BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

25
23 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berpengalaman di bidang pembayaran perumahan dan industri ikutannya, telah mampu mengembangkan tugas negara untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia melalui kegiatan usaha yang dilakukannya dengan menyalurkan KPR dan kredit lainnya serta menghimpun dana masyarakat melalui Tabungan, Deposito dan Giro. PT. Bank Tabungan Negara (persero) selanjutnya disebut Bank BTN sebagai salah satu Bank BUMN yang berdiri 56 tahun yang lalu, telah mampu mengembang tugas Negara dalam membantu mendorong pertumbuhan ekonomi terutama di sektor perumahan rakyat Kepercayaan masyarakat dan profesionalitas telah mengantarkan bank BTN terus melangkah maju di tengah pasang surut perekonomian makro dan pesaingan perbankan yang cukup ketat. Sampai dengan tanggal 31 desember 2006 PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk, telah memiliki 207 kantor cabang dan 151 kantor pos online yang mampu menjangkau wilayah Indonesia dengan fasilitas 211 unit ATM dan didukung kurang lebih 5,000 ATM yang tergabung dalam jaringan ATM Link HIMBARA (Bank BTN, Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank BRI. Ditambah 7 kantor cabang Syariah, yang tersebar di 7 kota yaitu :Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar, Solo. Secara internal Bank

Transcript of BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

Page 1: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

23

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi

PT. Bank Tabungan Negara (persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang berpengalaman di bidang pembayaran perumahan dan industri

ikutannya, telah mampu mengembangkan tugas negara untuk mensejahterakan

masyarakat Indonesia melalui kegiatan usaha yang dilakukannya dengan

menyalurkan KPR dan kredit lainnya serta menghimpun dana masyarakat melalui

Tabungan, Deposito dan Giro.

PT. Bank Tabungan Negara (persero) selanjutnya disebut Bank BTN

sebagai salah satu Bank BUMN yang berdiri 56 tahun yang lalu, telah mampu

mengembang tugas Negara dalam membantu mendorong pertumbuhan ekonomi

terutama di sektor perumahan rakyat

Kepercayaan masyarakat dan profesionalitas telah mengantarkan bank BTN

terus melangkah maju di tengah pasang surut perekonomian makro dan pesaingan

perbankan yang cukup ketat. Sampai dengan tanggal 31 desember 2006 PT. Bank

Tabungan Negara (persero) Tbk, telah memiliki 207 kantor cabang dan 151 kantor

pos online yang mampu menjangkau wilayah Indonesia dengan fasilitas 211 unit

ATM dan didukung kurang lebih 5,000 ATM yang tergabung dalam jaringan

ATM Link HIMBARA (Bank BTN, Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank BRI.

Ditambah 7 kantor cabang Syariah, yang tersebar di 7 kota yaitu :Jakarta,

Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar, Solo. Secara internal Bank

Page 2: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

24

BTN tidak henti meningkatkan kinerja operasional melalui berbagai

perbaikan sistem Restrukturisasi yang berkelanjutan guna memperkuat landasan

untuk menjadikan Bank BTN sebuah Bank Umum dengan fokus pada pinjaman

perumahan dan industri ikutannya juga terus didorong untuk semakin

diakselerasikan.

Dalam bidang teknologi informasi Bank BTN melakukan penyempurnaan

terus menerus terhadap sistem teknologi baru (online real time) berbasis IBM

AS400 setelah diimplementasikan di seluruh jaringan kantor Bank BTN. Selain

penyempurnaan tersebut, penambahan sofware untuk mendukung fiture-fiture

produk layanan terus dikembangkan untuk menghadapi persaingan perbankan

yang semakin ketat.

Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah

Hindia Belanda koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan

Postspaarbank, yaitu kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga

tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Makassar, Surabaya

dan Medan. Pada tahun 1940 kegiatan terganggu sebagai akibat penyerbuan

Jerman atas Netherland yang mengakibadkan penarikan tabungan besar-besaran

dalam waktu relative singkat. Namun demikian keadaan keuangan Postspaarbank

pulih kembali pada tahun 1941

Tahun 1942 Hindia Belanda menyerahkan tanpa syarat kepada pemerintah

Jepang. Jepang memberikan kegiatan Postspaarbank dan mendirikan Tyokin

Kyoku sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui

tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan

paksaan Tyokin kyoku hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta.

