BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - UKSW
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - UKSW
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 PELAKSANAAN HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Ketiga sub judul tersebut kemudian diuraikan
satu-persatu. Pertama adalah prasiklus, deskripsi prasiklus ini menjelaskan
kondisi hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan penelitian. Kedua yaitu siklus
I, deskripsi siklus I ini menjelaskan tahap awal sampai akhir. Adapun tahap
dalam siklus I pertama yaitu tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan, ketiga
tahap observasi, keempat tahap refleksi dari pelaksanaan tindakan I. Kemudian
dilanjutkan pelaksanaan tindakan siklus II, adapun tahap-tahapnya yaitu pertama
tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan, ketiga tahap observasi, keempat
tahap refleksi dari pelaksanaan tindakan II.
Disini juga diteliti mengenai kemandirian siswa dalam belajar IPS, siswa
mengalami peningkatan kemandirian belajar dilihat dari sikap awal mereka belajar
yang semula mereka kurang tertarik belajar IPS kemudian setelah diberi tindakan
penelitian mereka merasa kemnadirian mereka dalam belajar meningkat. Semula
tidak paham dengan apa yang guru berikan perlahan mereka paham karena
mereka sendiri yang mencari materi dan berusaha memahaminya dalam rangkaian
kata-kata yang mereka pahami.
4.1.1 Pra Siklus
Pada deskripsi prasiklus ini dijelaskan kondisi proses dan hasil belajar IPS
sebelum tindakan penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan observasi mengenai
hasil belajar pada pelajaran IPS di SD Negeri Lopait 01 yang beralamat di Dsn.
Gudang Desa Lopait Kec. Tuntang Kab. Semarang. Observasi tersebut
dilaknasakan pada hari Senin, 4 September 2017 dikelas 5 SD Negeri Lopiat 01.
Subjek penelitian ditujukan kepada siswa kelas 5 yang berbentuk PTK SD Negeri
Lopait 01 semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 27 siswa yang
terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Pada mata pelajaran IPS di
kelas 5 SD Negeri Lopait 01 yang diampu oleh Ibu Adi Astuti A.Ma Pd. Beliau
69
sebagai wali kelas di kelas 5, ia mengampu semua mata pelajaran kecuali mata
pelajaran Penjas Orkes, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama, BTQ, dan TIK.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, peneliti mengetahui
permasalahan yang terdapat pada hasil belajar IPS kelas 5. Hasil yang mereka
peroleh dari rekap nilai ulangan siswa, banyak siswa yang nilainya kurang
memuaskan dan masih dibawah KKM, nilai KKM yang ditentukan untuk mata
pelajaran IPS sebesar 66. Mayoritas pembelajaran dilakukan dengan metode
ceramah. Guru kelas menganggap metode ceramah ini sangat efektif untuk
menyampaikan materi kepada siswa. Menurut beliau hal yang terpenting yaitu
materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Guru cenderung
mengesampingkan proses belajar secara langsung atau melalui media yang dapat
membuat siswa lebih mengerti tentang hal yang disampaikan.
Guru juga jarang menggunakan media pembelajaran yang dapat
mengembangkan antusias siswa untuk belajar. Pada dasarnya, penggunaan media
untuk menarik simpati siswa agar antusias dalam mengikuti pembelajaran. Media
dapat memberikan kesenangan dan satu poin untuk menarik antusias siswa dalam
belajar, sehingga pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diterima
dengan mudah oleh siswa. Dalam diri individu siswa juga kurang mereka akan
belajar jika disuruh oleh guru, hanya 50% yang sadar akan pentingnya belajar
sendiri. Kemandirian belajar ini menurut peneliti sangat penting ditanamkan sejak
masuk usia SD nantinya akan berguna jika mereka masuk ke jenjang sekolah yang
lebih tinggi lagi. Mereka harus belajar mandiri untuk mendapatkan suatu ilmu
yang berguna bagi kehidupannya.
Beberapa faktor tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung
menjadi kurang efektif. Hasilnya adalah siswa kesulitan dalam memahami
pelajaran yang disampaikan, siswa cenderung bosan dan merasa jenuh dalam
mengikuti pelajaran, aktivitas siswa lebih mengarah ke luar kegiatan pembelajaran
bukan ke materi yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan hasil belajar IPS yang
masih rendah dan kemandirian yang kurang dalam belajar IPS maka peneliti perlu
mengadakan perbaikan pembelajaran IPS dengan menerapkan model
pembelajaran Active Learning tipe Card Sort, sebagai upaya untuk meningkatkan
70
kemandirian belajar siswa dan hasil belajar mata pelajaran IPS melalui penelitian
tindakan kelas yang di laksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Perbandingan siswa yang belum memenuhi KKM atau tidak tuntas sebesar 16
dari 27 siswa (59,26%) dan hanya 11 siswa saja (40,74%) yang tuntas. Setelah
mengobservasi lebih lanjut rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan guru belum
menerapkan model pembelajaran yang lain. Guru hanya terpaku dengan model
pembelajaran lama yaitu ceramah berdampak kepada siswa cenderung bosan
dalam kelas. Maka peneliti mencoba melakukan PTK pada siswa kelas 5 SD
Negeri Lopait 01.
