Bab III, Penyakit Parasit Hewani
-
Upload
madihah-mukhtar -
Category
Documents
-
view
277 -
download
0
Transcript of Bab III, Penyakit Parasit Hewani
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 1/16
16
BAB III
MACAM – MACAM PENYAKIT HEWANI
Pendahuluan
Bab ini Kami sebut Penyakit Parasit Hewani, maksudnya parasit berupa hewan. Beberapa
buku menyebutkannya sebagai zoonosis. Istifah ini kurang tepat karena zoonosis berarti penyakit
pada hewan yang dapat ditularkan kepada manusia, sedangkan ketiga penyakit tersebut bukan
penyakit pada hewan. Jadi istilah penyakit parasit hewani lebih tepat.
I. PEDIKULOSIS
PENDAHULUAN
Pedikulosis ialah infeksi kulit rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculus
(tergolong famili Pediculidae). Selain menyerang manusia, penyakit ini juga menyerang
binatang, oleh karena itu dibedakan Pediculus humanus dengan Pediculus animalis. Pediculus ini
merupakan parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia untuk dapat mempertahankan
hidup.
KLASIFIKASI
1. Pediculus humanus var. capitis yang menyebabkan pedikulosis kapitis.
2. Pediculus humanus var. corporis yang menyebabkan pedikulosis korporis.
3. Phthirus pubis (nama dahulu : Pediculus pubis) yang menyebabkan pedikulosis pubis.
II. PEDIKULOSIS KAPITIS
DEFINISI
Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh Pedikulus humanus var. capitis.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini tertutama menyerang anak – anak usia muda dan cepat meluas dalam
lingkungan hidup yang padat missal nye di asrama dan panti asuhan. Tambahan pula dalam
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 2/16
17
kondisi hygiene yang tidak baik, misalnya jarang membersihkan rambut atau rambut yang relatif
susah dibersihkan (rambut yang sangat panjang pada wanita). Cara penularannya biasanya
melalui perantara (benda), misalnya sisir, bantal, kasur, dan topi.
ETIOLOGI
Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan menjadi
kemerahan jika telah menghisap darah. Terdapat 2 jenis kelamin ialah jantan dan betina, yang
betina dengan ukuran panjang 1,2 - 3,2 mm dan lebar lebih kurang 1/2 panjangnya, jantan lebih
kecil dan jumlahnya hanya sedikit.
Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur (nits) diletakkan
di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut, yang berarti makin ke ujung Terdapat
telur yang lebih matang.
PATOGENESIS
Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal.
Gatal tersebut timbul karena pengaruh liur dar ekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam
kulit waktu menghisap darah.
GEJALA KLINIS
Gejala mula yang dominan hanya rasa gatal, terutama daerah oksipital dan temporal serta
meluas ke seluruh kepala. Kemudian karena garukan terjadi erosi, Eskoriasika, dan infeksi
sekunder (pus, krusta). Bila infeksi sekunder berat, rambut akan bergumpal disebabkan oleh
banyaknya pus dan krusta (plikapelonika) dan disertai pembesaran kelenjar getah bening
regional (oksiput dan retroaurikular). Pada keadaan ter-sebut kepala memberikan bau yang
busuk.
PEMBANTU DIAGNOSIS
Cara yang paling diagnostik adalah menemukan kutu atau telur, terutama dicari di daerah oksiput
dan temporal Telur berwarna abu-abu dan berkilat.
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 3/16
18
DIAGNOSIS BANDING
1. Tinea kapitis.
2. Pioderma (impetigo krustosa).
3. Dermatitis seboroika.
PENGOBATAN
Pengobatan bertujuan memusnahkan semua kutu dan telur serta mengobati infeksi
sekunder. Menurut kepustakaan pengobatan yang dianggap terbaik ialah secara topikal dengan
malathion 0,5% atau 1% dalam bentuk losio atau spray. Caranya : Malam sebelum tidur rambut
dicuci dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain.
Keesokan harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir yang halus dan rapat
(serit). Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu kemudian, jika masih terdapat kutu atau telur.
Obat tersebut sukar didapat. Di Indonesia obat yang mudah didapat dan cukup efektif ialah krim
gama benzen heksaklorida (gameksan = gammexane) 1%. Cara pemakaiannya : setelah
dioleskan lalu didiamkan 12 Jam, kemudian dicuci dan disisir dengan serit agar semua kutu dan
telur terlepas. Jika masih terdapat telur, seminggu kemudian diulangi dengan cara yang sama.
Obat lain ialah emulsi benzyl benzoat 25%, dipakai dengan cara yang sama.
