BAB I 1.1 Latar Belakang -...

6
FTIP001654/014 [2] [3] [1] HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumber tulisan Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak atsiri memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan di Indonesia, karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam penyediaan bahan bakunya. Perkembangan minyak atsiri tersebut akan menimbulkan efek berganda berupa peningkatan pendapatan petani tanaman atsiri, pembukaan lapangan kerja di bidang agroindustri serta pengenalan sistem dan perilaku industri di pedesaan. Minyak atsiri umumnya digunakan dalam pembuatan obat-obatan, parfum, kosmetika, sabun, detergen, flavor dalam makanan dan minuman, serta aroma terapi. Sekitar 20 jenis minyak atsiri Indonesia dikenal di pasar dunia, 15 di antaranya sudah menjadi komoditi ekspor yaitu minyak sereh wangi, nilam, akar wangi, kenanga, ylangylang, kayu putih, daun cengkeh, gagang cengkeh, cendana, pala, massoi, kruing, gaharu, lawang dan terpentin (Ma’mun dkk., 2009). Potensi dari minyak atsiri Indonesia sendiri sebenarnya berjumlah lebih dari 40 jenis. Minyak sereh wangi merupakan salah satu komoditas ekspor di Indonesia. Sekitar 40% produksi minyak sereh wangi Indonesia diekspor dengan rata-rata volume ekspor per tahun sekitar 100150 ton (BPS, 2006) atau sekitar 5% dari kebutuhan minyak sereh wangi dunia yang mencapai 20002500 ton per tahun (Paimin dan Yunianti, 2002). Minyak atsiri yang berasal dari tanaman sereh wangi memiliki banyak manfaat. Menurut Miftakhurohmah (2006), minyak sereh wangi dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan aroma terapi ataupun sebagai obat tradisional. Dalam dunia kedokteran, karena minyak ini berkhasiat sebagai anti radang, pereda nyeri dan memperkuat pencernaan. Selain itu, minyak sereh wangi dipercaya berkhasiat untuk menjaga kebugaran tubuh. Minyak sereh wangi, yang mengandung zat berkhasiat ini dapat pula digunakan sebagai bahan tambahan pada produk-produk kosmetik.

Transcript of BAB I 1.1 Latar Belakang -...

Page 1: BAB I 1.1 Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_1_3145.pdf · first class herbal medicine country) pada tahun 2020. Sepanjang mampu memenuhi

FTIP001654/014

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri minyak atsiri memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan

di Indonesia, karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam

penyediaan bahan bakunya. Perkembangan minyak atsiri tersebut akan

menimbulkan efek berganda berupa peningkatan pendapatan petani tanaman

atsiri, pembukaan lapangan kerja di bidang agroindustri serta pengenalan sistem

dan perilaku industri di pedesaan.

Minyak atsiri umumnya digunakan dalam pembuatan obat-obatan, parfum,

kosmetika, sabun, detergen, flavor dalam makanan dan minuman, serta aroma

terapi. Sekitar 20 jenis minyak atsiri Indonesia dikenal di pasar dunia, 15 di

antaranya sudah menjadi komoditi ekspor yaitu minyak sereh wangi, nilam, akar

wangi, kenanga, ylangylang, kayu putih, daun cengkeh, gagang cengkeh, cendana,

pala, massoi, kruing, gaharu, lawang dan terpentin (Ma’mun dkk., 2009). Potensi

dari minyak atsiri Indonesia sendiri sebenarnya berjumlah lebih dari 40 jenis.

Minyak sereh wangi merupakan salah satu komoditas ekspor di Indonesia.

Sekitar 40% produksi minyak sereh wangi Indonesia diekspor dengan rata-rata

volume ekspor per tahun sekitar 100–150 ton (BPS, 2006) atau sekitar 5% dari

kebutuhan minyak sereh wangi dunia yang mencapai 2000–2500 ton per tahun

(Paimin dan Yunianti, 2002).

Minyak atsiri yang berasal dari tanaman sereh wangi memiliki banyak

manfaat. Menurut Miftakhurohmah (2006), minyak sereh wangi dapat

dimanfaatkan sebagai pengobatan aroma terapi ataupun sebagai obat tradisional.

