BAB III METODE PENELITIAN -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Sugiyono (2011: 3) mengartikan metode penelitian sebagai “cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian survei. Nazir (2003:56) mengemukakan bahwa:
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-
fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual,
baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun
suatu daerah. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap
sejumlah individu atau unit, baik secara sensus atau dengan menggunakan
sampel.
Menurut Sukmadinata (2008: 54-55) terdapat tiga karakteristik utama dari
survei yaitu:
1) Informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk
mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti:
kemampuan, sikap, kepercayaan, dan pengetahuan dari populasi.
2) Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis
walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi.
3) Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.
Metode penelitian survey dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan informasi atau data dari sejumlah responden atau sampel dalam
penelitian. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, sehingga pada akhirnya
diperoleh hasil serta kesimpulan dari penelitian.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi
Riduwan (2011: 54) mengatakan bahwa “populasi merupakan objek atau
subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu
berkaitan dengan masalah penelitian”. Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang
ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
43
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA
Negeri se-Kota Bandung tahun ajaran 2012-2013 yang berjumlah 10.636 orang.
Adapun rincian dari populasi penelitian dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Jumlah Peserta Didik Kelas X SMA Negeri Se-Kota Bandung
Tahun Ajaran 2012-2013
No Nama Sekolah Jumlah Peserta Didik Jumlah
Total Laki-laki Perempuan
1 SMA NEGERI 1 192 218 410
2 SMA NEGERI 2 201 247 448
3 SMA NEGERI 3 146 144 290
4 SMA NEGERI 4 193 310 503
5 SMA NEGERI 5 140 184 324
6 SMA NEGERI 6 186 200 386
7 SMA NEGERI 7 175 195 370
8 SMA NEGERI 8 248 234 482
9 SMA NEGERI 9 187 219 406
10 SMA NEGERI 10 200 242 442
11 SMA NEGERI 11 198 269 467
12 SMA NEGERI 12 125 197 322
13 SMA NEGERI 13 145 192 337
14 SMA NEGERI 14 134 170 304
15 SMA NEGERI 15 167 195 362
16 SMA NEGERI 16 282 292 574
17 SMA NEGERI 17 148 224 372
18 SMA NEGERI 18 270 196 466
19 SMA NEGERI 19 186 195 381
20 SMA NEGERI 20 212 184 396
21 SMA NEGERI 21 155 164 319
22 SMA NEGERI 22 250 227 477
23 SMA NEGERI 23 168 217 385
24 SMA NEGERI 24 119 204 323
25 SMA NEGERI 25 207 168 375
26 SMA NEGERI 26 120 148 268
27 SMA NEGERI 27 237 210 447
JUMLAH 4.992 5.644 10.636 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2012
44
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.2 Sampel
Sugiyono (2011: 118) memberikan pengertian bahwa “Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi”.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik proportionate stratified random sampling, yaitu teknik sampling yang
digunakan untuk populasi yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Teknik pengambilan sampel yang diambil bertujuan agar dapat menggambarkan
secara tepat sifat populasi yang heterogen dan dilakukan dalam beberapa tahap.
3.2.2.1 Sampel Sekolah
SMA Negeri yang ada di Kota Bandung dapat diklasifikasikan kedalam tiga
kluster (berdasarkan passing grade input, kualitas lulusan, sarana, prasarana,
kualitas guru, dan sebagainya). Penentuan sampel sekolah dari populasi sekolah
yang berjumlah 27 sekolah diambil melalui metode persentase. Hal ini didasarkan
atas pendapat Arikunto (2010: 134) sebagai berikut:
Jika jumlah subjek populasi besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-
25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut dari banyak sedikitnya data
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti
Berdasarkan pada pendapat diatas, maka dalam penelitian ini diambil
sampel sebanyak 25 %, sehingga sampel sekolah yang diambil adalah sebanyak
25 % x 27 = 6,75 dibulatkan menjadi 7 sekolah. Penentuan sampel sekolah,
diambil berdasarkan kluster SMA Negeri di Kota Bandung dengan pemilihan
sekolah setiap kluster dipilih secara acak dengan sistem diundi. Untuk jumlah
sampel sekolah ditiap kluster dihitung melalui rumus sederhana alokasi
proporsional yaitu :
nN
Nn i
i .
Keterangan :
ni = jumlah sampel menurut stratum Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah sampel seluruhnya n = jumlah populasi seluruhnya
(Riduwan, 2011: 66)
45
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SMA N 19 Bandung
Dari rumus tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Jumlah sekolah sampel kluster 1 = 7 : 27 x 7 = 1,81 ≈ 2 sekolah
2) Jumlah sekolah sampel kluster 2 = 6 : 27 x 7 = 1,55 ≈ 1 sekolah
3) Jumlah sekolah sampel kluster 3 = 14 : 27 x 7 = 3,63 ≈ 4 sekolah
Jadi, jumlah sampel sekolah kluster 1 yang diambil sebanyak 2 sekolah,
sekolah kluster 2 sebanyak 1 sekolah, dan sekolah kluster 3 sebanyak 4 sekolah.
