BAB III METODE PENELITIAN · 2014. 3. 14. · refleksi sebagai tindak lanjut. Instrumen pedoman...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN · 2014. 3. 14. · refleksi sebagai tindak lanjut. Instrumen pedoman...
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2012/2013
selama bulan Januari-April di SD Negeri Karangtengah 01 yang terletak di
Jalan Macanan-Tlogo Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang. Siswa SD Negeri Karangtengah 01 berjumlah 234 siswa. Di sini
peneliti mengambil sampel seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 41 siswa
dengan jumlah 17 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Rata-rata usia
siswa kelas 5 sekitar 10 tahun. Siswa kelas 5 pada umumnya masih suka
bermain, mencari perhatian orang lain dan ramai sendiri bila pelajaran tidak
ditunggu oleh gurunya.
3.2 Jenis Penelitian dan Pendekatan
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini
dilaksanakan secara kolaboratif, artinya penelitian dilaksanakan bekerjasama
dengan guru kelas. Disini peneliti bekerja sama dengan guru kelas yaitu ibu
Ari Rukoyah S.Pd.SD yang mengajar kelas 5 di SD Negeri Karangtengah 01
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang merupakan guru lulusan
Universitas Terbuka berusia 34 tahun dan golongan II C.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Yaitu hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dan bersifat
kuantitatif artinya penelitian yang menggunakan ukuran dengan angka-angka
hasil perhitungan sebagai tolak ukur keberhasilannya. Proses penelitian
berbentuk siklus. Siklus berlangsung dua kali. Setiap siklus terdiri dari lima
kegiatan pokok, yaitu (1) observasi, (2) perencanaan tindakan, (3)
pelaksanaan tindakan, (4) observasi, (5) refleksi. Sebelum kegiatan
dilaksanakan terlebih dahulu meliputi kegiatan sebagai berikut:
32
a. Perencanaan
Sebelum perencanaan dilaksanakan, perlu dilakukan survey di kelas 5
SD Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
Dalam survey ditemukan beberapa kondisi yang mengakibatkan hasil
belajar siswa rendah. Kenyataan yang terjadi seperti siswa yang selalu
pasif saat pembelajaran berlangsung, guru yang selalu menggunakan
metode konvensional (ceramah) sehingga mengakibatkan hasil belajar
siswa rendah. Hal ini dapat dilihat pada pemerolehan nilai pada
pembelajaran sebelumnya yaitu lebih dari sebagian besar siswa
mendapatkan nilai rendah di bawah KKM.
Dari kendala yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah, maka
persiapan perencanaan pembelajaran yang dilakukan adalah:
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi guru dan siswa saat
pembelajaran.
3. Merumuskan indikator yang akan dicapai.
4. Merancang pembelajaran berorientasi pada pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dalam mata pelajaran IPA melalui penyusunan RPP.
5. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
6. Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi pembelajaran saat
tindakan berlangsung.
b. Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 3 kali
pertemuan dan siklus 2 terdiri dari 3 kali pertemuan. Tindakan siklus I
dan siklus II dilaksanakan sesuai perencanaan, yaitu :
1. Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPA pada
siswa kelas 5.
2. Melakukan penilaian pelaksanaan pembelajaran oleh observer pada
guru (praktikan dan siswa dengan lembar observasi).
33
3. Melaksanakan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung.
c. Pengamatan (observasi)
Observasi merupakan pengamatan dengan tujuan tertentu. Observasi
dilakukan secara langsung pada saat pelaksanaan proses pembelajaran di
kelas dengan tujuan mengumpulkan data secara kualitatif mengenai
aktivitas guru dan siswa bertujuan untuk mencatat masalah yang terjadi
pada saat pelaksanaan siklus pembelajaran yang kemudian akan menjadi
refleksi sebagai tindak lanjut. Instrumen pedoman observasi dapat dilihat
pada lampiran.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi merupakan kegiatan peninjauan kembali terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi ini dilakukan
dengan melihat segala aktivitas pembelajaran yang telah diamatinya.
Dengan refleksi, segala kegiatan yang telah baik hendaknya di
pertahankan dan kegiatan yang masih mengalami kekurangan dapat di
perbaiki oleh guru supaya dalam pembelajaran berikutnya semua
kekurangan-kekurangan tersebut tidak terulang kembali.
3.3 Variabel Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
Kolaborasi. Persoalan penelitian merupakan persoalan yang berhubungan
dengan variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian terdapat beberapa
variabel. Variabel dibedakan sebagai berikut :
1. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain
yang sifatnya tidak berdiri sendiri. Variabel terikatnya adalah hasil
belajar.
Setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dalam mata pelajaran IPA di kelas 5, maka akan diperoleh hasil
belajar. Hasil belajar disini dapat diartikan sebagai perubahan
34
kemampuan yang dimiliki seseorang baik kemampuan kognitif,
afektif, maupun psikomotor. Hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku ke arah yang lebih baik. Hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan. Hasil belajar tersebut dapat diketahui melalui tes
tertulis (tes formatif) pilihan ganda yang diberikan setelah proses
pembelajaran selesai. Kemampuan kognitif dapat diukur melalui tes
pilihan ganda (tes formatif). Pencapaian hasil belajar dapat diketahui
dalam bentuk nilai.
2. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain
yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebasnya adalah model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Jigsaw merupakan suatu metode pembelajaran dalam model
Cooperative Learning. Metode pembelajaran jigsaw adalah tipe
pembelajaran yang menekankan pada kerja kelompok. Dalam jigsaw
terdapat kelompok asal dan kelompok ahli, sebagai kelompok ahli
siswa bertugas menyampaikan materi dalam diskusi. Jigsaw
digunakan oleh peneliti pada mata pelajaran IPA tentang cahaya di
kelas 5 SD.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
metode jigsaw ini ada beberapa langkah yang harus diperhatikan di
antaranya kegiatan pembagian siswa dalam kelompok ahli dan
kelompok asal, selain itu juga jumlah siswa perlu diperhatikan.
Kelompok dibagi sesuai dengan jumlah materi yang akan
didiskusikan. Pada akhir pembelajaran guru tetap memberikan
kesimpulan dari keseluruhan topik yang dibahas. Langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, jumlah angota terdiri dari 5
orang saja. Kelima anggota ini ditugaskan membaca bagian yang
berlainan. Kelima anggota ini lalu berkumpul dan bertukar
informasi. Selanjutnya guru akan mengevaluasi mereka mengenai
seluruh bagian pelajaran.
35
3.4 Rencana Tindakan
Rencana tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas disusun berdasarkan
masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan.
Secara operasional dapat dinyatakan bahwa rencana tindakan perlu disusun
untuk menguji secara empirik dari ketepatan hipotesis tindakan yang
diajukan. Ini berarti, suatu tindakan harus dilakukan agar terjadi perubahan ke
arah yang diharapkan. Perubahan atau dampak atas tindakan yang
dilaksanakan, baik yang dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif,
hendaknya dapat diobservasi dan/atau diukur. Hal ini sangat penting untuk
diupayakan agar peneliti dapat mengetahui tingkat efektivitas tindakan yang
telah dilakukan. (Kasihani kasbolah ES. 2001)
Model penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Taggart dalam
Suwarsih Madya (2006:10) bahwa penelitian tindakan kelas memberikan cara
kerja yang mengaitkan teori dan praktik menjadi kesatuan utuh gagasan
dalam tindakan. Rencana tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu
PTK menggunakan model spiral Kemmis dan Targgart dengan menggunakan
2 siklus. Di dalam setiap siklus terdapat 3 tahap, yaitu: perencanaan
(pembuatan RPP, lembar observasi, lembar evaluasi), implementasi RPP dan
observasi, refleksi.
Gambar. 3.1
Model Spiral Dari Kemmis dan Targgart
Tahapan-tahapan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Permintaan izin
36
a. Permintaan izin di SD Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang kepada Kepala Sekolah SD tersebut.
b. Meminta izin dan berkolaborasi guru kelas 5 sebagai bentuk penelitian
yang akan dilakukan.
2. Observasi dan Wawancara
Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan
gambaran awal tentang SD Negeri Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang secara keseluruhan dan keadaan proses belajar
mengajar mata pelajaran IPA di kelas 5.
3. Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kelas 5 di SD Negeri
Karangtengah 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, pembelajaran
masih bersifat konvensional, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan
dalam proses belajar mengajar. Siswa cenderung belajar dengan hafalan
dari catatan yang diceramahkan dan dicatat oleh guru. Dari hal ini, siswa
tidak menguasai konsep yang diajarkan guru sehingga prestasi belajarnya
kurang. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
diharapkan pembelajaran akan menjadi menyenangkan sehingga siswa
mudah memahami materi pembelajaran.
4. Menyusun rencana penelitian
Pada tahap ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas untuk
menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang berupa siklus
tindakan kelas.
