BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria...
Transcript of BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria...
46
BAB IV
PERANCANGAN
4.1 Kriteria Perancangan
Perancangan merupakan kegiatan awal dalam usaha merealisasikan suatu
desain atau produk (prototipe mesin) yang sesuai dengan kebutuhan. Sebuah mesin
penyosoh dirancang dimaksudkan untuk menghilangkan lapisan yang menutupi
endosperm yaitu lapisan mesocarp dan lapisan aleuron sehingga biji hanjeli
didapatkan bagian endosperm yang putih dan biji layak untuk dikonsumsi untuk
dibuat produk makanan atau sebagai makanan pokok pengganti beras.
Berdasarkan hasil uji kinerja Itasari (2017), pada mesin penyosoh hanjeli
TEP-04 melakukan dua fungsi kerja secara langsung, yaitu mengupas dan
menyosoh. Proses mengupas dan menyosoh berlangsung bersamaan dalam sebuah
ruang yang terbentuk antara silinder penyosoh (batu gerinda) dan permukaan diam
yaitu saringan berlubang elips yang memiliki permukaan yang lebih kasar
dibandingkan jenis lubang saringan berbentuk bulat cenderung lebih tumpul
terjadinya gesekan, tetapi pada saat penyosohan, adanya gesekan terus-menerus
yang terjadi di dalam ruang penyosoh mengakibatkan adanya hanjeli hasil
penyosohan yang pecah dan terhimpit di sela-sela lubang saringan, menimbulkan
semakin banyak hanjeli yang tertinggal di dalam saringan dan ruang penyosoh akan
mengurangi hasil penyosohan dan menimbulkan banyak kulit dan dedak terbawa
ke saluran output dikarenakan lubang saringan penuh dengan biji hanjeli yang
pecah, sehingga output yang dihasilkan dari mesin penyosoh TEP-04 masih berupa
campuran antara biji hanjeli tersosoh utuh, tersosoh pecah, tersosoh sebagian, kulit
dan dedak, sehingga masih harus dilakukan proses sortasi untuk memisahkan biji
dan kulit hanjeli. Pembersihan saringan secara berkala setiap selesai penyosohan
baik untuk dilakukan agar kualitas penyosohan tidak menurun. Sistem transmisi
yang digunakan puli dan sabuk untuk meneruskan putaran dari motor diesel ke puli
pada poros gerinda penyosoh. Posisi poros ditopang oleh tiga bantalan yang
mempengaruhi kinerja mesin terjadinya defleksi dan getaran pada mesin.
Unit penyosoh yang akan dirancang merupakan modifikasi dari mesin
penyosoh hanjeli TEP-04 dengan mempertimbangkan beberapa kelemahan yang
47
Saringan Silinder penyosoh
Silinder luar
Posisi Bantalan
Posisi Pintu Output
Ruang Penyosohan
Posisi Blower
telah diuraikan di atas. Proses modifikasi ini sebagai wujud perbaikan yang akan
diterapkan pada mesin penyosoh hanjeli TEP-0519 dan kriteria mesin yang
diharapkan sebagai berikut:
1) Kapasitas penyosohan diharapkan sebesar 30 kg/jam berdasarkan
kebutuhan produsen biji hanjeli (Ramdani, 2015).
2) Mesin melakukan proses penyosohan secara kontinyu.
3) Hasil sosohan berupa biji tersosoh utuh dan bersih dari dedak.
4) Proses maintenance ruang penyosoh mudah dilakukan.
4.2 Bagian-Bagian Mesin yang Dimodifikasi
Usaha untuk memenuhi kriteria rancangan yang diharapkan, maka berikut
ini bagian-bagian yang dimodifikasi dari mesin penyosoh hanjeli TEP-04 disajikan
pada Gambar 24.
Gambar 24. Bagian–bagian yang Dimodifikasi Mesin Penyosoh Hanjeli TEP-04
48
Berikut ini uraian penjelasan dari Gambar 24 mengenai bagian-bagian yang
dimodifikasi pada mesin penyosoh hanjeli TEP-04, yaitu:
4.2.1 Unit Penyosoh
Unit Penyosoh memiliki beberapa kekurangan, diantaranya yaitu :
1) Kapasitas aktual masih rendah karena mekanisme kerja melakukan dua fungsi
kerja secara langsung yaitu mengupas dan menyosoh, mekanisme
pengupasan dengan batu gerinda tidak efektif, dan sistem penyosohan batch
(total waktu penyosohan 20 menit) karena semakin lama waktu penyosohan
maka kapasitas aktual akan semakin kecil.