4.1.2 Deskripsi Siklus I
Deskripsi pada siklus I ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap,
adapun taha-tahap yang akan dilakukan yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada kegiatan
silkus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung
selama 2 x 35 menit.
4.1.2.1 Tahap Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan semua
tindakan yang akan dilakukan di tempat penelitian untuk meningkatkan
kemandirian dan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Active Learning tipe Card Sort. Kegiatan yang akan dilakukan
pada tahap perencanaan tindakan yaitu sebagai berikut:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan KD
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para to-Koh pejuang pada penjajah Belanda
dan Jepang.
b. Mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dan tepat.
c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam
pelaksanaan tindakan.
71
d. Mempersiapkan rancangan apa yang akan dilakukan guru dan apa yang
dilakukan siswa dalam melakukan penelitian tindakan yang telah
direncanakan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran.
e. Menyiapkan angket kemandirian belajar IPS siswa.
4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu penerapan isi dari tahap
perencanaan dengan cara guru melaksanakan rancangan yang telah direncanakan.
Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort.
Pada tahap ini dilaksanakan sebanyak 6 x 35 menit. Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran IPS kelas 5 sebagai berikut:
Pada awal pertemuan tanggal (Senin, 12 Maret 2018) kegiatan didalamnya
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Untuk kegiatan awal
meliputi pemberian apersespi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di
laksanakan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti (1) guru memberikan
arahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, (2) siswa menjalankan
tugas sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh guru, (3) siswa berkumpul
dengan kelompok masing-masing untuk mendiskusikan materi yang diperoleh, (4)
perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan apa yang telah
mereka diskusikan, (5) siswa diberi penguatan jawaban atas diskusi yang telah
dipresentasikan, (6) siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
Kegiatan penutup yaitu guru memberikan penghargaan atas partisipasi
aktif semua siswa ketika melakukan semua kegiatan di kelas. Guru memberikan
tindak lanjut berupa pemberian tugas. Guru memberikan sedikit motivasi untuk
senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa.
Pertemuan kedua tanggal (Rabu, 14 Maret 2018) kegiatannya berupa
kegiatan awal, inti dan akhir. Kegiatan awal meliputi pemberian apersepsi,
menyampaikan tujuan kegiatan pelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan inti yang
72
akan dilakukan meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru mengenai
kegiatan yang akan dilakukan, (2) siswa melaksanakan kegiatan yang telah
dijelaskan guru, (3) siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk
mendiskusikan materi yang diperoleh, (4) perwakilan kelompok maju kedepan
untuk mempresentasikan apa yang telah mereka diskusikan dan menyelaraskan
dengan gambar yang telah mereka bawa mengenai materi yang telah mereka
dapatkan, (5) siswa diberi penguatan jawaban atas diskusi yang telah
dipresentasikan, (6) siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
Kegiatan penutup yaitu guru memberikan penghargaan atas partisipasi
aktif semua siswa ketika melakukan semua kegiatan di kelas. Guru memberikan
tindak lanjut berupa pemberian tugas mempelajari kembali materi yang telah
dipelajari. Guru memberikan sedikit motivasi untuk senantiasa belajar dengan
sungguh-sungguh, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa.
Pertemuan ketiga tanggal (Kamis, 15 Maret 2018) yang terdiri dari
kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi
serta melakukan tanya jawab sebagai upaya mengingatkan siswa pada materi yang
telah mereka pelajari. Guru menyampaikan cara mengerjakan tes formatif dan
memberikan sedikit motivasi untuk mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh.
Pada kegiatan inti (1) siswa menerima lembar soal dan jawaban dari guru, (2)
siswa serentak mngerjakan tes sesuai waktu yang telah ditentukan siswa, (3) bagi
siswa yang telah selesai mengerjakan tes harap menunggu temannya yang belum
selesai mnegerjakannya, (4) siswa dan guru bersama-sama mencocokan jawaban
dari tes formatif yang telah dilakukan.
Kegiatan akhir guru memberikan reward bagi siswa yang mendapatkan
nilai terbaik. Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi. Guru
menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.
Tahapan Observasi juga dilangsungkan pengamatan terhadap siswa
dengan mencatat semua hal yang terkait dengan perilaku kemandirian (tidak
tergantung orang lain, percaya diri, mengkontrol diri, motivasi, tanggung jawab,
73
inisiatif belajar, sumber relevan, evaluasi) belajar IPS siswa selama proses
pembelajaran di kelas dalam pengamatan proses observasi khusus kemandirian
yang mengamati adalah si peneliti. Tahap observasi guru dan siswa juga
dilangsungkan dalam hal ini yang mengobservasi adalah Ibu Adi selaku wali kelas
5 SD Negeri Lopait 01.
Hasil pengamatan pembelajaran, pengalaman implementasi RPP, guru
dan siswa pada siklus I ini dipantau dengan menggunakan panduan observasi
yang telah dipersiapkan. Pertemuan pertama siklus I pembelajaran yang
diberlakukan oleh guru telah berjalan cukup baik, semula dimulai dari
mempersiapkan pembelajaran, apersepsi yang menarik dan membangkitkan
semangat siswa untuk belajar, media pembelajaran yang baik pula, memantau dan
membantu siswa jika mengalami kesulitan saat peembelajaran sampai menutup
pembelajaran dengan baik.
