BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN - … suatu grup hingga 𝒒 dari matriks-matriks ... Teorema...

9
13 BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN Dalam subbab 3.1, kita akan mempelajari salah satu sifat penting dari kode swa-dual genap. Sifat tersebut diberikan oleh Teorema 3.1(Teorema Gleason), Teorema ini secara mengesankan telah menentukan bentuk pencacah bobot dari sebarang kode swa-dual genap. Di samping itu, pada subbab 3.2 kita akan mempelajari teori t-desain. Kemudian kita tunjukan bahwa untuk sebarang kode linier C, jika banyaknya bobot tak nol pada C kurang dari atau sama dengan jarak minimum pada kode dual βŠ₯ , maka setiap katakode di C membentuk t-desain. Dua hasil yang disebutkan di atas merupakan dua hal penting yang akan digunakan dalam menentukan batas atas bagi jarak minimum kode swa-dual genap. Penentuan batas atas tersebut dibahas pada bab IV. 3.1 Teorema Gleason Teorema 3.1.1 Teorema Gleason(Gleason, 1970). Pencacah bobot sebarang kode swa-dual genap merupakan polinom dalam 1 , = 8 + 14 4 4 + 8 dan 2 , = 4 4 4 βˆ’ 4 4 . Bukti: Misal kode swa-dual biner dengan panjang n dan dimensi 2 n k , serta setiap bobot dari semua kata kode di C merupakan kelipatan 4. Misalkan , C W xy adalah pencacah bobot kode swa-dual tersebut, karena C swa-dual , C W xy = , C W xy . Berdasarkan teorema Mac Williams, , C W xy dapat dihitung sebagai berikut : , C W xy = 2 1 2 n , C W x yx y

Transcript of BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN - … suatu grup hingga 𝒒 dari matriks-matriks ... Teorema...

Page 1: BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN - … suatu grup hingga 𝒒 dari matriks-matriks ... Teorema 3.2.5(MacWilliams dan Sloane [1]). Misal kita pilih sebuah vektor u berbobot t di

13

BAB III

TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN

Dalam subbab 3.1, kita akan mempelajari salah satu sifat penting dari kode swa-dual

genap. Sifat tersebut diberikan oleh Teorema 3.1(Teorema Gleason), Teorema ini secara

mengesankan telah menentukan bentuk pencacah bobot dari sebarang kode swa-dual genap.

Di samping itu, pada subbab 3.2 kita akan mempelajari teori t-desain. Kemudian kita

tunjukan bahwa untuk sebarang kode linier C, jika banyaknya bobot tak nol pada C kurang

dari atau sama dengan jarak minimum pada kode dual 𝐢βŠ₯ , maka setiap katakode di C

membentuk t-desain.

Dua hasil yang disebutkan di atas merupakan dua hal penting yang akan digunakan

dalam menentukan batas atas bagi jarak minimum kode swa-dual genap. Penentuan batas atas

tersebut dibahas pada bab IV.

3.1 Teorema Gleason

Teorema 3.1.1 Teorema Gleason(Gleason, 1970). Pencacah bobot sebarang kode swa-dual

genap merupakan polinom dalam π‘Š1 π‘₯,𝑦 = π‘₯8 + 14π‘₯4𝑦4 + 𝑦8 dan π‘Š2 π‘₯,𝑦 =

π‘₯4𝑦4 π‘₯4 βˆ’ 𝑦4 4.

Bukti: Misal 𝐢 kode swa-dual biner dengan panjang n dan dimensi 2

nk , serta setiap

bobot dari semua kata kode di C merupakan kelipatan 4. Misalkan ,CW x y adalah

pencacah bobot kode swa-dual tersebut, karena C swa-dual ,CW x y = ,C

W x y .

Berdasarkan teorema Mac Williams, ,C

W x y dapat dihitung sebagai berikut :

,C

W x y =2

1

2n

,CW x y x y

Page 2: BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN - … suatu grup hingga 𝒒 dari matriks-matriks ... Teorema 3.2.5(MacWilliams dan Sloane [1]). Misal kita pilih sebuah vektor u berbobot t di

14

=2

1

2n

0

nn j j

j

j

A x y x y

=

0 22

n j jn

j

nj

A x y x y

=

0 22 22

n j jn

j jn jj

x y x yA

=1/2 1/2

0 2 2

n j jn

j

j

x y x yA

=0 2 2

n j jn

j

j

x y x yA

= ,2 2

x y x yW

Sehingga diperoleh ,CW x y = ,C

W x y = ,2 2

x y x yW

. (3.1.a)

Kita tinjau ,CW x y berdasarkan definisi pencacah bobot, bentuk ,CW x y dapat

dituliskan sebagai :

,CW x y0

n

n j j

j

j

A x y

; jA banyaknya kata kode berbobot j .

