BAB III TINJAUAN KASUS A....
Transcript of BAB III TINJAUAN KASUS A....
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa
Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang.
1. Biodata.
a. Identitas Klien.
Nama Tn. St, umur: 51 tahun, jenis kelamin: laki-laki, agama: Islam,
suku/bangsa: Jawa/Indonesia, Alamat: Ds. Mojo Rt.01/08 Ulujami Pemalang,
Pekerjaan: tani, status: duda, tanggal masuk: 08 Juni 2005 jam 11.30 WIB.
b. Identitas penanggung jawab.
1). Nama: Tn. N, pekerjaan: Swasta, hubungan dengan klien: Adik Ipar,
Alamat: Ds. Mojo Rt. 01/08 Ulujami Pemalang.
2. Alasan Masuk
Klien datang ke Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondhohutomo Semarang diantar
keluarga tanggal 08 Juni 2005 Jam 11.30 WIB dengan keluhan sering bicara
sendiri, kalau diajak bicara jawabannya kacau, suka datang sendiri, mandi dan
makan bisa sendiri, ganti pakaian harus disuruh, waktu luang digunakan untuk
melamun dan keluyuran.
3. Faktor predisposisi
Klien mengalami gangguan jiwa sejak 5 tahun yang lalu, selama itu klien sering
bicara, suka datang sendiri, kalau diajak bicara jawabannya kacau, makan dan
minum sendiri, mandi dan ganti baju masih dilakukan sendiri, waktu luang
digunakan untuk melamun dan keluyuran. Kemudian keluarga membawa ke
dokter spesialis jiwa langsung disuruh mondok ke rumah sakit jiwa semarang.
Klien tidak mengalami penganiayaan fisik maupun sexual, tidak mengalami
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. Klien pernah mengalami
pengalaman yang tidak menyenangkan karena bercerai dengan istrinya.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaam umum : klien dalam keadaan sadar
b. Tanda tanda vital
TD 130 / 80 mmhg, suhu 37 0c, nadi 80 x /menit, respiratori rate 24 x/menit
c. Ukur
BB : 45 kg
TB : 155 cm
d. Keadaan fisik
Kesadaran : komposmentis
Kulit : sawo matang, turgor baik, tidak ada luka
Kepala : rambut agak beruban, kotor tidak tersisir
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, ada kelainan pada mata
sebelah kiri
Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret.
Telinga: bersih, tidak ada sekret.
Mulut dan gigi: mukosa bibir kering, gigi agak kuning tidak ada caries.
Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada: bersih, tidak ada luka.
Abdomen: tidak ada msa, tidak ada benjolan.
5. Pemeriksaan penunjang tanggal 08 Juni 2005
a. Hematologi.
LED 1 jam 2mm/jam Lk : 0-15 mm/jam.
LED 2 jam 2mm/jam P : 0-20 mm/jam
b. Kimia klinik.
Glukosa sewaktu : 80 mg/100 ml. Normal 70 - 115
Ureum : 31,6 mg/100 ml. 10 – 50
Creatinin : 0,81 Normal 0,6 – 0,11
Cholesterol total : 112 150-220
Trigliserid : 88 s.d 150
Protein total : 6,70 6,3 – 8,0
SGOT : 4,05 S.D 37
SGPT : 16 Unit/L s.d 42
Uric acid : 4,90 mg/100 ml 5,5 – 7,0
N : 0 - 15
6. Psikososial
a. Genogram
Keterangan
Laki-laki
Perempuan
Klien/penderita
Tinggal satu rumah
Bercerai
Klien adalah anak keempat dari 6 bersaudara, hubungan dengan keluarga baik.
Klien mempunyai 5 orang anak, anak yang 1 perembuan sudah menikah
punya anak 2 perempuan semua, anak yang ke 2 kaki-laki mempunyai 2 orang
anak laki-laki, anak yang ke 3 sampai ke 5 ikut bersama ibunya karena klien
sudah bercerai sehingga klien ikut dengan adiknya yang terakhir. Bahasa yang
digunakan dalam keluarga adalah bahasa Jawa klien tidak ada yang menderita
penyakit seperti ini klien bercerai dengan istrinya sudah 5 tahun yang lalu.
