UNODC Country Programme Indonesia

89
UNODC Program Negara Indonesia, 2012-2015 Halaman Tanda Tangan Durasi 2012-2015 Tanggal Awal Mei 2012 Lokasi Indonesia Sub-Program Strategis 1. Kejahatan Transnasional Terorganisir dan Perdagangan Gelap 2. Anti-Korupsi 3. Pencegahan Terorisme 4. Peradilan Pidana 5. Obat-obatan dan HIV Total Anggaran US $ 27.133.379 Deskripsi Singkat Program Negara ini menetapkan visi strategis untuk menghadapi tantangan dari obat-obatan, kejahatan, korupsi, terorisme dan kesehatan masyarakat di Indonesia dengan dukungan dari UNODC. Program ini telah dikembangkan dalam kemitraan dengan lembaga- lembaga pemerintah, masyarakat sipil, pendonor dan badan PBB lainnya dan akan dilaksanakan dalam kemitraan dengan mereka. Program Negara berakar dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Pemerintah Indonesia, Kerangka Program Regional UNODC untuk Asia Timur dan Pasifik (RPF) (2009-2012) dan Kemitraan PBB dalam Kerangka Pembangunan untuk Indonesia dan sejalan dengan Komitmen Jakarta. Ini akan memastikan pengiriman layanan yang konsisten, koheren dan efektif untuk mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan “pembangunan untuk semua” dan mendukung kerangka PBB yaitu "memberikan sebagai suatu kesatuan".

description

unodc

Transcript of UNODC Country Programme Indonesia

Page 1: UNODC Country Programme Indonesia

UNODC Program Negara Indonesia, 2012-2015

Halaman Tanda Tangan

Durasi 2012-2015

Tanggal Awal Mei 2012

Lokasi Indonesia

Sub-Program Strategis 1. Kejahatan Transnasional Terorganisir dan Perdagangan Gelap2. Anti-Korupsi3. Pencegahan Terorisme4. Peradilan Pidana5. Obat-obatan dan HIV

Total Anggaran US $ 27.133.379

Deskripsi Singkat

Program Negara ini menetapkan visi strategis untuk menghadapi tantangan dari obat-obatan, kejahatan, korupsi, terorisme dan kesehatan masyarakat di Indonesia dengan dukungan dari UNODC. Program ini telah dikembangkan dalam kemitraan dengan lembaga-lembaga pemerintah, masyarakat sipil, pendonor dan badan PBB lainnya dan akan dilaksanakan dalam kemitraan dengan mereka.  Program Negara berakar dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Pemerintah Indonesia, Kerangka Program Regional UNODC untuk Asia Timur dan Pasifik (RPF) (2009-2012) dan Kemitraan PBB dalam Kerangka Pembangunan untuk Indonesia dan sejalan dengan Komitmen Jakarta. Ini akan memastikan pengiriman layanan yang konsisten, koheren dan efektif untuk mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan “pembangunan untuk semua” dan mendukung kerangka PBB yaitu "memberikan sebagai suatu kesatuan".

Kementerian PerencanaanPembangunan Kantor PBB untuk Narkoba dan KejahatanNasional Republik Indonesia (UNODC)

Page 2: UNODC Country Programme Indonesia

Ringkasan Eksekutif

1. Misi dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) adalah untuk berkontribusi terhadap pencapaian keamanan dan keadilan bagi semua dengan membuat dunia lebih aman dari narkoba, kejahatan, korupsi dan terorisme.  Program Negara ini menerjemahkan visi ini ke dalam suatu landasan untuk tindakan strategis di Indonesia yang didukung oleh Kantor UNODC Indonesia. Ini telah dikembangkan oleh UNODC dalam konsultasi erat dengan Pemerintah Indonesia (GOI)1, masyarakat sipil, mitra pembangunan dan lembaga PBB lainnya.

2. Sejak tahun 1998, Indonesia telah mengalami transformasi radikal. Pemilu yang demokratis, kinerja ekonomi yang terus meningkat, desentralisasi yang cepat dan birokrasi substansial dan reformasi pemerintahan menjadi pokok dari perubahan ini. Namun, terdapat tantangan serius untuk kemajuan negara. Ancaman ini berkisar dari kebutuhan untuk meningkatkan keamanan perbatasan maritim, untuk lebih efektif memerangi korupsi dan mencegah terorisme, untuk meningkatkan pemerataan akses ke mekanisme peradilan pidana dan untuk secara berkelanjutan meningkatkan upaya dalam menanggapi penggunaan narkoba, ketergantungan terhadap narkoba dan HIV.

3. Sejalan dengan mandat UNODC, Program Negara ini merespon tantangan-tantangan tersebut melalui lima Sub-Program yang saling terkait: (1) Kejahatan Transnasional Terorganisir dan Perdagangan Gelap, (2) Anti-Korupsi, (3) Pencegahan Terorisme, (4) Keadilan dan (5) Narkoba dan HIV. Dalam setiap-Program Sub adalah hasil dari tujuan UNODC untuk mencapai kemitraan dengan Pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya. Namun, UNODC akan tetap fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan yang muncul, melalui ulasan rutin dengan mitra nasional. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementrian Luar Negeri, dan Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, akan menjadi titik fokus utama dari sisi Pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan Program Negara ini.

4. Kerja "inti" UNODC akan berhubungan dengan pemberantasan korupsi di Indonesia, memerangi kejahatan terorganisir transnasional, menangani masalah penebangan liar dan perubahan iklim dan menanggapi narkoba dan HIV. Selain itu, UNODC akan memprioritaskan penyelundupan migran, perdagangan manusia, keadilan anak dan reformasi penjara. Dalam semua pekerjaan UNODC, kepentingan yang sesuai akan diberikan kepada kemajuan hak asasi manusia, keadilan gender dan hak menurut keadilan.

5. Program Negara ini berakar dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Pemerintah Indonesia. Selanjutnya, pekerjaan UNODC akan berpusat pada tindakan kolektif dari keluarga PBB di Indonesia. Prioritas Kemitraan PBB dalam Kerangka Pembangunan (UNPDF) yang disepakati bersama oleh Pemerintah Indonesia dan PBB di

1 Istilah Pemerintah Indonesia, Pemerintahan Indonesia dan singkatan Pemerintah akan digunakan bergantian untuk menghindari pengulangan. Istilah-istilah tersebut harus dipahami mengenai Pemerintahan Republik Indonesia.

Page 3: UNODC Country Programme Indonesia

Indonesia, akan secara luas memandu kerja UNODC. Sebagai tambahan, UNODC akan menyelaraskan tugasnya di Indonesia dengan tugas semua donor dan lembaga PBB yang bekerja di daerah yang sama. Menuju hal ini, UNODC akan secara teratur mengkoordinasikan tugasnya dengan para donor dan lembaga internasional.

6. Sebuah komponen penting dari Program Negara ini yaitu pemantauan dan evaluasi secara transparan. Sebuah anggaran tetap akan dikesampingkan untuk jangka menengah independen dan akhir evaluasi Program Negara ini. UNODC akan menyerahkan kepada BAPPENAS, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan dan semua departemen terkait, rencana kerja tahunan dan laporan tahunan tentang kemajuan pelaksanaan Program Negara ini. Dialog informal dengan pemerintah Indonesia dan semua mitra pembangunan untuk memastikan respon efektif untuk prioritas pembangunan akan terus menginformasikan kegiatan yang dilakukan di bawah Program Negara ini.

7. Semua pekerjaan UNODC yang berlangsung di Indonesia saat ini didanai hanya sampai pertengahan tahun 2013. Namun, memperluas intervensi UNODC di Indonesia di luar proyek portofolio saat ini, serta memperluas proyek yang berlangsung setelah tahun 2013, akan membutuhkan pendanaan lebih dari mitra pembangunan dan kontribusi mendalam dari Pemerintah Indonesia. Saat ini Program Negara memiliki total anggaran US $27.133.379.

Page 4: UNODC Country Programme Indonesia

1. PENGANTAR

1.1. LATAR BELAKANG8. Misi UNODC adalah untuk memberikan kontribusi terhadap pencapaian keamanan dan

keadilan untuk semua dengan membuat dunia lebih aman dari narkoba, kejahatan, korupsi dan terorisme. Program Negara menerjemahkan visi ini ke dalam sebuah landasan untuk tindakan di Indonesia.

9. Kantor Indonesia UNODC didirikan pada tahun 2007. Sejak itu, Kantor telah tumbuh secara substansial baik dari segi volume pekerjaan dan staf. Saat ini mengimplementasikan program untuk volume US $ 6 juta per tahun, dengan 35 anggota staf berlokasi di Jakarta, Semarang, dan Jayapura. UNODC saat ini memberikan bantuan teknis melalui proyek-proyek pada kejahatan transnasional, anti-korupsi, mencegah penebangan liar, integritas peradilan dan pencegahan HIV. Kantor bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi tantangan pembangunan utama negara yang berkaitan dengan narkoba dan kejahatan.

10. Kantor Indonesia melaporkan ke Pusat Regional UNODC untuk Asia Timur dan Pasifik (Pusat Regional), yang terletak di Bangkok, Thailand. Beroperasi lebih lanjut di bawah bimbingan dan kepemimpinan markas UNODC di Wina, Austria.

11. Pada tahun 2009, Pusat Regional dirancang dan mulai menerapkan sebuah RPF (2009-2012). Program Negara ini sepenuhnya konsisten dengan tujuan RPF, dan khusus disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas Pemerintah Indonesia.2

1.2. TUJUAN DAN RANCANGAN PROGRAM NEGARA INI12. Program Negara ini telah dikembangkan oleh UNODC dalam konsultasi tertutup dengan

Pemerintah Indonesia, masyarakat sipil, mitra pembangunan dan lembaga PBB lainnya. Ini telah dirancang dengan tujuan memberikan kantor UNODC di Indonesia arah strategis dalam pekerjaan di masa depan dan untuk:

Merencanakan dan merancang pekerjaan UNODC di Indonesia dalam konteks rencana dan strategi pembangunan Pemerintah Indonesia, Komitmen Jakarta untuk Efektivitas Bantuan, kerangka program regional dan global UNPDF dan UNODC.

Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi negara di bidang kejahatan, korupsi, terorisme, narkoba dan kesehatan masyarakat.

Mengartikulasikan keunggulan komparatif Kantor Indonesia dalam menangani tantangan utama, dalam kemitraan dengan pemangku kepentingan lainnya.

Menjelaskan pengaturan pelaksanaan, termasuk mekanisme manajemen, pengaturan pembiayaan, kerangka dan konteks hukum pengawasan dan evaluasi.

Menguraikan susunan yang jelas bahwa negara-negara anggota, pemangku kepentingan dan mitra pendonor lainnya dapat merujuk pada saat mempertimbangkan bagaimana mereka baiknya berkolaborasi dengan UNODC di Indonesia.

2 Lihat Lampiran III untuk matriks yang secara langsung menggambarkan hubungan dan keterkaitan antara Program Negara ini dan Strategi Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Indonesia, UNPDF untuk Indonesia dan Kerangka Program Regional UNODC untuk Asia Timur dan Pasifik.

Page 5: UNODC Country Programme Indonesia

13. Pengembangan Program Negara ini memajukan visi strategis umum UNODC. UNODC beralih dari pendekatan berbasis proyek terfragmentasi kepada “Pendekatan Program Terpadu" sesungguhnya yang dimulai dengan yang Strategi Jangka Menengah untuk tahun 2008-2011. Dua instrumen penting dikembangkan - Program Tematik dan Program Regional - yang mencakup seluruh rentang mandat UNODC dan bidang kegiatan baik secara substantif dan geografis. Program Negara menambahkan dimensi ketiga pada pendekatan ini.

14. Secara berkala, UNODC mengulas dan merevisi susunan strategis untuk memenuhi fungsinya. Sejalan dengan revisi strategis terbaru, kerja UNODC telah direorganisasikan menjadi tujuh Sub-Program tematik, lima di antaranya digunakan dalam Program Negara ini: (1) Menghadapi kejahatan transnasional terorganisir dan perdagangan gelap, (2) Anti-korupsi, (3) Pencegahan terorisme, (4) Keadilan, dan (5) Kesehatan dan mata pencaharian (Narkoba dan HIV). Program Negara ini sesuai dengan susunan tersebut.

2. ANALISA SITUASI

2.1. KONTEKS PEMBANGUNAN15. Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau

yang terletak antara Samudra Hindia dan Pasifik. Hal ini sangat beragam, terdiri dari beberapa identitas etnis, budaya dan bahasa. Dengan perkiraan 240 juta orang, Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia, demokrasi ketiga yang paling padat penduduknya dan mengandung penduduk Muslim terbesar ketiga di dunia. Pernah dijajah Belanda, Indonesia secara resmi merdeka pada tahun 1945. Setelah merdeka, Indonesia diperintah berturut-turut oleh rezim otoriter yang memusatkan kontrol negara. Setelah runtuhnya kekuasaan militer pada tahun 1998 selama krisis keuangan Asia, proses desentralisasi dan reformasi yang cepat dan berskala luas dimulai, membalikkan konsolidasi panjang akan kontrol sentral yang menahun. Desentralisasi melihat provinsi, pemerintah kabupaten dan kota mulai memainkan peran yang semakin penting dalam pelayanan publik.

16. Indonesia baru-baru ini mencapai status Negara Berpenghasilan Menengah, dan merupakan Anggota G-20. PDB Indonesia sebesar US $ 640 milyat, dengan pendapatan per kapita sekitar US $ 4.300. Secara umum, Indonesia telah mengalami kinerja ekonomi yang positif selama dekade terakhir. Indonesia melewati krisis keuangan terbaru dengan relatif baik, dan ekonominya diperkirakan akan naik sekitar 6,7% pada tahun 2012. Indonesia menempati urutan keempat dalam Program Pembangunan PBB (UNDP) Indeks Perkembangan Manusia dalam hal perbaikan dalam pembangunan manusia tercepat.

17. Meskipun indikator makroekonomi yang positif, Indonesia belum mampu mengurangi kemiskinan bagi banyak warganya. Lebih dari 32 juta orang Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Sekitar 110 juta orang masih hidup dengan kurang dari US $ 2 per hari. Menurut Laporan Perkembangan Manusia PBB tahun 2010, Indonesia diklasifikasikan sebagai Negara dengan Perkembangan Manusia Menengah, peringkat 108 dari 169 negara.3

3 Referensi dari Laporan Perkembangan Manusia UNDP 2010; Komunitas Indonesia-Eropa, Makalah Strategi (2007-2013), [Makalah Strategi Indonesia/EC], Grup Bank Dunia, Berinvestasi dalam Institusi Indonesia, Laporan No. 4485-IND (22 Juli 2008) [Berinvestasi di Indonesia]; UNDP, Laporan Perkembangan Manusia Asia Pasifik 2010; Dana Moneter Internasional, Pandangan Ekonomi Dunia 2010: Menyeimbangkan Kembali Pertumbuhan [IMF Economic Outlook]; Pemerintah Indonesia dan UNDP, Rencana  Aksi Program Negara 2011-2015.

Page 6: UNODC Country Programme Indonesia

2.2. ANCAMAN PENILAIAN

2.2.1. Kejahatan Transnasional Terorganisir dan Perdagangan Gelap18. Pemerintah Indonesia telah secara proaktif berusaha untuk meningkatkan kemampuannya

untuk memerangi ancaman terhadap pengembangan kejahatan transnasional terorganisir (TOC) dan perdagangan gelap. Pemerintah telah menandatangani dan meratifikasi banyak instrumen hukum internasional yang kritis. Bersama dengan Pemerintah Australia, Indonesia juga mengetuai proses Bali yang menyatukan lebih 50 negara untuk bekerja pada langkah-langkah praktis untuk memerangi perdagangan manusia (TIP) dan penyelundupan migran (SOM). Pemerintah telah terus meningkatkan kapasitas aktor dan lembaga institutional, termasuk pelatihan unit khusus untuk memerangi TOC dan perdagangan, dan telah berhasil menuntut dan menghukum individu untuk pelanggaran tersebut.

19. Meskipun kemajuan ini, negara terus menghadapi TOC serius dan ancaman perdagangan gelap. Kapasitas lembaga dan pejabat untuk berurusan dengan ancaman TOC tampaknya tidak cukup. Karena sejarah subordinasi untuk tentara, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah diperlengkapi dengan buruk secara tradisional, baik secara kelembagaan maupun operasional, untuk merespon dengan tepat kejahatan serius, termasuk perdagangan narkoba. Lembaga lain, seperti lembaga peradilan dan Kejaksaan Agung (Kejagung), memiliki kendala kapasitas yang sama. Yang mempersulit warisan ini adalah susunan geografis Indonesia. Dengan 56.716 kilometer garis pantai dan banyaknya pulau yang tersebar pada tiga zona waktu, Indonesia memiliki sejumlah daerah terpencil dan sulit untuk dikontrol yang dapat mudah digunakan sebagai titik masuk dan keluar pedagang gelap dan penyelundup. Pihak penegak hukum dan Angkatan Laut Indonesia diperlukan untuk melindungi dan memantau daerah-daerah yang sangat besar. Namun, lembaga ini sering kekurangan pelatihan untuk menegaskan kontrol penuh atas batas maritim.

20. Kelemahan perbatasan Indonesia memperburuk kerentanan negara akan TIP, obat-obatan dan sumber daya alam, serta SOM. Indonesia adalah negara sumber utama untuk TIP. Kebanyakan korban terutama diperdagangkan untuk kerja paksa dan perbudakan utang di negara-negara Asia lainnya dan Timur Tengah. Perempuan dan anak perempuan diperdagangkan untuk kerja paksa dan perbudakan seksual dan prostitusi, baik secara internal maupun regional.4

Indonesia juga merupakan zona utama untuk SOM, sering perjalanan ke Australia.5 Kelompok kriminal dalam banyak kasus terlibat secara bersamaan dalam beberapa kegiatan terlarang, termasuk TIP, SOM dan perdagangan narkoba.6

21. Budidaya dan penyalahgunaan ganja meningkat, dengan lembaga-lembaga Indonesia menyita 82% dari total penyitaan ganja di Asia Tenggara pada tahun 2009.7 Sementara ganja terus menjadi narkoba yang paling umum digunakan, penggunaan amphetamine jenis stimulan

4 Departemen Luar Negeri, Amerika Serikat, Laporan Perdagangan Manusia, pp. 158-159 (Juni 2009).5 Lutfia, Ismira, Indonesia, panggilan Timor Leste untuk Forum Regional untuk Membahas Penyelundupan Manusia, Perdagangan, Jakarta Globe (4 Maret 2011).6 Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan, Kejahatan Terorganisir Transnasional dan Industri Perikanan, pp. 70-71, 91, 95.7 SMART - Pola dan Tren dari Stimulan jenis Amphetamine dan narkoba lain - Asia dan Pasifik Indonesia, UNODC.

Page 7: UNODC Country Programme Indonesia

(ATS) berkembang pesat. Telah ada peningkatan lima kali lipat dalam fasilitas produksi ATS yang tidak terdefinisi yang digeledah selama empat tahun terakhir dan peningkatan tiga kali lipat dalam penangkapan terkait methamphetamine pada tahun 2009 dibandingkan pada tahun 2006. Indonesia secara resmi menjadi negara transit untuk narkoba, dengan banyaknya pasokan yang berasal dari Eropa dan bagian lain di Asia. Selama lima tahun terakhir, pembuatan domestik ATS telah meningkat untuk memenuhi permintaan yang meningkat untuk methamphetamine kristal dan ekstasi (MDMA). ATS yang diproduksi secara lokal juga diperdagangkan secara internasional, pada tingkat yang memicu kekhawatiran bahwa Indonesia akan segera menyaingi Eropa sebagai penyedia permintaan MDMA dunia.8 Meningkatnya penyalahgunaan suntik methamphetamine di Indonesia juga telah dilaporkan.9 Kecenderungan ini terus meningkatkan kekhawatiran bagi kesehatan penduduk Indonesia karena pengguna narkoba, terutama pengguna narkoba suntik, merupakan pendorong utama endemik HIV negara.

