BAB III Jamu Udah Rev1
-
Upload
melly-cipta-agustina -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
description
Transcript of BAB III Jamu Udah Rev1
36
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, Tahap pertama studi
pendahuluan mengenai karakteristik Pedagang Jamu Gendong di Kecamatan Baradatu,
Tahap Kedua dilakukan pengujian sampel jamu gendong di Laboratorium,yang nanti
akan didapat jumlah bakteri hasil perhitungan dan Tahap ke tiga pembuatan desain
pembelajaran berdasarkan hasil penelitian.
B. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian uji mikrobiologis dilaksanakan di UPT Balai kesehatan Tanjung
Karang untuk pengujian kualitatif.
C. Instrumen Penelitian
1. Alat dan Bahan Penelitian.
Alat-alat: Otoklaf, inkubator, neraca analitik , lemari pendingin, alat-alat gelas :
cawan petri, tabung, reaksi, gelas ukur Pyrex (10 ml, 100 ml, 500ml), labu Erlenmeyer
Pyrex 750 ml, 1000 ml), pipet ukur/berskala, batang pengaduk, alat-alat mikrobiologi:
Ose bulat, pinset, lampu spiritus, rak Tabung reaksi, Sprayer + Alkohol dan Kapas.
Botol sampel (terdiri dari botol mulut lebar, dengan volume 250 ml dan termos es). Alat
pengamatan Mikroskopis: mikroskop double beam Nikon 102 Japan, kaca benda dan
kaca penutup. Beberapa media untuk pembenihan.
2. Prosedur Penelitian
a. Prosedur pembuatan Media.
37
1) Melarutkan Media terdiri dari media Lactose Broth( LB), Brilliant Green
Lactose Bile ( BGLB), (EMBA Eosin Methelin Blue Agar), NA Miring ,
Sulpite Indol Motility (SIM). Simon Citrat( Sc), dan Urea masing-masing
dilarutkan dalam aquades 1000 ml dalam labu Erlenmeyer, untuk media
Lactose Broth sebanyak 13 gram, BGLB 40 gram, EMBA 37,5 gr, dan NA
sebanyak 28 gr, sim 30 gr SC 22 GR dan Urea 21 gram.
2) Memanaskan di Hot Plate sampai media mendidih dan Homogen.
3) Menuang masing-masing media ke dalam tabung sedangkan yang EMBA
dituang kedalam cawan petri, lalu dihomogenkan dengan cara digoyang-
goyang diatas Laminar air flow. Kemudian tabung Reaksi ditutup dengan
sumbat kapas, untuk NA, TSIA,SC dan Urea dituang dalam tabung Reaksi
lalu dimiringkan untuk mendapatkan media dalam posisi miring.
4) Media disterilkan dalam autoclap dengan suhu 121 0 c selama 15 menit.
5) Media yang telah steril disimpan di kulkas/tempat pendingin supaya steril.
1. Prosedur Metode Most Probable Number ( MPN).
Pemeriksaan ini dilakukan dengan metode nilai duga terdekat (Most Probable
number) sistem 3 tabung( 3-3-3). Metoda ini terdiri 3 bagian yakni :
a. Uji penduga
3 tabung reaksi steril disiapkan untuk setiap pengenceran yang
dilakukan dengan tabung Durham yang diletakkan terbalik di dalamnya.
Sebanyak 3 tabung lagi disapkan sebagai kontrol tanpa penambahan bahan
38
uji. Diisikan masing-masing 5 ml media “Lactose Broth” ke dalam setiap
tabung dengan pipet steril. Kemudian dimasukkan 1 ml sampel pengenceran
10 kali pada 3 tabung pertama kemudian 1 ml sampel pengenceran 100 kali
pada 3 tabung kedua dan seterusnya sampai tingkat pengenceran sampel
yang diinginkan.