Pada keadaan infeksi sekunder yang berat sebaiknya rambut dicukur, infeksi sekunder di-
obati dulu dengan antibiotika sistemik dan topikal. lalu disusul dengan obat di atas dalam bentuk
sampo. Higiene merupakan syarat supaya tidak terjadi residif.
PROGNOSIS
Prognosis baik bila higiene diperhatikan.
III. PEDIKULOSIS KORPORIS
DEFINISI
Infeksi kulit disebabkan oleh Pediculus humanus var. corporis.
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 4/16
19
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini biasanya menyerang orang dewasa terutama pada orang dengan hiegine yang
buruk, misal nya pengembala. Disebabkan mereka jarang menganti dan mencuci pakaian. itu
penyakit ini sering dsebut penyakit vagabond. Hal ini disebabkan kutu tidak melekat pada kulit,
tetapi pada serat kapas di sela-sela lipatan pakaian dan hanya tran-sien ke kulit untuk menghisap
darah. Penyebaran penyakit ini bersifat kosmopolit, lebih sering pada daerah beriklim dingin
karena orang memakai baju yang tebal serta jarang dicuci.
CARA PENULARAN
1. Melalui pakaian
2. Pada orang yang dadanya berambut terminal kutu ini dapat melekat pada rambut
"tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak langsung
ETIOLOGI
Pediculus humanus var. corporis mempunyai 2 jenis kelamin, yakni jantan dan betina,
yang betina berukuran panjang 1,2 - 4,2 mm dan lebar kira-kira setengah panjangnya, sedangkan
yang jantan lebih kecil. Siklus hidup dan warna kutu ini sama dengan yang ditemukan pada
kepala.
PATOGENESIS
Kelainan kulit yang timbuL disebabkan. oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal.
Rasa gatal ini disebabkan oleh pengaruh liur dan ekskreta dari kutu pada waktu menghisap
darah.
GEJALA KLINIK
Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas-bekas garukan pada, badan karenagatal baru berkurang dengan garukan yang lebih intensif. Kadang-kadang timbul. infeksi
sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.
DIAGNOSIS BANDING
Neurotic excoriation
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 5/16
20
PEMBANTU DIAGNOSIS
Menemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian.
PENGOBATAN
Pengobatannya ialah dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh
dan didiamkan 24 jam, setelah itu penderita disuruh mandi. Jika masih belum sembuh diulangi 4
hari kemudian. Obat lain ialah emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion 2%. Pakaian
agar rebus atau disetrika, maksudnya untuk membunuh telur dan kutu. Jika terdapat infeksi
sekunder diobati dengan antibiotik secara sistemik dan
PROGNOSIS
Baik dengan menjaga higiene.
IV. PEDIKULOSIS PUBIS
DEFINISI
Pedikulosis pubis ialah infeksi rambut di daerah pubis dan di sekitarnya oleh Phthirus pubis.
SINONIM
Pedikulosis pubis dulu dianggap Phthirus pubis secara morfologi sama dengan Pediculus,
maka itu dinamakan juga Pediculus pubis. Tetapi ternyata morfologi keduanya berbeda, Phthirus
pubis lebih kecil dan lebih pipih.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini menyerang orang dewasa dan dapat digolongkan dalam Penyakit akibat
Hubungan Seksual (P.H.S) serta dapat pula menyerang jenggot dan kumis. Infeksi ini juga dapat
terjadi pada anak-anak, yaitu pada alis atau bulu rnata (misalnya blefaritis) dan pada tepi batas
rambut kepala.
CARA PENULARAN
Umumnya dengan kontak langsung.
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 6/16
21
ETIOLOGI
Kutu ini juga mempunyai 2 jenis kelamin, yang betina lebih besar daripada yang jantan, panjang
sama dengan lebar ialah 1 -2 mm.
PATOGENESIS
Gejala gatal yang ditimbulkan sama dengan proses pada pedikulosis.
GEJALA KLINIS
Gejala yang terutama adalah gatal daerah pubis dan di sekitarnya. Gatal ini dapat meluas
sampai ke daerah abdomen dan dan dada. di situ dijumpai bercak-bercak yang berwarna abu-abu
atau kebiruan yang disebut sebagai makula serulae. Kutu ini dapat dilihat dengan mata biasa dan
susah untuk dilepaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut.
Gejala patognomonik lainnya adalah black dot, yaitu adanya bercak-bercak hitam yang
tampak jelas pada celana dalam berwarna putih yang dilihat oleh penderita pada waktu bangun
tidur. Bercak hitam ini merupakan krusta berasal dan darah yang sering diinterpretasikan salah
sebagai hematuria. Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah
bening regional.
