Bab III Isometri

8
ISOMETRI Definisi: Misalkan T suatu transformasi. Transformasi T ini disebut isometri jika dan hanya jika untuk setiap pasangan titik P dan Q anggota dari bidang euclide V berlaku bahwa P’Q’ = PQ dimana P’ = T(P) dan Q’= T(Q). Sifat-sifat isometri Teorema 1: a. memetakan garis menjadi garis b. mengawetkan besarnya sudut c. mengawetkan kesejajaran dua garis Teorema 2: Apabila garis g dan h saling tegak lurus dan T suatu isometri maka T(g) dan T(h) juga saling tegak lurus. Example: Misalkan diketahui garis g pada bidang V. lihat transformasi yang ditetapkan sebagai berikut: a. Jika P g maka T(P) = P b. Jika P g maka T(P) = Psehingga g sumbu dari . Apakah transformasi ini suatu isometri? Jawab: Ambil 2 titik sebarang pada bidang V, P dan Q. P dan Q V. misalkan T(P) = Pdan T(Q) = Q. Dari permisalan ini membentuk kondisi : 1. g sumbu dari , g ∩ sehingga PM = P’M atau g ∩ = {M} 2. g sumbu dari , g ∩ sehingga QN = Q’N atau g ∩ = {N} g Q’ N Q P’ M P

description

TUGAS GEOMETRI TRANSFORMASI

Transcript of Bab III Isometri

  • ISOMETRI

    Definisi: Misalkan T suatu transformasi. Transformasi T ini disebut isometri jika dan hanya

    jika untuk setiap pasangan titik P dan Q anggota dari bidang euclide V berlaku bahwa PQ =

    PQ dimana P = T(P) dan Q= T(Q).

    Sifat-sifat isometri

    Teorema 1: a. memetakan garis menjadi garis

    b. mengawetkan besarnya sudut

    c. mengawetkan kesejajaran dua garis

    Teorema 2: Apabila garis g dan h saling tegak lurus dan T suatu isometri maka T(g) dan

    T(h) juga saling tegak lurus.

    Example:

    Misalkan diketahui garis g pada bidang V. lihat transformasi yang ditetapkan sebagai berikut:

    a. Jika P g maka T(P) = P

    b. Jika P g maka T(P) = P sehingga g sumbu dari .

    Apakah transformasi ini suatu isometri?

    Jawab:

    Ambil 2 titik sebarang pada bidang V, P dan Q. P dan Q V. misalkan T(P) = P dan T(Q) =

    Q. Dari permisalan ini membentuk kondisi :

    1. g sumbu dari , g sehingga PM = PM atau g = {M}

    2. g sumbu dari , g sehingga QN = QN atau g = {N}

    g

    Q N Q

    P M P

  • Hubungan untuk P dan Q, P dan Q, P dan M, Q dan N

    Lihat PMN dan PMN

    PM = PM

  • Didapat Ax + xB + AB = Ax + xB + AB

    Ini berarti bahwa A, x, B segaris pada S dan berarti pada x = T(x) S atau h. jadi,

    untuk setiap x h maka x S sehingga h S

    2. Akan dibuktikan S h. Ambil y S maka y S sehingga T(y) = y

    Misal A S, y S, dan B S dan Ay + yB = AB

    Karena T suatu transformasi, maka ada y sehingga T(y) = y

    T suatu isometri, maka Ay = Ay

    yB = yB

    AB = AB

    Didapat Ay + yB + AB = Ay + yB + AB

    Ini berarti bahwa A, y, B segaris karena h garis melalui AB maka y A, y S dan

    y S maka S h.

    Kesimpulan: jika S sebuah garis maka S= T(S) adalah sebuah garis dan S = S.

    b. Mengawetkan besarnya sudut antara dua garis

    Misal terdapat ABC

    Andaikan T(A) = A, T(B) = B, T(C) = C (lihat gambar A)

    Menurut (a) maka dan adalah garis lurus.

    Oleh karena

  • Sehingga ABC ABC Jadi
  • SOAL DAN PEMBAHASAN

    1. Diketahui garis g dan h seperti dapat dilihat pada gambar. Dengan menggunakan jangka

    dan penggaris lukislah garis g=Mh(g) dengan Mh sebuah pencerminan pada garis h.

    Jawab :

    2. Diketahui garis-garis s, t, u dan titik A,B seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini. T

    adalah sebuah isometri dengan B = T(A) dan u = T(s). Kalau t s, lukislah t=T(t).

