BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN -...

33
36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Profil SMK Negeri 2 Salatiga SMK Negeri 2 Salatiga berdiri tahun 1999. Sekolah dengan nomor statistik 321036203006 tersebut beralamat di Jalan Parikesit, Dusun Warak, Desa Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Setelah sebelumnya berstatus UGB (Unit Gedung Baru), pada tanggal 17 Nopember 2000 sekolah menerima status Negeri. Menempati lahan seluas 6,8 ha, SMK Negeri 2 Salatiga telah menerapkan standar mutu ISO 9001:2008 dan mendapatkan akreditasi A. Saat ini, SMK Negeri 2 Salatiga memiliki 5 Program Studi Keahlian, yaitu (1) Teknik Bangunan (2) Teknik Elektro, (3) Teknik Pemesinan, (4) Teknik Mekanik Otomotif, dan (5) Teknik Informatika. Kompetensi Keahlian atau jurusan yang dimiliki SMK Negeri 2 Salatiga adalah : 1. Teknik Konstruksi Batu Beton / Teknik Sipil 2. Teknik Perkayuan 3. Teknik Gambar Bangunan / Arsitek 4. Teknik Audio Video 5. Teknik Elektronika Industri 6. Teknik Pemesinan 7. Teknik Kendaraan Ringan 8. Teknik Komputer dan Jaringan

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN -...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Profil SMK Negeri 2 Salatiga

SMK Negeri 2 Salatiga berdiri tahun 1999.

Sekolah dengan nomor statistik 321036203006

tersebut beralamat di Jalan Parikesit, Dusun Warak,

Desa Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.

Setelah sebelumnya berstatus UGB (Unit Gedung

Baru), pada tanggal 17 Nopember 2000 sekolah

menerima status Negeri. Menempati lahan seluas 6,8

ha, SMK Negeri 2 Salatiga telah menerapkan standar

mutu ISO 9001:2008 dan mendapatkan akreditasi A.

Saat ini, SMK Negeri 2 Salatiga memiliki 5 Program

Studi Keahlian, yaitu (1) Teknik Bangunan (2) Teknik

Elektro, (3) Teknik Pemesinan, (4) Teknik Mekanik

Otomotif, dan (5) Teknik Informatika. Kompetensi

Keahlian atau jurusan yang dimiliki SMK Negeri 2

Salatiga adalah :

1. Teknik Konstruksi Batu Beton / Teknik Sipil

2. Teknik Perkayuan

3. Teknik Gambar Bangunan / Arsitek

4. Teknik Audio Video

5. Teknik Elektronika Industri

6. Teknik Pemesinan

7. Teknik Kendaraan Ringan

8. Teknik Komputer dan Jaringan

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

37

Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2013/2014

adalah 1486 orang. Jumlah guru yang dimiliki adalah

134 orang yang terdiri dari 85 guru produktif

(kejuruan) dan 49 guru normatif adaptif. Sedangkan

jumlah tenaga kependidikan lainnya (TU, kebersihan,

satpam dan sebagainya) adalah 29 orang. Sekolah

memiliki fasilitas yang lengkap, berupa bengkel di

setiap kompetensi keahlian, kelas yang representatif

(ber-AC, LCD gantung), lapangan olah raga (sepak bola,

volley, badminton, basket, tenis), masjid, parkir luas,

dan berbagai sarana lain untuk pengembangan

sekolah.

SMK Negeri 2 Salatiga memiliki visi, misi dan

tujuan sebagai berikut :

Visi : Menyiapkan tamatan yang mampu bersaing di

era global dan berimtaq tinggi

Misi :

1. Menyiapkan tamatan yang menguasai iptek dan

imtaq

2. Menyiapkan tamatan siap masuk kerja

3. Menyiapkan tamatan yang berjiwa wirausahawan

4. Menyiapkan tamatan yang cerdas, jujur dan

bermoral

5. Menyiapkan tamatan dengan kompetensi bertaraf

internasional

6. Menyelenggarakan sekolah dengan pelayanan

bertaraf internasional

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

38

Tujuan :

1. Tahun 2013 siswa memiliki kompetensi

penguasaan konsep untuk seluruh mata pelajaran

secara komprehensif dan benar sehingga mampu

berkompetensi di tingkat nasional dan tahun 2014

mampu berkompetisi di tingkat internasional.

2. Tahun 2013 siswa mampu menggunakan Bahasa

Inggris sebagai alat komunikasi untuk

mendapatkan pengetahuan yang lebih luas.

3. Tahun 2013 siswa mampu membangun kebiasaan

yang aktif untuk mencari informasi menggunakan

teknologi informasi.

4. Tahun 2013 sekolah memiliki sarana dan

prasarana penunjang PBM yang lengkap.

5. Tahun 2013 sekolah memiliki guru dan tenaga

pendukung yang handal untuk mendukung

seluruh manajemen sekolah.

6. Sekolah memiliki hubungan kemitraan yang baik

dengan seluruh warga sekolah, stake holders dan

instansi serta institusi pendukung pendidikan

lainnya.

7. Siswa memiliki, mengaplikasikan, dan

meningkatkan nilai-nilai ketuhanan serta nilai-nilai

kehidupan yang bersifat universal dalam

kehidupannya.

