BAB III

35
46 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini secara khusus akan membahas tentang gambaran umum Kabupaten Sidenreng Rappang, gambaran umum Kecamatan Watang Sidenreng sebagai lokasi penelitian, serta gambaran tentang Pemerintah Kecamatan Watang Sidenreng. 3.1. Kondisi Umum Kabupaten Sidrap 3.1.1. Letak geografis Kabupaten Sidenrang Rappang dengan ibukota Pangkajene sebagai salah satu sentra produksi beras di Sulawesi Selatan, terletak 183 Km di sebelah utara Makassar (Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan) dengan luas wilayah 1.883,25 Km 2 , yang secara administratif terdiri dari 11 Kecamatan dan 105 Desa/Kelurahan, Kabupaten Sidenreng Rappang berbatasan dengan: Sebelah Utara : Kabupaten Pinrang dan Enrekang; Sebelah Timur : Kabupaten Luwu dan Wajo; Sebelah Selatan : Kabupaten Barru dan Soppeng;

Transcript of BAB III

46

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab ini secara khusus akan membahas tentang gambaran umum

Kabupaten Sidenreng Rappang, gambaran umum Kecamatan Watang

Sidenreng sebagai lokasi penelitian, serta gambaran tentang Pemerintah

Kecamatan Watang Sidenreng.

3.1. Kondisi Umum Kabupaten Sidrap

3.1.1.   Letak geografis

Kabupaten Sidenrang Rappang dengan ibukota Pangkajene

sebagai salah satu sentra produksi beras di Sulawesi Selatan, terletak

183 Km di sebelah utara Makassar (Ibu Kota Provinsi Sulawesi

Selatan) dengan luas wilayah 1.883,25 Km2, yang secara administratif

terdiri dari  11 Kecamatan dan 105 Desa/Kelurahan, Kabupaten

Sidenreng Rappang berbatasan dengan:

Sebelah Utara      : Kabupaten Pinrang dan Enrekang;

Sebelah Timur      : Kabupaten Luwu dan Wajo;

Sebelah Selatan   : Kabupaten Barru dan Soppeng;

Sebelah Barat      : Kabupaten Pinrang dan Kota Parepare;

Kabupaten Sidenreng Rappang dengan letak geoggrafis 3043  -

4009  Lintang Selatan (LS) dan 119041 - 120010  Bujur Timur (BT)

dengan posisi strategis dan aksebilitas yang tinggi, sehingga memiliki

peluang pengembangan ekonomi melalui keterkaitan wilayah

47

khususnya keterkitan dengan daerah yang mendukung pembangunan

sosial ekonomi dan budaya.

Gambar 2 Peta Kabupaten Sidenreng Rappang

3.1.2.   Topografi

Lereng 0 – 2% meliputi 42,80% dari luas Kabupaten Sidenreng

Rappang atau sekitar 80.611 Ha, kelerengan ini tersebar di seluruh

kecamatan. Jenis penggunaannya adalah sawah, perkebunan rakyat,

kolam masyarakat dan perkampungan, kelerengan ini baik

dimanfaatkan untuk tanaman pertanian dengan tetap memperhatikan

usaha pengawetan tanah dan air.

Lookasi Penelitian

48

3.3.3.  Geologi    

Pembentukan jenis tanah dipengaruhi oleh iklim, bahan induk,

keadaan tofografi dan sangat ditentukan oleh bahan induk lapisan

dibawahnya. Berdasarkan peta tinjauan tanah yang dikeluarkan oleh

lembaga penelitian bogor tahun 1966, maka jenis tanah yang ada di

kabupaten Sidenreng Rappang terdiri dari alluvial, regosol, grumusol,

mediteran dan pedsolit.

Sumber daya alam berupa tanah dan tambang yang terkandung

di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh struktur batuan dan proses

geologi yang terjadi. Berdasarkan pengamatan peta geologi yang

dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Geologi dan Pertambangan 1977,

maka di Kabupaten Sidenreng Rappang terdapat beberapa peristiwa

geologi. Peristiwa geologi yang ada dan mempunyai luasan yang

paling luas adalah Alluvium dan Endapan Pantai (Qac) yang mencapai

29,86 % dari luas Kabupaten Sidenreng Rappang, kemudian peristiwa

geologi batuan Gn Api besifat Basah (TPv) seluas 38.788 Ha

(20,60%), Mulosa Sulawesi Sorasin (Tcm) seluas 30.638 Ha.