    Jawab:

    3. Diketahui garis t, lingkaran l dengan pusat D dan segitiga ABC seperti pada gambar.

    a) Lukislah Mt(

    b) Hubungan apakah antara dan Mt( ?

    c) Lukislah Mt(l)

    Jawab:

    g

    h

    g

    o

    o

    () = ,.

    Diketahui : = () dan = (),

    Karena = () maka . Karena dan T isometri, maka () () . Jadi, untuk melukis t buat garis t melalui B yang tegak lurus u.

    A

    B

    u

    s

    t

  • a)

    b) Perhatikan ABC dan ABC

    Karena A=Mt(A)OA=OA dan AP = AP

    B=Mt(B)OB=OB

    C=Mt(C)OC=OC

    Diperoleh m(ABC)= m(ABC)

    AB=OA+OB=OA+OB=AB

    m(BAC)= m(B AC).

    Berdasarkan teorema, (Sd S Sd) maka ABC ABC.

    c)

    4. Diketahui garis t.

    a) Lukislah sebuah ABC sehingga Mt(ABC) = ABC (artinya : oleh Mt, ABC dan

    hasil refleksi pada t berimpit).

    b) Lukislah sebuah lingkaran yang berimpit dengan petanya oleh Mt.

    c) Lukislah sebuah segi empat yang berimpit dengan petanya oleh Mt.

    Jawab:

    a)

    B

    C

    A

    t

    B

    A

    C

    P

    O

    Untuk melukis ABC yang berhimpit dengan

    Mt(ABC), maka segitiga ABC haruslah merupakan

    segitiga samakaki dengan AO sebagai sumbu simetri, t

    berhimpit dengan AO, sehingga BO = OC.

    Mt(A) = A = A

    Mt(B) = B = C

    Mt(C) = C = B

    Jadi Mt(ABC) = ABC = ABC

    D

    D

    A=A

    B=C C=B t

    O

  • b)

    c)

    5. Diketahui garis g = {(x,y) |x + 2y = 1} dan h = {(x,y) |x = -1}.

    Tulislah sebuah persamaan garis g = Mh(g).

    Jawab:

    Karena Mh sebuah refleksi pada h, maka merupakan isometri.

    Jadi, menurut teorema sebuah isometri memetakan garis menjadi garis, dan Mh(g) =

    g, maka g adalah sebuah garis.

    Titik A(1,0) merupakan titik potong antara garis g dan sumbu X.

    Titik C merupakan titik potong antara garis g dan h.

    Jadi Cg dan Ch.

    Karena Ch maka Mh(C) = C

    Jadi g akan melalui titik C, dan g akan melalui A = Mh(A).

    Koordinat titik C

    g

    Y

    X A(1,0)

    B(0,

    )

    C

    g

    h:x = -1

    A(-3,0) D

    l=l

    O=O

    t

    Untuk melukis lingkaran l yang berhimpit dengan Mt(l),

    maka titik pusat lingkaran l haruslah berada pada sumbu

    refleksi t sehingga Mt(l) = l= l.

    t

    Untuk melukis segiempat yang berhimpit dengan petanya

    oleh Mt, maka haruslah cermin t harus berhimpit dengan

    sumbu simetri segiempat tersebut.

  • g x + 2y = 1 x + 2y 1 = 0,

    h x = -1

    substitusikan x = -1 ke persamaan garis g x + 2y = 1, diperoleh :

    -1 + 2y 1 = 0 2y =2 y = 1

    Jadi C(-1,1)

    Kordinat A = Mh(A)

    Titik D(-1,0) adalah titik potong h dengan sumbu X.

    AD = xA xD = 1- (-1) = 2

    Karena isometri maka D A = AD = 2

    Jadi, AA = AD + DA = 2 + 2 = 4

    Misal titik A(x,y)

    Absis titik A adalah 1 - 4 = -3

    Diperoleh x = -3 dan y = y = 0

    Jadi, A(-3,0)

    Jadi, g melalui titik C(-1,1) dan A(-3,0)

    Persamaan garis g: 10

    1

    12

    1

    12

    1

    y

    xx

    xx

    yy

    yy

    )1(3

    )1(

    x

    1

    1

    y=

    2

    1

    x

    1 y = 2

    1x

    y = 12

    1

    2

    1x

    y = 2

    3

    2

    1x

    032 yx

    Jadi, g = {(x,y) | x - 2y + 3 = 0}