2) Ruang penyosoh yang sempit dan tertutup mengakibatkan susahnya operator
dalam melakukan maintenance ruang penyosoh. Ruang penyosoh disajikan
pada Gambar 25.
3) Unit pemisah belum efektif, dilihat dari hasil sosohan yang belum bersih yaitu
biji tersosoh, cangkang dan dedak masih tercampur sehingga perlu sortasi
secara manual untuk memisahkan biji hanjeli yang telah tersosoh.
Gambar 25. Ruang Penyosoh Mesin Hanjeli TEP-04
Berdasarkan kekurangan mesin penyosoh hanjeli TEP-04 yang telah
disebutkan di atas maka usaha untuk memperbaiki kekurangan tersebut akan
diterapkan pada mesin penyosoh hanjeli TEP-0519, sebagai berikut:
1) Modifikasi sistem penyosohan
Modifikasi pada ruang penyosohan ini yaitu melakukan perubahan dimensi
panjang silinder penyosoh (batu gerinda) mesin penyosoh TEP-04 yang
menggunakan batu gerinda sebanyak 23 buah menjadi 15 buah batu gerinda. Hal
ini dimaksudkan mesin penyosoh TEP-0519 ini dirancang untuk memaksimalkan
proses penyosohan yaitu mesin dirancang untuk melakukan penggilingan kedua biji
Ruang Penyosoh
49
pecah kulit dalam menghilangkan lapisan mesocarp dan aleuron (lapisan lunak),
jadi untuk pengupasan kulit luar (pericarp) dikerjakan pada mesin pengupas yang
khusus karena mekanisme pengupasan menggunakan batu gerinda tidak efektif.
2) Mekanisme buka/tutup pada ruang penyosoh
Mekanisme buka/tutup dimaksudkan untuk memudahkan operator dalam
melakukan maintenance pada ruang penyosoh.
4.2.2 Saluran keluar Hanjeli Sosohan
Hasil sosohan mesin hanjeli TEP-04 melalui saluran luaran biji yang belum
sempurna dilihat berdasarkan hasilnya masih berupa biji hanjeli tersosoh utuh,
tersosoh pecah, tersosoh sebagian, tidak tersosoh, kulit dan dedak tercampur dalam
satu saluran keluaran yang sama. Oleh karena itu, harusnya dilakukan proses sortasi
secara manual untuk dapat memisahkan biji hanjeli yang telah tersosoh. Hal ini
kurang efisien karena akan banyak memakan waktu dan tenaga. Berikut ini saluran
luaran hanjeli sosohan TEP-04 dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26. Saluran Luaran Biji Sosohan Mesin Penyosoh Hanjeli TEP-04
Pada unit penyosoh hanjeli TEP-0519 akan ditambahkan unit pemisah yang
bertujuan untuk memisahkan hanjeli tersosoh dan dedak. Unit pemisah pada mesin
penyosoh TEP-0519 yaitu penempatan blower hisap dipindah ke dalam ruang
penyosoh melalui bak penampung dedak, dimaksudkan untuk memisahkan dedak
dengan biji hanjeli tersosoh.
4.2.3 Sistem Transmisi dan Penyalur Tenaga
Sistem transmisi mesin penyosoh hanjeli TEP-04 terdiri dari beberapa
komponen, yaitu poros, puli, sabuk V, dan bantalan (bearing). Bearing berfungsi
sebagai dudukan poros sehingga putaran atau gerak bolak-baliknya dapat
50
berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Poros silinder penyosoh pada
mesin penyosoh hanjeli TEP-04 ditopang dengan 3 buah bearing, berdasarkan
faktor kemudahan operasional pada saat pemasangan batu gerinda dan penggantian
saringan yang terletak pada bagian samping.
