BAB III METODOLOGImedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2007/240110070037_3_3781.pdf · 2012. 8. 6. ·...

10
FTIP001648/039 [2] [3] [1] HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan 24 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli 2011 sampai dengan Oktober 2011 di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Cangkul untuk mencampur tanah dan pupuk serta untuk mempermudah pengambilan tanah dari tumpukan tanah. 2. Meteran untuk mengukur tinggi tanaman. 3. Timbangan digital untuk menimbang jumlah pupuk/dosis pupuk yang harus diberikan. 4. Sendok tembok atau sekop tangan untuk memasukan media ke dalam polybag. 5. Patok untuk menandai tanaman yang diberi perlakuan. 6. Pisau untuk keperluan memotong dan melubangi polybag. 7. Gunting untuk memotong kemasan pupuk dan untuk keperluan lain. 8. Baki untuk penyemaian benih. 9. Ember untuk mencampur formula bokashi. 10. Karung atau terpal plastik untuk pembuatan bokashi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Benih cabai merah besar varietas hot beauty yang telah disertifikasi dan biasa digunakan petani. 2. Furadan untuk menjaga benih agar tidak terserang serangga. 3. Kelthane 0,1 0,2% untuk memberantas lalat buah (Dacus ferrugineus).

Transcript of BAB III METODOLOGImedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2007/240110070037_3_3781.pdf · 2012. 8. 6. ·...

Page 1: BAB III METODOLOGImedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2007/240110070037_3_3781.pdf · 2012. 8. 6. · Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001648/039

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

24

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli 2011 sampai dengan Oktober

2011 di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Cangkul untuk mencampur tanah dan pupuk serta untuk

mempermudah pengambilan tanah dari tumpukan tanah.

2. Meteran untuk mengukur tinggi tanaman.

3. Timbangan digital untuk menimbang jumlah pupuk/dosis pupuk yang

harus diberikan.

4. Sendok tembok atau sekop tangan untuk memasukan media ke dalam

polybag.

5. Patok untuk menandai tanaman yang diberi perlakuan.

6. Pisau untuk keperluan memotong dan melubangi polybag.

7. Gunting untuk memotong kemasan pupuk dan untuk keperluan lain.

8. Baki untuk penyemaian benih.

9. Ember untuk mencampur formula bokashi.

10. Karung atau terpal plastik untuk pembuatan bokashi.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Benih cabai merah besar varietas hot beauty yang telah disertifikasi

dan biasa digunakan petani.

2. Furadan untuk menjaga benih agar tidak terserang serangga.

3. Kelthane 0,1 – 0,2% untuk memberantas lalat buah (Dacus

ferrugineus).

Page 2: BAB III METODOLOGImedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2007/240110070037_3_3781.pdf · 2012. 8. 6. · Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001648/040

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

25

4. Dithane M-45 atau Anthracol 0,2% untuk memberantas penyakit

busuk daun atau busuk buah.

5. Pupuk anorganik (Urea, TSP, KCl) 1:1:1 sebanyak 30 gram per

tanaman, dengan selang waktu pemberian 30 hari.

6. Limbah batu bara fly ash.

7. Bahan-bahan untuk pembuatan bokashi: tetes atau gula pasir 10

sendok makan; dedak 10 kg; EM-4 20 ml, sekam 50 kg; dan air

secukupnya (Andoko, 2005).

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan

menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Dalam penelitian ini dicobakan

tujuh perlakuan dosis dan jenis pupuk dengan tujuh kali ulangan. Penelitian

dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

Perlakuan yang diberikan terdiri dari tujuh buah dengan lima kali ulangan,

yaitu:

P1 = kontrol

P2 = fly ash 10 ton/ha = 125,6 gram/polybag

P3 = fly ash 15 ton/ha = 188,4 gram/polybag

P4 = fly ash 20 ton/ha = 251,2 gram/polybag

P5 = bokashi fly ash 10 ton/ha = 125,6 gram/polybag

P6 = bokashi fly ash 15 ton/ha = 188,4 gram/polybag

P7 = bokashi fly ash 20 ton/ha = 251,2 gram/polybag

Model untuk RAK menurut Sastrosupadi (2000) adalah sebagai berikut:

Yij = µ + Ti + Bj + Єij ;

i = 1,2, ... t

j = 1,2, ... r

dimana:

Yij = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.

µ = nilai tengah umum.

Page 3: BAB III METODOLOGImedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2007/240110070037_3_3781.pdf · 2012. 8. 6. · Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001648/041

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

26

Ti = pengaruh perlakuan ke-i

Bj = pengaruh blok ke-j

Єij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.

