BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat ... -...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat ... -...
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Desember 2017 - Januari
2018 sedangkan untuk penelitian utama dilaksanakan pada bulan Maret 2018 -
November 2018. Penelitian pendahuluan melakukan uji karakteristik biji hanjeli
pecah kulit dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Proses dan Pasca Panen
Fakultas Teknologi Industri Pertanian dan penelitian utama modifikasi
dilaksanakan di Laboratorium Alat dan Mesin Pertanian, Bengkel Logam, Kayu
dan Rotan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Alat-alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: alat penelitian
pendahuluan, alat pembuatan mesin modifikasi, alat ukur dalam penelitian, dan alat
pendukung dalam penelitian yang disajikan pada dalam Tabel 7, 8, 9, dan 10.
Tabel 7. Alat yang Digunakan pada Penelitian Pendahuluan
No. Pengujian Alat Spesifikasi Kegunaan
1. Kadar Air
Penjepit Besi -
Untuk mengambil
cawan dari dalam
oven untuk ditimbang
Cawan
Alumunium -
Untuk wadah sampel
mengukur kadar air
Oven
Oven Force
Konveksi Besar
(Membert)
Untuk mengukur
kadar air biji hanjeli
pecah kulit
Desikator Vaccum
Untuk menyimpan
bahan yang baru
keluar dari oven
sebelum ditimbang
Timbangan
Teknis
Boeco r-300
ketelitian 0,01 g
Mengukur massa
bahan yang
digunakan
31
2. Kebulatan Jangka Sorong
Tricle Brand
ketelitian
0,05mm
Untuk mengukur
dimensi biji hanjeli
pecah kulit
3. Hardness
Tester Kekerasan
Kiya Seisakusho,
LTD 20 kg
Untuk mengukur
tingkat kekerasan
hanjeli pecah kulit
4. Sudut
Repos
Pengukur Sudut
Repos
Sudut repos
berbahan seng
Untuk mengukur
sudut kemiringan biji
hanjeli pecah kulit
5. Bulk
Density
Gelas ukur 10 ml
Untuk menentukan
volume dari biji
hanjeli pecah kulit
Timbangan
Analitik Ohaus
Untuk mengukur
massa jenis hanjeli
pecah kulit
Tabel 8. Alat yang Digunakan pada Pembuatan Mesin Modifikasi
No. Alat Spesifikasi Kegunaan
1. Mesin bubut Merek EMCO Pembubut poros dan
melubangi puli
2. Mesin frais
(Cutting mill)
Merek Krisbow,
Maximat V13 Compact Pembuatan alur spi
3. Mesin gerinda
tangan Merek Makita
Penghaluskan permukaan
besi hasil potongan
4. Mesin gerinda
potong
Merek Makita, tipe
Disc ∅ 355 mm
Sebagai pemotong besi siku
pembuatan modifikasi mesin.
Untuk memotong besi siku
rangka dan besi poros.
5. Las listrik Merek Prado, 230 Volt,
250 Amp Pengelasan sambungan besi
6. Bor tangan Merek Makita, 1300
RPM
Pembuatan lubang pada
rangka dan dudukan roda
7. Alat pelipat plat Merek Edwards
panjang penjepit 2 m Untuk melipat besi pelat
8. Alat pemotong
Plat
Merek Krisbow,
panjang pisau 8 inci
Untuk memotong plat besi
tipis (0,5 – 2 mm)
9. Palu -
Alat pukul saat
pembuatan/pemasangan
komponen.