22. Perdagangan hasil kehutanan ilegal, dan dalam beberapa penebangan liar, merupakan tantangan utama. Indonesia adalah rumah bagi hutan hujan tropis yang luas dan beragam flora dan fauna. Hutan Indonesia lenyap pada tingkat tertinggi di dunia.10 PBB telah memperkirakan bahwa 1,37 juta hektar hutan lenyap setiap tahunnya antara tahun 1990 dan 2005 di Indonesia sebagai akibat langsung dari penebangan legal dan liar, konversi hutan menjadi lahan pertanian dan industri tanaman, pertambangan, kebakaran hutan dan pembangunan jalan.11 Kerugian ini terutama disebabkan oleh manajemen dan penegakan hukum yang tidak efektif. Penebangan liar dan konversi hutan ini juga telah membuat Indonesia sebagai emitor karbon terbesar ketiga di dunia. Hasil kehutanan Indonesia yang tidak “terdokumentasi” menyebabkan kerugian ekonomi penduduk Indonesia sekitar US $ 3 miliar per tahun.12 Masyarakat pedesaan bergantung pada sumber daya alam - seperti kayu, satwa liar dan hasil hutan non-kayu - karena mata pencaharian mereka lebih dari masyarakat perkotaan. Menipisnya sumber daya tersebut yang disebabkan oleh kegiatan illegal melanggengkan jaring kemiskinan dan menghadapkan masyarakat pedesaan pada daya tarik pengembalian moneter yang cepat dengan bergabung dengan kelompok kriminal yang memanfaatkan hasil hutan.

2.2.2. Korupsi23. Korupsi merupakan hambatan serius dalam pengembangan di Indonesia dan memerangi

korupsi telah menjadi prioritas utama dari era reformasi. Indonesia memilih Presiden Yudhoyono pada tahun 2004 sebagian besar karena janji-janjinya untuk melawan penyuapan dan korupsi, dan bahwa pesan tersebut terus berlanjut selama masa jabatan kedua. Pemerintah meluncurkan Rencana Aksi Nasional dalam Memberantas Korupsi yang menetapkan agenda anti-korupsi Pemerintah. Pemerintah Indonesia didukung berbagai lembaga yang bertugas memerangi korupsi, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan pengadilan anti korupsi nasional.

8 Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan: Program Global SMART 2010, Pola dan TrenStimulan Jenis Amphetamine dan Narkoba Lainnya, pp. 69-73.9 Badan Pengawas Narkotika Internasional, Laporan Badan Pengawas Narkotika Internasional untuk tahun 2010 (2010).10 Kelompok Bank Dunia, Melestarikan Hutan Indonesia: Strategi untuk Bank Dunia, p. 12 (Juni 2006) [Mempertahankan Hutan Indonesia].11 PBB Indonesia, Inggris untuk REDD + di Indonesia:. Bagan untuk pengulasan, pp 3 (April 2011)12 Mempertahankan Hutan Indonesia, hlm. 8-9.

Page 8: UNODC Country Programme Indonesia

Pemerintah juga membentuk susunan regulasi utama, seperti regulasi bisnis dan pengadaan publik.13 Kejaksaan telah menuntut pemerintah tingkat tinggi dan pejabat bisnis dalam bidang korupsi, meningkatkan enam kali lipat penuntutan atas kasus korupsi dari tahun 2004-2009.14

Pemerintah telah menggabungkan masyarakat sipil dan organisasi non-pemerintah (LSM) ke dalam proses reformasi untuk membuat beberapa jaringan aktor anti-korupsi. Peringkat persepsi korupsi Indonesia telah terus menurun. Survei iklim investasi menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam persepsi keparahan korupsi perusahaan lokal.

24. Namun, korupsi tetap menjadi masalah serius dan secara keseluruhan, kemajuan berjalan lambat. Mekanisme pengulasan dalam pelaksanaan UNCAC oleh Indonesia mengidentifikasi kebutuhan utama akan kriminalisasi sebagai amandemen ketentuan kriminalisasi saat ini yang berkaitan dengan hukuman yang berlaku untuk penyuapan, menindakpidana penyuapan aktif pejabat asing, mendefinisikan terminologi tentang penggelapan, untuk menutupi keuntungan non-materi juga di bawah penyalahgunaan fungsi; dalam penegakan hukum menggunakan pengadilan pidana untuk mengadili kasus suap kecil polisi, menetapkan prosedur untuk menangguhkan pejabat publik pada titik investigasi, mengulas informasi - mengumpulkan kekuatan PPATK, amandemen undang-undang waktu kontrak, memberdayakan Kejaksaan dan Kepolisian untuk menyelidiki pejabat tinggi tanpa izin sebelumnya, memastikan manajemen yang lengkap dari properti yang disita, beku dan diambil alih dan perlindungan pelapor, menganggap korupsi sebagai faktor yang relevan dalam proses hukum untuk membatalkan atau menarik kembali suatu kontrak, menarik konsesi atau instrumen lain yang sejenis dan memastikan kerahasiaan utama bank oleh semua instansi dan juga menyarankan langkah-langkah untuk memperkuat ekstradisi yang ada dan prosedur bantuan hokum secara timbal balik.15 Salah satu alasan untuk kecepatan yang moderat dalam reformasi isu-isu korupsi adalah perlindungan lembaga budaya yang tertanam dalam.16 Seringkali, tindakan menyuap atau korupsi tidak dilihat oleh pihak berwenang Indonesia sebagai praktik korupsi. Meningkatkan pelatihan dan pengetahuan tentang jenis kegiatan yang menimbulkan korupsi merupakan kunci dalam mengubah sikap ini.

25. Tantangan kedua dalam memberantas korupsi adalah bahwa mekanisme pengawasan di Indonesia sebagian besar kekurangan sumber daya. Banyak lembaga kekurangan kapasitas dan keterampilan lebih yang dibutuhkan untuk menangani kasus-kasus korupsi yang kompleks dan penyalahgunaan anggaran publik, terutama dalam penyelidikan, pengawasan dan teknik wawancara. Ada juga suatu kelangkaan pelatih yang mampu memberikan bimbingan dan instruksi yang diperlukan secara konsisten. Upaya penggabungan reformasi yang lebih lanjut adalah komunikasi dan koordinasi yang lemah antara lembaga-lembaga penting seperti Kejaksaan, Polri dan KPK. Ini menghambat penyebaran informasi, kemampuan untuk menyatukan sumber daya dan pada akhirnya penuntutan yang efektif bagi kasus korupsi.

13 UU No. 28 tahun 1999 tentang Pemerintahan Eksekutif yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU 31/1999); UU No. 15 tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang; UU No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU 30/2002).14 Berinvestasi di Indonesia, pp. 10, 81, 119.15 Laporan ulasan mekanisme UNCAC di Indonesia16 Makalah Strategi Indonesia / EC Strategi Kertas, p. 6.

Page 9: UNODC Country Programme Indonesia

2.2.3. Terorisme26. Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah mengalami beberapa serangan teroris

yang parah, menghadapi tantangan terorisme utama dan telah membuat kemajuan yang mengesankan dalam melawan hal tersebut. Kecenderungan kelompok teroris yang beroperasi di Indonesia untuk fokus pada target yang "lemah" mengakibatkan pemboman restoran di Bali yang sering dikunjungi oleh orang Barat pada tahun 2002 dan 2005. Pada bulan Juli 2009, Pemboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton di Jakarta menewaskan 29 jiwa dan melukai 150 orang.

27. Pemerintah Indonesia memprakarsai upaya luas untuk melawan ancaman dari terorisme dalam perbatasannya segera setelah pemboman Bali tahun 2002. Sejak itu, Indonesia semakin memperluas kemampuannya untuk melawan proliferasi kegiatan teroris. Polri telah berhasil membongkar beberapa jaringan teroris dan Pemerintah terus memperkuat kemampuan unit Polisi pelawan terorisme (Densus 88). Pemerintah juga telah membuat kemajuan yang signifikan dalam mengakhiri konflik perpecahan di Aceh dan Papua, yang telah membantu mengurangi serangan teroris oleh para pemecah. Akhir-akhir ini, radikalisasi skala besar dari siswa yang terdaftar di pesantren (Sekolah Islam) dan penyebaran selanjutnya dari pengaruh tersebut di universitas biasa merupakan penyebab keprihatinan.

28. Indonesia telah membuat kemajuan penting dalam memperkuat rezim hukum terhadap terorisme, sesuai dengan perjanjian internasional melawan terorisme. Langkah-langkah lebih lanjut bagaimanapun diperlukan untuk menyelesaikan proses pembangunan rezim hukum. Indonesia telah meratifikasi tujuh dari 16 instrumen universal terorisme. Langkah-langkah dilakukan untuk meratifikasi tiga instrumen lainnya. Area penting yang membutuhkan perhatian lebih lanjut adalah bagi Indonesia untuk menjadi Negara Pihak untuk perjanjian yang berkaitan dengan keselamatan navigasi maritim.

29. Susunan hukum yang ada - undang-undang tentang pemberantasan tindak pidana terorisme (Undang-Undang Nomor 1/2003), ekstradisi (Undang-Undang Nomor 1/1979) dan bantuan hokum secara mutual dalam masalah pidana (UU Nomor 1/2006) - memberikan alasan untuk yurisdiksi sebagaimana diatur oleh konvensi internasional. Namun, kejelasan lebih lanjut perlu ditetapkan pada yurisdiksi untuk sepenuhnya melaksanakan persyaratan mengekstradisi atau menuntut. Selain itu, rezim hukum yang ada pada kerjasama internasional dalam masalah pidana dapat memiliki hambatan hukum mengenai interpretasi kejahatan teroris sebagai pelanggaran politik karena Undang-Undang Nomor 1/2003 tidak mencantumkan kejahatan-kejahatan tersebut sebagai kejahatan non-politik untuk tujuan ini saja bila dilakukan dengan niat terorisme. Indonesia saat ini bekerja untuk meningkatkan rezim hukum dalam melawan pendanaan terorisme. Indonesia perlu meninjau kembali Undang-Undang Nomor 1/2003 bersama dengan KUHP untuk memastikan bahwa semua pelanggaran ditetapkan sejalan dengan persyaratan hukum internasional.

30. Selama bertahun-tahun, Indonesia juga telah membangun kapasitas implementasi nasional yang luas untuk respon peradilan pidana terorisme. Namun demikian, ada beberapa daerah tematik dan fungsional di mana kapasitas upaya peningkatan ini perlu dilanjutkan dan diperkuat.

Page 10: UNODC Country Programme Indonesia

2.2.4. Peradilan Pidana31. Era reformasi telah melihat lembaga peradilan pidana di Indonesia membangun kembali

kemerdekaan mereka, meningkatkan kemampuan mereka dan meningkatkan respon mereka terhadap hak manusia. Pada tahun 2003, Mahkamah Agung menyetujui bagan untuk reformasi yang komprehensif. Sebagai hasilnya, peradilan Indonesia telah berubah menjadi cabang pemerintahan yang independen. Lembaga pemerintahan lainnya, seperti Kejaksaan Agung dan Polri, menyetujui rencana reformasi mereka sendiri. Layanan pemasyarakatan dan manajemen, serta masyarakat hukum, juga telah mengejar reformasi inisiatif.

32. Meskipun banyak keuntungan ini adalah nyata dan telah menjadikan kehidupan sehari-hari penduduk Indonesia lebih baik, terdapat kapasitas yang cukup besar untuk perbaikan. Peradilan, polisi, jaksa dan layanan pemasyarakatan kurang didanai. Diperlukan penguatan lebih lanjut dari kompetensi operasional dan manajerial mereka untuk secara efektif melakukan mandat. Gaji bagi banyak pejabat peradilan sektor nyaris menutupi kebutuhan dasar, berdampak negatif bagi pelaksanaan. Kelebihan kapasitas adalah fitur dari banyak penjara di Indonesia yang mengarah ke kesulitan dalam hal kondisi penjara, program reintegrasi dan rehabilitasi dan keamanan. Ada juga kebutuhan untuk memperkenalkan dan menerapkan sanksi dan langkah-langkah non-penahanan. Koordinasi dan kerjasama antara peranan kelembagaan utama juga lemah, menghalangi upaya reformasi.

33. Meningkatkan akses terhadap keadilan bagi kelompok yang rentan, terutama untuk anak-anak, dan wanita yang merupakan subjek dalam kekerasan rumah tangga, adalah penting. Karena tanggapan yang tidak memadai dalam melayani anak yang berada dalam konflik dengan hukum, anak-anak sebagian besar kehilangan haknya dalam sistem peradilan pidana di Indonesia. Akibatnya, anak-anak biasanya dipenjara bersama orang dewasa di fasilitas penjara normal. Perkiraan oleh UNICEF menyatakan bahwa 84% dari anak yang dipenjara di Indonesia ditempatkan di penjara dewasa yang tidak memiliki akses ke pendidikan atau jasa kesehatan.17

Untuk korban wanita dalam kekerasan rumah tangga, perlindungan hukum dan polisi sulit untuk diakses dan banyak wanita berjuang untuk mempertahankan hak asasi mereka.18

2.2.5. Narkoba dan HIV19

34. Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk merespon tantangan dalam penyalahgunaan obat dan ketergantungan narkoba. Pada tahun 2009 pemerintah Indonesia mengeluarkan undang-undang (UU 35/2009) yang, di antara perintah lain, mengklasifikasikan pengguna narkoba sebagai pasien dan bukan penjahat. Ini adalah sebuah langkah positif dalam menangani secara lebih efektif pengguna narkoba dan ketergantungan narkoba. Pemerintah menambah pendekatan dengan mengeluarkan dekrit yang menunjuk Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai lembaga utama yang memiliki tanggung jawab memimpin penanggulangan narkoba.

17 Rayda, Nivell, Di Keadilan Anak, Belenggu Berukuran Dewasa, Jakarta Globe (4 April 2011).18 Bank Pembangunan Asia, Proyek Loka Karya Anti Kekerasan Terhadap Perempuan untuk Kelompok Rakyat Perempuan, Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita.19 Intervensi UNODC dalam isu-isu HIV mengatasi tanggung jawab UNODC sebagai pihak sponsor UNAIDS untuk HIV dalam pengaturan pemasyarakatan dan berhubungan dengan pengguna narkoba.

Page 11: UNODC Country Programme Indonesia

35. Meskipun undang-undang yang baru saja disahkan merupakan kemajuan, terdapat tantangan bagi Pemerintah Indonesia dalam menanggapi penggunaan dan ketergantungan narkoba. Pada tahun 2008, BNN memperkirakan bahwa ada 3,3 juta pengguna narkoba di Indonesia, di mana 26% adalah pengguna 'eksperimental' dan 27% adalah pengguna ‘biasa’. Sisanya, 40% adalah ketergantungan obat non-suntik dan 7% dari ketergantungan obat suntik. Dalam upaya untuk menunda penggunaan dan memberikan pengobatan untuk pengguna narkoba ini, upaya Pemerintah Indonesia di area ini perlu memfokuskan dalam mendefinisikan pendekatan yang diambil untuk 'pencegahan primer’ dan juga jalan di mana pengadilan akan menangani kasus penggunaan narkoba. Ini termasuk pendidikan terkait dengan penggunaan obat berdasarkan bukti dan alternatif untuk hukuman berbasis masyarakat (non pemasyarakatan). Tantangan multi-sektoral ini akan membutuhkan pengembangan peraturan baru yang akan berdampak pada banyak lembaga Pemerintah lainnya, dan dengan demikian mandat meningkatkan kerjasama dan komunikasi antarlembaga.

36. Pemerintah Indonesia telah secara proaktif merespon tantangan HIV. Pemerintah mendirikan Komisi Nasional AIDS (KPA) dengan Peraturan Presiden pada tahun 2006, mengembangkan strategi nasional pada tahun 2007 dan Rencana Aksi Nasional. Rencana dan strategi ini sepenuhnya didanai hingga 2014. Di Indonesia secara keseluruhan, prevalensi HIV nasional rendah sekitar 0,02%. Diperkirakan ada 186.257 orang yang hidup dengan HIV.

37. Meskipun prevalensi nasional yang rendah, wilayah di Indonesia dan beberapa kelompok demografi memiliki tingkat HIV pada level epidemis. Di Jawa, Bali dan beberapa provinsi utara Sumatera, terdapat epidemi HIV terkonsentrasi, sebagian besar di antara pengguna narkoba suntik. Di Provinsi Papua dan Papua Barat terdapat wabah umum, yang terutama didorong oleh perilaku heteroseksual yang tidak dilindungi.

38. Pengguna narkoba suntik dan para tahanan merupakan dua kelompok dengan tingkat epidemis HIV. Terdapat kira-kira 105.784 pengguna narkoba suntik (kisaran 73.663 - 201.131) di Indonesia.20 Di antara kasus AIDS kumulatif yang dilaporkan sampai dengan Desember 2010, 38,3 persen termasuk di antara orang-orang yang menyuntikkan narkoba.21 Penjara-penjara, karena kepadatan yang konstan, kurangnya gizi dan terbatasnya akses ke perawatan kesehatan, menyebabkan tahanan berisiko terhadap HIV.22 Departemen Kemasyakaratan melaporkan bahwa ada 133.252 orang dipenjara di Agustus 2010. Prevalensi HIV di kalangan laki-laki dalam pengaturan pemasyarakatan adalah 1,1% dan di antara wanita 6%.23 Risiko HIV termasuk penggunaan jarum suntik yang tidak steril, seks anal dan vaginal yang tidak terlindungi, penindikan, modifikasi genital dan tato.

20 Departemen Kesehatan Indonesia, Laporan Estimasi Populasi HIV 2009.21 Komisi Nasional AIDS (KPA), Republik Indonesia, Januari.22 Indonesia memiliki lebih dari 400 lembaga pemasyarakatan termasuk 14 khusus untuk 'tahanan narkotika'. Ada 6.000 tempat yang tersedia, tetapi lebih dari 30.000 narapidana, yang mengakibatkan tingkat kepadatan yang parah.23 Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan Direktorat Pemasyarakatan, Prevalensi HIV dan Sifilis dan Studi Risiko Perilaku antara Narapidana di Lapas dan Rutan di Indonesia (2010).

Page 12: UNODC Country Programme Indonesia

2.3. KEBIJAKSANAAN DAN PRIORITAS PEMERINTAH INDONESIA39. Program Negara ini terkait dengan prioritas pembangunan Pemerintah Indonesia

sebagaimana dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Republik Indonesia (RPJMN) 2010-2014. Tanggapan terprogram, yang dibahas dalam pembangunan dan bidang prioritas RPJMN.24 Dari delapan Misi Pembangunan Nasional, berikut ini adalah yang berada dalam mandat UNODC dan di mana program ini akan mendukung:

Mewujudkan masyarakat demokratis berdasarkan aturan hukum, Mewujudkan Indonesia yang aman, damai dan bersatu, Mewujudkan pembangunan yang merata dan adil, Mewujudkan Indonesia yang seimbang dan berkelanjutan, Mewujudkan Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan yang

didasarkan pada kepentingan nasional, dan Mewujudkan Indonesia yang memiliki peran penting dalam masyarakat internasional

40. Selain delapan Misi Pembangunan Nasional, RPJMN mendaftarkan 11 bidang prioritas dan tiga prinsip lintas sektoral.  Program Negara Terpadu ini akan mendukung daerah prioritas (1) birokrasi dan reformasi tata kelola, (2) kesehatan, (3) manajemen lingkungan dan bencana, (4) yang kurang berkembang, terdepan, terluar dan daerah pasca konflik, dan semua tiga prinsip lintas sektor politik, hukum dan keamanan dan kesejahteraan rakyat.

2.3.1. Efektivitas Bantuan dan Komitmen Jakarta41. Semua dukungan UNODC kepada Pemerintah Indonesia akan sejalan dengan Komitmen

Jakarta untuk Efektivitas Bantuan. Komitmen Jakarta merupakan peta jalan untuk Pemerintah Indonesia dan mitra pembangunan untuk melaksanakan Deklarasi Paris tentang Efektivitas Bantuan dan Agenda Aksi Accra di Indonesia. Rencana tiga titik bertujuan untuk: (i) Memperkuat kepemilikan nasional dalam pembangunan; (ii) Membangun kemitraan yang lebih efektif dan inklusif untuk pembangunan; dan (iii) Memberikan dan mempertanggungjawabkan hasil pembangunan. Secara khusus, Komitmen Jakarta berupaya untuk memperkuat proses regional dan lembaga-lembaga yang memfasilitasi kerjasama dan bursa antar-Selatan. Dalam susunan ini, UNODC akan berhubungan erat dengan mitra PBB lainnya untuk mencari peluang untuk kolaborasi bersama dan untuk mempromosikan koherensi dalam pelaksanaan dalam rangka mencapai tujuan Indonesia, membatasi pengeluaran tambahan dan melestarikan sumber daya.