4.1.2.3 Tahap Refleksi
Sudah terlaksana pembelajaran siklus I, langkah selanjutnya berdiskusi
antara guru, penulis dan observer untuk membahas kegiatan dilandasi pada
pengamatan observer. Pada siklus I ini sudah bejalan cukup baik, saat siswa
menerima penjelasan mengenai pembelajaran yang dilakukan siswa juga
memperhatikan. Ada pula yang masih bingung dengan tugas yang diberikan
namun guru berusaha menjelaskan dengan sebaik-baiknya sampai siswa paham.
Kegaduhan terjadi saat siswa mulai mencari mereka berada di kelompok yang
mana. Memang guru atau wali kelas sudah pernah berpesan kelas 5 ini sangat
super. Ada satu anak yang memerlukan extra perhatian untuk membimbingnya
belajar. Tidak lain adalah anak yang pernah tinggal kelas di kelas 5, dia selalu
mencari perhatian baik dari teman maupun dari guru.
Berdasarkan observasi siklus I, hal-hal dianggap belum sesuai apa yang
diinginkan akan disempurnakan di siklus II. Salah satunya yaitu memberi
pengarahan ke siswa agar meningkatkan konsentrasi yang lebih dalam belajar dan
memperhatikan yang disampaikan oleh guru. Analisis hasil tes siklus I terdapat 20
74
siswa (74,07%) yang tuntas dan 7 siswa (25,93%) belum tuntas, perlu diadakan
perbaikan pembelajaran di siklus II.
Pemahaman siswa ketika menerima pembelajaran dapat mempengaruhi
hasil belajar dipengaruhi oleh. Ketika siswa memperhatikan dengan baik
penjelasan yang disampaikan oleh guru dan siswa sendiri berusaha belajar dengan
benar, pastilah mendapatkan hasil belajar yang diinginkan.
Hasil belajar pada siklus I ini juga dipengaruhi oleh kerja siswa waktu
proses pembelajaran berlangsung. Ada yang sudah paham dengan apa yang
dimaksudkan oleh guru namun ada juga yang harus beberapa kali bertanya kepada
guru maksud dari tugas yang diberikan. Hal ini juga menjadi faktor hasil belajar
siswa, karena secara tidak langsung siswa ini kalah dibandingkan dengan teman-
temannya yang sudah mengerti maksud dari tugas tersebut. Siswa lain sudah
berdiskusi tentang apa yang mereka dapat dan masih ada yang bingung mencari
dimana posisi mereka. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa nampak seluruh
siswa melaksanakan model pembelajaran tersebut dengan baik.
Berdasarkan dari hasil pengamatan siklus I maka secara keseluruhan hasil
refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus untuk ditingkatkan pada
siklus II yaitu sebagai berikut:
a. Kelebihan
a) Apersepsi yang dilaksanakan oleh guru membangun semangat
siswa dalam pemahamannya sendiri mengenai materi yang akan
diberikan, sehingga dapat memberikan kesempatan siswa untuk
mengungkapkan pendapat mereka tentang apa yang akan
dipelajari.
b) Antar siswa dapat saling berkomunikasi antar satu sama lain untuk
mencari kategori yang sama.
c) Secara tidak langsung mereka juga melakukan sosialisasi dalam
melakukan kegiatan karena mereka juga harus bertanya antar
teman.
d) Siswa berlatih berpikir tingkat tinggi dikarenakan soal evaluasi
menggunakan soal cerita yang terletak pada soal esay atau romawi
75
II dengan kalimat pernyataan sebelumnya dibuat panjang sebagai
dasar pemikiran siswa.
e) Secara tidak langsung membuat semangat belajar siswa meningkat
karena mereka saat menyortir kartu juga harus paham dari apa
yang dimaksudkan kartu yang mereka dapatkan. Jadi, apabila
mereka ingin menemukan kategori dimanakah kartu mereka
seharrusnya berada mereka harus membuka materi untuk
mengetahui mereka masuk ke kategori mana.
b. Kelemahan
a) Pada saat proses pembelajaran, siswa masih bingung dalam hal
pengkategorian dari apa yang siswa dapatkan karena kurang
mendapat bimbingan dari guru yang lebih intensif mengingat
semua siswa juga butuh diperhatikan dan karena guru baru
mencoba model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort.
b) Menejemen waktu pada saat pembelajaran kurang berjalan dengan
baik sehingga pembelajaran berlangsung kurang efektif dan efisien.
c) Pemberian kesimpulan terakhir belum dilakukan secara maksimal
karena waktu sudah hampir habis.
4.1.3 Deskripsi Siklus II
Deskripsi pada siklus I ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap,
adapun taha-tahap yang akan dilakukan yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada kegiatan
silkus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung
selama 2 x 35 menit.
4.1.3.1 Tahap Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti pada siklus II ini adalah
mempersiapkan semua tindakan yang akan dilakukan di tempat penelitian untuk
meningkatkan kemandirian dan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan
76
model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort. Kegiatan yang akan
dilakukan pada tahap perencanaan tindakan yaitu sebagai berikut:
a) Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada
siklus I.
b) Menyusun kembali RPP untuk materi yang selanjutnya, soal tes hasil
belajar dan sarana pembelajarannya.
c) Menyiapkan keperluan pembelajaran yang mendukung dalam siklus II.
d) Menyiapkan angket kemandiriann belajar IPS siswa.