3.1.6.   Kependudukan

Berdasarkan data BPS Tahun 2010, jumlah penduduk

Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2005 sebanyak

252.387jiwa, kemudian berkembang menjadi 252.483 Jiwa pada tahun

2010 atau mengalami pertambahan sebesar 96 Jiwa periode 5 tahun

terakhir (2005-2009), Dapat di lihat pada tabel 1 berikut ini :

49

Tabel 1Jumlah Penduduk Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun

2005-2009

No.

Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009

1. Panca Lautang 17.097 16.692 16.820 16.948 17.071

2. Tellu LimpoE 21.543 21.033 21.194 21.356 21.511

3. Watang Pulu 26.000 25.383 25.576 25.772 25.959

4. Baranti 26.610 25.979 26.178 26.378 26.569

5. Panca Rijang 25.299 24.699 24.887 25.077 25.258

6. Kulo 10.676 10.423 10.503 10.583 10.660

7. MaritengngaE 40.830 39.861 40.166 40.473 40.767

8. Watang Sidenreng 15.755 15.381 15.499 15.616 15.729

9. Pitu Riawa 24.250 23.674 23.856 24.038 24.212

10. Dua PituE 26.382 25.756 25.953 26.151 26.340

11. Pitu Riase 18.437 17.998 18.136 18.274 18.407

  Jumlah 252.387 246.879 248.769 250.666 252.483

Sumber : Sidrap Dalam Angka, BPS Tahun 2006-2010 

3.1.7. Prekonomian

Karakteristik penting yang melekat dalam proses pertumbuhan

ekonomi yaitu tingkat perubahan struktural dan pergeseran struktural

ini meliputi pergeseran secara bertahap kegiatan-kegiatan dari bidang

pertanian ke non pertanian. Sektor pertanian, khususnya padi,

peternakan dan perkebunan, jasa-jasa dan perdagangan, hotel dan

restoran merupakan sektor  merupakan sektor unggulan yang menjadi

penggerak roda perekonomian dalam pengembangan Daerah

Kabupaten Sidenreng Rappang.

Struktur perekonomian Kabupaten Sidenreng Rappang dari

tahun 2003-2007 tidak banyak mengalami perubahan. Dapat di lihat

pada tabel 2 berikut :

50

Tabel 2Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2003-2007 Atas Dasar Harga Konstan (Juta)

Sumber : Sidrap Dalam Angka, BPS Tahun 2008

Struktur perekonomian ini memberikan gambaran masing-

masing sektor dalam pembentukan total PDRB suatu daerah. Semakin

besar persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor

tersebut di dalam perekonomian suatu daerah, dimana variabel yang

digunakan dalam PDRB terdiri dari 9 (sembilan) sektor lapangan

usaha, yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri

pengolahan, listrik, gas dan air bersih, konstruksi, perdagangan, hotel

dan restoran, angkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.

No. Sektor 2005 2006 2007*)

1 Pertanian 589.475,54 612.992,79 639.870,96

2Pertambangan dan

pengairan5.662,04 5.743,32 6.034,80

3 Industri Pengolahan 79.300,06 85.026,10 89.383,48

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 10.648,43 11.917,81 12.477,98

5 Konstruksi 68.652,53 71.921,70 76.449,06

6Perdagangan, Hotel dan

Restoran124.300,23 141.785,41 152.399,36

7 Angkutan dan Komunikasi 32.409,54 33.715,71 36.029,77

8Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan50.670,09 57.735,21 62.476,06

 

9Jasa-Jasa 4.188,91 4.512,35 4.706,61

  PDRB 1.120.899,07 1.198.896,30 1.264.330,02

51

3.2. Gambaran Umum Kecamatan Watang Sidenreng

3.2.1. Sejarah Terbentuknya

Watang Sidenreng yang diartikan sebagai batang tubuh/pusat

kekuatan sidenreng karena pada masa Pemerintahan Sidenreng,

menjadi pusat pemerintahan yang berada pada kecamatan tersebut ,

sehingga menjadi sebuah kecamatan yang saat ini bernama

Kecamatan Watang Sidenreng, yang ibukota kecamatan terletak di

Kelurahan Empagae. Kecamatan Watang Sidenreng dibentuk

berdasarkan undang-undang 29 tahun 1959 dan perda Nomor : 10

tahun 2000.