10. Ragum Bench vice, 150 mm Menjepit benda kerja
11. Obeng Tekiro Mengencangkan skrup
12. Tang Snap ring
C -
Memasukkan snap ring ke
dalam poros
13. Kikir Bentuk kotak dan bulat Membuat jalur spi pada pully
14. Tracker - Melepas puli pada poros
Tabel 7. Lanjutan Alat yang Digunakan pada Penelitian Pendahuluan
32
Tabel 9. Alat Ukur yang Digunakan pada Penelitian
No. Alat Spesifikasi Kegunaan
1. Tachometer Digital Merek Lutron DT-2236 Pengukur kecepatan
putar pully
2. Timbangan Digital Merek KERN 444-45,
ketelitian 0,1 gr. Penimbang bahan uji
3. Meteran Panjang 6 m, ketelitian
1 mm Pengukur dimensi mesin
4. Mistar Siku Panjang 25 cm,
ketelitian 1 mm
Pengukur sudut tegak
lurus rangka
5. Stopwatch Ketelitian 1/1000 detik Penghitung waktu
penyosohan
6. Soundlevel meter Merek Lutron SL-4010 Pengukur tingkat
kebisingan mesin
7. Vibration meter Merek Lutron VB-8200 Pengukur getaran mesin
8. Clamp on Meter Merek Hioki 3286-20 Pengukur mengukur daya
motor listrik
Tabel 10. Alat-alat Pendukung yang Digunakan pada Penelitian
No. Alat Spesifikasi Kegunaan
1. Laptop 𝐿𝑒𝑛𝑜𝑣𝑜𝑇𝑀
𝑖𝑑𝑒𝑎𝑝𝑎𝑑𝑇𝑀 100
Sebagai penganalisis data
hasil pengujian
2. Software CAD Solidworks Sebagai pembuat gambar
rancangan mesin
3. Kalkulator Casio fx-85 ES
Sebagai penghitung data
yang diperoleh dari
pengukuran dan pengujian
3.2.2 Bahan yang Digunakan dalam Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini tersaji dalam Tabel 11.
Tabel 11. Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Mesin
No. Bahan Spesifikasi Kegunaan
1. Besi siku 3,5 x 3,5 mm, tebal 3 mm Bahan kerangka mesin
2. Besi kanal U 3,5 x 5 x 3,5 mm, tebal
3,5 mm Bahan kerangka mesin
3. Besi plat Tebal 2 mm Bahan silinder penyosoh
4. Besi poros ∅ = 28 mm Sistem transmisi
5.
Bearing
Penyosoh
d = 28 mm, 2 unit (UCP
P206) Bantalan poros
Bearing
blower P204 d = 20 mm
6. Snap ring 1 unit Sebagai penahan ujung
batu gerinda
33
7.
Sabuk-V
Penyosoh B51 : 2 unit Menyalurkan daya dari
motor listrik ke
penyosoh dan blower Sabuk-V
blower A17 : 1 unit
8.
Puli motor B, ∅ 3 inchi, 3 jalur,
Besi : 1 unit
Mentransmisikan daya Puli penyosoh
B, ∅ = 3 inchi, 2 jalur,
Besi : 1 unit
Puli blower ∅ = 2 inchi, alumunium
9. Motor listrik 3 Fasa, 3 Hp Mesin penggerak
penyosoh
10. Engsel bubut 12 mm Buka tutup silinder
pentup ruang penyosoh
11. Saklar - On/off motor listrik
12. Plat berlubang
bulat ukuran lubang 2 mm Saringan penyosohan
13. Selang
fleksibel ∅ 2 inchi Penyalur udara blower
14. Blower Sentrifugal 1 fasa, 0,5
Hp, 200 volt
Untuk meniup sisa dedak
biji hanjeli
15. Mur dan Baut M10 : 18 unit, M14 : 2
unit, M17 : 2 unit
Menyatukan komponen
mesin
16. Rol penyosoh
Batu gerinda A46
P5VBE, ∅ 6 inchi, tebal
1 inchi : 15 unit
Menyosoh biji hanjeli
pecah kulit
17. Roda karet ∅ 3 inci, LIV – Brake : 4
unit Untuk mobilitas mesin
Bahan yang digunakan untuk uji fungsional mesin adalah biji hanjeli pecah
kulit jenis batu dan pulut hasil penggilingan pertama mesin pengupas 3 kali
pengulangan dengan masing-masing pengulangan sebanyak 1,5 kg.
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
rekayasa (engineering) yaitu melakukan suatu kegiatan perancangan (design) yang
tidak rutin, sehingga di dalamnya terdapat suatu kontribusi baru, dalam bentuk
proses maupun produk (Herwanto, 1983).
3.4 Prosedur Penelitian Modifikasi Mesin Penyosoh Biji Hanjeli
Prosedur penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
berdasarkan urutan untuk mencapai tujuan penelitian. Prosedur penelitian yang
Tabel 11. Lanjutan Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Mesin
34
akan dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari identifikasi masalah, penelitian
pendahuluan, pengumpulan data mesin penyosoh hanjeli, penetapan kriteria mesin,
rancangan fungsional, rancangan struktural, analisis teknik, pembuatan gambar,
pembuatan mesin modifikasi penyosoh hanjeli TEP-0519, uji fungsional mesin
modifikasi yang telah dibuat, evaluasi dan yang terakhir penarikan kesimpulan.