Masalah keperawatan: koping individu tidak efektif.
b. Konsep diri
1). Gambaran diri
Klien mengatakan dia menyukai semua anggota tubuhnya kecuali
bagian matanya karena ada gangguan penglihatan pada mata sebelah
kanan, klien menerima keadaan dirinya apa adanya.
2). Identitas diri
Klien sudah berkeluarga namun sudah bercerai dan mempunyuai 2 anak
perempuan dan 3 orang anak laki-laki, klien menerima dirinya sebagai
seorang laki-laki. Dalam kelompok/masyarakat klien mengatakan
kurang diterima dan klien merasa malu bila berkumpul dengan
tetangga.
3). Peran diri
Sebelum sakit klien mampu menjalankan tugasnya sebagai seorang
ayah dari anak-anaknya. Setelah sakit klien tidak bisa menjalankan
perannya sebagai seorang ayah. Klien tidak ikut dalam organisasi
kemasyarakatan dan tidak mempunyai peranan penting dalam
masyarakat, klien tidak bisa menjalankan peranannya karena sedang
sakit.
4). Ideal diri.
Klien mengharapkan kalau keluarga lebih memperhatikan dirinya.
Klien juga ingin kembali kemasyarakatan dan diterima oleh keluarga
serta dapat berkumpul kembali dengan keluarga.
5). Harga diri
Kurang lebih satu minggu sebelum klien mondok, penderita mulai
mengamuk tanpa sebab, memukul anak dan istrinya, bicara kacau, suka
keluyuran, sulit tidur, waktu luang digunakan untuk melamun. Makan
dan minum mulai dapat dilakukan sendiri, penderita tidak mau lagi
membantu adiknya disawah. Klien mengatakan kurang percaya diri
dalam bergaul dengan tetangga, malu, minder sehingga klien jarang
keluar rumah, apalagi setelah mengalami sakit sekitar 5 tahun yang lalu.
Klien merasa orang disekitar membenci dan mengejek dia. Klien
mengatakan tidak mempunyai kelebihan, ketika ditanya kelebihannya
apa. Masalah keperawatan: gangguan konsep diri Harga diri rendah.
c. Hubungan sosial
1). Klien merasa dekat dengan keluarganya, setiap ada masalah dia selalu
menceritakannya pada adiknya dan mencari jalan keluarnya dengan
cara musyawarah.
2). Klien tidak ikut dalam organisasi kemasyarakata, klien mengalami
hambatan dalam bermasyarakat karena dia merasa malu dan minder bila
berkumpul dengan orang banyak,. Sakit di rumah sakit jiwa klien juga
jarang bicaa dengan pasein lain, klien lebih sering menyendiri (duduk)
dan tidur, klien tidak mau berkumpul dengan teman saat makan, klien
kadang terlibat dalam aktifitas ruangan jika disuruh seperti
membersihkan lantai, meja, mencuci gelas dan sendok, mencuci lap pel.
Ketika ditanya alasanya, klien menjawab tidak boleh perawat. Masalah
keperawatan: Isolasi sosial: menarik diri.
d. Spiritual
Klien menganggap sakit yang dialami saat ini merupakan cobaan dari Allah
SWt, selama klien dirumah sakit klein tidak pernah menjalankan sholat, klien
mengatakan juga tidak pernah berdoa.
7. Status mental.
a. Penampilan.
Penampilan klien kurang rapi, rambut acak-acakan, wajah tampak kusust,
klien mau menyisir rambut jika disuruh oleh perawata. Pakaian yang dipakai
sesuai dan tidak terbalik.
b. Pembicaraan.
Klien bicaa dengan suara pelan dan halus tapi jelas. Pembicaraan inkoherent,
inisiatif untuk memulai pembicaraan kurang namun sudah sesuai dengan
topik pembicaraan. Klien kurang mampu mempertahankan kontak mata.
c. Aktifitas motorik.