4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Kegiatan pembelajaran pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan, 6 x 35
menit. Adapun langkah-langkah pada siklus II sebagai berikut:
Pada awal pertemuan tanggal (Senin, 19 Maret 2018) kegiatan didalamnya
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Untuk kegiatan awal
meliputi pemberian apersespi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di
laksanakan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti (1) guru memberikan
arahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, (2) siswa menjalankan
tugas sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh guru, (3) siswa berkumpul
dengan kelompok masing-masing untuk mendiskusikan materi yang diperoleh, (4)
Guru memberikan gambar pendukung materi yang mereka dapatkan, (5)
perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan apa yang telah
mereka diskusikan, (6) siswa diberi penguatan jawaban atas diskusi yang telah
dipresentasikan, (7) siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.
Kegiatan penutup yaitu guru memberikan penghargaan atas partisipasi
aktif semua siswa ketika melakukan semua kegiatandi kelas. Selanjutnya adalah
melaksanakan kegiatan penyimpulan materi yang telah dipelajari. Guru
memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas. Guru memberikan sedikit
motivasi untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, guru menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.
77
Pertemuan kedua tanggal (Selasa, 20 Maret 2018) kegiatannya berupa
kegiatan awal, inti dan akhir. Kegiatan awal meliputi pemberian apersepsi,
menyampaikan tujuan kegiatan pelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan inti yang
akan dilakukan meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru mengenai
kegiatan yang akan dilakukan, (2) siswa melaksanakan kegiatan yang telah
dijelaskan guru, (3) siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk
mendiskusikan materi yang diperoleh, (4) perwakilan kelompok maju kedepan
untuk mempresentasikan apa yang telah mereka diskusikan (5) siswa diberi
penguatan jawaban atas diskusi yang telah dipresentasikan, (6) siswa dan guru
membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
Kegiatan penutup yaitu guru memberikan penghargaan atas partisipasi
aktif semua siswa ketika melakukan semua kegiatandi kelas. Guru memberikan
tindak lanjut berupa pemberian tugas mempelajari kembali materi yang telah
dipelajari. Guru memberikan sedikit motivasi untuk senantiasa belajar dengan
sungguh-sungguh, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa.
Pertemuan ketiga pada tanggal (Kamis, 22 Maret 2018) yang terdiri dari
kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi
serta melakukan tanya jawab sebagai upaya mengingatkan siswa pada materi yang
telah mereka pelajari. Guru menyampaikan cara mengerjakan tes formatif dan
memberikan sedikit motivasi untuk mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh.
Pada kegiatan inti (1) siswa menerima lembar soal dan jawaban dari guru, (2)
siswa serentak mngerjakan tes sesuai waktu yang telah ditentukan siswa, (3) bagi
siswa yang telah selesai mengerjakan tes harap menunggu temannya yang belum
selesai mnegerjakannya, (4) siswa dan guru bersama-sama mencocokan jawaban
dari tes formatif yang telah dilakukan.
Kegiatan akhir guru memberikan reward bagi siswa yang mendapatkan
nilai terbaik. Selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan penyimpulan materi yang
telah dipelajari. Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi. Guru
menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.
78
Tahapan Observasi juga dilangsungkan pengamatan terhadap siswa
dengan mencatat semua hal yang terkait dengan perilaku kemandirian (tidak
tergantung orang lain, percaya diri, mengkontrol diri, motivasi, tanggung jawab,
inisiatif belajar, sumber relevan, evaluasi) belajar IPS siswa selama proses
pembelajaran di kelas.
4.1.3.3 Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi kembali dilakukan oleh guru pengajar, guru observer,
dan beberapa perwakilan siswa setelah melakukan tindakan yaitu penerapan
model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort. refleksi siklus II difokuskan
pada penilaian dari upaya peningkatan hasil belajar IPS yang menjadi tujuan dari
tindakan tersebut.
Setelah terlaksananya proses pembelajaran siklus II, selanjutnya diadakan
diskusi antara guru, penulis dan observer untuk membahas kegiatan berdasarkan
pada pengamatan observer. Kegiatan pada siklus II ini sudah bejalan dengan baik
dibandingkan siklus I, saat siswa menerima penjelasan mengenai pembelajaran
yang dilakukan siswa tidak merasa kebingungan karena sudah mengetahui
bagaimana mereka akan belajar. Namun ada sedikit yang masih bingung dengan
tugas yang diberikan namun guru berusaha menjelaskan dengan sebaik-baiknya
sampai siswa paham. Kegaduhan msih sedikit terjadi terjadi saat siswa mulai
mencari mereka berada di kelompok yang mana, namun semua tidak menghambat
dalam proses belajar.
