BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitianrepository.setiabudi.ac.id/4084/2/BAB III.pdf ·...

13
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif untuk data hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner dan kuantitatif untuk data hasil identifikasi waste yang diolah dengan metode Borda. Pengumpulan data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, penyebaran kuesioner dan telaah dokumen/data dari rumah sakit sebagai bahan pertimbangan pada proses mendesain usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUD Talaud dengan pendekatan lean hospital. Penggunaan konsep lean hospital ini mengharuskan peneliti untuk senantiasa berusaha memahami secara mendalam terkait permasalahan- permasalahan yang terjadi dan dialami oleh pasien, keluarga dan pegawai yang bertugas dalam pelayanan di instalasi farmasi RSUD Talaud. B. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah petugas yang melakukan proses pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Talaud dan pasien rawat jalan serta keluarga yang mendapatkan pelayanan. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Talaud yang terletak di Jl. Raya Mala Kecamatan Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud yang dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2019. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitianrepository.setiabudi.ac.id/4084/2/BAB III.pdf ·...

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan

kualitatif untuk data hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner dan

kuantitatif untuk data hasil identifikasi waste yang diolah dengan metode Borda.

Pengumpulan data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, penyebaran

kuesioner dan telaah dokumen/data dari rumah sakit sebagai bahan pertimbangan

pada proses mendesain usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

terhadap pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUD Talaud dengan pendekatan

lean hospital. Penggunaan konsep lean hospital ini mengharuskan peneliti untuk

senantiasa berusaha memahami secara mendalam terkait permasalahan-

permasalahan yang terjadi dan dialami oleh pasien, keluarga dan pegawai yang

bertugas dalam pelayanan di instalasi farmasi RSUD Talaud.

B. Subyek dan Lokasi Penelitian

1. Subyek

Subyek dalam penelitian ini adalah petugas yang melakukan proses

pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Talaud dan pasien rawat jalan serta keluarga

yang mendapatkan pelayanan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

Daerah Kepulauan Talaud yang terletak di Jl. Raya Mala Kecamatan Melonguane

Kabupaten Kepulauan Talaud yang dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2019.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi

31

dalam penelitian ini yaitu petugas Instalasi Farmasi RSUD Talaud, pasien dan

keluarga yang mendapatkan pelayanan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi atau dapat

menggambarkan keadaaan populasi yang sebenarnya, dengan istilah lain harus

representatif (mewakili) (Sugiyono, 2016). Sampel dalam penelitian ini yaitu

semua tenaga kefarmasian (Apoteker dan TTK) yang bertugas/terlibat dalam

proses pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Talaud, kepala instalasi, kepala

apotek, pasien dan keluarga yang menggunakan jasa layanan. Fokus pengambilan

data dalam penelitian ini yaitu identifikasi proses pelayanan terhadap pasien rawat

jalan di Instalasi Farmasi RSUD Talaud.

A. Kriteria inklusi:

1. Tenaga kefarmasian (Apoteker dan TTK) yang terlibat langsung dalam

proses pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Talaud.

2. Responden yang terlibat dalam struktural (Kepala IFRS, kepala apotek dan

petugas pelaksana).

3. Pasien rawat jalan dan keluarga yang minimal berusia 17 tahun, dapat

menulis serta membaca dan pernah menggunakan jasa layanan dari

Instalasi Farmasi RSUD Talaud minimal satu kali.

B. Kriteria eksklusi:

1. Tenaga kefarmasian yang bertugas pada proses pelayanan di IFRS kurang

dari 1 bulan.

2. Petugas yang tidak terlibat dalam pelayanan di Instalasi Farmasi.

3. Pasien rawat jalan dan keluarga yang tidak berpartisipasi dalam pengisian

kuesioner.

Penentuan jumlah minimal sampel yang digunakan dalam penyebaran kuesioner

value stakeholder di Instalasi Farmasi RSUD Talaud ini ditentukan dengan

menggunakan rumus Lameshow, 1997:

32

Keterangan:

N = Jumlah Sampel

Zα2 = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1,96

P = Prevalensi Outcome 50%

Q = 1 – P

L = Tingkat kesalahan 10%

Berdarkan rumus Lameshow, maka n =

= 96, 04

Maka dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal yang

diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 96 responden. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan 100 responden.

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel Utama

Variabel dalam penelitian ini adalah pendekatan lean hospital untuk

perbaikan berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas pelayanan di instalasi

farmasi dengan mengidentifikasi 8 tipe waste kritis (defect, overproduction,

waiting, transportation, inventory, overprocessing, motion dan human potential)

dan aktivitas dari value added, non value added, necessary but non value added

serta mencari akar penyebab waste kritis dengan menggunakan metode 5 why.