Prosedur penelitian dalam bidang rekayasa yang akan dilakukan dalam penelitian
ini disajikan pada Gambar 17.
Mulai
Identifikasi Masalah
Penelitian Pendahuluan
Penetapan Kriteria Mesin
yang Dimodifikasi
Perancangan
Pembuatan Gambar
TeknikTidak
Perancangan
Pembuatan Mesin Modifikasi
Penyosoh Hanjeli TEP-0519
Pengujian Mesin :
- Uji fungsional
- Uji kinerja
Evaluasi
Kesimpulan
Selesai
Perbaikan
Ringan
Perbaikan
UkuranYa
YaTidak
Gambar 17. Diagram Alir Penelitian
35
Berdasarkan Gambar 17, dapat dijelaskan bahwa penelitian dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
3.4.1 Identifikasi Masalah
Tahapan ini dilakukan untuk mencari permasalahan kinerja dari mesin
penyosoh hanjeli TEP-04 yang kemudian menjadi pertimbangan untuk melakukan
modifikasi dan menetapkan kriteria desain unit penyosoh dan unit pemisah mesin
penyosoh.
3.4.2 Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan sebagai dasar untuk merancang modifikasi mesin
penyosoh mengenai karakteristik bahan, dilakukan untuk memperoleh sifat fisik
biji hanjeli pecah kulit hasil penggilingan pertama mesin pengupas biji hanjeli.
Dengan mengetahui sifat fisik bahan, maka akan didapat rancangan awal mesin.
Adapun sifat fisik bahan yang diukur diantaranya: kadar air, bentuk dan ukuran,
bulk density, sudut repos dan kekerasan biji hanjeli biji pecah kulit. Adapun
penjelasan untuk pengujian pendahuluan mengenai karakteristik fisik biji hanjeli
pecah kulit yaitu sebagai berikut :
1) Kadar air
a) Variabel yang akan diukur antara lain:
Massa total, massa air dalam bahan, massa bahan padat.
b) Langkah-langkah pengukuran kadar air dengan metode pengeringan oven
adalah sebagai berikut (AOAC, 1995):
1. Menimbang biji pecah kulit 5 gram.
2. Memanaskan cawan kosong pada suhu 105 ℃ selama 30 menit.
3. Mengeluarkan cawan kosong dan mendinginkannya di dalam desikator
selama 10 menit.
4. Menimbang cawan kosong yang sudah didinginkan tersebut.
5. Memasukan biji hanjeli pecah kulit yang sudah ditimbang ke dalam
cawan kosong dan ditimbang kembali sehingga diperoleh massa cawan
dan sampel.
6. Memanaskan atau mengeringkan cawan berisi sampel biji hanjeli pecah
kulit ke dalam oven pada suhu 105 ℃, sampel dikeringkan selama 8 jam
sampai diperoleh massa konstan.
36
7. Melakukan perhitungan untuk menentukan nilai kadar air dengan
menggunakan Persamaan 1 dan 2.
Gambar 18. Pengukuran Kadar Air Biji Pecah Kulit dengan Oven
2) Bentuk dan Ukuran
Pengukuran bentuk dan ukuran dilakukan untuk menentukan dimensi rata-
rata biji hanjeli terkupas, secara acak 15 biji hanjeli pecah kulit, kemudian ketiga
dimensi aksial yaitu tinggi, panjang, dan lebar diukur menggunakan jangka sorong
dengan ketelitian 0,1 mm. Diameter rata-rata biji dihitung dengan menggunakan
rata-rata aritmatik dan geometrik dari ketiga sumbunya. Diameter rata-rata
aritmatik (𝐷𝑎) dan diameter rata-rata geometrik (𝐷𝑔) dihitung dengan menggunakan
Persamaan 3 dan 4.
Gambar 19. Alat Jangka Sorong
3) Bulk Density
a) Variabel yang akan diukur antara lain:
Massa bahan, volume bahan.
b) Prosedur pengukuran bulk density:
1. Menimbang massa gelas ukur volume 10 ml
2. Memasukkan biji hanjeli pecah kulit ke dalam gelas ukur volume 10 ml
sampai penuh
37
3. Menimbang massa gelas ukur dan biji hanjeli pecah kulit yang telah
dimasukkan ke dalam gelas ukur.
