Bab III, Penyakit Parasit Hewani

16
  16 BAB III MACAM  MACAM PENYAKIT HEWANI Pendahuluan Bab ini Kami sebut Penyakit Parasit Hewani, maksudnya parasit berupa hewan. Beberapa buku menyebutkannya sebagai zoonosis. Istifah ini kurang tepat karena zoonosis berarti penyakit pada hewan yang dapat ditularkan kepada manusia, sedangkan ketiga penyakit tersebut bukan penyakit pada hewan. Jadi istilah penyakit parasit hewani lebih tepat. I. PEDIKULOSIS PENDAHULUAN Pedikulosis ialah infeksi kulit rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculus (tergolong famili Pediculidae). Selain menyerang manusia, penyakit ini juga menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan Pediculus humanus dengan Pediculus animalis. Pediculus ini merupakan parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia untuk dapat mempertahankan hidup. KLASIFIKASI 1. Pediculus humanus var. capitis yang menyebabkan pedikulosis kapitis. 2. Pediculus humanus var. corporis yang menyebabkan pedikulosis korporis. 3. Phthirus pubis (nama dahulu : Pediculus pubis) yang menyebabkan pedikulosis pubis. II. PEDIKULOSIS KAPITIS DEFINISI Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh Pedikulus humanus var. capitis. EPIDEMIOLOGI Penyakit ini tertutama menyerang anak   anak usia muda dan cepat meluas dalam lingkungan hidup yang padat missal nye di asrama dan panti asuhan. Tambahan pula dalam

Transcript of Bab III, Penyakit Parasit Hewani

Page 1: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 1/16

 

16

BAB III

MACAM – MACAM PENYAKIT HEWANI

Pendahuluan

Bab ini Kami sebut Penyakit Parasit Hewani, maksudnya parasit berupa hewan. Beberapa

buku menyebutkannya sebagai zoonosis. Istifah ini kurang tepat karena zoonosis berarti penyakit

pada hewan yang dapat ditularkan kepada manusia, sedangkan ketiga penyakit tersebut bukan

penyakit pada hewan. Jadi istilah penyakit parasit hewani lebih tepat.

I.  PEDIKULOSIS

PENDAHULUAN

Pedikulosis ialah infeksi kulit rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculus

(tergolong famili Pediculidae). Selain menyerang manusia, penyakit ini juga menyerang

binatang, oleh karena itu dibedakan Pediculus humanus dengan Pediculus animalis. Pediculus ini

merupakan parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia untuk dapat mempertahankan

hidup.

KLASIFIKASI

1.  Pediculus humanus var. capitis yang menyebabkan pedikulosis kapitis.

2.  Pediculus humanus var. corporis yang menyebabkan pedikulosis korporis.

3.  Phthirus pubis (nama dahulu : Pediculus pubis) yang menyebabkan pedikulosis pubis.

II.  PEDIKULOSIS KAPITIS

DEFINISI

Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh Pedikulus humanus var. capitis.

EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini tertutama menyerang anak  –  anak usia muda dan cepat meluas dalam

lingkungan hidup yang padat missal nye di asrama dan panti asuhan. Tambahan pula dalam

Page 2: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 2/16

 

17

kondisi hygiene yang tidak baik, misalnya jarang membersihkan rambut atau rambut yang relatif 

susah dibersihkan (rambut yang sangat panjang pada wanita). Cara penularannya biasanya

melalui perantara (benda), misalnya sisir, bantal, kasur, dan topi.

ETIOLOGI

Kutu ini mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan menjadi

kemerahan jika telah menghisap darah. Terdapat 2 jenis kelamin ialah jantan dan betina, yang

betina dengan ukuran panjang 1,2 - 3,2 mm dan lebar lebih kurang 1/2 panjangnya, jantan lebih

kecil dan jumlahnya hanya sedikit.

Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur (nits) diletakkan

di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut, yang berarti makin ke ujung Terdapat

telur yang lebih matang.

PATOGENESIS

Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal.

Gatal tersebut timbul karena pengaruh liur dar ekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam

kulit waktu menghisap darah.