Page 3: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

25

Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 telah memberikan

inspirasi kepada bapak Darmosoetanto untuk memprakasi pengambilan alihan

Tyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke pemerintahaan RI dan terjadilah

penggantiaan nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Bapak Darmosoetanto

ditetapkan oleh pemerintah menjadi Direktur yang pertama tugas pertama Kantor

Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan uang Republik

Indonesia. Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak berumur panjang, karena

agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan pengambil alihan semua kantor

cabang dan Kantor Tabungan Pos hingga tahun 1949 saat Kantor Tabungan Pos

dibuka kembali (1949), nama Kantor Tabungan Pos diganti dengan Bank

Tabungan RI. Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama Bank Tabungan RI,

lembaga ini bernaung dibawah Kementrian perhubungan.

Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantive

bagi sejarah bank tabungan negara adalah dikeluarkan UU Darurat No. 9 th. 1950

tanggal 9 februari 1950 yang mengubah nama “Postspaarbank In Indonesia”

berdasarkan staatblat No. 295 th. 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan

memindahkan induk kementrian perhubungan ke kementrian keuangan dibawah

mentri urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih

bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 februari 1950 ditetapkan sebagai

hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos menurut

Undang-Undang Dasar tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 tahun 1953

tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi

Bank Tabungan Negara didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22

Page 4: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

26

Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei

1964.

Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik Negara

ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang

sebelumnya (sejak tahun1964) jika tugas utama saat pendirian Postspaarbank

(1897) sampai dengan Bank Tabungan Negara (1968) adalah bergerak dalam

lingkungan penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan. Maka sejak tahun

1974 Bank Tabungan Negara ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan

KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10

Desember 1976, karana itulah tanggal 10 Desember diperingati hari KPR bagi

Bank Tabungan Negara.

Bentuk hukum Bank Tabungan Negara mengalami perubahan lagi pada

tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun1992 tanggal 29 April

1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992 membentuk hukum

Bank Tabungan Negara berubah menjadi perusahaan perseroan sejak ini nama

Bank Tabungan Negara menjadi PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk.

Dengan call name Bank Tabungan Negara. Berdasarkan kajian kounsultan

independent Price waterhouse coopers. Pemerintah melalui mentri BUMN dalam

surat nomer S-554/M-MBU/2002 Tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank

Tabungan Negara sebagai Bank Umum. Sekilas tentang Bank Tabungan Negara

adalah sebagai berikut:

Pada tahun 1987 : Bank BTN berdiri dengan nama “Postspaarbank” pada masa

pemerintahaan Belanda

Page 5: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

27

Pada tahun 1942 : Tyokin Kyoku, Jepang membekukan “Postspaarbank” dan

mengganti dengan nama Tyokin kyoku.

Pada tahun 1950 : perubahan nama menjadi “Bank Tabungan Pos” oleh

pemerintahan RI (UU Darurat No. 9 tahun 1950)

Pada tahun 1963 : perubahan nama Bank Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan

Negara atau BTN (PERPU No.4 tahun 1963 dan UU No. 20 tahun 1964)

Pada tahun 1968 : Bank BTN sebagai Bank Milik Negara (UU No. 20 tahun

1964)

Pada tahun 1974 : Bank BTN ditugaskan memberikan pelayanan KPR sesuai surat

Menkeu No. B-49/MK/IV/I/1974 tanggal 29 Januari 1974 (realisasi KPR pertama

pada tanggal 10 Desember 1987).

Pada tahun 1989 : Bank BTN beroperasi sebagai Bank umum dan mulai

menerbitkan obligasi.

Pada tahun 1992 : Setatus hukum Bank BTN menjadi perusahaan perseroan

(persero)

Pada tahun 1994 : Bank BTN memperoleh izin untuk beroprasi sebagi Bank

Devisa

Pada tahun 2000 : Bank BTN ikut dalam program Rekapitalisasi

Pada tahun 2002 : ditunjuk sebagai Bank komersial yang fokus pada pembiayaan

rumah komersial.

Pada tahun 2003 : Restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh yang tertuang

dalam persetujuan RJP TAHUN 2003-2007

Page 6: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

28

Pada tahun 2008 : Bank BTN sebagi bank pertama di Indonesia yang melakukan

pendaftaran transaksi Kontrak Investasi Kolektif Aset (KIK EBA) di Bapepam

yang kemudian dilakukan dengan pencatatan perdana dan listing transaksi tersebut

di Bursa Efek Indonesia.