2. Klasifikasi Variabel

2.1. Variabel Bebas (variabel independen). Variabel bebas atau variabel

independen dalam penelitian ini adalah faktor pendukung yang dapat diukur untuk

mengetahui 8 tipe waste, aktivitas dari value added, non value added, necessary

but non value added dan penyebab terjadinya waste kritis.

2.2. Variabel Terikat (variabel dependen). Variabel terikat atau variabel

dependen dalam penelitian ini adalah waste kritis.

3. Definisi Operasional

a. Value merupakan suatu nilai atau manfaat yang dapat diperoleh oleh

pasien dan keluarga dari suatu produk atau jasa yang diberikan oleh

petugas di Instalasi Farmasi RSUD Talaud.

33

b. Value Added Assessment (VAA) merupakan analisis terhadap setiap

aktivitas dalam proses pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Talaud yang

digunakan untuk menentukan aktivitas dari (value added, non value

added, necessary but non value added) dalam memenuhi value dari

ultimate end customer.

c. Value Added (VA) merupakan kegiatan yang memberi nilai tambah

terhadap output dalam proses pelayanan yang diberikan kepada pasien

rawat jalan dan keluarga oleh petugas Instalasi Farmasi RSUD Talaud.

d. Non-Value Added (NVA) merupakan kegiatan yang tidak memberikan

nilai tambah terhadap output dalam proses pelayanan di Instalasi Farmasi

RSUD Talaud terhadap pasien rawat jalan dan keluarga yang

menimbulkan pemborosan waktu dan gerakan yang tidak diperlukan.

e. Necessary But Non Value Added (NNVA) merupakan kegiatan yang tidak

memberikan nilai tambah terhadap output dalam proses pelayanan

Instalasi Farmasi RSUD Talaud kepada pasien rawat jalan dan keluarga,

tetapi tidak bisa atau tidak mungkin dihilangkan.

f. Value Stream Mapping (VSM) merupakan proses pemetaan alur proses

pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Talaud untuk mengetahui aktivitas

pelayanan serta siapa saja stakeholder yang terlibat didalamnya.

g. Waste merupakan segala kegiatan dalam proses pelayanan di Instalasi

Farmasi yang tidak mendukung kesembuhan dari pasien/kegiatan yang

tidak memberikan nilai tambah (pemborosan waktu pengerjaan). Waste

yang dianalisis dalam penelitian ini adalah 8 kategori yaitu: Defect,

Overproduction, Transportation, Waiting, Inventory, Motion,

Overprocessing, Human potential.

h. Value Added Ratio (VAR) merupakan perbandingan aktivitas yang

memberikan nilai tambah dalam proses pelayanan di Instalasi Farmasi

RSUD Talaud dengan semua aktivitas yang mengandung waste.

i. Cycle Time (CT) merupakan sejumlah waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan 1 pekerjaan atau urutan tugas yang meliputi aktivitas yang

34

value added dan non-value added dalam proses pelayanan kesehatan di

Instalasi Farmasi RSUD Talaud.

j. Wait Time (WT) merupakan waktu antara akhir dari 1 pekerjaan atau

siklus kerja hingga awal dari pekerjaan atau siklus berikutnya dalam

proses pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Talaud.

k. Lead Time (LT) merupakan jumlah keseluruhan dari cycle time dan wait

time dari suatu proses pelayanan yang ada di Instalasi Farmasi RSUD

Talaud.

l. Waste Kritis merupakan waste yang mempunyai nilai tertinggi dalam

ranking urutan keseringan waste yang terjadi pada proses pelayanan di

Instalasi Farmasi RSUD Talaud.

m. Analisa resiko merupakan tahapan penentuan kemungkinan dan

konsekuensi dari risiko atau akar penyebab suatu waste kritis yang ada di

Instalasi Farmasi RSUD Talaud untuk mengetahui tingkatan risikonya.

n. Usulan perbaikan untuk meminimalkan waste adalah alternatif solusi yang

dibangun untuk meningkatkan efisiensi manajemen Instalasi Farmasi

Talaud dan mengeliminasi proses-proses atau waste yang tidak diperlukan

untuk meningkatkan value pelayanan IFRS berdasarkan konsep lean.

E. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa kamera, kalkulator,

alat tulis, stopwatch, alat perekam, alat pengukur panjang.