Berbeda untuk mesin penyosoh hanjeli TEP-0519 adanya perubahan posisi
bearing dan jumlahnya 2 (dua) buah (fixed) dalam menopang kedua sisi poros
silinder penyosoh yaitu dua bantalan pada ujung-ujungnya poros menopang, yang
mempertimbangkan posisi silinder/rumah ruang penyosoh yang dapat dibuka/tutup
hal demikian memperhatikan kelurusan dalam menopang poros, yang
mempengaruhi kinerja mesin, yaitu terjadinnya defleksi dan getaran. Beban yang
ditopang oleh poros ketika proses penyosohan berlangsung yaitu beban puli, beban
tegangan tali dan silinder penyosoh.
4.3 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja dari unit penyosoh ini yaitu dimulai dengan jatuhnya biji
pecah kulit ke dalam hopper, dari hopper biji turun melewati lubang pemasukan ke
ruang penyosoh. Proses penyosohan kulit perak (mesocarp) dan kulit ari ini terjadi
di dalam ruang penyosoh yaitu yang terbentuk antara silinder penyosoh dan
saringan yang terbuat dari silinder berrongga. Rongga saringan ini berbentuk bulat,
dan diharapkan dapat meloloskan dedak dari biji hanjeli tetapi tidak meloloskan biji
hanjeli yang tersosoh. Di dalam saringan penyosoh terdapat batu abrasif (batu
gerinda 15 buah) yang tersusun secara horizontal, yang terhubung dengan tenaga
penggerak motor listrik yang terintegrasi melalui sistem transmisi sabuk dan puli
yang memutar poros silinder penyosoh. Batu gerinda berfungsi untuk menggesek
biji hanjeli, sedangkan kombinasi antara putaran batu gerinda dan saringan
penyosoh yang merupakan permukaan diam akan memberikan tekanan sehingga
akan mengikis lapisan kulit perak (mesocarp) dan kulit ari berwarna cokelat.
Mesin penyosoh hanjeli TEP-0519 memiliki dua buah saluran pengeluaran.
Pertama saluran pengeluaran biji hanjeli tersosoh dan kedua saluran pengeluaran
dedak hasil kikisan lapisan kulit perak dan kulit ari. Saat proses penyosohan
berlangsung, dedak otomatis keluar melalui lubang-lubang saringan penyosoh
dedak turun ke bagian plat pengumpul menuju saluran pengeluaran dedak yang
51
ditambahkan dengan adanya bantuan blower yang menghisap sisa-sisa dedak yang
terdapat di bawah rumah penyosoh sebagai alternatif jika masih terdapat dedak
yang terdapat ke saluran pengeluaran biji hanjeli tersosoh. Sedangkan mekanisme
mengalirnya biji hanjeli tersosoh ke saluran pengeluaran yaitu dengan permukaan
saringan yang dibuat miring sebesar 1° mengalir ke saluran pengeluaran biji
tersosoh.
4.4 Rancangan Fungsional
Rancangan fungsional dilakukan untuk merancang fungsi dari setiap
komponen mesin. Adapun rancangan fungsional dari unit penyosoh TEP-0519
meliputi:
1) Unit Penyosoh
Unit penyosoh merupakan komponen yang berperan dalam proses
penyosohan biji hanjeli. Proses penyosohan masih sama pada prinsipnya dengan
menggunakan batu abrasif. Adapun elemen penyusun dari unit penyosoh adalah
rumah unit penyosoh, silinder penyosoh (batu gerinda), silinder saringan, ring
pengikat silinder penyosoh beserta (snap ring C), poros silinder penyosoh, dan
ruang penyosoh.
2) Unit pemisah
Proses pemisahan pada mesin penyosoh hanjeli TEP-0519 terdiri dari blower
dan ruang pemisahan/bak penampung dedak. Dengan mekanisme penghisapan
untuk memisahkan dedak dari beras hanjeli. Tenaga hisap dihasilkan dari kipas
(blower) yang dihubungkan dengan selang fleksibel yang terhubung dengan saluran
penghisap yang terdapat pada plat bak penampung dedak dibagian bawah rumah
silinder penyosoh. Pada ruang pemisahan terdapat dua saluran pengeluaran, yaitu
saluran pengeluaran kulit hanjeli dan saluran pengeluaran untuk biji hanjeli yang
telah terkupas.
3) Unit transmisi dan penyalur tenaga
Sumber tenaga penggerak yang digunakan pada mesin penyosoh hanjeli TEP-
0519 adalah motor listrik dengan daya 3 Hp 2,238 Kw dan kecepatan putar 1490
rpm. Daya dari motor penggerak ini disalurkan dengan menggunakan sistem
transmisi sabuk dan puli untuk menggerakkan silinder penyosoh dan digunakan
untuk meneruskan daya menuju poros blower.