Sebagai pedoman dalam mengelolah usahannya, direksi bank BTN telah

menetapkan Visi dan Misi bank BTN yang wajib diketaui, dihayati, dan

diamalkan oleh setiap pegawai sebagai pedoman usaha yaitu:

Visi Bank BTN:

“Menjadikan Bank yang terdepan dalam pembiayaan Perumahan”

Misi Bank BTN:

1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri

yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya.

1. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan

professional serta memiliki intergritas yang tinggi.

2. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai

dengan kebutuhan nasabah.

3. Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati-

hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan shareholder value.

4. Memperdulikan kepetingan masyarakat dan lingkungannya

Page 7: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

29

3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi

Sumber: www.btn.co.id

Gambar III.1. Struktur Organisasi

Kepala

Cabang

Wakil

Kepala

Cabang

Bag.

Konsume

n

Wakil

Kepala

Cabang

Bag.

Komersial

Wakil

Kepala

Cabang

Bag.

Pendukung

Unit

Kredit

Unit

Pelayanan

Konsumen

Unit

Pelayanan

Pelanggan

Unit Kredit

Perumahan

Unit

Pendanaan

Kredit

Perumahaan

Unit

Accounting

Control

Unit

Pemerosesan

Transaksi

Unit

Administrasi

Pinjaman

Unit

Administrasi

Umum

Page 8: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

30

Gambaran pekerjaan atau tugas pada BTN Cabang Depok adalah sebagai

berikut:

1. Kepala Cabang, bertanggung jawab atas harta kekayaan bank, bertanggung

jawab atas penyusunan laporan pelaksanaan dan pengusahaan pembayaran

kredit, serta melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan.

2. Wakil Kepala Cabang Bagian Konsumen memiliki tiga bawahan yaitu:

a. Unit Pinjaman Konsumen

Bertanggung jawab atas usulan rencana pencapaian, strategi penjualan,

target, dan monitoring bagian layanan pinjaman unit mempunyai tugas

yaitu : melayani permohonan kredit, wawancara kredit, akad kredit, klaim

debitur, alih debitur, konsultasi kredit, pelunasan kredit.

b. Unit Pelayanan Konsumen

Bertanggung jawab atas strategi, pencapaian target, report hasil pencapaian

target pelayanan konsumen kepada atasan

c. Unit Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab untuk memastikan pelaksanaan penerapan prisip

mengenal nasabah di kantor cabang, memastikan pelayanan yang optimal di

unit CS (customer service). Pada Bagian Layanan Pelanggan, mempunyai

tugas yaitu : melayani nasabah, percetakan laporan pembukuan dan maintain

CIF, proses pembukuan rekening, proses penutupan rekening, proses

pengelolaan SDB (Safe Deposit Box), pelayanan kartu ATM,

pembukaan/penutupan rekening, penjualan produk, pelayanan lainya.

Page 9: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

31

3. Wakil Kepala Cabang Bagian Komersial memiliki dua bawahan yaitu :

a. Unit Kredit Perumahan

Bertanggung jawab dalam pencapaian target marketing dan realisasi kredit

perumahan, menggunakan dan mengelola anggaran promosi dalam

pencapaian target, dan membuat laporan hasil pencapaian target.

b. Unit Pendanaan Kredit Perumahan

Bertangung jawab atas strategi penjualan, pencapaian target, memonitoring

dan proses pendanaan kredit perumahan.

4. Wakil Kepala Cabang Bagian Pendukung

Bertugas memastikan terselenggaranya fungsi Oprasional di kantor cabang

meliputi:

a. Accounting Control unit, mempunyai tugas yaitu : rekonsiliasi dan

pemeriksaan (harian dan bulanan), pelaporan dan administrasi (pelaporan

bank umum, pemeriksaan IDI-BI, laporan kinerja bulanan, pencatatan bukti

transaksi, pemantauan data pada BI, pelaporan pengaduan nasabah),

mengelola bukti pembukuan, memantau dan memeriksa kegiatan operasi

cabang, melakukan pengkajian ketaatan prosedur.

b. Unit Pemrosesan Transaksi, mempunyai tugas yaitu : proses kliring,

administrasi dana, proses nota pembukaan buku, proses khusus (buku cek,

sertifikat deposito, bilyet giro).