2. Bahan

Untuk proses kelancaran penelitian, digunakan instrumen sederhana dalam

melengkapi data dan membandingkan data yang telah ditemukan melalui

observasi, wawancara, dan kuesioner:

a. Lembar observasi, berisi panduan pengamatan terhadap kegiatan pelayanan di

Instalasi Farmasi RSUD Talaud berupa check sheet observasi dan formulir-

formulir identifikasi lain yang diperlukan.

35

b. Kuesioner value stakeholder, berisi daftar pernyataan yang diajukan kepada

pasien rawat jalan terpilih dan keluarga yang mendapatkan pelayanan di

Instalasi Farmasi RSUD Talaud. Kesesuaian pernyataan kuesioner mencakup

value produk, value jasa pelayanan, serta value hubungan pasien terpilih

dengan IFRS.

c. Kuesioner waste IFRS, berisi checklist untuk penilaian probabilitas dari 8

jenis waste yang terdapat pada exiting proses pelayanan di Instalasi Farmasi

RSUD Talaud.

36

F. Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:

Gambar 5. Bagan alur penelitian.

Konsep Lean Hospital

Elimination of Waste

Value Stream

Jurnal and TA

Kesimpulan dan Saran

Pengolahan dan Analisis Data

Validitas dan Reliabilitas Data

Pemetaan alur proses pelayanan di IFRS dengan

value stream mapping

Pengolahan kuesioner value stakeholder

Pengolahan kuesioner waste dengan metode

Borda.

Analisis waste kritis (RCA) dengan metode 5 why

Ide dan usulan perbaikan

Identifikasi Masalah

Merumuskan masalah

dan menetapkan tujuan

penelitian.

Observasi, wawancara

Pemahaman akan proses

pelayanan di Instalasi

Farmasi RSUD Talaud

Penyebaran Kuesioner

Studi Literatur/Pustaka Studi Lapangan

Data waktu pelayanan di Instalasi

Farmasi RSUD Talaud

Data denah RS

Data kuesioner value

Data kuesioner waste

Pengumpulan Data

Tahap Persiapan

37

Tahap persiapan diawali dengan melakukan identifikasi suatu masalah dan

merumuskannya untuk menentukan tujuan penelitian dan melakukan studi pustaka

untuk mencari dan memahami maksud dan tujuan serta manfaat yang terjadi dari

dilakukannya penelitian ini. Kemudian setelah tahap persiapan selesai dilanjutkan

dengan studi lapangan untuk melihat alur proses pelayanan di Instalasi Farmasi

RSUD Talaud dengan melakukan observasi, wawancara serta penyebaran

kuesioner kepada reseponden terpilih.

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung terhadap setiap

proses pelayanan di Instalasi Farmasi dengan melakukan wawancara, penyebaran

kuesioner value kepada pasien rawat jalan dan keluarga. Hasil yang diperoleh

digambarkan dengan value stream mapping untuk melihat alur proses pelayanan

serta aktivitas value added, non-value added dan necessary but non-value added

di Instalasi Farmasi RSUD Talaud. Penyebaran kuesioner waste kepada petugas

yang mempunyai wewenang atau terlibat langsung dalam proses pelayanan di

IFRS diolah dengan metode Borda. Melakukan telaah dokumen yang dimiliki RS.

Pengolahan data hasil observasi dilakukan dengan mengidentifikasi value

stakeholder, data dihitung berdasarkan persentasi jawaban “Ya” dan “Tidak”,

pengolahan data waktu pelayanan dilakukan dengan menghitung menghitung

perbandingan antara value added (VA), non-value added (NVA) dan necessary

but non-value added (NNVA). Pengolahan data hasil identifikasi 8 kategori waste

menggunakan metode Borda dan untuk mencari akar penyebab terjadinya waste

kritis dilakukan dengan metode 5 why untuk mendapatkan ide dan usulan

perbaikan.

Data yang telah dikumpulkan peneliti harus dijaga validitasnya dengan

triangulasi data, diantaranya sebagai berikut:

1. Triangulasi sumber

Triangulasi dilakukan dengan membandingkan informasi yang diperoleh dari

responden atau partisipan satu dengan yang lain untuk melakukan cross check

terhadap kebenaran data atau suatu fenomena kejadian.

2. Triangulasi metode pengumpulan data

38

Triangulasi dilakukan dengan menggunakan beberapa metode dalam

mengumpulkan data. Hal ini bertujuan untuk menguji kualitas data dipandang

dari berbagai metode pengambilan. Data didapat dari hasil observasi,

wawancara, kuesioner, telaah dokumen dan dokumentasi.