Dalam dunia kedokteran, karena minyak ini berkhasiat sebagai anti radang, pereda

nyeri dan memperkuat pencernaan. Selain itu, minyak sereh wangi dipercaya

berkhasiat untuk menjaga kebugaran tubuh. Minyak sereh wangi, yang

mengandung zat berkhasiat ini dapat pula digunakan sebagai bahan tambahan

pada produk-produk kosmetik.

Page 2: BAB I 1.1 Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_1_3145.pdf · first class herbal medicine country) pada tahun 2020. Sepanjang mampu memenuhi

FTIP001654/015

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

2

Peningkatan nilai tambah melalui diversifikasi pada minyak sereh wangi

dalam bentuk produk dapat meningkatkan harga jual dikarenakan harga jual bahan

baku jauh lebih rendah dibandingkan produk olahannya. Dengan begitu, upaya

pemenuhan kebutuhan industri serta peningkatan pendapatan petani dapat

terpenuhi. Pemerintah saat ini telah menetapkan kebijakan dalam kaitan dengan

pengembangan obat bahan alam, yaitu Program Nasional Pengembangan Obat

Bahan Alam. Target program tersebut adalah menjadikan Indonesia sebagai

produsen nomor satu di dunia dalam industri obat berbasis bahan alami (world

first class herbal medicine country) pada tahun 2020. Sepanjang mampu

memenuhi standar kualitas dan keamanan, minyak sereh wangi sebagai zat

berkhasiat yang dapat digunakan dalam pengobatan dapat menekan efek samping

dari pada obat berbahan kimia yang kini banyak beredar dipasaran.

Minyak sereh wangi yang bisa dimanfaatkan menjadi obat dengan

kandungan utama adalah geraniol dan sitronellal, merupakan senyawa aktif yang

berperan sebagai antiseptik. Dalam penelitian (Nakahara et al., 2003) dan (Prashar

et al., 2003) menyebutkan senyawa aktif pada minyak sereh wangi yang berfungsi

sebagai antibakteri adalah sitronellal dan geraniol. Poeloengan (2009), melakukan

penelitian bahwa minyak atsiri sereh wangi memiliki aktivitas antimikroba dengan

ditunjukkan adanya zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri yaitu dengan

diameter 8 mm terhadap Escherichia 3 coli dan 13 mm Staphylococcus aureus

dengan konsentrasi masing-masing 25%. Di negara berkembang seperti Indonesia

sebagiaan besar bakteri menyebabkan infeksi. Infeksi dapat berupa furunkel yang

ringan pada kulit sampai berupa pigmen (Jawetz dkk., 2001). Setiap jaringan atau

alat tubuh dapat terinfeksi dan menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda

khas yaitu peradangan, nekrosis dan pembentukan abses. Bakteri yang dapat

menyebabkan infeksi yang paling sering pada manusia diantaranya

Staphylococcus aureus.

Salep merupakan bahan bawaan obat atau zat berkhasiat yang bisa

dijadikan alternatif jenis obat-obatan. Basis salep merupakan pembawa dalam

penyiapan salep menjadi obat (Ansel, 1989). Pembuatan salep dengan bahan

tambahan minyak sereh wangi berpotensi untuk dikembangkan karena dapat

Page 3: BAB I 1.1 Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_1_3145.pdf · first class herbal medicine country) pada tahun 2020. Sepanjang mampu memenuhi

FTIP001654/016

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

3

meningkatkan nilai jual atau nilai tambah sereh wangi tersebut. Oleh karena itu,

minyak sereh wangi yang merupakan kandungan utama pada salep tersebut akan

dianalisis dan diteliti mutunya yang diharapkan memenuhi (SNI 06-3953-1995).

Minyak sereh wangi yang telah diketahui mutunya kemudian dijadikan bahan zat

aktif dalam pembuatan salep dengan perbedaan formulasi. Selain itu, bagaimana

perbedaan formulasi terhadap mutu salep yang telah dibuat.

