preceptor

2. Apakah ada MOU dengan Rumah Sakit

3. Hubungan preceptor dengan institusi

pendidikan

4. Ketersediaan ruang pre dan post confrent

5. Fasilitas pendukung pelaksanaan preceptorship

0

4.8

0

4,8

0

47,6

23,8

23,8

52,4

57,1

42,9

34,

24,2

9

28,6

9,5

19,0

33,3

4,8

9,5

0

19,0

0

9,5

4,8

7. Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi Pendidikan Tentang Kebijakan

Pendidikan Terhadap Proses Pelaksanaan Preceptorship.

Hasil penelitian menunjukkan dukungan institusi pendidikan tentang

kebijakan pendidikan terhadap proses pelaksanaan preceptorship dari total

responden 21 orang. Dikategorikan dukungan baik sebanyak 9,5% baik,

dikategorikan dukungan cukup 66,7% dan 23,8% untuk kategori dukungan

kurang, ditampilkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.14

Distribusi Frekuensi Dukungan Institusi Pendidikan Tentang Kebijakan Pendidiksn

Terhadap Proses Pelaksanaan Preceptorship

di RS Roemani Tahun 2014

Kategori Frekuensi Persentase

Baik 2 9,5

Cukup 14 66,7

Kurang 5 23,8

Total 21 100

Berdasarkan tabel 4.14 diatas, dari 21 responden pembimbing

klinik/preceptor mengatakan bahwa dukungan institusi pendidikan tentang

kebijakan pendidikan cukup sebesar 66,7%

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

63

Sedangkan analisis data dari enam pertanyaan dukungan institusi

pendidikan tentang kebijakan pendidikan menurut prosentase seperti pada

tabel dibawah ini.

Pertanyaan Skala Likert (%)

1 2 3 4 5

1. Mendapatkan jenjang karir/kesejahteraan

2. Berkesempatan meningkatkan

pendidikan/pengetahuan

3. Kemudahan dalam mengakses jurnal

kesehatan/keperawatan

4. Mempunyai cukup waktu untuk pembelajaran

klinis

5. Panduan praktek tentang preceptorship

sekarang ini

6. Design kurikulum preceptorship yang jelas

0

4,8

4,8

9,5

0

4,8

47,6

38,1

52,4

28,6

52,4

47,6

42,9

33,3

33,3

52,4

33,3

38,1

9,5

23,8

9,5

9,5

14,3

9,5

0

0

0

0

0

0

C. Pembahasan

Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang peneliti lakukan

dan interpretasi hasil serta diskusi hasil.

1. Interpretasi Hasil dan Diskusi Hasil

a. Deskripsi dukungan institusi pendidikan tentang kebijakan pelayanan

terhadap proses pelaksanaan preceptorship

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.8 didapatkan bahwa

dukungan institusi rumah sakit tentang kebijakan pelayanan terhadap

proses pelaksanaan preceptorship di RS Roemani Muhammadiyah

Semarang dengan prosentase 61,9% menunjukkan cukup.

Namun demikian hasil tentang pentingnya keberadaan preceptor

di rumah sakit pendidikan prosentase tertinggi yaitu sudah

menunjukkan baik yaitu sebesar 23,8%, sedangkan kekurangan yang

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

64

menonjol pada kebijakan pelayanan terletak pada kurangnya

pengurangan beban kerja dari rumah sakit dalam proses preceptorship

dengan prosentase 76,2% mengatakan kurang, diikuti dengan

kurangnya penghargaan berupa jenjang karir dan kesejahteraan yaitu

sebesar 52,4%.