G. Analisis Data

Setelah dilakukan proses pengumpulan data primer dan sekunder dari

berbagai metode kemudian dilanjutkan dengan analisis data yang dapat dilihat

pada langkah-langkah berikut:

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

1.1. Uji Validitas. Penelitian ini menggunakan analisis skala Guttman dengan

menggunakan rumus Koefisien Reprodusibilitas (Coefficient of Reproducibility)

dan Koefisien Skalabilitas (Coefficient of Skalability). Skala pengukuran dengan

tipe ini diperoleh jawaban tegas “Ya” dengan pembobotan 1 dan “Tidak” dengan

pembobotan 0. Penyelesaiannya menggunakan rumus sebagai berikut:

Kr = 1 – (

)

Dimana:

Kr = Koefisisen Reprodusibilitas

e = Jumlah kesalahan/nilai error

n = Jumlah pernyataan dikali jumlah responden

Syarat penerimaan nilai koefisien reprodusibilitas apabila memiliki nilai >

0,90 (Singarimbun dan Effendi, 2014). Dengan rumus berikut:

Ks = 1 – (

)

Dimana:

Ks = Koefisien Skalabilitas

e = Jumlah kesalahan/nilai error

x = 0,5 ({Jumlah pernyataan dikali jumlah responden} – jumlah jawaban

“ya”).

Syarat penerimaan nilai koefisien skalabilitas apabila memiliki nilai > 0,60

(Nazir, 2005). Uji validitas dengan menggunakan rumus Koefisien

39

Reprodusibilitas dengan Koefisien Skalabilitas dianalisis dengan menggunakan

Ms. Excel (hasil analisis terlampir pada Lampiran 6).

Hasil analisis diperoleh nilai Kr = 0,99 dimana nilai yang diperoleh > 0,90

sehingga nilai koefisien reprodusibilitas diterima. Sedangkan nilai Ks = 0,75

dimana nilai yang diperoleh > 0,60, sehingga nilai koefisien skalabilitas diterima.

Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulakan bahwa uji validitas menggunakan

skala Guttman dengan rumus Koefisien Reprodusibilitas (Coefficient of

Reproducibility) dan Koefisien Skalabilitas (Coefficient of Skalability) dinyatakan

valid.

1.2. Uji Reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk menetapkan apakah hasil

dari kuesioner value dapat digunakan lebih dari satu kali atau menghasilkan data

yang konsisten atau tidak. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan metode Kuder Richardson 20 (KR-20) dengan rumus:

r =

(

)

Dimana:

k = Jumlah item soal/pernyataan

p = Jumlah subyek yang menjawab “Ya”/1

q = 1 – p

st2 = Varians total =

/n

Tabel 4. Kriteria Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Kriteria

0.800 – 1.000 Sangat Tinggi

0.600 – 0.800 Tinggi

0.400 – 0.600 Cukup

0.200 – 0.400 Rendah

0.000 – 0.200 Sangat Rendah

Sumber: Surapranata dan Sumarna, 2006.

2. Gambaran Alur Proses Pelayanan Di Instalasi Farmasi RSUD Talaud

(Value Stream Mapping).

Tujuan dari penggambaran alur proses pelayanan untuk mengetahui setiap

aktivitas yang terjadi di IFRS. Penggambaran sistem pelayanan dimaksudkan

untuk memotret segala bentuk aktivitas alur proses pelayanan di IFRS, siapa saja

yang berperan sebagai stakeholder, siapa yang bertanggungjawab dan bagaimana

40

bentuk aliran proses pelayanan. Penggambaran tersebut dalam bentuk table list

aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menyelesaikan satu proses pelayanan.

Pemetaan ini dilakukan berdasarkan hasil observasi langsung di lapangan dengan

mengikuti serta mengamati proses pelayanan, melakukan wawancara dan

menelaah dokumen-dokumen IFRS.

3. Identifikasi Value Stakeholder Berdasarkan Perspektif Pasien

Hasil rekapan kuesioner value stakeholder dianalisis dan dihitung total

jumlah jawaban “Ya” dan “Tidak” untuk masing-masing pernyataan. Total jumlah

jawaban “Ya” maupun “Tidak” dibagi dengan jumlah total kuesioner yang masuk

untuk mengetahui persentasi jawaban “Ya” dan "Tidak” pada masing-masing

pernyataan value. Butir pernyataan dengan persentase jawaban “Ya” jika lebih

dari 50 persen menandakan pernyataan tersebut merupakan value yang diharapkan

oleh pasien, sementara butir pernyataan dengan persentase jawaban “Tidak” jika

lebih dari 50 persen menandakan pernyataan tersebut bukan merupakan value

yang diharapkan oleh pasien. Komentar tambahan dari setiap kuesioner

dikumpulkan dan menjadi resum untuk dimasukkan sebagai tambahan value yang

belum tercantum dalam kuesioner value stakeholder.