Tabel 3.2
Sampel Sekolah
Berdasarkan Kluster SMA Negeri di Kota Bandung
KLUSTER POPULASI SEKOLAH SAMPEL SEKOLAH
1
SMA Negeri 2 Bandung
SMA N 3 Bandung
SMA N 4 Bandung
SMA Negeri 3 Bandung
SMA Negeri 4 Bandung
SMA Negeri 5 Bandung
SMA Negeri 8 Bandung
SMA Negeri 11 Bandung
SMA Negeri 24 Bandung
2
SMA Negeri 1 Bandung
SMA Negeri 6 Bandung
SMA Negeri 7 Bandung SMA N 6 Bandung
SMA Negeri 9 Bandung
SMA Negeri 20 Bandung
SMA Negeri 22 Bandung
3
SMA Negeri 10 Bandung
SMA Negeri 12 Bandung
SMA Negeri 13 Bandung
SMA Negeri 14 Bandung
SMA Negeri 15 Bandung
SMA Negeri 16 Bandung SMA N 14 Bandung
SMA Negeri 17 Bandung SMA N 15 Bandung
SMA Negeri 18 Bandung SMA N 17 Bandung
SMA Negeri 19 Bandung
SMA Negeri 21 Bandung
SMA Negeri 23 Bandung
SMA Negeri 25 Bandung
SMA Negeri 26 Bandung
SMA Negeri 27 Bandung
46
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.2.2 Sampel Peserta Didik
Setelah diperoleh sampel sekolah maka langkah selanjutnya adalah
menentukan sampel peserta didik pada setiap sampel sekolah. Penentuan jumlah
sampel peserta didik dilakukan melalui perhitungan sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Dengan menggunakan rumus diatas didapat sampel peserta didik sebagai
berikut:
1. 2
dN
Nn
1)05,0.(636.10
636.102
n
1)0025,0).(636.10(
636.10
n
59,27
636.10n
3865,385 n
Dari perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini
adalah 386 orang.
Sedangkan jumlah sampel peserta didik di tiap sekolah dilakukan secara
proporsional seperti halnya dalam mengambil jumlah sampel sekolah, dimana
memakai rumusan alokasi proportional yaitu :
nN
Nn i
i .
Keterangan :
ni = jumlah sampel menurut stratum
N = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
n = jumlah populasi seluruhnya
(Riduwan, 2011: 66)
1. 2
dN
Nn
Q
TCAC
(Riduwan, 2011: 65)
)
47
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel peserta didik di setiap sampel sekolah diambil secara acak di setiap
kelas yang berbeda. Berikut ini hasil perhitungan jumlah sampel peserta didik di
setiap sampel sekolah.
Tabel 3.3
Sampel Peserta Didik Kelas X
Sampel Sekolah Jumlah Peserta Didik Sampel Peserta didik
SMA N 3 Bandung 290 290/2598 x 386 = 43,09 ≈ 43
SMA N 4 Bandung 503 503/2598 x 386 = 74,73 ≈ 75
SMA N 6 Bandung 386 386/2598 x 386 = 57,35 ≈ 57
SMA N 14 Bandung 304 304/2598 x 386 = 45,17 ≈ 45
SMA N 15 Bandung 362 362/2598 x 386 = 53,78 ≈ 54
SMA N 17 Bandung 372 372/2598 x 386 = 55,27 ≈ 55
SMA N 19 Bandung 381 381/2598 x 386 = 56,61 ≈ 57
Jumlah 2598 386
3.3 Definisi Operasional Variabel
Penulis membuat penjabaran konsep variabel penelitian yang dapat
dijadikan pedoman dalam penelitian, untuk menghindari terjadinya kekeliruan di
dalam menafsirkan permasalahan yang penulis teliti. Adapun bentuk
operasionalisasinya yaitu :
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Konsep Variabel Definisi Operasional Sumber Data
Persepsi adalah
pengalaman
tentang objek,
peristiwa, atau
hubungan-
hubungan yang
diperoleh dengan
menyimpulkan
informasi dan
menafsirkan pesan
(Rakhmat, 2004:
51)
Persepsi
(X1)
Jumlah skor persepsi dalam
bentuk skala likert 5 poin dengan
indikator :
1. Pengetahuan tentang program
studi IPS
2. Pengalaman peserta didik
terkait program studi IPS
3. Cakrawala berfikir peserta
didik mengenai program studi
IPS
Responden
Motivasi adalah
dorongan dan
kekuatan dalam diri
seseorang untuk
melakukan tujuan
Motivasi
(X2)
Jumlah skor motivasi dalam
bentuk skala likert 5 poin dengan
indikator :
1. Cita-cita
Responden
48
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Konsep Variabel Definisi Operasional Sumber Data
tertentu yang ingin
dicapainya.
(Uno, 2012:8)
2. Keyakinan akan ketercapaian
cita-cita dengan memilih
program studi IPS
3. Kepercayaan akan hasil yang
akan diperoleh dari memilih
program studi IPS
4. Keyakinan akan daya tarik dari
program studi IPS
5. Usaha untuk mempelajari IPS
Lingkungan sosial,
ialah semua orang
atau manusia lain
yang mempenga-
ruhi kita.