2.4. KEMITRAAN42. UNODC mengakui pentingnya kemitraan strategis dalam mencapai dampak, hasil dan

keluaran dari Program Negara ini. Dalam bekerja selama empat terakhir tahun di Indonesia, Kantor telah membentuk hubungan kerja yang erat dengan lembaga pemerintah seperti Kementerian Luar Negeri, BAPPENAS, Departemen Kesehatan, Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, Polri, BNN, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, KPK, KPA, Laporan Keuangan dan Pusat Analisis (PPATK), Departemen Kehutanan, Direktur Jenderal Imigrasi, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Satuan Tugas Kepresidenan untuk Pemantauan dan Pengendalian Pembangunan, badan yang bertugas menyelidiki berbagai keluhan masyarakat dan banyak lainnya.24 Lihat Lampiran III.

Page 13: UNODC Country Programme Indonesia

43. UNODC telah berkolaborasi secara ekstensif dengan instansi-instansi tersebut dalam membangun kapasitas atau dalam fungsi saran dan perencanaan. Kantor telah membentuk hubungan yang produktif dan menguntungkan dengan pimpinan lembaga-lembaga dan bertujuan untuk memperdalam keterlibatannya melalui proyek yang berkelanjutan dan baru. UNODC berusaha untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan Pemerintah Indonesia di tingkat sub-nasional. Pada tingkat ini lah di mana penguatan kapasitas paling dibutuhkan. UNODC akan memanfaatkan kemitraan regional dan lokal untuk menjangkau para pemangku kepentingan untuk memastikan inklusi dalam kegiatan.

44. UNODC yang bekerja di Indonesia akan berpusat pada tindakan kolektif keluarga PBB. UNODC berusaha untuk memberikan sebagai "satu" PBB, dan bertujuan untuk memastikan koherensi, melengkapi karya badan-badan PBB lainnya. Prioritas UNPDF untuk Indonesia 2011-2015, yang bersama-sama disepakati oleh Pemerintah Indonesia dan PBB di Indonesia, telah memandu pengembangan Program ini. Program Negara ini akan mendukung hasil UNPDF berikut ini: (i) pelayanan sosial, (ii) penghidupan yang berkelanjutan, (iii) tata kelola dan (iv) perubahan iklim dan lingkungan. UNODC akan terus bekerja sama dengan rekan-rekan PBB dalam program bersama. Lingkup kemitraan antar-PBB akan memperkuat dan menumbuhkan program baru dan konvergensi geografis, sejalan dengan prinsip UNPDF. Sebagai bagian dari satu respon UN, UNODC akan bekerja dengan badan-badan PBB lainnya untuk memperluas dukungan untuk REDD + Tugas Angkatan Pemerintah Indonesia di bawah lingkungan multi donor dana perwalian.

45. UNODC akan meneruskan keterlibatannya dengan institusi regional. Dari catatan khusus adalah Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), yang memiliki Sekretariat di Jakarta. Dimanapun berlaku, UNODC akan membangun atas inisiatif yang ada dengan ASEAN. Dalam mencapai persetujuan dengan ASEAN dan mekanisme lainnya, UNODC akan bekerja untuk mengembangkan dan memperkuat pertukaran antar-Selatan dan pengaturan berbagi pengetahuan untuk meningkatkan baik praktik terbaik nasional dan internasional.

46. UNODC telah menandatangani kemitraan strategis dengan LSM dan Indonesia organisasi pelayanan masyarakat (CSO) untuk melengkapi kualitas pelayanan tersebut. Organisasi-organisasi ini penting dengan menggunakan jaringan mereka dengan masyarakat lokal untuk melibatkan warga dalam proses pengambilan keputusan. Mitra dekat dari UNODC di Indonesia termasuk Transparansi Internasional Indonesia, Pengawasan Korupsi dan Kemitraan Indonesia. Sambil terus meneguhkan dan memperkuat kemitraan yang ada, UNODC akan mencari kesempatan tambahan untuk berkolaborasi dengan organisasi yang dapat membantu Pemerintah Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunannya.

47. UNODC juga akan menyelaraskan kerjanya di Indonesia dengan pekerjaan semua donor bilateral dan multilateral dan lembaga yang bekerja di daerah yang sama. Hal ini saat ini sedang didukung secara substansial oleh Uni Eropa dan Pemerintah Norwegia selain di Jerman dan Swedia dalam proyek-proyeknya saat ini.

Page 14: UNODC Country Programme Indonesia

2.5. KESEMPATAN STRATEGIS UNTUK DUKUNGAN UNODC48. UNODC bekerja dalam mandat nya25 untuk mendukung negara-negara anggota untuk

meningkatkan tanggapan mereka terhadap masalah yang berkaitan dengan kejahatan global, perdagangan gelap, korupsi, terorisme, penggunaan narkoba dan HIV. UNODC bekerja untuk menciptakan dan memperkuat legislatif, yudikatif dan sistem kesehatan untuk melindungi orang-orang yang paling rentan dalam masyarakat. Hal ini pada gilirannya menaikkan pembangunan sosial-ekonomi dan keamanan manusia jangka panjang.

49. Dukungan UNODC di Indonesia akan semakin memfokuskan pada penyediaan kebijakan dan saran strategis dalam mengembangkan kebijakan dan strategi nasional dalam wilayah yang diamanatkan UNOD. UNODC akan menyeimbangkan tugasnya antara fungsi pelaksanaan proyek dan kebijakannya, intervensi sektor dan program. Akhirnya, UNODC akan lebih fokus pada kebijakan, saran legislatif dan para ahli, serta fungsi menasihatkan. hulu ini Pendekatan kebijakan ini sejalan dengan UNPDF dan akan bertujuan untuk memperkaya susunan kebijakan, peraturan dan kemampuan di semua tingkatan - nasional, regional, provinsi dan daerah.

2.5.1. Memprioritaskan Kerja UNODC di Indonesia50. Fokus signifikan dari UNODC akan berhubungan dengan peningkatan kapasitas

lembaga-lembaga pemerintahan dalam menanggulangi dan mencegah korupsi di Indonesia, memerangi kejahatan transnasional terorganisir, menangani masalah penebangan liar dan perubahan iklim dan tugas yang berkaitan dengan narkoba dan HIV. Wilayah-wilayah "inti" ini di mana Kantor mempertahankan ahli teknis, serta mereka yang telah menerima dukungan keuangan yang paling konsisten. Kantor akan memanfaatkan keunggulan komparatifnya dengan menawarkan saran ahli dan sumber dari praktik terbaik di seluruh dunia, menjalankan peran katalis dalam membawa reformasi di wilayah-wilayah inti tersebut. UNODC juga akan bekerja untuk membangun kemampuan masyarakat sipil dalam menangani masalah ini. UNODC akan bermitra dengan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan tanggapan terhadap warganya, khususnya kelompok yang rentan dan kurang beruntung.

51. Selain wilayah-wilayah inti ini, Kantor telah mengidentifikasi wilayah-wilayah “prioritas” di mana diskusi serius dengan Pemerintah dan mitra pengembangan telah terjadi. Di wilayah-wilayah ini Kantor yakin alur kerjanya akan diperluas untuk mencakup intervensi dalam penyelundupan migran, perdagangan manusia, reformasi peradilan pidana, keadilan anak dan isu reformasi penjara.

52. UNODC di Indonesia juga telah memainkan peran penting dalam mengidentifikasi peluang baru di bidang pekerjaan sesuai dengan mandat UNODC. Dalam UNODC, yang Kantor Indonesia dapat dianggap sebagai pelopor dalam memerangi kejahatan hutan dan dalam mendukung agenda perubahan iklim internasional, khususnya melalui riset pada inisiatif Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (REDD +) dan dampaknya terhadap penegakan hukum dan pemerintahan.  Modus yang sangat proaktif dan eksploratif ini akan terus dicapai.

25 Lihat Lampiran IV untuk daftar lengkap dari mandat UNODC yang relevan.

Page 15: UNODC Country Programme Indonesia

3. TANGGAPAN TERPROGRAM

53. UNODC bekerja dalam kemitraan dengan Pemerintahan Indonesia untuk mendukung tujuan pembangunannya, sejalan dengan komitmen Indonesia untuk konvensi, standar dan norma-norma internasional. Respon terprogram di sini adalah hasil dari konsultasi luas dengan Pemerintahan Indonesia, masyarakat sipil, dan mitra pembangunan lainnya. Setelah berbagai pertemuan dan dialog yang sedang berlangsung, konsultasi dengan Pemerintah Indonesia dan masyarakat sipil untuk menyelesaikan hasil dan pengeluaran untuk Sub-Program 5 jatuh pada tanggal 5 April 2011. Keesokan harinya, UNODC mengadakan konsultasi dipimpin oleh Kementrian Luar Negeri dan dihadiri oleh seluruh kementerian terkait dan kelompok masyarakat sipil, untuk menyelesaikan hasil dan tujuan dari Sub-Program 1, 2 dan 4, mengambil dari hubungan dan perjanjian kerja sebelumnya. Sub-Program 3 diselesaikan pada 7-8 Februari 2011, dan merupakan hasil dari dialog komprehensif selama periode beberapa bulan dengan beberapa instansi pemerintah, Pusat Regional, Kantor Indonesia dan mitra donor. Urusan tentang rancangan Program Negara ini disampaikan kepada donor dan Tim Negara PBB di Indonesia pada tanggal 14 April 2011. Rancangan Program Negara ini dibahas lagi dalam pertemuan dengan Pemerintah Indonesia dan masyarakat sipil pada 2 Mei 2011, dan bersama-sama dipimpin oleh BAPPENAS dan Kementrian Luar Negeri. Pertemuan lebih lanjut dengan BAPPENAS dilakukan pada tanggal 18 Mei 2011.

54. Pemerintah Indonesia telah mengusulkan bahwa BAPPENAS, Kementrian Luar Negeri dan Kementerian Koordinasi untuk Politik, Hukum dan Keamanan akan menjadi titik fokus pemerintah untuk pelaksanaan Program ini. Kementerian-kementrian utama akan membantu koordinasi kepemimpinan dan partisipasi pemerintah dalam masing-masing Sub-Program.

55. Program Negara ini menetapkan visi yang berubah-ubah dan mudah diadaptasi untuk tindakan. UNODC akan tetap fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan yang muncul, termasuk melalui mengadakan ulasan kolaboratif biasa dengan mitra nasional dalam kemajuan dan kinerja dalam melaksanakan Program Negara. Sebagian besar kegiatan yang disajikan di sini hanya indikatif dan tidak seharusnya dianggap sebagai program akhir dan mutlak untuk pembangunan. Kumpulan lengkap kegiatan akan terus dikembangkan dalam konsultasi lebih lanjut, baik secara formal dan informal, dengan Pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Selain itu, penting untuk menekankan bahwa meskipun Sub-Program disajikan secara terpisah, mereka semua saling bergantung dan sangat terkait. Sifat saling ketergantungan ini mengenali beraneka segi tantangan dan kebutuhan untuk respon terpadu.

56. Dalam semua pekerjaan UNODC, prioritas akan diberikan kepada dukungan atas hak asasi manusia, keadilan gender, kesetaraan dan kesehatan. UNODC terus berupaya untuk mencapai tujuan kolektif dari PBB, untuk meningkatkan keamanan manusia dan untuk mencapai standar kepatuhan universal. Sejalan dengan UNPDF, UNODC akan menambahkan nilai dengan memastikan bahwa semua proyek bekerja untuk orang miskin, rentan dan yang kurang beruntung.

Page 16: UNODC Country Programme Indonesia

DampakPeningkatan kapasitas untuk menanggapi dan menghadapi narkoba dan ancaman kejahatan di

IndonesiaSub-ProgramSub-Program 1:

Kejahatan Transnasional

terorganisir dan Perdagangan

Gelap

Sub-Program 2:Anti-Korupsi

Sub-Program 3:Pencegahan Terorisme

Sub-Program 4:Keadilan

Sub-Program 5:Narkoba dan HIV

Hasil1.1. Peningkatan perbatasankeamanan melaluipeningkatan langkah-langkahuntuk melawan perdagangan gelapdan perdagangan

1.2 Perdaganganorang dan operasi penyelundupanmigrandiidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif

1.3 Perdaganganobat-obatan terlarang diidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif

1,4 Kejahatan yangberkaitan denganhutan dan satwa liardiidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif

2.1 Praktik korupsidiidentifikasi dandiselidiki olehlembaga negara

2.2 Peningkatanketerlibatanmasyarakat sipil dan media dalammenerapkan strategi antikorupsi

2.3 Kegiatan pencucian uangdiidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif dan aset kriminal dipulihkan

3.1. Badan legislatif dan susunan peraturan yang melawan terorisme legislatifdidirikan dan bersifatoperasional

3.2 Sistem peradilan pidanatingkat nasionalmenerapkan tindakan melawan terorisme berbasishukum

3.3 Kerjasama transnasional yang efisien danefektif terhadapaspek peradilan pidana yang melawan terorisme

4.1 Agenda reformasiperadilan pidanaPemerintahIndonesiadiimplementaskan secara efektif

4.2 Peningkatansistem responperadilan pidana bagi kelompok yang rentan

5.1 Penggunaan narkoba yang berkegantungan dan bebas dikurangi

5.2 Orang yang ketergantungan narkoba memiliki akses kepengobatan yang lebih efektifdan layanan reintegrasi

5.3 Tujuan akses universaldicapai di antarapenyuntik narkobadan di lembaga pemasyarakatan

5.4 Pencegahan,pengobatan dan perawatan HIVberdasarkan bukti danpraktik yang baik

5.5 Layanan pencegahan,pengobatan dan perawatan HIVdiberikan secara berkelanjutan

Page 17: UNODC Country Programme Indonesia

Program Negara Indonesia

SUB-PROGRAM 1: KEJAHATAN TRANSIONAL TERORGANISIR DAN PERDAGANGAN BEBAS

DampakPengurangan perdagangan dan penyelundupan orang, obat-obatan dan sumber daya

alam terlarangHasil

1.1 Pengendalian PerbatasanPeningkatan

keamanan perbatasanmelalui peningkatan

langkah-langkah untuk

melawan perdagangan bebas

1.2. Perdagangan Manusia &

Penyelundupan Migran

Operasi perdagangan manusia dan

penyelundupan migran diidentifikasi dan ditindaklanjuti

secara efektif

1.3. NarkobaPerdagangan obat-obatan terlarangdiidentifikasi dan

ditindaklanjuti secara efektif

1.4. Satwa liar dan kejahatan hutanKejahatan yang

berhubungan denganhutan dan satwa liar

diidentifikasidan ditindaklanjuti

secara efektif

Pengeluaran1.1.1 Mekanismekeamanan pelabuhanditingkatkan melaluimeningkatnyapengetahuan, keterampilandan pelatihan

1.1.2 Keamanan maritim ditingkatkanuntuk membatasi perdagangan gelap,termasuk penangkapan ikan secara illegal.

1.2.1 Informasi tentang gaya perdagangan manusia dan penyelundupan migran digunakan oleh para pemangku keepentingan untuk tanggapan berdasarkan bukti, termasuk kesadaran akan bertambahnya masyarakat

1.2.2 Aparat penegak hukum, jaksa dan hakim yang berpengetahuan dan mampu

1.2.3 Sistemdidirikan dan digunakan untuk identifikasi danmembantu korban

1.3.1 Informasi tentangproduksi obat-obatan terlarang dan perdagangan digunakan oleh para pemangku kepentingan untuktanggapanberdasarkan bukti

1.3.2 Aparat penegak hukum, jaksa dan hakim yang berpengetahuan dan mampu

1.4.1 Informasi tentang perdagangan kayu dan satwa liar,perambahan lahan illegal dan kejahatan yang terkait digunakan olehpemangku kepentingan untuk menginformasikantanggapan berbasis bukti

1.4.2 Aparat penegak hukum danpejabat khusus yang berpengetahuan dan mampu

1.4.3 Mekanismedidirikan untuk meningkatkankerjasama antarinstansi yang

Page 18: UNODC Country Programme Indonesia

secara efisien

1.2.4 Mekanismedidirikan untuk meningkatkankerjasama danpenyebaran informasiantara lembaga peradilan pidanadi dalam dan lintas batas

bertanggung jawab di dalam dan luar perbatasan1.4.4 Meningkatkan keterlibatan masyarakatdan masyarakat sipiluntuk mengidentifikasi dan melaporkan kejahatan hutan, perikanan dan satwa liar

1.4.5 Pemerintah REDD +strategi dan peringanan perubahan iklim didukung secara efektif

1.4.6 Strategi penghidupan berkelanjutandikembangkan untukmengurangi perambahan hutan dan penebangan liar

Page 19: UNODC Country Programme Indonesia

57. Sejalan dengan prioritas nasional, Sub-Program 1 akan menargetkan dukungan UNODC dalam (1) meningkatkan keamanan perbatasan maritim, (2) mengidentifikasi dan bertindak untuk mencegah dan menghentikan perdagangan manusia dan penyelundupan migran, (3) mengidentifikasi dan bertindak untuk mencegah perdagangan narkoba dan (4) mengidentifikasi dan bertindak untuk mencegah dan menghentikan kejahatan satwa liar dan hutan, khususnya penebangan liar. UNODC Indonesia akan mendukung pelaksanaan tiga sub program yang digariskan dalam Program Tematik UNODC dunia pada Tindakan Melawan Kejahatan Transnasional Terorganisir dan Perdagangan Gelap, termasuk Perdagangan Narkoba 2011-2013: (1) Kebijakan, pengetahuan dan tren internasional, (2) Kapasitas pembangunan dan bantuan teknis regional dan nasional dan (3) Perdagangan manusia dan penyelundupan migran.

58. Untuk meningkatkan keamanan maritim di Indonesia, UNODC akan menekankan peningkatan keamanan pelabuhan melalui kapasitas pembangunan dan bantuan teknis. Kegiatan indikatif dapat termasuk perpanjangan Indonesia dalam gabungan Program Pengendalian Kontainer (PKC) UNODC-Organisasi Bea Cukai Dunia dengan berfokus pada penguatan pengendalian perbatasan nasional melalui penargetan selundupan ilegal dan obat-obatan terlarang dalam angkutan komersial. Selain menerima pelatihan khusus dan peralatan operasi, PKC memperkenalkan pihak berwenang Indonesia ke jaringan pelabuhan dan otoritas mereka yang berhasil bekerja sama untuk menghentikan perdagangan gelap lewat laut. UNODC juga membayangkan kegiatan pelatihan bersama dengan Departemen Kelautan dan Perikanan dan lembaga-lembaga penegak hukum untuk mengatasi kejahatan terorganisir yang terlibat dalam penangkapan ikan ilegal di Indonesia.

59. Awalnya, bantuan UNODC untuk perdagangan manusia dan penyelundupan migran akan terutama membangun atas inisiatif yang ada yang dilakukan oleh Pusat Regional. UNODC akan terus mendukung Unit Koordinasi dan Analisis penyelundupan migran sebagai sarana meningkatkan kerjasama regional dan penyebaran informasi mengenai penyelundupan migran. UNODC juga akan mendukung penyediaan pelatihan berbasis komputer (CBT) untuk aparat penegak hukum dalam meningkatkan kapasitas penegakan hukum, serta sebagai untuk pengembangan identifikasi dan layanan pendukung korban perdagangan dan penyelundupan migran. UNODC Indonesia akan mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk melaksanakan UU Imigrasi 2011 dan ketentuan untuk memerangi penyelundupan migran.

60. Sehubungan dengan produksi narkoba dan perdagangan, UNODC akan terus mendukung pengumpulan, analisis dan penyebaran informasi strategis melalui Program Global SMART, sebuah inisiatif UNODC untuk memantau dan menganalisis tren sintetis global. Karena informasi yang terbatas pada prevalensi narkoba di Indonesia, UNODC dapat melakukan penilaian penggunaan ganja, dan kemungkinan penilaian lainnya. UNODC juga akan terus memberikan pelatihan untuk aparat penegak hukum dalam melawan kejahatan transnasional melalui Pusat Kerjasama Penegakan Hukum Jakarta.