Karena setiap bobot dari semua kata kode di 𝐢 merupakan kelipatan 4, ,CW x y hanya

memuat pangkat dari 4y . Sehingga ,CW x y dapat kita tulis sebagai :

,CW x y = 0

1n jn j

j

j

A x y

= ,CW x iy , dengan i = 1 . (3.2.b)

Persamaan (3.2.a) menunjukan ,CW x y tidak berubah atau invarian terhadap

transformasi linier 1T :

Page 3: BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN - … suatu grup hingga 𝒒 dari matriks-matriks ... Teorema 3.2.5(MacWilliams dan Sloane [1]). Misal kita pilih sebuah vektor u berbobot t di

15

Ganti x dengan 2

x y

Ganti y dengan 2

x y

Atau dalam bentuk matriks 1T : ganti x

y

dengan 1

2

1 1

1 1

x

y

.

Sejalan dengan hal di atas, persamaan (3.2.b) menunjukan bahwa ,CW x y juga

tidak berubah atau invarian terhadap transformasi linier 2T :

Ganti x dengan x

Ganti y dengan iy

Atau dalam bentuk matriks 2T : ganti x

y

dengan 1 0

0 i

x

y

.

Selain hal di atas, ,CW x y

tentulah invarian terhadap sebarang kombinasi

2

1 2 1 1 2 1, , ,....T T T TT T dari transformasi ini. Tidaklah sulit untuk menunjukan bahwa matriks

transformasi 1T dan 2T ketika dikalikan dalam semua kemungkinan, menghasilkan sebuah

grup 1G yang memuat 192 matriks.

Sehingga permasalahan kita adalah mencari semua polinom ,CW x y yang invarian

terhadap setiap matriks dari 1G . Polinom-polinom tersebut kita sebut sebagai polinom-

polinom yang invarian terhadap grup 1G . Akan tetapi, kita tidak akan mendapatkan

jawaban yang tunggal. Karena jika polinom f dan g invarian terhadap setiap matriks dari 1G

, maka cf untuk semua c elemen 𝐹, f+g, f-g, dan fg juga invarian terhadap setiap matriks dari

1G . Oleh karena itu, cukuplah kita cari banyaknya polinom homogen yang bebas linier dan

invarian terhadap semua matriks dari 1G untuk setiap derajat d, sebut sebagai da .

Page 4: BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN - … suatu grup hingga 𝒒 dari matriks-matriks ... Teorema 3.2.5(MacWilliams dan Sloane [1]). Misal kita pilih sebuah vektor u berbobot t di

16

Salah satu cara sederhana untuk menangani bilangan-bilangan 0 1 2, , ,...a a a adalah

dengan mengombinasikan 0 1 2, , ,...a a a dalam bentuk deret pangkat atau fungsi pembangkit

πœ™ πœ† = 2

0 1 2 ...a a a .

Sebaliknya, jika kita tahu Ξ¦ πœ† , kita bisa mendapatkan da . Sampai pada tahap ini kita akan

memanfaatkan teorema Molien berikut ini :

Teorema 3.2.2 Teorema Molien. Untuk suatu grup hingga 𝒒 dari matriks-matriks

kompleks π‘š Γ— π‘š, πœ™ πœ† diberikan oleh :

πœ™ πœ† =1

𝒒

1

𝑑𝑒𝑑 πΌβˆ’πœ†π΄ π΄βˆˆπ’’

dimana 𝒒 adalah banyaknya matriks di 𝒒, det adalah determinan, 𝐼 adalah matriks

identitas, dan A merupakan matriks-matriks di 𝒒.

Bukti Teorema Molien tidak dituliskan dalam Tugas Akhir ini, demi menjaga

kefokusan Tugas Akhir ini. Bukti Teorema Molien dapat dilihat di [1].