GEJALA KLINIS

Gejala mula yang dominan hanya rasa gatal, terutama daerah oksipital dan temporal serta

meluas ke seluruh kepala. Kemudian karena garukan terjadi erosi, Eskoriasika, dan infeksi

sekunder (pus, krusta). Bila infeksi sekunder berat, rambut akan bergumpal disebabkan oleh

banyaknya pus dan krusta (plikapelonika) dan disertai pembesaran kelenjar getah bening

regional (oksiput dan retroaurikular). Pada keadaan ter-sebut kepala memberikan bau yang

busuk.

PEMBANTU DIAGNOSIS

Cara yang paling diagnostik adalah menemukan kutu atau telur, terutama dicari di daerah oksiput

dan temporal Telur berwarna abu-abu dan berkilat.

Page 3: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 3/16

 

18

DIAGNOSIS BANDING

1.  Tinea kapitis.

2.  Pioderma (impetigo krustosa).

3.  Dermatitis seboroika.

PENGOBATAN

Pengobatan bertujuan memusnahkan semua kutu dan telur serta mengobati infeksi

sekunder. Menurut kepustakaan pengobatan yang dianggap terbaik ialah secara topikal dengan

malathion 0,5% atau 1% dalam bentuk losio atau spray. Caranya : Malam sebelum tidur rambut

dicuci dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain.

Keesokan harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir yang halus dan rapat

(serit). Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu kemudian, jika masih terdapat kutu atau telur.

Obat tersebut sukar didapat. Di Indonesia obat yang mudah didapat dan cukup efektif ialah krim

gama benzen heksaklorida (gameksan = gammexane) 1%. Cara pemakaiannya : setelah

dioleskan lalu didiamkan 12 Jam, kemudian dicuci dan disisir dengan serit agar semua kutu dan

telur terlepas. Jika masih terdapat telur, seminggu kemudian diulangi dengan cara yang sama.

Obat lain ialah emulsi benzyl benzoat 25%, dipakai dengan cara yang sama.

Pada keadaan infeksi sekunder yang berat sebaiknya rambut dicukur, infeksi sekunder di-

obati dulu dengan antibiotika sistemik dan topikal. lalu disusul dengan obat di atas dalam bentuk 

sampo. Higiene merupakan syarat supaya tidak terjadi residif.

PROGNOSIS

Prognosis baik bila higiene diperhatikan.

III.  PEDIKULOSIS KORPORIS

DEFINISI

Infeksi kulit disebabkan oleh Pediculus humanus var. corporis.

Page 4: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 4/16

 

19

EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini biasanya menyerang orang dewasa terutama pada orang dengan hiegine yang

buruk, misal nya pengembala. Disebabkan mereka jarang menganti dan mencuci pakaian. itu

penyakit ini sering dsebut penyakit vagabond. Hal ini disebabkan kutu tidak melekat pada kulit,

tetapi pada serat kapas di sela-sela lipatan pakaian dan hanya tran-sien ke kulit untuk menghisap

darah. Penyebaran penyakit ini bersifat kosmopolit, lebih sering pada daerah beriklim dingin

karena orang memakai baju yang tebal serta jarang dicuci.

CARA PENULARAN

1.  Melalui pakaian

2.  Pada orang yang dadanya berambut terminal kutu ini dapat melekat pada rambut

"tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak langsung

ETIOLOGI

Pediculus humanus var. corporis mempunyai 2 jenis kelamin, yakni jantan dan betina,

yang betina berukuran panjang 1,2 - 4,2 mm dan lebar kira-kira setengah panjangnya, sedangkan

yang jantan lebih kecil. Siklus hidup dan warna kutu ini sama dengan yang ditemukan pada

kepala.

PATOGENESIS

Kelainan kulit yang timbuL disebabkan. oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal.

Rasa gatal ini disebabkan oleh pengaruh liur dan ekskreta dari kutu pada waktu menghisap

darah.

GEJALA KLINIK

Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas-bekas garukan pada, badan karenagatal baru berkurang dengan garukan yang lebih intensif. Kadang-kadang timbul. infeksi

sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.

DIAGNOSIS BANDING

Neurotic excoriation

Page 5: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 5/16

 

20

PEMBANTU DIAGNOSIS

Menemukan kutu dan telur pada serat kapas pakaian.

