Bedah Minor

19
BEDAH MINOR Definisi Bedah Minor Secara umum operasi adalah istilah tradisional yang melibatkan pemotongan atau penjahitan jaringan. Bedah minor merupakan prosedur bedah yang tidak melibatkan anestesi atau bantuan pernapasan selama prosedur bedah yang melibatkan insisi dengan instrumen, dilakukan untuk memperbaiki kerusakan di tubuh. Bedah minor merupakan pembedahan dimana secara relatif dilakukan secara sederhana, tidak memiliki resiko terhadap nyawa pasien dan tidak memerlukan bantuan asisten untuk melakukannya seperti contoh membuka abses superficial, pembersihan luka, inokulasi, superfisial neuroktomi dan tenotomi. Instrumen Bedah Minor - 2 pcs Klem lurus - 2 pcs Klem bengkok - 1 pcs Pinset anatomis - 1 pcs Pinset chirugis - 1 pcs Gunting TA / TU Lurus - 1 pcs Gunting TA / TU Bengkok - 1 pcs Needle holder

description

refreshing

Transcript of Bedah Minor

Page 1: Bedah Minor

BEDAH MINOR

Definisi Bedah Minor

Secara umum operasi adalah istilah tradisional yang melibatkan

pemotongan atau penjahitan jaringan. Bedah minor merupakan prosedur bedah

yang tidak melibatkan anestesi atau bantuan pernapasan selama prosedur bedah

yang melibatkan insisi dengan instrumen, dilakukan untuk memperbaiki

kerusakan di tubuh.

Bedah minor merupakan pembedahan dimana secara relatif dilakukan

secara sederhana, tidak memiliki resiko terhadap nyawa pasien dan tidak

memerlukan bantuan asisten untuk melakukannya seperti contoh membuka abses

superficial, pembersihan luka, inokulasi, superfisial neuroktomi dan tenotomi.

Instrumen Bedah Minor

- 2 pcs Klem lurus

- 2 pcs Klem bengkok

- 1 pcs Pinset anatomis

- 1 pcs Pinset chirugis

- 1 pcs Gunting TA / TU Lurus

- 1 pcs Gunting TA / TU Bengkok

- 1 pcs Needle holder

- 1 pcs Scalpel

- 1 pcs Bisturi

- 1 Pasang sarung tangan

- 1 pcs Catgut

- 1 lusin Jarum Hecting

- 1 pcs Bak stainless

Page 2: Bedah Minor

1. Instrumen pemotong

Pisau bedah atau skalpel.

Berguna untuk insisi permukaan kulit

Mata pisau #10 dipakai umum, untuk memotong kulit dan otot dalam

operasi.

Mata Pisau #11 pisau dengan ujung runcing. Digunakan untuk membuat

tusukan, ex: abses

Mata Pisau #15 versi yang lebih kecil dari #10 dengan fungsi yang sama.

Gunting.

Gunting ada 4 macam yaitu

Gunting Mayo adalah gunting besar yang dirancang untuk memotong

sruktur yang liat, misalnya fascia dan tendo.

Gunting Metzenbaum, berukuran lebih kecil biasannya digunakan untuk

memotong jaringan.

Gunting runcing digunakan untuk mendiseksi lebih cermat dan rapi.

Gunting balutan adalah gunting khusus untuk

memotong benang atau kain pembalut.

Page 3: Bedah Minor

2. Instrumen pemegang

Klem.

Klem pengenggam (klem Kocher)

dirancang untuk memegang kulit dengan

kuat sehingga dapat ditarik dan tidak

menimbulkan kerusakan jaringan,

khususnya pembuluh darah.

Klem hemostat (klem Pean) digunakan

untuk menghentikan perdarahan,

mempunyai gigi yang lebih halus agar

dapat menjepit dengan cermat. Umumnya mempunyai bilah dengan

bentuk melengkung atau lurus.

Klem arteri berujung melengkung amat berguna untuk menjepit pembuluh

darah dan mengikat simpul yang terletak jauh di dalam luka. Jika

dibutuhkan kecermatan tinggi digunakan klem hemostat yang kecil dan

melengkung disebut klem Mosquito.

Pinset.

Pinset bergerigi (pinset sirurgis) banyak digunakan untuk memegang

jaringan subkutis, otot, serta fascia pada saat mendiseksi dan menjahit.

Pinset tak bergerigi (pinset anatomis) digunakan untuk memegang jaringan

yang mudah robek, seperti mukosa, dll.