Tabung-tabung tersebut kemudian diinkubasikan pada suhu 36+1oC
selama 24 jam. Diamati adanya gas yang terbentuk di dalam tabung
Durham. Tabung yang mengandung adanya gas dilanjutkan dengan uji
penegasan, sedangkan tabung yang tidak menghasilkan gas diinkubasi lagi
selama 24 jam pada 36+1oC.
b. Uji penegasan
Sebanyak 1 sengkelit biakan dari tiap tabung yang membentuk gas pada
uji penduga dipindahkan ke dalam tabung yang berisi 5 ml “Briliant Green
Lactose Bile Broth” dengan tabung Durham terbalik didalamnya. Sebanyak
2 tabung berisi media perbenihan yang sama tanpa bahan uji disiapkan
sebagai kontrol. Semua tabung diinkubasi pada suhu 36+1oC selama 24 jam.
Tabung yang mengandung gas dilanjutkan dengan uji lengkap dan yang
tidak menghasilkan gas diinkubasi lagi selama 24 jam pada 36+1oC.
c. Uji pelengkap
Biarkan dari tabung-tabung yang uji penegasannya positif, diambil
dengan menggunakan sengkelit steril dan digoreskan pada media “Eosin
Methylen Blue Agar” dicawan petri. Cawan petri tersebut diinkubasikan
39
pada temperatur 36+1oC selama 24 jam. Dari setiap media diatur “Eosin
Methylen Blue Agar” tadi di pilih salah satu koloni yang beranjak sekurang-
kurangnya 0,5 cm dari koloni lain kemudian dipindahkan dengan sengkelit
steril pada agar miring. Inkubasi dilakukan pada suhu 36+1oC selama 18
sampai 24 jam, kemudian dilakukan pewarnaan Gram.
d. Pewarnaan Gram
Sejumlah kecil pertumbuhan mikroba diambil, kemudian disebarkan
pada tetesan air di atas gelas obyek dan diperjelas dengan memfiksasikan pada
nyala api kecil. Pewarna kristal ungu ditambah sebanyak 1 tetes, lalu dibiarkan
selama 1 menit. Selanjutnya gelas obyek dibilas dengan air. Setetes larutan
iodium ditambah pada preparat dan dibiarkan lagi selama 1 menit. Setelah
dibilas dengan air, warnanya dihilangkan dengan mencelupkan preparat kedalam
etanol 95% selama 30 detik. Gelas obyek dibilas dengan air dan sebanyak 1 tetes
larutan safranin ditambahkan pada prefarat. Setelah 1 menit, dibilas lagi dengan
air, lalu dikeringkan dengan kertas serap. Obyek dibawah mikroskop dengan
menggunakan lensa obyektif minyak immersi. Pada pengamatan, hasil
pewarnaan Gram pada setiap pengujian dibandingkan dengan hasil pewarnaan
Gram kuman sesungguhnya yang dimaksud.
e. Perhitungan MPN koliform
MPN koliform adalah Nilai Duga terdekat (Most Probable Number) bakteri
Coliform dalam setiap 1 ml atau 1 gram sampel makanan atau minuman yang
diperiksa. Nilai ini dihitung berdasarkan jumlah tabung-tabung yang positif pada
40
uji penegasan dengan mengacu pada tabel MPN dengan ketentuan dari tingkat
pengeceran yang dilakukan, pengeceran pertama merupakan sample yang
menunjukan hasil positif pada semua tabung, tetapi pada tingkat pengeceran
sebelumnya juga tidak meunjukan negatif MPN koliform per ml sampel dihitung
dengan rumus sebegai berikut :
MPN koliform/ml sampel = MPN tabel x 1 1 Pengenceran yang ditengah
D. Desain Pembelajaran dari hasil penelitian.
Hasil penelitian ini akan di buat desain pembelajaran di kelas X IPA, Semester
Genap, Tahun Pelajaran 2013/2014, pada pokok bahasan Bakteri dan peranannya
bagi kehidupan dengan menggunakan pendekatan Keterampilan Proses Sains. Dan
akan digunakan sebagai Sumber belajar. Pengembangan sumber belajar tersebut
mengadaptasi model penelitian pengembangan Research & Development (R&D).