3.2.2. letak geografi

a. Luas wilayah

Kecamatan Watang Sidenreng terletak di Kelurahan Empagae

yang memiliki luas wilayah 120,81 Km², dengan koordinat Geografis

berada pada 3°55'39''LS dan 119°51'31''BT.

b. Batas wilayah

Batas wilayah Kecamatan Watang Sidenreng sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Panca Rijang

2. Sebelah selatan : Kecamatan Tellu Limpoe

3. Sebelah timur : Kecamatan Pitu Riawa

4. Sebelah barat : Kecamatang Maritenggae

3.2.3. Tofografi

52

Kecamatan Watang Sidenreng yang kepadatan wilayahnya

terdiri dari pada dataran, dari data yang didapat hanya satu desa yang

memiliki tofografi 100 % bergunung yaitu desa Talawe. mempunyai

jarak tempuh 7 Km dari ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten

3.2.4. Jumlah kelurahan dan desa

Dari 8 desa dan kelurahan yang terdapat di Kecamatan Watang

Sidenreng, kemudian terdiri dari 6 lingkungan, 11 dusun 41 RW, dan

89 RT. Jalan yang menghubungkan Kecamatan Watang Sidenreng

dengan kecamatan lainnya sudah cukup memadai, dengan adanya

jalan aspal arus transportasi darat berjalan lancar. Desa dan kelurahan

Kecamatan Watang sidenreng sebagai berikut :

1. Keluraahan Sidenreng,

2. Kelurahan Kanyuara

3. Kelurahan Empagae,

4. Desa Mojong,

5. Desa Damai,

6. Desa Talumae,

7. Desa Aka-akae, dan

8. Desa Talawe,

Demikian juga dengan jalan-jalan yang menghubungkan antar

kelurahan, sebagian besar merupakan jalan aspal dan jalanan

berbatu walaupun demikian kondisinya sudah cukup bagus baik. Jarak

53

desa dan kelurahan dari ibu kota kecamatan dan ibu kota kabupaten

dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3Distribusi luas wilayah, jarak dari kabupaten menurut desa dan

kelurahan di Kecamatan Watang Sidenreng Tahun 2010

Sumber : Kec. Sidenreng dalam angka 2010

Dari table diatas desa terluas di Kecamatan Watang Sidenreng adalah

Desa Damai dengan luas 30,25 km², sedangkan desa terkecil adalah Desa

Talawe dengan luas 10,22 Km², jika dilihat dari jarak desa dan kelurahan ke

kantor kecamatan maka Desa Talawe yang menjadi jarak terjauh yaitu 12, 4

km, begitupun dengan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten sejauh 19,4 km.

3.2.5. Demografi

No.Nama

Kelurahan/desaLuas Area

(km²)

Jarak (Km)Dari

ibukota kecamatan

Dari ibukota

kabupaten1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Keluraahan Sidenreng

Desa Mojong

Desa Damai

Kelurahan empagae

Kelurahan Kanyuara

Desa Talumae

Desa Aka-akae

Desa Talawe

13,20

18,11

30,25

12,15

12,54

12,15

11,19

10,22

0,90

3,85

9,6

0

4,4

3,70

4

12,4

6

10,85

16,6

7

2,6

10,70

11

19,4

Kec. Watang Sidenreng 120,81 Km² x x

54

Kecamatan Watang Sidenreng dihuni oleh sebagian besar

masyarakatnya suku Bugis, selebihnya merupakan pendatang dari

suku Makassar, Toraja dan suku Jawa. Keadaan dan perkembangan

penduduk dengan segala aktivitasnya merupakan data atau informasi

yang dapat diolah oleh pemerintah sehingga dapat digunakan untuk

merencanakan dan menentukan sasaran pembangunan demi

kesejahteraan masyarakat.

