BAB III TINJAUAN KASUS A....

21
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata. a. Identitas Klien. Nama Tn. St, umur: 51 tahun, jenis kelamin: laki-laki, agama: Islam, suku/bangsa: Jawa/Indonesia, Alamat: Ds. Mojo Rt.01/08 Ulujami Pemalang, Pekerjaan: tani, status: duda, tanggal masuk: 08 Juni 2005 jam 11.30 WIB. b. Identitas penanggung jawab. 1). Nama: Tn. N, pekerjaan: Swasta, hubungan dengan klien: Adik Ipar, Alamat: Ds. Mojo Rt. 01/08 Ulujami Pemalang. 2. Alasan Masuk Klien datang ke Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondhohutomo Semarang diantar keluarga tanggal 08 Juni 2005 Jam 11.30 WIB dengan keluhan sering bicara sendiri, kalau diajak bicara jawabannya kacau, suka datang sendiri, mandi dan makan bisa sendiri, ganti pakaian harus disuruh, waktu luang digunakan untuk melamun dan keluyuran. 3. Faktor predisposisi Klien mengalami gangguan jiwa sejak 5 tahun yang lalu, selama itu klien sering bicara, suka datang sendiri, kalau diajak bicara jawabannya kacau, makan dan

Transcript of BAB III TINJAUAN KASUS A....

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa

Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang.

1. Biodata.

a. Identitas Klien.

Nama Tn. St, umur: 51 tahun, jenis kelamin: laki-laki, agama: Islam,

suku/bangsa: Jawa/Indonesia, Alamat: Ds. Mojo Rt.01/08 Ulujami Pemalang,

Pekerjaan: tani, status: duda, tanggal masuk: 08 Juni 2005 jam 11.30 WIB.

b. Identitas penanggung jawab.

1). Nama: Tn. N, pekerjaan: Swasta, hubungan dengan klien: Adik Ipar,

Alamat: Ds. Mojo Rt. 01/08 Ulujami Pemalang.

2. Alasan Masuk

Klien datang ke Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondhohutomo Semarang diantar

keluarga tanggal 08 Juni 2005 Jam 11.30 WIB dengan keluhan sering bicara

sendiri, kalau diajak bicara jawabannya kacau, suka datang sendiri, mandi dan

makan bisa sendiri, ganti pakaian harus disuruh, waktu luang digunakan untuk

melamun dan keluyuran.

3. Faktor predisposisi

Klien mengalami gangguan jiwa sejak 5 tahun yang lalu, selama itu klien sering

bicara, suka datang sendiri, kalau diajak bicara jawabannya kacau, makan dan

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

minum sendiri, mandi dan ganti baju masih dilakukan sendiri, waktu luang

digunakan untuk melamun dan keluyuran. Kemudian keluarga membawa ke

dokter spesialis jiwa langsung disuruh mondok ke rumah sakit jiwa semarang.

Klien tidak mengalami penganiayaan fisik maupun sexual, tidak mengalami

kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. Klien pernah mengalami

pengalaman yang tidak menyenangkan karena bercerai dengan istrinya.

4. Pemeriksaan fisik

a. Keadaam umum : klien dalam keadaan sadar

b. Tanda tanda vital

TD 130 / 80 mmhg, suhu 37 0c, nadi 80 x /menit, respiratori rate 24 x/menit

c. Ukur

BB : 45 kg

TB : 155 cm

d. Keadaan fisik

Kesadaran : komposmentis

Kulit : sawo matang, turgor baik, tidak ada luka

Kepala : rambut agak beruban, kotor tidak tersisir

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, ada kelainan pada mata

sebelah kiri

Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret.

Telinga: bersih, tidak ada sekret.

Mulut dan gigi: mukosa bibir kering, gigi agak kuning tidak ada caries.

Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

Dada: bersih, tidak ada luka.

Abdomen: tidak ada msa, tidak ada benjolan.

5. Pemeriksaan penunjang tanggal 08 Juni 2005

a. Hematologi.

LED 1 jam 2mm/jam Lk : 0-15 mm/jam.

LED 2 jam 2mm/jam P : 0-20 mm/jam

b. Kimia klinik.

