Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA - digilib.itb.ac.id · ... Sketsa pengendapan Partikel Sedimen Layang ......
Transcript of BAB II. TINJAUAN PUSTAKA - digilib.itb.ac.id · ... Sketsa pengendapan Partikel Sedimen Layang ......
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Uraian
Pengertian umum angkutan sedimen adalah sebagai pergerakan butiran-butiran
material dasar saluran yang merupakan hasil erosi yang disebabkan oleh gaya dan
kecepatan aliran sungai.
II.2 Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang terangkut oleh aliran dari
bagian hulu akibat dari erosi.
Ada 3 (tiga) macam pergerakan angkutan sedimen yaitu :
1. Bed load transport
Pada kondisi ini pengangkutan material terjadi pada aliran yang mempunyai
kecepan aliran yang relatif lambat, sehingga material yang terbawa arus
sifatnya hanya menggelinding sepanjang saluran.
2. Saltation load transport
Pada kondisi ini pengangkutan material terjadi pada aliran yang mempunyai
kecepan aliran yang relatif cepat, sehingga material yang terbawa arus
membuat loncatan-loncatan akibat dari gaya dorong pada material tersebut.
3. Suspended load transport
Jika kecepatan aliran semakin cepat, gerakan loncatan material akan semakin
sering terjadi sehingga apabila butiran tersebut tergerus oleh aliran utama
atau aliran turbulen kearah permukaan, maka material tersebut tetap bergerak
(melayang) didalam aliran dalam selang waktu tertentu.
Pada kenyataannya pada tiap satu satuan waktu pergerakan angkutan sedimen
yang dapat diamati hanyalah Bed load transport dan Suspended load transport.
Sehingga penjumlahan keduanya dapat didefinisikan sebagai Total load Transport.
Beban total inilah yang disebut sebagai Angkutan Sedimen.
II-2
II.2.1 Angkutan Sediment
Di dalam perhitungan sifat-sifat sedimen yang dipakai adalah: ukuran, kerapatan
atau kepadatan, kecepatan jatuh dan porositas. Laju angkutan sedimen, perubahan
dasar dan tebing saluran, perubahan morphologi sungai dapat diterangkan jika
sifat sedimennya diketahui.
Beberapa factor yang mempengaruhi angkutan sedimen adalah :
1. Ukuran Partikel Sedimen
Tabel II.1 : Klasisikasi Ukuran Partikel Sedimen
Klasifikasi Ukuran butiran
Bongkahan
Berangkal (couble)
Kerikil (gravel)
Pasir (sand)
Lanau (silt)
Lempung (clay)
>256 mm
64 – 256 mm
2 – 64 mm
62 – 2000 μ.m
4 – 62 μ.m
<4 μ.m
Pengukuran ukuran butiran tergantung pada jenis bongkahan, untuk berangkal
pengukuran dilakaukan secara langsung, untuk kerikil dan pasir dilakukan dengan
analisa saringan sedangkan untuk lanau dan lempung dilakukan dengan analisa
sedimen.
2. Berat spesifik partikel sedimen
Berat spesifik adalah : berat sediment per satuan volume dari bahan angkutan
sedimen. Dirumuskan sebagai berikut :
dimBerat sedimen
Volume se enγ = ……………………………………………… (II. 1)
Dari hasil penelitian , berat spesifik rata-rata sedimen yang ditentukan hampir
sama atau mendakati berat spesifik pasir kwarsa yaitu 2,56 gram/cm3.
II-3
3. Tegangan Geser Kritis
Pergerakan sedimen dipengaruhi oleh tegangan geser, kecepatan kritis dan gaya
angkat. Partikel sediment akan terangkat apabila tegangan geser dasar lebih besar
dari tegangan geser kritis erosi dan tegangan geser kritis erosi melebihi tegangan
geser kritis deposisi.
Sedimen bergerak tergantung dari besarnya gaya seret dan gaya angkat dan dapat
digambarkan sebagai berikut
Gambar II.1 : Gaya yang bekerja pada butiran didasar sungai
Dimana :
f = friction coefficient
( )3
' *6sdW g πρ ρ= − → Chepil (1959)…………………………..……(II.2)
22*
1 *2 4D D
dF C uπρ= ………………………………………......…..(II.3)
22*
1 *2 4L L
dF C uπρ= …………………………………......………..(II.4)
Menurut Shields (1936) partikel sediment akan mulai bergerak pada kondisi
kecepatan geser kritis terlampaui, karena gaya dorong lebih besar dari gaya gesek.