Berdasarkan latar belakang tersebut mendorong penulis untuk melakukan

penelitian terkait dengan aplikasi minyak sereh wangi pada pembuatan salep

dengan beberapa formulasi dasar yang diharapkan mendapatkan formula salep

yang stabil pada daya simpan, efektif pada bakteri Staphylococcus aureus dan

aman pada pengunaannya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, terdapat beberapa permasalahan yang dapat

diidentifikasi yaitu:

1. Bagaimana formulasi dasar salep yang terbaik dengan kandungan minyak

sereh wangi yang akan dibuat dalam produk salep ?

2. Bagaimana sifat, keamanan dan uji daya hambat salep pada bakteri

Staphylococcus aureus ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi salep

kandungan minyak sereh wangi yang terbaik dengan pemilihan formulasi dasar

salep yang berbeda.

1.4 Kegunaan Penelitian

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan oleh:

1. Pengusaha agroindustri minyak sereh wangi, sebagai informasi dalam

pertimbangan kegiatannya usahanya mengenai pembuatan salep berbahan

minyak sereh wangi;

2. Akademisi, sebagai sumber informasi dan dasar bagi penelitian lebih

lanjut.

Page 4: BAB I 1.1 Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_1_3145.pdf · first class herbal medicine country) pada tahun 2020. Sepanjang mampu memenuhi

FTIP001654/017

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

4

1.5 Kerangka Pemikiran

Serai wangi (Cymbopogon nardus) dikenal dengan nama tanaman sereh.

Sereh wangi merupakan sejenis tanaman dari keluarga rumput yang rimbun dan

berumpun besar serta mempunyai aroma yang kuat dan wangi. Sereh wangi juga

merupakan tanaman tahunan yang hidup secara liar. Klasifikasi lengkap dari

tanaman sereh wangi termasuk divisi Magnoliophyta dengan subdivisi

Spermatophyta, kelas Liliopsida, ordo Cyperales, famili Poaceae, genus

Cymbopogon dan spesies Cymbopogon nardus (Ketaren, 1985). Tanaman ini

menghasilkan minyak atsiri yang diproduksi di berbagai negara, minyak sereh

wangi produksi Indonesia menempati pasar dunia dengan volume ekspor sebesar

12% dari seluruh ekspor dunia (Miftakhurohmah, 2006).

Tanaman sereh wangi memiliki aroma rasa yang khas, pedas dan

menyengat. Tanaman liar yang bisa dibudidayakan ini bermanfaat bagi kesehatan,

terutama kandungan minyak atsiri yang dimilikinya. Khasiat sereh wangi bagi

kulit berasal dari zat yang memiliki sifat antimikroba dan antibakteri. Tanaman

sereh wangi merupakan jenis tanaman penghasil minyak atsiri yang didapat

dengan cara penyulingan.

Penggunaan minyak atsiri secara langsung dengan cara dioleskan pada

kulit memberikan rasa kurang nyaman. Hal ini disebabkan sifat minyak atsiri yang

mudah menguap (Guenther, 1987) sehingga daya lekatnya kurang optimal. Oleh

karena itu, perlu dilakukan pembuatan produk agar daya lekatnya lebih optimal

seperti sediaan salep. Sebagai komponen atau bahan aktif produk salep, minyak

atsiri akan terdispersi ke dalam basis salep. Sehingga, dalam bentuk produk salep

yang merupakan zat pembawa obat atau zat yang berkhasiat akan lebih efektif dan

nyaman saat digunakan.

Pengunaan salep dapat memungkinkan kontak dengan tempat aplikasi

lebih lama. Sehingga pelepasan zat aktif minyak atsiri menjadi lebih lama, yang

pada akhirnya pelepasan zat aktif minyak atsiri akan lebih maksimal. Selain itu,

produk salep juga lebih disukai oleh masyarakat karena lebih mudah, praktis,

menimbulkan rasa nyaman, melindungi daerah yang terluka dari udara luar dan

mempermudah regenerasi kulit, menjadikan kulit lebih lembab (Tjay, 2002). Basis

Page 5: BAB I 1.1 Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_1_3145.pdf · first class herbal medicine country) pada tahun 2020. Sepanjang mampu memenuhi

FTIP001654/018

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

5

salep mempunyai andil dalam keberhasilan atau kegagalan terapi salep, jenis basis

atau pembawa salep yang dimaksud adalah basis hidrokarbon, basis serap, basis

yang dapat dicuci dengan air dan basis larut air.