(Purwanto, 2010:
28)
Lingku-
ngan
Sosial
(X3)
Jumlah skor lingkungan sosial
dalam bentuk skala likert 5 poin
dengan indikator :
Lingkungan Keluarga
Orang tua :
1. Kondisi sosial ekonomi
keluarga
2. Cara orang tua mendidik
3. Interaksi anak dengan orang
tua dan anggota keluarga
lainnya (interaksi dalam
rumah)
4. Fasilitas belajar yang
disediakan orang tua
Lingkungan Sekolah
1. Sarana di sekolah
2. Kebijakan sekolah
3. Interaksi guru dengan peserta
didik
4. Interaksi peserta didik dengan
peserta didik
Lingkungan Masyarakat
1. Interaksi peserta didik dengan
anggota masyarakat (teman
sebaya)
Responden
Minat adalah
kecenderungan dan
kegairahan yang
tinggi atau
keinginan yang
besar terhadap
sesuatu.
(Syah, 2004: 136)
Minat
(Y)
Jumlah skor minat dalam bentuk
skala likert 5 poin dengan
indikator :
1. Keinginan memilih program
studi IPS
2. Kebanggaan bila memilih
program studi IPS
3. Kepuasan pada pembelajaran
IPS
4. Keinginan dan kesenangan
mempelajari IPS.
Responden
49
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Angket
Angket yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi sejumlah pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya.
Kemudian dikumpulkan kembali untuk dianalisis dalam rangka menguji
validitas dan reliabilitas angket.
Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket mengenai
persepsi, motivasi, lingkungan sosial, dan minat peserta didik dalam memilih
program studi IPS. Pernyataan disusun dalam bentuk angket tertutup (angket
berstruktur), yaitu angket yang disajikan dengan bentuk sedemikian rupa
sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan
karakteristik dirinya dari daftar pernyataan yang sudah disiapkan. Pertanyaan
yang dikembangkan atas dasar definisi operasional dari masing-masing aspek
yang terdapat dalam setiap variabel yang akan diukur.
2. Studi literatur
Studi literatur adalah usaha pengumpulan informasi yang berhubungan
dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah-masalah variabel yang
diteliti baik dari buku, karya ilmiah berupa skripsi, tesis, dan sejenisnya,
artikel, jurnal, dan lain-lain.
3.5 Instrumen Penelitian
Arikunto (2010: 149) menyatakan bahwa “instrumen penelitian adalah alat
pada waktu penelitian dengan menggunakan sesuatu metode”. Dalam suatu
penelitian, instrumen penelitian mempunyai peran sebagai alat atau fasilitas yang
digunakan dalam mengumpulkan data, agar penelitian yang dilakukan menjadi
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga
lebih mudah diolah.
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah instrumen non-test berupa angket atau kuesioner. Menurut Riduwan (2011:
71) yang dimaksud dengan angket adalah “daftar pertanyaan yang diberikan
50
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Angket dalam
penelitian ini terdiri dari angket mengenai persepsi, motivasi, lingkungan sosial,
dan minat peserta didik dalam memilih program studi IPS.
Angket yang digunakan adalah angket tertutup (angket berstruktur). Angket
tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan,
dimana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
Angket tertutup dalam penelitian ini berisikan sejumlah pernyataan dengan
menggunakan skala pengukuran yaitu skala Likert.
Riduwan (2011: 87) menyatakan bahwa “skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang
kejadian atau gejala sosial”. Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala Likert dengan 5 alternatif jawaban yang berarah positif dan negatif.
Berikut ini tabel skor setiap alternatif jawaban sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Pernyataan
Skor Lima Pilihan Alternatif Jawaban
SS/SM S/M RR TS/TM STS/
STM
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Keterangan :
SS/SM = Sangat Setuju/Sangat Memadai
S/M = Setuju/Memadai
RR = Ragu-Ragu
TS/TM = Tidak Setuju/Tidak Memadai
STS/STM = Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Memadai
Angket yang dipilih sebagai instrumen penelitian disusun secara cermat,
teliti, dan setepat mungkin guna menghasilkan data yang akurat untuk penelitian.
Adapun langkah-langkah penyusunan angket dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan pembuatan angket, menentukan
variabel, dan menentukan objek yang menjadi responden penelitian.
b. Penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian.
51
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Penulisan butir soal atau item pernyataan berdasarkan kisi-kisi yang telah
dibuat.
d. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan surat pengantar, petunjuk
pengisian angket, dan sebagainya.
e. Pelaksanaan uji coba instrumen.
f. Penganalisaan hasil, berupa menghitung serta menganalisis validitas dan
realibilitas item, dan sebagainya.
g. Mengadakan revisi terhadap item-item yang tidak valid atau tidak reliabel,
sampai diperoleh item-item yang valid dan reliabel.
3.6 Uji Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian
instrumen penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang
digunakan dalam penelitian.
3.6.1 Uji Validitas Instrumen
Menurut Arikunto (2010: 211) “validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”.
Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur atau instrumen dalam melakukan
fungsinya. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dan
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. “Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud” (Arikunto, 2010:
211-212). Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan
alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Pengujian
validitas instrumen adalah untuk menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan
data yang diperoleh dan dengan apa yang kita yakini pengukurannya.
52
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan program
Microsoft Excel 2010. Adapun rumus korelasi Product Moment adalah sebagai
berikut:
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi product moment dari Pearson
X = Skor item
Y = Skor total
N = Jumlah responden
Selanjutnya dilakukan uji T, dimana karena subjek merupakan sampel besar,
dimana N lebih besar dari 10, maka untuk melihat signifikansinya dilakukan
dengan mendistribusikan rumus student t, yaitu:
)1(
)2(
2r
nrt
xy
hit
Keterangan :
thitung = Nilai t hitung
rxy = Koefisien korelasi hasil r hitung
n = Jumlah responden
Dengan kriteria : Jika thitung > ttabel, maka butir item valid dan signifikan.