( )
2*
1 *u
s g dθ =
−…………………………………………………….(II.5)
Persamaan tegangan geser Shield adalah :
( )*
c
s dττ
γ γ=
−………………………………………………………(II.6)
dimana
II-4
* *c D Sτ γ= , sehingga :
( )*s
DSd
γτγ γ
=−
……………………………………………..(II.7)
D = kedalaman saluran (m)
S = kemiringan saluran
d = diameter butiran sediment (mm)
cτ = tegangan geser kritis
Apabila bilangan Reynold diketahui maka tegangan geser kritis dapat diketahui
dengan melihat grafik 2.2 buku Sediment Transport, Chih Ted Yang halaman 22.
*e
U dRν
= .....................................................................................................(II.8)
dimana :
*U = shear velocity
ν = kinematic viscosity
d = diameter sedimen
Dengan melihat grafik dibawah ini maka akan didapatkan nilai critikal strees.
Gambar II.2 : Diagram Shields
4. Kecepatan Jatuh Sedimen Non Kohesif
Kecepatan endapan sediment suspensi dipengaruhi oleh kosentrasi suspensi dan
salinitasi, dimana kedua factor tersebut akan memperbesar kecepatan endapan.
II-5
Kecepatan jatuh sediment non kohesif dirumuskan oleh Van Rijn (1993) dan
Kouitas (1988).
( ) 250
2
1 *118S
s g dW
υ−
= ……………………………………..(II.9)
untuk nilai 50 100d mμ<
( ) 350
250
0,01 1 *10 1 1S
s g dVWd υ
⎡ ⎤⎛ ⎞−= + −⎢ ⎥⎜ ⎟
⎢ ⎥⎝ ⎠⎣ ⎦ ………………....…(II.10)
untuk nilai 50100 1000m d mμ μ< <
( ) 0,5
501,1 1 *SW s g d⎡ ⎤= −⎣ ⎦ ………………………….…..…….(II.11)
untuk nilai 50 1000d mμ>
Dimana :
υ = viskositas kinematik air (m2/s)
s = berat spesifik partikel sediment (N/m3)
d50 = diameter sediment 50% dari material dasar (mm)
g = percepatan grafitasi (m/s2)
5. Kecepatan Jatuh Sedimen Kohesif
Untuk sediment kohesif kecepatan endapan sediment merupakan fungsi dari
kosentrsi sediment tersuspensi dan dimodelkan oleh Le Normant (1998), untuk
angkutan sediment tersuspensi di Estuari Loire menggunakan persamaan : 54,8*10SW −= …………………………………………...(II.12)
untuk nilai 1 ( / )S gr lt<
5 4,34,8*10 *SW S−= ………………………………….………..(II.13)
untuk nilai 1 10 ( / )S gr lt< <
( )531,5*10 * 1 0,008SW S−= − …………………..……….(II.14)
untuk nilai 3,5 ( / )S gr lt>
II-6
Triatmodjo (1991) dalam melakukan permodelan untuk distribusi vertical sedimen
di estuari Belawan, menggunakan rumus kecepatan endapan berdasarkan Mehta
(1984) sebagai berikut : 1,290,513*SW S= ………………………………..………….(II.15)
untuk nilai 0,1 3,5 ( / )S gr lt≤ <
( )4,642,6* 1 0,008SW S= − ………………………..………….(II.16)
untuk nilai 3,5 ( / )S gr lt>
dimana S = kosentrasi suspensi
Gambar II.3 : Sketsa pengendapan Partikel Sedimen Layang
Fall Velocity
Persamaan umum untuk mencari nilai fall velocity :
21
18s dgγ γωγ ν−
= .......................................................................(II.17)
dimana :
ω = fall velocity (m/det)
sγ = berat jenis sedimen
γ = berat jenis air
g = gravitasi (m/det2)
d = diameter sedimen (mm)
ν = kinematic viscositas (m2/det)
Nilai fall velocity (ω ) dapat diketahui apabila diketahui diameter sedimen (d),
temperatur air ( 0C) dan shape factor dari sedimen.
II-7
Untuk menentukan fall velocity dapat diperoleh dengan melihat grafik 1.3 buku
sediment transport, Chih Ted Yang, halaman 10.