Hasil yang jauh berbeda sebesar 4,8% pada item pertanyaan

mendapat penghargaan berupa jenjang karir dan kesejahteraan sangat

kurang, hal tersebut dikarenakan preceptor yang mempunya lama kerja

minimal atau baru sehingga peluang untuk jenjang karir belum tercapai

termasuk kesejahteraan yang didapatkan. Hasil 23,8% pada item

pentingnya keberadaan preceptor di Rumah sakit pendidikan sangat

baik dikarenakan responden mengartikannya secara tekstual bahwa

keberadaan preceptor itu penting tidak melihat apakah rumah sakit

sudah memberikan dukungan untuk itu, alasan itu pula yang terjadi

pada item preceptorship mendukung program sebagai rumah sakit

pendidikan sebesar 4,8%.

Memberikan dukungan penghargaan dan komitmen lain yang

bermanfaat kepada preceptor merupakan hal yang penting dalam

pelaksanaan preceptorship (Dibert & Goldenberg, 1995).

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.8 berbeda dengan

penelitian sebelumnya, preceptor sering kali mendapatkan tekanan

yang berat, stress dan merasa tidak didukung oleh manajer klinik

mereka. Diperlukan tambahan waktu, dukungan, umpan balik dan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

65

pengakuan dari manajer dalam pengambilan peran ini (Carthy &

Murphy, 2010)

Berdasarkan observasi peneliti selama penelitian, pembimbing

klinik di RS Roemani Muhammadiyah Semarang masih memiliki

beban kerja yang banyak, serta masih belum adanya penghargaan yang

layak terhadap preceptor dalam proses preceptorship.

b. Deskripsi dukungan institusi rumah sakit tentang komitmen preceptor

untuk pendidikan klinis terhadap proses pelaksanaan preceptorship

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.9 didapatkan bahwa

komitmen preceptor untuk pendidikan klinis dari total 21 responden

dan 61,9% cukup

Beberapa item-item hasil dari komitmen preceptor untuk

pendidikan klinis yang memiliki prosentase besar yaitu preceptee

selalu di libatkan dalam proses intervensi yaitu 52,4%, sedangkan

memberikan kesempatan konfren kepada preceptee sebesar 57,1%,

namun masih ada 9,5% preceptor masih melibatkan preceptee dalam

melakukan tugas perawat sehari hari.

Pendidikan klinik merupakan aktifitas yang terjadi selama

pengalaman praktek mahasiswa di tempat pelayanan kesehatan.

Pendidikan klinik memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk

mengintegrasikan teori yang telah dipelajari di akademik ke dalam

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

66

praktek di tempat pelayanan kesehatan, sehingga pengalaman

mahasiswa di tempat klinik dapat diintegrasikan dalam pembelajaran

akademik. (Morgan, 2006; Zilembo & Monterosso, 2008) dalam

(Ockerby et al, 2009)

Berdasarkan observasi peneliti selama penelitian, pembimbing

klinik/preceptor telah melakukan bedside teaching dan demonstrasi

dengan baik serta adanya pelibatan peran aktif preceptee dalam proses

pembelajaran klinik dan mengajak preceptee dalam melakukan

intervensi. Namun memang masih ada preceptor yang masih

melibatkan preceptee dalam melakukan tugas sehari-hari perawat

namun hal tersebut merupakan bagian kecil

c. Deskripsi dukungan institusi rumah sakit tentang komitmen kesiapan

sumber daya terhadap proses pelaksanaan preceptorship.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.10 didapatkan bahwa

dkungan komitmen kesiapan sumber daya terhadap proses pelaksanaan

preceptorship cukup sebanyak 85,7%,

Pada karakteristik preceptor menunjukkan bahwa sebagian besar

sudah mengikuti pelatihan preceptor namun dari hasil analisa data

ternyata pelatihan tentang preceptor masih dianggap kurang yaitu

sebesar 38,1% sedangkan yang mengatakan sudah baik sebesar 33,3%.

Kekurangan yang paling besar dari item pertanyaan yaitu preceptor

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

67

kurang mempunyai banyak waktu dalam melakukan proses

preceptorship sebesar 57,1%, begitu dengan konflik antara pekerjaan

dengan pembimbingan yaitu 61,9% mengatakan cukup sering terjadi.