Glukosa sewaktu : 80 mg/100 ml. Normal 70 - 115

Ureum : 31,6 mg/100 ml. 10 – 50

Creatinin : 0,81 Normal 0,6 – 0,11

Cholesterol total : 112 150-220

Trigliserid : 88 s.d 150

Protein total : 6,70 6,3 – 8,0

SGOT : 4,05 S.D 37

SGPT : 16 Unit/L s.d 42

Uric acid : 4,90 mg/100 ml 5,5 – 7,0

N : 0 - 15

6. Psikososial

a. Genogram

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

Keterangan

Laki-laki

Perempuan

Klien/penderita

Tinggal satu rumah

Bercerai

Klien adalah anak keempat dari 6 bersaudara, hubungan dengan keluarga baik.

Klien mempunyai 5 orang anak, anak yang 1 perembuan sudah menikah

punya anak 2 perempuan semua, anak yang ke 2 kaki-laki mempunyai 2 orang

anak laki-laki, anak yang ke 3 sampai ke 5 ikut bersama ibunya karena klien

sudah bercerai sehingga klien ikut dengan adiknya yang terakhir. Bahasa yang

digunakan dalam keluarga adalah bahasa Jawa klien tidak ada yang menderita

penyakit seperti ini klien bercerai dengan istrinya sudah 5 tahun yang lalu.

Masalah keperawatan: koping individu tidak efektif.

b. Konsep diri

1). Gambaran diri

Klien mengatakan dia menyukai semua anggota tubuhnya kecuali

bagian matanya karena ada gangguan penglihatan pada mata sebelah

kanan, klien menerima keadaan dirinya apa adanya.

2). Identitas diri

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

Klien sudah berkeluarga namun sudah bercerai dan mempunyuai 2 anak

perempuan dan 3 orang anak laki-laki, klien menerima dirinya sebagai

seorang laki-laki. Dalam kelompok/masyarakat klien mengatakan

kurang diterima dan klien merasa malu bila berkumpul dengan

tetangga.

3). Peran diri

Sebelum sakit klien mampu menjalankan tugasnya sebagai seorang

ayah dari anak-anaknya. Setelah sakit klien tidak bisa menjalankan

perannya sebagai seorang ayah. Klien tidak ikut dalam organisasi

kemasyarakatan dan tidak mempunyai peranan penting dalam

masyarakat, klien tidak bisa menjalankan peranannya karena sedang

sakit.

4). Ideal diri.

Klien mengharapkan kalau keluarga lebih memperhatikan dirinya.

Klien juga ingin kembali kemasyarakatan dan diterima oleh keluarga

serta dapat berkumpul kembali dengan keluarga.

5). Harga diri

Kurang lebih satu minggu sebelum klien mondok, penderita mulai

mengamuk tanpa sebab, memukul anak dan istrinya, bicara kacau, suka

keluyuran, sulit tidur, waktu luang digunakan untuk melamun. Makan

dan minum mulai dapat dilakukan sendiri, penderita tidak mau lagi

membantu adiknya disawah. Klien mengatakan kurang percaya diri

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

dalam bergaul dengan tetangga, malu, minder sehingga klien jarang

keluar rumah, apalagi setelah mengalami sakit sekitar 5 tahun yang lalu.

Klien merasa orang disekitar membenci dan mengejek dia. Klien

mengatakan tidak mempunyai kelebihan, ketika ditanya kelebihannya

apa. Masalah keperawatan: gangguan konsep diri Harga diri rendah.

c. Hubungan sosial

1). Klien merasa dekat dengan keluarganya, setiap ada masalah dia selalu

menceritakannya pada adiknya dan mencari jalan keluarnya dengan

cara musyawarah.

2). Klien tidak ikut dalam organisasi kemasyarakata, klien mengalami

hambatan dalam bermasyarakat karena dia merasa malu dan minder bila

berkumpul dengan orang banyak,. Sakit di rumah sakit jiwa klien juga

jarang bicaa dengan pasein lain, klien lebih sering menyendiri (duduk)

dan tidur, klien tidak mau berkumpul dengan teman saat makan, klien

kadang terlibat dalam aktifitas ruangan jika disuruh seperti

membersihkan lantai, meja, mencuci gelas dan sendok, mencuci lap pel.