Page 10: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

32

c. Unit Administrasi Pinjaman (LA&LD), mempunyai tugas yaitu :

dokumentasi kredit, proses aplikasi kredit, administrasi umum kredit.

d. Unit administrasi umum, mempunyai tugas yaitu : manajemen personalia,

pemeliharaan gedung, administrasi keamanan, manajemen arsip dan pajak,

pengelolaan anggaran kesekretariatan.

3.1.3. Kegiatan Usaha/Organisasi

Berikut ini adalah kegiatan usaha yang dimilik oleh PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk yaitu:

1. Menghimpun dana

Jenis- jenis produk penghimpunan dana Bank Tabungan Negara (persero) Tbk

terdiri dari:

a. Tabungan BTN Batar, merupakan tabungan dengan berbagai kemudahaan

transaksi untuk menunjukan aktivitas keuangan anda.

b. Tabungan BTN Prima, merupakan tabungan dengan berbagai keuntungan

yang mengantarkan anda pada kehidupan lebih baik.

c. Tabungan BTN Payroll, merupakan tabungan Batara yang kusus digunakan

untuk nasabah yang memakai fasilitas payroll bank BTN.

d. Tabungan BTN Junior , merupakan tabungan untuk edukasi menabung bagi

kebutuhan anak-anak sampai usia 12.

e. Tabungan BTN Juara, merupakan tabungan untuk edukasi dan sesuai

dengan kebutuhan generasi muda usia 12 tahun sampai 23 tahun.

Page 11: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

33

f. Tabungan BTN e’BATARAPOS, merupakan produk tabungan bank BTN

yang diselenggarakan bekerja sama dengan PT. Pos Indonesia (persero)

melalui loket kantor pos yang telah ditentukan.

g. TabunganKu, merupakan tabungan perorangan dengan persyaratan mudah

dan ringan untuk menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan

kesejahteraan rakyat.

h. Tabungan BTN Haji-Reguler, merupakan tabungan yang diperuntukan

kepada calon Jemaah haji yang akan mempersiapkan ibadah haji dengan

program penyelenggaraan haji regular.

i. Tabungan BTN Haji-Plus, merupakan tabungan yang diperuntukan kepada

calon Jemaah haji yang akan menjalankan ibadah haji dengan program

penyelenggaraan haji kusus yang diselenggarakan oleh kantor kementerian.

j. Tabungan BTN Batara Pensiun, merupakan tabungan yang diperuntukan

bagi para pension sebagai penerimaan pension setiap bulan oleh PT. Taspen

(persero)

k. Deposito BTN, merupakan simpanan berjangka dalam matau uang rupiah .

l. Deposito Berjangka Vals, merupakan simpanan berjangka dalam mata uang

USD.

m. Giro BTN, merupakan produk simpana dengan fleksibilitas tinggi yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau

bilyet giro atau media lain

n. Giro Vals BTN, merupakan produk simpanan dalam satuan mata uang USD

dengan koleksibilitas tinggi yang untuk pencairannya dapat dilakukan setiap

saat dengan menngunkan cek atau bilyet giro.

Page 12: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

34

2. Memberikan Kredit

Jenis-jenis produk kredit yang dimiliki oleh PT. Bank Tabungan Negara

(persero) Tbk, sebagai berikut:

a. Kredit Konsumer, yang terdiri dari 13 jenis yaitu:

1) KPR BTN Sejahtera FLPP, merupakan kredit pemilikan rumah program

kerja sama dengan Kementrian Perumahaan Rakyat dengan suku bunga

rendah, cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit.

2) KPR BTN Platinum, merupakan kredit pemilikan rumah untuk

keperluan pembelian rumah dari developer ataupun non developer, baik

untuk pembelian rumah baru atau second, pembelian rumah belum jadi

(indent) maupun take over kredit dari bank lain.

3) KPR Bersubsidi, merupakan pembiayaan untuk KPR diperpanjang

untuk keluarga atau rumah tangga sebagai pertama kali rumah pemilik

dan bagian dari penghasilan rendah

4) Kredit Ruko BTN, merupakan kredit pemilikan ruko, ruko atau kios

yang yang dapat dihuni atau dijadikan tempat usaha.