52
4.5 Rancangan Struktural
Perancangan struktural bertujuan untuk menentukan struktur modifikasi
yang akan dilakukan pada mesin penyosoh TEP-0519. Rancangan struktural ini
juga bertujuan agar mesin yang telah dibangun memiliki kinerja yang lebih baik
dibandingkan mesin sebelumnya dan dapat memenuhi kriteria perancangan yang
diinginkan. Beberapa perubahan yang diterapkan pada unit penyosoh hanjeli TEP-
0519 antara lain; unit penyosoh; unit pemisah; dan posisi bearing. Desain mesin
penyosoh hanjeli TEP-0519 yang akan dibangun tersaji pada Gambar 27.
Gambar 27. Rencana Desain Mesin Penyosoh Hanjeli TEP-0519
4.5.1 Hopper
Hopper yang digunakan tidak merancang ulang melainkan menggunakan
hopper yang sudah ada hasil fabrikasi Laboratorium Alat dan Mesin, Teknik
Pertanian dan Biosistem pada mesin penyosoh sorgum (Rudiana, 2016). Hopper
berbentuk limas segi empat dengan alas berbentuk persegi. Corong hopper
berbentuk persegi dengan panjang sisi 300 × 300 x 100 (mm), kapasitas hopper
menampung biji hanjeli terkupas sebesar 10,5 kg. Hopper ini dilengkapi dengan
katup pengatur masukkan biji pecah kulit sehingga debit input biji hanjeli pecah
kulit ke ruang penyosohan dapat diatur. Berikut ini hopper yang digunakan terdapat
pada Gambar 28.
Hopper
Rumah Silinder Unit Penyosoh
Silinder Penyosoh (Batu Gerinda)
Rangka
Saluran Keluaran Dedak
Saluran Keluaran Hanjeli Tersosoh
53
Gambar 28. Hopper
4.5.2 Unit Penyosoh
Unit penyosoh merupakan komponen utama pada mesin penyosoh hanjeli,
karena proses penyosohan berlangsung pada unit bagian ini. Unit penyosoh yang
akan dibangun berjumlah 2 komponen yang disusun bertingkat secara horizontal
yaitu terdiri dari silinder penyosoh (batu gerinda), dan silinder berongga (saringan).
Rancangan unit penyosoh disajikan pada Gambar 29.
Gambar 29. Bagian-bagian Unit Penyosoh Biji Hanjeli
Komponen penyusun dari unit penyosoh meliputi:
1) Rumah Silinder Unit Penyosoh
Rumah silinder unit penyosoh terbuat dari besi plat memiliki dimensi 440 mm
371 mm, jari-jari luar 125 mm dan jari-jari dalam 16 mm. Rumah penyosoh
berfungsi sebagai pelindung (cover) dan menahan goncangan silinder saringan dan
bagian penyosoh yang berada di dalam ruang penyosoh. Tutup rumah silinder unit
penyosoh sekaligus menopang hopper. Mekanisme tutup rumah silinder unit
penyosoh ini dapat dibuka/tutup dengan dipasang engsel dan terdapat besi siku
sebagai penahan ketika silinder dibuka pada bagian rangka untuk memudahkan
Rumah Silinder Unit Penyosoh
Silinder Saringan
Silinder Penyosoh
Ruang Penyosoh
54
operator dalam melakukan maintenance pada unit penyosoh. Desain rumah unit
penyosoh hanjeli TEP-0519 disajikan pada Gambar 30.
Gambar 30. Rancangan Unit Penyosoh
2) Silinder Penyosoh (Batu Gerinda)
Silinder penyosoh terbuat dari batu gerinda bernomor seri A46 P5VBE yaitu
memiliki dimensi diameter 6 inchi, tebal 1 inchi, berjumlah 15 buah keping yang
disusun secara horizontal pada poros sehingga membentuk susunan batu gerinda
dengan panjang 390 mm. Ukuran diameter dalam batu gerinda sebesar 32 mm. Batu
gerinda ini diapit oleh mur pengencang dan (snap ring C) untuk menjaga
bergeraknya batu gerinda pada saat beroperasi. Desain silinder penyosoh hanjeli
TEP-0519 disajikan pada Gambar 31.