Jika thitung < ttabel, maka butir item tidak valid dan tidak
signifikan.
Dimana taraf signifikansi sebesar 5% atau = 0,05 dan derajat kebebasan yaitu
dk = n – 2.
Berikut ini hasil uji validitas instrumen dari variabel persepsi, motivasi,
lingkungan sosial dam minat.
(Sudjana, 2005: 380)
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
(Sudjana, 2005: 369)
53
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Uji Validitas Angket Persepsi
No Item t hitung t tabel Keputusan
10 16,60 1,65 Valid
11 15,70 1,65 Valid
12 14,10 1,65 Valid
13 6,50 1,65 Valid
14 13,30 1,65 Valid
15 19,30 1,65 Valid
16 16,40 1,65 Valid
17 8,96 1,65 Valid
18 12,50 1,65 Valid Sumber : Lampiran B.1
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan nilai t hitung dari seluruh item angket
persepsi lebih besar dari nilai t tabel (t hitung > t tabel) dengan α = 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pernyataan atau angket
untuk persepsi dinyatakan valid. Hal ini berarti seluruh instrumen pernyataan
persepsi menggambarkan aspek yang diukur.
Tabel 3.7
Uji Validitas Angket Motivasi
No Item t hitung t tabel Keputusan
19 20,10 1,65 Valid
20 24 1,65 Valid
21 22,68 1,65 Valid
22 13,59 1,65 Valid
23 15,69 1,65 Valid
24 9,03 1,65 Valid
25 19,50 1,65 Valid
26 8,84 1,65 Valid
27 14,50 1,65 Valid
28 9,68 1,65 Valid
29 25,10 1,65 Valid
30 14,70 1,65 Valid
31 15,90 1,65 Valid
32 18,60 1,65 Valid
33 6,94 1,65 Valid
34 16 1,65 Valid Sumber : Lampiran B.1
54
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7 mengenai uji validitas angket motivasi menunjukkan bahwa
seluruh instrumen pernyataan untuk motivasi dinyatakan valid dan berarti dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti. Hal ini dapat dilihat dari
menunjukkan nilai t hitung dari seluruh item angket motivasi lebih besar dari nilai t
tabel (t hitung > t tabel) dengan α = 0,05.
Tabel 3.8
Uji Validitas Angket Lingkungan Sosial
Lingkungan Keluarga Lingkungan Sekolah
No
Item
t hitung t tabel Keputusan No
Item
t hitung t tabel Keputusan
1 14,07 1,65 Valid 47 7,47 1,65 Valid
2 13,37 1,65 Valid 48 8,88 1,65 Valid
3 11,17 1,65 Valid 49 9,35 1,65 Valid
4 8,45 1,65 Valid 50 9,36 1,65 Valid
5 12,18 1,65 Valid 51 8,93 1,65 Valid
6 11,65 1,65 Valid 52 10,91 1,65 Valid
7 9,78 1,65 Valid 53 10,78 1,65 Valid
8 9,45 1,65 Valid 54 17,28 1,65 Valid
9 9,86 1,65 Valid 55 13,02 1,65 Valid
35 6,59 1,65 Valid 56 9,80 1,65 Valid
36 6,87 1,65 Valid 57 12,94 1,65 Valid
37 6,98 1,65 Valid 58 13,82 1,65 Valid
38 7,49 1,65 Valid 59 17,53 1,65 Valid
39 8,50 1,65 Valid 60 13,09 1,65 Valid
40 7,69 1,65 Valid 61 6,05 1,65 Valid
41 9,45 1,65 Valid 62 14,69 1,65 Valid
42 8,50 1,65 Valid Lingkungan Teman Sebaya
43 13,92 1,65 Valid 63 16,93 1,65 Valid
44 12,83 1,65 Valid 64 23,00 1,65 Valid
45 6,19 1,65 Valid 65 20,46 1,65 Valid
46 11,32 1,65 Valid 66 11,61 1,65 Valid
67 8,29 1,65 Valid Sumber : Lampiran B.1
Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan nilai t hitung dari seluruh item angket
lingkungan sosial lebih besar dari nilai t tabel (t hitung > t tabel) dengan α = 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pernyataan atau
55
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
angket untuk lingkungan sosial dinyatakan valid. Hal ini berarti seluruh instrumen
pernyataan lingkungan sosial menggambarkan aspek yang diukur.
Tabel 3.9
Uji Validitas Angket Minat
No Item t hitung t tabel Keputusan
68 15,50 1,65 Valid
69 27,90 1,65 Valid
70 27,70 1,65 Valid
71 20,70 1,65 Valid
72 20 1,65 Valid
73 17,30 1,65 Valid
74 15,20 1,65 Valid
75 20,80 1,65 Valid
76 16,20 1,65 Valid
77 18,90 1,65 Valid
78 20,20 1,65 Valid
79 6,62 1,65 Valid
80 16,80 1,65 Valid
81 12,80 1,65 Valid
82 25,90 1,65 Valid
83 15,90 1,65 Valid Sumber : Lampiran B.1
Sama halnya dengan uji validitas persepsi, motivasi, dan lingkungan sosial
(lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkunga teman sebaya), uji
validitas angket minat menunjukkan bahwa seluruh instrumen pernyataan atau
angket untuk valid dinyatakan valid. Hal ini terlihat pada tabel 3.9, bahwa nilai t
hitung dari seluruh item angket minat lebih besar dari nilai t tabel (t hitung > t tabel)
dengan α = 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen penelitian
dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrumen atau pengumpul data
penelitian dan menggambarkan aspek yang diukur dalam penelitian.