Gambar II.4 : Grafik hubungan antara ω dan d
II.2.2. Rumus – Rumus Angkutan Sedimen
Rumus–rumus yang dipakai dalam perhitungan angkutan sedimen adalah
persamaan-persamaan Yang’s, Ackers dan White, Einstein, Engelund dan Hansen,
Shen dan Hung, Laursen, Van Rijn, Colby’s, Karim dan Kenedy’s dan Chang-
Simon-Richardsons.
Persamaan Yang’s (1973)
Data-data yang dipergunakan dalam pembuatan persamaan Yang’s adalah :
- Data sedimen
- Giometri saluran
- Kecepatan aliran
Analisis perhitungan menggunakan 463 set data laboratorium. _
310 * * *TC Tq C U h−= …………………………………...(II.18)
1 2
* *log ( ) log cr
s
I U It
WUα α
− −⎛ ⎞⎜ ⎟
−⎜ ⎟= + ⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟⎝ ⎠
…………………...(II.19)
II-8
50 *1
*5, 435 0, 286 log 0, 45* *logS
S
W d UIW
αυ
⎛ ⎞⎛ ⎞= − − ⎜ ⎟⎜ ⎟⎝ ⎠ ⎝ ⎠
…...(II.20)
50 *2
*1,799 0, 409 log 0,314* *logS
S
W d UIW
αυ
⎛ ⎞⎛ ⎞= − − ⎜ ⎟⎜ ⎟⎝ ⎠ ⎝ ⎠
……..(II.21)
_
* 50
2,5 0,06 *log 0,06
cr SU WU dυ
⎡ ⎤⎛ ⎞⎢ ⎥⎜ ⎟⎢ ⎥⎜ ⎟= +⎢ ⎥⎜ ⎟⎛ ⎞⎢ ⎥⎜ ⎟−⎜ ⎟⎜ ⎟⎜ ⎟⎢ ⎥⎝ ⎠⎝ ⎠⎣ ⎦
……………………..(II.22)
untuk nilai 501, 2 70SW dυ
< <
_
2.05*cr SU W= ……………………………………………..(II.23)
untuk nilai 50 70SW dυ
≤
dimana :
TCq = volume angkutan muatan suspensi (m2/s)
_
U = kecepatan aliran rata-rata (m/s)
_
crU = kecepatan aliran rata-rata permukaan gerak
I = gradient energi
Ws = kecepatan jatuh sedimen (m/s)
*U = kecepatan geser dasar (m/s)
Ackers – White (1973)
__
35*
* * *
n
crtc
cr
Y YUq k U d mU Y
⎛ ⎞ ⎛ ⎞−⎜ ⎟= ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎝ ⎠⎝ ⎠ …………………………….(II.24)
dimana :
II-9
( )( )
1
_
*1,2
35
35
*101 * * 5,66 log
n
nU UYhS g d
d
−⎡ ⎤⎢ ⎥⎡ ⎤⎢ ⎥⎢ ⎥=⎢ ⎥⎛ ⎞⎢ ⎥−⎣ ⎦ ⎢ ⎥⎜ ⎟⎢ ⎥⎝ ⎠⎣ ⎦
…………………...(II.25)
tcq = volume angkutan muatan suspensi (m2/s)
_
U = kecepatan aliran rata-rata (m/s)
*U = kecepatan geser dasar (m/s)
Y = parameter mobilitas partikel
Ycr = parameter mobilitas kritis partikel
n,m,k = koefisien
S = sρρ
= kerapatan spesifik
υ = koefisien viskositas kinematik air (m2/s)
( ) 1,3
* 35 2
1S gD d
υ−⎡ ⎤
= ⎢ ⎥⎣ ⎦
………………………………….…(II.26)
( )* *353 2,86log log10 D Dk − + −= untuk nilai *1 60D< <
*1 0,56logn D= − untuk nilai *1 60D< <
*
9,66 1,34mD
= + untuk nilai *1 60D< <
0,5*
0, 23 0,14crYD
= + untuk nilai *1 60D< <
Eninstein’s
'* 1 2
30.211.6 2.303logSW aDq U C a I I⎡ ⎤⎛ ⎞= +⎜ ⎟⎢ ⎥Δ⎝ ⎠⎣ ⎦
…………………......……..(II.27)
dimana :
- 652a d= .