5) KPA BTN, merupakan kredit pemilikan apartemen untuk keperluan

pembelian apartemen dari developer ataupun non developer , baik untuk

pembelian apartemen baru atau second, pembelian apartemen belum

jadi (indent) maupun take over kredit dari bank lain

6) Kredit Agunan Rumah, merupakan fasilitas kredit untuk berbagai

kebutuhan konsumtif dengan menjaminkan rumah tinggal, apartermen,

ruko atau rukan milik anda.

Page 13: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

35

7) Kring BTN, merupakan kredit dengan cicilan ringan untuk karyawan

perusahaan atau instansi tanpa agunan.

8) Kredit Bangun Rumah, merupakan fasilitas kredit bagi anda yang ingin

membangun rumah di atas tanah milik sendiri.

9) Kredit Swadana BTN, merupakan fasilitas kredit yang diberikankepada

nasabah dengan jaminan berupa tabungan maupun deposito yang

disimpan di Bank BTN.

10) PRR-KB Jamsostek, merupakan pinjaman yang diberikan PT.

Jamsostek (persero) untuk tujuan membangun atau perbaikan rumah.

11) PUMP-KB Jamsostek, merupakan pinjaman yang diberikan PT.

Jamsostek (Persero) untuk tujuan pembayaran uang muka pembelian

rumah atau apartemen.

12) TBUM BAPERTARIUM, merupakan fasilitas pinjaman uang muka

untuk pembelian rumah yang ditunjukan bagi PNS Aktif Golongan I, II,

dan III dengan maksimal kerja 5 tahun.

13) TBM BAPERTARIUM, merupakan dana Taperum-PNS untuk

membantu sebagian biaya membangun rumah di atas milik sendiri

dengan fasilitas kredit membangun rumah (KBR) melalui Bank BTN,

di daerah lokasi tempat PNS bekerja dan bagian dari penghasilan

rendah.

b. Kredit umum atau perusahaan yang terdiri dari, yaitu:

1) Kredit Yasa Griya atau Kredit Konstruksi, merupakan kredit modal

kerja yang diberikan kepada developer untuk membantu modal kerja

pembiayaan pembangunan proyek perumahan.

Page 14: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

36

2) Kredi Modal Kerja-Kontraktor (KMK-Kontraktor), merupakan kredit

modal kerja yang diberikan kepada kontraktor atau pemborong untuk

membantu modal kerja di dalam menyelesaikan pekerjaan borongan

sesaui dengan kontrak kerja

3) Kredit Modal Kerja-Industri Terkait dengan Perumahan, merupakan

pembiayaan usaha industri perdagangan dan jasa atau yang

berhubungan pengadaan maupun proses produksi sampai dengan

barang tersebut dijual

4) Kredit Investasi, merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada

Perseroan Tebatas, CV, Koperasi, Yayasan, dan perorangan dalam

rangka membiayai investasi, baik investasi baru, perlunasan,

moderniasi, atau rehabilitas.

5) Kredit Usaha Rakyat (KUR), merupakan kredit modal kerja atau

investasi kepada debitur yang bergerak dalam bidang usaha yang

menurun skala berstatus sebagai usaha mikro, kecil,dan menegah guna

pembiayaan usaha produktif.

3. Produk Jasa dan Layanan

Jenis-jenis produk jasa dan layanan yang dimiliki PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk, sebagai berikut:

a. Penerimaan Pembayaran Pajak, merupakan sarana penerimaan pembayaran

pajak secara online dengan Ditjen Pajak melalui loket PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk untuk berbagai jenis pajak.

b. Bank Garansi, Merupakan sarana untuk melaksanakan order pekerjaan dari

pemerintahan atau swasta, pembongkaran barang-barang dari kapal sebelum

Page 15: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

37

asli konsumen (bill of loading) datang, pembelian atau penebusan barang-

barang dari penjual (produsen atau dealer atau agen) dengan pembayaran

secara angsuran atau pembayaran belakang, dan penangguhan pembayaran

kewajiban tertentu kepada negara (Dirjen Bea Cukai).

c. Safe Deposit Box, merupakan sarana penyimpanan barang atau surat-surat

berharga yang aman dan terjaga dari resiko kebakaran, kejahatan, dan

bencana alam.

d. RTGS (Real Time Gross Settlement), merupakan sistem dana online dalam

mata uang rupiah yang penyelesainya dilakukan tiaptransaksi secara

individual. Jenis layanan RTGS terdiri dari jenis layanan Single Credit

Transaction dan Multiple Credit Trasnactio

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Data Capital Adequacy Ratio (CAR)

Variabel independen atau variabel bebas pada penelitian ini adalah Capital

Adequacy Ratio (CAR) yang penulis dapatkan dari laporan Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum PT. Bank Tabungan Negara (persero) Tbk, pada

periode 2010-2016.