61. UNODC akan terus mendukung upaya memerangi kejahatan satwa liar dan hutan di Indonesia dengan mendukung respon peradilan pidana, khususnya untuk mencegah dan mengadili penebangan liar. Hal ini juga akan berfokus dalam mengidentifikasi dan mengatasi

Page 20: UNODC Country Programme Indonesia

secara tepat risiko korupsi terkait dengan REDD+. Upaya peningkatan kapasitas untuk meningkatkan penegakan hukum di bidang perlindungan sumber daya alam akan membangun pelatihan metodologi yang ada yang dikembangkan oleh UNODC, seperti CBT. Kantor akan memprioritaskan dukungan untuk Satuan Tugas Pemerintah Indonesia REDD + dan Departemen Kehutanan dalam mendukung REDD + dan inisiatif terkait perubahan iklim lainnya.

62. Mitra pelaksana utama untuk Sub-Program 1 akan mencakup: BAPPENAS, Kejaksaan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementrian Luar Negeri, Departemen Kehutanan, Kementerian Koordinator Pemberdayaan Perempuan (MenegPP), Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Polri, Direktur Jenderal Bea Cukai, Otoritas Pelabuhan Indonesia, Penjagaan Pantai Indonesia, Angkatan Laut Indonesia, BNN, Direktur Jenderal Imigrasi, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Departemen Kelautan dan Perikanan, PPATK, Satuan Tugas REDD+, Panel Perubahan Iklim, LSM dan organisasi masyarakat sipil.

Page 21: UNODC Country Programme Indonesia

DampakPeluang dan insentif untuk korupsi dan kejahatan ekonomi berkurang

Hasil2.1 Peningkatan Respon

Penegakan HukumPraktek korupsi

diidentifikasi dandiselidiki oleh lembaga-

lembaga negara

2.2 Masyarakat Sipil dan Media

Menambah perjanjianMasyarakat Sipil & media

dalam melaksanakanstrategi anti-korupsi

2.3 Anti-Pencucian Uang & Pemulihan Aset

Kegiatan pencucian uangdiidentifikasi dan

ditindaklanjuti secara efektif dan asset kriminal dipulihkan

Pengeluaran2.1.1 Hukum, kebijakan dan strategi nasional dalam hal korupsi mencerminkan komitmendi bawah UNCAC

2.1.2 Informasi dihasilkandan tersedia pada dasarnyadan tingkat korupsi

2.1.3 Pengetahuan dan keterampilan penegakan hukum ditingkatkan untukmencegah dan mendeteksi korupsi, sejalan dengan reformasi birokrasi Indonesia

2.1.4 Sistem dan kemampuan manajemen kasus ditingkatkan

2.1.5 Peningkatan koordinasi antar-lembagadan kerja sama internasional dalam melawan korupsi

2.2.1 Forum dan jaringan anti-korupsi dibangun dan diperkuat

2.2.2 Pemantauan pengadilan dan mekanisme pasca keluhan didirikan dan diteruskan dalambidang prioritas tinggi yang disepakati

2.2.3 Kelompok masyarakat sipil, media dan akademisi didukung untuk melaksanakan strategi anti-korupsi

2.3.1 Unit Intelijen Keuangan (PPATK) diperkuat sejalan dengan rencana peningkatan kapasitasnya

2.3.2 Peraturan, kebijakan dan prosedur pencucian uang dan pemulihan aset dikembangkan dandiimplementasikan secara efektif

2.3.3 Hakim, jaksa danaparat penegak hukum memenuhi syarat untukmenerapkan peraturan pencucian uang danpemulihan aset

2.3.4 Mekanisme untukkerjasama internasional yang lebih efektifdikembangkan dan diimplementasikan padaAML dan AR

SUB-PROGRAM 2: ANTI-KORUPSI

Page 22: UNODC Country Programme Indonesia

63. Sub-Program 2 berfokus dalam mendukung upaya anti-korupsi Pemerintah dengan (1) mengidentifikasi dan menyelidiki praktek korupsi oleh pejabat publik, (2) meningkatkan keterlibatan masyarakat sipil dan media dalam memberantas korupsi dan (3) mengidentifikasi dan bertindak atas kegiatan pencucian uang dan mengembalikan aset yang dicuri.

64. UNODC akan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan Strategi Anti Korupsi Nasional (STRANAS-PK). UNODC akan secara aktif mengambil bagian aktif dalam pemantauan dan evaluasi STRANAS-PK, dalam kemitraan dengan Pemerintah dan masyarakat sipil. UNODC akan terus mendukung program pelatihan anti-korupsi khusus untuk KPK, Polri, Kejaksaan Agung, PPATK, pengadilan dan BPK. Selain itu, UNODC akan menargetkan penonton yang lebih luas melalui pengembangan modul CBT akan anti-korupsi. UNODC akan mendukung peningkatan kerjasama dan koordinasi antar lembaga antara lembaga-lembaga anti korupsi. UNODC juga akan fokus pada perluasan kegiatan peningkatan kapasitas di tingkat sub-nasional.

65. Terlepas dari implementasi bersama dari program anti-korupsi dengan LSM seperti Kemitraan, Badan Pengawas Korupsi Indonesia dan Transparansi Internasional Indonesia, UNODC akan terus mendukung penguatan kelompok masyarakat sipil melalui pemberian hibah kecil yang akan digunakan untuk kegiatan anti-korupsi. UNODC akan terus untuk membantu mekanisme peradilan yudisial pasca pengaduan yang dioperasikan oleh LSM yang mendukung di hubungannya dengan Komisi Yudisial dan yang saat ini beroperasi di 9 provinsi. Dalam hal mendorong dan mendukung partisipasi media dalam memerangi korupsi, UNODC akan memberikan pelatihan dalam penyelidikan media korupsi. UNODC juga berencana memulai kampanye anti-korupsi nasional yang ditargetkan pada perempuan dan anak-anak untuk menambah pengetahuan tentang korupsi dan cara mencegahnya. Kantor akan juga melanjutkan seri bicara bulanan dalam "Perjuangan Indonesia melawan Korupsi". Pembicaraan ini mengumpulkan spektrum yang luas dari orang-orang dan mendorong diskusi tentang korupsi.

66. Kegiatan yang dirancang untuk mengidentifikasi dan mencegah pencucian uang dan untuk membantu dalam pemulihan aset akan difokuskan pada peningkatan pelatihan dan peningkatan sumber daya pejabat pemerintah. Proyek UNODC yang sedang berlangsung di wilayah ini akan memasang Go Kasus dan Perangkat Lunak Go AML di instansi pemerintah yang ditargetkan. UNODC akan memberikan pelatihan tentang cara menggunakan perangkat lunak tersebut dan dukungan teknis. Bekerja sama dengan Prakarsa SAR,26 UNODC akan mendukung penyediaan pelatihan bagi lembaga-lembaga penting Indonesia dalam pelacakan dan pemulihan aset, wawancara investigasi, teknik canggih untuk investigasi keuangan dan teknik pencegahan penipuan dan korupsi. Hal ini akan mencakup pelatihan spesifik dalam menyusun permintaan MLA, dan kasus analisis tentang bagaimana untuk menentukan teknik investigasi keuangan yang paling optimal dalam penyelidikan tertentu.

67. Mitra pelaksana dari UNODC di Indonesia untuk Sub-Program 2 antara lain: BAPPENAS, KPK, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan, Polri, BPK, Komisi Yudisial, PPATK, Departemen Keuangan, Bank Indonesia, Mahkamah Agung, Badan Pengawas Korupsi Indonesia, Transparansi Internasional Indonesia dan Kemitraan.

Page 23: UNODC Country Programme Indonesia

26 Prakarsa Pemulihan Aset yang Dicuri, sebuah prakarsa gabungan Bank Dunia dan PBB. SUB-PROGRAM 3: PENCEGAHAN TERORISME

DampakIndonesia mencapai kesiapan terhadap terorisme dan menjalankan tindakan melawan terorisme

berdasarkan aturan hukumHasil

3.1 Kerangka hukumBadan legislatif dan

susunan peraturan untuk melawan terorisme

didirikan dan bersifat operasional

3.2 Kapasitas pelaksanaan sistem peradilan

Sistem peradilan pidana tingkat nasional

menerapkan tindakan melawan terorisme berdasarkan aturan

hukum

3.3 Keadilan transnasional terorganisir

Kerjasama transnasional yang efisien dan efektif dalam aspek keadilan

kriminal yang melawan terorisme

Pengeluaran3.1.1 Legislasi terhadapterorisme disusun dandiberlakukan sesuai dengan alat internasional

3.1.2 Semua alat internasional untuk melawan terorisme disahkan

3.2.1 Sistem peradilan pidana nasional dan BNPT memiliki keterampilan dan alat yang maju untukmelaksanakan ketentuan melawan terorisme

3.2.2 Para pejabat nasional memperoleh kompetensi khusus dalam aspek hukum tematik dalam melawan terorisme

3.2.3 Mekanisme koordinasi dan kerjasama didirikan / diperkuat antara kesatuan nasional yang bersangkutansehubungan denganmenerapkan langkah-langkah melawan terorisme

3.3.1 Pihak berwenang sentral nasional dalam bantuan legal mutual danekstradisi meningkatkan jaringan dalam melawan terorisme

3.3.2 Bantuan legal mutual dan ketentuan ekstradisi tentang terorisme diterapkan sesuai dengan hukum internasional

Page 24: UNODC Country Programme Indonesia

68. UNODC dan Pemerintahan Indonesia telah bekerja sama dengan erat di berbagai hal peradilan pidana yang berkaitan dengan terorisme.  Sub-Program ini akan memperkuat kemitraan yang sedang berlangsung ini dan akan bekerja sama dengan pihak berwenang Indonesia termasuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang baru dibuat untuk: (i) memfasilitasi pengesahan semua instrumen untuk melawan terorisme dan kesesuaian hukum nasional dengan kewajiban-kewajiban internasional;  (ii) membantu untuk menerapkan tanggapan berbasis aturan hukum untuk terorisme; dan (iii) memungkinkan kerja sama peradilan pidana transnasional yang efektif.

69. Memungkinkan suatu kerangka hukum nasional yang efektif dalam melawan terorisme sesuai dengan persyaratan internasional akan menjadi area awal utama dari bantuan UNODC di bawah Sub-Program ini. Oleh karena Indonesia belum mengesahkan beberapa instrumen kontra terorisme yang universal, bantuan akan diberikan untuk mencapai hal ini. Merencanakan kegiatan indikatif juga termasuk mendukung Pemerintah dalam penyusunan dan penerapan undang-undang tentang pendanaan terorisme dan meningkatkan kode prosedur pidananya untuk membuat mereka lebih responsif terhadap isu-isu terorisme. UNODC mengantisipasi dalam mendukung Pemerintah dalam mengidentifikasi dan menanggulangi kesenjangan dalam undang-undang nasional pada bantuan hukum mutual (MLA) dan ekstradisi.

70. Meskipun pejabat peradilan pidana Indonesia umumnya telah membuat perbaikan kinerja kontra-terorisme yang signifikan, masih ada area untuk memperkuat. UNODC akan memberikan praktisi loka karya dan bahan CBT spesialis untuk pelatihan pejabat dalam mencapai respon peradilan pidana berdasarkan aturan hukum atas terorisme. UNODC akan membantu Pemerintahan Indonesia dalam menyusun manual dan pedoman untuk teknik investigasi khusus dalam mencegah terorisme. UNODC akan mengatur dan memfasilitasi pelatihan untuk otoritas pelabuhan dan petugas bandara untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang hukum dimensi terorisme. UNODC juga akan bekerja dengan Pemerintah Indonesia pada deradikalisasi terutama dalam lembaga pemasyarakatan.

71. Salah satu keunggulan komparatif UNODC adalah kemampuannya untuk memfasilitasi pembentukan dan fungsi jaringan kolaboratif otoritas nasional yang bersangkutan. Dalam kemitraannya dengan negara-negara di kawasan dan global, UNODC akan memungkinkan jaringan inisiatif regional. UNODC akan bekerja dengan pihak berwenang Indonesia untuk memfasilitasi bantuan hokum mutual dan ekstradisi atas kejahatan terorisme terkait.

72. Mitra pelaksana dari UNODC di Indonesia untuk Sub-Program 3 antara lain: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (CNTA / BNPT), Kementrian Luar Negeri, peradilan, Kantor Jaksa Agung, Polri, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, PPATK, pembuat kebijakan dan undang-undang nasional.

Page 25: UNODC Country Programme Indonesia

SUB-PROGRAM 4: KEADILAN

DampakSistem peradilan pidana yang adil dan bertanggung jawab didirikan

Hasil4.1 Reformasi Peradilan PidanaAgenda reformasi peradilan pidana

Pemerintah Indonesia diimplementasikan secara efektif

4.2 Keadilan untuk Kelompok RentanPeningkatan sistem respon peradilan pidana

bagi kelompok rentan

Pengeluaran4.1.1 Standar, integritas dan mekanisme pengawasan yang profesional diperkuat dan diimplementasikan dalam lembaga penegak hukum dan pengadilan

4.1.2 Program perlindungan khusus saksi dan korban didirikan dan dilaksanakan

4.1.3 Peningkatan sistem manajemen lembaga pemasyarakatan diimplementasikan, termasuk yang berhubungan dengan tahanan rehabilitasi, sejalan dengan standar internasional

4.2.1 Sistem peradilan anak diperkuat

4.2.2 Langkah-langkah untuk mencegahkekerasan terhadap perempuan didirikan dan diimplementasikan

Page 26: UNODC Country Programme Indonesia

73. Mereformasi sistem peradilan pidana, dan khususnya menyediakan sistem peradilan yang lebih adil, bijaksana dan transparan, adalah salah satu bidang prioritas dari Pemerintahan Indonesia untuk pembangunan. Reformasi sistem peradilan juga terdapat pada pusat misi UNODC. Melalui Sub-Program 4, UNODC berusaha untuk meningkatkan keahlian dan dukungan Pemerintah Indonesia dengan berfokus pada (1) meningkatkan kapasitas pelaku sektor peradilan untuk menyediakan akses yang adil dan transparan untuk keadilan dan (2) meningkatkan sistem respon peradilan untuk kelompok rentan, terutama anak-anak dan perempuan.

74. UNODC, bersama dengan UNDP, telah menyelesaikan studi pada efektivitas mekanisme pengawasan internal Polri, Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung. Sebuah tindak lanjut atas studi tersebut, termasuk penguatan mekanisme pengawasan kelembagaan, baik internal maupun eksternal, akan menjadi kegiatan prioritas. UNODC telah terlibat dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan telah diusulkan untuk melanjutkan dengan saran dan program peningkatan kapasitas, seperti sosialisasi prosedur operasi standar dan skema perlindungan korban sebagaimana diberlakukan di negara-negara lain. Program tertentu akan dilakukan dengan Direktorat Jenderal Lembaga Pemasyarakatan untuk meningkatkan manajemen penjara dan kemampuan kepemimpinan penjara sesuai dengan standar dan norma internasional. Program-program ini akan mencakup peningkatan manajemen database dan akan menekankan alternatif untuk penjara dan keadilan restoratif dan inisiatif reintegrasi sosial.

75. Untuk meningkatkan respon keadilan untuk kelompok rentan UNODC akan bekerja ke arah memperkuat sistem peradilan anak. Hal ini akan dimulai dengan penilaian dari mekanisme peradilan anak yang ada di Indonesia. Sehubungan dengan langkah-langkah untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan, UNODC merencanakan kegiatan untuk mengatasi kebutuhan perempuan atas kekerasan dalam rumah tangga dan untuk memfasilitasi kemampuan mereka untuk melanjutkan keluhan mereka melalui sistem peradilan. UNODC juga akan bekerja dengan pelaku provinsial di pengarusutamaan gender dan mengangkat hak-hak perempuan dan kebebasan dari kekerasan dalam rumah tangga sejalan dengan Strategi Model dan Tindakan Praktis tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan di Bidang Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana yang baru diangkat dan diperbarui (GA Resolution 65/228). Tugas ini juga akan diprioritaskan sesuai dengan laporan PBB Wanita 2011 yang menyoroti masalah akses yang tidak sama dari perempuan untuk sistem peradilan.27

76. Mitra pelaksana dari UNODC di Indonesia untuk Sub-Program 4 antara lain: Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Komisi Kepolisian, Komisi Yudisial, Komisi Kejaksaan, MenegPP, Direktur Jenderal Perbaikan, Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Departemen Sosial, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Polri, LPSK, LSM dan organisasi masyarakat sipil.

27 “Kemajuan Perempuan Dunia: Dalam Mengejar Keadilan”

Page 27: UNODC Country Programme Indonesia

SUB-PROGRAM 2: NARKOBA DAN HIV

DampakMengurangi penggunaan dan ketergantungan

narkoba di antara pengguna narkoba dan kelompok rentan

DampakMenghentikan dan membalikkan wabah HIV di kalangan

pengguna narkoba dalam lembaga pemasyarakatn

Hasil5.1 Pencegahan

Penggunaan narkoba ketergantungan dan

narkoba bebas dikurangi

5.2 Pengobatan dan ReintegrasiOrang yang

ketergantungan narkoba memiliki

akses terhadap layanan pengobatan

danreintegrasi yang

lebih efektif

5.3 Cakupan HIVTujuan akses

universaldicapai di antara

penyuntik narkoba dan di dalam

lembaga pemasyarakatan

5.4 Kualitas HIV

Pencegahan, pengobatan

dan perawatan HIV didasarkan

padabukti dan

praktek yang baik

5.5 Keberlanjutan

HIVLayanan

pencegahan,pengobatan dan perawatan HIVdiberikan secara

berkelanjutan

Pengeluaran5.1.1 Data dan informasi disediakan untuk tanggapan pencegahan penggunaan narkoba yang berdasarkan bukti

5.1.2 Keterampilan hidup berdasarkan bukti program pencegahan narkoba masyarakat diadaptasi dan diimplementasikan untuk pencegahan narkoba

5.1.3 Kebijakan dan program berorientasi kesehatan masyarakat didukung dan diimplementasikanuntuk pencegahan narkoba

5.1.4 Stigmatisasi penggunaan narkoba dikurangi

5.2.1 Program pengobatan dan rehabilitasi tingkat masyarakat didukung

5.2.2 Rangkaian kesatuan perawatanantara perawatan masyarakat daninstitusionaldidirikan

5.2.3 Harmonisasiundang-undang / kebijakan nasional terkait penggunaan narkoba dan HIVdidukung

5.2.4 Peningkatan penggunaan modalitas pengobatan sukarela untuk narkoba berketergantunganberdasarkan bukti didukung

5.3.1 Layanan terkait penggunaan narkoba dan HIV diperluasdi dalam masyarakat

5.3.2 Para pemangku kepentingan telah meningkatkan akses terhadapinformasi / data mengenai situasinarkoba / HIV dalam lembaga pemasyarakatan

5.3.3 Layanan ketergantungan narkoba berbasis bukti dan HIVdiperluas dalam lembaga pemasyarakatan

5.4.1 Kebijakan dan protokol terkait HIVkonsisten denganpendekatan pengurangan dampak buruk

5.4.2 Masyarakat utama yang terpengaruh berkontribusi dalam prosespengambilan keputusan negara

5.5.1 Jaringandan koalisipenindak utamadikembangkan

5.5.2 Kapasitasinstansi yang terkaitditingkatkan untukmenyediakan pelatihan pengurangandampak burukdan bantuan teknis

5.5.3 Alokasi anggaran yang memadaidibuat untuk mengatasiHIV di antara pengguna narkoba dan mereka yang berada dalam lembaga pemasyakaratan

Page 28: UNODC Country Programme Indonesia

77. Sub-Program 5 berfokus dalam (1) mengurangi penggunaan narkoba dan ketergantungan narkoba, (2) memberikan pengobatan dan reintegrasi pengguna narkoba yang lebih efektif, (3) akses ke pencegahan, pengobatan, perawatan dan layanan dukungan HIV untuk pengguna narkoba dan dalam lembaga pemasyarakatan, (4) meningkatkan kualitas layanan yang diberikan, dan (5) membangun basis yang berkelanjutan untuk penyediaan layanan.