Gambar 31. Rancangan Silinder Penyosoh (Batu Gerinda)
Silinder penyosoh biji hanjeli dirancang dengan kecepatan putar 1500 rpm.
Kecepatan putar tersebut dijadikan sebagai gaya utama pada proses penyosohan.
Untuk memudahkan perhitungan maka dilakukan konversi arah putar rotasi dari
silinder penyosoh menjadi kecepatan translasi.
v = 2.𝑟.𝜋.𝑁
60 ……………………………………………………………(40)
= 2 .0,0762 𝑚 . 𝜋 . 1500 𝑟𝑝𝑚
60 𝑠= 11,96 𝑚/𝑠
55
Kecepatan putaran silinder penyosoh 1500 rpm dalam bentuk rotasi
sebanding dengan 11,96 m/s dalam bentuk kecepatan translasi. Dengan diketahui
kecepatan translasi silinder penyosoh maka dapat digunakan untuk menentukan
gaya yang dihasilkan dari kecepatan silinder penyosoh.
P = F v…………………………………………………………………(41)
Keterangan:
P = Daya motor (Watt)
F = Gaya silinder penyosoh (N)
v = Kecepatan putar silinder penyosoh (m/s)
Mesin penyosoh hanjeli ini menggunakan motor bensin 3 Hp. Dengan
demikian gaya yang terdapat pada silinder penyosoh dapat dihitung sebagai berikut:
P = 3 Hp = 2238 Watt
2238 Watt = F v
2238 𝑘𝑔 𝑚2
𝑠3⁄ = F . 11,96 m/s
F = 2238
𝑘𝑔 𝑚2
𝑠3⁄
11,96 𝑚/𝑠 = 187,12
𝑘𝑔 𝑚𝑠3⁄ = 187,12 N
Jadi, gaya yang dihasilkan dari perputaran silinder penyosoh dengan motor
bensin 3 Hp dan kecepatan putar 1500 rpm yaitu 187,12 N.
Gaya yang bekerja untuk menghilangkan lapisan kulit berwarna perak
(mesocarp) dan kulit ari (aleuron) berwarna cokelat merupakan gaya gesek yang
dipengaruhi oleh gaya perputaran silinder penyosoh dan koefisien gesek antara
silinder penyosoh dengan biji hanjeli. Sehingga gaya yang bekerja untuk
menghilangkan lapisan mesocarp dan aleuron dari endosperm biji hanjeli yaitu:
𝐹𝑔𝑒𝑠 = F . 𝜇
𝐹𝑔𝑒𝑠 = 187,12 N . 0,24 = 44,90 N
Gaya 44,90 N di atas merupakan gaya yang bekerja untuk menghilangkan
lapisan mesocarp dan aleuron dari endosperm biji hanjeli dalam satu kali putaran
silinder penyosoh. Sehingga, gaya yang dihasilkan dari perputaran silinder
penyosoh telah memenuhi untuk digunakan sebagai sumber gaya penyosohan biji
hanjeli. Berdasarkan hal tersebut maka sistem yang digunakan kontinyu.
Sebelumnya mesin penyosoh hanjeli TEP-04 dapat melakukan proses penyosohan
biji hanjeli dengan metode per batch menggunakan kecepatan putar yang sama
56
tetapi besar daya tidak sama daya mesin penyosoh hanjeli TEP-04 yaitu sebesar
5968 watt sedangkan mesin penyosoh hanjeli TEP-0519 yaitu sebesar 2238 Watt,
gaya yang dihasilkan dianggap memenuhi kebutuhan gaya untuk melakukan proses
penyosohan biji hanjeli secara kontinyu.
3) Silinder Saringan
Saringan terbuat dari plat berlubang bulat ukuran pori lubang diameter 2 mm,
lebih kecil dari dimensi rata-rata biji hanjeli terkupas yaitu 3,12 mm. Plat saringan
tebal 1,2 mm di rol membentuk lingkaran yang dipotong yang ditopang oleh rumah
silinder ruang penyosoh yang dipasang dengan dilas dengan dibuat miring 1°
menuju saluran keluaran biji hanjeli tersosoh. Berikut ini rancangan saringan bagian
atas unit penyosoh dan rancangan saringan bagian bawah unit penyosoh hanjeli
pecah kulit beserta ukurannya (mm) dapat dilihat pada Gambar 32 dan 33.
