BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/843/13/T1... · 2012-11-30 ·...
Transcript of BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/843/13/T1... · 2012-11-30 ·...
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012
dan dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahapnya meliputi:
1) Tahap persiapan (Januari-Maret 2012)
Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan
instrumen, permohonan ijin serta survey di sekolah yang direncanakan
sebagai tempat penelitian.
2) Tahap pelaksanaan (Maret-April 2012)
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah
yang meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data.
3) Tahap penyusunan laporan (April-Mei2012)
Tahap pengelolaan data yang diikuti penyusunan laporan serta
persiapan ujian.
3.1.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri
Mangunsari 07 Salatiga.
3.2 Jenis Penelitian, Desain dan Prosedur Eksperimen
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107), penelitian ekperimental
(experimental research) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendalikan.
Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan
pendekatan STM. Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk
29
menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab-akibat berapa besar hubungan
sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan
tertentu pada kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk
perbandingan.
3.2.2 Desain Eksperimen
Desain eksperimen yang akan digunakan peneliti adalah Penelitian
Kuasi Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen dipilih apabila peneliti
ingin menerapkan sesuatu tindakan atau perlakuan (Endang
Mulyatiningsih, 2011:88). Jenis eksperimen kuasi yang dipilih adalah Two
Group Posttest Only (Neuman, 2003; dalam Endang Mulyatiningsih,
2011;89). Pemilihan ini didasarkan pada asumsi bahwa pada kedua
kelompok tersebut memiliki kemampuan yang setara. Untuk memperjelas
desain penelitian yang digunakan, maka dapat digambarkan rancangan
penelitian pada gambar 3.1.
R X O1O2
Gambar 3.1 Desain Penelitian Eksperimen
Keterangan:
R : Random Assigment (Pemberian Tes I/Tes Homogenitas)
X : Perlakuan (treatment) untuk kelompok eksperimen yaitu pada SD
Negeri Mangunsari 04 Salatiga berupa pembelajaran STM
O1 : Pemberian tes formatif (Tes II) untuk kelompok eksperimen
O2 : Pemberian tes formatif (Tes II) untuk kelompok kontrol
3.2.3 Prosedur Eksperimen
Prosedur pelaksanaan eksperimen dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1) Menyusun kisi-kisi Tes I dan II
2) Menyusun instrumen Tes I dan II berdasarkan kisi-kisi yang sudah
disusun.
30
3) Mengujicobakan instrumen Tes I dan II pada kelas uji coba.
4) Menganalisis data hasil uji coba instrumen Tes I dan II untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal.
5) Memberi Tes I (Tes Homogenitas) kepada kelompok eksperimen dan
kontrol untuk mengetahui homogenitas dan normalitas.
6) Memberi perlakuan pada kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 sebagai
kelas eksperimen dan SD Negeri Mangunsari 07 sebagai kelas kontrol.
7) Memberi Tes II kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
8) Menganalisis hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes formatif dan
atau penilaian proses.
9) Menyusun laporan hasil penelitian.
Pada kondisi awal diharapkan keadaan sama, tidak ada perbedaan. Hal ini
dilihat dari pemberian Tes I. Setelah kondisi awal sama, maka dilanjutkan dengan
pembagian dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 menjadi kelompok kontrol, dan siswa
kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 menjadi kelompok eksperimen. Kelompok
kontrol diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional sedangkan
kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan
pendekatan STM. Setelah diberikan perlakuan, diberikan tes formatif (Tes II)
pada kedua kelompok untuk memperoleh hasil belajarnya. Untuk kelompok
kontrol menggunakan hasil tes formatif sedangkan kelompok eksperimen
menggunakan hasil tes formatif dan penilaian proses selama pembelajaran. Secara
sederhana rancangan penelitian dapat digambarkan pada gambar 3.2 berikut ini.
Gambar 3.2 Rancangan Penelitian Eksperimen Pengaruh Pendekatan STM
KelompokEksperimen
Perlakuan menggunakanpendekatan STM
Tes I:Kondisi awalsiswa sama
KelompokKontrol
Perlakuan konvensional
Tes II:Hasil
Belajar IPS
31
3.3 Unit Penelitian
Di dalam penelitian ini yang menjadi unit penelitian adalah siswa
kelas IV di SD Negeri Mangunsari 04 sebagai kelompok eksperimen dan SD
Negeri Mangunsari 07 sebagai kelompok kontrol. Peneliti mengambil unit
penelitian ini karena mempertimbangkan keadaan kedua SD yang homogen,
letak geografis sekolah juga berada pada satu kompleks, jumlah siswa dan
prestasi yang diraih pun tidak jauh berbeda.