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

39

4.1.2. Aspek Penguasaan Materi, Struktur, Konsep,

dan Pola Pikir Keilmuan yang Mendukung

Mata Pelajaran yang Diampu

Matrik IFAS aspek penguasaan materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan dapat dilihat dari

analisis faktor kekuatan dan kelemahan hasil temuan

wawancara serta pemberian skor dan bobot hingga

perhitungan akhir pada fgd, yang disajikan pada tabel

4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Internal Factors Analisis Summary

Aspek Penguasaan Materi, Struktur, Konsep, dan Pola

Pikir Keilmuan yang Mendukung Mata Pelajaran

Internal Factors Analisis Summary (IFAS)

No Kekuatan Bobot Skor Total

1 Pendidikan guru minimal S-1 0,5 5 2,50

2 Ada guru yang telah berpendidikan S-2 0,2 2 0,40

3 Banyak guru yang telah memiliki sertifikat pendidik 0,3 4 1,20

TOTAL 1 11 4,10

No Kelemahan Bobot Skor Total

1 Kemampuan guru tidak merata 0,2 2 0,40

2 Guru telah merasa nyaman dengan kondisi saat ini 0,5 4 2,00

3 Guru mendapat tugas selain mengajar 0,3 3 0,90

TOTAL 1 10 3,30

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan) 0,80

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2014

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

40

Berdasarkan hasil analisis data matrik IFAS di

atas, didapatkan bahwa para guru memberikan bobot

0,5 dan skor 5 pada guru yang berijasah S-1. Para guru

peserta fgd berpendapat bahwa guru sebagai seorang

sarjana mestinya telah menguasai materi, struktur,

konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

pelajaran yang diampu. Hal ini ditunjang dengan telah

diakuinya dan memiliki sertifikat pendidik, bahkan ada

yang sudah S-2. Faktor-faktor tersebut dianggap bisa

dimanfaatkan sebagai modal untuk meningkatkan

kualitas kompetensi profesional guru produktif di SMK

Negeri 2 Salatiga .

Faktor kelemahan yaitu guru telah merasa

mapan dengan kondisi saat ini diberi skor dan bobot

tertinggi oleh para guru dalam FGD, yaitu 0,5 dan 4,

sebab faktor itulah yang menyebabkan guru malas

meningkatkan kualitas profesionalnya. Selain itu

kemampuan guru yang tidak merata, meskipun

bobotnya kecil, yaitu 0,2 dengan skor 2, serta guru

yang mendapat tugas selain mengajar yang sedikit

banyak menyita waktu ditengarai juga menyebabkan

guru sulit mengembangkan kompetensi profesionalnya.

Matrik EFAS aspek penguasaan materi,

struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu dapat dilihat

dari hasil analisis faktor peluang dan ancaman serta

pemberian skor dan bobot hingga perhitungan akhir,

yang disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

41

Tabel 4.2

Eksternal Factors Analisis Summary

Aspek Penguasaan Materi, Struktur, Konsep, dan Pola

Pikir Keilmuan yang Mendukung Mata Pelajaran yang

Diampu

Eksternal Factors Analisis Summary (EFAS)

No Peluang Bobot Skor Total

1 Banyak seminar pendidikan 0,3 3 0,9

2 Banyak media cetak / elektronik yang memuat

materi pelajaran 0,5 4 2,0

3 Ada bea siswa melanjutkan pendidikan S-2 0,2 2 0,4

TOTAL 1,0 9 3,3

No Ancaman Bobot Skor Total

1 Rotasi mengajar dengan pelajaran berbeda 0,4 3 1,2

2 Biaya pendidikan S-2 relatif mahal 0,1 1 0,1

3 Tidak ada sanksi langsung bagi guru yang tidak

menguasai materi dan konsep ilmu 0,5 5 2,5

TOTAL 1,0 10 3,8

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan) -0,5

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2014

Dari hasil analisis data matrik EFAS, banyaknya

seminar pendidikan jika diikuti dianggap guru peserta

FGD bisa untuk menambah kualitas guru dalam hal

menguasai materi, konsep dan pola pikir keilmuan

guna mendukung materi pelajaran yang diampu.

Faktor ini diberi bobot 0,30 dengan skor 3. Selanjutnya,

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

42

banyaknya media baik cetak maupun elektronik yang

memuat materi bahan ajar dianggap sebagai peluang

paling besar untuk dimanfaatkan, yaitu dengan bobot

tidak 0,5 dan skor 4. Tawaran bea siswa ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi hanya diberi skor 1. Hal

ini tidak terlepas dari minimnya tawaran dan

kesempatan yang bisa dimanfaatkan

Ancaman terbesar berdasarkan matrik di atas

ialah tidak adanya sanksi yang tegas dan mengikat bagi

guru yang tidak mengembangkan penguasaan materi,

struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu. Dianggap

ancaman utama, faktor ini diberi bobot dan skor yang

cukup tinggi, yaitu 0,5 dan 5. Rotasi mengajar dengan

pelajaran yang berbeda juga dianggap sebagai ancaman

sebab guru harus mendalami materi baru, faktor ini

diberi bobot cukup besar yaitu 0,4 dengan skor 3.

Selain itu, mahalnya biaya untuk mengembangkan

wawasan keilmuan melalui jenjang pendidikan yang

lebih tinggi, yaitu S-2 juga dianggap sebagai kendala

bagi guru meskipun faktor ini diberi skor yang cukup

rendah, yaitu 1.