Klien wajahnya tampak kusut, murung. Klien lebih banyak duduk dan diam,
bicara kalau ditanya, klien sering keluar masuk kamar, klien kurang
melakukan aktivitas ringan dan berat. Masalah keperawatan: Isolasi aktivitas.
d. Alam perasaan.
Klien menunjukkan alam perasaan sedih dan putus asa karena dianggap
menderita gangguan jiwa. Sikap klien pemalu, klien menunjukkan raut muka
sedih saat menyendiri dan menunjukkan raut muka senang saat diajak bicara
dan ditemani.
e. Afek
Klien dapat menyesuaikan keadaan, apabila situasi klien menyenangkan,
klien gembira, klien merasa sedih saat dia tahu dibawa ke rumah sakit jiwa.
f. Interaksi selama wawancara.
Selama wawancara respon klien kooperatif, ada minat dan perhatian. Ketika
klien diberi pertanyaan, kontak mata klien saat diajak berkomunikasi kurang,
klien lebih suka menatap kearah lain dan kadang-kadang menunduk.
g. Persepsi.
Persepsi klien terhadap realita baik, tidak terjadi halusinasi atau ilusi.
h. Proses pikir.
Klien bisa menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik tetapi kadang-
kadang malu untuk menjawabnya. Pembicaraansesuai dengan topik yang
dibicarakan.
i. Isi pikir klien.
Klien tidak mengalami waham apapun maupun gangguan isi pikir, seperti
obesesi, phobia dan sebagainya.
j. Tingkai kesadaran
Kesadaran klien composmentis dan klien sadar bahwa dirinya berada di RSJ
Semarang, orientasi klien terhadap nama, hari waktu dan tempat benar.
k. Memori.
1). Daya ingat jangka panjang baik, klien mengatakan “sayadulu lahir di
Pemalang”.
2). Daya ingat jangka pendek baik, klien mengatakan kalau selama disini
belum pernah dijenguk sama anak dan saudaranya.
3). Daya ingat sesaat baik, klien masih ingat nama perawat setelah 10
menit pengkajian.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung.
Konsentrasi: klien dapat berkonsentrasi dengan baik pernyataan dan
pembicaraan yang diajukan oleh perawat walaupun hanya sesaat.
Berhitung: klien mampu mengingat tanggal, waktu dan umur klien.
m. Kemampuan penilaian.
Klien klurang mampu mengambil keputusan yang sederhana tanpa bantuan
perawat. Misal: klien mandi kadang-kadang masih disuruh, minum obat
masih disuruh.
n. Daya titik diri
Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita dan tidak menyalahkan orang
lain atau lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini.
8. Kebutuhan persiapan pulang.
a. Makan.
Klien makan 3x sehari, klien tidak alergi terhadap makanan tertentu dan
tidak ada pantangan makan, klien tidak mau makan bersama pasien lain,
klien sudah mau membersihkan alat makannya sendiri namun klien tidak
kpernah membantu menyiapkan alat makan.
b. Buang akir kecil/buang air besar.
Klien dapat Buang air kecil/buang air besar sehari-hari di WC, tidak ada
kelainan pada sistem eliminasi, pola, frekuensi maupun konsistensi.
c. Mandi
Klien mandi 2 x sehari tanpa memakai sabun, mencuci rambut 2 x seminggu
pakai shampo cara mandi tidak bersih dan mandi kadang-kadang masih
disuruh, klien agak bau.
d. Perpakaian.
Klien mengenakan pakaian tetapi tidak bisa rapi, klien nampak agak kusut
dan pakaian agak bau, klien tidk memakai sandal.
e. Istirahat dan tidur
Frekuensi: klien tidak ada masalah dalam istirahat dan tidur. Siang hari klien
tidur 2-3 jam, malam tidur 8-9 jam, sebelum tidur klien tidak menggosok
gigi, tidak cuci kaki dan juga tidak memakai sandal.
f. Penggunaan obat.