Tabel 3.1Distribusi Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari Tahun Ajaran
2011/2012
Nama SD Jumlah Siswa Total PerlakuanL PSD N
Mangunsari 04 17 15 32 KelompokEksperimen
SD NMangunsari 07 23 14 37 Kelompok Kontrol
Jumlah 69
Penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan
secara acak, didapatkan hasil seperti tertera pada tabel 3.1.
3.4 Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari variabel bebas dan
variabel terikat yang definisi operasionalnya tersaji berikut ini.
3.4.1 Pendekatan STM
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan STM. Pendekatan
STM adalah pendekatan dalam pembelajaran tentang perkembangan
teknologi transportasi dengan langkah-langkah pembelajaran meliputi
tahap invitasi, pembentukan konsep, aplikasi konsep/pemecahan masalah,
pemantapan konsep, dan evaluasi.
3.4.2 Hasil Belajar
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar
adalah besarnya skor yang diperoleh siswa dari 40% skor non tes
(menyimak, diskusi, presentasi, dan LKS) dan 60 % skor tes formatif.
32
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Variabel yang nantinya diukur adalah variabel hasil belajar IPS. Oleh
karena itu, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data primer. Instrumen
yang digunakan yaitu tes berbentuk pilihan ganda dan uraian yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Adapun teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Tes
Salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah Tes I dan Tes II. Pemberian Tes I berbentuk pilihan
ganda bertujuan untuk mengetahui homogenitas kelompok eksperimen dan
kontrol. Sedangkan Tes II bertujuan untuk mengukur hasil belajar IPS
siswa kelas IV pokok bahasan perkembangan teknologi transportasi dalam
bentuk tes pilihan ganda dan uraian.
Peneliti mengujicobakan instrumen Tes I dan II di kelas IV SD Negeri
Bugel 01 Salatiga untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan tingkat
kesukaran soal.
Kisi-kisi instrumen Tes I dan II tersaji pada Lampiran 1, sedangkan
instrumennya tersaji pada Lampiran 2 dan 3.
2. Non tes
Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini
menggunakan teknik observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk
melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian. Berikut ini tersaji pengambilan data
dengan teknik non tes.
a. Observasi Implementasi RPP
Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian
pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelompok eksperimen,
sehingga di dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai
dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Observasi dilakukan
terhadap proses pembelajaran menggunakan pendekatan STM. Untuk
33
melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi.
Sebelum instrumen observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi-kisi
instrumen observasi. Konsep dasar penyusunan instrumen observasi
dalam hal ini adalah teori dan prosedur pelaksanaan pembelajaran
yang digunakan dalam penelitian, yaitu pendekatan yang tersaji pada
tabel 3.2.
Tabel 3.2Kisi-Kisi Instrumen Observasi Implementasi RPP Pertemuan I
Sedangkan kisi-kisi instrumen observasi implementasi RPP pada
pertemuan II adalah sebagai berikut.
No Aspek yangdiamati Indikator
1. Kegiatan awal 1. Melakukan kegiatan apersepsi2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
dengan pendekatan STM.2. Kegiatan inti
Tahap invitasi 4. Memfasilitasi siswa dalam merumuskan masalahtransportasi.
Tahappembentukankonsep
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untukmenyimak materi.
6. Memberi kesempatan kepada siswa untukmengidentifikasi alat transportasi
7. Memfasilitasi siswa dalam proses identifikasi8. Memfasilitasi siswa dalam merumuskan konsep
keadaan transportasi dalam LKSTahap aplikasikonsep/pemecahanmasalah
9. Memfasilitasi diskusi kelompok dalammemecahkan masalah.
10. Memfasilitasi siswa merancang penggunaantransportasi yang tepat saat sekarang.
3 Kegiatan penutup 11. Melakukan refleksi bersama siswa
4. Keterampilanmengajar
12. Menggunakan media secara efektif dan efisien.13. Mengelola waktu secara efisien14. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran15. Mengatur tempat duduk untuk diskusi
34
Tabel 3.3Kisi-Kisi Instrumen Observasi Implementasi RPP Pertemuan II
Adapun instrumen observasi implementasi RPP baik pertemuan I dan
II tersaji pada Lampiran 4.
b. Observasi aktivitas siswa
Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas IV SD
Negeri Mangunsari 04. Observasi aktivitas siswa dalam penelitian ini
bertujuan mendapatkan data tentang pencapaian guru dalam
pemberian treatment di dalam kelas, sehingga dalam pelaksanaan
pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang
diharapkan. Berikut ini tersaji kisi-kisi instrumen observasi aktivitas
siswa baik pertemuan I maupun II.