4.1.3. Aspek Penguasaan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang

Diampu

Matrik IFAS aspek Penguasaan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang

Diampu dapat dilihat dari analisis faktor kekuatan dan

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

43

kelemahan hasil temuan wawancara serta pemberian

skor dan bobot hingga perhitungan akhir pada fgd,

yang disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Internal Factors Analisis Summary

Aspek Penguasaan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang Diampu

Internal Factors Analisis Summary (IFAS)

No Kekuatan Bobot Skor Total

1 Guru telah mengikuti bedah kurikulum 0,3 3 1,25

2 Guru telah biasa membuat administrasi pembelajaran 0,4 5 0,75

3 Guru mendapat pelatihan membuat admnistrasi

pembelajaran 0,3 4 0,75

TOTAL 1,0 11 2,75

No Kelemahan Bobot Skor Total

1 Guru membuat administrasi pembelajaran

mengcopy tahun sebelumnya 0,5 5 2,5

2 Guru membuat administrasi pembelajaran

mencontoh sekolah lain

0,3 3 0,9

3 Guru mendownload administrasi pembelajaran

sekolah lain tanpa edit yang memadai

0,2 3 0,6

TOTAL 1 11 4,0

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan) -1,25

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2014

Berdasarkan hasil analisis data matrik IFAS di

atas, diperoleh bahwa faktor kekuatan yaitu guru telah

biasa membuat administrasi pembelajaran diberi bobot

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

44

dan skor tinggi, yaitu 0,4 dan 5. Peserta fgd

berpendapat semestinya guru tidak mengalami

kesulitan dalam menguasai standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, sebab

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus dibuat rutin

setiap tahun. Faktor lain yang mendukung adalah

adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam

membuat administrasi pembelajaran yang

menyumbang fakor kekuatan guru meskipun hanya

memiliki bobot 0,3 dan diberi skor masing-masing 3

dan 4.

Meskipun telah mendapatkan pelatihan, tetapi

kecenderungan guru hanya mengcopy adminstrasi

pembelajaran tahun sebelumnya dan melakukan edit

sekedarnya menyebabkan guru sulit untuk

mengembangkan pengusaaan standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

Kelemahan guru tersebut diberi skor dan bobot cukup

tinggi, yaitu 0,5 dan 5. Selain hal tersebut, guru yang

membuat adminstrasi pembelajaran dengan hanya

mencontoh milik sekolah lain atau hanya dengan

mendownload dari internet dengan hanya mengedit

nama sekolah dan nama guru saja juga merupakan

faktor kelemahan guru dalam hal menguasai standar

kompetensi, meski hanya diberi bobot dan skor masing-

masing 0,3 dan 3 serta 0,2 dan 3.

Matrik EFAS Penguasaan Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang Diampu

dapat dilihat dari analisis faktor peluang dan ancaman

hasil temuan wawancara serta pemberian skor dan

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

45

bobot hingga perhitungan akhir hasil fgd, yang

disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Eksternal Factors Analisis Summary

Aspek Penguasaan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang Diampu

Eksternal Factors Analisis Summary (EFAS)

No Peluang Bobot Skor Total

1 Ada diklat program tahunan dari Diknas Kota

Salatiga

0,2 2 0,4

2 Ada anggaran untuk IHT kurikulum yang diberikan

komite sekolah

0,5 5 2,5

3 Ada review dan sinkronisasi kurikulum dengan

dunia usaha / dunia industri 0,3 3 0,9

TOTAL 1,0

3,8

No Ancaman Bobot Skor Total

1 Diklat dari Diknas hanya formalitas melaksanakan

program 0,2 2 0,4

2 Kurikulum berubah-ubah 0,3 3 0,9

3 Kurikulum pusat bersifat mengikat, kurang sesuai

dengan tuntutan dunia usaha / dunia industri

0,5 4 2,0

TOTAL 1,0

3,3

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan) 0,5

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2014

Dari hasil analisis data matrik EFAS, para guru

menyatakan anggaran yang disediakan komite sekolah

untuk mengadakan IHT kurikulum setiap tahun dapat

dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

46

kompetensi guru. Faktor ini dianggap utama dengan

diberi bobot 0,5 dan skor 5. Selanjutnya, para guru

juga berpendapat bahwa peluang yang bisa

dimanfaatkan adalah adanya review dan sinkronisasi

kurikulum yang diadakan dengan dunia usaha dan

dunia industri, yang diberi bobot 0,3 dan skor 3.

Peluang lain adalah adanya program tahunan dari

Dinas Pendidikan Kota Salatiga yaitu peningkatan

kompetensi guru dalam hal pembuatan soal ujian,

tetapi karena pesertanya sangat terbatas hanya diberi

bobot 0,2 dan skor 2.

Analisis matrik EFAS pada hal-hal yang bisa

menjadi kendala bagi guru untuk meningkatkan

kompetensinya terhadap penguasaan standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang

diampu, kurikulum dari pusat yang bersifat mengikat

dan kurang sesuai dengan tuntutan dunis usaha/

dunia industri menyumbang bobot dan skor yang

cukup tinggi, yaitu 0,5 dan 4. Hal lain yang bisa

menghambat adalah sering berubahnya kurikulum,

yang diberi bobot dan skor 0,3 dan 3. Adanya diklat

dari Dinas Kota Salatiga dianggap sebagai diklat yang

hanya formalitas belaka untuk melaksanakan program

akhir tahun guna menghabiskan anggaran, diberi bobot

0,2 dan skor 2 oleh para guru.