Menurut Sastrosupadi (2000) asumsi yang digunakan agar dapat dilakukan

pengujian secara statistik adalah:

a. µ dan Ti bernilai tetap.

b. µ, Ti dan Єij saling aditif.

c. Єij ≈ N (0, σ2) artinya Єij menyebar secara normal dengan nilai tengah = 0

dan ragam sebesar σ2.

d. Єij bebas satu sama lain.

Dimana model tersebut sesuai dengan ANOVA dari RAK, yaitu:

SK db JK KT Fhitung F5% F1%

Perlakuan

Ulangan

n – 1

r – 1

JKP

JKU

JK P/(n -1)

JK B/(r-1)

KTP/KTG

KTB/KTG

Galat (n -1) (r -1) JKT-JKP-JKU JK G/(n-1)(r-1)

Total rn - 1 X − FKJKP = r (P − X) = Pr − GrnJKU = n (B − X) = Bn − GrnJKT = X − X = X − Grn

Page 4: BAB III METODOLOGImedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2007/240110070037_3_3781.pdf · 2012. 8. 6. · Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001648/042

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

27

Dimana hipotesis yang diuji adalah:

H0 : T1 = T2 = T3 = ........ = Ti = 0

H1 : Paling sedikit ada sepasang Ti yang tidak sama,

atau

H0 : µ1 = µ2 = µ3 = ........ = µ i = 0

H1 : Paling sedikit ada sepasang µ i yang tidak sama atau µ i ≠ µi.

Penerimaan terhadap hipotesis tersebut ditentukan berdasarkan kriterium

uji sebagai berikut:F = dibandingkan dengan Ftabel.

Jika: F0,05 < Fhitung < F0,01, maka H1 diterima pada taraf nyata 5%

Fhitung > F0,01, maka H1 diterima pada taraf nyata 1%

Fhitung < F0,05, maka H0 diterima.

Apabila Fhitung nyata atau sangat nyata, maka dicari nilai pembanding

untuk menentukan perbedaan sepasang nilai tengah, yaitu Uji Jarak Duncan

(UJD) (Sastrosupadi, 2000).

UJD = R ( ; ) x SulanganDimana:sulangan = KT Galatulanganp = banyaknya perlakuan

R = tergantung dari banyaknya perlakuan yang dibandingkan

Page 5: BAB III METODOLOGImedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2007/240110070037_3_3781.pdf · 2012. 8. 6. · Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001648/043

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

28

3.4 Pelaksanaan PenelitianDiagram skematik pelaksanaan penelitian.

Gambar 3.1 Skema pelaksanaan penelitian.

Penyiapan Lahan

Penyiapan bibit, pupukkandang untuk campuran

media semai, fly ash,Bokashi fly ash, tanah dan

polybag.

Pencampuran media tanamsesuai dengan perlakuan.

Penempatan mediatanam dalam polybag

Penataan polybag sesuaidengan tata letak

PemeliharaanPemberian pupuk dan

penyiangan

Pengamatan penunjang:- Suhu dan kembaban

udara- Jumlah pemberian air

Panen

Pengamatan utama:- Berat biomassa- Berat hasil buah- Jumlah buah per tanaman- Rata-rata berat per buah- Kadar air buah- Kandungan logam berat Pb pada buah

Pembuatan bokashi fly ashdan analisis fly ash dan

bokashi fly ash.

Pengamatan utama:- Tinggi tanaman per

minggu

Page 6: BAB III METODOLOGImedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2007/240110070037_3_3781.pdf · 2012. 8. 6. · Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001648/044

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

29

3.4.1 Pelaksanaan proses pembibitan

Pelaksanaan proses pembibitan terdiri dari dua tahap, yaitu penyiapan

benih untuk penanaman bibit dan penyiapan media tanam untuk pembibitan.

Penyiapan benih untuk pembibitan dilakukan dengan cara:

1. Perendaman benih dalam air hangat suam-suam kuku selama 15 menit.

2. Memeram benih dalam gulungan kain basah selama 24 jam.

Setelah itu dilanjutkan dengan penyiapan media tanam untuk pembibitan,

yang dilakukan dengan tahapan:

1. Pembersihan baki dan memberi lubang pada baki dengan jarak antar

lubang 2,5 cm.

2. Penyiapan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang

dengan perbandingan 1 : 1.

3. Mencampur media tanam di atas baki hingga semua bagian baki terisi

tanah secara merata.