Untuk grup G1 , kita dapatkan πœ™πΊ1 πœ† =

1

192

1

1βˆ’πœ† 2 +1

1βˆ’πœ†2 +1

1βˆ’πœ† 1βˆ’π‘–πœ† + β‹― . Dengan

penghitungan langsung menggunakan program Maple, diperoleh :

πœ™πΊ1 πœ† =

1

1βˆ’πœ†8 1βˆ’πœ†24 (3.2.a)

Persamaan (3.2.a) diekspansi dalam pangkat dari πœ†, menghasilkan :

πœ™πΊ1 πœ† = π‘Ž0 + π‘Ž1πœ† + π‘Ž2πœ†

2 + β‹―

= 1 + πœ†8 + πœ†16 + πœ†24 + β‹― 1 + πœ†24 + πœ†48 + β‹― (3.2.b)

Persamaan (3.2.b) menunjukan π‘Žπ‘‘ sama dengan nol, kecuali untuk d kelipatan 8.

Artinya, derajat dari polinom homogen yang invariant terhadap grup G 1 haruslah

kelipatan 8. Hal ini membuktikan bahwa panjang dari sebarang kode swa-dual genap

merupakan kelipatan 8. Lebih lanjut, ruas kanan dari persamaan ini menunjukan bahwa

terdapat dua buah polinom β€˜basis’ berderajat 8 dan 24 yang invarian terhadap grup G 1,

sedemikian rupa sehingga semua polinom homogen yang invarian terhadap grup G 1

Page 5: BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN - … suatu grup hingga 𝒒 dari matriks-matriks ... Teorema 3.2.5(MacWilliams dan Sloane [1]). Misal kita pilih sebuah vektor u berbobot t di

17

dibentuk dari penjumlahan dan perkalian dua buah polinom berderajat 8 dan 24

tersebut. Sebut dua polinom tersebut sebagai π‘Š1 π‘₯,𝑦 dan π‘Š2 π‘₯,𝑦 .

Karena, π‘Š1 π‘₯, 𝑦 berderajat 8 dan π‘Š2 π‘₯, 𝑦 berderajat 24, akan membangkitkan

polinom-polinom yang invarian terhadap grup G1 berikut :

derajat (d) poliom yang invarian nilai π‘Žπ‘‘

0 1 1

8 π‘Š1 π‘₯, 𝑦 1

16 π‘Š1 π‘₯,𝑦 2 1

24 π‘Š1 π‘₯,𝑦 3 , π‘Š2 π‘₯, 𝑦 2

32 π‘Š1 π‘₯, 𝑦 4, π‘Š1 π‘₯,𝑦 π‘Š2 π‘₯, 𝑦 2

40 π‘Š1 π‘₯, 𝑦 5 , π‘Š1 π‘₯,𝑦 2 π‘Š2 π‘₯,𝑦 2

48 π‘Š1 π‘₯, 𝑦 6 , π‘Š1 π‘₯, 𝑦 3 π‘Š2 π‘₯, 𝑦 ,π‘Š2 π‘₯, 𝑦 2 3

… … …

Dari tabel di atas semua hasil kali π‘Š1 π‘₯, 𝑦 𝑖 π‘Š2 π‘₯, 𝑦 𝑗 bebas linier, dengan kata

lain π‘Š1 π‘₯,𝑦 dan π‘Š2 π‘₯,𝑦 bebas aljabar, dan nilai π‘Žπ‘‘ pada tabel di atas merupakan

koefisien-koefisien pada persamaan

1 + πœ†8 + πœ†16 + 2πœ†24 + 2πœ†32 + 2πœ†40 + 3πœ†48 + β‹―

= 1 + πœ†8 + πœ†16 + πœ†24 + β‹― 1 + πœ†24 + πœ†48 + β‹―

=1

1 βˆ’ πœ†8 1 βˆ’ πœ†24

yang sama dengan persamaan (3). Jadi, jika kita dapat menemukan polinom homogen

π‘Š1 π‘₯,𝑦 berderajat 8 dan π‘Š2 π‘₯,𝑦 berderajat 24 yang bebas aljabar, kita dapat

menyatakan bahwa sebarang polinom homogen yang invarian terhadap grup G 1

merupakan polinom dalam π‘Š1 π‘₯,𝑦 dan π‘Š2 π‘₯,𝑦 .