Page 4: Bedah Minor

Pemegang jarum (needle holder).

Mempunyai bilah yang kokoh, pendek dan lebar agar dapat menjepit

dengan kuat.

3. Instrumen penarik

Retraktor banyak dipakai untuk menyisihkan jaringan

yang menghalangi gerakan, juga untuk memberikan

pemaparan yang lebih baik.

4. Instrumen penghisap

Digunakan bila perdarahan cukup banyak. Alat penghisap untuk prosedur minor

adalah penghisap berujung Frazier.

Jarum Jahit Bedah

Jarum jahit bedah yang lurus atau lengkung, berbeda-beda bentuknya

berdasarkan penampang batang jarum yang bulat atau bersegi tajam dan bermata

atau tidak bermata. Jarum umumnya dapat dibedakan menurut dua cara yaitu:

Page 5: Bedah Minor

Menurut dasar traumatis – atraumatis:

Jarum traumatis adalah jarum yang mempunyai ‘mata’ untuk

memasukkan benang di bagian ujung yang tumpul. Disebut traumatis

karena jarum ini pada bagian yang bermata ukuran penampangnya lebih

besar dari bagian ujungnya yang tajam sehingga akan menimbulkan bekas

luka yang lebih besar. Hal ini kurang menguntungkan jika digunakan pada

jaringan yang halus seperti pembuluh darah dan usus atau jaringan kritis

lainnya. Keuntungannya adalah jarum dapat dipakai berulang kali dan

harga lebih murah.

Jarum atraumatis adalah jarum yang tidak bermata sehingga ujung jarum

langsung dihubungkan dengan benang. Jarum ini mempunyai ukuran

penampang yang hampir sama besar dengan ukuran benangnya.

Kerugiannya jarum hanya bisa dipakai sampai benangnya habis dan

harganya jauh lebih mahal dari jarum traumatis.

 Menurut bentuk ujung dan penampangnya yaitu cutting – noncutting:. 

Jarum cutting adalah jarum yang penampangnya berbentuk segitiga atau

pipih dan tajam, sehingga ketika dipakai dapat menyayat jaringan dan

menimbulkan lubang yang lebih lebar. Jarum ini umumnya dipakai untuk

menjahit kulit dan tendo karena keduanya adalah jaringan yang sangat liat.

Jarum noncutting atau tappered adalah jarum yang penampangnya bulat

dan ujungnya saja yang tajam, sehingga tidak menimbulkan sayatan yang

lebar pada kulit. Jarum ini digunakan untuk menjahit jaringan lunak, fasia,

dan otot.

 

Benang

Benang dibagi menurut:

1. Penyerapan

Page 6: Bedah Minor

a. Benang yang dapat diserap atau absorbable, contoh: catgut, asam

poliglikolat (Dexon), asam poliglaktik (Vicryl) dan polidioksanone. Yang paling

sering dipakai adalah catgut dan Vicryl.

Jenis Benang yang Dapat Diserap

Catgut,

Benang ini terbuat dari usus halus kucing atau domba. Catgut merupakan

benda asing bagi jaringan tubuh yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka.

Plain catgut memiliki waktu absorbsi sekitar 10 hari. Chromic catgut yang

mengandung garam kromium memiliki waktu absorbsi yang lebih lama sampai 20

hari. Chromic catgut biasanya menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar

dibandingkan plain catgut. Tidak ada bukti catgut dapat menyebabkan reaksi

alergi. Catgut digunakan untuk mengikat pembuluh darah lapisan subkutaneus dan

untuk menutup kulit di skortum dan perineum.

Benang sintetis

a. Multifilamen

Asam poliglikolat atau Dexon adalah benang sintetis yang mempunyai

kekuatan regangan sangat besar. Diserap habis setelah 60 – 90 hari. Efek

reaksi jaringan yang dihasilkan lebih kecil daripada catgut. Digunakan

untuk menjahit fasia otot, kapsul organ, tendon dan penutupan kulit secara

subkutikulet Dexon tidak mengandung protein kolagen, antigen, dan zat

pirogen sehingga menimbulkan reaksi jaringan yang minimal. Karena

bentuknya yang berpilin jangan digunakan untuk menjahit di permukaan

kulit karena dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri sehingga mudah

timbul infeksi.

Asam poliglaktik atau vicryl adalah benang sintetis berpilin yang sifatnya

mirip dengan dexon. Benang ini memiliki kekuatan regangan sedikit di

bawah dexon dan dapat diserap habis setelah 60 hari pascaoperasi. Hanya

digunakan untuk menjahit daerah-daerah yang tertutup dan merupakan

Page 7: Bedah Minor

kontraindikasi untuk jahitan permukaan kulit. Vicryl biasanya berwarna

ungu.