4. Menyiram media tanam hingga jenuh.

5. Membuat lajur di atas media tanam dengan menggunakan kayu dengan

jarak antar lajur 2,5 cm.

6. Benih yang telah diperam disebar di antara lajur yang telah dibuat.

3.4.2 Pembuatan bokashi fly ash

Pembuatan bokashi fly ash dilakukan dengan cara:

1. Menyiapkan Bahan-bahan untuk pembuatan bokashi yang terdiri dari; 8 kg

Fly ash batu bara, 4 kg jerami yang dirajang hingga ukuran ±5 cm, 4 kg

sekam, 2 kg dedak, EM-4, 100 gram gula pasir dan air secukupnya.

2. Melarutkan 80 ml EM-4 dan 8 sendok gula ke dalam 8 liter air.

3. Mencampur secara merata 8 kg fly ash batu bara, 4 kg sekam padi, 4 kg

jerami dan 2 kg dedak.

4. Menyiramkan larutan EM-4 secara perlahan ke dalam adonan secara

merata.

Page 7: BAB III METODOLOGImedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2007/240110070037_3_3781.pdf · 2012. 8. 6. · Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001648/045

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

30

5. Bila adonan dikepalkan dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan

tangan dilepas maka adonan susah pecah (mekar).

6. Adonan ditumpuk dan dipadatkan diatas ubin yang kering dengan

ketinggian 15-30 cm, kemudian tutup dengan karung goni selama 4-7 hari.

7. Menjaga suhu gundukan adonan maksimal 500C, bila suhunya lebih dari

500C, suhu diturunkan dengan cara membolak-balik adonan. Adonan

kemudian ditutup kembali dengan karung goni.

8. Setelah 4-7 hari bokashi telah terfermentasi dan siap untuk digunakan.

3.4.3 Penanaman cabai di dalam polybag

Setelah dilakukan penyemaian, maka benih dipindahkan ke media tanam

dalam polybag setelah berusia 1 – 1,5 bulan. Penyiapan media tanam setelah

penyemaian dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Penyiapan polybag dengan diameter 40 cm dan tinggi 50 cm.

2. Menghitung dosis fly ash dan bokashi fly ash.

Kebutuhan fly ash (P2) dan bokashi fly ash (P5) sebesar 10 ton/ha. 1 ton

= 1.000 kg dan 1 ha = 10.000 m2, maka 10 ton/ha = 10.000 kg/10.000

m2 = 1 kg/m2.

Kebutuhan fly ash (P3) dan bokashi fly ash (P6) sebesar 15 ton/ha =

15.000 kg/10.000 m2 = 1,5 kg/m2.

Kebutuhan fly ash (P4) dan bokashi fly ash (P7) sebesar 20 ton/ha =

20.000 kg/10.000 m2 = 2 kg/m2.

Tanaman cabai merah menggunakan polybag dengan diameter 40 cm

(0,4 m), maka luas polybag adalah A = πr = π0,2 = 0,1256 m .

Dengan demikian dosis yang diberikan adalah:

P1 = kontrol

P2 = fly ash 10 ton/ha = 125,6 gram/polybag

P3 = fly ash 15 ton/ha = 188,4 gram/polybag

P4 = fly ash 20 ton/ha = 251,2 gram/polybag

P5 = bokashi fly ash 10 ton/ha = 125,6 gram/polybag

Page 8: BAB III METODOLOGImedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2007/240110070037_3_3781.pdf · 2012. 8. 6. · Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001648/046

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

31

P6 = bokashi fly ash 15 ton/ha = 188,4 gram/polybag

P7 = bokashi fly ash 20 ton/ha = 251,2 gram/polybag

Untuk mengetahui cara penghitungan kebutuhan pupuk, lihat lampiran 2.

3. Penyiapan media tanam berupa campuran tanah sebanyak 10 kg dengan

berbagai dosis fly ash dan bokashi fly ash yang telah ditentukan.

4. Penyiraman media tanam hingga jenuh.

5. Media tanam yang telah jenuh air dibiarkan selama 24 jam, setelah itu

bibit ditanam di dalam polybag.

3.4.4 Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi:

1. Pembersihan gulma yang hidup di media tanam setiap hari

2. Penyiraman tanaman 2 kali sehari yaitu pagi pukul 08.00 WIB dan sore

pukul 15.00 WIB.

3. Memasang turus pada tanaman setelah berumur 4 minggu, berupa bilah

bambu sepanjang 1 m.

4. Menyemprot pestisida dengan frekuensi 1 minggu sekali untuk mencegah

berkembangnya hama dan penyakit tanaman. Jenis pestisida yang

disemprotkan tergantung pada jenis hama dan penyakit yang menyerang

tanaman.