Page 6: BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN - … suatu grup hingga 𝒒 dari matriks-matriks ... Teorema 3.2.5(MacWilliams dan Sloane [1]). Misal kita pilih sebuah vektor u berbobot t di

18

Pandang Θ = π‘₯8 + 14π‘₯4𝑦4 + 𝑦8 suatu polinom homogen berderajat 8, dan

Ξ¦ = π‘₯4𝑦4 π‘₯4 βˆ’ 𝑦4 4 suatu polinom homogen berderajat 24, Θ dan Ξ¦ bebas aljabar. Pilih

π‘Š1 π‘₯,𝑦 = 𝛩 dan π‘Š2 π‘₯,𝑦 = Ξ¦, maka sebarang polinom homogen yang invarian

terhadap grup G1 merupakan polinom dalam π‘Š1 π‘₯,𝑦 dan π‘Š2 π‘₯,𝑦 . Pernyataan ini

Setara dengan menyatakan bahwa pencacah bobot dari sebarang kode swa-dual genap

merupakan polinom dalam π‘Š1 π‘₯,𝑦 dan π‘Š2 π‘₯,𝑦 .

Terbukti. ∎

3.2 t-desain

Definisi 3.2.1 Misal X merupakan suatu v-himpunan (himpunan dengan v buah elemen),

eleman-elemen di X disebut titik atau varietas. Suatu t(𝒗,π’Œ,𝝀)-desain adalah suatu koleksi

dari k-subhimpunan (dinamakan blok) dari X, yang berbeda satu sama lain, dengan sifat

sebarang t-subhimpunan dari X termuat di tepat πœ† buah blok.

Dalam bahasa yang lebih ilustratif, t-desain merupakan koleksi dari komite-komite yang

dibentuk dari v orang, setiap komite beranggotakan k orang, sedemikian rupa sehingga

setiap t orang bekerja bersama-sama dalam tepat πœ† komite.

Contoh 3.2.2 Perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar 3.2

Terdapat tujuh titik dan tujuh garis (salah satunya merupakan garis lengkung) pada

gambar di atas . Jika kita mengambil garis-garis sebagai blok, kita peroleh tujuh blok yaitu :

Page 7: BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN - … suatu grup hingga 𝒒 dari matriks-matriks ... Teorema 3.2.5(MacWilliams dan Sloane [1]). Misal kita pilih sebuah vektor u berbobot t di

19

013, 045, 062, 165, 412, 463, dan 325. Selanjutnya kita dapatkan 2-(7,3,1) desain, karena

setiap dua buah titik dilewati oleh sebuah garis yang tunggal.

Teorema 3.2.3 Di dalam t-(v,k ,πœ†) desain, misalkan 𝑃1,𝑃2,… ,𝑃𝑑 merupakan t titik yang

berbeda, misal πœ†π‘– adalah banyaknya blok yang memuat 𝑃1,𝑃2,… ,𝑃𝑖, untuk 1 ≀ 𝑖 ≀ 𝑑, dan

misal πœ†0 = 𝑏 merupakan jumlah keseluruhan dari blok-blok. Maka πœ†π‘– tidak bergantung pada

pemilihan dari 𝑃1,𝑃2,… ,𝑃𝑖 dan diperoleh fakta :

πœ†π‘– =πœ† π‘£βˆ’π‘–

π‘‘βˆ’π‘–

π‘˜βˆ’π‘–π‘‘βˆ’π‘– , 1 ≀ 𝑖 ≀ 𝑑

= πœ† π‘£βˆ’π‘– π‘£βˆ’π‘–βˆ’1 …(π‘£βˆ’π‘‘+1)

π‘˜βˆ’π‘– π‘˜βˆ’π‘–βˆ’1 …(π‘˜βˆ’π‘‘+1)

Hal ini menyebabkan suatu t-(v, k , πœ†) juga merupakan i-(v, k , πœ†π‘–) untuk 1 ≀ 𝑖 ≀ 𝑑.