PENGOBATAN

Pengobatannya ialah dengan krim gameksan 1% yang dioleskan tipis di seluruh tubuh

dan didiamkan 24 jam, setelah itu penderita disuruh mandi. Jika masih belum sembuh diulangi 4

hari kemudian. Obat lain ialah emulsi benzil benzoat 25% dan bubuk malathion 2%. Pakaian

agar rebus atau disetrika, maksudnya untuk membunuh telur dan kutu. Jika terdapat infeksi

sekunder diobati dengan antibiotik secara sistemik dan

PROGNOSIS

Baik dengan menjaga higiene.

IV.  PEDIKULOSIS PUBIS

DEFINISI

Pedikulosis pubis ialah infeksi rambut di daerah pubis dan di sekitarnya oleh Phthirus pubis.

SINONIM

Pedikulosis pubis dulu dianggap Phthirus pubis secara morfologi sama dengan Pediculus,

maka itu dinamakan juga Pediculus pubis. Tetapi ternyata morfologi keduanya berbeda, Phthirus

pubis lebih kecil dan lebih pipih.

EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini menyerang orang dewasa dan dapat digolongkan dalam Penyakit akibat

Hubungan Seksual (P.H.S) serta dapat pula menyerang jenggot dan kumis. Infeksi ini juga dapat

terjadi pada anak-anak, yaitu pada alis atau bulu rnata (misalnya blefaritis) dan pada tepi batas

rambut kepala.

CARA PENULARAN

Umumnya dengan kontak langsung.

Page 6: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 6/16

 

21

ETIOLOGI

Kutu ini juga mempunyai 2 jenis kelamin, yang betina lebih besar daripada yang jantan, panjang

sama dengan lebar ialah 1 -2 mm.

PATOGENESIS

Gejala gatal yang ditimbulkan sama dengan proses pada pedikulosis.

GEJALA KLINIS

Gejala yang terutama adalah gatal daerah pubis dan di sekitarnya. Gatal ini dapat meluas

sampai ke daerah abdomen dan dan dada. di situ dijumpai bercak-bercak yang berwarna abu-abu

atau kebiruan yang disebut sebagai makula serulae. Kutu ini dapat dilihat dengan mata biasa dan

susah untuk dilepaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut.

Gejala patognomonik lainnya adalah black dot, yaitu adanya bercak-bercak hitam yang

tampak jelas pada celana dalam berwarna putih yang dilihat oleh penderita pada waktu bangun

tidur. Bercak hitam ini merupakan krusta berasal dan darah yang sering diinterpretasikan salah

sebagai hematuria. Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah

bening regional.

PEMBANTU DIAGNOSIS

Bertujuan mencari telur atau bentuk dewasa.

DIAGNOSIS BANDING

1.  Dermatitis seboroika.

2.  Dermatomikosis.

PENGOBATAN

Pengobatannya sama dengan pengobatan pedikulosis korporis, yakni dengan krim

gameksan 1% atau emulsi benzil benzoat 25% yang dloleskan dan didiamkan selama 24 jam.

Pengobatan diulangi 4 hari kemudian, jika belum sembuh.

Page 7: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 7/16

 

22

Sebaiknya rambut kelamin dicukur. Pakaian dalam direbus atau disetrika. Mitra seksual

harus pula diperiksa dan jika perlu diobati.

PROGNOSIS

Baik 

V.  SKABIES

PENDAHULUAN

Pengetahuan dasar tentang penyakit ini diletakkan oleh VON HEBRA, bapak 

dermatologi modern. Penyebabnya ditemukan pertama kali oleh BENOMO pada tahun 1687,

kemudian oleh MELLANBY dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan selama perang

dunia II.

SINONIM

The itch, gudik, budukan, gatal agogo.

DEFINISI

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap

Sarcopies scabiei var, hominis dan produknya (DERBER 1971).

EPIDEMIOLOGI

Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang

menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain : sosial ekonomi yang rendah, higiene yang

buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan

dermografik serta ekologik. Penyakit ini dapat dimasukkan dalam P.H.S. (Penyakit akibat

Hubungan Seksual).

Page 8: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 8/16

 

23

Cara penularan (transmisi)

1.  Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama

dan hubungan seksual.

2.  Kontak tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan

lain-lain.

Penularannya biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau kadang-

kadang oleh bentuk larva. Di kenal pula Sarcoptes scabiei var. animaliis yang kadang-kadang

dapat menulari manusia, terutama pada mereka yang banyak memelihara binatang peliharaan

misalnya anjing.