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

47

4.1.4. Aspek Pengembangkan Materi Pembelajaran

yang Diampu Secara Kreatif

Matrik IFAS aspek penguasaan materi

pembelajaran yang diampu secara kreatif dapat dilihat

dari hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan serta

pemberian skor dan bobot hingga perhitungan akhir,

yang disajikan dalam tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Internal Factors Analisis Summary

Aspek Penguasaan Materi Pembelajaran yang Diampu

Secara Kreatif

Internal Factors Analisis Summary (IFAS)

No Kekuatan Bobot Skor Total

1 Sebagian besar guru bersertifikat pendidik 0,3 4 1,2

2 Sebagian besar guru telah mengikuti diklat kejuruan 0,5 4 2,0

3 Guru bisa memanfaatkan berbagai alat peraga dan

media belajar 0,2 4 0,8

TOTAL 1,0 12 4,0

No Kelemahan Bobot Skor Total

1 Guru merasa sudah mapan 0,4 4 1,6

2 Guru banyak yang tidak lulus uji kompetensi guru 0,2 2 0,4

3 Guru hadir di sekolah hanya saat jam mengajar 0,3 3 0,9

TOTAL 1,0 11 2,9

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan) 1,1

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2014

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

48

Berdasarkan hasil analisis data matrik IFAS di

atas didapatkan hal yang cukup menarik, bahwa para

guru memberikan skor yang sama untuk hal-hal yang

bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan penguasaan

terhadap materi pembelajaran yang diampu secara

kreatif yaitu 4, meski dengan skor yang berbeda.

Sebagian besar guru yang telah mengikuti diklat

kejuruan dianggap sebagai faktor yang utama, dan

diberi bobot 0,5. Selanjutnya, dengan memiliki

sertifikat pendidik guru seharusnya tidak mengalami

kesulitan dalam mengembangkan materi pelajaran,

yang diberi bobot 0,3 serta pemanfaatan media dan alat

peraga yang diberi bobot cukup rendah, yaitu 0,2.

Kelemahan-kelemahan yang mengakibatkan

guru mengalami kesulitan untuk mengembangkan

penguasaan materi pembelajaran yang diampu secara

kreatif adalah guru merasa sudah mapan dengan

pelajaran yang diampu, yang diberi skor dan bobot

cukup besar, yaitu 0,4 dan 4. Kehadiran guru hanya

pada saat jam mengajar dianggap mengurangi

produktivitasnya sebagai guru, juga dianggap sebagai

kelemahan guru dan diberi bobot 0,3 dan skor 3.

Sedangkan guru yang tidak lulus uji kompetensi guru

meskipun dianggap sebagai kelemahan, tetapi dianggap

kurang berpengaruh sehingga diberi skor dan bobot

cukup kecil, yaitu 0,2 dan 2.

Matrik EFAS penguasaan materi pembelajaran

yang diampu secara kreatif dapat dilihat dari hasil

analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

49

skor dan bobot hingga perhitungan akhir, yang

disajikan dalam tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6

Eksternal Factors Analisis Summary

Aspek Penguasaan Materi Pembelajaran yang Diampu

Secara Kreatif

Eksternal Factors Analisis Summary (EFAS)

No Peluang Bobot Skor Total

1 Ada organisasi MGMP 0,3 3 0,9

2 Ada perpustakaan kota 0,3 3 0,9

3 Jaringan internet memadai 0,4 5 2,0

TOTAL 1,0 11 3,8

No Ancaman Bobot Skor Total

1 Tidak semua jurusan mempunyai MGMP 0,3 2 0,6

2 Tawaran bekerja di tempat lain 0,3 2 0,6

3 Tidak ada bantuan dana untuk membuat alat

peraga dan media belajar dari komite sekolah 0,4 5 2,0

TOTAL 1,0 9 3,2

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan)

0,6

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2014

Hasil analisa pada Tabel 4.6 menunjukkan

bahwa guru memiliki peluang untuk mengembangkan

penguasaan terhadap materi pembelajaran yang

diampu secara kreatif terutama dengan memanfaatkan

jaringan internet yang memadai, yang diberi bobot 0,4

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

50

dan skor 5. Guru juga bisa memanfaatkan organisasi

MGMP dan perpustakaan Kota Salatiga untuk

mengembangkan materi pembelajaran. Dua peluang

tersebut diberi bobot dan skor sama besar , yaitu 0,3

dan 3.

Hal-hal yang dianggap bisa menghambat guru

dalam mengembangkan materi pembelajaran secara

kreatif menurut para guru terutama adalah tidak

bantuan ada dana dari komite sekolah untuk membuat

alat peraga dan media pembelajaran. Faktor ini diberi

bobot dan skor cukup tinggi, yaitu 0,4 dan 5. Faktor

lainnya adalah tidak semua jurusan memiliki MGMP,

kalaupun ada dianggap kurang aktif sehingga diberi

skor 0,3 dan bobot 2 oleh para guru. Adanya tawaran

untuk mengajar di tempat lain, yang bisa mengurangi

waktu guru untuk mengembangkan materi

pembelajaran juga dianggap sebagai ancaman, meski

hanya diberi bobot 0,3 dan skor cukup kecil, yaitu 2.