56
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Arikunto (2010: 221) mengatakan bahwa “reliabilitas menunjuk pada satu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data, kareba instrumen tersebut sudah baik”. Reliabilitas
adalah derajat ketepatan, ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen
pengukuran. Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat
pengumpul data tersebut menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan,
kestabilan dan konsistensinya didalam mengungkapkan gejala tertentu dari
sekelompok individu walaupun dilakukan disaat yang berbeda.
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian
menggunakan metode Alpha. Metode Alpha yaitu metode mencari reliabilitas
internal dengan menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran.
Adapun rumus pengukuran realibilitas instrumen dengan metode Alpha adalah
sebagai berikut :
t
i
S
S
k
kr 1.
111 (Riduwan, 2011: 115)
Dimana : r11 = Nilai realibilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
k = Jumlah item
Langkah-langkah mencari nilai realibilitas dengan metode Alpha adalah
sebagai berikut :
1) Mencari Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:
N
N
XX
S
i
i
i
2
2
(Riduwan, 2011: 115)
Dimana : Si = Varians skor tiap-tiap item
∑Xi2
= Jumlah kuadrat item Xi
(∑Xi)2
= Jumlah item Xi dikuadratkan
N = Jumlah responden
57
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Menjumlahkan Varians semua item dengan menggunakan rumus :
∑Si = S1 + S2 + S3 .......... Sn (Riduwan, 2011: 116)
Dimana : ∑Si = Jumlah Varians semua item
S1, S2, S3.......n = Varians item ke-1,2,3....... n
3) Menghitung Varians total dengan rumus :
N
N
XX
S
i
i
i
2
2
(Riduwan, 2011: 115)
Dimana : Si = Varians total
∑Xi2
= Jumlah kuadrat X total
(∑Xi)2
= Jumlah X total dikuadratkan
N = Jumlah responden
4) Memasukkan nilai-nilai ke dalam rumus Alpha yaitu :
t
i
S
S
k
kr 1.
111
Selanjutnya, dengan menggunakan taraf signifikansi = 0,05, nilai
reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan diperbandingkan atau
diinterpretasikan dengan menggunakan nilai dari tabel korelasi nilai r (tabel 3.6)
dengan derajat kebebasan (n – 2). Keputusannya adalah :
Jika r11 > rtabel berarti reliabel
Jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel
Berikut ini hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian.
Tabel 3.10
Uji Reliabilitas
Variabel r hitung r tabel Keputusan
Persepsi (X1) 0,69 0,11 Reliabel
Motivasi (X2) 0,88 0,11 Reliabel
Lingkungan Sosial (X3) 0,86 0,11 Reliabel
Minat (Y) 0,92 0,11 Reliabel Sumber : Lampiran B.2
58
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10 diatas menunjukkan bahwa instrumen penelitian pada persepsi,
motivasi, lingkungan sosial, dan minat dinyatakan reliabel. Hal ini dikarenakan
rhitung lebih besar dari rtabel yang bernilai 0,11. Dengan demikian, seluruh
instrumen dalam penelitian ini merupakan instrumen yang dapat dipercaya.
3.7 Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu
tahapan persiapan atau pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan, dan
pembuatan laporan hasil penelitian, dengan penjabaran sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian adalah :
a. Membuat proposal atau rancangan penelitian
b. Menentukan dan menyusun instrumen penelitian
c. Menuliskan butir soal atau item pernyataan berdasarkan kisi-kisi yang telah
dibuat
d. Melaksanakan uji coba instrumen
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan pelaksanaan dilakukan dengan turun ke lapangan mengumpulkan
data dengan menyebarkan angket penelitian kepada peserta didik kelas X di
SMA yang dijadikan sampel penelitian. Selanjutnya, data yang diperoleh dari
angket yang telah diisi responden dianalisis dengan alat analisis yang sesuai
dengan jenis data yang dipakai dalam penelitian.
3. Tahap Pembuatan Laporan Hasil Penelitian
Pada tahap ini, peneliti menyusun hasil penelitian dan menuliskannya dalam
bentuk laporan penelitian. Hal ini ditujukan agar hasilnya diketahui orang lain,
serta prosedurnya pun diketahui orang lain sehingga dapat mengecek
kebenaran pekerjaan penelitian yang dilakukan.
3.8 Teknik Pengolahan Data
Data penelitian dihasilkan atau diungkap melalui instrumen penelitian
berupa angket yang diisi oleh responden. Setelah data diperoleh, maka data
59
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut selanjutnya diolah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk
mengolah data adalah sebagai berikut :
1. Verifikasi Data (Editing)
Verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi atau memilih data yang
memadai untuk diolah. Verifikasi data yang dimaksud adalah pemeriksaan
kelengkapan jumlah instrumen yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah
instrumen yang disebarkan. Penyeleksian data dipilih data yang memadai untuk
diolah, yaitu berupa kelengkapan pengisian setiap butir pernyataan dan
kelengkapan pengisian identitas subjek.