4. Mengeluarkan biji hanjeli pecah kulit yang telah dimasukkan ke dalam gelas
ukur dan menimbang massa biji hanjeli pecah kulit tersebut diperoleh massa
biji hanjeli pecah kulit
5. Menghitung bulk density yaitu massa bahan dibagi volume bahan sesuai
dengan Persamaan 5.
6. Mengulangi pengukuran setiap sampel sebanyak 10 kali.
Gambar 20. Alat Gelas Ukur dan Timbangan Analitik
4) Sudut Repos
Prosedur pengukuran sudut repos:
1. Meletakkan bahan pada permukaan bidang atas dari alat pengukur sudut
repos.
2. Menaikkan lapisan atas dari alat pengukur sudut repos sedikit demi sedikit
sampai dengan bahan mulai bergulir jatuh dan mengamati busur derajat
untuk melihat besarnya sudut yang terbentuk antara lapisan bawah dan
lapisan atas dari alat pengukur sudut repos.
3. Mengulangi pengukuran setiap sampel sebanyak 15 kali.
Gambar 21. Pengukuran Sudut Repos
38
5) Kekerasan
Prosedur pengukuran kekerasan biji hanjeli pecah kulit (hardness):
1. Meletakkan bahan pada cawan hardness tester.
2. Memutar skrup hingga menekan biji hanjeli pecah kulit.
3. Membaca besarnya tingkat kekerasan (hardness) pada skala pembacaan
yang tersedia.
4. Mengulangi pengukuran setiap sampel sebanyak 15 kali.
Gambar 22. Alat Hardness Tester
3.4.3 Penetapan Kriteria Mesin Yang Dimodifikasi
Perumusan desain dilakukan untuk menetukan kriteria dasar unit penyosoh
yang akan digunakan sebagai dasar perancangan. Berdasarkan saran dari skripsi
Itasari, 2017, diantaranya sebagai berikut:
1. Maka perlu dilakukan penambahan komponen ruang pengupas sebelum
penyosohan, agar setelah dilakukan modifikasi kapasitas aktual lebih
banyak dari 1,31 kg/jam.
2. Dilakukan pengecilan ukuran saluran output dengan ujung mengerucut
sehingga hasil sosohan dapat masuk ke bak penadah dengan arah yang
sama.
3. Mesin agar bekerja dengan sistem kontinyu dikarenakan masih ada hanjeli
yang tertinggal di dalam ruang penyosoh rata-rata 0,2 kg.
4. Penempatan blower dipindah ke dalam ruang penyosoh agar dedak tidak
terbawa ke saluran output agar langsung tertiup menuju saluran dedak.
5. Menurunkan tingkat kebisingan mesin.
6. Penambahan karet pada bagian rangka bawah mesin untuk memperkecil
getaran mesin.
39
3.4.4 Perancangan
Perancangan ada 3 hal utama yang harus diperhatikan yaitu:
a) Rancangan Fungsional
Tahap ini dilakukan untuk menentukan fungsi dan menentukan komponen-
komponen penyusun mesin penyosoh hanjeli TEP-0519 sehingga setiap komponen-
komponen penyusun mesin dapat melakukan fungsinya masing-masing.
b) Rancangan Struktural
Tahap ini ditentukan bentuk dan tata letak dari setiap komponen fungsional
dan struktur mesin secara keseluruhan sebagai dasar melakukan analisis teknik.
c) Analisis teknik
Analisis teknik merupakan perhitungan secara teoritis yang digunakan
untuk mengetahui dimensi mesin, perancangan sistem transmisi, kekuatan bahan,
gaya yang bekerja, kebutuhan daya yang berujung pada penentuan ukuran dari
setiap komponen pada mesin penyosoh biji hanjeli, sehingga analisis teknik ini
dapat digunakan untuk menganalisis kinerja mesin sebagai pertimbangan untuk
melakukan perbaikan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keterkaitan hubungan
antar komponen penyusun mesin penyosoh dalam mempengaruhi mekanisme
penyosohan biji hanjeli.
3.4.5 Pembuatan Gambar Teknik
Setelah diperoleh spesifikasi mesin yang sesuai dari hasil rancangan
fungsional dan rancangan struktural, selanjutnya pembuatan gambar desain mesin.