4.1.5. Aspek Mengembangkan Keprofesionalan

Secara Berkelanjutan dengan Melakukan

Tindakan Reflektif

Matrik IFAS aspek mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif dapat dilihat dari hasil

analisis faktor kekuatan dan kelemahan serta

pemberian skor dan bobot hingga perhitungan akhir,

yang disajikan dalam tabel 4.7 berikut ini.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

51

Tabel 4.7

Internal Factors Analisis Summary

Aspek Mengembangkan Keprofesionalan Secara

Berkelanjutan dengan Melakukan Tindakan Reflektif

Internal Factors Analisis Summary (IFAS)

No Kekuatan Bobot Skor Total

1 Banyak guru yang telah lulus uji kompetensi diklat 0,3 5 1,5

2 Ada guru yang menjadi asesor 0,1 3 0,3

3 Guru secara periodik mengikuti diklat kejuruan 0,3 5 1,5

4 Beberapa guru berpendidikan S-2 0,1 2 0,2

5 Sebagian guru telah membuat PTK 0,2 4 0,8

TOTAL 1 19 4,3

No Kelemahan Bobot Skor Total

1 Guru tidak melakukan desiminasi hasil diklat 0,4 5 2,0

2 Guru yang berpendidikan S-2 tidak integral ilmunya 0,2 3 0,6

3 Ada guru yang tidak tuntas mengikuti diklat PTK 0,2 2 0,4

4 Guru memanfaatkan profesinalismenya untuk pihak

lain

0,2 2 0,4

TOTAL 1 14 3,4

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan) 0,9

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2014

Analisa pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa

guru memiliki kekuatan untuk mengembangkan

keprofesionalan sebab telah banyak yang lulus uji

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

52

kompetensi diklat dan secara periodik mengikuti diklat

kejuruan. Oleh peserta fgd, ke dua faktor tersebut

diberi bobot sama, yaitu 0,3 serta skor yang juga sama

tinggi, yaitu 5. Guru yang telah membuat PTK

semestinya juga tidak mengalami kendala dalam

mengembangkan keprofesionalannya, faktor ini diberi

bobot 0,2 dan skor 4. Sedangkan guru yang menjadi

asesor karena jumlahnya sedikit diberi bobot 0,1 dan

skor 3, serta guru yang telah berpendidikan S-2 juga

diberi bobot 0,1 serta skor 2.

Pada faktor yang merupakan kelemahan guru

untuk mengembangkan keprofesionalannya, guru yang

tidak melakukan hasil desiminasi diklat diberi skor dan

bobot tertinggi, yaitu 0,4 dan 5. Selanjutnya guru yang

berpendidikan S-2 tetapi tidak integral ilmunya diberi

bobot 2 dan skor 4, sebab dianggap hanya menambah

wawasan berpikir tentang konsep ilmu secara umum.

Kelemahan yang lain adalah guru yang tidak

menyelesaikan pembuatan PTKnya meskipun telah

mengikuti diklat, dan guru yang memanfaatkan

profesionalismenya untuk instansi lain sehingga

mengurangi waktu untuk sekolah diberi bobot dan skor

yang sama, yaitu 0,2 dan 2.

Matrik EFAS pada aspek mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif dapat dilihat dari hasil

analisis faktor peluang dan ancaman serta pemberian

skor dan bobot hingga perhitungan akhir, disajikan

dalam tabel 4.8 berikut ini.

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

53

Tabel 4.8

Eksternal Factors Analisis Summary

Aspek Mengembangkan Keprofesionalan Secara

Berkelanjutan dengan Melakukan Tindakan Reflektif

Eksternal Factors Analisis Summary (EFAS)

No Peluang Bobot Skor Total

1 Ada tawaran diklat kejuruan dari BP Dikjur dan

PPPGT 0,5 5 2,5

2 Ada pelatihan membuat PTK dari BKD Kota

Salatiga dan LPMP Jawa Tengah 0,2 3 0,6

3 Ada lomba Kompetensi Guru 0,3 4 1,2

TOTAL 1,0 12 4,3

No Ancaman Bobot Skor Total

1 Diklat dari pemerintah terbatas pesertanya 0,3 3 0,9

2 Diklat mandiri biayanya relatif mahal 0,3 3 0,9

3 Diklat tidak sesuai kebutuhan sekolah 0,4 4 1,6

TOTAL 1 10 3,4

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan) 0,9

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2014

Berdasarkan tabel 4.8, dapat dideskripsikan

bahwa adanya tawaran diklat baik dari BP Dikjur

Provinsi Jawa Tengah maupun dari PPPGT yang setiap

tahun ada merupakan faktor utama bagi guru untuk

bisa mengembangkan keprofesionalannya. Faktor ini

oleh peserta fgd diberi bobot dan skor tertinggi, yaitu

0,5 dan 5. Faktor lainnya adalah adanya Lomba

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

54

Kompetensi Guru yang diadakan setiap tahun bisa

menjadi stimulan bagi guru untuk meningkatkan

kompetensi profesionalnya, meskipun peserta dan

bidang yang dilombakan terbatas. Dengan alasan itu

faktor ini diberi bobot 0,3 dan skor 4. Sedangkan

pelatihan pembuatan PTK dari LPMP Provinsi Jawa

Tengah dan BKD Kota Salatiga yang pesertanya sangat

terbatas meskipun juga menjadi faktor kekuatan tetapi

bobotnya reltif kecil, yaitu 0,2 dan diberi skor 3.

Pada faktor-faktor yang merupakan kelemahan

guru pada aspek mengembangkan keprofesionalannya,

dapat dapat dideskripsikan bahwa diklat dari BP Dikjur

maupun PPPGT kadang-kadang tidak sesuai dengan

kebutuhan, misalnya pelatihan berulang pada keahlian

yang sama, atau pada keahlian yang tidak ada pada

kurikulum. Faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 4.

Diklat yang diadakan pemerintah biasanya pesertanya

terbatas dan jika melakukan diklat mandiri terkendala

masalah biaya. Ke dua faktor ini diberi skor dan bobot

yang sama, yaitu 0,3 dan 3.