Tabel 4Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Desa dan Kelurahan

Kecamatan Watang Sidenreng Tahun 2010

No.Nama

KecamatanLaki-laki

PerempuanJumlah

Total

1.2.3.4.5.6.7.8.

Keluraahan SidenrengDesa MojongDesa DamaiKelurahan EmpagaeKelurahan KanyuaraDesa TalumaeDesa Aka-akaeDesa Talawe

1.0081.772712

1.2921.683859458633

9661.889693

1.5221.802966446649

1.9743.6611.4052.8143.4851.825904

1.282

Jumlah 8.444 8.933 17.377

Sumber : kec. Watang sidenreng dalam angka 2010

Dari tabel 4 Jumlah penduduk Kecamatan Watang Sidenreng

menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidenreng Rappang

sampai akhir bulan desember 2010 yang adalah 17.377 jiwa, jumlah

penduduk terbanyak terdapat di Desa Mojong dengan jumlah 3.661

jiwa, di susul Kelurahan Kanyuara sebanyak 3.485 jiwa. Sedangkan

55

jumlah penduduk paling sedikit dengan 904 jiwa adalah desa Aka-

akae.

3.2.6. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi sangat erat hubungannya dengan mata

pencaharian yang dilakukan oleh penduduk Kecamatan Watang

Sidenreng. Mata pencaharian suatu masyarakat sangat dipengaruhi

oleh alam dan pola pikir yang ada pada suatu daerah. Karena letak

Kecamatan Watang Sidenreng yang sebagaian besar wilayahnya

merupakan lahan pertanian, maka sebagian besar penduduknya juga

berprofesi sebagai petani. Namun, banyak juga masyarakat

Kecamatan Watang Sidenreng yang menggantungkan hidup dengan

mata pencaharian lain.

Dari jenis pekerjaan penduduk yang diuraikan pada table 3.

dapat diketahui bahwa sektor petani merupakan mata pencaharian

terbesar di Kecamatan watang Sidenreng dengan persentase

sebanyak 3500 atau sekitar 64,12%, diikuti oleh perkebunan sebanyak

1083 atau sikitar 19,85%. Jumlah persentase terkeil adalah mata

pencaharian di Kecamatan Watang sidenreng yaitu listrik dan air

minum sebanyak 3 jiwa (0,05%), Untuk lebih jelasnya klasifikasi mata

pencaharian penduduk Kecamatan Watang Sidenreng dapat dilihat

pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha

Kecamatan Watang Sidenreng Tahun 2009

56

No. Mata pencaharianJumlah

(jiwa)

Persentase

(%)

1. Pertanian bahan makanan 3500 64,12

2. Peternakan 181 3,31

3. Perikanan 85 1,55

4. Perkebunan 1083 19,85

5. Perdagangan 176 3,22

6 Industry 86 1,57

7 Listrik dan air minum 3 0,05

8 Pengangkutan dan komunikasi 127 2,32

9 Pemerintahan/ Jasa-jasa 134 2,45

10 Lainnya 79 1,44

Jumlah5454

100

Sumber: koordinator statistik kecamatan

3.2.7. Keadaan Sosial Budaya

3.2.7.1. Kehidupan beragama

Masyarakat Kecamatan Watang Sidenreng sebahagian

besar beragama Islam. Informasi ini didapatkan dari data

Kantor Urusan Agama Kecamatan Watang Sidenreng, jumlah

penduduk pada tahun 2009 sebanyak 17.377 jiwa, sebanyak

13.996 jiwa penduduk Kecamatan Watang Sidenreng

beragama Islam, sebanyak 12 jiwa penduduk Kecamatan

Watang Sidenreng beragama Kristen protestan, sebanyak

3.378 jiwa penduduk Kecamatan Watang Sidenreng

beragama hindu.