2. Penskoran Data (Coding)
Pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan
ketentuan yang ada. Adapun pola pembobotan untuk coding tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.11
Pola Pembobotan Kuesioner
No Alternatif Jawaban Bobot
Positif Negatif
1. Sangat Setuju/Sangat Memadai 5 1
2. Setuju/Memadai 4 2
3. Ragu-Ragu 3 3
4. Tidak Setuju/Tidak Memadai 2 4
5. Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak
Memadai 1 5
Penskoran data dilakukan pada item-item yang perlu diberi skor, dengan
kriteria pemberian skor dari menggunakan skala pengukuran yaitu skala Likert
dengan 5 alternatif jawaban. Pengkodean data dilakukan pada item-item pada
angket yang tidak diberi skor, seperti pengkodean jenis kelamin : Laki-laki
diberi kode 1 dan perempuan diberi kode 0.
3. Pengelompokan Data (Tabulating)
Data yang diperoleh dikelompokkan ke dalam empat kelompok yaitu :
pertama kelompok data persepsi, kedua kelompok data motivasi, ketiga
kelompok data lingkungan sosial, dan keempat kelompok data minat. Hal ini
dilakukan untuk melihat gambaran umum karakteristik sumber data penelitian.
60
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk
seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.12
Rancangan Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Responden Skor Item
Total 1 2 3 4 5 6 …………… N
1.
2.
3.
N
Selanjutnya untuk mengetahui gambaran umum setiap variabel penelitian
berdasarkan distribusi frekuensi digunakan rumus konversi skala lima di bawah
ini :
Tabel 3.13
Pedoman Konversi Norma Absolut Skala 5
Rentang
(Mi + 1,5 SDi) – (Mi + 3,0 SDi)
(Mi + 0,5 SDi) – (Mi + 1,5 SDi)
(Mi - 0,5 SDi) – (Mi + 0,5 SDi)
(Mi - 1,5 SDi) – (Mi - 0,5 SDi)
(Mi + 3,0 SDi) – (Mi - 1,5 SDi)
Sumber : Suprian (2005: 82)
Setelah itu, dicari skor maksimal ideal (SMi), rata-rata ideal (Mi), dan standar
deviasi ideal (SDi) untuk mengetahui rentang berdasarkan pedoman konversi
norma absolut skala 5 di atas.
4. Analisis data
Analisis data menggunakan alat analisis dan metode statistik yang sesuai
dengan jenis data yang digunakan dalam penelitian. Analisis data yang
dilakukan terdiri dari dua macam, yaitu : analisis data untuk tujuan deskriptif
data dan Analisis data untuk tujuan menguji hipotesis.
Data yang diperoleh dianalisis dan diterapkan sesuai dengan pendekatan
atau desain penelitian yang diambil. Hal ini ditujukan untuk mampu membuat
interpretasi dan kesimpulan penelitian yang tepat dan akurat.
61
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.9 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.9.1 Teknik Analisis Data
3.9.1.1 Transformasi Data melalui Method of Successive Interval (MSI)
Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal.
Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian
dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval
(Riduwan dan Kuncoro, 2011: 30). Data ordinal tersebut ditransformasikan
menjadi data interval melalui metode MSI. Langkah-langkah transformasi data
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menghitung frekuensi setiap pilihan jawaban responden pada setiap item
2. Menghitung proporsi setiap pilihan jawaban responden berdasarkan frekuensi
yang diperoleh
3. Menghitung proporsi kumulatif berdasarkan proporsi yang diperoleh
4. Menentukan nilai Z untuk setiap pilihan jawaban berdasarkan proporsi
kumulatif yang diperoleh
5. Menentukan nilai ordinat/Z densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh
6. Menentukan nilai Skala/Scale Value (SV) dengan menggunakan rumus :
(density at lower limit – density at upper limit)
(Area below upper limit – area below lower limit)
7. Menghitung skor hasil transformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan
menggunakan rumus : Y = 1 + Svmin (dengan nilai absolut)
8. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus: SV + Y
3.9.1.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan apabila peneliti menggunakan analisis
parametrik. Sebelum melakukan pengujian hipotesis pada tahapan analisis data,
maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik terhadap asumsi-asumsi analisis
regresi.
SV =
62
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.9.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui sebaran data antara nilai
yang paling rendah hingga yang paling tinggi serta variabilitasnya. Jika data yang
dianalisis membentuk sebaran normal, maka penelitian dapat menggunakan teknik
analisis statistic parametric. Sebaliknya, jika data tidak berdistribusi normal,
maka analisis yang digunakan adalah analisis-analisis statistik non-parametrik.
Dalam penelitian uji normalitas yang dideteksi dengan uji normal probability plot
(Normal P-P Plot) menggunakan bantuan program aplikasi IBM SPSS 20.
3.9.1.2.2 Uji Multikolinearitas
Istilah multikolinieritas pertama kali dikemukakan oleh Ragner Frisch
(1934) yang mengartikan sebagai adanya hubungan linier yang sempurna atau
eksak diantara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi (Rohmana,
2010: 140).