Gambar 32. Rancangan Saringan Bagian Atas Penutup
Gambar 33. Rancangan Saringan Bagian Bawah Silinder Penyosoh
4) Ruang Penyosohan
Ruang penyosohan yang dirancang yang terbentuk antara silinder penyosoh
dengan saringan untuk proses penyosohan biji hanjeli secara kontinyu memiliki
celah antara saringan dan silinder penyosoh sebesar 6,5 mm, menyesuaikan dengan
dimensi terbesar biji hanjeli pecah kulit.
1°
57
4.5.3 Unit Pemisah
Unit pemisah berfungsi untuk memisahkan biji hanjeli yang telah tersosoh
dengan kulit mesocarp dan aleuron. Sehingga luaran dari mesin ini adalah biji
hanjeli tersosoh dan dedak. Unit pemisah yang akan dibangun terdiri dari saringan
dan blower sentrifugal. Blower terhubung ke saluran ruang penyosoh melalui plat
bak penampung dedak terbuat dari plat besi panjang 380 mm lebar 200 mm, melalui
selang fleksibel blower menghisap sisa-sisa dedak, diameter 55 mm. Desain unit
pemisah dan saluran luaran biji tersosoh dapat dilihat pada Gambar 34 dan 35.
Gambar 34. Rencana Desain Unit Pemisah Luaran Dedak
Gambar 35. Rencana Desain Luaran Biji Tersosoh
58
4.5.4 Sistem Transmisi dan Penyalur Tenaga
Sistem transmisi mesin penyosoh hanjeli TEP-0519 terdiri dari beberapa
komponen, diantaranya:
1) Poros; poros yang digunakan dari besi pejal panjang 680 mm, ujung poros di
bubut menjadi 28 mm, sedangkan tengah-tengah poros batu gerinda 32 mm.
2) Puli; puli pada silinder penyosoh memiliki ukuran diameter 3 inchi, 2 jalur (1
unit), pada puli motor penggerak berdiameter 3 inchi, 3 jalur (1 unit), dan puli
pada blower berdiameter 2 inchi. Dengan kecepatan putar 1490 rpm.
3) Sabuk; sabuk tipe B-51 untuk silinder penyosoh, dan A-17 untuk transmisi ke
puli blower.
4) Bearing; bearing sebanyak 2 buah untuk menopang poros silinder penyosoh,
dengan diameter 28 mm (P206), 2 unit bearing menopang poros terhubung ke
blower dengan diameter 20 mm.
Unit transmisi yang digunakan pada TEP-0519 masih sama dengan mesin
penyosoh hanjeli TEP-04 yaitu menggunakan sabuk-puli yang berbeda jenis tenaga
penggerak berasal dari motor listrik yang sebelumnya digerakkan dengan motor
diesel. Daya dari motor tersebut disalurkan melalui puli dan sabuk untuk
mengerakkan poros silinder penyosoh dan puli blower. Motor listrik yang
digunakan adalah motor listrik berdaya 3 Hp, 3 phasa. Rencana desain beserta
ukuran unit transmisi dan penyalur tenaga yaitu pada Gambar 36.
Gambar 36. Rencana Desain Unit Transmisi dan Penyalur Tenaga pada Mesin
Penyosoh Hanjeli TEP-0519
4.5.5 Rangka penunjang
Rangka penunjang berfungsi untuk menunjang bagian-bagian mesin
penyosoh hanjeli dan mempertahankan keseimbangannya dari pengaruh gaya-gaya
59
yang ditimbulkan dari motor penggerak. Rangka terbuat dari besi siku berdimensi
30 x 30 (mm). Secara keseluruhan berdimensi (p x l x t) 900 x 400 x 600 (mm).
Gambar rancangan rangka penunjang disajikan pada Gambar 37.
Gambar 37. Rencana desain unit rangka pada mesin penyosoh hanjeli TEP-0519
4.6 Hasil Analisis Teknik
Analisis teknik dilakukan untuk mengetahui kelayakan secara teknis dari
rancangan mesin yang telah dibuat. Analisis teknik yang dilakukan meliputi
kebutuhan daya penggerak, sistem transmisi, analisis poros, analisis pin dan spi,
analisis bantalan (bearing), analisis kekuatan rangka dan analisis kekuatan las.