Bukti : Teorema benar untuk 𝑖 = 𝑑 , karena menurut definisi t-desain, setiap t titik termuat

tepat pada πœ† blok. Kita lanjutkan dengan induksi pada i. Asumsikan πœ†π‘–+1tidak bergantung

pada pemilihan 𝑃1,𝑃2, … ,𝑃𝑖+1. Untuk setiap blok B yang memuat 𝑃1,𝑃2, … ,𝑃𝑖, dan untuk

setiap titik Q yang berbeda dengan 𝑃1,𝑃2, … ,𝑃𝑖 definisikan πœ’ 𝑄,𝐡 = 1 jika 𝑄 ∈ 𝐡, dan

πœ’ 𝑄,𝐡 = 0 jika 𝑄 βˆ‰ 𝐡. Maka dari hipotesis induksi kita peroleh : πœ’ 𝑄,𝐡 = πœ†π‘–+1(𝑣 βˆ’π΅π‘„

𝑖) = πœ’ 𝑄,𝐡 = πœ†π‘–+1(π‘˜ βˆ’ 𝑖)𝐡𝑄 , yang menunjukan bahwa πœ†π‘– bebas dari pemilihan

𝑃1,𝑃2, … ,𝑃𝑖 ,dan menunjukan fakta pada teorema di atas.

Terbukti. ∎

Misal v dan w merupakan dua vektor di nF , 1v ... nv v dan 1w ... nw w . Misalkan

I 1; 1... dan I 1; 1... .v j w ij v j n i w i n Vektor w dikatakan menyelimuti v, jika

I Iw u .

Teorema 3.2.4(MacWilliams dan Sloane [1]). Misal [C] adalah matriks Mxn dengan baris-

barisnya merupakan semua katakode di suatu kode C. Sebarang himpunan dari ' 1r d

kolom di [C] memuat setiap r-tuple sebanyak tepat M 2r kali, dan 'd merupakan bilangan

terbesar dalam kasus ini.

Bukti Teorema ini dapat dilihat pada [1].

Page 8: BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN - … suatu grup hingga 𝒒 dari matriks-matriks ... Teorema 3.2.5(MacWilliams dan Sloane [1]). Misal kita pilih sebuah vektor u berbobot t di

20

Teorema 3.2.5(MacWilliams dan Sloane [1]). Misal kita pilih sebuah vektor u berbobot t di

nF , '0 t d . Untuk i t , misal ( )

iu adalah banyaknya katakode di C yang berbobot i

yang menyelimuti u. Maka ( )

iu memenuhi persamaan :

1

( )2i

si

t ji

t n tMu

j j

'2, dengan 0 1 .

n t j n tj d t

N j

(3.2.1)

Bukti : Kita gunakan Teorema 3.2.4 untuk menghitung (dalam dua arah) banyaknya

katakode berbobot t+j yang menyelimuti u dan terselimuti oleh sebuah katakode di C.

Terbukti ∎

Teorema 3.2.6 (Mac Williams dan Sloane[1]) Jika 's d , maka semua katakode berbobot

i di C membentuk ( , , )iit n desain, dengan ( ' )t d s , dan parameter

i diberikan

oleh 1,

. ( ) 1 ( ). ( )

i

s nn

j i

r tj j i i i

n tA S n S r

r tn N r, memberikan ' i d s .

Bukti : Karena vektor 1= 1…1 di nF menyelimuti semua semua vektor di nF , kita dapat

menuliskan persamaan (3.2.1) menjadi :

1

2 ( ) .

i

n t jsi

ni

t n tu A

Nj j (3.2.2)

Jika kita dapat memilih t sedemikian rupa sehingga 'd t s , maka kita dapatkan sebanyak

s persamaan yang bebas linier dalam veriabel ( )

iu . Dengan kata lain, ( )

iu

tidak

bergantung pada pemilihan u. Oleh karena itu, semua katakode berbobot i membentuk t-

desain, dengan 't d s . Parameter-paremeter dari desain ini diperoleh sebagai berikut :

Persamaan (3.2.2) memiliki solusi :

0

1( ) ( ) ( ),

i i i i

n t

t i t n tr

n tg t g r A g n t

N r

dengan

Page 9: BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-DESAIN - … suatu grup hingga 𝒒 dari matriks-matriks ... Teorema 3.2.5(MacWilliams dan Sloane [1]). Misal kita pilih sebuah vektor u berbobot t di

21

1,

( )i

s

t jj j i

g x t x

.

Jelas bahwa ( ) ( )i itg x t g x

, sehingga solusi dari persamaan (3.2.2) adalah :

1( ) ( ) ( ),

i i i i

n

i nr t

n tg g r A g n

N r t

atau 1,

. ( ) 1 ( ). ( )

i

s nn

j i

r tj j i i i

n tA S n S r

r tn N r. (3.2.3)

Terbukti ∎