3.5 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang terdiri dari dua siklus yang masing-masing
tahapannya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan,
refleksi. Adapun tahap-tahap dari masing-masing siklus sebagai berikut:
1. Pra Siklus
a. Pelaksanaan Tindakan
37
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini peneliti mengikuti
pembelajaran biasa.
b. Pengamatan
Peneliti sebagai pengamat mengamati cara kerja peserta didik
dalam pembelajaran. Peneliti dalam tahap ini menanyakan masalah-
masalah dalam pembelajaran sehingga diketahui kesulitan-kesulitan
yang dialami peserta didik. Kesulitan-kesulitan tersebut dicatat untuk
melakukan tindakan pada siklus I.
c. Refleksi
Pada pra siklus yang dilakukan diadakan refleksi yang diperoleh
dari pengamatan. Temuan tentang kekurangan maupun kelebihan
dijadikan perbaikan pada siklus I.
2. Siklus 1
a. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan oleh guru kelas dengan mengamati kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh praktikan.
b. Perencanaan
Peneliti mengidentifikasi data dari dokumentasi dengan guru kelas
5. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) dengan kompetensi
”Mendeskripsikan Sifat Cahaya” dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Menyusun RPP dengan identitas mata pelajaran, kelas, semester
dan alokasi waktu. Komponen RPP terdiri dari aspek : standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, skenario pembelajaran, metode, pendekatan, sumber
belajar, jenis penilaian, dan dilengkapi dengan lampiran RPP berupa
uraian materi pembelajaran dan instrumen penilaian.
Pada awalnya guru memberikan beberapa pertanyaan seputar
materi yang akan disampaikan. Untuk membangkitkan minat belajar
siswa, menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Kemudian
38
guru menjelaskan materi akan disampaikan dengan cara ceramah
bervariasi.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan
pembelajaran sesuai dengan perencanaan tindakan. Langkah-langkah
pelaksanan pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tindakan yang dilakukan pada siklus I (3 kali pertemuan)
1. Kegiatan Awal
Guru memberikan motivasi
Guru memberikan apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/ tema materi IPA tentang sifat-sifat
cahaya
Pembagian kelompok asal dan kelompok ahli
2. Menginformasikan materi pembelajaran mata pelajaran IPA
tentang cahaya
3. Membagi siswa 8 kelompok asal dengan memberi nama
kelompok anggur, strawberry, semangka, jeruk, durian,
jambu, manggis, apel yang terdiri dari 5 siswa (yang materi
tiap anak berbeda-beda) dan 5 kelompok ahli (yang satu
kelompok materinya sama)
Kelompok asal:
Terdiri dari 5 siswa yang tiap anak materinya berbeda yaitu
1. Materi sumber cahaya
2. Materi cahaya merambat lurus
3. Materi cahaya menembus benda bening
4. Materi cahaya dapat dipantulkan
5. Materi cahaya dapat dibiaskan
39
Kelompok ahli:
Anggota terdiri dari kelompok asal yang materinya sama
berkumpul di kelompok ahli. Di kelompok ahli membahas
materi yang telah dibagikan oleh guru
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Keterangan :
= Kelompok materi sumber cahaya
= Kelompok materi cahaya merambat lurus
= Kelompok materi cahaya menembus benda bening
= Kelompok materi cahaya dapat dipantulkan
= Kelompok materi cahaya dapat dibiaskan
Gambar 3.2
Pembagian Kelompok Siklus I
4. Meminta siswa yang telah dibagi menjadi tim ahli melakukan
diskusi sesuai dengan materi yang dibagikan di kelompok
asal
5. Membagikan lembar kerja siswa
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Pembahasan materi di kelompok ahli
1. Membimbing diskusi kelompok ahli
40
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
tentang sifat-sifat cahaya
Menjelaskan materi ke anggota kelompok asal
3. Meminta siswa dalam tim ahli menyampaikan hasil diskusi
tentang sifat-sifat cahaya kepada tim asal
4. Meminta siswa membuka buku dalam melakukan diskusi
tentang sifat-sifat cahaya dengan bimbingan guru
Presentasi kelompok
5. Meminta perwakilan kelompok asal mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas tentang sifat-sifat cahaya
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Kesimpulan
1. Meminta siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti
2. Memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang
mereka kerjakan
3. Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
3. Kegiatan Akhir
Guru melakukan evalusi terhadap hasil diskusi
Guru mengakhiri dengan salam penutup
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai
segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh
akibat tindakan yang dilakukan. Pada tahap ini guru memberikan soal
pelatihan secara individu dan memberikan pemantapan berupa pesan
moral yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Kemudian
dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan
hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama pembelajaran
berlangsung. Kelebihan akan tetap dipertahankan, sedangkan
kekurangan akan diperbaiki pada siklus II.