Page 16: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

38

Berikut ini data Capital Adequacy Ratio (CAR) disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel III.1

Data Modal dengan ATMR pada Tahun 2010-2016

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Modal ATMR

2010 Rp 6.069.569 Rp 36.265.214

2011 Rp 6.968.366 Rp 46.373.034

2012 Rp 9.433.162 Rp 53.321.389

2013 Rp 10.353.005 Rp 66.261.700

2014 Rp 11.171.458 Rp 76.332.641

2015 Rp 13.893.026 Rp 81.882.087

2016 Rp 20.219.637 Rp 99.431.853 Sumber: Annual Report PT. Bank Tabungan Negara Tahun 2010-2016

Tabel III.1 merupakan tabel laporan keuangan neraca pada akun modal

dengan Aktiva Tertibang Menurut Resiko (ATMR) mulai dari tahun 2010

samapai dengan tahun 2016. Pada tabel III.1 dapat dilihat bahwa modal yang

paling besar adalah pada 2016 yaitu sebesar Rp. 20.219.637 sedangkan modal

yang paling rendah yaitu pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 6.069.569. Dan

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang paling besar yaitu pada tahun

2016 sebesar Rp. 99.431.853 sedangkan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

(ATMR) Yang paling rendah yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp. 36.265.214.

Tabel III.2

Data Capital Adequacy Ratio (CAR) Tahun 2010-2016

Tahun Capiat Adequacy Ratio (CAR)

2010 16,74%

2011 15,03%

2012 17,69%

2013 15,62%

2014 14,64%

2015 16,97%

2016 20,34%

Sumber: olah data penulis

Page 17: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

39

Tabel III.2 adalah tabel persentase Capital Adequacy Ratio (CAR). Pada

PT.Bank Tabungan Negara bahwa CAR pada tahun 2010 dalam persentase

sebesar 16,74% yang dapat di artikan predikat sangat sehat, pada tahun 2011

dalam persentase sebesar 15,03% yang dapat di artikan predikat sangat sehat,

pada tahun 2012 dalam persentase sebesar 17,69% yang dapat diartika predikat

sangat sehat, pada tahun 2013 dalam persentase sebesar 15,62% yang dapat

diartikan predikat sangat sehat, pada tahun 2014 dalam persentase sebesar 14,64%

yang dapat diartikan predikat sangat sehat, pada tahun 2015 dalam persentase

sebesar 16,97% yang dapat diartikan predikat sangat sehat, dan pada tahun 2016

dalam persentase sebesar 20,34% juga di artikat prediksi sangat sehat. Persentase

pada tahun 2010-2016 mengalami penurunan dan kenaikan tetapi tetap

diprediatkan katagori sangat sehat karna persentase lebih dari 11%

3.2.2. Data Return on Equity (ROE)

Variabel dependent atau variabel terikat pada penelitian ini adalah Return

on Equity (ROE) yang penulis dapatkan dari laporan keuangan neraca dan laporan

laba rugi PT. Bank Tabungan Negara pada periode 2010-2016. Berikut ini adalah

data Return on Equity (ROE) yang di sajikan dalam bentuk tabel

Tabel III.3

Data Laba Bersih dengan Total Ekuitas pada Tahun 2010-2016

Sumber:Annual Report PT. Bank Tabungan Negara Tahun 2010-2016

Tahun Laba Bersih Total Ekuitas

2010 Rp 915.938 Rp 6.447.278

2011 Rp 1.026.201 Rp 7.321.643

2012 Rp 1.357.839 Rp 10.278.871

2013 Rp 1.443.057 Rp 11.556.753

2014 Rp 1.115.625 Rp 12.206.406

2015 Rp 1.811.337 Rp 13.860.107

2016 Rp 5.631.617 Rp 19.130.536

Page 18: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

40

Tabel III.3 merupakan tabel laporan laba rugi pada akun laba bersih dengan

laporan neraca pada akun total ekuitas dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2016.