57

Melihat sebahagian besar penduduk Kecamatan Watang

Sidenreng merupakan pemeluk agama Islam, maka kerjasama

antar masyarakat sangat mudah dilakukan. Sosialisasi sangat

mudah dilakukan melalui tempat-tempat ibadah yang ada. Oleh

karena itu, jumlah tempat ibadah sangat mendukung dalam

proses penyampaian informasi kepada masyarakat. Adapun

jumlah sarana ibadah Kecamatan Watang Sidenreng yaitu

mesjid sebanyak 20 unit, surau atau langgar 1 unit, sedangkan

tempat ibadah agama lain di Kecamatan Watang Sidenreng

tidak ada sama sekali (Sumber: KUA Kec. Watang Sidenreng,

2011).

3.2.7.2. Pendidikan

Pendidikan sebagai sarana penunjang pembangunan

sangat penting artinya untuk membentuk manusia yang

berkualitas, mempunyai wawasan pandang dan berfikir yang

luas dan berkepribadian. Keadaan tingkat pendidikan

masyarakat Kecamatan Watang Sidenreng cukup beragam, ada

tamatan SD, SLTP, SMU dan ada juga yang sampai tingkat

perguruan tinggi. Keadaan social budaya masyarakat

Kecamatan Watang Sidenreng dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari pola pikir

dan wawasan masyarakat sangat dipengaruhi sejauh mana

pengetahuan masyarakat terhadap suatu masalah. Oleh karena

58

itu, pendidikan sangat penting bagi kemajuan kehidupan suatu

bangsa baik melalui jalur formal maupun non formal.

Untuk menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas dan berpotensi harus didukung ole fasilitas atau

sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Watang

Sidenreng antara lain sekolah Taman Kanak-kanak, Sekolah

Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Diketahui bahwa

tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Watang Sidenreng

belum memadai karena sarana dan prasarana pendidikan pada

umumnya hanya pada tingkat SLTP/sederajat. memadai serta

akan mendukung proses pemahaman dan tingkat kesadaran

masyarakat dalam proses implementasi dan pelaksanaan

kebijakan pemerintah. Hal ini dapat membantu pemerintah baik

melalui saran ataupun kritikan dari masyarakat sebagai bagian

dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini :

Tabel 6Jumlah Sarana Dan Prasarana Pendidikan, Murid dan Guru

di Kecamatan Watang Sidenreng Tahun 2009

No. Jenis Sarana

Pendidikan

Jumlah

(unit)

Jumlah

Murid

Jumlah

Guru

1. Taman Kanak-kanak 5 125 11

2. Sekolah Dasar 14 2066 154

59

3. SLTP/sederajat 1 254 28

4. SMU/sederajat

Jumlah 20 2445 193

Sumber: Kantor Camat Kecamatan Watang Sidenreng 2010

Melalui sarana dan prasarana pendidikan yang ada,

diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memperoleh

pendidikan dari tingkat terendah sampai tingkat yang tertinggi.

Keberadaan fasilitas atau sarana dan prasarana pendidikan ini

sangat dipengaruhi oleh peran serta pemerintah khususnya

pemerintah Kecamatan Watang Sidenreng dalam mendorong

pembangunan pada bidang pendidikan.

3.2.7.3. Adat Istiadat

Masyarakat di Kecamatan Watang Sidenreng umumnya

adalah suku Bugis, tetapi berdampingan dengan suku-suku

lainnya seperti suku Makassar, toraja, Jawa. Masyarakat

Kecamatan Watang Sidenreng berjiwa keras dan tegas seperti

halnya suku Bugis pada umumnya, namun perkembangan

keadaan yang dipengaruhi oleh pencapaian pembangunan

yang maksimal, mereka juga sangat antusias dalam hal

berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan atau kebijakan

pemerintah demi tercapainya pembangunan yang diharapkan.

Hal ini sangat berpengaruh positif apabila dikaitkan dengan

60

upaya pemerintah dalam meningkatkan partisipasi aktif

masyarakat dalam pembangunan Kecamatan Watang

Sidenreng.