PEMBANTU DIAGNOSIS
Bertujuan mencari telur atau bentuk dewasa.
DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis seboroika.
2. Dermatomikosis.
PENGOBATAN
Pengobatannya sama dengan pengobatan pedikulosis korporis, yakni dengan krim
gameksan 1% atau emulsi benzil benzoat 25% yang dloleskan dan didiamkan selama 24 jam.
Pengobatan diulangi 4 hari kemudian, jika belum sembuh.
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 7/16
22
Sebaiknya rambut kelamin dicukur. Pakaian dalam direbus atau disetrika. Mitra seksual
harus pula diperiksa dan jika perlu diobati.
PROGNOSIS
Baik
V. SKABIES
PENDAHULUAN
Pengetahuan dasar tentang penyakit ini diletakkan oleh VON HEBRA, bapak
dermatologi modern. Penyebabnya ditemukan pertama kali oleh BENOMO pada tahun 1687,
kemudian oleh MELLANBY dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan selama perang
dunia II.
SINONIM
The itch, gudik, budukan, gatal agogo.
DEFINISI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcopies scabiei var, hominis dan produknya (DERBER 1971).
EPIDEMIOLOGI
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang
menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain : sosial ekonomi yang rendah, higiene yang
buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan
dermografik serta ekologik. Penyakit ini dapat dimasukkan dalam P.H.S. (Penyakit akibat
Hubungan Seksual).
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 8/16
23
Cara penularan (transmisi)
1. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama
dan hubungan seksual.
2. Kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan
lain-lain.
Penularannya biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau kadang-
kadang oleh bentuk larva. Di kenal pula Sarcoptes scabiei var. animaliis yang kadang-kadang
dapat menulari manusia, terutama pada mereka yang banyak memelihara binatang peliharaan
misalnya anjing.
ETIOLOGI
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super
famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var.hominis. Selain itu terdapat
S.scabiei yang lain, misalnya pada kambing dan babi.
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan
ba-gian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwar-na putih kotor, dan tidak bermata.
Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang
jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4
pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada
betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir
dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Seteiah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di
atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup'beberapa'hari dalam
tejpwqng-an yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali
terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil
meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina
yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3 – 5
hari , dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam
terowongan, tetapi dapat juga keluar. Seteiah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 9/16
24
mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai
dari telur sampai bentuk dewasa memer-lukan waktu antara 8-12 hari.
PATOGENESIS
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta
dan eksekreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu
kelainan kulit menyerupai(dermatitis)dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, "dan lain-lain.
Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. -*
GEJALA KLINIS
Ada 4 tanda kardinal :
1. Pruritus nokturna
Artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih
tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berlomppk, misalnya dalam sebuah keluarga
bia-sanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah
perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan
akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh
anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak
memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
3. Adanya terowonqan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi Berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung
terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam
kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya
biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis yaitu : sela-sela jaritangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan,
areola mame (wanita), umbilikus, bokong, genitalia ekstema (pria), dan perut bagian
bawah. Pada bayii dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.
4. Menemukan tungau. merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu
atau lebih stadium hidup tungau ini.
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 10/16
25
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut.
Skabies Norwegia (skabies berkrusta)
Bentuk skabies ini ditandai dengan dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki, kuku yang
distrofik, dan skuama yang generalisata. Bentuk ini sangat.menular, tetapi rasa gatalnya sangat
sedikit. Tungau dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat besar. Penyakit terdapat pada
penderita dengan retardasi mental, Kelemahan fisis, gangguan imunologik, dan psikosis.
PEMBANTU DIAGNOSIS
Cara menemukan tungau :
1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel
dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca obyek, lalu ditutup dengan
kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.
2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan
dilihat dengan kaca pembesar.
3. Dengan membuat biopsi irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari kemudTan dibuat
irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya.
4. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.
DIAGNOSIS BANDING
Ada pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan the great immitator
karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding
ialah : prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis, dan lain-lain.
PENGOBATAN
Syarat obat yang ideal ialah :
1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau.
2. Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.
3. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
4. Mudah diperoleh dan harganya murah.
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 11/16
26
Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang
hiposensitisasi).
Jenis obat topikal:
1. Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salap atau krim.
Preparat ini karena tidak efektif terhadap semua stadium telur, maka pengunaan ya tidak
boleh kurang dari 3 hari. Kekurangannya yang lain ialah berbau dan mengotori pakaian
dan kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2
tahun.
2. Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap
malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritast, dan kadang-
kadang makin gatal setelah dipakai.
3. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan = gammexane) kadarnya 1 % dalam krim atau
losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan,
dan jarang memberi iritasi? Obat ini tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan
wanita hamil, karena toksis terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cukup sekali,
kecuali jika masih ada , gejala diulangi seminggu kemudian.
4. Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan, mempunyai dua
efek sebagai antiskabies dan antigatal; harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.5. Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik dibandingkan gameksan,
efektivitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum
sembuh diulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan.
PROGNOSIS
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan
menghilangkan faktor predisposisl (antara lain higiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan
memberi prognosis yang baik.
VI. CREEPING ERUPTION
PENDAHULUAN
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 12/16
27
Invasi ini sering terjadi pada anak-anak terutama yang sering berjalan tanpa alas kaki,
atau yang sering berhubungan dengan tanah atau pasir. Demikian pula para petani atau tentara
sering mengalami hal yang sama.
Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lembab,
misalnya di Afrika, Amerika Selatan dan Barat, di Indonesia pun banyak dijumpai.
DEFINISI
Istilah ini digunakan pada kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear
atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, disebab-kan oleh invasi larva cacing tambang
yang berasal dari anjing dan kucing.
SINONIM
Cutaneous larva migrans, dermatosis linearis migrans, sandworm disease.
ETIOPATOGENESIS
Penyebab utama adalah larva yang berasal dari cacing tambang binatang anjing dan
kucing, yaitu Ancylotoma braziliense dan Ancylostoma caninum. Di Asia Timur umumnya
disebabkan oleh gnatostoma babi dan kucing. Pada beberapa kasus ditemukan Echinococcus,
Strongyloides sterconalis, Dermatobia maxiales, dan Lucilia caesar. Selain itu dapat pula
disebabkan oleh larva dari beberapa jenis lalat, misalnya Castrophilus (the horse bot fly) dan
cattle fly. Biasanya larva ini merupakan stadium ketiga siklus hidup-nya. Nematoda hidup pada
hospes, ovum ter¬dapat pada kotoran binatang dan karena ke-lembaban berubah menjadi larva
yang mampu mengadakan penetrasi ke kulit. Larva ini tinggal di kulit berjalan-jalan tanpa tujuan
sepanjang dermo-epidermal, setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit.
GEJALA KLINIS
Masuknya larva ke kulit biasanya diserta) rasa gatal dan panas. Mula-mula akan timbul
kemudian diikuti bentuk yang khas, yakni lesi berbentuk linier atau berkelok-kelok, menimbul
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 13/16
28
dengan diameter 2 -3 mm, berwarna kemerahan. Adanya lesi papul yang eritematosa ini
menunjukkan bahwa larva tersebut telah berada di kulit selama beberapa jam atau hari.
Perkembangan selanjutnya papul merah ini menjalar seperti benang berkelok-kelok,
polisiklik, serpiginosa, menimbul, dan membentuk terowongan (burrow), mencapai panjang
beberapa cm. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari.
Tempat predileksi adalah ditungkai, plantar tangan, anus, bokong dan, paha, juga
dibagianian tubuh di mana saja yang sering berkontak dengan tempat larva berada.
DIAGNOSIS
Berdasarkan bentuk khas, yakni terdapatnya kelainan seperti benang yang lurus atau
berkelok-kelok, menimbul, dan terdapat papul atau vesikel di atasnya.
DIAGNOSIS BANDING
Dengan melihat adanya terowongan harus dibedakan dengan skabies, pada skabies
terowongan yang terbentuk tidak akan sepanjang seperti pada penyakit ini. Bila melihat bentuk
yang polisiklik sering dikacaukan dengan dermatofitosis. Pada permulaan lesi berupa papul,
karena itu sering diduga insects bite. Bila invasi larva yang multipel timbul serentak, papul-papul
lesi dini sering menyerupai herpes-zoster stadium permulaan.
PENGOBATAN
Sejak tahun 1963 telah diketahui bahwa antihelmintes berspektrum luas, misalnya
tiabendazol (mintezol), ternyata efektif. Dosisnya 50 mg/ kg BB/hari, sehari 2 kali, diberikan
berturut-turut selama 2 hari. Dosis maksimum 3 gram sehari, jika belum sembuh dapat diulangi
setelah beberapa hari. Obat ini sukar didapat. Efek sampingnya mual, pusing, dan muntah. Eyster
mencobakan pengobatan topikal solusio tiabendazol dalam DMSO dan ternyata efektif.
Demikian pula pengobatan dengan suspensi obat tersebut secara oklusi selama 24-48 jam telah
dicoba oleh Davis dan Israel.
Obat lain ialah albendazol, dosis sehari 400 mg sebagai dosis tunggal, diberikan 3 hari berturut-
turut.