41
3. Siklus Kedua
Tahap perencanaan pada siklus II diawali dengan identifikasi masalah
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Masalah–masalah yang timbul
pada siklus I ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya dengan harapan
tidak terulang pada siklus II nantinya.
a. Pengamatan
1) Guru kelas mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II
mencatat temuan yang ada pada waktu peneliti melaksanakan
kegiatan KBM dan mengisi lembar observasi siswa dan guru
berdasarkan hasil pengamatan.
b. Tahap Perencanaan
1) Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus
I. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan merumuskan kembali
masalah yang muncul pada siklus I.
2) Membuat kembali pembelajaran siklus II dengan lebih
mengembangkan langkah-langkah pembelajarannya sesuai dengan
langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3) Membuat lembar observasi siswa dan guru siklus II.
4) Membuat tes evaluasi siklus II.
c. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan
pembelajaran sesuai dengan perencanaan tindakan. Langkah-langkah
pelaksanan pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tindakan yang dilakukan pada siklus II (3 kali pertemuan)
1. Kegiatan Awal
Guru memberikan motivasi
Guru memberikan apersepsi
42
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/ tema materi IPA tentang sifat-sifat
cahaya
Pembagian kelompok asal dan kelompok ahli
2. Menginformasikan materi pembelajaran mata pelajaran
IPA tentang cahaya
3. Membagi siswa dalam 8 kelompok asal dengan memberi
nama kelompok anggur, strawberry, semangka, jeruk,
durian, jambu, manggis, apel yang terdiri dari 5 siswa
(yang materi tiap anak berbeda-beda) dan 5 kelompok ahli
(yang satu kelompok materinya sama)
Kelompok asal:
Terdiri dari 5 siswa yang tiap anak materinya berbeda yaitu
1. Materi cahaya dapat diuraikan
2. Materi pelangi
3. Materi alat-alat optik
4. Materi membuat periskop
5. Materi membuat lup
Kelompok ahli:
Anggota terdiri dari kelompok asal yang materinya sama
berkumpul di kelompok ahli. Di kelompok ahli membahas
meteri yang dibagikan oleh guru.
43
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Keterangan :
= Kelompok materi cahaya dapat diuraikan
= Kelompok materi cakram warna
= Kelompok materi alat-alat optik
= Kelompok materi membuat periskop
= Kelompok materi membuat lup
Gambar 3.3
Pembagian Kelompok Siklus II
4. Meminta siswa yang telah dibagi menjadi tim ahli
melakukan diskusi dan melakukan percobaan sesuai
dengan materi yang dibagikan di kelompok asal
5. Membagikan lembar kerja siswa
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Pembahasan materi di kelompok ahli
1. Membimbing diskusi kelompok ahli
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
tentang sifat-sifat cahaya
44
Menjelaskan materi ke anggota kelompok asal
3. Meminta siswa dalam tim ahli menyampaikan hasil
diskusi tentang sifat-sifat cahaya kepada tim asal
4. Meminta siswa membuka buku dalam melakukan diskusi
tentang sifat-sifat cahaya dengan bimbingan guru
Presentasi kelompok
5. Meminta perwakilan kelompok asal mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas tentang sifat-sifat cahaya
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Kesimpulan
1. Meminta siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum
dimengerti
2. Memberikan penguatan kepada siswa atas pekerjaan yang
mereka kerjakan
3. Bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
3. Kegiatan Akhir
Guru melakukan evalusi terhadap hasil diskusi
Guru mengakhiri dengan salam penutup
d. Refleksi
Data-data yang telah dicatat dalam lembar pengamatan proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw serta penilaian dalam menyelesaikan tes formatif dianalisis
untuk mendapat kesimpulan. Hasil analisis dicatat apakah pada setiap
tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau belum. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran pada mata
pelajaran IPA. Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran dapat
lebih optimal.