78. UNODC akan terus melanjutkan tugasnya dalam pencegahan, pengobatan dan perawatan penggunaan obat dengan orang-orang muda di dalam dan luar sekolah, keluarga, tempat kerja (kesatuan publik dan swasta) dan masyarakat untuk mengurangi penyerapan dan konsumsi narkoba dan menyediakan pengobatan dan reintegrasi yang lebih efektif untuk pengguna narkoba yang ketergantungan kembali ke masyarakat. UNODC akan berusaha untuk mencegah permulaannya dan mengurangi tingkat penggunaan narkoba dengan mengadaptasi, melaksanakan dan mengevaluasi program pencegahan substansi berbasis bukti dan intervensi dan akan meningkatkan efektivitas pengobatan ketergantungan narkoba dan layanan reintegrasi. Kantor akan lebih lanjut terlibat dengan badan-badan keamanan publik untuk pengangkatan pendekatan hak asasi manusia berbasis kesehatan untuk penggunaan narkoba dan ketergantungan narkoba. Kantor juga akan bekerja untuk mengembangkan layanan pengobatan ketergantungan obat tingkat masyarakat, sambil memastikan kesinambungan perawatan bagi mereka yang bergerak dalam lembaga pemasyarakatan. Selain itu, Kantor akan berusaha untuk mengembangkan berbagai alternatif pengobatan berbasis bukti bagi orang yang ketergantungan narkoba dalam mencari pengobatan yang menghormati hak asasi manusia, sebagai bagian dari pelaksanaan UU 35/2009.

79. Dalam program HIV-nya, pekerjaan UNODC akan terfokus pada peningkatan akses masyarakat dan akses bagi tahanan dan pengguna narkoba, khususnya pengguna narkoba suntik. UNODC akan bertugas untuk memfasilitasi perkembangan struktural yang menyediakan basis multi-sektoral untuk menanggapi HIV dalam lembaga pemasyarakatan dan penggunaan narkoba. UNODC juga akan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi tentang prevalensi dan tren HIV. UNODC akan memberikan bantuan teknis kepada program pencegahan HIV nasional dan provinsial akan pertukaran jarum dan jarum suntik, mengintegrasikan pencegahan HIV ke pencegahan narkoba dan tugas perawatan, masalah HIV dan kesehatan yang lebih luas dalam lembaga pemasyarakatan dan organisasi perwakilan masyarakat. UNODC juga akan mendukung peningkatan kapasitas untuk organisasi perwakilan masyarakat dan pengembangan dalam basis penelitian yang kuat untuk pengembangan program. Selanjutnya, UNODC berencana untuk melanjutkan advokasi yang sedang berlangsung dengan legislator nasional dan provinsi pada isu-isu yang berkaitan dengan perluasan dan kelanjutan program pencegahan HIV. UNODC juga akan bekerja pada penelitian, terjemahan dan penyebaran dokumen penting terkait dengan HIV di lembaga pemasyarakatan dan terkait penggunaan narkoba ke dalam Bahasa Indonesia.

80. Mitra pelaksana dari UNODC di Indonesia untuk Sub-Program 5 antara lain KPA, BNN, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Departemen Kesehatan, Departemen Urusan Sosial, Polri, BAPPENAS dan Kementrian Luar Negeri.

Page 29: UNODC Country Programme Indonesia

4. PENGAWASAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM

4.1. KOORDINASI DAN PENGELOLAAN

81. Kantor Indonesia akan memimpin koordinasi dan pelaksanaan Program Negara. Kantor akan bekerja sama dengan BAPPENAS yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan RPJMN. Selain BAPPENAS, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan akan menjadi lembaga-lembaga pemerintah utama untuk konsultasi dan pelaksanaan Program Negara ini.

82. Modus dasar pelaksanaan Program Negara ini akan melalui proyek yang dikembangkan di bawah berbagai hasil dan keluaran dari masing-masing Sub Program. Berdasarkan pernyataan kepentingan oleh Pemerintah dan ketersediaan pendanaan, dokumen proyek menjelaskan strategi implementasi akan dikembangkan oleh UNODC dalam kerjasama erat dengan mitra pelaksana. Dokumen proyek tersebut akan secara internal dijelaskan oleh UNODC dan dibagi dengan Pemerintahan Indonesia melalui jalur Kementerian dan BAPPENAS bersangkutan untuk persetujuan dan pendaftaran komponen pembiayaan dengan Departemen Keuangan.

83. Dalam Kantor Indonesia, pengelolaan Program Negara ini akan terutama menjadi tanggung jawab dari Pemimpin Negara UNODC di Indonesia. Masing-masing dari 5 Sub-Program akan memiliki Koordinator Program yang akan memimpin sebuah tim kerja pada proyek-proyek di bawah Sub-Program. Mereka akan bertanggung jawab untuk mempersiapkan rencana kerja tahunan terhitung biaya (AWP) untuk Sub-Program dan laporan kemajuan pelaksanaan tahunan. Setiap Koordinator Program akan bertugas untuk melaksanakan proyek yang berbeda di bawah Sub-Program di mana mereka bertanggung jawab sebagai paket dukungan terpadu untuk negara. Koordinator Program selanjutnya akan memastikan bahwa program mereka beroperasi bersinergi dengan Sub-Program lainnya dan dalam kemitraan dengan Pemerintahan Indonesia dan semua pemangku kepentingan lainnya.

84. Pemimpin Negara di Indonesia akan menyerahkan konsolidasi AWP yang terhitung biayanya kepada BAPPENAS pada awal setiap tahun dari durasi Program Negara ini. Laporan tahunan AWP juga akan diserahkan ke BAPPENAS, Kementrian Luar Negeri, dan Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan dan semua kementerian dan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan. Kontribusi donor untuk program ini juga akan menerima laporan AWP dan laporan kemajuan.

Page 30: UNODC Country Programme Indonesia

85. Kantor Indonesia akan didukung oleh Pusat Regional di Bangkok dan kantor pusat UNODC di Wina. Peran dan tanggung jawab utama Pusat Regional dan Kantor Pusat UNODC akan mencakup penyediaan:

saran kebijakan dan arah strategis untuk Kantor Indonesia layanan dan saran teknis penyokong penyelidikan berbasis penelitian atas tantangan utama di masa depan dalam kejahatan

korupsi, terorisme, narkoba dan kesehatan masyarakat layanan dukungan manajemen keuangan dan sumber daya manusia dukungan pengembangan penggalangan dana dan kemitraan dukungan pengawasan dan evaluasi, dan jaminan kualitas

86. Mencapai hasil yang disajikan dalam Program Negara ini terutama bergantung pada Pemerintahan Indonesia dan lembaga-lembaganya. Peran UNODC dalam proses ini adalah untuk membantu Pemerintah dalam memperoleh tujuan pembangunan dengan memberikan berbagai pembangunan kapasitas dan kegiatan yang berhubungan dengan kebijakan. Dengan demikian, UNODC bertanggung jawab atas kualitas pelayananannya, dan menunjukkan bahwa mereka memberikan kontribusi pada keluaran dan hasil yang disepakati.

4.2. PERSYARATAN SUMBER DAYA

87. Memastikan efektivitas biaya dan pemanfaatan optimal sumber daya akan menjadi prioritas utama untuk Program Negara ini. Kantor Indonesia saat ini memiliki portofolio proyek yang sedang berlangsung senilai US $ 16.600.000 untuk 2009-2013 yang sepenuhnya didanai sampai pertengahan 2013. Kantor akan mengumpulkan dana tambahan untuk menutupi pelaksanaan untuk sisa dari Program Negara. UNODC juga akan terlibat dengan mitra pembangunan untuk mendukung inisiatif komponen yang tidak didanai. Kementerian akan ditemui dalam jenis dan kontribusi tunai untuk Program Negara ini. UNODC sudah didukung oleh Pemerintah melalui ruang kantor sewa gratis yang disediakan oleh Mahkamah Agung Indonesia untuk Kantornya di Jakarta.

88. UNODC saat ini memiliki 35 staf yang tersebar di beberapa lokasi di Jakarta, Semarang dan Papua. Perluasan inisiatif akan didasarkan pada penilaian tepat kapasitas pelaksanaan Kantor dan permintaan untuk bantuan UNODC. Peningkatan kapasitas staf nasional akan menjadi prioritas penting, dan sejauh mungkin, staf nasional akan dipekerjakan untuk posisi kepemimpinan dan dukungan. Kapanpun diperlukan, UNODC akan mencari bakat terbaik yang tersedia di dalam dan di luar organisasi untuk melengkapi pekerjaannya di Indonesia.

4.3. KEUANGAN28

Page 31: UNODC Country Programme Indonesia

89. UNODC berkomitmen untuk memobilisasi bantuan keuangan agar dapat secara efektif melaksanakan Program Negara ini. Anggaran indikatif, yang digambarkan di bawah, mencerminkan pandangan yang realistis mengenai biaya pelaksanaan Program Negara ini secara penuh.

2012 2013 2014 2015 Total AnggaranSub-Program 1: Kejahatan Transional Terorganisir dan Perdagangan Bebas

2,715,277 2,492,678 2,500,000 2,500,000 10,207,955

Sub-Program 2: Anti-Korupsi

2,250,009 2,007,219 2,300,000 2,300,000 8,857,228

Sub-Program 3: Pencegahan Terorisme

500,000 500,000 800,000 800,000 2,600,000

Sub-Program 4: Keadilan

701,730 700,800 1,000,000 1,000,000 3,402,530

Sub-Program 5: Narkoba dan HIV

475,666 530,000 530,000 530,000 2,065,666

TOTAL 6,642,682 6,230,697 7,130,000 7,130,000 27,133,379

90. Kantor Indonesia mengharapkan untuk memobilisasi sumber daya melalui kantor pusat, dari program global dan regional UNODC, dari donor bilateral dan multilateral, dan sektor swasta.

91. Prioritas khusus untuk Kantor Indonesia adalah pendanaan donor untuk dukungan berkelanjutan untuk program-program inti dari kejahatan transnasional, anti-korupsi, penebangan liar dan narkoba dan HIV. Dalam program-program inti ini, siklus pendanaan saat ini aman sampai tengah 2013. Namun, dana diperlukan untuk tahun-tahun berikutnya untuk melanjutkan kegiatan di area-area ini. Saat ini, dua donor utama, Uni Eropa dan Norwegia, adalah kontributor utama untuk pendanaan UNODC di Indonesia. Mengamankan basis donor yang lebih luas dan pendanaan lainnya, seperti kontribusi pendanaan pemerintah dan swasta, akan diprioritaskan.

(gambar diagram)

28 Semua angka tercantum dalam Dollar Amerika.

Page 32: UNODC Country Programme Indonesia

92. Kantor akan mencari sejumlah kecil hibah untuk memulai kegiatan di bidang prioritas yang ditargetkan. Bidang prioritas ini termasuk penyelundupan migran, perdagangan manusia, kontra-terorisme dan reformasi peradilan pidana yang luas termasuk keadilan anak dan reformasi penjara. Kantor mengharapkan beberapa pendanaan ini diamankan melalui Pusat Regional.

93. Selama empat tahun ke depan, Kantor UNODC Indonesia bertujuan untuk bekerja dengan anggaran tahunan US $ 6-7 juta. Sejalan dengan tujuan ini, total anggaran untuk Program Negara ini hanya sekitar US $ 27 juta. Kekurangan anggaran saat ini untuk menerapkan Program Negara ini sepenuhnya untuk seluruh durasi adalah sejumlah US $ 17 juta. Selagi dana tersedia, dan sejalan dengan prioritas Pemerintah, UNODC akan berusaha untuk memperluas pekerjaannya. Anggaran indikatif dan susunan keuangan tersedia dalam Lampiran II.29

4.4. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

4.4.1. PERTIMBANGAN UMUM

94. Keluaran dan hasil yang dijelaskan dalam Bagian 3 Program Negara ini merupakan kerangka 'hasil' kerja yang lebih ringkas dari berjangka panjang yang Pemerintah Indonesia dan UNODC harapkan untuk dicapai, untuk menyampaikan identifikasi kejahatan terkait dan ancaman terkait narkoba terhadap pembangunan sosial-ekonomi Indonesia. Tanggung jawab utama untuk 'memberikan' hasil ini (baik keluaran dan hasil) terletak pada Pemerintah Indonesia.

95. Tanggung jawab UNODC adalah untuk memberikan dukungan yang relevan dan efektif kepada Pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya (misalnya organisasi masyarakat sipil) untuk membantu mereka: (i) memberikan keluaran (seperti peningkatan pengetahuan dan keterampilan, informasi, prosedur operasi standar, undang-undang, dll), dan kemudian (ii) untuk membantu menilai apakah ini menghasilkan hasil yang diinginkan atau tidak (misalnya penyelidikan yang efektif dan penuntutan mereka yang terlibat dalam kejahatan transnasional terorganisir dan/atau korupsi, peningkatan respon peradilan pidana anak dalam kaitannya dengan hukum, peningkatan akses ke penanganan narkoba dan jasa HIV/AIDS yang berkualitas baik, dll).

96. Dengan pemikiran ini, memantau dan mengevaluasi apakah atau tidak keluaran dan hasil yang dicapai harus dilihat sebagai upaya bersama, dan akan bergantung secara substansial pada informasi yang diberikan oleh lembaga mitra Pemerintah Indonesia (terutama di tingkat hasil). Dimanapun secara praktis dan memungkinkan, UNODC juga bertujuan untuk mendukung kapasitas lembaga mitra Indonesia untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian hasil 'mereka', dan tidak melakukan ini 'bagi mereka'. UNODC tetap akan bertanggung jawab langsung untuk memantau apakah atau tidak sumber daya yang dipercayakan untuk UNODC diaplikasikan secara efisien dan efektif, termasuk melalui timbal balik klien/pemangku kepentingan yang terstruktur.

29 Hal ini penting untuk dicatat bahwa ini dugaan sementara dipengaruhi oleh ketidakpastian yang melekat dari memprediksi biaya beberapa tahun sebelumnya. Kebutuhan dan peluang baru akan muncul. Hal ini dapat menyebabkan anggaran bertambah atau berkurang, terutama di tahun kemudian.

Page 33: UNODC Country Programme Indonesia

97. Mengingat ruang lingkup yang luas dan sifat dinamis dari tantangan yang harus diatasi, banyak hasil yang diinginkan tidak akan sepenuhnya tercapai dalam setiap kerangka waktu yang didefinisikan, apalagi untuk 4 tahun ke depan. Ini adalah pekerjaan yang terus berlangsung.  Karena itu, Program Negara tidak menetapkan setiap 'target'. Target sebaliknya akan ditetapkan dalam proyek individu, setelah sumber daya keuangan yang tersedia untuk melakukan pekerjaan diketahui.

98. Lampiran I menyediakan "Susunan Hasil dan Pemantauan" untuk Program Negara. Ini mencakup seperangkat indikator dan sumber informasi yang dapat digunakan oleh UNODC dan Pemerintah Indonesia untuk memandu pengumpulan informasi, analisis dan pelaporan hasil yang dicapai (atau tidak). Sekali lagi, setiap proyek yang dilaksanakan di bawah lingkup ini Program ini akan memiliki indikator, target dan sumber informasi tertentu khusus sendiri (mendekat sesuai pada hal-hal yang terdapat dalam matriks pada Lampiran 1).

4.4.2. PEMANTAUAN

99. Blok bangunan utama dari pengawasan program menetapkan individu proyek yang membentuk Program Negara. Pemantauan dari proyek UNODC yang didukung berfokus pada tiga hal utama, yaitu: (i) pemantauan keuangan dan pemasukan (misalnya pengeluaran di luar anggaran); (Ii) pemantauan fisik (misalnya pelaksanaan tepat waktu terhadap kegiatan di luar rencana kerja, seperti penyediaan pelatihan, informasi, peralatan, saran rancangan undang-undang, dll); dan (iii) hasil awal yang dicapai dan respon dari kelompok sasaran (misalnya aplikasi/penggunaan pengetahuan/keterampilan, prosedur operasi baru, peralatan, rancangan undang-undang, dll, serta kepuasan klien dengan kualitas dukungan yang diberikan). Pemantauan ini adalah tanggung jawab utama dari setiap Tim Manajemen Proyek (yang mencakup baik UNODC dan penerapan staf mitra), didukung oleh Koordinator Program untuk sub-program yang relevan. Dalam kasus-kasus di mana hibah tunai diberikan langsung ke mitra pelaksana, Tim Manajemen Proyek masih akan bertanggung jawab untuk memastikan pengawasan yang efektif dilakukan oleh para mitra pelaksana.

100. Alat utama yang digunakan untuk melakukan monitoring proyek yang efektif meliputi: (i) dokumen desain proyek / perjanjian keuangan, termasuk keluaran, hasil dan indikator yang disetujui; (ii) rencana kerja tahunan yang dihitung biayanya; (iii) berbagai alat pengumpulan data, baik secara kuantitatif dan kualitatif; (iv) format pelaporan berdasarkan hasil; dan (v) konsultasi dan mekanisme pengulasan yang sedang berlangsung, yang melibatkan mitra pelaksana dan kelompok sasaran. UNODC memiliki berbagai alat pemantauan yang didirikan dalam penyelesaiannya, namun bagian penting dari pendekatan UNODC untuk mempromosikan keberlanjutan manfaat adalah untuk mendukung pengembangan kapasitas manajemen dan pemantauan 'lokal'. Untuk tujuan ini, UNODC akan bekerja sama dengan mitra pelaksana mengenai pemilihan dan penggunaan alat pemantauan yang tepat, berdasarkan kebutuhan pengaturan informasi yang disepakati bersama.

Page 34: UNODC Country Programme Indonesia

101. UNODC Indonesia saat ini mempekerjakan Petugas Pemantau dan Pengevaluasi penuh waktu yang tanggung jawab utamanya adalah untuk memastikan sistem pemantauan proyek (dan program keseluruhan) berada di tempatnya dan digunakan untuk menghasilkan informasi berbasis hasil yang berguna serta untuk mendukung untuk semua kegiatan evaluasi. Pelaksanaan semua inisiatif di bawah Program Negara juga tunduk pada pengawasan Unit Pendukung Program (PSU) di Pusat Regional UNODC dan Unit Pengontrol dan Pengawasan Kualitas Kantor Pusat UNODC di Wina.

4.4.3. PELAPORAN

102. Semua proyek dikelola oleh UNODC dibutuhkan untuk memberikan laporan kemajuan semi-tahunan dan tahunan. Laporan-laporan ini berfokuskan hasil dan terjamin kualitasnya. Tergantung pemerintah mitra dan/atau persyaratan tertentu donor (yang dituangkan dalam perjanjian keuangan), laporan lain juga dapat disediakan.30 Berdasarkan pengajuan laporan kemajuan proyek, Kantor UNODC di Indonesia akan melaporkan secara teratur kepada masing-masing Komite Pengarah Program (PSC). PSC ini akan dipimpin oleh lembaga Pemerintah Indonesia, dan akan bertemu sesuai jadwal yang disepakati dan sesuai.31 Semua proyek mendatang/baru akan berlabuh ke PSC yang sudah didirikan, daripada membangun komite proyek tertentu baru.

103. Pelaporan konsolidasi pada seluruh Program Negara akan terjadi setiap tahun. BAPPENAS, Kementrian Luar Negeri dan masing-masing kementrian yang diwakili pada PSC untuk Sub-Program berkelanjutan apapun akan menerima konsolidasi Laporan 'Pembaharuan Implementasi' yang mencakup semua kegiatan UNODC di Indonesia.

104. Komunikasi informal yang konstan dan pelaporan tentang masalah pelaksanaan program juga akan dilakukan, terutama dengan mereka yang secara langsung terlibat dalam hal implementasi sehari-hari. Hal ini akan terjadi melalui pertemuan khusus dari pemangku kepentingan, catatan pengarahan, panggilan telepon, komunikasi surat elektronik, dll.

30 Jika memungkinkan, penting untuk menjaga pelaporan duplikat/paralel ke tingkat minimum. Idealnya, perjanjian harus dicapai antara instansi mitra pemerintah, UNODC dan donor untuk memproduksi hanya satu laporan kemajuan proyek yang dapat diterima bersama, sehingga mengurangi biaya transaksi.31 Kementerian pusat untuk masing-masing Program Sub adalah: Untuk Sub Program I Departemen Kehutanan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Sub Program II KPK, Sub Program III BNPT, Sub Program IV Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Sub Program V Departemen Kesehatan.

Page 35: UNODC Country Programme Indonesia

4.5. KOMITMEN DAN PEMAHAMAN UNODC DAN PEMERINTAH INDONESIA

105. UNODC akan memastikan koherensi antara Program Negara ini dan RPJMN, UNPDF dan RPF. UNODC akan jelas mendefinisikan dan mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan pada waktu yang tepat.