Gambar desain meliputi bentuk mesin dan komponen yang lengkap dengan dimensi
dan ukuran. Adapun alat yang digunakan untuk pembuatan gambar desain mesin
seperangkat computer dengan software solidworks.
3.4.6 Pembuatan Mesin Modifikasi Penyosoh Hanjeli TEP-0519
Tahapan ini merupakan realisasi secara fisik yang mencerminkan hasil
kegiatan perancangan sedemikian rupa, sehingga pada modifikasi mesin tersebut
dapat dilakukan berbagai pengujian untuk menilai keabsahan hasil rancangan
tersebut.
3.4.7 Pengujian Mesin
Uji fungsional bertujuan untuk mengetahui kesesuaian fungsi mesin dan
komponen penyusunnya dibandingkan dengan fungsi yang diinginkan pada kriteria
40
perancangan. Ada dua jenis pengujian yang dilakukan yaitu pengujian tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Pengujian Verifikasi
Pengujian verifikasi dilakukan untuk pengamatan parameter kerja tiap
komponen mesin. Dari hasil pengujian ini diketahui mesin bekerja atau tidak,
adapun prosedur yang dilakukan adalah:
1. Menyiapkan dan memeriksa kesiapan mesin, bahan biji hanjeli pecah kulit,
timbangan dan alat tulis.
2. Menimbang biji hanjeli terkupas sebanyak 1,5 kg.
3. Melakukan operasi mesin.
4. Mencatat kerusakan yang terjadi.
5. Pengujian dilakukan secara sistem kontinyu dan batch 3 kali pengulangan
menggunakan 1,5 kg bahan biji hanjeli pecah kulit.
b) Pengujian Kualitatif
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kelanjutan pengujian hasil
verifikasi dengan mengamati parameter fungsi kerja komponen dan kenyamanan
yaitu:
1. Fungsi kerja tiap komponen
Parameter ini dilihat dari kerja komponen dalam menjalankan fungsinya
apakah sesuai dengan tujuan pengunaan atau tidak. Parameter ini dilihat dari
kemampuan komponen untuk berkerja sama dengan komponen lainnya.
2. Keamanan dan kenyamanan kerja mesin
Pada pengujian ini akan diamati komponen dan proses yang mungkin dapat
membahayakan keselamatan operator untuk kemudian dicari solusinya. Solusi
dapat berupa penyesuaian dari komponen mesin atau penyesuaian dari
operator.
Variabel yang diuji (uji kinerja) dilakukan untuk mengetahui kesesuaian
kinerja mesin yang telah dibuat dengan spesifikasi yang ditentukan dalam kriteria
perancangan. Adapun parameter yang diuji yaitu: rendemen penyosohan, kapasitas
teoritis dan aktual mesin, efisiensi mesin, kebutuhan daya aktual, energi spesifik,
kebisingan mesin, dan getaran mesin. Diagram alir pengujian disajikan pada
Gambar 23.
41
Mulai
Persiapan Alat dan Bahan
Persiapan Alat
1) Timbangan digital
2) Stopwatch
3) Tacho meter
4) Soundlevel meter
5) Vibration meter
6) Clamp on meter
7) Kamera
8) Alat tulis
Persiapan Bahan
Hanjeli Terkupas 9 kg
Uji
Fungsional
Hidupkan Mesin Penyosoh Hanjeli TEP-0519
Kecepatan Putar
Rol PenyosohKebutuhan Daya Kebisingan Getaran
Tanpa Beban
Masukan Hanjeli ke dalam Hopper
Hidupkan Mesin Penyosoh Hanjeli
Buka Katup Hopper
Pengukuran
Kecepatan Rol
Penyosoh Kebutuhan Daya Kebisingan Getaran
Proses Penyosohan Selesai
Catat Waktu yang Dibutuhkan dalam Satu
Kali Proses Penyosohan
Matikan Mesin
Timbang Hasil Biji Tersosoh dan Dedak
Pengolahan Data Kinerja Mesin:
Kapasitas Aktual, Efisiensi Mesin, Rendemen, Kebutuhan Daya mesin, Energi Spesifik, Kebisingan,dan Getaran
Evaluasi
Selesai
Dengan Beban
Ya
Tidak
Gambar 23. Diagram Alir Pengujian Mesin Penyosoh Hanjeli TEP-0519
42
Adapun rincian dari diagram alir pengujian mesin diatas yaitu sebagai
berikut:
a) Persiapan Alat Ukur dan Bahan
Persiapan alat ukur dan bahan untuk memeriksa kesiapan mesin dan alat
ukur bekerja atau tidak dan bahan hanjeli pecah kulit sudah siap untuk dijadikan
bahan pengujian. Adapun alat-alat yang akan digunakan dalam pengujian
diantaranya ;
1) Timbangan digital
Timbangan digital berguna untuk menghitung massa bahan sebelum di proses
dan sesudah di proses.