4.6.1 Kebutuhan Daya Penggerak
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan daya penggerak terdapat pada
Lampiran 2. Analisis kebutuhan daya penggerak dilakukan untuk mengetahui daya
yang diperlukan untuk menggerakan seluruh komponen mesin penyosoh hanjeli.
Motor penggerak pada mesin penyosoh hanjeli ini menggunakan motor listrik.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan kebutuhan daya teoritis mesin penyosoh
hanjeli sebesar 2237,49 Watt atau setara dengan 2,99 Hp. Oleh karena itu motor
penggerak yang akan digunakan adalah motor listrik dengan daya sebesar 3 Hp.
4.6.2 Analisis Sistem Transmisi
Berdasarkan hasil perhitungan analisis unit transmisi yang tersaji pada
Lampiran 3, dapat dilihat bahwa kecepatan putar teoritis yang dihasilkan poros
silinder penyosoh, dan poros blower berturut-turut adalah 1490 rpm dan 2235 rpm.
Untuk mentransmisikan daya dari poros motor penggerak ke poros silinder
600
60
penyosoh dibutuhkan sabuk-V tipe B dengan Panjang sabuk 51 inchi dengan daya
sabuk 1214,01 Watt, sedangkan untuk mentansmisikan daya dari poros motor
penggerak ke poros blower dibutuhkan sabuk-V tipe B dengan Panjang sabuk 17
inchi dengan daya sabuk sebesar 1269,55 watt
4.6.3 Analisis Poros
Berdasarkan hasil perhitungan analisis poros yang tersaji pada Lampiran 4,
dapat dilihat bahwa diameter minimal poros yang dibutuhkan secara teoritis pada
poros silinder penyosoh, dan poros blower berturut-turut yaitu 23,8 mm, dan 19,2
mm.
4.6.4 Analisis Pin dan Spi
Berdasarkan hasil perhitungan analisis pin dan spi pada Lampiran 5, dapat
dilihat bahwa diameter pin minimal yang dibutuhkan untuk motor penggerak,
silinder penyosoh, dan blower berturut-turut yaitu 9,32 mm, 9,32 mm, dan 7,61
mm. sedangkan untuk ukuran spi minimal yang dibutuhkan pada poros motor
penggerak, poros silinder penyosoh, dan poros blower berturut-turut yaitu 6,39 mm,
6,39 mm, 5,22 mm. Dalam hal ini, pin digunakan untuk mengencangkan antar puli
penyosoh agar tidak bergeser.
4.6.5 Analisis Bantalan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis bantalan yang tersaji pada Lampiran
6, dapat dilihat bahwa umur bantalan yang dihitung secara teoritis pada bantalan
poros silinder penyosoh, dan poros blower berturut-turut yaitu 70710,38 jam, dan
187402,68 jam. Pada mesin penyosoh hanjeli ini menggunakan 4 buah bearing,
dimana masing-masing poros menggunakan 2 bearing.
4.6.6 Analisis Kekuatan Rangka
Berdasarkan hasil perhitungan analisis kekuatan rangka yang tersaji pada
Lampiran 6, dapat dilihat bahwa lendutan yang terjadi pada rangka adalah sebesar
0,32 mm dengan beban yang ditopang sebesar 343,40 N. Besarnya lendutan yang
terjadi masih lebih kecil dibanding dengan besarnya lendutan rangka yang diizinkan
yaitu sebesar 2 mm. sehingga secara keseluruhan rangka yang digunakan telah
memenuhi kelayakan teknisnya. Rangka mesin penyosoh hanjeli TEP-0519 terbuat
dari besi kanal U dan besi siku.
61
4.6.7 Analisis Kekuatan Las
Berdasarkan hasil perhitungan analisis kekuatan las yang tersaji pada
Lampiran 7, dapat dilihat bahwa beban maksimal yang dapat ditopang oleh
sambungan las adalah sebesar 18125 N dengan beban yang ditopang pada bagian
rangka dan rangka motor sebesar 343,40 N dan 333,43 N. Beban yang diterima oleh
sambungan las baik pada bagian rangka maupun rangka motor memiliki nilai yang
lebih kecil dibandingkan beban maksimal yang mampu ditopang oleh sambungan
las. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa sambungan las pada mesin
sudah dapat dikatakan layak untuk menopang beban yang ditopang oleh mesin.