Suatu produk salep biasanya terdiri dari bahan dasar salep dan bahan

tambahan dengan khasiat tertentu. Dalam hal pemilihan bahan dasar salep ini,

diperlukan pertimbangan agar terdapat kesesuaian antara bahan dasar salep

dengan tujuan pemakaian dari zat berhasiatnya. Untuk merangkum seluruh sifat-

sifat dasar salep yang baik seperti kecepatan pelepasan zat berkhasiat, daya

absorsi, pengaruh zat berkhasiat, kosensistensi dasar salep atau sifat lainnya tidak

selalu dapat dipenuhi. Karena bila ke dalam dasar salep ditambahkan zat

berkhasiat, kurang lebih akan terjadi perubahan sifat asli dari dasar salep tersebut.

Karateristik minyak sereh wangi sebagai zat berkhasiat mempunyai

standar yang dapat dianalisis berdasarkan beberapa hal di antaranya warna, bobot

jenis dan indeks bias. Selain itu, perlu dianalisis sifat kimia di dalam minyak

tersebut seperti total geraniol dan total sitronellal (Kapoor dan Krishan, 1977).

Geraniol dan sitronellal senyawa ini mampu berperan sebagai antijamur dan

antibakteri. Menurut (Lemos et al., 1992) minyak sereh wangi teruji memiliki

aktivitas antibakteri dari jenis Gram negatif, positif dan Candida albicans. Selain

itu minyak sereh wangi menunjukkan aktivitas antijamur yang sangat nyata.

Efektifitas antijamur dan antibakteri dipengaruhi kadar dan kandungan

dalam minyak sereh wangi. Arswendiyumna (2010), melakukan penelitian

minyak sereh wangi yang diperoleh dengan metode hidrodestilasi dengan hasil

warna kuning kecoklatan mempunyai rendemen sebesar 1,14% didapatkan hasil

dari data kromatogram GC-MS minyak sereh wangi diketahui ada 20 macam

senyawa, dengan komponen mayor sitronellal (30,58%), geraniol (25,45%) dan

sitronellol (13,19%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa minyak sereh wangi aktif

sebagai antimikroba.

Menurut (Yudi dkk., 2007) menghasilkan penelitian formulasi sediaan

salep antikelodial dengan basis salep hidrokarbon dan basis salep serap, pengujian

terhadap sediaan salep yang dibuat menunjukkan bahwa kedua sediaan salep

aman untuk digunakan, dimana selama waktu penyimpanan 56 hari, salep berbasis

Page 6: BAB I 1.1 Latar Belakang - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2006/240110060076_1_3145.pdf · first class herbal medicine country) pada tahun 2020. Sepanjang mampu memenuhi

FTIP001654/019

[2]

[3]

[1]

HA

K C

IPTA

DIL

IND

UN

GI U

ND

AN

G-U

ND

AN

G

Tidak diperkenankan m

engumum

kan, mem

ublikasikan, mem

perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam

bentuk apapun tanpa izin tertulis

Tidak diperkenankan m

engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m

encantumkan sum

ber tulisan

Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem

ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan

6

hidrokarbon memiliki bentuk, warna, bau dan viskositas yang tetap serta

mengalami penurunan pH. Bentuk sediaan salep akan memiliki daya tarik estetika

yang besar karena sifatnya yang tidak berminyak, mudah dibersihkan, mudah

menyebar rata serta mempunyai bentuk, bau dan warna yang menarik.

Berdasarkan penelitian-penelitian, maka dilakukan penelitian ilmiah

tentang aplikasi minyak sereh wangi pada salep dengan formulasi basis

hidrokarbon, basis serap, basis yang dapat dicuci dengan air dan basis larut dalam

air. Pengujian salep dalam penelitian ini meliputi daya simpan, pengukuran nilai

pH, uji aktivitas bakteri Staphylococcus aureus dan keamanan salep. Diharapkan

dalam penelitian ini menghasilkan produk salep yang stabil, efektif dan aman.