4. Identifikasi Aktivitas Proses Pelayanan

Setelah dilakukan pemetaan (value stream mapping), dilanjutkan dengan

mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang berlangsung dalam proses pelayanan

yang kemudian diklasifikasikan kedalam tipe aktivitas dalam organisasi (Hines

dan Taylor, 2000), yaitu value added activities (VA), non value added activities

(NVA) dan necessary but non value added activities (NNVA). Informasi

diperoleh dari observasi, wawancara tidak terstruktur, telah dokumen dan

dokumentasi. Data waktu yang diidentifikasi yaitu value adding time (VA), non

value adding time (NVA), cycle time (CT), wait time (WT), lead time (LT) dan

value added ratio (VAR) (Jackson, 2012). VAR adalah ratio yang diperoleh dari

perbandingan antara total value adding time dengan cycle time. VAR digunakan

sebagai alat yang efektif untuk menelusuri seberapa besar kemajuan dalam

mengeliminasi waste. Apabila VAR meningkat, maka total cycle time untuk

proses pelayanan menurun, sehingga memiliki arti bahwa terjadi percepatan

41

waktu penyerahan produk (barang / jasa) kepada pelanggan (Gasper dan Vincent,

2008).

Keterangan:

LT = Lead Time

CT = Cycle Time

WT = Wait time

VAR = Value Added Ratio

VA = Value Added

5. Identifikasi Waste Kritis

Tahap ini dilakukan pengukuran waste yang paling sering terjadi dan

berpengaruh terhadap proses pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Talaud

berdasarkan hasil penyebaran kuesioner waste kepada petugas yang terlibat dalam

proses pelayanan di IFRS. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengetahui

tingkat keseringan waste terjadi menurut observasi dan pengalaman petugas

kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD Talaud. Kuesioner dianalisis dengan

metode Borda, yaitu masing-masing jenis waste diberikan peringkat berdasarkan

parameter frekuensi terjadinya waste serta mengalikannya dengan bobot yang

telah sesuai dimana peringkat 1 mempunyai bobot tertinggi yaitu (n-1) dan

demikian.

6. Penentuan Akar Penyebab Masalah Terjadinya Waste Kritis

Hasil rekapan yang diperoleh dari kuesioner waste pada proses pelayanan

dapat menunjukkan waste kritis yang sering terjadi dalam proses pelayanan. Dari

hasil tersebut dapat dibangun sebuah root cause analysis (RCA) untuk

mengidentifikasi dampak dan akar penyebab dari waste yang terjadi. RCA

merupakan tool yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab

terjadinya permasalahan dan untuk mencari akar permasalahan waste kritis

digunkan metode 5-whys. Rekapan dari RCA untuk masing-masing waste kritis

dirangkum dalam table 7, 8 dan 9.

7. Brainstorming untuk Memperoleh Ide Perbaikan

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dari terjadinya waste

yang kemudian dapat ditarik untuk memperoleh ide-ide perbaikan yang

disesuaikan dengan kebutuhan serta resources yang ada sebagai bentuk

VAR VA

To al CT/𝐿𝑇

LT = CT + WT

42

improvement. Untuk mencari/memperoleh usulan-usulan terbaik, brainstorming

dilakukan dengan metode expert panel. Metode ini ditempuh untuk mendapatkan

masukan untuk ide perbaikan pelayanan dari pakar/ahli dibidang pelayanan yang

ada di RSUD Talaud dengan FGD (focus group discussion/diskusi kelompok

terarah/terfokus). Apabila tidak memungkinkan, maka diskusi hanya dilakukan

sebatas secara personal antara peneliti dengan pakar tersebut.

8. Usulan perbaikan

Usulan perbaikan meliputi perbaikan denah, tata letak,

simplifikasi/penyederhanaan proses, usulan metode proses kerja, perbaikan visual

menejemen, alur kerja proses pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Talaud dan

sumber daya lain yang menyumbangkan efisiensi dalam manajemen di IFRS serta

mengurangi atau meminimalkan waste yang tidak diperlukan untuk meningkatkan

kualitas pelayananan.