Multikolinieritas merupakan salah satu bentuk pelanggaran terhadap asumsi
model linier klasik (clasical linier regression model, CLRM), karena bisa
mengakibatkan estimator OLS memiliki :
1. Kesalahan baku (standard error) yang membesar
2. Selang keyakinan yang membesar
3. Satu atau beberapa koefisien regresi yang tidak signifikan secara statistik,
meskipun koefisien determinasinya tinggi
4. Estimator OLS dan standard error sensitif terhadap perubahan kecil data.
Ada beberapa cara untuk medeteksi keberadaan multikolinieritas dalam
model regresi OLS, yaitu:
1. Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai t- hitung. Jika R2 tinggi
(biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang
signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinieritas.
2. Melakukan uji korelasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi, perlu
dicurigai adanya masalah multikolinieritas.
3. Melakukan korelasi parsial antarvariabel independen.
63
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Melakukan regresi auxiliary, dengan cara memberlakukan satu variabel
independen sebagai variabel dependen dan variabel independen lainnya tetap
diperlakukan sebagai variabel independen.
5. Melihat nilai Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF) atau faktor
inflasi varians. Jika faktor inflasi varians dari variabel X (VIF) melampaui
angka 10 (angka ini merupakan kriteria yang sangat relatif), maka telah terjadi
multikolinieritas yang tinggi (adanya multikolinieritas) dan sebaliknya
(Rohmana, 2010: 143-149).
Dalam penelitian ini, cara yang dipakai untuk mendeteksi keberadaan
multikolinieritas pada persamaan model adalah dengan melihat tolerance/TOL
dan faktor inflasi varians (varians inflation factor, VIF) menggunakan program
aplikasi IBM SPSS 20.
3.9.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi penting dalam OLS adalah variabel-variabel pengganggu
dalam kaitannya dengan variabel bebas bersifat homoskedastisitas artinya ui
mempunyai varian (variance) yang sama, dimana penyimpangan atas asumsi ini
dinamakan heteroskedastisitas.
Konsekuensi dari adanya heteroskedastisitas antara lain adalah estimator
OLS tidak menghasilkan estimator Best Linier Unbiased Estimator (BLUE).
Akibatnya varian tidak lagi minimum, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan perhitungan standard error metode OLS menjadi tidak bisa
dipercaya kebenarannya dan interval estimasi maupun uji hipotesis yang
didasarkan pada distribusi t maupun uji F tidak bisa lagi dipercaya untuk evaluasi
hasil regresi.
Ada beberapa cara untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas, yaitu :
(1) Metode informal (grafik), kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah :
a. Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan
lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada
model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
64
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2) Uji Park (Park test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan
keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai taksiran
variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).
(3) Uji Glejser (Glejser test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut
variabel pengganggu terhadap variabel Xi. Apabila melalui pengujian
hipotesis lewat uji t terhadap variabel independennya ternyata signifikan
secara statistik, berarti model tersebut terjadi heteroskedastisitas.
(4) Uji korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test) berdasarkan
rumusan berikut :
1nn
d 6-1 rs
2
2
1 (Rohmana, 2010: 170)
Keterangan :
d1 : perbedaan rank residual dengan variabel independen
n : jumlah observasi
(5) Uji heteroskedastisitas lainnya, seperti uji heteroskedastisitas berdasarkan
residual OLS atau model ekonometrika linier dan metode Goldfelt-Quandt
Dalam penelitian ini, gejala heteroskedastisitas dideteksi menggunakan
metode grafik dan uji Glejser dengan menggunakan bantuan program aplikasi
IBM SPSS 20.
3.9.1.2.4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan hubungan antara residual satu observasi dengan
residual observasi lainnya (Rohmana, 2010: 192). Faktor-faktor penyebab
autokorelasi antara lain kesalahan dalam menentukan model, penggunaan lag
dalam model dan tidak dimasukannya variabel penting. Akibatnya parameter yang
diestimasi menjadi bias dan varian tidak minimum sehingga tidak efisien.
Apabila data yang dianalisis mengandung autokorelasi, maka estimator yang
didapatkan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Estimator metode kuadrat terkecil masih linier
2) Estimator metode kuadrat terkecil masih tidak bias
3) Estimator metode kuadrat terkecil tidak mempunyai varian yang minimum
(Rohmana, 2010: 193)
Dalam penelitian ini, cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalah dengan uji d Durbin-Watson, yaitu dengan cara
65
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membandingkan nilai statistik Durbin-Watson hitung dengan tabel Durbin
Watson, dimana dibantu oleh program aplikasi IBM SPSS 20. Mekanisme uji
Durbin-Watson adalah sebagai berikut:
1) Lakukan regresi OLS dan dapatkan residual ei
2) Hitung nilai d (Durbin-Watson)
3) Dapatkan nilai kritis dl dan du
4) Ikuti aturan keputusan yang diberikan pada tabel berikut ini :
Tabel 3.14
Aturan Keputusan Autokorelasi
Nilai Statistik d Hasil
0 ≤ d ≤ dL Menolak hipotesis nol; ada
autokorelasi positif
dL d dU Daerah ragu-ragu; tidak ada keputusan
dU ≤ d ≤ 4 - dU Menerima hipotesis nol; tidak ada
autokorelasi positif atau positif
4 – dU d 4 - dL Daerah ragu-ragu; tidak ada keputusan
4 – dL ≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada
autokorelasi positif Sumber : Rohmana, 2010 : 195)
3.9.2.3 Uji Regresi Linear Berganda
Uji regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier
berganda, karena variabel bebas dari penelitian lebih dari dua variabel. Model
persamaan regresi ganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = a0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan :
Y = Minat peserta didik memilih program studi IPS
a = Konstanta
Β = Koefisien regresi
X1 = Persepsi
X2 = Motivasi
X3 = Lingkungan Sosial
e = Error term
3.9.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto,
2010: 110). Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah
66
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daerah Penerimaan Ho
dirumuskan, apakah terbukti atau tidak kebenarannya dengan berdasar pada data
ang telah terkumpul. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis akan dilakukan baik
secara simultan (bersama-sama) ataupun secara parsial (sebagian).