ETIOLOGI

Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super

famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var.hominis. Selain itu terdapat

S.scabiei yang lain, misalnya pada kambing dan babi.

Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan

ba-gian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwar-na putih kotor, dan tidak bermata.

Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang

  jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4

pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada

betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir

dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Seteiah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di

atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup'beberapa'hari dalam

tejpwqng-an yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali

terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil

meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina

yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3  – 5

hari , dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam

terowongan, tetapi dapat juga keluar. Seteiah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang

Page 9: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 9/16

 

24

mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai

dari telur sampai bentuk dewasa memer-lukan waktu antara 8-12 hari.

PATOGENESIS

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh

penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta

dan eksekreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu

kelainan kulit menyerupai(dermatitis)dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, "dan lain-lain.

Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. -*

GEJALA KLINIS

Ada 4 tanda kardinal :

1.  Pruritus nokturna

Artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih

tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

2.  Penyakit ini menyerang manusia secara berlomppk, misalnya dalam sebuah keluarga

bia-sanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah

perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan

akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh

anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak 

memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).

3.  Adanya terowonqan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi Berwarna putih atau

keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung

terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam

kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya

biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis yaitu : sela-sela jaritangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan,

areola mame (wanita), umbilikus, bokong, genitalia ekstema (pria), dan perut bagian

bawah. Pada bayii dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.

4.  Menemukan tungau. merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu

atau lebih stadium hidup tungau ini.

Page 10: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 10/16

 

25

Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut.

Skabies Norwegia (skabies berkrusta)

Bentuk skabies ini ditandai dengan dermatosis berkrusta pada tangan dan kaki, kuku yang

distrofik, dan skuama yang generalisata. Bentuk ini sangat.menular, tetapi rasa gatalnya sangat

sedikit. Tungau dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat besar. Penyakit terdapat pada

penderita dengan retardasi mental, Kelemahan fisis, gangguan imunologik, dan psikosis.

PEMBANTU DIAGNOSIS

Cara menemukan tungau :

1.  Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel

dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca obyek, lalu ditutup dengan

kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.

2.  Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan

dilihat dengan kaca pembesar.

3.  Dengan membuat biopsi irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari kemudTan dibuat

irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya.

4.  Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E.

DIAGNOSIS BANDING

Ada pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan the great immitator

karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding

ialah : prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis, dan lain-lain.

PENGOBATAN

Syarat obat yang ideal ialah :

1.  Harus efektif terhadap semua stadium tungau.

2.  Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.

3.  Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian

4.  Mudah diperoleh dan harganya murah.

Page 11: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 11/16

 

26

Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang

hiposensitisasi).

Jenis obat topikal:

1.  Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salap atau krim.

Preparat ini karena tidak efektif terhadap semua stadium telur, maka pengunaan ya tidak 

boleh kurang dari 3 hari. Kekurangannya yang lain ialah berbau dan mengotori pakaian

dan kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2

tahun.

2.  Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap

malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritast, dan kadang-

kadang makin gatal setelah dipakai.

3.  Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan = gammexane) kadarnya 1 % dalam krim atau

losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan,

dan jarang memberi iritasi? Obat ini tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan

wanita hamil, karena toksis terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cukup sekali,

kecuali jika masih ada , gejala diulangi seminggu kemudian.

4.  Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan, mempunyai dua

efek sebagai antiskabies dan antigatal; harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.5.  Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik dibandingkan gameksan,

efektivitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum

sembuh diulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan.

PROGNOSIS

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan

menghilangkan faktor predisposisl (antara lain higiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan

memberi prognosis yang baik.

VI.  CREEPING ERUPTION

PENDAHULUAN

Page 12: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 12/16

 

27

Invasi ini sering terjadi pada anak-anak terutama yang sering berjalan tanpa alas kaki,

atau yang sering berhubungan dengan tanah atau pasir. Demikian pula para petani atau tentara

sering mengalami hal yang sama.

Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis atau subtropis yang hangat dan lembab,

misalnya di Afrika, Amerika Selatan dan Barat, di Indonesia pun banyak dijumpai.

DEFINISI

Istilah ini digunakan pada kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear

atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, disebab-kan oleh invasi larva cacing tambang

yang berasal dari anjing dan kucing.