3.2.7.4. Kesehatan masyarakat

Dalam upaya peningkatan kesehatan di Kecamatan

Watang Sidenreng, sarana dan prasarana kesehatan sangat

menunjang peningkatan kesehatan. Di samping itu,

penyediaan sarana dan prasarana kesehatan untuk

peningkatan pelayanan kesehatan harus diikuti penyediaan

tenaga kesehatan yang memadai. Upaya menekan tingkat

kelahiran dan melembagakan keluarga kecil yang sejahtera

sangatlah penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, peran

pemerintah dalam menggalakkan Keluarga Berencana (KB)

sangat dibutuhkan.

tabel 7 memperlihatkan sarana kesehatan yang paling

banyak adalah posyandu sebanyak 18 unit, puskesmas

pembantu 4 buah, yang letaknya masing-masing di Desa Aka-

Akae, Desa Talumae, Desa Mojong dan Kelurahan Kanyuara.

Sedangkan Puskesdes masih dalam proses pembangunan

untuk menuju desa siaga.

Adapun fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan

Watang Sidenreng dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:

Tabel 7

61

Jumlah Fasilitas kesehatandi Kecamatan Watang Sidenreng

Sumber: Kantor Kecamatan Watang Sidenreng, 2011

3.2.7.5. Kelembagaan Masyarakat

Kelembagaan masyarakat yang berkembang di Watang

Sidenreng merupakan hasil artikulasi dari nilai-nilai (value) dan

norma, budaya (culture) yang bersumber dari pengaruh adat

isitiadat yang masih bersifat tradisional dengan mengambil nilai

dan norma yang bersumber dari kemodernan yang positif.

Semangat kebersamaan dan kegotongroyongan yang masih

melekat dalam diri masyarakat menjadi acuan dari masyarakat

dalam bertingkah laku, bergaul dan berinteraksi satu sama

lainnya untuk mencapai tujuan bersama.  Persoalan mendasar

yang terjadi adalah, ketika lembaga masyarakat yang baru lahir

dengan mengadopsi nilai-nilai modernisasi tanpa adanya

filterisasi hanya mampu menawarkan keragaman pilihan pada

tataran praktis, tetapi tidak pada tataran nilai, karena pada

No.

Jenis Fasilitas Jumlah(unit)

1. Rumah sakit -

2. Puskesmas 1

3. Puskesmas Pembantu 4

4. Posyandu 18

Jumlah 23

62

umumnya berbasis pada nilai yang sama yaitu nilai-nilai

modern.

Adapun bentuk Kelembagaan masyarakat yang ada di

kecamatan watang sidenreng menurut data statistik sidenreng

dalam angka 2010 sebagai berikut ; LKMD sebanyak 8 tersebar

di setiap desa , kelembagaan pemuda sebanyak 4, P2A

sebanyak 7 tersebar di desa dan kelurahan, serta kelembagaan

petani seperti Gapoktan sebanyak 8 lembaga.

3.3. Gambaran Khusus Pemerintahan Kecamatan Watang Sidenreng

3.3.1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Watang

Sidenreng

Struktur organisasi merupakan kerangka yang menggambarkan

tata cara mengatur hubungan antara anggota dalam organisasi

berdasarkan jabatan yang diemban. Struktur organisasi juga

menunjukkan kerangka dan susunan dalam melaksanakan tugas dan

koordinasi kerja yang jelas antara masing-masing pemegang jabatan

dalam pekerjaan sehari-hari. Dengan melihat struktur oraganisasi,

maka kedudukan masing-masing menjadi jelas berdasarkan jenjang

atau tingkatan yang tidak teratur dapat menghambat kelancaran tugas

yang akan dilaksanakan.

Ketentuan struktur organisasi dan tata kerja pemerintah

kecamatan diatur oleh pemerintah daerah dalam Peraturan Daerah

63

Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

dan Kelurahan dalam Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang. Apabila

digambarkan secara rinci, maka struktur organisasi kantor Kecamatan

Watang Sidenreng dapat diuraikan sebagai berikut ; Kecamatan

Watang Sidenreng dipimpin oleh seorang Camat. Untuk membantu

tugas seorang Camat di dalam menjalankan roda pemerintahan,

camat dibantu oleh seorang Sekretaris Camat, Kasi Pemerintahan,

kasi ketentraman dan ketertiban, kasi ekonomi dan pembangunan,

kasi kesejahteraan rakyat, dan kasi pelayanan umum, jabatan

fungsional, serta staf pelaksana.