- ( )1/ 2'* *U U gRS= =
II-10
- '* 65
11.6sk U dδ ν=
dari grafik 3.9 buku Sediment Transport Chih Ted Yang, halaman 70 didapat nilai
x
Gambar II.5 : Grafik hubungan antara skδ dan x
- 65sk dx x
Δ = =
- 652dAD
=
- '*0.4
ZUω
=
didapat nilai Z dan A,
- Dari grafik 5.7 buku Sediment Transport, Chih Ted Yang halaman 131
didapat nilai 1I
Gambar II.6 : Hubungan Antara 1I dan A
II-11
- Dari grafik 5.8 Sediment Transport, Chih Ted Yang, halaman 132 didapat
nilai 2I
Gambar II.7 : Hubungan Antara 2I dan A
Engelund – Hansen (1967)
( )
_
2 0,5 350
0,051
bcUq
S g d C=
− ………………………………………(II.28)
dimana :
_
U = kecepatan aliran rata-rata (m/s)
1218log hCkS
⎛ ⎞= ⎜ ⎟⎝ ⎠
= koefisien Chezy (m2/s)
d50 = diameter sediment 50% dari material dasar (mm)
S = sρρ
= kerapatan spesifik
Shen dan Hung’s 2 3log 107404,45938 324214,74734 326309,58909 109503,87233tC Y Y Y=− + − + …. (II.29)
dimana : 0,0075020,57
0,32
VSYω
⎛ ⎞= ⎜ ⎟⎝ ⎠
…………………………………………...(II.30)
II-12
Laursen’s 7 / 6
*0,01 1it i
i i
d UC p fD
τγτ ω⎛ ⎞ ⎛ ⎞⎛ ⎞= Σ −⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ …………………………...(II.31)
dimana :
1/32
50
58dVD
ρτ ⎛ ⎞= ⎜ ⎟⎝ ⎠
( )*c s sdτ τ γ γ= −
Leo Van Rijn (1984)
b b b bq c u δ= ………………………………………….........(II.32)
dimana :
bq = volume angkutan muatan dasar (m2/s)
cb = kosentrasi
ub = kecepatan partikel (m/s)
bδ = ketebalan lapisan muatan dasar (m)
Untuk ketebalan lapisan dasar sama dengan tinggi loncatan partikel, besar tinggi
loncatan partikel dihitung dengan rumus :
0,7 0,5*0,3b D T
dδ
= …………………………………………...(II.33)
dimana :
bδ = tinggi loncatan (m)
d = diameter partikel (m)
D*= parameter partikel
T = parameter tegangan geser dasar
Besar kecepatan partikel dihitung dengan rumus :
( )
0,50,5 1,5
1b T
S gdμ
=−⎡ ⎤⎣ ⎦
…………………………………...(II.34)
Perhitungan kosentrasi muatan dasar dengan menggunakan rumus :
II-13
*
0,18b
o
c Tc D
= ……………………………………………..(II.35)
dimana
cb = volumetric kosentrasi muatan dasar
co = maksimum volumetric kosentrasi = 0,65
Dari persamaan (II.3.29), (II.3.30), (II.3.31), (II.3.32) didapat persamaan baru
angkutan muatan dasar yaitu :
( )0,5 0,5 1,5 0,3 2,150 *0, 053 1bcq S g d D T−= − …………………...…..(II.36)
untuk nilai T≥ 3 persamaan (II.3.33) diatas menjadi :
( )0,5 0,5 1,5 0,3 2,150 *0,1 1bcq S g d D T−= − …………………...(II.37)
dimana :
bcq = volume angkutan muatan dasar (m2/s)
r
r
bc bc
bc
Tτ ττ−
= = parameter tegangan geser
2_
'bcUgC
τ ρ⎛ ⎞⎜ ⎟=⎜ ⎟⎝ ⎠
= tegangan geser efektif (N/m2)
90
12' 18 log3
hCd
⎛ ⎞= ⎜ ⎟
⎝ ⎠ = koefisien Chezy gradasi
( ) 1,3
* 50 2
1S gD d
υ−⎡ ⎤
= ⎢ ⎥⎣ ⎦
= parameter partikel
S = sρρ
= kecepatan relatuf
h = kedalam aliran (m)
d50,d90 = diameter partikel (m)
_
U = kecepatan aliran rata-rata (m/s)
rbcτ = tegangan geser kritis (N/m2)
υ = koefisien viskositas kinematik air (m2/s)
g = percepatan grafitasi (m/s2)
II-14
sρ = rapat massa sedimen (kg/m3)
ρ = rapat massa air (kg/m3)
Colby’s
( )1 2 31 * 1 *0.01* *t tiq k k k q= + −⎡ ⎤⎣ ⎦ …………………………….(II.38)
Dimana :
- Nilai tiq didapat dari data yang ketahui dengan melihat grafik 6.12, buku
sedimen transport, Chih Ted Yang, halaman 172
Gambar II.8 : Hubungan Antara D dan tiq
- Nilai k1 , k2, k3 didapat dari data yang ketahui dengan melihat grafik 6.13,
buku sedimen transport, Chih Ted Yang, halaman 173
Gambar II.9 : Harga k1, k2, k3
II-15
Karim dan Kenedy :
Data-data yang dipergunakan dalam pembuatan persamaan Karim dan Kenedy
adalah :
- Data sedimen
- Giometri saluran
- Kecepatan aliran
Analisis perhitungan menggunakan 339 set data sungai dan 608 data saluran.