Ketika ditanya alasanya, klien menjawab tidak boleh perawat. Masalah

keperawatan: Isolasi sosial: menarik diri.

d. Spiritual

Klien menganggap sakit yang dialami saat ini merupakan cobaan dari Allah

SWt, selama klien dirumah sakit klein tidak pernah menjalankan sholat, klien

mengatakan juga tidak pernah berdoa.

7. Status mental.

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

a. Penampilan.

Penampilan klien kurang rapi, rambut acak-acakan, wajah tampak kusust,

klien mau menyisir rambut jika disuruh oleh perawata. Pakaian yang dipakai

sesuai dan tidak terbalik.

b. Pembicaraan.

Klien bicaa dengan suara pelan dan halus tapi jelas. Pembicaraan inkoherent,

inisiatif untuk memulai pembicaraan kurang namun sudah sesuai dengan

topik pembicaraan. Klien kurang mampu mempertahankan kontak mata.

c. Aktifitas motorik.

Klien wajahnya tampak kusut, murung. Klien lebih banyak duduk dan diam,

bicara kalau ditanya, klien sering keluar masuk kamar, klien kurang

melakukan aktivitas ringan dan berat. Masalah keperawatan: Isolasi aktivitas.

d. Alam perasaan.

Klien menunjukkan alam perasaan sedih dan putus asa karena dianggap

menderita gangguan jiwa. Sikap klien pemalu, klien menunjukkan raut muka

sedih saat menyendiri dan menunjukkan raut muka senang saat diajak bicara

dan ditemani.

e. Afek

Klien dapat menyesuaikan keadaan, apabila situasi klien menyenangkan,

klien gembira, klien merasa sedih saat dia tahu dibawa ke rumah sakit jiwa.

f. Interaksi selama wawancara.

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

Selama wawancara respon klien kooperatif, ada minat dan perhatian. Ketika

klien diberi pertanyaan, kontak mata klien saat diajak berkomunikasi kurang,

klien lebih suka menatap kearah lain dan kadang-kadang menunduk.

g. Persepsi.

Persepsi klien terhadap realita baik, tidak terjadi halusinasi atau ilusi.

h. Proses pikir.

Klien bisa menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik tetapi kadang-

kadang malu untuk menjawabnya. Pembicaraansesuai dengan topik yang

dibicarakan.

i. Isi pikir klien.

Klien tidak mengalami waham apapun maupun gangguan isi pikir, seperti

obesesi, phobia dan sebagainya.

j. Tingkai kesadaran

Kesadaran klien composmentis dan klien sadar bahwa dirinya berada di RSJ

Semarang, orientasi klien terhadap nama, hari waktu dan tempat benar.

k. Memori.

1). Daya ingat jangka panjang baik, klien mengatakan “sayadulu lahir di

Pemalang”.

2). Daya ingat jangka pendek baik, klien mengatakan kalau selama disini

belum pernah dijenguk sama anak dan saudaranya.

3). Daya ingat sesaat baik, klien masih ingat nama perawat setelah 10

menit pengkajian.

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung.

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

Konsentrasi: klien dapat berkonsentrasi dengan baik pernyataan dan

pembicaraan yang diajukan oleh perawat walaupun hanya sesaat.

Berhitung: klien mampu mengingat tanggal, waktu dan umur klien.

m. Kemampuan penilaian.

Klien klurang mampu mengambil keputusan yang sederhana tanpa bantuan

perawat. Misal: klien mandi kadang-kadang masih disuruh, minum obat

masih disuruh.

n. Daya titik diri

Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita dan tidak menyalahkan orang

lain atau lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini.

8. Kebutuhan persiapan pulang.

a. Makan.

Klien makan 3x sehari, klien tidak alergi terhadap makanan tertentu dan

tidak ada pantangan makan, klien tidak mau makan bersama pasien lain,

klien sudah mau membersihkan alat makannya sendiri namun klien tidak

kpernah membantu menyiapkan alat makan.

b. Buang akir kecil/buang air besar.

Klien dapat Buang air kecil/buang air besar sehari-hari di WC, tidak ada

kelainan pada sistem eliminasi, pola, frekuensi maupun konsistensi.

c. Mandi

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

Klien mandi 2 x sehari tanpa memakai sabun, mencuci rambut 2 x seminggu

pakai shampo cara mandi tidak bersih dan mandi kadang-kadang masih

disuruh, klien agak bau.

d. Perpakaian.