45
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akan dijadikan acuan penelitian, peneliti
menggunakan teknik :
a. Observasi
Data observasi sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi
selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan menggunakan lembar instrumen observasi/evaluasi
yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat
pelaksanaan skenario pembelajaran dari waktu ke waktu dan dampaknya
terhadap hasil belajar siswa. Adapun kisi-kisi observasi kegiatan belajar
mengajar terdapat pada tabel 3.1:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Observasi Metode Pembelajaran Jigsaw
NO Aspek Indikator Item Jumlah
Item
1. Pembagian kelompok
asal dan kelompok ahli
a. Menginformasikan materi
b. Membagi kelompok asal dan
kelompok ahli
c. Membagi materi tekstual
kepada tiap-tiap kelompok
1a, 1b,
1c
3
2. Pembahasan materi di
kelompok ahli
d. Membimbing diskusi di
kelompok ahli
e. Kelompok ahli melakukan
diskusi
f. Kelompok ahli membahas
materi
2d, 2e,
2f
3
3. Menjelaskan materi ke
anggota kelompok asal
g. Kelompok ahli menjelaskan
materi ke kelompok asal
3g, 3h 2
h. Guru membimbing diskusi di
kelompok asal
4. Presentasi kelompok i. Hasil diskusi dipresentasikan
di depan kelas
4i, 4j 2
j. Guru memberikan fasilitas
untuk bertanya pada kelompok
yang maju
5. Kesimpulan k. Tanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui
l. Memberi penguatan
m. Bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran
5k, 5l,
5m
3
46
b. Tes
Guru memberi tes yaitu tes formatif sebagai sarana mengevaluasi
siswa guna mengukur tingkat keberhasilan siswa belajar tentang cahaya
melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tes formatif
diselenggarakan setelah pembelajaran IPA usai. Alat pengumpulan data
berupa teknis tes tertulis dibagi menjadi dua yaitu butir soal tes untuk
siklus 1 dan butir soal tes untuk siklus 2 berbentuk tes pilihan ganda.
Tes yang digunakan adalah tes tertulis digunakan untuk mengukur
pemahaman siswa pada ranah kognitif. Adapun kisi-kisi soal siklus I
dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Siklus I
SK KD Indikator Item
Soal
Jumlah
Soal
6.
Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model
6.1.
Mendiskripsik
an sifat-sifat
cahaya
6.1.1.
Mendefinisikan sifat
cahaya yang
mengenai berbagai
benda (bening,
berwarna, dan
gelap).
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7, 8, 19,
20, 31,
35, 37,
39,
14
6.1.2.
Mendeskripsikan
sifat cahaya yang
mengenai cermin
datar dan cermin
lengkung (cekung
dan cembung).
9, 10,
11, 12,
13, 14,
15, 16,
21, 22,
32, 33,
34, 38
14
6.1.3.
Menunjukkan
contoh peristiwa
pembiasan cahaya
dalam kehidupan
sehari-hari melalui
percobaan.
17, 18,
23, 24,
25, 26,
27, 28,
29, 30,
36, 40,
12
Jumlah 40
Keterangan:
Soal 1-40 adalah pilihan ganda
47
Kisi-kisi soal siklus II dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Siklus II
SK KD Indikator Item
Soal
Jumlah
Soal
6.
Menerapkan
sifat-sifat cahaya
melalui kegiatan
membuat suatu
karya/model
6.2.
Membuat
suatu
karya/model,
misalnya
periskop atau
lensa dari
bahan
sederhana
dengan
menerapkan
sifat-sifat
cahaya.
6.2.1.
Menunjukkan bukti
bahwa cahaya putih
terdiri dari berbagai
warna.
7, 8, 11,
23,
4
6.2.2.
Memberikan contoh
peristiwa penguraian
cahaya dalam
kehidupan sehari-hari.
9, 10,
12, 29
4
6.2.3.
Membuat karya/
model sederhana
dengan sifat-sifat
cahaya, misal
periskop, dan kaca
pembesar.
1, 2, 3,
4, 5, 6,
13,14,15
, 16, 17,
18, 19,
20, 21,
22, 24
25, 26,
27, 28,
30
22
Jumlah 30
Keterangan :
Soal 1-30 adalah pilihan ganda
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik kuantitatif dan kualitatif.
a. Kuantitatif
Jenis data yang penulis peroleh dari penelitian tindakan kelas ini
adalah data kuantitatif yang berupa skor hasil belajar siswa dari kegiatan
pembelajaran pada siklus I dan II. Data tersebut diolah dengan
menggunakan teknik analisis diskriptif. Analisis data hasil penelitian
yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar dengan cara
persentase yaitu dengan menghitung peningkatan ketuntasan belajar
siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor
48
minimal 70 dan dihitung dengan menggunakan rumus : Analisis tersebut
dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual
Persentase = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar
siswa di SDN 01 Karangtengah dalam pelajaran IPA yang
dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan
kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.4
Kriteria Ketuntasan
Kriteria ketuntasan Kualifikasi
< 70 Tidak tuntas
≥ 70 Tuntas
b. Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa,
keterampilan siswa, keterampilan guru dan kualitas dalam pembelajaran.