( ) 01/ 23
50
log log log log1.65
sijk i j ki j k
q A A X X Xgd
= + ΣΣΣ .............(II.39)
( ) 01/ 23
50
log log log log1.65
pqr p q rp q r
V B B X X Xgd
= + ΣΣΣ …...…..(II.40)
Dimana :
sq = volume total sedimen
g = gaya gravitasi
50d = diameter sediment
V = Kecepatan rata-rata aliran
0, , 0,ijk pqrA A B B = konstanta dari analisa regresi
, , ,i j k p q rX X X X X X = Variabel non dimensi
Sehingga :
Persamaan (II.3.36) menjadi :
( ) ( ) ( )
( ) ( )
1/ 2 1/ 2 1/ 2350 50 50
* * * *1/ 2 1/ 2
5050 50
log 2.279 2.972 log 1.060 log1.65 1.65 1.65
log 0.299 log log1.65 1.65
s
c c
q V V
gd gd gd
U U U UDdgd gd
⎡ ⎤ ⎡ ⎤ ⎡ ⎤⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥= − + +⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥⎣ ⎦ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦
⎡ ⎤ ⎡ ⎤⎛ ⎞− −⎢ ⎥ ⎢ ⎥+ ⎜ ⎟⎢ ⎥ ⎢ ⎥⎝ ⎠⎣ ⎦ ⎣ ⎦
.............(II.41)
Persamaan (II.3.37) menjadi :
( ) ( )
0.376
0.3101/ 2 1/ 23 3
50 50
2.8221.65 1.65
V q Sgd gd
⎡ ⎤⎢ ⎥=⎢ ⎥⎣ ⎦
......................(II.42)
dimana :
q = debit
S = Kemiringan saluran
II-16
V = Kecepatan aliran
( )1/ 2*U gDS= = kecepatan aliran dasar
*cU = Kecepatan kritis
D = Kedalaman saluran
Dari hasil percobaan dengan berbagai bentuk dasar saluran dan prediksi
perubahan kecepatan persamaan (II.3.39) diatas menjadi :
( ) ( )
0.2160.164
1/ 2 1/ 23 3050 50
9.8201.65 1.65
sqV ffgd gd
−⎡ ⎤ ⎛ ⎞⎢ ⎥= ⎜ ⎟⎢ ⎥ ⎝ ⎠⎣ ⎦ ......................(II.43)
dimana :
f = Faktor Darcy – Weisbach
fo = Faktor kekasaran butiran
Faktor gesek kekasaran butiran adalah :
0 2
50
8
6.25 2.5ln2.5
fDd
=⎡ ⎤⎛ ⎞
+⎢ ⎥⎜ ⎟⎝ ⎠⎣ ⎦
.................................................(II.44)
Sehingga dari persamaan (II.3.41) didapat :
o
ff=
dimana :
50 501.65 1.65
o DSd d
τθγ
= =
Chang , Simon’s dan Richardson
Untuk perhitungan sedimen dasar dipakai persamaan :
( )0bw t cq K V τ τ= − …………………………..................………...(II.46)
dimana :
- Kt didapat dari grafik 4.4 buku sediment transport, Chih Ted Yang,
halaman 95.