3.4.5 Pemberian air

Menurut Tjahjadi (1991) tanaman cabai pada awal pertumbuhannya

memerlukan banyak air untuk pertumbuhan cabang, daun, bunga dan buah.

Tanaman cabai tidak tahan terhadap genangan air, namun selain itu juga tidak

tahan dengan kekurangan air. Untuk itu, jumlah pemberian air disesuaikan dengan

jumlah kehilangan air. Pemberian air pada tanaman cabai merah besar dilakukan

dengan cara menimbang selisih berat antara berat tanah hari pertama dan berat

tanah hari ke dua, dan seterusnya dengan cara yang sama untuk hari-hari

selanjutnya.

Page 9: BAB III METODOLOGImedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2007/240110070037_3_3781.pdf · 2012. 8. 6. · Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001648/047

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

32

3.4.6 Pemberian pupuk

Pemberian pupuk terdiri dari pemberian pupuk dasar dan pemberian pupuk

lanjutan. Pupuk dasar diberikan bersamaan dengan penyampuran media tanam,

sedangkan pupuk lanjutan diberikan setelah penanaman dengan selang waktu

tertentu.

1. Pupuk dasar

P1 = tanpa pupuk dasar = 0 gram/polybag

P2 = fly ash 10 ton/ha = 125,6 gram/polybag

P3 = fly ash 15 ton/ha = 188,4 gram/polybag

P4 = fly ash 20 ton/ha = 251,2 gram/polybag

P5 = bokashi fly ash 10 ton/ha = 125,6 gram/polybag

P6 = bokashi fly ash 15 ton/ha = 188,4 gram/polybag

P7 = bokashi fly ash 20 ton/ha = 251,2 gram/polybag

2. Pupuk lanjutan

Menurut Tjahjadi (1991) pemberian pupuk lanjutan untuk tanaman cabai

merah besar berupa pupuk anorganik (Urea, TSP, KCl) 1:1:1 sebanyak 30 gram

per tanaman bersamaan dengan pencampuran media tanam, selanjutnya 30 gram

untuk setiap 30 hari, 60 hari, 90 hari dan 120 hari atau hingga usia panen.

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data terdiri dari pengamatan penunjang dan pengamatan

utama, dengan jenis data berupa data primer dan data sekunder. Data primer

didapat dengan cara melakukan pengukuran dan pengamatan langsung di

lapangan, sedangkan data sekunder didapat dari data penelitian sebelumnya.

3.5.1 Pengamatan penunjang

Pengamatan penunjang terdiri dari:

1) Pengukuran suhu dan kelembaban udara rumah kaca.

Page 10: BAB III METODOLOGImedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2007/240110070037_3_3781.pdf · 2012. 8. 6. · Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya

FTIP001648/048

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

33

2) Sifat fisik dan kimia tanah yang dipakai yang didapat dari penelitian

sebelumnya (data sekunder).

3) Pemberian air berupa data primer. Nilai crof coefficient (Kc) tanaman

cabai dan data evapotranspirasi potensial (Eto) wilayah Jatinangor

untuk mengetahui efektivitas pemberian air berupa data sekunder.

4) Karakteristik kimia fly ash dan bokashi fly ash.

5) Pertumbuhan gulma.

6) Hama dan penyakit yang menyerang tanaman.

3.5.2 Pengamatan utama

Pengamatan utama terdiri dari tiga tahapan, yaitu pengamatan terhadap

pertumbuhan tanaman cabai, hasil buah tanaman cabai dan pengukuran

kandungan logam berat pada tanaman cabai.

1. Parameter pertumbuhan tanaman cabai

Parameter pertumbuhan tanaman cabai yang diamati meliputi:

1) Tinggi tanaman (cm) cabai yang diamati 7 hari setelah penanaman

(setelah penyemaian) dengan interval pengamatan 1 kali/minggu.

2) Berat biomassa total (gram) setelah panen terakhir.

2. Parameter hasil buah tanaman cabai

Parameter hasil buah tanaman cabai yang diamati adalah:

1) Berat buah cabai (kg) per tanaman.

2) Jumlah buah cabai (buah) per tanaman.

3) Rata-rata berat buah cabai.

4) Kandungan air buah cabai.

3. Parameter logam berat

Parameter logam berat yang diamati adalah kandungan logam berat Pb di

dalam buah (ppm) yang diukur dengan menggunakan Atomic Absorption

Spectroscopy (AAS) dengan metode AAS-Flame dan AAS-GTA.