Berdasarkan observasi siklus II, hal-hal yang dianggap belum sesuai
harapan pada siklus I sudah terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanaan
pembelajaran waktu yang digunakan sudah efisien dan efektif. Guru berhasil
menghendel siswa untuk mengikuti pembelajaran secara tertib. Salah satunya
adalah memberi pengarahan kepada siswa supaya meningkatkan konsentrasi
dalam belajar dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru ketika
penjelasan tugas berlangsung. Tingkat belajar mandiri mereka juga sangat baik,
banyak siswa yang sudah paham dengan apa yang harus mereka kerjakan
sehingga memudahkan mereka dalam pembelajaran. Refleksi dan analisis hasil tes
79
pada siklus II terdapat 25 siswa (92,59%) yang tuntas dan 2 siswa (7,41%) belum
tuntas, sehingga tidak perlu diadakan perbaikan pembelajaran di siklus III.
Hasil belajar dipengaruhi oleh pemahaman siswa ketika menerima pembelajaran.
Ketika siswa memperhatikan dengan baik penjelasan yang disampaikan oleh guru
dan siswa sendiri berusaha belajar dengan benar, pastilah mendapatkan hasil
belajar yang diinginkan.
Hasil belajar pada siklus II ini juga dipengaruhi oleh kerja siswa waktu
proses pembelajaran berlangsung. Ada yang sudah paham dengan apa yang
dimaksudkan oleh guru namun ada juga yang harus beberapa kali bertanya kepada
guru maksud dari tugas yang diberikan. Hal ini juga menjadi faktor hasil belajar
siswa, karena secara tidak langsung siswa ini kalah dibandingkan dengan teman-
temannya yang sudah mengerti maksud dari tugas tersebut. Siswa lain sudah
berdiskusi tentang apa yang mereka dapat dan masih ada yang bingung mencari
dimana posisi mereka. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort nampak bahwa
seluruh siswa melakukan model pembelajaran tersebut dengan baik.
Berdasarkan dari hasil pengamatan siklus II maka secara keseluruhan hasil
refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus untuk ditingkatkan pada
siklus II yaitu sebagai berikut:
a. Kelebihan
a) Apersepsi yang dilaksanakan oleh guru membangun semangat
siswa dalam pemahamannya sendiri mengenai materi yang akan
diberikan, sehingga dapat memberikan kesempatan siswa untuk
mengungkapkan pendapat mereka tentang apa yang akan
dipelajari.
b) Antar siswa dapat saling berkomunikasi antar satu sama lain untuk
mencari kategori yang sama.
c) Secara tidak langsung mereka juga melakukan sosialisasi dalam
melakukan kegiatan karena mereka juga harus bertanya antar
teman.
80
d) Siswa berlatih berpikir tingkat tinggi dikarenakan soal evaluasi
menggunakan soal cerita yang terletak pada soal esay atau romawi
II dengan kalimat pernyataan sebelumnya dibuat panjang sebagai
dasar pemikiran siswa.
e) Secara tidak langsung membuat semangat belajar siswa meningkat
karena mereka saat menyortir kartu juga harus paham dari apa
yang dimaksudkan kartu yang mereka dapatkan. Jadi, apabila
mereka ingin menemukan kategori dimanakah kartu mereka
seharusnya berada mereka harus membuka materi untuk
mengetahui mereka masuk ke kategori mana.
f) Siswa menguatkan ingatan mereka tentang materi dari pemikiran
dan unjuk kerja siswa ketika mencari kategori mereka berada.
b. Kelemahan
a) Masih terjadi sedikit kegaduhan pada saat melakukan
pengkategorian kartu.
b) Pemberian kesimpulan terakhir belum dilakukan secara maksimal
karena waktu sudah hampir habis.
4.2 ANALISIS DATA
4.2.1 Analisi Data Pra Siklus
Hasil belajar siswa pada pra siklus dapat dilihat lebih rinci pada tabel
distribusi skor tes formatif dibawah ini.
Tabel 4.1
Distribusi Skor Hasil Belajar IPS pada Pra siklus Skor > Frekuensi Presentase (%)
46 7 25,93
56 9 33,33
66 6 22,22
76 4 14,81
86 1 3,70
Jumlah 27 100
Pada pra siklus hasil belajar siswa ditunjukkan pada ketuntasan hasil
belajar IPS dengan KKM > 66. Mendasar dengan KKM IPS > 66, maka distribusi
ketuntasan secara detail disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini:
81
Tabel 4.2
Distribusi ketuntasan hasil belajar IPS pada Pra Siklus
No. Kriteria
Frekuensi Presentase (%) Skor Keterangan
1 > 66 Tuntas 11 40,74
2 < 66 Tidak Tuntas 16 59,26
Jumlah 27 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui ketuntasan hasil belajar pada pra siklus
11 siswa tuntas dan 16 siswa tidak tuntas. Hal ini masih jauh dari harapan hasil
belajar yang diharapkan karena masih banyak yang dibawah KKM hampir
separuh dari 27 siswa berada dibawah KKM.
Gambar 4.1
Hasil Belajar Pra Siklus
Gambar diatas menunjukkan besar presentase pada pembelajaran pra siklus
4.2.2 Analisis Data Siklus I
Berikut merupakan skor hasil belajar IPS pada siklus I.