Data kualitatif dipaparkan dalam bentuk kalimat yang dipisah-pisahkan
menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Dalam penelitian ini
data kualitatif diperoleh dari hasil observasi terhadap keaktifan guru dan
siswa.
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Data
a. Uji Validitas Instrumen Data
Sebelum soal diberikan kepada siswa, maka untuk menguji valid dan
tidaknya suatu item menggunakan validitas instrumen berkaitan dengan
sejauh mana suatu instrumen sesuai atau tepat untuk mengukur tujuan.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk
49
mengetahui tingkat kevalidan soal yang akan diujikan kepada siswa, maka
sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi
tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Uji coba ini
dilakukan di sekolah lain pada tingkatan kelas yang sama. Validitas
menunjukkan sejauhmana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Adapun validitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran relative
konsisten jika dikenakan pada suatu objek. Instrument dikatakan valid
artinya instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
hendak diukur. Dalam penelitian Yun Nugraheni (2011: 23), tingkat
validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan
setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor
butirnya sendiri (corrected item to total correlation).
r < 0,20 : Tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 : Validitas rendah
0,40≤ r < 0,60 : Validitas sedang
0,60≤ r <0,80 : Validitas tinggi
0,80≤ r < 1,00 : Validitas sempurna
Hasil uji validitas instrument tes siklus I dapat dilihat pada tabel 3.5 di
bawah ini:
Tabel 3.5
Hasil Validitas Item Soal Siklus I
Corrected Item-Total
Correlation
No Soal Jumlah
Soal
r < 0,20 1, 2, 3, 5, 6, 14, 15, 19, 21,
26, 31, 33, 39, 40
14
0,20 ≤ r < 0,40 4, 8, 9, 10. 11, 13, 17, 18,
20, 23, 24, 25, 28, 29, 35,
36, 38
17
0,40≤ r < 0,60 7, 16, 22, 27, 30, 34, 37 7
0,60≤ r <0,80 12, 32 2
0,80≤ r < 1,00 0
Jumlah 40
50
Hasil uji validitas instrument tes siklus II dapat dilihat pada tabel 3.6
di bawah ini:
Tabel 3.6
Hasil Validitas Item Soal Siklus II
Corrected Item-Total
Correlation
No Soal Jumlah
Soal
r < 0,20 3, 6, 7, 8, 12, 14, 17, 24, 26 9
0,20 ≤ r < 0,40 5, 9, 15, 21, 22, 27, 30 7
0,40≤ r < 0,60 1, 2, 4, 10, 11, 13, 19, 23,
25, 28, 29
11
0,60≤ r <0,80 16, 20 2
0,80≤ r < 1,00 1 1
Jumlah 30
b. Uji Reliabilitas Instrumen Data
Suatu tes dikatakan reliabel apabila soal-soal tersebut menunjukkan
hasil-hasil yang mantap. Antara validitas dengan reliabelnya suatu soal
berhubungan erat, yaitu untuk memenuhi syarat reliabilitas, suatu soal
harus valid dulu. Untuk menguji reliabilitas instrument dilakukan analisis
factorial dengan konstruk satu faktor untuk setiap perangkat dengan
merujuk teori koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach (Nugraheni, Y.
2011: 24). Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument
digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery
(Nugraheni, Y. 2011: 24) sebagai berikut:
≤ 0,7 : Tidak dapat diterima
0,7 < a ≤ 0,8 : Dapat diterima
0,8 < a ≤ 0,9 : Reliabilitas bagus
> 0,9 : Reliabilitas memuaskan
Hasil uji reliabilitas instrument tes siklus I dapat dilihat pada tabel 3.7
di bawah ini:
Tabel 3.7
Hasil Reliabilitas Item Soal Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.848 40
51
Hasil uji reliabilitas instrument tes siklus II dapat dilihat pada tabel 3.8
di bawah ini:
Tabel 3.8
Hasil Reliabilitas Item Soal Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.829 30
3.9 Indikator Keberhasilan
a. Hasil belajar
Hasil yang diperoleh yang mencerminkan peningkatan masing-masing
siswa minimal 80% dari jumlah siswa mencapai hasil belajar tuntas (KKM
= 70 ). Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
P = siswa yang tuntas belajar
𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%
Keterangan :
P : persentase ketuntasan belajar
Σ : jumlah