Klien mengenakan pakaian tetapi tidak bisa rapi, klien nampak agak kusut

dan pakaian agak bau, klien tidk memakai sandal.

e. Istirahat dan tidur

Frekuensi: klien tidak ada masalah dalam istirahat dan tidur. Siang hari klien

tidur 2-3 jam, malam tidur 8-9 jam, sebelum tidur klien tidak menggosok

gigi, tidak cuci kaki dan juga tidak memakai sandal.

f. Penggunaan obat.

Klien tidak menggunakan obat lain selaian resep dokter, klien minum obat

secara teratur baik jumlah, jenis, dosis dan waktu. Klien merasa tenang

sesudah minum obat dan ingin tidur.

g. Pemeliharaan kesehatan.

Klien mengatakan bila sudah keluar dari rumah sakit ia akan memeriksakan

dirinya secara rutin dan minum obat sesuai anjuran dokter.

h. Aktivitas di dalam rumah.

Sebelum sakit klien bekerja sebagai tani. Aktivitas diluar rumah klien jarang

mengikuti perkumpulan di kampungnya.

9. Motivasi koping.

Dalam mengatasi masalahnya klien lebih sering berespon mal adaptif, klien sering

menyendiri, diam, mudah tersinggung.

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

10. Masalah psikososial dan lingkungan.

a. Selama dirawat di rumah sakit klien mempunyai masalah dalam hubungan

sesama pasien, klien kadang menyendiri sambil merokok atau tiduran,

melalum, tapi klien masih dapat menuruti perintah perawat seperti makan,

minum obat atau mandi.

11. Pengetahuan.

Klien kurang mengerti tentang penyakit jiwa yang diderita dan kurang bisa

menggunakan kopingnya.

12. Aspek medik.

Diagnosis medis: skizofernia tak terinci.

Terapi:

a. Chlorpomazin 1 x 100 mg.

b. Haloperidol 2 x 5 mg.

c. Thihexipenidil 2 x 2 mg.

13. Data Fokus dan Analisa Data

Data Fokus

a. Klien sering tiduran

b. Klien sering duduk-duduk sendiri.

c. Klien makan terpisah dari temannya.

d. Klien banyak berdiam diri.

e. Klien sering melamun.

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

Pengelompokan data.

DS: -

DO: Klien sering tiduran.

Klien sering duduk-duduk sendiri.

Klien makan terpisah dari temannya.

Klien banyak berdiam diri

Klien sering melamun.

Analisa Data.

Pengkajian tanggal 23 Juni 2005 jam 16.00 WIB.

a. S : -

O: Klien sering duduk-duduk sendiri

Klien sering tiduran

Klien makan terpisah dari teman-teman.

P: Isolasi sosial: menarik diri.

b. S: -

O: Klien banyak berdiam sendiri.

Klien suka melamun.

P: Gangguan konsep diri: harga diri rendah.

Data Fokus

a. Badan klien agak bau

b. Pakaian tampak kusut.

c. Rambut acak-acakan.

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

Pengelompokan data:

DS: -

DO: Badan klien agak bau.

Pakaian tampak kusust

Rambut acak-acakan.

Analisa Data.

Pengkajian tanggal 24 Juni 2005 jam 17.00 WIB

S: -

O: Badan klien agak bau

Pakaian tampak kusust.

Rambut acak-acakan.

P: Defisit Perawatan diri.

14. Daftar masalah keperawatan.

a. Isolasi sosial: menarik diri.

b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.

c. Defisit perawatan diri.

d. Penurunan kemampuan dan motivasi perawatan diri.

e. Koping individu tidak efektif.

15. Pohon masalah.

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

Defisit perawatan diri

Penurunan kemampuan dan motivasi perawatan diri.

Isolasi sosial: Menarik diri.

Gangguan konsep diri: harga diri Rendah Core ploblem

Berduka disfungsional

B. Diagnosa Keperawatan.

1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka

disfungsional.

3. Defisit perawatan diri: kebersihan diri dan berpakaian/berhias berhubungan

dengan penurunan kemampuan dan motivasi perawatan diri.