Tabel 4.3
Distribusi Skor Hasil Belajar IPS pada Siklus I Skor > Frekuensi Presentase (%)
46 3 11,11
56 4 14,81
66 15 55,56
76 5 18,52
Jumlah 27 100
40.74% 59.26%
Pra Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
82
Pada siklus I hasil belajar siswa ditunjukkan pada ketuntasan hasil belajar
IPS dengan KKM > 66. Mendasar dengan KKM IPS > 66, maka distribusi
ketuntasan secara detail disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.4
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus I
No. Kriteria
Frekuensi Presentase (%) Skor Keterangan
1 > 66 Tuntas 20 74,07
2 < 66 Tidak Tuntas 7 25,93
Jumlah 27 100
Dilihat dari hasil distribusi ketuntasan hasil belajar pada siklus I terlihat
tingkat ketuntasan siswa, yakni 20 siswa (74,07%) tuntas dan 7 siswa (25,93%)
belum tuntas.
Gambar 4.2
Hasil Belajar Siklus I
Gambar diatas menunjukka besar presentase hasil belajar siklus I
4.2.3 SIKLUS II
Berikut merupakan skor hasil belajar IPS pada siklus II.
Tabel 4.5
Distribusi Skor Hasil Belajar IPS pada Siklus II Skor > Frekuensi Presentase (%)
56 2 7,41
66 14 51,85
76 8 29,63
86 3 11,11
Jumlah 27 100
74.07%
25.93%
Siklus I
Tuntas
TidakTuntas
83
Pada siklus II hasil belajar siswa ditunjukkan pada ketuntasan hasil belajar
IPS dengan KKM > 66. Mendasar dengan KKM IPS > 66, maka distribusi
ketuntasan secara detail disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.6
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus II
No. Kriteria
Frekuensi Presentase (%) Skor Keterangan
1 > 66 Tuntas 25 92,59
2 < 66 Tidak Tuntas 2 7,41
Jumlah 27 100
Dilihat dari hasil distribusi ketuntasan hasil belajar pada siklus II terlihat
tingkat ketuntasan siswa, yakni 27 siswa (100%) tuntas.
Gambar 4.3
Hasil Belajar Siklus II
Gambar diatas menunjukkan hasil belajar siswa siklus II
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilaksanakan dan dijabarkan
diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar IPS pada siswa kelas 5 SD Negeri
Lopait 01 melalui model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort.
Keberhasilan PTK ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
92.59%
7.41%
Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
84
Tabel 4.7
Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pada
Pra siklus, Siklus I dan Siklus II Ketuntasan
Belajar
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Tuntas 11 40,74 20 74,07 25 92,59
Tidak Tuntas 16 59,26 7 25,93 2 7,41
jumlah 27 100 27 100 27 100
Tabel diatas menunjukkan hasil tindakan disetiap siklusnya, diawali pra
siklus (40,74%), meningkat (74,07%) di siklus I, meningkat kembali (92,595) di
siklus II.
GAMBAR 4.4
Perbandingan Presentase Hasil Belajar
Dapat dilihat pada gambar diatas grafik yang sangat signifikan terjadi
dalam setiap siklusnya. Dari pra siklus ke siklus I terjadi peningkatan 33,33% dan
dari siklus I ke siklus II sebesar 18,52%. Dengan demikian hasil belajar siswa
benar-benar mengalami peningkatan.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
40.74%
74.07%
92.59%
59.26%
25.93%
7.41%
Tuntas
Tidak Tuntas
85
4.2.4 ANALISIS DATA KEMANDRIAN BELAJAR
Hasil penelitian untuk kemandirian belajar siswa kelas 5 SD Negeri Lopait
01 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Perbandingan Skor Kemandirian Belajar
Siswa Kelas 5 SD Negeri Lopait 01
Kategori Skor Pra Siklus Siklus I Siklus II
Baik Sekali 1 12 16
Baik 23 13 10
Cukup 3 2 1
Kurang 0 0 0
Kurang Sekali 0 0 0
Skor Terendah 46 66 74
Skor Tertinggi 88 108 107
Skor Rata-Rata 81,8 92,3 98
Jumlah Skor 2209 2493 2646
Presentase Skor 68,8% 76,94% 81,67%
Jelas bahwa apa yang tertera pada tabel diatas di setiap siklus.nya
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam kemandirian belajar,
(68,8%) untuk pra siklus, (76,8%) meningkat di siklus I, (81,67%) meningkat lagi
di siklus II.
Gambar 4.5
Presentase Kemandirian Belajar Siswa
60.00%
65.00%
70.00%
75.00%
80.00%
85.00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
68.80%
76.94%
81.67%
Presentase Skor
Presentase Skor
86
Dapat dilihat pada gambar diatas presentase peningkatan kemandirian
siswa sangat signifikan. Dari pra siklus sampai akhir siklus II selalu mengalami
peningkatan. Besar presentase kenaikan pra siklus ke siklus I sebesar 8.14%
kemudian peningkatan yang terjadi pada siklus II ke siklus II sebesar 4,73%.
Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Active Learning tipe Card
Sort dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa.
4.3 PEMBAHASAN
4.3.1 Analisi Deskriptif Pra Siklus
Pada pra siklus ini dijelaskan tentang bagaimana kondisi siswa
ketika belum mendapatkan tindakan dari penelitian. Hasil yang diperoleh pada pra
siklus menunjukkan 11 siswa tuntas (40,74%) dan 16 siswa tidak tuntas (59,26%),
nilai terendah sebesar 46 dan tertinggi 88 dengan nilai rata-rata 62,44. Dari hasil
yang telah dipaparkan lebih dari 50% siswa tidak tuntas dalam hasil belajarnya.