4.1.6. Aspek Memanfaatkan Teknologi Informasi dan

Komunikasi untuk Mengembangkan Diri

Matrik IFAS aspek memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

dapat dilihat dari hasil analisis faktor kekuatan dan

kelemahan temuan wawancara serta pemberian skor

dan bobot hingga perhitungan akhir sebagai hasil fgd,

disajikan dalam tabel 4.9 berikut ini.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

55

Tabel 4.9

Internal Factors Analisis Summary

Aspek Memanfaatkan Teknologi Informasi dan

Komunikasi untuk Mengembangkan Diri

Internal Factors Analisis Summary (IFAS)

No Kekuatan Bobot Skor Total

1 Guru telah biasa bekerja dengan internet 0,3 4 1, 2

2 Guru yang telah mengikuti pelatihan e-learning 0,3 5 1,5

3 Hampir semua guru telah memiliki lap top 0,2 3 0,6

4 Guru memiliki fasilitas intranet dan internet 0,2 3 0,6

TOTAL 1,0 15 3,9

No Kelemahan Bobot Skor Total

1 Guru belum bisa memanfaatkan internet untuk

pembelajaran 0,2 2 0,4

2 Guru masih mengajar dengan cara konvensional 0,4 5 2,0

3 Guru mengajar dengan mengandalkan job sheet 0,3 3 0,9

TOTAL 1 11 3,3

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan) 0,6

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2014

Memperhatikan tabel 4.9 diatas, para guru

berpendapat bahwa guru yang telah diberikan

pelatihan e-learning seharusnya dapat memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri. Faktor ini diberi skor dan bobot

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

56

paling tinggi pada aspek ini, yaitu 0,4 dan 5. Selain itu,

kebanyakan guru yang telah biasa menggunakan

internet juga dianggap sebagai faktor yang

menguntungkan dan diberi bobot 0,3 dan skor 4 oleh

para guru. Hampir semua guru di SMK Negeri 2

Salatiga memiliki laptop, dan memiliki fasilitas intranet

dan internet yang disediakan oleh sekolah, maupun

pribadi. Hal ini juga merupakan kekuatan guru, tetapi

karena belum semua dimanfaatkan untuk

pembelajaran maka hanya diberi bobot dan skor yang

sama, yaitu 0,2 dan 3.

Faktor-faktor yang dianggap sebagai hal yang

menjadi kelemahan guru antara lain adalah guru yang

masih mengajar dengan cara konvensional, ceramah

tanpa media baik off line maupun on line. Faktor ini

diberi bobot dan skor cukup besar, yaitu 0,4 dan 5.

Selain itu, guru yang mengajar hanya dengan

mengandalkan job sheet juga dianggap sebagai suatu

kelemahan, diberi bobot 0,3 dan skor 3. Sedangkan

guru yang tidak dapat memanfaatkan internet untuk

pembelajaran diberi bobot 0,2 dan skor 2.

Matrik EFAS aspek memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

dapat dilihat dari hasil analisis faktor peluang dan

ancaman serta pemberian skor dan bobot hingga

perhitungan akhir, yang disajikan dalam tabel 4.10

berikut ini.

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

57

Tabel 4.10

Eksternal Factors Analisis Summary

Aspek Memanfaatkan Teknologi Informasi dan

Komunikasi untuk Mengembangkan Diri

Eksternal Factors Analisis Summary (EFAS)

No Peluang Bobot Skor Total

1 Akses internet mudah dan murah 0,5 5 2,5

2 Teknologi smart phone guna memperoleh informasi 0,2 3 0,6

3 Tersedia media pembelajaran on line 0,3 4 1,2

TOTAL 1,0 12 4,3

No Ancaman Bobot Skor Total

1 Fasilitas yang disediakan internet rawan disalah

gunakan 0,2 2 0,4

2 Perkembangan teknologi yang lamban diadaptasi 0,3 3 0,9

3 Jaringan internet di sekolah sering terganggu 0,5 5 2,5

TOTAL 1,0 11 3,8

Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan) 0,5

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2014

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, faktor utama

sebagai peluang yang dapat dimanfaatkan oleh guru

untuk mengembangkan diri mengoptimalkan teknologi

informasi dan komunikasi adalah mudah dan

murahnya jaringan internet. Faktor ini diberi skor dan

bobot yang tinggi, yaitu 0,5 dan 5. Faktor lainnya

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

58

adalah tersedianya media pembelajaran on line, karena

belum tersedia pada semua mata pelajaran maka

diberi bobot 0,3 dan skor 4. Kemudahan memperoleh

informasi dengan bantuan smartphone juga dianggap

sebagai peluang bagi guru, tetapi karena masih belum

banyak guru yang memiliki dan memanfaatkan maka

hanya diberi bobot 0,2 dan skor 3 oleh para guru.

Pada faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi

guru untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi untuk mengembangkan diri adalah

jaringan internet yang sering terganggu baik di

lingkungan sekolah. Faktor ini menyumbang bobot dan

skor yang cukup besar, yaitu 0,5 dan 5. Selanjutnya,

perkembangan teknologi yang sedemikian cepat

mengakibatkan guru ketinggalan beradaptasi, tetapi

tidak berpengaruh besar sehingga hanya diberi bobot

0,3 dan skor 3. Penyalahgunaan internet juga menjadi

ancaman, tetapi diberi bobot dan skor cukup kecil,

yaitu 0,2 dan 2, mengingat peran guru sebagai pendidik

yang meskipun ada tetapi dianggap kecil dalam hal ini.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Aspek Penguasaan Materi, Struktur, Konsep,

dan Pola Pikir Keilmuan yang Mendukung

Mata Pelajaran yang Diampu

Hasil analisis dalam matrik IFAS yaitu faktor-

faktor kekuatan dan kelemahan didapatkan skor akhir

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

59

0,8, sedangkan untuk matrik EFAS yaitu faktor-faktor

peluang dan ancaman skor akhirnya adalah -0,5. Hasil

analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di

kuadran 2 atau ST (Strenght-Treat) yaitu memanfaatkan

kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

Matrik SWOT berdasarkan hasil analisis

tersebut digambarkan sebagai berikut:

Kuadran 3 (WO) Kuadran 1 (SO)

Kuadran 4 (TW)

Kuadran 2 (ST)

Gambar 4.1 .