Dalam pelaksanaan tugasnya, pemerintah kecamatan

berpedoman penuh kepada peraturan daerah Kabupaten Sidenreng

Rappang. Camat Watang Sidenreng bertanggung jawab memimpin

dan membina bawahannya, memberikan bimbingan, petunjuk, dan

pengawasan terhadap pelaksanaan tugas-tugas bawahannya. Struktur

pemerintahan kecamatan watang sidenreng dapat di lihat pada

lampiran 2.

3.3.2. Tugas dan fungsi aparat kecamatan

Tugas masing-masing aparat keamatan watang sidenreng

menurut Peraturan Bupati Sidenreng Rappang Nomor 39 tahun

2008 Tentang Urusan, tugas pokok, fungsi, uraian tugas dan tata

kerja kecamatan, sebagai berikut ;

64

1. Camat

Pada pasal 4 poin (1) camat mempunyai tugas memimpin

kecamatan dalam hal menyusun dan menetapkan renstra dan

rencana anggaran satuan kerja kecamatan, membina dan

mengkoordinasikan dengan sekretaris dan para kepala seksi lingkup

kecamatan; mengarahkan dan membuat petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis urusan pemerintahan, ketentraman dan ketertiban,

perekonomian dan pembangunan, kesejahteraan rakyat dan

pelayanan umum, melaksanakan urusan-urusan yang dilimpahkan

oleh bupati; melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap

pelaksanaan tugas dinas, serta membuat laporan secara berkala.

2. Sekertaris kecamatan

Pada pasal 6 poin satu (1) Sekretaris mempunyai tugas

mengkaji dan merumuskan renstra dan rencana anggaran satuan

kerja sekretariat; menghimpung dan mengkompilasi renstra dan

rencana anggaran satuan kerja dari setiap seksi dalam lingkup

kecamatan, mengkoordinasikan dengan camat dan para kepala seksi

dalam lingkup kecamatan; menyelenggarakan dan pembinaan

terhadap urusan perencanaan, administrasi keuangan, umum dan

kepegawaian; melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap

pelaksanaan tugas sekretariat serta membuat laporan secara

berkala.

65

Pada poin (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi :

a. penyelenggaraan dan pembinaan urusan perencanaan;

b. penyelenggaraan dan pembinaan urusan keuangan;

c. penyelenggaraan dan pembinaan urusan umum dan

kepegawaian.

3. Kepala Sub Bagian Perencanaan

Pada pasal 8, kepala sub bagian perencanaan mempunyai

tugas menyiapkan rancangan renstra dan rencana anggaran satuan

kerja sub bagian perencanaan; mengkoordinasikan dengan

sekretaris, kepala sub bagian keuangan dan kepala sub bagian

umum dan kepegawaian; membina dan mengkoordinir tugas-tugas

pekerjaan dilingkup sub bagian; melaksanakan pengkajian,

pengumpulan dan penyiapan bahan untuk petunjuk teknis

perencanaan dan pelaporan kecamatan; melakukan pengawasan

dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas-tugas di sub bagian

perencanaan, serta membuat laporan secara berkala.

4. Kepala Sub Bagian Keuangan

Pada pasal 10, kepala sub bagian keuangan mempunyai tugas

menyiapkan rancangan renstra dan rancangan rencana anggaran

satuan kerja sub bagian keuangan, membantu sekretaris dalam

menghimpun renstra dan rencana kerja anggaran serta dokumen

rencana anggaran kerja (rka-kecamatan) dari masing-masing seksi

66

dalam lingkup kecamatan, mengkoordinasikan dengan sekretaris,

kepala sub bagian perencanaan, dan kepala sub bagian umum dan

kepegawaian, menjalin dan mengkoordinir pelaksanaan tugas di

lingkup sub bagian keuangan; melakukan urusan penatausahaan

pengelolaan administrasi keuangan serta merumuskan dokumen

pelaksanaan anggaran (dpa) kecamatan; melakukan pengawasan

dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas-tugas di sub bagian, serta

membuat laporan secara berkala.

5. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Pada pasal 12 kepala sub bagian umum dan kepegawaian

mempunyai tugas menyiapkan rancangan renstra dan rencana

anggaran satuan kerja sub bagian umum dan kepegawaian;

membantu sekretaris dalam menghimpun renstra dan rencana

anggaran satuan kerja masing-masing seksi dalam lingkup dinas;

mengkoordinasikan dengan sekretaris, kepala sub bagian

perencanaan dan kepala sub bagian keuangan; menjalin dan

mengkoordinir pelaksanaan tugas dilingkup sub bagian umum dan

kepegawaian, melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan,

perpustakaan, dokumentasi, perlengkapan dan urusan rumah tangga

kecamatan, menyiapkan rencana kebutuhan pegawai, kepangkatan,

hak dan kewajiban pegawai dan penatausahaan pegawai lingkup

kecamatan; melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap

pelaksanaan tugas-tugas di sub bagian, serta membuat laporan

67

secara berkala.

6. Kepala Seksi Pemerintahan

Pada pasal 14 kepala seksi pemerintahan mempunyai tugas

menyiapkan rancangan renstra dan rencana anggaran satuan kerja

seksi, mengkoordinasikan dengan camat, sekretaris dan para kepala

seksi lingkup kecamatan; membina dan mengkoordinasikan tugas di

lingkup seksi; melaksanakan persiapan penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan di tingkat kecamatan; melakukan pengawasan dan

evaluasi pelaksanaan tugas seksi, serta membuat laporan secara

berkala.

7. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban

Selanjutnya pasal 16 kepala seksi ketentraman dan ketertiban

mempunyai tugas menyiapkan rancangan renstra dan rencana

anggaran satuan kerja seksi, mengkoordinasikan dengan camat,

sekretaris dan para kepala seksi lingkup kecamatan; membina dan

mengkoordinasikan tugas di lingkup seksi; melaksanakan persiapan

penyelenggaraan kegiatan ketentraman dan ketertiban di tingkat

kecamatan; melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas

seksi, serta membuat laporan secara berkala.

8. Kepala Seksi Perekonomian dan Pembangunan

Dalam pasal 18 kepala seksi perekonomian dan pembangunan

mempunyai tugas menyiapkan rancangan renstra dan rencana

anggaran satuan kerja seksi, mengkoordinasikan dengan camat,

68

sekretaris dan para kepala seksi lingkup kecamatan; membina dan

mengkoordinasikan tugas di lingkup seksi; melakukan pembinaan

terhadap pengembangan perekonomian dan pelaksanaan

peningkatan pembangunan di tingkat kecamatan; melakukan

pengawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas seksi, serta membuat

laporan secara berkala.

9. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat

Dalam pasal 20 kepala seksi kesejahteraan rakyat mempunyai

tugas menyiapkan rancangan renstra dan rencana anggaran satuan

kerja seksi, mengkoordinasikan dengan camat, sekretaris dan para

kepala seksi lingkup kecamatan; membina dan mengkoordinasikan

tugas di lingkup seksi; melakukan pembinaan terhadap

pengembangan kesejahteraan rakyat di tingkat kecamatan;

melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas seksi, serta

membuat laporan secara berkala.

10. Kepala Seksi Pelayanan Umum

Pada pasal 22 kepala seksi pelayanan umum mempunyai tugas

menyiapkan rancangan renstra dan rencana anggaran satuan kerja

seksi, mengkoordinasikan dengan camat, sekretaris dan para kepala

seksi lingkup kecamatan; membina dan mengkoordinasikan tugas di

lingkup seksi; menyiapkan bahan perumusan kebijakan dalam rangka

pelaksanaan urusan pelayanan umum di tingkat kecamatan;

melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas seksi, serta

69

membuat laporan secara berkala.

11. Kelompok Jabatan Fungsional

Kemudian pada Pasal 24 berbunyi sebagai berikut ;

1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada

pasal 2 huruf h peraturan bupati ini, mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan teknis sesuai bidang keahlian

masing-masing.

2) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga

dalam jenjang jabatan fungsional dipimpin oleh tenaga

fungsional senior yang berada dibawah dan bertanggung

jawab kepada camat.

3) Pembentukan kelompok jabatan fungsional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) pasal ini serta peraturannya, lebih

lanjut ditetapkan oleh bupati sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.