SINONIM

Cutaneous larva migrans, dermatosis linearis migrans, sandworm disease.

ETIOPATOGENESIS

Penyebab utama adalah larva yang berasal dari cacing tambang binatang anjing dan

kucing, yaitu Ancylotoma braziliense dan Ancylostoma caninum. Di Asia Timur umumnya

disebabkan oleh gnatostoma babi dan kucing. Pada beberapa kasus ditemukan Echinococcus,

Strongyloides sterconalis, Dermatobia maxiales, dan Lucilia caesar. Selain itu dapat pula

disebabkan oleh larva dari beberapa jenis lalat, misalnya Castrophilus (the horse bot fly) dan

cattle fly. Biasanya larva ini merupakan stadium ketiga siklus hidup-nya. Nematoda hidup pada

hospes, ovum ter¬dapat pada kotoran binatang dan karena ke-lembaban berubah menjadi larva

yang mampu mengadakan penetrasi ke kulit. Larva ini tinggal di kulit berjalan-jalan tanpa tujuan

sepanjang dermo-epidermal, setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit.

GEJALA KLINIS

Masuknya larva ke kulit biasanya diserta) rasa gatal dan panas. Mula-mula akan timbul

kemudian diikuti bentuk yang khas, yakni lesi berbentuk linier atau berkelok-kelok, menimbul

Page 13: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 13/16

 

28

dengan diameter 2 -3 mm, berwarna kemerahan. Adanya lesi papul yang eritematosa ini

menunjukkan bahwa larva tersebut telah berada di kulit selama beberapa jam atau hari.

Perkembangan selanjutnya papul merah ini menjalar seperti benang berkelok-kelok,

polisiklik, serpiginosa, menimbul, dan membentuk terowongan (burrow), mencapai panjang

beberapa cm. Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari.

Tempat predileksi adalah ditungkai, plantar tangan, anus, bokong dan, paha, juga

dibagianian tubuh di mana saja yang sering berkontak dengan tempat larva berada.

DIAGNOSIS

Berdasarkan bentuk khas, yakni terdapatnya kelainan seperti benang yang lurus atau

berkelok-kelok, menimbul, dan terdapat papul atau vesikel di atasnya.

DIAGNOSIS BANDING

Dengan melihat adanya terowongan harus dibedakan dengan skabies, pada skabies

terowongan yang terbentuk tidak akan sepanjang seperti pada penyakit ini. Bila melihat bentuk 

yang polisiklik sering dikacaukan dengan dermatofitosis. Pada permulaan lesi berupa papul,

karena itu sering diduga insects bite. Bila invasi larva yang multipel timbul serentak, papul-papul

lesi dini sering menyerupai herpes-zoster stadium permulaan.

PENGOBATAN

Sejak tahun 1963 telah diketahui bahwa antihelmintes berspektrum luas, misalnya

tiabendazol (mintezol), ternyata efektif. Dosisnya 50 mg/ kg BB/hari, sehari 2 kali, diberikan

berturut-turut selama 2 hari. Dosis maksimum 3 gram sehari, jika belum sembuh dapat diulangi

setelah beberapa hari. Obat ini sukar didapat. Efek sampingnya mual, pusing, dan muntah. Eyster

mencobakan pengobatan topikal solusio tiabendazol dalam DMSO dan ternyata efektif.

Demikian pula pengobatan dengan suspensi obat tersebut secara oklusi selama 24-48 jam telah

dicoba oleh Davis dan Israel.

Obat lain ialah albendazol, dosis sehari 400 mg sebagai dosis tunggal, diberikan 3 hari berturut-

turut.

Page 14: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 14/16

 

29

Cara terapi ialah dengan cryotherapy yakni menggunakan CO2 snow (dry ice) dengan

penekanan selama 45" sampai 1', dua hari berturut- turut. Penggunaan N2 liquid juga dicobakan.

Cara beku dengan menyemprotkan kloretil sepanjang lesi. Cara tersebut di atas agak sulit karena

kita tidak mengetahui secara pasti di mana larva berada, dan bila terlalu lama dapat merusak 

  jaringan di sekitarnya. Pengobatan cara lama dan sudah ditinggalkan adalah dengan preparat

antimon.