Klien tidak menggunakan obat lain selaian resep dokter, klien minum obat
secara teratur baik jumlah, jenis, dosis dan waktu. Klien merasa tenang
sesudah minum obat dan ingin tidur.
g. Pemeliharaan kesehatan.
Klien mengatakan bila sudah keluar dari rumah sakit ia akan memeriksakan
dirinya secara rutin dan minum obat sesuai anjuran dokter.
h. Aktivitas di dalam rumah.
Sebelum sakit klien bekerja sebagai tani. Aktivitas diluar rumah klien jarang
mengikuti perkumpulan di kampungnya.
9. Motivasi koping.
Dalam mengatasi masalahnya klien lebih sering berespon mal adaptif, klien sering
menyendiri, diam, mudah tersinggung.
10. Masalah psikososial dan lingkungan.
a. Selama dirawat di rumah sakit klien mempunyai masalah dalam hubungan
sesama pasien, klien kadang menyendiri sambil merokok atau tiduran,
melalum, tapi klien masih dapat menuruti perintah perawat seperti makan,
minum obat atau mandi.
11. Pengetahuan.
Klien kurang mengerti tentang penyakit jiwa yang diderita dan kurang bisa
menggunakan kopingnya.
12. Aspek medik.
Diagnosis medis: skizofernia tak terinci.
Terapi:
a. Chlorpomazin 1 x 100 mg.
b. Haloperidol 2 x 5 mg.
c. Thihexipenidil 2 x 2 mg.
13. Data Fokus dan Analisa Data
Data Fokus
a. Klien sering tiduran
b. Klien sering duduk-duduk sendiri.
c. Klien makan terpisah dari temannya.
d. Klien banyak berdiam diri.
e. Klien sering melamun.
Pengelompokan data.
DS: -
DO: Klien sering tiduran.
Klien sering duduk-duduk sendiri.
Klien makan terpisah dari temannya.
Klien banyak berdiam diri
Klien sering melamun.
Analisa Data.
Pengkajian tanggal 23 Juni 2005 jam 16.00 WIB.
a. S : -
O: Klien sering duduk-duduk sendiri
Klien sering tiduran
Klien makan terpisah dari teman-teman.
P: Isolasi sosial: menarik diri.
b. S: -
O: Klien banyak berdiam sendiri.
Klien suka melamun.
P: Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
Data Fokus
a. Badan klien agak bau
b. Pakaian tampak kusut.
c. Rambut acak-acakan.
Pengelompokan data:
DS: -
DO: Badan klien agak bau.
Pakaian tampak kusust
Rambut acak-acakan.
Analisa Data.
Pengkajian tanggal 24 Juni 2005 jam 17.00 WIB
S: -
O: Badan klien agak bau
Pakaian tampak kusust.
Rambut acak-acakan.
P: Defisit Perawatan diri.
14. Daftar masalah keperawatan.
a. Isolasi sosial: menarik diri.
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
c. Defisit perawatan diri.
d. Penurunan kemampuan dan motivasi perawatan diri.
e. Koping individu tidak efektif.
15. Pohon masalah.
Defisit perawatan diri
Penurunan kemampuan dan motivasi perawatan diri.
Isolasi sosial: Menarik diri.
Gangguan konsep diri: harga diri Rendah Core ploblem
Berduka disfungsional
B. Diagnosa Keperawatan.
1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional.
3. Defisit perawatan diri: kebersihan diri dan berpakaian/berhias berhubungan
dengan penurunan kemampuan dan motivasi perawatan diri.
C. Fokus Intervensi Keperawatan.
1. Diagnosa keperawatan 1
a. Tujuan Umum: Klien dapat membina hubungan dengan orang lain secara
optimal.
b. Tujuan Khusus:
1). Klien dapat membina hubungan saling percaya.
a). Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
b). Perkenalkan diri dengan sopan.
c). Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.
d). Jelaskan tujuan pertemuan.
e). Jujur dan menepati janji.
2). Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
a). Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
b). Hindarkan memberi penilaian negatif terhadap klien.
c). Utamakan memberi pujian yang realistik.
d). Diskusikan dengan klien kemampuan.
3). Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan
selama sakit.
4). Klien dapat menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
a). Rencanakan aktifitas yang dapat dilakukan setipa hari.
b). Tingkatkan kegiatan sesuai kemampuan toleransi klien.
c). Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan.
5). Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya.
a). Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
b). Beri pujian atas keberhasilan klien.
c). Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
6). Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
a). Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien dengan harga diri rendah.
b). Bantu keluarga dalam memberikan dukungan selama klien
dirawat.
c). Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
2. Diagnosa Keperawatan 2.
a. Tujuan Umum: Klien dapat meningkatkan harga diri .
b. Tujuan Khusus:
1). Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
a). Perkuat hubungan saling percaya.
b). Diskusikan aspek positif klien.
c). Setiap bertemu hindarilah penilaian negatif.
d). Ciptakan lingkungan yang aman.
e). Bantu klien untuk meningkatkan harga diri.
f). Dorong klien untuk berhubungan dengan orang lain.
2). Klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya.
a). Tunjukkan respon emosional dan menerima klien.
b). Gunakan tehnik komunikasi terapeutik.
c). Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya.
d). Dorong untuk menyatakan secara verbal perasaannya yang
berhubungan dengan ketidakmampuan.
3). Klien dapat meyakini tentang manfaat mekanisme koping.
a). Terima klien apa adanya dan jangan menentang keyakinannya.
b). Kenalkan realitas yang berhubungan dengan mekanisme koping
klien dan tidak memfokuskan pada masa cemas, takut dan keluhan
fisik lainnya.
c). Beri klien umpan balik tentang perilaku, sterssor, penilaian koping
dan sumber koping.
d). Kuatkan ide-ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan
kesehatan emosional.
4). Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang
terjadwal.
a). Beri klien aktivitas yang mendukung dan menguatkan perilaku
sesuai yang produktifitas.
b). Beri klien latihan fisik yang sesuai dengan bakatnya.
c). Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung lainnya.
3. Diagnosa Keperawatan III
a. Tujuan Umum: Klien meningkatkan minat atau motivasinya dan
mempertahankan kebersihan diri.
b. Tujuan Khusus:
1). Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
a). Diskusikan bersama klien pentingnya perawatan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih.
b). Dorong klien untuk menyebutkan tiga dari lima tanda kebersihan
diri.
c). Beri reinforcement positf setelah klien mampu mengungkapkan
arti kebersihan diri.
d). Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri.
2). Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
a). Motivasi klien untuk mandi.
b). Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
c). Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan
rambut.
d). Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas
kebersihan diri sendiri seperti pasta gigi, sikat gigi, shampo,
sabun, sandal dan lain-lain.
3). Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
a). Monitor klien dalam melaksanakan kebersihan diri secara teratur.
b). Ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gogok gigi, ganti baju
dan pakai sandal.
4). Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
Beri reinforcement positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri.
5). Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan
diri.
a). Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien
menjaga kebersihan diri.
b). Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang telah
dilakukan klien selama di rumah sakit dalam menjaga kebersihan
dan kemajuan yang telah dialami di rumah sakit.
c). Jelaskan pada keluarga untuk mengetahui tentang manfaat sarana
yang lengkap dalam menyiapkan sarana dalam menjaga
kebersihan diri.
d). Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien menjaga
kebersihan diri.
D. Implementasi dan Evaluasi
Tgl/Jam No. Dx
TUK Implementasi Evaluasi TTD
23-6-05
16.30
1,2,3 1. Menyapa klien dengan ramah
sambil berjabat tangan dan
menunjukkan sikap empati,
memperkenalkan diri dengan
sopan.
2. Menanyakan nama lengkap
dan nama panggilan yang
disukai klien.