Hasil 4,8% pada item mendapatkan pelatihan tentang preceptor

sangat baik, karena ada responden yang sudah menjadi preceptor

untuk waktu yang lama sehingga responden mempunyai pengetahuan

atau kemampuan yang lebih dibandingkan responden yang lain.

Preceptorship merupakan issue utama, guna meningkatkan

pelayanan keperawatan pada pasien dengan membantu perawat baru

dalam mengembangkan keahlian klinik dan mendorong retensi tenaga

kerja dengan mendukung mahasiswa dalam transisi ke perawat

praktisi. (Robinson and Griffiths, 2009)

Hasil penelitian diatas sama dengan hasil penelitian sebelumnya,

yaitu konflik waktu merupakan salah satu kendala dalam pelaksanaan

preceptorship, dengan keterbatasan waktu yang diberikan kepada

preceptor untuk memberikan mahasiswa berbagai pengalaman baru.

Sehingga kurang maksimal (Omansky, 2010).

Berdasarkan observasi peneliti selama penelitian, ternyata lebih

dari separuhnya telah mengikuti kursus atau pelatihan preceptor

namun preceptor masih membutuhkan pelatihan pelatihan lainnya dan

sebagian besar juga mengatakan kalau preceptor perlu untuk

meningkatkan kemampuannya dari yang telah dimiliki sekarang.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

68

d. Deskripsi dukungan institusi pendidikan tentang kerangka teoritis

terhadap proses pelaksanaan preceptorship.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.11 didapatkan bahwa

dukungan institusi pendidikan tentang kerangka teoritis terhadap

proses pelaksanaan preceptorship dari total responden 21 orang

menunjukkan dukungan cukup sebesar 61,9%.

Dukungan institusi pendidikan tentang kerangka teoritis

menunjukkan nilai positif yang cukup dalam melakukan pengambilan

keputusan klinik berbasis evidence base dan menghubungkan

pengetahuan teoritis dengan situasi keperawatan yang ada. Sedangkan

kekurangan yang ada pada dukungan kerangka teoritis ini

menunjukkan sebesar 52,4% kurang adanya penilaian terhadap peran

preceptor, dan 47,8% tidak dilibatkan dalam proses perencanaan

program preceptorship oleh institusi pendidikan.

Pada item terlibat dalam perencanaan program preceptorship

sangat baik sebesar 4,8% karena ada beberapa responden yang

merupakan staf pengajar pada institusi pendidikan sehingga responden

terlibat dalam proses perencanaannya.

Kompetensi preceptor mengenai praktek professional

diantaranya membantu mahasiswa mendapatkan ilmu sesuai kode etik

yang berlaku, bekerja sesuai standar nasional maupun internasional,

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

69

mengerti peran, hak dan tanggungjawabnya dalam pelaksanaan

preceptorship di Rumah Sakit (CNA, 2004).

Berdasarakan observasi peneliti selama penelitian, preceptor

telah memberikan standar praktek, adanya pengambilan keputusan

sesuai dengan evidence base, telah menghubungkan pengetahuan

teoritis dengan situasi keperawatan yang ada, namun masih minim

untuk pelibatan dalam pembuatan program preceptorship. Dengan

demikian, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan di

lapangan.

e. Deskripsi dukungan institusi pendidikan tentang komitmen preceptor

untuk belajar klinis terhadap proses pelaksanaan preceptorship.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.12 didapatkan bahwa

hasil penelitian menunjukkan dukungan institusi pendidikan tentang

komitmen preceptor untuk belajar klinis terhadap proses pelaksanaan

preceptorship dari total responden 21 orang menunjukkan dukungan

cukup dengan prosentase 71,4%.