Untuk menghasilkan kekuatan yang memuaskan Vicryl dan dexon

disimpul minimal tiga kali. Vicryl dan dexon terutama digunakan untuk meligasi

pembuluh darah, menautkan fasia, dan menjahit kulit secara subkutikular.

b. Monofilamen

Polidioksanone (PDS). Kekuatan regangannya bertahan selama 4 sampai 6

minggu dan diserap seluruhnya setelah 6 bulan. Karena monofilamen, benang ini

sangat baik untuk menjahit daerah yang terinfeksi atau terkontaminasi.

b. Benang tidak dapat diserap atau non-absorbable. Contoh: sutera, katun,

poliester, nilon, polypropilene (prolene), dan kawat tahan karat. Yang sering

dipakai adalah sutera dan polypropilene.

Jenis Benang yang Tidak Dapat Diserap

Sutera atau silk adalah serat protein yang dihasilkan larva ulat sutera yang

dipilin menjadi benang. Mempunyai kekuatan regangan yang besar,

mudah dipegang dan mudah dibuat simpul. Kelemahannya, kekuatan

regangan dapat menyusut pada jaringan yang berbeda-beda, umumnya

timbul setelah 2 bulan pascapoperasi.

Poliester (dacron) merupakan serat poliester, berupa benang pilinan yang

mempunyai kekutan regangan yang sangat besar. Sangat dianjurkan untuk

penutupan fasia. Kerugiannya adalah tidak digunakan pada jaringan yang

terinfeksi atau terkontaminasi karena bentuknya yang berpilin. Untuk

kekuatan yang maksimal poliester disimpul minimal sebanyak lima kali.

Polipropilene (prolene) adalah material monofilamen yang sangat halus

sehingga tidak banyak menimbulkan kerusakan dan reaksi jaringan.

Biasanya berwarna biru. Pada beberapa merek prolene langsung

bersambung dengan jarum berukuran diameter sama sehingga tidak

menimbulkan trauma yang berlebihan. Merupakan pilihan utama untuk

Page 8: Bedah Minor

menjahit daerah yang terinfeksi atau terkontaminasi. Ukuran yang sangat

kecil sering digunakan untuk bedah mikro. Kelemahannya benang ini sulit

disimpul dan sering terlepas sendiri.

Kawat baja dibuat dari baja yang mengandung karbon rendah merupakan

bahan inert (tidak bereaksi dengan jaringan). Menghasilkan kekuatan

regangan yang terbesar dan reaksi jaringan yang minimal. Kesulitannya

adalah dalam hal menjahit dan harus hati-hati untuk mencegah supaya

jaringan tidak terpotong atau terlipat (kinking). Digunakan untuk

menyambung ligamen, tendon dan tulang.

Ukuran Benang

Benang ukuran terbesar yang tersedia adalah nomor 5 yang kira-kira

berukuran seperti kawat biasa. Ukuran akan mengecil sampai ke nomor 1, yamg

masih dianggap benang yang kasar. Ukuran yang lebih kecil lagi dimulai dari 1.0,

kemudian 2.0 , 3.0 dan seterusnya sampai yang terkecil 10.0. Untuk kegunaan

biasa ukuran 5.0 sampai 1.0 adalah ukuran baku. Ukuran 6.0 sampai 7.0

digunakan untuk anastomosis pembuluh darah halus, ukuran 8.0 sampai 10.0

untuk operasi mata dan bedah mikro, ukuran 0 – 1 cocok untuk menjahit fasia

sedangkan ukuran 4.0 untuk menjahit tendon.

Teknik Menjahit

Teknik Menjahit Simple Interrupted Sutures

Indikasi : Pada semua luka termasuk persendian

Kontra Indikasi: -

+ : Mudah dilakukan, memiliki kekuatan tarikan

yang lebih besar, kurang potensial untuk menyebabkan

edema luka, penyesuai tepi luka lebih mudah

Page 9: Bedah Minor

diselaraskan dan gangguan sirkulasi kulit terganggu

- : Kekurangan jahitan terputus termasuk lamanya waktu yang dibutuhkan untuk

penempatan mereka dan risiko yang lebih besar dari tanda crosshatched (yaitu, rel

kereta api) di garis jahitan. Risiko penggarisan silang dapat diminimalkan dengan

menghilangkan jahitan awal untuk mencegah perkembangan trek jahit.