106. Sebagai penyedia layanan bantuan teknis dan ahli, UNODC akan bekerja untuk menjamin keluaran dalam Program Negara secara efektif didukung. Hasil dan dampak diprofilkan dalam Program Negara merupakan tanggung jawab utama Pemerintah Indonesia. Komitmen dan tindakan dari Pemerintahan Indonesia sangat penting untuk mencapai dampak, hasil dan keluaran yang diinginkan yang dijelaskan dalam Program Negara. Selain itu, inisiatif membutuhkan sumber daya dan sumber daya mobilisasi sebagian merupakan subyek ketertarikan donor. Dengan demikian, semua dampak, hasil dan keluaran merupakan subyek pada ketersediaan tingkat pendanaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan negara Program.

107. Pemerintah akan mempertimbangkan pengaturan pembagian dalam bentuk tunai dan semacamnya. Hal ini termasuk penunjukan sumber daya manusia yang didedikasikan untuk penghubung dan koordinasi pelaksanaan proyek di bawah Program Negara ini. Bersama-sama, Pemerintah Indonesia dan UNODC akan melakukan upaya yang diperlukan untuk menaikkan dana yang diperlukan untuk memenuhi keuangan kebutuhan Program Negara ini.

108. Pemerintah juga berkomitmen untuk menyelenggarakan program ulasan berkala, perencanaan dan pertemuan strategi bersama di mana kelompok mitra pembangunan sektoral dan tematik yang sesuai dan terkoordinasi untuk memfasilitasi partisipasi donor, masyarakat sipil, sektor swasta dan badan-badan PBB. Selain itu, Pemerintah akan memfasilitasi kunjungan monitoring bersama secara teratur oleh staf UNODC dan/atau pejabat yang ditunjuk untuk tujuan pemantauan, pertemuan penerima manfaat, penilaian kemajuan dan pengevaluasian dampak dari penggunaan sumber daya program. Pemerintah akan membuat tersedia untuk UNODC informasi tentang kebijakan dan perubahan legislatif yang terjadi selama pelaksanaan Program Negara ini yang mungkin berdampak pada kerja sama. Pemerintah juga akan memimpin dan berpartisipasi dalam proyek PSC yang didirikan berdasarkan Program Negara ini.

4.6. KONTEKS HUKUM

109. Konteks hukum berikut akan berlaku untuk proyek yang dilaksanakan oleh Kantor di bawah Program Negara.

110. Pemerintah Indonesia, tidak menjadi penandatangan Perjanjian Bantuan Standar Dasar (SBAA) dengan UNDP, setuju bahwa Ketentuan Tambahan Standar untuk Dokumen Proyek UNODC berlaku, mutatis mutandis, terhadap bantuan yang diberikan oleh UNODC di bawah dokumen proyek ini. Pemerintah Indonesia menegaskan, khususnya, bahwa bagian yang berjudul Hak, Fasilitas, Wewenang dan Kekebalan dari Ketentuan Tambahan Standar berlaku untuk kegiatan UNODC di bawah Program Negara ini.

Page 36: UNODC Country Programme Indonesia

111. Dalam kasus konflik antara ketentuan dokumen proyek di bawah Program Negara ini dan yang terkandung dalam SBAA atau Ketentuan Tambahan Standar, yang mungkin terjadi, ketentuan dokumen proyek akan berlaku.

112. UNODC tidak bertanggung jawab atas segala kerusakan, cedera, sakit atau kematian yang dihasilkan dari tindakan karyawan Pemerintah atau konsultan atau orang lain yang dikontrak oleh atau atas nama Pemerintah dalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek. Tidak ada klaim untuk kompensasi dapat dilakukan terhadap UNODC untuk setiap kerusakan, cedera, sakit atau kematian tersebut, maupun untuk penggantian jumlah yang mungkin telah dibayar oleh Pemerintah sebagai kompensasi dalam hal tersebut. Pemerintah harus menjamin dan mengkonfirmasi bahwa cakupan kompensasi yang memadai untuk kemungkinan tersebut ada, dan berlaku untuk semua orang yang dipekerjakan oleh mereka atau terlibat dengan mereka atau atas nama mereka dalam kaitannya dengan proyek-proyek.

113. Pemerintah akan membiayai segala bea cukai dan biaya lainnya yang terkait dengan impor peralatan, transportasi, penanganan, penyimpanan dan biaya terkait di Indonesia.  Peralatan yang didanai UNODC tetap menjadi properti UNODC, sampai secara resmi dipindahkan atau dibuang, terlepas dari siapa yang melakukan pengadaan. Peralatan yang didanai UNODC dapat dipindahkan, dengan persetujuan dari UNODC, untuk setiap kesatuan, setiap saat selama proyek ini untuk tujuan pelaksanaan proyek. Namun, keputusan tentang pembuangan akhir peralatan, termasuk pemindahan kepemilikan, tetap dengan UNODC, yang akan berusaha untuk membuat keputusan tersebut dengan konsultasi dengan pihak/pihak-pihak dan kesatuan/kesatuan-kesatuan yang bersangkutan.

114. Kesatuan yang di mana peralatan yang didanai UNODC telah dipindahkan, bertanggung jawab untuk memastikan bahwa peralatan tersebut digunakan hanya untuk keperluan proyek, sebagaimana disepakati dengan UNODC, dan harus mengatur dan menanggung biaya pemeliharaan yang tepat. Kesatuan juga harus mengatur, dan menanggung biaya cakupan asuransi yang memadai untuk peralatan tersebut. Dalam kasus peralatan yang tidak dapat dihabiskan, kesatuan harus mempertahankan perincian persediaan dari peralatan tersebut.

115. Semua hibah yang diberikan oleh UNODC akan dikeluarkan sesuai dengan Aturan dan Regulasi Keuangan PBB.

116. UNODC mempertahankan hak cipta dan hak kekayaan intelektual terkait untuk semua materi (dokumen, laporan, studi, publikasi) yang dihasilkan dari kegiatan yang dilakukan di bawah proyek. Atas permintaan tertulis, pada akhir proyek, Pemerintah harus diberikan lisensi bebas pengguna tanpa biaya tambahan atas materi tersebut.

117. Pelaksanaan kegiatan UNODC dalam proyek-proyek yang dikembangkan di bawah Program Negara ini merupakan subyek terhadap ketersediaan dana yang memadai, secara tahunan. Apabila pembutuhan dana tidak tersedia, UNODC berhak untuk secara sepihak menghentikan bantuan di bawah dokumen ini.

Page 37: UNODC Country Programme Indonesia

118. Proyek di bawah Program Negara ini merupakan subyek terhadap pengawasan/audit oleh Kantor PBB untuk Jasa Pengawasan Internal dan Dewan PBB Auditor. UNODC akan mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan/audit tersebut dan akan menindaklanjuti pelaksanaan rekomendasi pengawasan/audit yang disetujui.

119. UNODC tidak akan memiliki kewajiban langsung di bawah aturan kontrak yang disimpulkan antara Mitra Pelaksana dan penjaja pihak ketiga.

120. Program Negara ini dapat dimodifikasi dengan persetujuan bersama dari kedua belah pihak secara tertulis.

4.7. PENGELOLAAN RESIKO

121. Pelaksanaan Program Negara ini adalah tanggung jawab bersama UNODC dan Pemerintah Indonesia. Oleh karena itu sebuah resiko mendasar merupakan ketidakmampuan kedua mitra untuk memberikan masukan dalam cara yang tepat dan efektif. Risiko utama bagi Program Negara membuat kontribusi yang efektif dan berkelanjutan untuk hasil yang disepakati bersama meliputi:

Risiko: Ketidakstabilan politik atau bencana alam di wilayah mengalihkan perhatian dan sumber institusional Pemerintah Indonesia jauh dari pencapaian hasil Program Negara.Mitigasi: Menggunakan mekanisme pemerintahan Program Negara untuk mengkalibrasi lingkup dan kecepatan kerja sama secara tepat. Terus menghasilkan penelitian dan advokasi yang mempertahankan tema profil Program Negara.

Risiko: Pembatasan keamanan PBB menghambat koordinasi dan pengiriman bantuan Progaram Negara.Mitigasi: Menerapkan langkah-langkah keamanan PBB. Memaksimalkan penggunaan tenaga lokal dan bekerja melalui lembaga Pemerintah Indonesia.

Risiko: Sumber donor yang dimobilisasi kurang dari dibayangkan.Mitigasi: Meminimalkan pengeluaran tambahan dan biaya transaksi. Menggunakan mekanisme pemerintahan Program Negara untuk kembali memprioritaskan dan memfokuskan sumber daya yang tersedia pada hasil yang dapat dicapai.

Risiko: Pergantian staf dalam lembaga Pemerintah Indonesia mengurangi kelangsungan pelaksanaan. Mitigasi: Melembagakan kemitraan Program Negara melalui interaksi dengan lembaga Pemerintah Indonesia di beberapa tingkat dan bantuan disampaikan melalui unit inti daripada lawan bicara individual.

122.Sebuah penilaian risiko yang terinci disebut untuk di tingkat proyek individual sementara mengembangkan rencana manajemen risiko secara keseluruhan.

Page 38: UNODC Country Programme Indonesia

5. EVALUASI

123. Evaluasi adalah penilaian sistemik dan objektif dari proyek, program atau kebijakan yang sedang berlangsung atau sudah selesai, rancangannya, implementasi dan hasilnya. Tujuannya adalah untuk menentukan sangkut paut dan pemenuhan tujuan, efisiensi, efektivitas, dampak dan keberlanjutan pengembangan. Evaluasi harus memberikan informasi yang dapat dipercaya dan berguna, memungkinkan penggabungan pelajaran ke dalam proses pengambilan keputusan dari penerima dan donor.

124. Evaluasi dibedakan dari pemantauan bahwa hal itu dilakukan hanya berkala dan mencerminkan lebih luas dari 'nilai' keseluruhan dari investasi yang dilakukan dan pelajaran. Evaluasi merupakan penilaian eksternal dan objektif yang menyediakan kebutuhan dalam membuat keputusan operasional serta perencanaan dan kebijakan strategis jangka panjang. Kriteria evaluasi utama yang UNODC gunakan adalah dari OECD Direktorat Kerjasama Pembangunan (DAC), yaitu: sangkut paut, efektivitas, efisiensi, dampak dan keberlanjutan. Semua evaluasi UNODC dilakukan di bawah pengawasan dari Unit Evaluasi Independen (IEU) oleh kantor pusat UNODC di Wina, yang memberikan jaminan kualitas melalui bimbingan dan dukungan substantif untuk semua kegiatan evaluasi.

125. Di bawah Program Negara ini, dua jenis penilaian akan dilakukan. Pertama, setiap proyek individual umumnya merupakan subyek dari akhir evaluasi proyek. Sumber daya yang diperlukan untuk penilaian ini termasuk dalam setiap perjanjian anggaran/keuangan proyek. Kedua, Program Negara keseluruhan merupakan subyek dari penilaian akhir jangka menengah, yang dikelola bersama oleh Unit Evaluasi Independen (IEU) dan BAPPENAS.32

Penilaian akhir jangka menengah eksternal Program Negara ini akan dilakukan pada awal tahun ketiga pelaksanaan dan tahun terakhir pelaksanaan. Penilaian tersebut akan dipimpin oleh penilai eksternal dan independen, tetapi secara aktif akan melibatkan semua pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran. Mereka akan dirancang untuk:

a. Meningkatkan cerminan dan pembelajaran dengan para pemangku kepentingan utama seperti apa yang bekerja dengan baik dan apa yang bisa ditingkatkan.

b. Membantu mengidentifikasi isu-isu yang harus diatasi dalam mencapai hasil dan keluaran dukungan yang lebih efektif, termasuk peningkatan tema jalur lintang utama seperti keadilan/kesetaraan gender dan hak asasi manusia.

c. Memberikan masukan terhadap perumusan Program Negara berikutnya, mengikuti penyelesaian Program Negara ini.

126. Untuk mendukung tujuan harmonisasi donor, diantisipasi bahwa donor yang tertarik juga akan diundang untuk secara aktif terlibat dalam proses evaluasi Program Negara.

32 Sumber daya yang diperlukan untuk evaluasi Program Negara ini dimasukkan sebagai garis pokok dalam anggaran yang ditampilkan pada Lampiran II.

Page 39: UNODC Country Programme Indonesia

Lampiran I: Hasil dan Susunan Pemantauan

Sub-Program 1: Kejahatan Transnasional Terorganisir dan Perdagangan GelapHirarki Hasil Indikator Kerja Sarana VerifikasiHasil 1.1 - Pengendalian PerbatasanPeningkatan keamanan perbatasan melalui peningkatanlangkah-langkah untuk melawan perdagangan gelap dan perdagangan manusia

Perkiraan volume perdagangan gelap dan/atau penyelundupan orang, sumber alami narkoba dan zat berbahaya dan tren dari waktu ke waktu Perkiraan volume aktivitas penangkapan ikan secara illegal dari waktu ke waktu

Penelitian/studi kasus dan analisis tren yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, UNODC dan lembaga lainnyaberdasarkan kedua analisis daricatatan formal (kuantitatif) dan menggunakan metode penelitian kualitatif

Keluaran 1.1.1Mekanisme keamanan pelabuhan ditingkatkan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pelatihan

Jumlah (M/F) dari Petugas Otoritas Pelabuhan dilatih, berdasarkan lokasi, penunjukan, jenis pelatihan, dll Penilaian kualitatif tentang seberapa informatif Petugas Pelabuhan, termasuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan dan dampaknya kembali di tempat kerja

Catatan Otoritas Pelabuhan Pemerintah Indonesia Laporan proyek UNODC, termasuk evaluasi program pelatihan/bimbingan

Keluaran 1.1.2Keamanan maritim ditingkatkan untuk membatasi perdagangan gelap dan perdagangan manusia, termasuk penangkapan ikan secara ilegal.

Jumlah (M/F) dari Pejabat Angkatan Laut dan Penjaga Pantaiterlatih, berdasarkan lokasi,penunjukan, jenis pelatihan, dll Penilaian kualitatif tentang seberapa informatif Petugas Keamanan Maritim, termasuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan dan dampaknya kembali di tempat kerja

Laporan proyek UNODC, termasuk evaluasi program pelatihan/bimbingan

Hasil 1.2 - Perdagangan Orang dan Penyelundupan MigranOperasi perdagangan orang & penyelundupan migran diidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif

Jumlah investigasi, penuntutan dan hukuman kriminal atas perdagangan orang dan penyelundupan migran Jumlah permintaan yang dikirim dan diterima antara rekan-rekan lintas batas Jumlah arahan yang dibuat dan diterima antara pelaku-pelaku nasional

Catatan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Catatan kelompok pendukung korban Analisis periodik dari data yang disediakan oleh UNODC Penelitian kualitatif periodik menggunakan wawancara terstruktur, kelompok fokus, dll,yang dilakukan oleh UNODC Laporan proyek UNODC Laporan SMART penyelundupan migran

Page 40: UNODC Country Programme Indonesia

Keluaran 1.2.1Informasi tentang tren perdagangan orang dan penyelundupan migran digunakan oleh para pemangku kepentingan untuk tanggapan berdasarkan bukti, termasuk untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

Berbagai informasi tertentu berjeniskan data tentang penyelundupan migran dianalisis dan dilaporkan oleh lembaga Pemerintah Indonesia dan UNODC Penilaian kualitatif tentang seberapa baik data digunakan untuk menginformasikan kebijakan dan tanggapan program

Laporan status dancatatan lembaga dari lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Penilaian kualitatif dari kapasitas Indonesia melalui penelitian pemangku kepentingan negara, termasuk pemerintah, masyarakat sipil dan kelompok-kelompok sektor swasta, menggunakan alat penilaian terstruktur. Dilakukan secara berkala oleh UNODC Penggunaan laporan database SMART penyelundupan migran

Keluaran 1.2.2Petugas penegak hukum, jaksa dan hakim yang terinformasi dan mampu

Jumlah petugas, jaksa danhakim yang secara efektif dilatih (M/F) Program pelatihan bersasis computer untuk penyelundupan migran dilembagakan dalam program pelatihan dasar penegakan hukum yang berkelanjutan Data digunakan oleh manajemen senior dalam pelatihan dan pemgembangan staf

Sistem Manajemen Pembelajaran berbasis komputer dalam penyelundupan migran menunjukkan rata-rata minimal 70% dalam nilai paska test. Catatan/laporan pelatihan lembaga Pemerintah Indonesia yang berpartisipasi, termasuk evaluasi hasil pelatihan Laporan proyek UNODC, termasuk evaluasi pelatihan Penelitian kualitatif pemangku kepentingan secara berkala oleh UNODC, termasuk referensi untuk penelitian lain yang tersedia dari organisasi masyarakat sipil/badan penelitian, dll.

Keluaran 1.2.3Sistem didirikan dan digunakan untuk identifikasi dan bantuan untuk korban secara efisien

Identifikasi dan sistem dukungan korban didokumentasikan dandilembagakan Jumlah dan jenis korban yang dibantu, dan penilaian kualitatif dari kualitas dukungan yang diberikan

Laporan status lembaga Pemerintah Indonesia Laporan evaluasi independen

Keluaran 1.2.4Mekanisme didirikan untuk meningkatkan kerja sama dan penyebaran informasi antara lembaga peradilan pidana di dalam dan lintas batas

Jumlah gabungan investigasi yang memanfaatkan kerja sama formal dan penyebaran informasi Kualitas mekanisme ini

Laporan status lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Penilaian kualitatif melaluipenelitian pemangku kepentingan, termasukwawancara dengan pejabat lembaga peradilan utamamenggunakan alat penilaian terstruktur, dilakukan secara

Page 41: UNODC Country Programme Indonesia

berkala oleh UNODC

Hasil 1.3 NarkobaPerdagangan narkoba ilegal diidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif

Jumlah pengedar narkoba yang ditangkap, dituntut dan dihukum (diselenggarakan berdasarkanwilayah, jenis narkoba dan skala) Volume dan jenis narkoba yang disita berdasarkan lokasi Fasilitas produksi dan rute perdagangan diidentifikasi

Catatan Polri, Kementerian Hukum dan HAM dan Kejaksaan Agung Sistem data DAINAP dianalisis dan diringkas secara tahunan oleh UNODC Penelitian dan laporan lain analisis oleh UNODC

Keluaran 1.3.1Informasi tentang produksi narkoba dan perdagangan ilegal digunakan oleh pemangku kepentingan untuk tanggapan berbasis bukti

Rentang produksi daninformasi perdagangan narkoba yang dihasilkan dan dikelola oleh lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Rentang produksi narkoba tertentu dan informasi perdagangan dianalisis dandilaporkan oleh lembaga Pemerintah Indonesia dan UNODC Penilaian kualitatif akan seberapa baik data digunakan untuk menginformasikan kebijakan dan tanggapan program

DAINAP (atau yang setara) Analisis UNODC akan kualitas data, diuraikan dalam laporan tahunan Wawancara/penelitian pemangku kepentingan dilakukan oleh UNODC menggunakan alat penilaian kualitatif yang terstruktur

Keluaran 1.3.2Petugas penegak hukum, jaksa dan hakim yang terinformasi dan mampu

Jumlah, jenis dan lokasi petugas,jaksa dan hakim yang terlatih Penilaian kualitatif tentang seberapa informatif dan mampu kah para petugas, termasuk dampaknya kembali di tempat kerja

Laporan dari akademi pelatihan Pemerintah Indonesia Laporan proyek UNODC, termasuk evaluasi pelatihan Penelitian kualitatif / wawancara pemangku kepentingan yang dilakukan oleh UNODC

Hasil 1.4 – Kejahatan Satwa Liar dan HutanKejahatan yang terkait dengan hutan dan satwa liardiidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif

Jumlah pedagang yang ditangkap, dituntut dan dihukum (berdasarkan lokasi, jenis sumber daya alam dan skala) Volume dan jenis sumber daya alam ilegal disita berdasarkan lokasi, jenis sumber daya dan skala Identifikasi sumber dari sumber daya ilegal, pedagang dan rute/metode perdagangan

Catatan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan, termasuk lembaga penegak hukum Laporan dari lembaga internasional seperti CITES, FAO, INTERPOL,UNEP dan ASEAN Penelitian kualitatif periodik (menggunakan wawancara pemangku kepentingan yang terstruktur, kelompok fokus, dll) yang dilakukan oleh UNODC

Keluaran 1.4.1 Adanya informasi berbasis bukti Analisis UNODC akan kualitas

Page 42: UNODC Country Programme Indonesia

Informasi tentang perdagangan kayu dan satwa liar, perambahan lahan ilegal dankejahatan terkait digunakan oleh pemangku kepentingan untuk menginformasikan tanggapan berbasis bukti

akan perdagangan kayu dan satwa liar Kualitas data Bukti data yang digunakan oleh para pemangku kepentingan dalam perencanaan tanggapan

data, diuraikan dalam laporan tahunan Wawancara/penelitian pemangku kepentingan yang dilakukan oleh UNODC menggunakan alat penilaian kualitatif yang terstruktur Laporan proyek UNODC

Keluaran 1.4.2Petugas penegak hukum dan pejabat khusus yang terinformasi dan mampu

Jumlah, jenis dan daerah di mana petugas dilatih, oleh lembaga Penilaian kualitatif tentang seberapa informatif dan mampu kah para petugas

Laporan Pemerintah Indonesia, termasuk dariakademi pelatihan yang relevan Laporan proyek UNODC, termasuk evaluasi pelatihan Penelitian kualitatif / wawancara pemangku kepentingan yang dilakukan oleh UNODC

Keluaran 1.4.3Mekanisme didirikan untuk meningkatkan kerjasama antara lembaga-lembaga yang bertanggung jawab di dalam dan lintas batas

Jumlah dan lingkup mekanisme dan perjanjian didirikan, termasuknegara-negara dan badan-badan yang berpartisipasi Kualitas kerjasama antar instansi

Laporan dari negara-negara yang berpartisipasi Laporan proyek UNODC Penelitian kualitatif / wawancara pemangku kepentingan yang dilakukan oleh UNODC menggunakanalat penilaian terstruktur

Keluaran 1.4.4Peningkatan keterlibatan masyarakat dan masyarakat sipil untuk mengidentifikasi dan melaporkan kejahatan hutan,perikanan dan satwa liar

Jumlah dan kualitas laporan-laporan ini

Catatan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan yang menerima laporan Laporan masyarakat sipil Laporan evaluasi independen Laporan proyek UNODC

Keluaran 1.4.5Strategi REDD+ pemerintah dan mitigasi perubahan iklim secara efektif didukung.