Dari tabel III.3 dapat dilihat laba bersih yang paling besar yaitu pada tahun 2016

sebesar Rp. 5.631.617 dan yang rendah yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp.

915.938. Sedangkan pada sisi total ekuitas, nilai total ekuitas yang paling besar

yaitu pada tahun 2016 sebesar Rp. 19.130.536 dan yang rendah yaitu pada tahun

2010 sebesar Rp.6.447.278.

Tabel III.4

Data Retrun on Equity (ROE) pada Tahun 2010-2016

Tahun Return on Equity (ROE)

2010 14,21

2011 14,02

2012 13,21

2013 12,49

2014 9,14

2015 13,07

2016 29,44

Sumber : olah data penulis

Tabel III.4 merupakan tabel persentase data Retrun on Equity pada tahun 2010-

2016. ROE Pada tahun 2010 dalam persentase sebesar 14,21 yang dapat diartikan

cukup sehat, pada tahun 2011 dalam persentase sebesar 14,02% yang dapat

diartikan cukup sehat, pada tahun 2012 dalam persentase sebesar 13,21 yang dapat

diartikan cukup sehat, pada tahun 2013 dalam persentase sebesar 12,49 yang dapat

diartikan tidak sehat, pada tahun 2014 dalam persentase sebesar 9,14 yang dapat

diartikan tidak sehat, pada tahun 2015 dalam persentase sebesar 13,07 yang dapat

diartikan sebagai cukup sehat dan pada tahun 2016 dalam persentase sebesar

29,44 yang dapat diartikan sangat sehat

Page 19: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

41

3.2.3 Tabel Penolong

Tabel III.5

Tabel Penolong

Tahun X Y XY X2 Y2

2010 16,74 14,21 237,88 280,23 201,92

2011 15,03 14,02 210,72 225,90 196,56

2012 17,69 13,21 233,68 312,94 174,50

2013 15,62 12,49 195,09 243,98 156,00

2014 14,64 9,14 133,81 214,33 83,54

2015 16,97 13,07 221,80 287,98 170,82

2016 20,34 29,44 598,81 413,72 866,71

∑ 117,03 105,58 1831,79 1979,08 1850,07

Sumber: olah data penulis

1. Menentukan Koefisien Korelasi

n(∑XY) – ( ∑X) (∑Y)

√{n . (∑X2) – (∑X )

2 {n.(∑Y

2) – (∑Y)

2}

7(1831,79) – (117,03) (105,58)

√7(1979,08) – (117,03)2}{7(1850,07) – (105,58)

2}

12822,54 – 12356,03

√( 13853,53 – 13696,02) (12950,47 – 11147,14)

466,52

√(157,50)(1803,33)

466,52

√284033,3

r =

r =

r =

r = r =

r =

Page 20: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

42

466,52

532,94

0,875

2. Menghitung Koefisien Determinasi

KD = (r)2

× 100%

KD = (0,875)2

× 100%

KD = 0,765625 × 100%

KD = 76,5625 dibulatkan 76,6

3. Menentukan persamaan Regresi

a. Mencari nilai b

n . ∑XY– ∑X . ∑y

n .∑X2– (∑X)

2

7. 1831,79 – 117,03 . 105,58

7. 1979,08 – (117,03)2

12822,54 – 12356,03

13853,53 – 13696,02

466,52

157,50

r =

r =

b =

b =

b =

b =

Page 21: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

43

2,962

b. Mencarai nilai a

∑Y – b (∑X)

n

105,58 – 2,962 (117,03)

7

105,58 – 346,63

7

-241,05

7

-34,436

Jadi,berdasarkan hasil perhitungan manual penulis diperoleh nilai

persamaan garis y = -34,436 + 2,962X

3.3. Analisis Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Equity (ROE)

3.3.1. Uji Koefisien Korelasi

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan

anatara Capital Adequacy Ratio (Variabel Independen) terhadap Return on Equity

(variabel dependen). Hasil uji koefisien korelasi (r) Capital Adequacy Ratio

terhadap Return on Equity dapat dilihat melalui Output SPSS dibawah ini:

b =

a =

a =

a =

a =

a =

Page 22: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

44

Hipotesis:

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR)

terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk.

H1: Adanya hubungan yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR)

terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk.