C. Fokus Intervensi Keperawatan.

1. Diagnosa keperawatan 1

a. Tujuan Umum: Klien dapat membina hubungan dengan orang lain secara

optimal.

b. Tujuan Khusus:

1). Klien dapat membina hubungan saling percaya.

a). Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.

b). Perkenalkan diri dengan sopan.

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

c). Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.

d). Jelaskan tujuan pertemuan.

e). Jujur dan menepati janji.

2). Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki.

a). Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

b). Hindarkan memberi penilaian negatif terhadap klien.

c). Utamakan memberi pujian yang realistik.

d). Diskusikan dengan klien kemampuan.

3). Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan

selama sakit.

4). Klien dapat menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki.

a). Rencanakan aktifitas yang dapat dilakukan setipa hari.

b). Tingkatkan kegiatan sesuai kemampuan toleransi klien.

c). Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan.

5). Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan

kemampuannya.

a). Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan.

b). Beri pujian atas keberhasilan klien.

c). Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

6). Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

a). Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat

klien dengan harga diri rendah.

b). Bantu keluarga dalam memberikan dukungan selama klien

dirawat.

c). Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

2. Diagnosa Keperawatan 2.

a. Tujuan Umum: Klien dapat meningkatkan harga diri .

b. Tujuan Khusus:

1). Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki.

a). Perkuat hubungan saling percaya.

b). Diskusikan aspek positif klien.

c). Setiap bertemu hindarilah penilaian negatif.

d). Ciptakan lingkungan yang aman.

e). Bantu klien untuk meningkatkan harga diri.

f). Dorong klien untuk berhubungan dengan orang lain.

2). Klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya.

a). Tunjukkan respon emosional dan menerima klien.

b). Gunakan tehnik komunikasi terapeutik.

c). Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya.

d). Dorong untuk menyatakan secara verbal perasaannya yang

berhubungan dengan ketidakmampuan.

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

3). Klien dapat meyakini tentang manfaat mekanisme koping.

a). Terima klien apa adanya dan jangan menentang keyakinannya.

b). Kenalkan realitas yang berhubungan dengan mekanisme koping

klien dan tidak memfokuskan pada masa cemas, takut dan keluhan

fisik lainnya.

c). Beri klien umpan balik tentang perilaku, sterssor, penilaian koping

dan sumber koping.

d). Kuatkan ide-ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan

kesehatan emosional.

4). Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang

terjadwal.

a). Beri klien aktivitas yang mendukung dan menguatkan perilaku

sesuai yang produktifitas.

b). Beri klien latihan fisik yang sesuai dengan bakatnya.

c). Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung lainnya.

3. Diagnosa Keperawatan III

a. Tujuan Umum: Klien meningkatkan minat atau motivasinya dan

mempertahankan kebersihan diri.

b. Tujuan Khusus:

1). Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

a). Diskusikan bersama klien pentingnya perawatan diri dengan cara

menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih.

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

b). Dorong klien untuk menyebutkan tiga dari lima tanda kebersihan

diri.

c). Beri reinforcement positf setelah klien mampu mengungkapkan

arti kebersihan diri.

d). Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri.

2). Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.

a). Motivasi klien untuk mandi.

b). Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.

c). Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan

rambut.

d). Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas

kebersihan diri sendiri seperti pasta gigi, sikat gigi, shampo,

sabun, sandal dan lain-lain.

3). Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.

a). Monitor klien dalam melaksanakan kebersihan diri secara teratur.

b). Ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gogok gigi, ganti baju

dan pakai sandal.

4). Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.

Beri reinforcement positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri.

5). Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan

diri.

a). Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien

menjaga kebersihan diri.

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

b). Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang telah

dilakukan klien selama di rumah sakit dalam menjaga kebersihan

dan kemajuan yang telah dialami di rumah sakit.

c). Jelaskan pada keluarga untuk mengetahui tentang manfaat sarana

yang lengkap dalam menyiapkan sarana dalam menjaga

kebersihan diri.

d). Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien menjaga

kebersihan diri.

D. Implementasi dan Evaluasi

Tgl/Jam No. Dx

TUK Implementasi Evaluasi TTD

23-6-05

16.30

1,2,3 1. Menyapa klien dengan ramah

sambil berjabat tangan dan

menunjukkan sikap empati,

memperkenalkan diri dengan

sopan.

2. Menanyakan nama lengkap

dan nama panggilan yang

disukai klien.