3. Menjelaskan tujuan pertemuan
4. Memberi kesempatan pada
klien untuk mengungkapkan
perasaannya
5. Mendiskusikan dengan
keluarga kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki
6. Membantu klien mengenali
kekurangan dan kelebihannya
7. Mendiskusikan dengan klien
S: Klien mengatakan “nama saya Bp.
Senang dipanggil P, Saya asli
Grobogan”
1. Klien mengatakan “saya itu malu,
dan bosan kalau harus bergabung
dengan mereka”
2. Klien mengatakan “saya disini
habis bangun tidur langsung mandi,
makan, menyapu, membersihkan
sendok dan menata kursi”
O: Kontak mata klien kurang.
1. Klien senang menyendiri.
2. Klien mau mengungkapkan
perasaannya
3. Klien malu dan gelisah.
A: Tujuan tercapai TUK 1& 2
1. Klien dapat membina hubungan
saling percaya
kemampuan yang masih dapat
dilakukan selama dirawat di
RSJ.
8. Mendiskusikan dengan
keluarga kemampuan yang
masih dapat dilakukan setelah
pulang nanti sesuai dengan
kondisi sakit klien.
9. Menghindari penilaian yang
bersifat negatif pada saat
berbicara dengan klien
2. Klien dapat mengidentifi-kasi
kemauan dan aspek positif yang
dimiliki, TUK 3 belum tercapai.
P: Lanjutkan intervensi
K: Menganjurkan pada klien untk.
Mengingat-ingat aspek positif
yg dimiliki dan menilai ke
mampuan yang dapat
digunakan.
P: Ulangi TUK 3.
23-6-05 1 3 Mendiskusikan dengan klien
tentang kemampuan yang masih
dapat dilakukan di RSJ.
S: Klien mengatakan “saya bisa me-
nyapu, membersihkan gelas, dan
sendok
1. Mendiskusikan dengan klien
kemampuan yang dapat
digunakan setelah pulang
nanti sesuai dengan kondisi
sakit klien.
2. Menanyakan kembali PR
daftar kegiatan yang telah
dibuat
O: Klien mau membantu aktivitas
ruangan (menyapu, mencuci alat
makan dan minum sendiri, klien
dapat mandi sendiri)
A: Tujuan khusus 3 tercapai, klien
dapat menilai kemampuan yang
masih dapat digunakan.
P: K: menganjurkan klien untuk mem-
bantu daftar kegiatan sehari-hari
sesuai dengan kemampuan
P: Lanjutkan intervensi berikutnya
24-6-05 1 4,5 1. Membantu klien mebuat
rencana yang realistis
2. Merencanakan bersama klien
aktifitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai dengan
kemampuan kegiatan mandiri,
kegiatan dengan bantuan
sebagian/total.
3. meningkatkan kegiatan sesuai
dengan kondisi klien.
4. Memberi contoh cara pe-
laksanaan yang boleh klien
lakukan.
5. Memberikan kesempatan
S: Klien mengatakan “saya bisa
menyapu, mencuci gelas/sendok
saya, saya bisa mengambil makan-
an sendiri
O: Klien sudah mampu membuat
daftar ADL sesuai dengan kemam-
puannnya.
1. Klien bisa mencuci gelas dan
sendok
2. Menyiapkan makanan sendiri
3. Klien tersenyum saat diberi
pujian
A: Tujuan khusus 4 dan 5 tercapai,
klien dapat menetapkan/meren-
kepada pasien untuk mencoba
kegiatan yang telah direncana-
kan
6. Mendiskusikan kemungkinan
pelaksanaan dirumah
7. Memberikan pujian atas ke-
berhasilan klien
cankan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki, klien
dapat melaksanakan kegiatan
sesuai dengan kondisi sakit dan
kemampuannya.
P: K: Menganjurkan kepada klien
untuk menerapkan rencana ke-
giatan yang telah dibuat ber-
sama, menganjurkan pada pasien
untuk mem-praktekkan kemam-
puan yang dimiliki di RSJ
maupun dirumah setelah pulang.
P: Lanjutkan intervensi