Preceptor dalam komitmen untuk belajar klinis sebesar 42,9%

mampu berperan sebagai role model bagi preceptee, sedangkan

prosentase cukup lainnya yang menyumbang dukungan ini menjadi

cukup yaitu terletak pada item pembelajaran yang belum sesuai dengan

tujuan, karakteristik dan kerangka konsep sebesar 61,9% begitu juga

dengan kesulitan dalam proses evaluasi mahasiswa yaitu sebesar

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

70

52,4%. Kesulitan lain yaitu dalam hal pengumpulan nilai akhir kepada

institusi pendidikan sebesar 38,1%.

Pembelajaran klinik merupakan salah satu metode mendidik

peserta didik diklinik yang memungkinkan pendidikan memilih dan

menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan tujuan, dan

karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep

pembelajaran. (Nursalam,2002)

Berdasarkan observasi peneliti selama penelitian, pembimbing

klinik/preceptor selalu melakukan evaluasi diakhir bimbingan

sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran, selalu dapat menerapkan

bagaimana format, dokumentasi dan pelaporan asuhan keperawatan,

preceptor sudah berperan sebagai role model bagi preceptee, namun

dalam hal pengumpulan hasil evaluasi serta kemudahan proses

evaluasi terhadap preceptee masih kurang, preceptor harus

menyerahkan sendiri nilai ke koordinator institusi pendidikan di

kampus dan kadang tidak dapat ditemui.

f. Deskripsi dukungan institusi pendidikan tentang kerjasama dengan

pelayanan kesehatan terhadap proses pelaksanaan preceptorsip.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.13 didapatkan bahwa

hasil penelitian dukungan institusi pendidikan tentang kerjasama

dengan pelayanan kesehatan terhadap proses pelaksanaan

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

71

preceptorship dari total responden 21 orang menunjukkan dukungan

cukup sebanyak 76,2%.

Sebaran nilai pada dukungan institusi pendidikan tentang

kerjasama dengan pelayanan kesehatan hampir merata dari sangat

kurang sampai dengan yang sangat baik, namun masih banyak yang

menujukkan hasil yang kurang dan cukup diantaranya kurangnya

ketersediaan ruang pre dan post konfren serta fasilitas pendukung

pelaksanaan preceptorship yaitu lebih dari 50%. Pentingnya hubungan

yang baik antara preceptor dengan institusi pendidikan merupakan

faktor penting juga dalam proses kolaborasi dan komunikasi

sedangkan hasil penelitian menunjukkan masih kurangnya hubungan

preceptor dengan institusi pendidikan

Pada item apakah ada MOU dengan rumah sakit sebesar 19,0%

mengatakan sangat baik dimana beberapa responden merupakan

pejabat struktural yang dalam hal ini terlibat langsung dalam proses

MOU dengan institusi pendidikan, kurangnya ketersediaan ruang pre

dan post konfren kurang karena tidak semua ruang perawatan didesain

memiliki ruang tersebut dimana gedung yang gunakan untuk

perawatan merupakan gedung lama, sehingga pelaksanaannya

dilakukan di nurse station sedangkan hanya sedikit yang memiliki

ruang pre dan post konfren karena merupakan gedung baru yang

terakhir dibangun oleh institusi rumah sakit. Fasilitas pendukung

pelaksanaan preceptorsip kurang karena tidak tersediannya peralatan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

72

yang akan digunakan oleh preceptee dalam melakukan proses

preceptorship sebagai contoh alat audio visual untuk semnar kelompok

juga tidak tersedia, ruang khusus seminar juga tidak tersedia sehingga

harus bergantian atau menyesuaikan dengan penggunaan ruang rapat.