Adapun pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan melalui uji satu
pihak (uji pihak kanan) yang digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1
Uji Pihak Kanan Sumber : (Sugiyono, 2011 : 232)
Keterangan :
H0 : β = 0, artinya variabel independen tidak dapat memprediksikan perubahan
variabel dependen
Ha : β ≠ 0, artinya variabel independen dapat memprediksikan perubahan
variabel dependen
Selanjutnya pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan mencari terlebih
dahulu nilai statistik dan tabel. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini terdiri atas
uji parsial, uji simultan, dan uji determinasi.
3.9.2.3 Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan korelasi parsial. Tujuan uji
korelasi parsial ini adalah untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat dimana variabel lain dianggap konstan.
α
Daerah Penolakan Ho
67
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun rumus korelasi parsial yang digunakan adalah sebagai berikut :
2
2
21
2
2121
11
r parsial
yxrxxr
xrxryxyxr
(Sugiyono, 2011 : 268)
Keterangan :
Ryx1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan
variabel Y
ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
ryx2 = Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
rx1x2 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2
Uji signifikansinya dapat dihitung melalui rumus :
pr
nt
1
3r parsial
p
Keterangan :
rp = korelasi parsial yang ditemukan
n = Jumlah sampel
t = t hitung atau statistik yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel
Setelah diperoleh t hitung, selanjutnya bandingkan dengan t tabel dengan α
disesuaikan, adapun cara mencari t tabel dapat digunakan rumus :
1 -k -n tabel t
Keterangan :
t = t tabel pada α yang disesuaikan
n = Banyak sampel
k = Jumlah variabel independen
Uji hipotesis pada penelitian ini adalah uji pihak kanan dengan kriteria
pengujian : Jika + t hitung ≥ t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
hipotesis diterima dan signifikan.
Lebih jelasnya berarti jika + t hitung ≥ t tabel maka koefisien korelasi parsial
tersebut signifikan (nyata) dan menunjukkan adanya pengaruh secara parsial
variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen).
(Sugiyono, 2011 : 269)
68
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.9.2.3 Uji Simultan (Uji F)
Secara simultan dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi ganda dan
dapat dihitung melalui rumus :
21
2
21 2 12
2
1
2
21r 1
ryx2ryx - r r
xx
xrxyxyxxRyx
(Sugiyono, 2011 : 266)
Keterangan :
Ryx1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama
dengan variabel Y
ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
ryx2 = Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
rx1x2 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi dapat digeneralisasikan maka
dilakukan uji signifikansi. Uji signifikansinya dapat dihitung melalui rumus:
11
R statistik
2
2
knR
KF
Keterangan :
R2 = Korelasi ganda yang telah ditemukan
k = Jumlah variabel independen
n = Banyak sampel
F = F hitung/statistik yang selanjutnya dibandingkan dengan F table
Setelah diperoleh F hitung atau F statistik, selanjutnya dibandingkan dengan
F tabel dengan α disesuaikan, yaitu 0,05%.
F tabel = F {(1- α ) (dk = k), (dk = n-k-1)}
Kriteria :
Ho diterima dan Ha ditolak jika Fhitung ≤ Ftabel
Ho ditolak dan Ha diterima jika Fhitung ≥ Ftabel
Hal ini berarti jika Fhitung ≤ Ftabel, maka koefisien korelasi ganda yang diuji
tidak signifikan. Sebaliknya, jika Fhitung ≥ Ftabel maka koefisien korelasi ganda
yang diuji signifikan dan menunjukkan ada pengaruh secara simultan variabel
independen terhadap variabel dependen, dan ini dapat diberlakukan untuk seluruh
populasi.
(Sugiyono, 2011 : 266)
69
Yetti Agisti, 2013
PENGARUH PERSEPSI, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP MINAT PESERTA DIDIK
MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.9.2.3 Uji Koefisien Determinasi
Selain uji t dan F, penelitian ini juga melakukan uji koefisien determinasi.
Koefisien determinasi merupakan nilai yang dipergunakan untuk mengukur
besarnya sumbangan (share) variabel X terhadap variasi atau naik turunnya Y.
Koefisien determinasi (R2) juga merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu
garis regresi. Menurut Damodar Gujarati (1998: 98) dalam bukunya Ekonometrika
dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan
besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel
terikat dari fungsi tersebut. Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0< R
2<1), dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Jika R2 semakin mendekati 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat semakin erat atau dekat, dengan kata lain model tersebut dapat
dinilai baik.
2) Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, dengan kata lain model tersebut
dapat dinilai kurang baik.
Analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini menggunakan program
aplikasi IBM SPSS 20. Hal ini agar memudahkan peneliti menghitung dan
menarik kesimpulan mengenai koefisien determinasi dari variabel penelitian.