Tabel 3.4Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I
No Aspek yangDiamati Nomor Item
1. Kegiatan awal 1. Melakukan kegiatan apersepsi2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai3. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan STM.2. Kegiatan inti
Tahap pemantapankonsep
4. Memfasilitasi siswa dalam diskusi kelas.5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
presentasi dan memberi tanggapan.6. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh konsep
yang benar.3. Kegiatan penutup 7. Melakukan refleksi bersama siswa
Tahap evaluasi 8. Menyediakan soal tes.4. Keterampilan
mengajar9. Mengelola waktu secara efisien10. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran11. Mengatur tempat duduk untuk diskusi
No Aspek yang Diamati Indikator1. Kegiatan awal 1. Menempati tempat duduk yang telah
ditetapkan.
35
Tabel 3.5Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan II
No Aspek yang Diamati Indikator1. Kegiatan awal 1. Menempati tempat duduk yang telah
ditetapkan.2. Mengikuti dengan seksama segala
sesuatu yang sedang disampaikan olehguru
2. Kegiatan inti 3. Melaporkan hasil pengerjaan LKS dalamdiskusi kelas
Tahap pemantapankonsep
4. Memberikan tanggapan terhadap hasildiskusi
5. Menggunakan bahasa Indonesia denganbaik
3. Kegiatan Penutup 6. Melakukan kegiatan refleksiTahap evaluasi 7. Mengerjakan soal tes.
4. Lain-lain 8. Siswa leluasa bergerak dan bekerja9. Menggunakan waktu yang diberikan
dengan baik dan efisien
Pemberian skor setiap item observasi aktivitas siswa dilakukan
berdasarkan indikator yang tersaji pada Lampiran 5
No Aspek yang Diamati Indikator2. Mengikuti dengan seksama segala
sesuatu yang sedang disampaikan olehguru
2. Kegiatan inti
Tahap invitasi 3. Berani dan aktif dalam mengemukakanpendapatnya dalam mengerjakan LKS
Tahap pembentukankonsepTahap aplikasi konsep/pemecahan masalah
4. Menyimak materi pembelajaran yangdibagikan oleh guru
5. Mengerjakan LKS yang dibagikan gurubersama kelompoknya
6. Melakukan diskusi kelompok3 Kegiatan penutup 7. Melakukan kegiatan refleksi
4 Lain-lain 8. Menggunakan bahasa Indonesia denganbaik
9. Menggunakan waktu yang diberikandengan baik dan efisien
10.Siswa leluasa bergerak dan bekerja
36
c. Penilaian proses pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran bertujuan untuk memperoleh skor
proses siswa yang nantinya skor perolehan akan dirata-rata dengan
skor hasil. Instrumen yang digunakan untuk observasi kegiatan siswa
diantaranya kegiatan menyimak, diskusi, dan presentasi yang
instrumennya terlampir bersama RPP (Lampiran 6). Selain observasi,
penilaian proses juga dilakukan dengan hasil kerja kelompok dalam
mengerjakan LKS tentang perkembangan teknologi transportasi yang
instrumennya terlampir bersama RPP (Lampiran 6).
Uji Instrumen Penelitian
Uji Validitas
Menurut Suharsimi (2006: 168) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah
instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat.