Syarat : Jika > 0,05 maka Ho diterima

Jika < 0,05 maka Ho ditolak

Berikut ini adalah tabel korelasi hasil perhitungan menggunakan SPSS

versi 21.

Tabel III.6

Hasil Analisis CAR terhadap ROE pada Tabel Korelasi

Correlations

Capital

Adequay Ratio

Return on

Equity

Capital Adequay Ratio

Pearson Correlation 1 ,875**

Sig. (2-tailed) ,010

N 7 7

Return on Equity

Pearson Correlation ,875** 1

Sig. (2-tailed) ,010

N 7 7

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: IBM SPSS statistics 21

Berdasarkan tabel korelasi diatas dapat diketahui bahwa periode penelitian

adalah 7 periode dimana hubungan antara rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)

terhadap rasio Return on Equity (ROE) adalah sangat kuat, yaitu sebesar 0,875.

Nilai positif adalah hubungan antara variabel x dengan y searah, menunjukan

Page 23: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

45

semakin tinggi nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin tinggi pula

nilai Return on Equty (ROE). Nilai signifikan sebesar 0,010 < 0,05 maka

keputusannya Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

hubungan yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return

on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk.

3.3.2. Uji Koefisien Determinasi

Kekuatan pengaruh variabel Independen terhadap variabel dependen dapat

diketahui dari besarnya nilai Koefisien Determinasi atau Koefisien Korelasi yang

dikuadratkan (r2) yang nilainya berada diantara nol dan satu .

Hipotesis:

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR)

terhadapa Return on equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk.

H2: Ada pengaruh yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk.

Syarat : Jika > 0,05 maka Ho diterima

Jika < 0,05 maka Ho ditolak

Berikut ini adalah tabel model summary hasil perhitungan menggunakan

SPSS versi 21.

Page 24: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

46

Tabel III.7

Hasil Analisis CAR terhadap ROE pada tabel Model Summary

Berdasarkan tabel model summary diatas dapat diketahui bahwa nilai

signifikan sebesar 0,010 < 0,05 maka Ho ditolak dan H2 diterima. Dapat diartikan

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR)

terhadap Return on Equity (ROE).

Berdasarkan tabel model summary diatas dapat diketahui bahwa nilai R

Square sebesar 0,766 atau 76,6% artinya bahwa Return on Equity (ROE) sangat

dipengaruhi oleh Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 76,6% sisanya 23,4%

dipengaruhi oleh faktor lain yang penulis tidak teliti.

3.3.3. Uji Persamaan Regresi

Model regresi hubungan anatara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

Return on Equity (ROE) dapat dilihat dari hasil output SPSS dibawah ini.

Hipotesis:

Ho: persamaan Regresi antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Retrun on

Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk tidak signifikan.

H3: Persamaan Regresi anatara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return

on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk adalah signifikan

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df

1

df

2

Sig. F

Change

1 ,875

a

,766 ,719 3,47051 ,766 16,389 1 5 ,010

a. Predictors: (Constant), Capital Adequay Ratio

Page 25: BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

47

Syarat : Jika > 0,05 maka Ho diterima

Jika < 0,05 maka Ho ditolak

Berikut ini tabel persamaan regresi hasil perhitungan menggunakan SPSS

versi 21.

Tabel III.8

Hasil Analisis CAR terhadap ROE pada Tabel Koefisiena

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -34,436 12,302 -2,799 ,038

Capital Adequay

Ratio

2,962 ,732 ,875 4,048 ,010

a. Dependent Variable: Return on Equity

Sumber: IBM SPSS Statistic 21

Berdasarkan tabel koefisiena

diatas dapat diketahui bahwa tingkat

signifikan 0,010<0,05 maka keputusan Ho ditolak dan H3 diterima maka

persamaan regresi signifikan. Persamaan regresi yang terbentuk adalah Y= -

34,463 + 2,962X dimana Y=ROE dan X= CAR. Nilai konstanta yang diperoleh

sebesar -34,463 bernilai negatif. Hal ini menunjukan jika nilai Capital Adequacy

Ratio (CAR) 0, maka nilai Return on Equity (ROE) sebesar -34,463. Diketahui

bahwa besarnya nilai koefisien regresi sebesar 2,962 menunjukan setiap

penambahan Capital Adequacy Ratio (CAR) 1% , maka akan menaikan nilai

Return on Equity sebesar (ROE) 2,962%.