VII.  Gigitan laba – laba

Epidemiologi

  Kebanyakan laba – laba mengunakan venom untuk melumpuhkan dan membunuh

mangsa nya.

  Laba – laba amerika utara lesi nekrotik kulit termasuk : brown recluse, hobo, wolf ,fishing, green lynx, sac dan jumping spiders.

I.  Brown recluse.

  Ukuran nya medium (6 – 10 mm) dan mempunyai warna colat dengan pola biola

yang berwarna gelap pada bagian luar tubuh .

  Laba – laba biasa nya mengigit korban nya yang terperangkap pada sarang nya.

Patofisiologi

  Bias nya mengandung alkaline phosfatase, hialuronidase, lipase dan komponen

utama nya sphingomielin D.  Sphingomielin D mengaktivasi komplemen , metabolisme asam arakhidonat, dan

neutrophilic kemotraksi yang menyebabkan hemolisis sebaik enzim penghancur

myelin.

  Derajat nekrosis kulit seperti nya berhubungan dengan aktivitas neutrofil.

Gejala klinik 

  Gejala local pada bekas gigitan muncul pada 2 -6 jam dan termasuk edema ,

eritema yang mungkin sembuh sendiri, yang lebih serius adalah luka tipe “bull’s

eye” yang dapat berbentuk menjadi parah, perdarhan, bula , ulkus dan

berkembang menjadi nekrosis. Penyembuhan bisa berminggu – minggu bahkan

bulanan.

  Gejala sistemik bila gigitan nya luas. Ini terjadi dalam 2 – 3 hari dan termasuk 

hemolisis, trombositopenia, dan DIC, walaupun jarang kematian dapat terjadi dari

peristiwa hemolisis, gagal ginjal, pulmonary edema dan DIC, khusus nya pada

anak  – anak.

Page 15: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 15/16

 

30

Penatalaksanaan

  Istirahat , dan kompres es, dan diangkat. Jauhi panas yang dapat memperburuk 

lesi.

  Tetanus booster dan analgetik.

  Dapsone pada kasus yang parah :perlu pengawasan.

  Perawatan supportive untuk gejala sistemik.

II.  Hobo Spider .

  Biasanya ditemukan di U.S. bagian utara pacific dan ukurannya 7 -14 mm,

berwarna coklat dan mempunyai pola warna seperti duri ikan hering pada bagian

abdomen nya.

  Laba – laba ini bisa menyerang korban nya tanpa provokasi.

Patofisiologi

  Komponen dari bisa sampai sekarang belum diketahui.

Gejala klinis

  Lokal : Dapat menyebabkan nekrosis kutaneus yang mirip dengan brown recluse

spider tetapi tidak terlalu parah.

  Sisitemik : dapat terjadi pusing, dengan halusinasi visual dan auditorik.malaise,

muntah dan diare. Sakit kepala dapat bertambah sakit sampai dengan 1 minggu.

Penatalaksanaan

  Sama dengan brown recluse

  Tidak ada indikasi dapsone

III.  Black widow spider.

  Biasanya di temukan pada Negara dengan iklim hangat, ukuran nya 8 -15 mm dan

berwarna hitam dengan warna merah di bagian depan.

  Laba – laba ini dapat menghasilkan gejala klinis yang khas tetapi di bekas gigitan

nya tidak terjadi nekrotik 

Patofisiologi

  Komponen bisa mengandung alpha-iatrotoxin, adalah suatu agen neurotoksin

yang dapat melepaskan neurotransmitter.

Gejala klinis

Page 16: Bab III, Penyakit Parasit Hewani

5/14/2018 Bab III, Penyakit Parasit Hewani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-penyakit-parasit-hewani 16/16

 

31

  Lokal : eritema, bekas gigi taring, dan pethechie.

  Sistemik : gejala muncul dalam 1 -3 jam dan termasuk rigiditas abdomen, kram

otot, malaise, keringatan, mual, muntah, oliguria dan hipertensi , priapismus,

takikardi, atau bradikardi. Gejala ini dapat belangsung 3-5 hari jika tidak di rawat.

Penatalaksanaan

  Kasium glukonas dan anti bisa

  Vaksinasi booster tetanus.

IV.  Tarantula

  Laba- laba yang mengigit dengan bentuk paling besar dan beracun.