Teknik Menjahit Vertikal

+ : Jahit matras vertikal ini sangat berguna dalam

memaksimalkan eversi luka, mengurangi ruang mati,

dan mengurangi ketegangan di luka.

- : Salah satu kelemahan benang ini penggarisan

silang.

Waktu yang dianjurkan untuk menghilangkan benang ini adalah 5-7 hari

(sebelum pembentukan epitel trek jahit selesai) untuk mengurangi risiko jaringan

parut.

Teknik Menjahit Horizontal

+ Jahit horizontal berguna untuk luka di

bawah tegangan tinggi karena memberikan

kekuatan dan eversi luka .Jahitan Horisontal dapat

dibiarkan di tempat untuk beberapa hari jika

ketegangan luka berlanjut setelah penempatan

jahitan yang tersisa.

- Di daerah-daerah ketegangan sangat tinggi beresiko dehiscence, jahitan

horizontal dapat dibiarkan pada tempatnya bahkan setelah pengangkatan jahitan

kulit dangkal. Namun, mereka memiliki risiko tinggi memproduksi tanda jahitan

jika dibiarkan di tempat selama lebih dari 7 hari.

Page 10: Bedah Minor

Teknik Menjahit Jelujur

Indikasi : Luka dengan ketegangan

minimal

+ Jahitan jelujur berguna untuk luka lama

di mana ketegangan minimal. Secara teoritis,

jaringan parut lebih sedikit dibandingkan

dibandingkan dengan jahitan terputus karena

knot lebih sedikit dibuat dengan jahitan

berjalan sederhana.

- Penggarisan silang mungkin terjadi, jika jahitan terbuka satu maka akan

terbuka semuanya, dan mengerutkan dari garis jahit ketika jahitan ditempatkan di

kulit tipis.

Teknik Menjahit Subkutikuler

Indikasi : Luka pada daerah yang memerlukan

kosmetik

KI : Jaringan luka dengan tegangan besar

+ Jahitan subcuticular dapat digunakan di mana

ketegangan minimal luka, ruang mati telah

dieliminasi, dan hasil kosmetik lebih baik.Karena

epidermis yang ditembus hanya pada awal dan akhir

garis jahitan , jahitan subcuticular efektif menghilangkan risiko penggarisan

silang.

- Kekuatan jahitan kurang dan hanya bisa dilakukan pada ketebalan luka

yang kira-kira sama.

Page 11: Bedah Minor

Teknik Pembedahan

1. Pemilihan sayatan.

- Sayatan bedah dibuat sedapat mungkin sesuai dengan arah lipatan kulit

agar luka sembuh dengan lebih baik tanpa meninggalkan bekas yang mencolok

atau menimbulkan koloid.

- Orientasi pada lipatan kulit.

- Sayatan bedah harus mempertimbangkan letak saraf. Jika serabut saraf

sensorik terpoyong maka dapat terjadi anastesi atau parastesi di daerah

distal.

- Sayatan bedah harus mempertimbangkan segi kosmetik

2. Perlakuan terhadap jaringan

Page 12: Bedah Minor

- Pembedahan harus selalu mengusahakan agar jaringan tubuh tidak

mengalami cedera yang terlalu hebat.

- Untuk menjamin agar terjadi penyembuhan luka yang baik dan tidak

terjadi infeksi, sedapat mungkin harus digunakan teknik diseksi

(memotong) secara halus.

Page 13: Bedah Minor

Perawatan Luka Bedah

Penutupan luka jahitan

Untuk melindunginya dari

infeksi, di samping agar cairan

luka yang keluar terserap,

luka tidak kekeringan, dan

luka tidak tergaruk oleh

penderita.

Untuk menghentikan perdarahan dengan memberi sedikit tekanan pada

luka.

Daerah Jahitan Saat pengangkatan ( hari Ke-)

Wajah 4

Skrotum 5

Kulit Kepala 6 - 7

Tangan dan Jari 7

Dinding Perut

-sayatan lintang

-sayatan vertical

7 – 9

9 - 11

Pinggang dan Bahu 11 - 12

Page 14: Bedah Minor

DAFTAR PUSTAKA

Brunicardi, F. Charles. Schwartz’s Principles of Surgery, ninth edition.

The McGraw-Hill Companies, Inc. United States ofAmerica. 2010.

R. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 2. Jakarta : EGC. 2005.

http://www.doctorscareclinic.com/html/minor-surgery.html