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah
teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto
dalam Dwinanto; 2011:34). Rumus korelasi product moment dengan
angka kasar. = ∑ − (∑ )(∑ )[ ∑ − (∑ ) ][ ∑ − (∑ ) ]Keterangan:
rxy = koefisien korelasi pearson
x = variabel bebas
y = variabel terikat
n = jumlah data
Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0. Kriteria
validitas intrumen menurut Saifuddin Azwar (2008) dalam Naniek
Sulistya Wardani (2010:35) menyatakan bahwa suatu item instrumen
37
dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total
correlation ≥ 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan
apakah item valid atau tidak, dengan rentang indeks validitas sebagai
berikut:
Tabel 3.6Indeks Validitas
Instrumen Tes I dan II yang akan diberikan pada kelompok
eksperimen dan kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen
Tes I diujikan pada siswa kelas IV SD Negeri Bugel 01 Salatiga pada
hari Sabtu, 17 Maret 2012, sedangkan Tes II pada hari Senin, 9 April 2012 di
SD yang sama. Setelah uji coba dilakukan, kemudian dilakukan uji
validitas instrumen menggunakan bantuan SPSS 19. Dari 40 item soal
Tes I (pilihan ganda) yang diujicobakan, diperoleh 25 item soal valid
dan 15 item soal yang tidak valid dibuang. Dari 25 item soal yang valid
tersebut dilakukan uji validitas lagi dan hasilnya menunjukkan semua
item valid. Adapun hasil uji validitas Tes I dengan bantuan SPSS 19
tersaji pada Lampiran 7.
Begitu pula dengan instrumen Tes II. Dari 50 item soal (40 item
soal pilihan ganda dan 10 item soal uraian) yang diujicobakan, diperoleh
32 item soal valid yang terdiri dari 26 item soal pilihan ganda dan 6 item
soal uraian. 32 item soal yang valid tersebut dilakukan lagi uji validitas
dan hasilnya menunjukkan semua item valid. Adapun hasil uji validitas
Tes II dengan bantuan SPSS 19 tersaji pada Lampiran 7. Dari 32 soal,
peneliti mengambil 30 soal yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda
(membuang soal nomor 28) dan 5 soal uraian (membuang soal nomor 8).
Dua buah soal tidak disertakan karena sudah terdapat item soal valid lain
yang mewakili indikator yang akan diukur oleh soal tersebut.
No Indeks Interprestasi1 0.81-1.00 Sangat tinggi2 0.61-0.80 Tinggi3 0.41-0.60 Cukup4 0.21-0.40 Rendah5 0.00-0.20 Sangat rendah
38
Uji Reliabilitas
Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat peskoran adalah
ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.
Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan
hasil yang relatif sama. Reliabilitas ini menjaga konsistensi (keajegan)
hasil penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan
perbandingan yang reliable, menjamin konsistensi, dan keterpercayaan.
Rumus reliabilitas dengan metode Alpha (Sugiyono, 2006:282) adalah:= − 1 1 − ∑∑Keterangan:
: koefisien realibilitas alpha
k : mean kuadrat antara subyek∑ : mean kuadrat kesalahan∑ : varians total
Dalam menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan
pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Naniek
Sulistya Wardani (2010:35) sebagai berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Untuk penghitungan reliabilitas instrumen Tes I (setelah uji
validitas: 25 item soal pilihan ganda) didapatkan hasil penghitungan
reliabilitas sebesar 0,869 dengan kategori reliabilitas bagus. Berdasarkan
hasil penghitungan tersebut maka instrumen tes I dapat digunakan untuk
penelitian.
Untuk penghitungan reliabilitas instrumen Tes II (setelah uji
validitas: 25 item soal pilihan ganda dan 5 item soal uraian) dengan hasil
penghitungan reliabilitas sebesar 0,859 dengan kategori reliabilitas
39
bagus. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka instrumen Tes II
dapat digunakan untuk penelitian.
Adapun hasil reliabilitas instrumen Tes I dan II tersaji pada
Lampiran 7.
Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar.
Tingkat kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat
kesukaran makin mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil
tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut (Rahmah Zulaiha, 2008;14).
Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui
perhitungan dengan menggunakan rumus berikut (Rahmah Zulaiha,
2008:15):
TK =
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran soal pilihan ganda
JB = Banyak siswa yang menjawab benar
n = Banyak siswa
Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi puspendik dalam
Rahmah Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus:
TK =
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran soal uraian
Mean = Rata-rata skor siswa
Skor Maksimum = Skor maksimum yang ada pada tabel penskoran
Tingkat kesukaran biasanya dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal
sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini kriteria tingkat kesukaran
soal (Rahmah Zulaiha, 2008:14).
0 – 0,30 = Soal kategori sukar
40
0,31 – 0,70 = Soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = Soal kategori mudah
Uji tingkat kesukaran soal dilakukan setelah instrumen terbukti
valid dan reliabel.