Pelaporan kontribusi UNODC dalam strategi REDD + Jumlah strategi mitigasi perubahan iklim yang diterapkan

Laporan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Laporan proyek UNODC Laporan UN-REDD akan REDD Indonesia Penelitian kualitatif / wawancara pemangku kepentingan dilakukan oleh UNODC dalam pelaksanaanefektif strategi ini

Keluaran 1.4.6Strategi penghidupan berkelanjutan dikembangkanuntuk mengurangi perambahan hutan dan penebangan liar

Jumlah, cakupan dan kualitas strategi dikembangkan Jumlah masyarakat yang menerima bantuan

Laporan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Laporan proyek UNODC

Sub-Program 2: Anti-KorupsiHirarki Hasil Indikator Kerja Sarana Verifikasi

Page 43: UNODC Country Programme Indonesia

Hasil 2.1 - Peningkatan Tanggapan Penegakan HukumPraktek korupsi diidentifikasi dan diselidiki oleh lembaga negara

Jumlah dan jenis kasus korupsidiidentifikasi dan diselidiki oleh pihak berwenang anti-korupsi

Laporan dari badan anti-korupsi yang relevan Laporan/penelitian dilakukan oleh lembaga non-pemerintah Penelitian pesifik UNODC didukung/disponsori

Keluaran 2.1.1Undang-undang nasional, kebijakan dan strategi atas korupsi mencerminkan komitmen di bawah UNCAC

Jumlah hukum nasional yang relevan yang mencerminkan komitmen UNCAC Jumlah kebijakan dan strategi yang mencerminkan komitmen UNCAC, oleh Kementerian Penilaian terhadap kualitasundang-undang, strategi dan rencana

Laporan proyek UNODC Laporan penilaian pribadi negara Laporan Mekanisme Ulasan UNCAC

Keluaran 2.1.2Informasi dihasilkan dan tersedia pada sifat dan tingkat korupsi

Adanya database korupsi Kualitas data Bukti data disediakan untuk digunakan oleh para pemangku kepentingan dan publik

Analisis UNODC akan ruang lingkup dan kualitas data Wawancara/penelitian pemangku kepentingan dilakukan oleh UNODC menggunakan alat penilaian kualitatif terstruktur Laporan proyek UNODC

Keluaran 2.1.3Pengetahuan dan keterampilan penegakan hokum ditingkatkan untuk mencegah dan mendeteksi korupsi, sejalan dengan reformasi birokrasi Indonesia

Jumlah, jenis dan daerah di mana petugas dilatih, oleh lembaga Penilaian kualitatif tentang seberapa informatif dan mampu kah petugas, termasuk aplikasinya kembali di tempat kerja

Laporan Pemerintah Indonesia, termasuk dari akademi pelatihan yang relevan Laporan proyek UNODC, termasuk evaluasi pelatihan Penelitian kualitatif / wawancara pemangku kepentingan dilakukan oleh UNODC

Keluaran 2.1.4Sistem pengelolaan kasus dan kemampuan ditingkatkan

Jumlah dan jenis sistem manajemen kasus dibentuk atau diperkuat, berdasarkan lembaga dan lokasi Penilaian kualitatif tentang apakah kapasitas sistem ditingkatkan

Laporan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Laporan proyek UNODC

Keluaran 2.1.5Peningkatan koordinasi antar instansi dan kerjasama internasional dalam melawankorupsi

Nota kesepahaman diatur dengan lembaga mitra secara domestik dan internasional, keanggotaan kelompok regional, jumlah dan jenis kasus korupsidiidentifikasi, diselidiki dan dituntut dengan lembaga-lembaga mitra Jumlah, proporsi dan jenis kasus

Penerbitan nota kesepahaman Laporan dari pengelompokan regional Laporan negara mitra dari anti-korupsi yang relevan

Page 44: UNODC Country Programme Indonesia

berhasil dituntut

Hasil 2.2 - Masyarakat Sipil dan MediaPeningkatan keterlibatan masyarakat sipil dan media dalam melaksanakan strategi anti-korupsi

Umpan balik dari organisasi masyarakat sipil anti-korupsi padakesempatan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia untukterlibat dalam strategi pengembangan dan pelaksanaan anti-korupsi Umpan balik dari media pada kesempatan yang disediakan oleh Pemerintah Indonesia untuk terlibat dalam strategi pengembangan dan pelaksanaan anti-korupsi

Laporan Pemerintah Indonesia Laporan LSM Penelitian (puncak) organisasi masyarakat sipil yang terlibat dalam inisiatif anti-korupsi

Keluaran 2.2.1Forum dan jaringan anti-korupsididirikan dan dikuatkan

Jumlah dan jenis forum, jaringandan kampanye didirikan Umpan balik dari pemangku kepentingan non-pemerintahdalam pengaturan dan hasil kerja dari forum ini

Laporan dari badan Pemerintah Laporan/penelitian yang dilakukan oleh LSM Penelitian spesifik UNODC didukung / disponsori

Keluaran 2.2.2Pemantauan pengadilan dan mekanisme paska keluhan didirikan dan dilanjutkan pada bidang prioritas tinggi yang disepakati

Jumlah mekanisme paska pengaduan didirikan, berdasarkan lokasi Jumlah mekanisme aktif paska pengaduan Kualitas mekanisme paska pengaduan

Laporan mekanisme paska pengaduan Daftar hakim yang telahdilaporkan Laporan proyek UNODC Penelitian kualitatif dilakukan oleh UNODC di daerah paska pengaduan

Keluaran 2.2.3Kelompok masyarakat sipil, media dan akademisi didukung untuk menerapkan strategi anti-korupsi

Jumlah strategi anti-korupsidiimplementasikan Kualitas / efektivitas strategi

Laporan proyek UNODC Penelitian kualitatif dilakukan oleh UNODC dengan para pemangku kepentingan tentangkualitas bantuan dan efektivitas UNODC pada strategi anti-korupsiyang diterapkan

Hasil 2.3 - Anti-Pencucian Uangdan Pengembalian AsetKegiatan pencucian uang diidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif dan aset pidanadipulihkan

Jumlah kasus pencucian uangdimulai, diselidiki, dituntut dandihukum Jumlah kasus pemulihan aset dimulai oleh PPATK atau lembagapenegakan lainnya Jumlah/nilai aset dan property yang disita oleh negara Jumlah kegiatan yang dilakukan

Catatan dan laporan Pemerintah Indonesia, termasuk yang dari PPATK Program/laporan proyek UNODC

Page 45: UNODC Country Programme Indonesia

di bawah prakarsa StARKeluaran 2.3.1PPATK diperkuat sejalan denganrencana pengembangan kapasitasnya

Jumlah pejabat PPATK dilatih secara efektif Hasil pra dan paska pelatihan

Laporan Pemerintah Indonesia, termasuk dari akademi pelatihan yang relevan Laporan proyek UNODC, termasuk evaluasi pelatihan Penelitian kualitatif / wawancara pemangku kepentingan dilakukan oleh UNODC

Keluaran 2.3.2Peraturan, kebijakan dan prosedurpencucian uang dan pemulihan asset dikembangkan dan diimplementasikan secara efektif

Undang-undang dan kebijakan Pemerintah Indonesia memenuhistandar internasional tentang AML Pemerintah Indonesia telah mengembangkan kebijakan dan rencana pemulihan aset Kualitas undang-undang, kebijakan dan prosedur dan sejauh mana mereka dilaksanakan secara efektif

Laporan Evaluasi Mutual Pemerintah Indonesia, menggunakan alat penilaian kualitatif terstruktur Catatan dan laporan Pemerintah Indonesia yang relevan Program/laporan kemajuan proyek UNODC Penilaian kualitatif terhadap undang-undang dan kebijakan, terhadap kriteria yang disepakati,menggunakan alat penilaian terstruktur

Keluaran 2.3.3Hakim, jaksa dan petugas penegak hokum memenuhi syarat untuk menerapkan peraturan pencucian uang dan pemulihan aset

Jumlah, jenis dan lokasi petugas yang efektif dilatih Hasil pra dan pasca pelatihan

Laporan Pemerintah Indonesia, termasuk dari akademi pelatihan yang relevan Laporan proyek UNODC, termasuk evaluasi pelatihan

Keluaran 2.3.4Mekanisme untuk kerjasama internasional yang lebih efektif dikembangkan dan diimplementasikan pada anti-pencucian uang dan pemulihan aset

Jumlah dan lingkup mekanisme koperasi internasional dikembangkan dandiimplementasikan Kualitas mekanisme kooperatif Pemerintah Indonesia telah memperkuat sebuah Otoritas Pusat untuk bantual mutual legal, ekstradisi dan pemulihan aset Kualitas pengoperasian Otoritas Pusat ini

Laporan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Laporan proyek UNODC Penelitian kualitatif / wawancara pemangku kepentingan dilakukan oleh UNODC menggunakanalat penilaian terstruktur

Sub-Program 3: Pencegahan TerorismeHirarki Hasil Indikator Kerja Sarana VerifikasiHasil 3.1 - Kerangka HukumKerangka legislatif dan peraturan CT didirikan dan bersifat operasional

Pemerintah Indonesia telah memberlakukan modifikasi undang-undang untuk kepatuhan penuh dengan instrumen CT dan

Catatan dan laporan Indonesia Pelaksanaan program UNODCdan laporan analisis situasi Penilaian dan laporan CTED

Page 46: UNODC Country Programme Indonesia

resolusi Dewan Keamanan (SC) Pemerintah Indonesia telah meningkatkan ratifikasi semua 16 instrumen CT

Laporan evaluasi jangka menengah dan akhir

Keluaran 3.1.1Legislasi melawan terorisme disusun dan dikembangkan sesuai dengan instrumen internasional

Indonesia telah menyusun modifikasi undang-undang baru untuk memenuhi instrumen CT dan resolusi SC Indonesia telah menyusun undang-undang baru dalamkesesuaian dengan instrumen CT dan kewajiban hukum internasional lainnya Indonesia telah menerimasaran/dukungan spesifik dari UNODC untuk pengulasan dan penyusunan undang-undang Indonesia telah menunjukkan kepuasan penuh dengan dukungan UNODC

Catatan dan laporan Pemerintah Indonesia Pelaksanaan program UNODCdan laporan analisis situasi Penilaian dan laporan CTED Penilaian kualitatif ataskepuasan klien dengan dukungan UNODC, menggunakan alat penilaian terstruktur Laporan evaluasi jangka menengah dan akhir

Keluaran 3.1.2Dukungan diberikan untuk ratifikasi semua instrument universal CT

Indonesia telah menerimasaran/dukungan spesifik dari UNODC dalam ratifikasi dan telah mengindikasikan kepuasan penuhdengan dukungan UNODC Indonesia telah memulai tindakan konkret untuk memajukan proses baru ratifikasi Jumlah ratifikasi baru instrument CT Indonesia telah selesai

Catatan dan laporan Indonesia Pelaksanaan program UNODCdan laporan analisis situasi Penilaian dan laporan CTED Penilaian kualitatif ataskepuasan klien dengan dukungan UNODC, menggunakan alat penilaian terstruktur Laporan evaluasi jangka menengah dan akhir

Hasil 3.2 - Kapasitas Implementasi Sistem PeradilanSistem peradilan pidana tingkat nasional menerapkan tindakan CT berdasarkan aturan hukum

Pemerintah Indonesia telah meningkatkan lebih lanjut kapasitas keadilan pidana untuk melaksanakan ketentuan hukum CT dan berpartisipasi dalam kerjasama internasional terkait Pemerintah Indonesia telah membuktikan kapasitas pelaksanaan rezim hukum CT nyadalam kasus tentang teroris atau kejahatan terkait (penyelidikan, penuntutan, pengadilan)

Catatan dan laporan Pemerintah Indonesia Pelaksanaan program UNODCdan laporan analisis situasi Penilaian dan laporan CTED Laporan evaluasi jangka menengah dan akhir

Keluaran 3.2.1Sistem peradilan pidana nasional dan BNPT telah meningkatkan

Jumlah dan jenis kegiatan pelatihan umum didukung oleh UNODC untuk Indonesia,

Catatan dan laporan Indonesia Laporan pelaksanaan program UNODC

Page 47: UNODC Country Programme Indonesia

keterampilan dan alat untukmelaksanakan ketentuan CT

termasuk jumlah penerima manfaat (M/F) oleh kesatuan CJS Persentase peserta pelatihanmenunjukkan (dalam kuesioner penilaian) perolehan peningkatanpengetahuan/kompetensi Persentase peserta pelatihanmenunjukkan (dalam kuesioner penilaian) kegunaan alat yang dikirim oleh UNODC Kepuasan mitra dengan kualitaspelatihan dan jasa dukungan terkait UNODC

Penilaian kualitatif terhadap pelatihan, alat dan kepuasan klien secara keseluruhan pada layanan UNODC menggunakan alat penilaian terstruktur Laporan evaluasi jangka menengah dan akhir

Keluaran 3.2.2Para pejabat nasional telah memperoleh kompetensi khusus dalam aspek hukum tematik CT

Jumlah dan jenis kegiatan pelatihan khusus didukung oleh UNODC untuk Indonesia, termasuk jumlah penerima manfaat (M/F) oleh kesatuan CJS Persentase peserta pelatihanmenunjukkan (dalam kuesioner penilaian) perolehan peningkatanpengetahuan/kompetensi Persentase peserta pelatihan menunjukkan (dalam kuesioner penilaian) kegunaan alat yang dikirim oleh UNODC Kepuasan mitra dengan kualitaspelatihan dan jasa dukungan terkait UNODC

Catatan dan laporan Indonesia Laporan pelaksanaan program UNODC Penilaian kualitatif terhadap pelatihan, alat dan kepuasan klien secara keseluruhan pada layanan UNODC menggunakanalat penilaian terstruktur Laporan evaluasi jangka menengah dan akhir Pra dan paska pengujian para pengikut latihan

Keluaran 3.2.3Mekanisme koordinasi dan kerjasama didirikan/diperkuat antara kesatuan nasional yang bersangkutan sehubungan denganpenerapan langkah-langkah CT

Indonesia telah membentuk / memperkuat langkah-langkah untuk kolaborasi antar-disiplin Jumlah dan jenis layanan dukungan disediakan oleh UNODC untuk Indonesia Kepuasan mitra dengan kualitaslayanan dukungan UNODC terkait

Catatan dan laporan negara mitra Laporan pelaksanaan program UNODC Penilaian kualitatif atas jasa UNODC dengan menggunakan alatpenilaian terstruktur Laporan evaluasi jangka menengah dan akhir

Hasil 3.3 - KeadilanTransnasional TerorganisirKerjasama transnasional yang efisien dan efektif dalam aspek keadilan pidana CT

Indonesia telah melakukan langkah-langkah untuk/berpartisipasi dalam kerjasamanya dalam aspek keadilan pidana CT

Catatan dan laporan Indonesia Pelaksanaan program UNODCdan laporan analisis situasi Penilaian dan laporan CTED Laporan evaluasi jangka menengah dan akhir

Keluaran 3.3.1Otoritas pusat nasional dalam

Otoritas pusat Indonesia yang telah ditunjuk secara aktif terlibat

Catatan dan laporan Indonesia Pelaksanaan program UNODC

Page 48: UNODC Country Programme Indonesia

bantuan legal mutual dan ekstradisi meningkatkan jaringan kerja pada CT

dalam jaringan kerja daerah pada langkah-langkah CT Kepuasan mitra dengan kualitaslayanan dukungan UNODC terkait

dan laporan analisis situasi Penilaian dan laporan CTED Penilaian kualitatif terhadap jasa UNODC dengan menggunakan alatpenilaian terstruktur Laporan evaluasi jangka menengah dan akhir

Keluaran 3.3.2Bantuan legal mutual dan ketentuan ekstradisi mengenaiterorisme diterapkan sesuai dengan hukum internasional

Indonesia memberlakukan bantuan legal mutual dan ketentuan ekstradisi sehubungan dengan tindakan CT Jumlah instansi di mana Indonesia telah menerapkan bantuan legal mutual dan ketentuan ekstradisi dalam kasus kejahatan teroris dan/atau kasus kejahatan serius terkait Kepuasan mitra dengan kualitaslayanan dukungan UNODC terkait

Catatan dan laporan Indonesia Pelaksanaan program UNODCdan laporan analisis situasi Penilaian dan laporan CTED Penilaian kualitatif terhadap jasa UNODCdengan menggunakan alatpenilaian terstruktur Laporan evaluasi jangka menengah dan akhir

Sub-Program 4: KeadilanHirarki Hasil Indikator Kerja Sarana VerifikasiHasil 4.1 - Reformasi Peradilan PidanaAgenda reformasi peradilan pidana Pemerintah Indonesia secara efektif diimplementasikan

Laporan evaluasi, peraturan baru dan strategi pemerintah yang dimodifikasi dilaksanakan secara efektif

Laporan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Laporan proyek UNODC Studi kualitatif yang didukung / disponsori oleh UNODC pada pelaksanaan agenda reformasi, menggunakan alat penilaian

Page 49: UNODC Country Programme Indonesia

terstrukturKeluaran 4.1.1Mekanisme standar, integritas dan pengawasan professional diperkuat dan diimplementasikan dalam lembaga penegak hukumdan peradilan

Pemerintah Indonesia telah melaksanakan secara efektifinstrumen universal yang terkandung dalam konvensi dan protokol Cakupan dan kualitas mekanisme ini

Data yang diberikan oleh lembaga Pemerintah Indonesia terkait Laporan program UNODC / kemajuan proyek Penilaian kualitas UNODC (atau lembaga lain) akan standar, integritas dan mekanisme pengawasan profesional, menggunakan alat penilaian kualitatif terstruktur

Keluaran 4.1.2Program saksi khusus dan perlindungan korban didirikan dan dilaksanakan

Pemerintah Indonesia telah menerapkan undang-undang perlindungan saksi tertentudan sesuai dengan konvensi, norma dan standar internasional dan regional Penilaian kualitas program ini