(Sugiyono, 2010:407) yang meliputi 10 langkah prosedur penelitian pengembangan
yakni, Potensi dan Masalah, Mengumpulkan Informasi, Desain Produk, Validasi
Desain, Perbaikan Desain, Ujicoba Produk, Revisi Produk, Ujicoba Pemakain,
Revisi Produk, Pembuatan Produk Masal. Langkah-langkah penelitian dan
pengembangan ditunjukkan pada gambar berikut.
Potensi dan Masalah
Pengumpul-an data
Desain Produk data
Revisi Desain
Revisi Produk
Ujicoba Produk Produk
Ujicoba pemakaian
Validasi Desain
41
Gambar 2. Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development (R & D)
Dari kesepuluh langkah tersebut peneliti hanya akan menerapkan tujuh tahapan, yakni
tahapan satu sampai dengan tahapan ke tujuh. Hal ini karena keterbatasan waktu dan
biaya.
a) Langkah 1 : Penelitian dan Pengumpulan Informasi
Pada tahap ini dilakukan Pada tahap 1 penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan
perencanaan dan pengumpulan informasi. Pada tahap awal ini dilakukan persiapan
pengembangan.
a) Studi kasus tentang jamu gendong yang di jajakan di Kecamatan Baradatu
Kabupaten Way Kanan yang dikhususkan pad jenis jamu Beras Kencur.
b) Studi literatur : pada mengkaji teori-teori pengembangan bahan ajar berupa Lembar
Kerja Siswa, metode penelitian dan pembuatan instrument penelitian.
c) Studi lapangan : melakukan pra survey/penelitian need assasement kurikulum,
survey tahap awal ke sekolah untuk mendapatkan gambaran umum tentang
penggunaan buku pembelajaan yang dilakukan selama ini.
Langkah 2: Perencanaan
Perencanaan merupakan tindak lanjut setelah melakukan pra suvei dan
dilakukan analisis kebutuhan. Tahap ini akan dilahikan analisis mengenai kurikulum,
analisis kebutuhan pengembangan Lembar Kerja Siswa.
langkah 3 Pengembangan Lembar Kerja
Revisi Produk
Produksi Masal
42
Model pengembangan Lembar Kerja Siswa yang akan digunakan dalam penelitiaan ini
menggunakan model pengembangan dari Dick and Carey.
Idetifi instructional Goals (menganalisis tujuan pembelajaran)
Pada tahap ini diidentifikasikan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya
ketika mereka telah menyelesaikan program pengajaran. Definisi tujuan pengajaran
mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan
sebagai hasil need assesment., atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan belajar
siswa di dalam kelas.
Conducting Goal Analisys (Melakukan Analisis Pembelajaran)
Perencanaan merupakan tindak lanjut setelah melakukan analisis kebutuhan
(need asassement) terhadap siswa. Langkah berikutnya yang dilakukan peneliti adalah
memetakan standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang akan dikembangkan dalam
produk Lembar Kerja Siswa yang disesuaikan dengan kurikulum 2013.
Pada tahap ini dilakukan kegiatan pemilihan, penyusunan, dan pengorganisasian
materi pembelajaran, yaitu mencakup judul media, judul bab, sub bab, materi
pembelajaran yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang perlu dikuasai
oleh pembaca dan daftar pustaka. Penyusunan materi disusun dari hasil studi kasus yang
telah di lakukan.
E. Populasi dan Sampel penelitian
1. Populasi penelitian.
a) Populasi penelitian kualitatip adalah Jamu gendong di wilayah kecamatan
Baradatu Kabupaten Way Kanan yaitu 10 jamu jenis beras kencur dan
Kunir asam dari 10 pedagang jamu.
43
2. Sampel Penelitian.
a) Sampel penelitian kualitatip adalah 10 buah sampel jamu gendong jenis beras
kencur dan Kunir asam..
F. Teknik Analisa Data
URAIAN NYA MASIH BINGUNG.