Berdasarkan hasil penghitungan tingkat kesukaran soal Tes I yang
tersaji pada Lampiran 8, maka dapat disimpulkan bahwa dari 25 soal
diperoleh 2 soal kategori sukar, 14 kategori soal sedang, dan 9 kategori
soal mudah. Sedangkan tingkat kesukaran soal Tes II, dapat disimpulkan
bahwa dari 25 soal pilihan ganda diperoleh 3 soal kategori sukar, 5 soal
kategori sedang, 17 soal kategori mudah, dan dari 5 soal uraian Tes II
terdapat 3 soal pada kategori mudah dan 2 soal kategori sedang.
Uji Normalitas Skor Tes I
Untuk mengetahui data yang dianalisis berdistribusi normal atau
tidak, maka dilakukanlah uji normalitas. Uji normalitas dilakukan
berdasarkan hasil skor Tes I yang terlampir pada Lampiran 9. Syarat
suatu data dikatakan berdistribusi normal jika taraf signifikansi atau skor
ρ > 0,05. Apabila hasil uji normalitas memenuhi syarat tersebut, maka
data akan dinyatakan normal. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan
SPSS 19 menggunakan teknik One Sample Kolmoogov-Smirov Test,
hasilnya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.7 Hasil Uji Normalitas Skor Tes I
Eksperimen Kontrol
N 32 37
Normal Parametersa,b Mean 71.34 69.08
Std. Deviation 12.270 13.446
Most Extreme Differences Absolute .148 .117
Positive .120 .117
Negative -.148 -.110
Kolmogorov-Smirnov Z .836 .710
Asymp. Sig. (2-tailed) .486 .694
41
Berdasarkan tabel 3.7 tentang hasil uji normalitas Tes 1 dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pada kolom eksperimen nampak tingkat signifikansi dua sisi dengan
taraf kepercayaan 5 % (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,486. Pada
tabel diatas menunjukkan bahwa S = P = 0,486. Artinya berdasarkan
perhitungan peluang kesalahan 5 % maka p > 0,05 atau 0,486 > 0,05.
Jadi data dari skor Tes I kelompok eksperimen adalah berdistribusi
normal. Berikut ini tersaji grafik normalitas skor Tes I kelompok
eksperimen.
Gambar 3.3 Grafik Normalitas Skor Tes I Kelompok Eksperimen
2. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikansi dua sisi dengan taraf
kepercayaan 5 % (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,694. Pada tabel
diatas menunjukkan bahwa S = P = 0,694. Artinya berdasarkan
perhitungan peluang kesalahan 5 % maka P > 0,05 atau 0,694> 0,05.
Jadi data dari skor tes 1 kelompok kontrol adalah berdistribusi
normal. Berikut ini tersaji grafik normalitas skor Tes I kelompok
kontrol.
42
Gambar 3.4 Grafik Normalitas Skor Tes I Kelompok Kontrol
Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak
berdasarkan perolehan skor Tes I. Oleh karena itu, sebelumnya disiapkan
hipotesis sebagai berikut. (Duwi Priyatno, 2010)
H0 = kedua varian kelompok adalah identik (homogen)
H1 = kedua varian tidak identik (heterogen),
dengan ketentuan:
a. Jika skor probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima
b. Jika skor probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak.
Berikut ini tersaji hasil uji homogenitas skor Tes I.
Tabel 3.8Hasil Uji Homogenitas Skor Tes I
Test of Homogeneity of Variances
Skor
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.023 1 67 .881
43
Berdasarkan Tabel 3.8, diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,881.
Hal ini berarti 0,881 > 0,05, maka H0 diterima. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa kelompok eksperimen dan kontrol dalam kondisi yang
sama/homogen.
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dari hasil tes akhir pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Untuk menguji
perbedaan rata-rata dipakai Uii T dilakukan dengan bantuan SPSS 19. Sebelum
melakukan Uji T dipastikan skor dalam kondisi berdistribusi normal dan
homogen.
Uji T digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil Uji T akan
diperoleh besarnya t hitung dan taraf signifikansi yang nantinya digunakan untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis yang telah diuji dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan dalam penelitian ini. Rumus statistik untuk
menghitung t-tes menurut Sugiyono (2006:119) adalah sebagai berikut:t = X − X+ − 2r √ √Keterangan:
t = t hitungs = variansi kelompok eksperimens = variansi kelompok kontroln = jumlah kelompok eksperimenn = jumlah kelompok kontrolX = mean skor tes akhir kelompok eksperimenX = mean skor tes akhir kelompok eksperimen