Data yang diberikan oleh lembaga Pemerintah Indonesia terkait Laporan program UNODC / kemajuan proyek Penilaian kualitas UNODC (atau lembaga lain) akan standar, integritas dan mekanisme pengawasan profesional, menggunakan alat penilaian kualitatif terstruktur

Keluaran 4.1.3Peningkatan sistem manajemen lembaga pemasyarakatandiimplementasikan, termasuk sehubungan dengan rehabilitasi tahanan sejalan dengan standar internasional

Pemerintah Indonesia telah menerapkan peningkatan rezim lembaga pemasyarakatan Penilaian kualitas rezim ini Rezim Pemerintah Indonesia termasuk rehabilitasi tahanan khusus

Data yang diberikan oleh lembaga Pemerintah Indonesia terkait Laporan program UNODC / kemajuan proyek Penilaian kualitas UNODC (atau lembaga lain) akan standar, integritas dan mekanisme pengawasan profesional, menggunakan alat penilaian kualitatif terstruktur

Hasil 4.2 - Keadilan bagi Kelompok RentanPeningkatan sistem tanggapan peradilan pidana bagi kelompok rentan

Laporan evaluasi, peraturan baru dan strategi pemerintah yang dimodifikasi berkaitan dengan sistem tanggapan peradilan pidanabagi kelompok rentan telah ditingkatkan

Laporan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Laporan program UNODC / proyek Penelitian kualitatif yang disponsori/didukung oleh UNODC didistribusikan ke penduduk Indonesia tentang akses dan respon dari sistem peradilan pidana untuk kelompok rentan

Keluaran 4.2.1Sistem peradilan anak diperkuat

Pemerintah Indonesia telah menerapkan sistem peradilan remaja dan anak Penilaian kualitas sistem ini

Data yang diberikan oleh lembaga Pemerintah Indonesia terkait Laporan program UNODC / kemajuan proyek

Page 50: UNODC Country Programme Indonesia

Penilaian kualitas UNODC (atau lembaga lain) akan standar, integritas dan mekanisme pengawasan profesional, menggunakan alat penilaian kualitatif terstruktur

Keluaran 4.2.2Langkah-langkah untuk mencegah kekerasan terhadapwanita didirikan dan diimplementasikan

Pemerintah Indonesia telah membentuk langkah-langkah baru/efektif untuk mencegah kekerasan terhadap wanita Cakupan dan kualitas langkah-langkah ini

Data yang diberikan oleh lembaga Pemerintah Indonesia terkait Laporan program UNODC / kemajuan proyek Penilaian kualitas UNODC (atau lembaga lain) akan standar, integritas dan mekanisme pengawasan profesional, menggunakan alat penilaian kualitatif terstruktur

Sub-Program 5: Narkoba dan HIVHirarki Hasil Indikator Kerja Sarana VerifikasiHasil 5.1 - PencegahanPenggunaan narkoba tergantung dan bebas dikurangi

Perkiraan jumlah pengguna narkoba baru berdasarkan jenis narkoba, termasuk tren Jumlah orang yang menghadiri program pengobatan danketergantungan Jumlah orang yang menghadiri program keterampilan hidup dan

Laporan lembaga pemerintah Indonesia terkait, khususnya Departemen Kesehatan danDirektur Jenderal Pemasyarakatan Laporan LSM dan WHO Studi/ penelitian spesifik proyek UNODC - termasuk pembentukan garis dasar

Page 51: UNODC Country Programme Indonesia

pendidikan Pengujian dan evaluasi peserta program keterampilan dan pelatihan

Keluaran 5.1.1Data dan informasi dibuat tersedia untuk tanggapan pencegahan penggunaan narkoba berbasis bukti

Rancangan dan implementasi program dan jasa pencegahan dan pengobatan narkoba didasarkan pada informasi dan pengetahuan strategis tersedia dalamkerentanan kelompok penduduk paling berisiko, dan faktor risiko dan tingkat masyarakat

Laporan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Penilaian UNODC atas dokumen rencana strategis Pemerintah Indonesia

Keluaran 5.1.2Keterampilan hidup berbasis bukti dan program pencegahan narkoba masyarakat disesuaikandan diimplementasikan

Jumlah dan lingkup program keterampilan hidup dirancang dan disampaikan Jumlah dan ruang lingkup program pendidikan narkobadirancang dan disampaikan Kualitas program keterampilan hidup dan pendidikan

Laporan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Laporan proyek UNODC Penilaian kualitatif dari program, menggunakan alat penilaian terstruktur

Keluaran 5.1.3Kebijakan dan program berorientasi kesehatan masyarakatdidukung dan diimplementasikanuntuk pencegahan narkoba

Jumlah lokakarya dan pertemuan advokasi dengan Pemerintah Indonesia dengan fokus padapendekatan kesehatan masyarakat akan pencegahan penggunaan narkoba didukung oleh UNODC

Laporan tahunan proyek UNODC

Keluaran 5.1.4Stigmatisasi penggunaan narkoba dikurangi

Penilaian sikap masyarakat dan public akan stigma yang terkait dengan penggunaan narkoba

Laporan hasil kampanye de-stigmatisasi

Hasil 5.2 - Pengobatan danReintegrasiOrang yang ketergantungan narkoba memiliki akses ke jasapengobatan dan reintegrasi yang lebih efektif

Jumlah dan profil pengguna narkoba yang diberikan pengobatan Jumlah dan profil pengguna narkoba yang efektif terintegrasi kembali ke masyarakat

Catatan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Dokumen proyek UNODC Statistik International

Keluaran 5.2.1Program pengobatan dan paska perawatan di tingkat masyarakatdidukung

Jumlah dan lingkup program perawatan ketergantungan narkobatingkat masyarakat didirikan Jumlah dan lingkup program paska perawatan ketergantungan narkoba didirikan Kualitas program ini

Laporan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Penilaian kualitatif dari program Penelitian yang diberikan kepada individu yang terlibat dalamprogram pada efektivitas

Keluaran 5.2.2Rangkaian kesatuan perawatan antara perawatan masyarakat daninstitusional didirikan

Kebijakan dan susunan kerja dibentuk untuk memastikan rangkaian kesatuan perawatan Kualitas kebijakan dan susunan

Laporan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Laporan proyek UNODC

Page 52: UNODC Country Programme Indonesia

iniKeluaran 5.2.3Harmonisasi undang-undang/ kebijakan nasional terkait dengan penggunaan narkoba dan HIV didukung

Jumlah pertemuan dan lokakaryadi mana UNODC mendukung pendekatan 'seluruh pemerintah' untuk penggunaan narkoba dan HIV Sejauh mana perubahan legislatif dan kebijakan di daerah ini mencantumkan konsultasi bilateral

Laporan tahunan proyek UNODC Laporan Pemerintah Indonesia (KPA dan BNN)

Keluaran 5.2.4Peningkatan penggunaan modalitas pengobatan ketergantungan narkoba sukarela berdasarkan bukti didukung

Jumlah dan profil individu yang diberikan pengobatan wajib narkoba

Statistik nasional Statistik internasional dariorganisasi internasional relevan

Hasil 5.3 - Cakupan HIVTujuan akses universal dicapai antara penyuntik narkoba dan di dalam lembaga pemasyarakatan

Layanan pencegahan HIV mencapai mendekati akses universal pada 2015

Laporan kemajuan negara UNGASS Studi/penelitian khusus Program Laporan kemajuan proyek UNODC

Keluaran 5.3.1Layanan terkait penggunaan narkoba dan HIV diperluas di dalam masyarakat

Peningkatan persentase individu yang tercakup

Laporan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Laporan proyek UNODC

Keluaran 5.3.2Para pemangku kepentingan telah meningkatkan akses ke informasi/ data tentang situasi narkoba/HIV dalam lembaga pemasyarakatan

Departemen Koreksi menerima dan menggunakan data baru yang tersedia tentang narkoba danHIV dalam lembaga pemasyarakatan

Penilaian UNODC atas rencana dan dokumen strategis Pemerintah Indonesia yang berkaitan denganlembaga pemasyarakatan

Keluaran 5.3.3Layanan ketergantungan narkoba dan HIV berbasis bukti diperluas dalam lembaga pemasyarakatan

Jumlah penjara dengan layananketergantungan obat dan HIV berbasis bukti

Laporan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Laporan proyek UNODC

Hasil 5.4 - Kualitas HIVPencegahan, pengobatan dan perawatan HIV didasarkanpada bukti dan praktik yang baik

Kualitas pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV ditingkatkan % dari individu yang ditargetkan yang menerima perawatan berkualitas

Penelitian kualitatif oleh UNODC (atau lembaga lainnya) kepada individu yang menerimapengobatan tentang kualitaspengobatan Laporan proyek UNODC Catatan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan

Keluaran 5.4.1Kebijakan dan protokol terkait HIV konsisten dengan

Kebijakan dan protokol Pemerintah Indonesia akan HIV sejalan dengan pendekatan

Catatan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Laporan proyek UNODC

Page 53: UNODC Country Programme Indonesia

pendekatan pengurangan dampak buruk

pengurangan dampak buruk

Keluaran 5.4.2Populasi utama yang terkena berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan negara

Populasi yang berisiko terlibat dalam pengembangan susunan kerja strategis nasional dan kebutuhan mereka dicantumkan

Catatan dan laporan pelatihan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan, termasuk evaluasihasil pelatihan Laporan evaluasi pelatihan UNODC Penelitian kualitatif didukung/ disponsori oleh UNODC (atau lembaga lainnya) tentangapakah populasi utama yang terkena merasa mereka telah berkontribusi terhadapan tanggapan

Hasil 5.5 - Keberlanjutan HIVLayanan pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV disediakan secara berkelanjutan

Persentase anggaran HIV Pemerintah Indonesia yang berasal dari sumber domestic (yaitu non-donor) Susunan didirikan untuk memastikan keberlanjutan perawatan HIV

Anggaran publik Pemerintah Indonesia untuk lembaga HIV yang relevan Susunan strategis Pemerintah Indonesia atas lembaga yang relevan

Keluaran 5.5.1Jaringan dan koalisi pemain utama dikembangkan

Jumlah dan cakupan jaringan dankoalisi dibentuk, dan efektifitasnya

Laporan pertemuan koalisi/ jaringan Catatan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Penelitian kualitatif yang terstruktur tentang efektifitas

Keluaran 5.5.2Kapasitas lembaga-lembaga yang relevan ditingkatkan untukmemberikan pelatihan pengurangan dampak buruk dan bantuan teknis

Lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan didukung untukmemberikan pelatihan pengurangan dampak buruk danbantuan Bukti peningkatan pengetahuan dan keterampilan kelompok pelatihan sasaran

Catatan dan laporan pelatihan lembaga Pemerintah Indonesia, termasuk evaluasi hasil pelatihan Pra dan paska pengujian pengikut latihan Laporan evaluasi pelatihan UNODC, termasuk studi tindak lanjut atas penerapan hasil belajar

Keluaran 5.5.3Alokasi anggaran yang memadai dibuat untuk mengatasi HIV di kalangan pengguna narkoba dan di dalam lembaga pemasyarakatan

Alokasi anggaran Pemerintah Indonesia untuk perawatan HIV diantara pengguna narkoba dan di dalam lembaga pemasyarakatan, dan penilaian kecukupannya

Catatan lembaga Pemerintah Indonesia yang relevan Catatan yang dihasilkan dariseminar/meja bundar dalam alokasi anggaran yang tepat Catatan proyek UNODC

Page 54: UNODC Country Programme Indonesia

Lampiran II: Anggaran Indikatif

2012 2013 2014 2015 Total Anggaran

Jumlah yang

DijanjikanSaldo

Sub-Program 1: Kejahatan Transional Terorganisir dan Perdagangan Bebas 2,715,277 2,492,678 2,500,000 2,500,000 10,207,955 5,207,955 -5,000,000Sub-Program 2: Anti-Korupsi 2,250,009 2,007,219 2,300,000 2,300,000 8,857,228 3,257,228 -5,600,000Sub-Program 3: Pencegahan Terorisme 500,000 500,000 800,000 800,000 2,600,000 0 -2,600,000Sub-Program 4: Keadilan 701,730 700,800 1,000,000 1,000,000 3,402,530 922,530 -2,480,000Sub-Program 5: Narkoba dan HIV

475,666530,000 530,000 530,000 2,065,666 233,978 -1,831,688

TOTAL 6,642,682 6,230,697 7,130,000 7,130,000 27,133,379 9,621,691 -17,511,688

Lampiran III: Kaitan Program Negara

Sub-Program 1: Kejahatan Transional Terorganisir dan Perdagangan BebasRPJMN UNPDF RPF

Hasil 1.1 : Peningkatan keamanan perbatasan melalui peningkatan langkah-langkah untuk melawan perdagangan ilegal dan perdagangan manusia

Area Prioritas 1, 10 Hasil 1.1

Hasil 1.2 : Operasi perdagangan orang & penyelundupan migran diidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif

Area Prioritas 1,Prioritas Politik, Hukum dan

Sub-Hasil 7 Hasil 1.2, 1.5, 3.1, 3.2

Page 55: UNODC Country Programme Indonesia

Keamanan danPrioritas Ekonomi

Hasil 1.3 : Perdagangan obat-obatan terlarang diidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif

Area Prioritas 1 Hasil 1.3, 3.1, 3.2

Hasil 1.4: Kejahatan terkait hutan dan satwa liar diidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif

Area Prioritas 9 Sub-Hasil 11 Hasil 1.4, 6.2

Sub-Program 2: Anti-KorupsiRPJMN UNPDF RPF

Hasil 2.1: Praktek korupsi diidentifikasi dandiselidiki oleh lembaga negara

Area Prioritas 1 danPrioritas Politik, Hukum danKeamanan

Sub-Hasil 6 Hasil 2.1

Hasil 2.2: Peningkatan keterlibatan masyarakat sipil dan media dalam melaksanakan strategi anti-korupsi

Prioritas Politik, Hukum danKeamanan

Sub-Hasil 6 Hasil 2.4

Hasil 2.3: Kegiatan pencucian uang diidentifikasi dan ditindaklanjuti secara efektif dan aset kriminal dipulihkan

Prioritas Politik, Hukum danKeamanan

Hasil 2.2, 2.3, 3.4

Sub-Program 3: Pencegahan TerorismeRPJMN UNPDF RPF

Hasil 3.1: Kontra-terorisme dan susunan peraturan didirikan dan bersifat operasional

Area Prioritas 1 danPrioritas Hukum Politik danKeamanan

Sub-Program dalam CT, Hasil 1

Hasil 3.2 : Sistem peradilan pidana tingkat nasional menerapkan tindakan kontra-terorisme beredasarkan aturan hukum

Area Prioritas 1 danPrioritas Hukum Politik danKeamanan

Sub-Program dalam CT, Hasil 2

Hasil 3.3: Kerjasama transnasional yang efisien dan efektif terhadap peradilan pidana

Area Prioritas 1 danPrioritas Hukum Politik danKeamanan

Sub-Program dalam CT, Hasil 3

Sub-Program 4: KeadilanRPJMN UNPDF RPF

Hasil 4.1: Agenda reformasi peradilan pidana Pemerintah Indonesia secara efektif diimplementasikan

Prioritas Politik, Hukum danKeamanan danPrioritas Kesejahteraan Rakyat

Sub-Hasil 7 Hasil 3.3

Hasil 4.2: Peningkatan sistem tanggapan peradilan pidana bagi kelompok rentan

Prioritas Politik, Hukum dan

Sub-Hasil 5, 7, 8 Hasil 3.3

Page 56: UNODC Country Programme Indonesia

Keamanan danPrioritas Kesejahteraan Rakyat

Sub-Program 5: Narkoba dan HIVRPJMN UNPDF RPF

Hasil 5.1: Penggunaan narkoba berketergantungan dan bebas dikurangi

Priority Area 5 Sub-Hasil 2 Hasil 4.3, 5.2

Hasil 5.2: Orang yang ketergantungan narkoba memiliki akses ke layananpengobatan dan reintegrasi yang lebih efektif

Priority Area 5 Sub-Hasil 2 Hasil 4.3, 5.2

Hasil 5.3: Tujuan akses universal dicapai di antara penyuntik narkoba dan di dalam lembaga pemasyarakatan

Priority Area 5 Sub-Hasil 2,7 Hasil 4.2, 5.1

Hasil 5.4: Pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV didasarkan pada bukti dan praktik yang baik

Priority Area 5 Sub-Hasil 2,3 Hasil 5.1, 5.2

Hasil 5.5: Pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV disediakan secara berkelanjutan

Priority Area 5 Sub-Hasil 2 Hasil 5.1, 5.3

Lampiran IV: Mandat UNODC dan Ratifikasi Indonesia

UNODC adalah "wali" dari berbagai Konvensi dan perjanjian PBB. Sebagai hasilnya, UNODC memiliki mandat untuk mendukung negara-negara anggota untuk melaksanakan ketentuan konvensi dan perjanjian relatif. UNODC juga diamanatkan untuk melaksanakan Standar UN dan Pencegahan Norma Kejahatan dan Peradilan Pidana, termasuk sehubungan dengan perlindungan korban, kekerasan terhadap perempuan dan perlakuan manusiawi dari pelanggar.

Konvensi Tunggal Narkotika tahun 1961 sebagaimana telah diubah berdasarkan Protokol 1972 (Disahkan pada 1976)

Page 57: UNODC Country Programme Indonesia

Konvensi Zat Psikotropika tahun 1971 (Pencapaian pada 1996)

Konvensi menentang Perdagangan Gelap Narkotika dan Zat Psikotropika tahun 1988 (Disahkan pada 1999)

Konvensi PBB menentang Kejahatan Transnasional Terorganisir tahun 2000 (Disahkan pada 2009) dan Protokol nya:

Protokol untuk Mencegah, Menekan dan Menghukum Perdagangan Orang, Terutama Perempuan dan Anak (Disahkan pada 2009)

Protokol menentang Penyelundupan Migran melalui Darat, Udara dan Laut (Disahkan pada 2009)

Protokol terhadap Manufaktur Gelap dan Perdagangan Senjata Api, Bagian dan Komponen dan Amunisinya

Konvensi PBB menentang Korupsi 2003 (Disahkan pada 2006)

Konvensi 1963 mengenai Pelanggaran dan Tindakan Tertentu Lainnya yang Dilaksanakan di Pesawat (Negara Pihak pada 1976)

Konvensi 1970 untuk Penekanan dalam Tindakan Melawan Hukum dalam Pesawat (Negara Pihak pada 1976)

Konvensi 1971 untuk Penekanan dalam Tindakan Melawan Hukum terhadap Keamanan Penerbangan Sipil (Negara Pihak pada 1976)

Konvensi 1973 mengenai Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan terhadap Orang yang Dilindungi secara Internasional, termasuk Agen Diplomatik (Peningkatan langkah menjadi partai)

Konvensi Internasional 1979 menentang Penyanderaan (Peningkatan langkah menjadi partai)

Konvensi 1980 mengenai Perlindungan Fisik Material Nuklir (Negara Pihak pada 1986) Protokol 1988 mengenai Pemberantasan Tindakan Kekerasan Melanggar Hukum di Bandara

yang Melayani Penerbangan Sipil Internasional

Konvensi 1988 mengenai Pemberantasan Tindakan Melawan Hukum terhadap Keamanan Navigasi Maritim

Protokol 1988 mengenai Pemberantasan Tindakan Melawan Hukum terhadap Keselamatan Pelantar Tetap pada Landas Kontinen

Konvensi 1991 mengenai Penandaan Bahan Peledak Plastik untuk Tujuan Deteksi

Page 58: UNODC Country Programme Indonesia

Konvensi Internasional 1997 untuk Penekanan dalam Pemboman Teroris (Negara Pihak pada 2006)

Konvensi Internasional 1999 untuk Penekanan dalam Pendanaan Terorisme (Negara Pihak pada 2006)

Konvensi Internasional 2005 untuk Penekanan dalam Aksi Terorisme Nuklir (peningkatan langkah untuk menjadi partai)

Amandemen 2005 untuk Konvensi mengenai Perlindungan Fisik Material Nuklir (Persetujuan Negara pada 2010)

Protokol 2005 mengenai Konvensi 1988 untuk Penekanan dalam Tindakan Melawan Hukum terhadap Keselamatan Navigasi Maritim

Protokol 2005 untuk Protokol 1988 mengenai Penekanan dalam Tindakan Melawan Hukum terhadap Keselamatan Pelantar Tetap pada Landas Kontinen