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 14/16
29
Cara terapi ialah dengan cryotherapy yakni menggunakan CO2 snow (dry ice) dengan
penekanan selama 45" sampai 1', dua hari berturut- turut. Penggunaan N2 liquid juga dicobakan.
Cara beku dengan menyemprotkan kloretil sepanjang lesi. Cara tersebut di atas agak sulit karena
kita tidak mengetahui secara pasti di mana larva berada, dan bila terlalu lama dapat merusak
jaringan di sekitarnya. Pengobatan cara lama dan sudah ditinggalkan adalah dengan preparat
antimon.
VII. Gigitan laba – laba
Epidemiologi
Kebanyakan laba – laba mengunakan venom untuk melumpuhkan dan membunuh
mangsa nya.
Laba – laba amerika utara lesi nekrotik kulit termasuk : brown recluse, hobo, wolf ,fishing, green lynx, sac dan jumping spiders.
I. Brown recluse.
Ukuran nya medium (6 – 10 mm) dan mempunyai warna colat dengan pola biola
yang berwarna gelap pada bagian luar tubuh .
Laba – laba biasa nya mengigit korban nya yang terperangkap pada sarang nya.
Patofisiologi
Bias nya mengandung alkaline phosfatase, hialuronidase, lipase dan komponen
utama nya sphingomielin D. Sphingomielin D mengaktivasi komplemen , metabolisme asam arakhidonat, dan
neutrophilic kemotraksi yang menyebabkan hemolisis sebaik enzim penghancur
myelin.
Derajat nekrosis kulit seperti nya berhubungan dengan aktivitas neutrofil.
Gejala klinik
Gejala local pada bekas gigitan muncul pada 2 -6 jam dan termasuk edema ,
eritema yang mungkin sembuh sendiri, yang lebih serius adalah luka tipe “bull’s
eye” yang dapat berbentuk menjadi parah, perdarhan, bula , ulkus dan
berkembang menjadi nekrosis. Penyembuhan bisa berminggu – minggu bahkan
bulanan.
Gejala sistemik bila gigitan nya luas. Ini terjadi dalam 2 – 3 hari dan termasuk
hemolisis, trombositopenia, dan DIC, walaupun jarang kematian dapat terjadi dari
peristiwa hemolisis, gagal ginjal, pulmonary edema dan DIC, khusus nya pada
anak – anak.
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 15/16
30
Penatalaksanaan
Istirahat , dan kompres es, dan diangkat. Jauhi panas yang dapat memperburuk
lesi.
Tetanus booster dan analgetik.
Dapsone pada kasus yang parah :perlu pengawasan.
Perawatan supportive untuk gejala sistemik.
II. Hobo Spider .
Biasanya ditemukan di U.S. bagian utara pacific dan ukurannya 7 -14 mm,
berwarna coklat dan mempunyai pola warna seperti duri ikan hering pada bagian
abdomen nya.
Laba – laba ini bisa menyerang korban nya tanpa provokasi.
Patofisiologi
Komponen dari bisa sampai sekarang belum diketahui.
Gejala klinis
Lokal : Dapat menyebabkan nekrosis kutaneus yang mirip dengan brown recluse
spider tetapi tidak terlalu parah.
Sisitemik : dapat terjadi pusing, dengan halusinasi visual dan auditorik.malaise,
muntah dan diare. Sakit kepala dapat bertambah sakit sampai dengan 1 minggu.
Penatalaksanaan
Sama dengan brown recluse
Tidak ada indikasi dapsone
III. Black widow spider.
Biasanya di temukan pada Negara dengan iklim hangat, ukuran nya 8 -15 mm dan
berwarna hitam dengan warna merah di bagian depan.
Laba – laba ini dapat menghasilkan gejala klinis yang khas tetapi di bekas gigitan
nya tidak terjadi nekrotik
Patofisiologi
Komponen bisa mengandung alpha-iatrotoxin, adalah suatu agen neurotoksin
yang dapat melepaskan neurotransmitter.
Gejala klinis
5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 16/16
31
Lokal : eritema, bekas gigi taring, dan pethechie.
Sistemik : gejala muncul dalam 1 -3 jam dan termasuk rigiditas abdomen, kram
otot, malaise, keringatan, mual, muntah, oliguria dan hipertensi , priapismus,
takikardi, atau bradikardi. Gejala ini dapat belangsung 3-5 hari jika tidak di rawat.
Penatalaksanaan
Kasium glukonas dan anti bisa
Vaksinasi booster tetanus.
IV. Tarantula
Laba- laba yang mengigit dengan bentuk paling besar dan beracun.