Hal ini karna guru belum mencoba menerapkan pembelajaran yang lain. Dalam
pembelajaran guru cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional
seperti ceramah. Model pembelajaran ini kurang efektif, membuat siswa bosan
dan kemandirian dalam belajarnya pun kurang. Siswa cenderung lebih
mementingkan diri sendiri.
Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang memberi
kesempatan dan latihan kepada siswa yang ingin mengungkapkan gagasan yang
dimiliknya, sehingga siswa yang memiliki gagasan memilih untuk diam dan
mengikuti semua perintah dari guru tanpa ada rasa ingin tahu yang timbul dalam
diri sendiri. Interaksi antar siswa dan interaksi siswa dan guru juga kurang terlihat.
Kesempatan siswa untuk bertanya atau mengemukakan gagasan masih kurang.
Ketika proses pembelajaran siswa juga kurang mandiri dalam belajar dikarenakan
mereka akan belajar ketika disuruh oleh guru. Hal ini berdampak buruk kepada
hasil belajar mereka. Siswa berkemampuan tinggi boleh saja di abaikan karena
mereka sadar bahwa belajar sebagai kebutuhan mereka, lalu bagaimana dengan
siswa yang berkemampuan rendah mereka tentu saja berpaku pada guru dalam hal
belajar. Demi memperbaiki nilai hasil belajr siswa perlu diberi tindakan yang
87
dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut yang akan dilaksanakan di siklus
I.
4.3.2 Analisi Deskriptif Siklus I
Perbaikan hasil belajar IPS siswa kelas 5 siklus I memperlihatkan adanya
peningkatan baik peran guru dan aktivitas siswa, presentase pembelajaran yang
dilakukan maupun ketuntasan belajar. Di siklus I ini sudah memenuhi target
namun peneliti masih ingin membenahi kekurangan di siklus I dengan harapan
dapat lebih meningkat hasil yang diperoleh. Dari kegiatan refleksi yang telah
dijabarkan dalam siklus I teridentifikasi ternyata masih mendapatkan kekurangan
dalam hal pembimbingan siswa dalam pembelajaran dan pengkondisian waktu.
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan, pembelajaran terlihat ada
peningkatan hasil belajar IPS melalui pembelajaran Active Learning tipe Card
Sort yang semula hanya 11 siswa tuntas (40,74%) dan 16 siswa tidak tuntas
(59,26%) sekarang menjadi 20 siswa tuntas (74,07%) dan 7 siswa tidak tuntas
(25,93%). Nilai terendah semula 46 menjadi 48, nilai tertinggi semula 88 menjadi
84 dengan nilai rata-rata sebelumnya 62,44 meningkat menjadi 68,59.
Hasil ini sebenarnya sudah memenuhi KKM namun mengingat banyaknya
siswa yang mendapat nilai skor dibawah KKM yaitu ada 7 siswa dinyatakan
belum tuntas. Hasil belajar siklus I ini dipengaruhi oleh kerja siswa sewaktu
pembelajaran berlangsung. Ada yang sudah paham dengan apa yang dimaksudkan
oleh guru namun ada juga yang harus beberapa kali bertanya kepada guru maksud
dari tugas yang diberikan maka perlu diadakan perbaikan pada siklus II.
4.3.3 Analisis Deskriptif Siklus II
Terlaksananya siklus II perbaikan hasil belajar IPS difokuskan pada
kekurangan yang terjadi dalam siklus I. Selama proses pembelajaran, siswa
tampak mengikuti pembelajaran dengan baik sesuai dengan arahan guru.
Siswapun melakukan pembelajaran tanpa rasa bingung dengan bimbingan guru
yang lebih intensif sehingga manajemen waktu pembelajaran berjalan dengan
baik.
88
Pada penelitian siklus II ini ketuntasan hasil belajar IPS sebesar 92,59%
dan skor rata-rata 75,96 dengan skor tertinggi 88 dan skor terendah 62. Hasil dari
siklus II dengan tingkat keberhasilan 92,59% dari jumlah seluruh siswa 27 siswa,
menunjukkan pada siklus 2 ini hasil belajar IPS benar-benar sudah meningkat
mengingat rendahnya sebelum pemberian tindakan penelitian tingkat keberhasilan
hanya 40,74% saja. Presentase ini sudah memenuhi target indikator keberhasilan
nilai rata-rata pada siklus II yaitu >66 dan ketuntasan siswa >90%.
4.3.4 Analisis Deskriptif Kemandirian Belajar
Penelitian ini terbukti dengan menggunakan model pembelajaran Active
Learning tipe Card Sort hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Lopait 01 semester II
tahun pelajaran 2017/2018 telah meningkat. Hasil tes kondisi awal diperoleh
ketuntasan belajar 11 siswa tuntas (40,74%) dari 27 siswa. Hasil tes kondisi awal
bila dibandingkan dengan hasil tes kondisi akhir didapatkan 25 siswa tuntas
(92,59%). Kesimpulan dari penelitian ini diperolehpeningkatan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort.