Matrik SWOT aspek penguasaan materi, struktur,

konsep dan pola pikir keilmuan.

Gambar 4.1. menunjukkan bahwa strategi yang

bisa dilakukan untuk mengembangkan aspek

penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir

keilmuan adalah dengan memanfaatkan kekuatan yang

dimiliki oleh para guru untuk mengatasi tantangan

Berbagai Peluang

Berbagai Ancaman

3

2

1

Berbagai Kekuatan Berbagai

Kelemahan

3 2 1

-1

-2

-3

-1 -2

Strategi dengan

memanfaatkan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

60

yang ada. Strategi ini dikenal juga dengan strategi

diversifikasi, yaitu mengembangkan kekuatan yang

dimiliki guna meminimalisir ancaman.

Tantangan terbesar adalah bahwa tidak ada

sanksi bagi guru yang cenderung stagnan atau tidak

mau mengembangkan potensinya. Dengan peraturan

bahwa guru minimal harus berijazah S-1, dan bahkan

beberapa sudah memiliki ijazah S-2 serta telah

memiliki sertifikat pendidik diharapkan mampu

menggugah motivasi guru untuk mengembangkan

penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir

keilmuan.

4.2.2. Aspek Penguasaan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yang

Diampu

Hasil analisis untuk aspek penguasaan standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang

diampu dalam matrik IFAS yaitu faktor-faktor kekuatan

dan kelemahan didapatkan skor akhir sebesar -1,25,

sedangkan untuk matrik EFAS yaitu faktor-faktor

peluang dan ancaman skor akhirnya adalah 0,5. Hasil

analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di

kuadran 3 atau WO (Weakness Opportunity) yaitu

memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi

kelemahan yang dimiliki.

Hasil analisis tersebut digambarkan dalam

matrik SWOT sebagai berikut:

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

61

Kuadran 3 (WO) Kuadran 1 (SO)

Kuadran 4 (TW) Kuadran 2 (ST)

Gambar 4.2.

Matrik SWOT aspek penguasaan standar kompetensi

dan kompetensi dasar mata pelajaran

Berdasarkan gambar 4.2. di atas dapat dilihat

bahwa pada aspek penguasaan standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, strategi

yang bisa digunakan adalah strategi turn arround, yaitu

dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk

mengatasi kelemahan para guru. Kelemahan-

kelemahan guru dieliminir sembari memanfaatkan

peluang yang ada sehingga kompetensi profesional guru

dapat ditingkatkan pada aspek penguasaan standar

kompetensi ini.

Tersedianya anggaran yang disediakan oleh

komite sekolah untuk IHT (in house training) kurikulum

Berbagai Peluang

Berbagai Ancaman

3

2 1 Berbagai Kekuatan Berbagai

Kelemahan

2

1

-1

-2

-3

-1 -2

Strategi dengan

memanfaatkan peluang

untuk mengatasi

kelemahan -3

-4

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

62

dan juga pelaksanaan program tahunan dari Dinas

Pendidikan Kota Salatiga untuk program peningkatan

kompetensi guru jika direalisasikan secara optimal bisa

untuk mengurangi kelemahan para guru yang memiliki

kebiasaan hanya meng-copy administrasi pembelajaran

tahun sebelumnya. Review dan sinkronisasi kurikulum

dengan dunia usaha/dunia industri yang dilaksanakan

secara berkala juga dapat mengurangi ketergantungan

guru yang membuat administrasi pembelajaran dengan

mencontoh atau men-download dari internet.

4.2.2. Aspek Pengembangan Materi Pelajaran yang

Diampu secara Kreatif

Hasil analisis dalam matrik IFAS yaitu faktor-

faktor kekuatan dan kelemahan didapatkan skor akhir

1,1, sedangkan untuk matrik EFAS yaitu faktor-faktor

peluang dan ancaman skor akhirnya adalah 0,6. Hasil

analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di

kuadran 1 atau dengan strategi agresif, yaitu SO

(Strenght-Opportunity) yang bisa dilakukan dengan

menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk

memanfaatkan peluang dengan optimal.

Matrik SWOT berdasarkan hasil analisis

tersebut digambarkan sebagai berikut :

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

63

Kuadran 3 (WO) Kuadran 1 (SO)

Kuadran 4 (TW) Kuadran 2 (ST)

Gambar 4.3.

Matrik SWOT aspek pengembangan materi pelajaran

yang diampu secara kreatif

Gambar 4.3. menunjukkan bahwa strategi yang

tepat untuk mengembangkan aspek pengembangan

materi pelajaran yang diampu secara kreatif adalah

dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh para

guru agar dapat memanfaatkan peluang yang ada

secara optimal. Strategi ini dikenal juga dengan strategi

agresif. Inisiatif dan kreatifitas guru sangat dibutuhkan

dalam strategi ini, agar peluang yang ada tidak

terbuang.