Seorang responden mengatakan sangat baik karena ada ruangan yang

mempunyai ruang pre dan post konfren dan memiliki alat audio visual

sendiri

Berdasarkan observasi peneliti selama penelitian, pengakuan

peran preceptor sudah dikeluarkannya surat keputusan dari direktur,

sedangkan ketersediaan ruang pre dan post konferen serta fasilitas

pendukung pelaksanaan preceptorship masih kurang karena hanya

pada ruang tertentu saya yang mempunyai ruangan untuk pre dan post

konfren sedangkan lainnya menggunakan nurse station.

g. Deskripsi dukungan institusi pendidikan tentang kebijakan pendidikan

terhadap proses pelaksanaan preceptorsip.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.14 didapatkan bahwa

Hasil penelitian dukungan institusi pendidikan tentang kebijakan

pendidikan terhadap proses pelaksanaan preceptorship dari total

responden 21 orang menunjukkan hasil cukup dengan prosentase

66,7%.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

73

Pada dukungan institusi pendidikan tentang kebijakan pendidikan

masih mempunyai hasil baik sebesar 23,8% yaitu berkesempatan

meningkatkan pendidikan/pengetahuan, sedangkan beberapa hal yang

perlu mendapatkan perhatian lebih yaitu tentang kemudahan dalam

mengakses jurnal kesehatan/keperawatan, panduan praktek

preceptorship, adanya design kurikulum preceptorship yang jelas,

adanya jenjang karir/penghargaan karena memiliki prosentase yang

cukup besar.

Pada tiga item yaitu tentang kesempatan meningkatkan

pendidikan atau pengetahuan, kemudahan dalam mengakses jurnal

kesehatan atau keperawatan serta design kurikulum preceptorship yang

jelas mennjukkan hasil sangat kurang karena ada beberapa responden

yang baru menjadi preceptor sehingga belum memahami tentang cara

mengakses jurnal kesehatan atau keperawatan serta belum tahu tentang

kurikulum preceptorship, dan terkendala dengan kebijakan institusi

rumah sakit tentang ijin untuk meningkatkan pendidikannya.

Kebijakan dalam bidang pendidikan keperawatan mampu

memberikan pedoman kepada para pendidik sehingga akan dapat

mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses belajar mengajar

(PBM). Selain itu dengan adanya kebijakan akan didapatkan

pengetahuan yang murni atau kemajuan pengetahuan di bidang

pelayanan keperawatan untuk dapat diaplikasikan serta sebagai

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

74

tuntunan atau dasar untuk melakukan penalaran yang tepat dan berpikir

secara mandiri, logika, kritis. (Nova Fitria,2013)

Berdasarkan observasi peneliti selama penelitian bahwa sebagian

besar mengatakan bahwa jenjang karir/kesejahteraan masih kurang,

serta masih kurangnya panduan praktek preceptorship, serta perlunya

peninjauan ulang terhadap design kurikulum dalam upaya perbaikan

dan peningkatan mutu preceptorship dengan melibatkan preceptor

klinik/rumah sakit.

2. Keterbatasan Penelitian

Saat penelitian, semua responden meminta pada peneliti untuk

meninggalkan kuesioner yang peneliti bagikan, dan meminta peneliti

kembali keesokan hari dikarenakan ada responden yang harus mengikuti

rapat struktural, serta ada yang masih mendapatkan shif jaga selain pagi

serta masih ada responden yang menjalani cuti. Dengan demikian, peneliti

sedikit kesulitan untuk memastikan apakah jawaban responden benar-

benar jawaban sendiri atau melihat jawaban responden lainnya. Selain itu,

tidak semua responden mau untuk pengambilan gambar/foto sebagai bukti

penelitian.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · 1. Keterlibatan saudara dalam bed side

75

3. Implikasi untuk Keperawatan

Diharapkan hasil studi deskriptif ini dapat digunakan sebagai acuan

oleh pembimbing klinik untuk meningkatkan pengetahuan tentang

preceptorship, dan kompetensi preceptor, sebagai acuan oleh rumah sakit

untuk memberikan dukungan kepada pembimbing klinik baik

penghargaan, pelatihan tentang preceptorship dan sebagai acuan oleh

pihak akademik untuk melakukan upaya peningkatan pengetahuan tentang

kompetensi preceptor dan preceptorship serta mempersiapkan mahasiswa

sebelum memasuki dunia kerja.