3. Menjelaskan tujuan pertemuan

4. Memberi kesempatan pada

klien untuk mengungkapkan

perasaannya

5. Mendiskusikan dengan

keluarga kemampuan dan

aspek positif yang dimiliki

6. Membantu klien mengenali

kekurangan dan kelebihannya

7. Mendiskusikan dengan klien

S: Klien mengatakan “nama saya Bp.

Senang dipanggil P, Saya asli

Grobogan”

1. Klien mengatakan “saya itu malu,

dan bosan kalau harus bergabung

dengan mereka”

2. Klien mengatakan “saya disini

habis bangun tidur langsung mandi,

makan, menyapu, membersihkan

sendok dan menata kursi”

O: Kontak mata klien kurang.

1. Klien senang menyendiri.

2. Klien mau mengungkapkan

perasaannya

3. Klien malu dan gelisah.

A: Tujuan tercapai TUK 1& 2

1. Klien dapat membina hubungan

saling percaya

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

kemampuan yang masih dapat

dilakukan selama dirawat di

RSJ.

8. Mendiskusikan dengan

keluarga kemampuan yang

masih dapat dilakukan setelah

pulang nanti sesuai dengan

kondisi sakit klien.

9. Menghindari penilaian yang

bersifat negatif pada saat

berbicara dengan klien

2. Klien dapat mengidentifi-kasi

kemauan dan aspek positif yang

dimiliki, TUK 3 belum tercapai.

P: Lanjutkan intervensi

K: Menganjurkan pada klien untk.

Mengingat-ingat aspek positif

yg dimiliki dan menilai ke

mampuan yang dapat

digunakan.

P: Ulangi TUK 3.

23-6-05 1 3 Mendiskusikan dengan klien

tentang kemampuan yang masih

dapat dilakukan di RSJ.

S: Klien mengatakan “saya bisa me-

nyapu, membersihkan gelas, dan

sendok

1. Mendiskusikan dengan klien

kemampuan yang dapat

digunakan setelah pulang

nanti sesuai dengan kondisi

sakit klien.

2. Menanyakan kembali PR

daftar kegiatan yang telah

dibuat

O: Klien mau membantu aktivitas

ruangan (menyapu, mencuci alat

makan dan minum sendiri, klien

dapat mandi sendiri)

A: Tujuan khusus 3 tercapai, klien

dapat menilai kemampuan yang

masih dapat digunakan.

P: K: menganjurkan klien untuk mem-

bantu daftar kegiatan sehari-hari

sesuai dengan kemampuan

P: Lanjutkan intervensi berikutnya

24-6-05 1 4,5 1. Membantu klien mebuat

rencana yang realistis

2. Merencanakan bersama klien

aktifitas yang dapat dilakukan

setiap hari sesuai dengan

kemampuan kegiatan mandiri,

kegiatan dengan bantuan

sebagian/total.

3. meningkatkan kegiatan sesuai

dengan kondisi klien.

4. Memberi contoh cara pe-

laksanaan yang boleh klien

lakukan.

5. Memberikan kesempatan

S: Klien mengatakan “saya bisa

menyapu, mencuci gelas/sendok

saya, saya bisa mengambil makan-

an sendiri

O: Klien sudah mampu membuat

daftar ADL sesuai dengan kemam-

puannnya.

1. Klien bisa mencuci gelas dan

sendok

2. Menyiapkan makanan sendiri

3. Klien tersenyum saat diberi

pujian

A: Tujuan khusus 4 dan 5 tercapai,

klien dapat menetapkan/meren-

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/13/jtptunimus-gdl-s1-2008... · Interaksi selama wawancara. ... Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun.

kepada pasien untuk mencoba

kegiatan yang telah direncana-

kan

6. Mendiskusikan kemungkinan

pelaksanaan dirumah

7. Memberikan pujian atas ke-

berhasilan klien

cankan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki, klien

dapat melaksanakan kegiatan

sesuai dengan kondisi sakit dan

kemampuannya.

P: K: Menganjurkan kepada klien

untuk menerapkan rencana ke-

giatan yang telah dibuat ber-

sama, menganjurkan pada pasien

untuk mem-praktekkan kemam-

puan yang dimiliki di RSJ

maupun dirumah setelah pulang.

P: Lanjutkan intervensi