Peningkatan hasil belajar ini karena dalam proses belajar siswa mencari
materi sendiri dan berusaha memahaminya dengan presentasi didepan kelas secara
tidak langsung siswa di tuntut untuk memahami materi yang dipelajari. Faktor
pendukung juga melalui diskusi antar kelompok untuk mendiskusikan kategori
yang mereka dapat. Sehingga ingatan siswa mengenai materi yang dipelajari dapat
terserap ke dalam pikiran mereka melalui diskusi dan pemahaman materi.
4.3.5 Pembahasan Pra siklus , siklus I dan siklus II
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe
Card Sort pada pertemuan 1 dan 2 disetiap siklusnya. Komponen pembelajaran
Active Learning tipe Card Sort sudah dapat diterapkan pada saat penelitian
berlangsung sesuai apa yang telah peneliti rencanakan pada RPP. Pada pertemuan
1 sampai 2 peneliti menerapkan langkah-langkah model pembelajaran Active
Learning tipe Card Sort yaitu membimbing siswa menemukan kategori kartu
yang sama dan selanjutnya didiskusikan dengan teman sekategori. Hasil dari
89
diskusi tadi di presentasikan ke depan kelas sesuai dengan kategori yang mereka
dapat. Penerapan langkah-langkah model pembelajaran Active Learning tipe Card
Sort tersebut sudah dapat diterapkan disetiap pembelajaran.
Hasil belajar pra siklus 11 siswa tuntas (40,74%) dan 16 siswa tidak
tuntas (59,26%) dengan nilai rata-rata 62,44 nilai terendah 46 dan tertinggi 88
pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa tuntas (74,07%) dan 7 siswa tidak
tuntas (25,93%) nilai terendah 48 dan tertinggi 84 lalu meningkat lagi pada siklus
II menjadi 25 siswa tuntas (92,59%) dan 2 siswa tidak tuntas (7,41%) dengan nilai
rata-rata 75,96 nilai terendah 62 dan tertinggi 88. Dari setiap siklusnya siswa
mempunyai progres belajar yang cukup tinggi. Benar adanya seperti yang
disampaikan oleh Kristin, F (2016:79) bahawa hasil belajar diperoleh seseorang
dari aktivitas yang dilakukan dan mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah
laku. Dalam penelitian ini hasil belajar yang didapatkan telah mengalami
perubahan tingkah laku dari setiap siklusnya yang berdampak untuk hasil belajar
siswa.
Hasil penelitian siswa menunjukkan kemandirian belajar siswa pra siklus 3
siswa dalam status cukup, 23 siswa berstatus baik dan 1 siswa berstatus baik
sekali. Presentase skor pada pra siklus sebesar (68,8%) dengan skor rata-rata 81,8
yang memiliki skor terendah 46 dan skor tertinggi 88 pada siklus I meningkat
menjadi 2 siswa berstatus cukup, 13 siswa berstatus baik dan 12 siswa berstatus
baik sekali. Presentase skor pada siklus I ini sebesar (76,94%) dengan skor rata-
rata 92,3 yang memiliki skor terendah 66 dan skor tertinggi 108 kemudian
meningkat lagi pada siklus II meningkat menjadi 1 siswa berstatus cukup, 10
siswa berstatus baik dan 16 siswa berstatus baik sekali. Besar presentase skor
pada siklus II ini adalah (81,67%) dengan skor rata-rata 98 yang memiliki skor
terendah 74 dan skor tertinggi 107.
Kemandirian belajar siswa pada saat pra siklus dengan presentase 68,8%
dari 27 siswa. Hal ini menandakan kemandirian belajar mereka berada pada
tingkat cukup. Untuk hal itu perlu diadakan pemberian tindakan guna
meningkatkan kemandirian belajar mereka. Penggunaan model pembelajaran
Active Learning tipe Card Sort digunakan untuk memperbaiki kemandirian
90
belajar siswa karena di dalam model pembelajaran ini siswa di tuntut harus
memahami materi yang mereka dapat sehingga mereka dapat bergabung dengan
teman yang mendapatkan ketegori sama. Terjadi proses mandiri disini mereka
harus mencari sendiri kategori kartu yang sama, jadi melatih tanggung jawab serta
pemahaman siswa tentang materi yang didapatkan.
Setelah diadakan siklus I presentase meningkat menjadi 76,79%. Namun
kendala di siklus I ini masih saja terjadi. Diantaranya siswa yang gaduh sendiri
saat mencari kategori kartunya dan merasa malas memahami kategori yang
mereka dapatkan. Sehingga perlu diadakannya pemberian tindakan pada siklus II
yaitu dengan memberikan motivasi yang lebih besar lagi untuk memahami materi,
menampilkan gambar-gambar yang bersangkutan dengan materi, mengontrol
siswa yang sering membuat kegaduhan di kelas sehingga mengganggu siswa
lainnya dalam pemahaman materi.
Hasil dari siklus II ternyata telah mengalami peningkatan yaitu dengan
presentase keberhasilan 81,67% ternyata kemandirian siswa dapat terwujud
melalui model pembelajaran tersebut. Hal ini membuktikan bahwa model
pembelajaran Active Learning tipe Card Sort dapat meningkatkan kemandirian
belajar siswa.