2) Stopwatch
Stopwatch digunakan dalam menghitung lama waktu yang digunakan dalam
pengujian.
3) Tacho meter
Tacho meter merupakan alat pengukuran kecepatan putar aktual silinder
penyosoh bertujuan dalam analisis mengenai sistem transmisi yang digunakan.
Pengukuran dilakukan di 2 titik berbeda (putaran puli poros penyosoh dan puli
putaran motor penggerak) dalam satu kali ulangan. Pengujian kecepatan putar
aktual ini dilakukan pada kondisi tanpa beban dan kondisi dengan beban dengan
pengambilan data sebanyak 1 kali ulangan pada kondisi tanpa beban dan 3 kali
ulangan pada kondisi dengan beban. Pada setiap pengulangan dalam pengujian
dilakukan 5 kali pembacaan.
4) soundlevel meter
soundlevel meter merupakan alat pengukuran tingkat kebisingan yang
dihasilkan unit penyosoh pada saat beroperasi. Alat sound level meter diletakkan
± 1 meter didekat mesin. Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan nilai
ambang batas Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-51/Men/1999.
Pengujian tingkat kebisingan ini dilakukan pada kondisi tanpa beban dan dengan
beban dengan pengambilan data sebanyak 1 kali ulangan pada kondisi tanpa beban
dan 3 kali ulangan pada kondisi dengan beban. Pada setiap pengulangan dalam
pengujian dilakukan 5 kali pembacaan.
43
5) Vibration meter
Vibration meter merupakan alat pengukuran getaran yang terjadi pada
mesin pada saat beroperasi. Pengukuran dilakukan pada 6 bagian mesin yang
dianggap memiliki getaran paling besar yaitu pada bagian hopper, ruang
penyosohan, rangka, luaran dedak, luaran hanjeli tersosoh dan motor penggerak.
Pengujian getaran dilakukan pada kondisi tanpa beban dan dengan beban dengan
pengambilan data sebanyak 1 kali ulangan pada kondisi tanpa beban dan 5 kali
ulangan pada kondisi dengan beban. Pada setiap pengulangan dalam pengujian
dilakukan 5 kali pembacaan.
6) Clamp On meter
Clamp On meter merupakan alat untuk mengukur kapasitas daya aktual
mesin saat mesin beroperasi. Pengujian daya mesin dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian daya yang dibutuhkan mesin dengan daya yang disediakan motor listrik
sebagai sumber penggerak mesin. Pengujian daya dilakukan pada kondisi beban
kosong dan dengan beban. Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali pada setiap
kondisi beban.
7) kamera
Kamera berfungsi dalam dokumentasi proses pengujian mesin berlangsung.
8) alat tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat data hasil pengukuran pengujian mesin.
Bahan pengujian yang digunakan yaitu hanjeli pecah kulit sebanyak 9 kg.
Percobaan diaplikasikan secara sistem kontinyu dan batch dilakukan sebanyak 3
kali ulangan, sehingga biji hanjeli pecah kulit yang digunakan dalam setiap
percobaannya yaitu sebanyak 1,5 kg.
b) Pengujian Mesin
Pengujian mesin penyosoh hanjeli TEP-0519 dilakukan saat tidak ada beban
dan saat ada beban. Pengujian mesin tanpa beban merupakan pengujian dimana
mesin beroperasi tanpa hanjeli pecah kulit sedangkan proses pengujian mesin
dengan beban dilakukan ketika katup pengumpan pada hopper dibuka sehingga biji
hanjeli pecah kulit mengalir ke dalam ruang penyosoh. Pengukuran selesai ketika
pada hopper dan ruang penyosoh sudah tidak terdapat biji hanjeli sosohan.