Dengan faktor-faktor kekuatan antara lain

banyak guru yang telah bersertifikat pendidik dan

pernah mengikuti diklat kejuruan, guru dapat

Berbagai Peluang

Berbagai Ancaman

3

2

1

Berbagai Kekuatan Berbagai

Kelemahan

3 2 1

-1

-2

-3

-1 -2

Strategi dengan

memanfaatkan kekuatan

untuk meraih peluang

-3

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

64

mengembangkan materi pelajaran dengan cara

memanfaatkan koleksi perpustakaan. Guru juga dapat

saling bertukar informasi atau berdiskusi dalam MGMP

(Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Jaringan internet

yang memadai juga memberi peluang untuk

memperkaya bahan ajar.

4.2.4. Aspek Mengembangkan Keprofesionalan

Secara Berkelanjutan dengan Melakukan

Tindakan Reflektif

Hasil analisis untuk aspek mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif dalam matrik IFAS yaitu

faktor-faktor kekuatan dan kelemahan didapatkan skor

akhir sebesar 0,9, sedangkan untuk matrik EFAS yaitu

faktor-faktor peluang dan ancaman skor akhirnya

adalah 0,9. Dengan demikian dari matrik IFAS dan

EFAS didapatkan hasil yang sama. Hasil analisis ini

menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran 1 atau

dengan strategi SO (Strength Opportunity) yaitu

memanfaatkan kekuatan untuk mengoptimalkan

peluang yang ada.

Hasil analisis tersebut digambarkan dalam

matrik SWOT sebagai berikut :

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

65

Kuadran 3 (WO) Kuadran 1 (SO)

Kuadran 4 (TW) Kuadran 2 (ST)

Gambar 4.4.

Matrik SWOT aspek pengembangan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan

reflektif

Berdasarkan gambar 4.4. di atas dapat

dideskripsikan bahwa pada aspek pengembangan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif, strategi yang tepat

digunakan adalah strategi agresif, yaitu dengan

memanfaatkan kekuatan yang dimiliki para guru agar

bisa memanfaatkan peluang dengan optimal. Dalam hal

ini guru dituntuk untuk aktif, kreatif dan inisiatif.

Beberapa faktor kekuatan yang ada pada guru

misalnya telah banyak guru yang lulus uji komptensi,

guru ada yang menjadi asesor, dan guru yang secara

periodik mendapat kesempatan mengikuti diklat.

Berbagai Ancaman

3

2

1

Berbagai Kekuatan Berbagai

Kelemahan

3 2 1

-1

-2

-3

-1 -2

Strategi dengan

memanfaatkan kekuatan

untuk meraih peluang

-3

Berbagai Peluang

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

66

Peluang mengikuti diklat didukung oleh program

pemerintah melalaui BP Dikjur yang selalu melakukan

panggilan diklat ke SMK Negeri 2 Salatiga setiap tahun.

Guru yang telah membuat PTK, dan dilaksanakannya

program tahunan pelatihan pembuatan PTK oleh BKD

Kota Salatiga dan LPMP Provinsi Jawa Tengah juga

dapat dimanfaatkan untuk mengembangakan

keprofesionalan guru secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

4.2.5. Aspek Memanfaatkan Teknologi Informasi dan

Komunikasi Untuk Mengembangkan Diri

Hasil analisis untuk aspek pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri dalam matrik IFAS yaitu faktor-

faktor kekuatan dan kelemahan didapatkan skor akhir

sebesar 0,6, sedangkan untuk matrik EFAS yaitu

faktor-faktor peluang dan ancaman skor akhirnya

adalah 0,5. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa

strategi berada di kuadran 1 atau dengan strategi SO

(Strength Opportunity) yaitu memanfaatkan kekuatan

untuk mengoptimalkan peluang yang ada. Faktor

kekuatan guru bersinergi dengan peluang yang ada

dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi

guru tersebut.

Hasil analisis tersebut digambarkan dalam

matrik SWOT sebagai berikut :

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

67

Kuadran 3 (WO) Kuadran 1 (SO)

Kuadran 4 (TW) Kuadran 2 (ST)

Gambar 4.5

Matrik SWOT aspek pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat

dideskripsikan bahwa pada aspek pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri, strategi yang tepat digunakan

adalah strategi agresif, yaitu dengan memanfaatkan

kekuatan yang dimiliki para guru agar bisa

memanfaatkan peluang dengan optimal.

Guru di SMK Negeri 2 Salatiga sebagian besar

telah mengikuti diklat internal e-learning, dan telah

terbiasa memanfaatkan internet untuk pembelajaran.

Lap top yang bukan lagi merupakan barang mewah

serta fasilitas internet yang memadai dapat

dimanfaatkan untuk mengembangkan diri. Hal ini

Berbagai Ancaman

3

2

1

Berbagai Kekuatan Berbagai

Kelemahan

3 2 1

-1

-2

-3

-1 -2

Strategi dengan

memanfaatkan kekuatan

untuk meraih peluang

-3

Berbagai Peluang

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6050/4/T2_942011058_BAB I… · adanya bedah kurikulum dan pelatihan dalam ... kompetensi

68

didukung dengan fasilitas sekolah yang memadai, baik

dalam hal ketersediaan media pembelajaran off-line

maupun on-line.

Pada era teknologi saat ini, guru yang mengajar

dengan cara konvensional akan semakin ketinggalan,

bahkan dianggap tidak profesional oleh rekan-rekan

seprofesinya. Begitu pula guru yang mengajar dengan

mengandalkan job sheet, harus senantiasa mengup-

datenya agar sesuai dengan perkembangan jaman.

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi,

semestinya guru semakin mudah mengembangkan

dirinya.