44
Parameter yang diuji menggunakan alat yaitu kebisingan, getaran, kecepatan
putar dan daya mesin. Tahapan-tahapan pengujian saat ada beban dimulai dengan
memasukan hanjeli 1,5 kg setiap satu ulangan ke dalam hopper. Menghidupkan
mesin penyosoh hanjeli. Membuka katup pengumpan hopper. Kemudian dilakukan
pengukuran meliputi pengukuran kecepatan rol penyosoh, kebutuhan daya,
kebisingan dan getaran, dan proses penyosohan selesai. Mencatat waktu yang
dibutuhkan dalam satu kali proses penyosohan. Dan matikan mesin. Dan proses
selanjutnya menimbang hasil (biji tersosoh utuh dan pecah). Begitupun pengujian
tidak ada beban perbedaannya hanya tidak memasukkan bahan biji hanjeli. Tetapi
parameter yang diukur sama yaitu kecepatan rol penyosoh, kebutuhan daya,
kebisingan dan getaran.
c) Pengolahan Data
Pada tahap ini meliputi variabel yang diuji, meliputi :
1) Kapasitas teoritis mesin penyosoh hanjeli
Variabel yang akan diukur antara lain: densitas bahan, luas area penyosohan,
kapasitas yang diharapkan, dan kecepatan putar penyosohan.
Parameter yang dihitung antara lain: kapasitas teoritis sistem batch dan sistem
kontinyu mesin penyosoh dihitung menggunakan Persamaan 35 dan 42.
2) Kapasitas aktual mesin penyosoh
Variabel yang akan diukur antara lain: berat biji hanjeli hasil penyosohan dan
lama waktu penyosohan.
Parameter yang akan dihitung antara lain: kapasitas aktual mesin penyosoh
dihitung menggunakan Persamaan 36.
3) Efisiensi mesin penyosoh
Variabel yang akan diukur antara lain: kapasitas penyosohan secara aktual
dan secara teoritis.
Parameter yang akan dihitung antara lain: efisiensi mesin penyosoh dapat
dihitung menggunakan Persamaan 37.
4) Energi Spesifik
Variabel yang akan diukur antara lain: daya aktual dan kapasitas aktual
mesin.
45
Parameter yang akan dihitung antara lain: energi spesifik penyosohan dapat
dihitung menggunakan Persamaan 39.
5) Rendemen Penyosohan
Variabel yang akan diukur antara lain: berat hanjeli yang sudah disosoh dan
berat hanjeli yang dimasukkan ke dalam hopper penyosoh.
Parameter yang akan dihitung antara lain: rendemen penyosohan dapat
dihitung menggunakan Persamaan 38.
3.5 Evaluasi dan kesimpulan
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana mesin dapat bekerja
sesuai dengan rancangan yang dikehendaki. Evaluasi dilakukan dengan mengamati
kinerja modifikasi mesin penyosoh hanjeli TEP-0519 secara keseluruhan dengan
cara membandingkan spesifikasi mesin yang diinginkan dengan hasil pengujian
mesin. Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa mekanisme mesin telah berjalan
dengan baik sesuai kriteria perancangan, maka penelitian selesai. Namun, jika
masih terdapat kekurangan pada mekanisme mesin, maka akan dikaji kembali
faktor penyebab kekurangan tersebut yang ditinjau dari proses pembuatan alat,
analisis teknis dan rancangan struktural yang telah dibuat. Hasil evaluasi berupa
laporan ketercapaian dan kekurangan dari mesin untuk kemudian dijadikan bahan
pertimbangan perbaikan dan penyempurnaan mesin. Adapun evaluasi yang
dilakukan pada alur proses penelitian berdasarkan analisis kelayakan kinerja mesin
penyosoh beras, (SNI 0835-2008), yaitu:
1) Kapasitas aktual lebih besar dari 7,5 kg
2) Efisiensi mesin lebih besar dari 85%
3) Rendemen penyosohan lebih besar dari 75 %
4) Kualitas penyosohan lebih besar dari 75 %
5) Indeks performansi lebih besar dari 75 %
6) Getaran lebih kecil dari 4 mm/s
7) Kebisingan lebih kecil dari 85 dB.
Setelah mendapatkan semua data yang diperlukan, dimulailah pengumpulan
data dan penarikan kesimpulan.