( ) ( ) ( ) ( )2 3 41 1 1 13 3 3 31.20 8.92 0.08 2.24 18.13 70.90 88.33θ θ θ θ⎡ ⎤+ + − + −⎣ ⎦
1.20
untuk θ ≤ 1.5 ….(II.45) untuk θ ≥ 1.5
II-17
Gambar II.10 : Hubungan Antara ( )* 50s
V SU d
τγ γ− dan Kt
- 0 DSτ γ=
- ( )0 50c s dτ τ γ γ= −
Untuk perhitungan sediemn layang dipakai persamaan :
sw bw sq q R= .....................................................................................(II.47)
dimana :
*1 2
20.8s
D UR VI IaV k
⎛ ⎞= −⎜ ⎟⎝ ⎠
............................................................(II.48)
dimana :
- I1 didapat dari grafik 5.10 buku sediment transport, Chih Ted Yang,
halaman 135.
Gambar II.11 : Hubungan Antara aξ dan 1I
II-18
I2 didapat dari grafik 5.11 buku sediment transport, Chih Ted Yang,
halaman 136.
Gambar II.13 : Hubungan Antara aξ dan 2I
- k adalah konstanta
- j adalah konstanta
- Ø adalah sudut pergerakan sedimen
- λ adalah porositas sedimen
Dari persamaan (II.44) dan persamaan (II.45) didapat persamaan untuk
menghitung angkutan sedimen total :
( )( )1t bw sw t c sq q q K V Rτ τ= + = − − ....................................................(II.49)
II.3. Morfologi Sungai
Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari sifat, jenis dan perilaku sungai
dengan semua aspek perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu.
Gejala morfologi yang mempengaruhi sungai adalah :
1. Keadaan daerah aliran sungai, yang meliputi unsure topografi, vegetasi,
geologi tanah dan penggunaan tanah yang berpengaruh terhadap koefisien
rembesan pengaliran, sifat curah hujan serta keadaan hidrologi.
2. Hidrologi di palung sungai
3. Material dasar saluran, tebing serta berubahnya alur aliran.
4. Aktivitas manusia diantaranya :
- Dibangunnya prasarana air
II-19
- Pengambilan material dasar sungai, tebing sungai dang bantaran sungai.
- Pembuangan material dan sampah kesungai.
II.4. Geometri dan Geoteknik Sungai
Bentuk sungai dapat dibedakan berdasarkan :
1. Topografi sungai meliputi bagian hulu dan hilir sungai dan sungai transisi.
Parameter yang menentukan adalah kemiringan dasar saluran, yang
dipengaruhi oleh jenis butiran material dasar dan kekasaran dasar sungai.
2. Lapisan dasar sungai yang meliputi ;
a. Sungai dengan dasar yang mudah tergerus
b. Sungai dengan dasar yang tidak mudah tergerus
c. Sungai dengan dasar yang nudah tergerus tetapi terlindung oleh material
sungai lain yang mudah bergerak
d. Sungai dengan lapisan dasar mudah tergerus dan diatasnya terdiri dari
perpaduan antara material itu sendiri dengan muatan dasar lepas.
e. Sungai dengan dasar saluran terdiri dari lapisan alluvial tergerus dengan
kedalam cukup besar.
3. Jenis sungai dengan dasar batuan gelinding, berpasir, berlempung dan lain-
lainnya.
4. Kemiringan dasar saluran yang meliputi sungai dengan kemiringan curam,
landai dan bertangga.
5. Bentuk melintang sungai.
6. Pembentukan dasar sungai.
7. Jenis angkutan sedimen dan angkutan materialnya.
8. Tinjauan daerah aliran sungai yang meliputi ;
a. Sungai lurus.
Terjadi bukan karena alam tetapi dikarenakan oleh perbaikan aliran sungai
oleh manusia dan disengaja dibuat lurus.
b. Sungai berliku.
Terjadi secara alamiah, sangat sering ditemui dan mempunyai cirri dengan
arus yang berupa kurva yang dihubungkan dengan bagian alur sungai yang
lurus.
II-20
c. Sungai berjalin.
Terjadi karena penomena sungai, sungai ini terdiri dari alur yang
dipisahkan oleh pulau ataupun tebing kemudian bersatu kembali dibagian
hilirnya.
Topografi sungai termasuk diantaranya adalah kemiringan dasar sungai, alur
sungai, giometri permukaan, daya erosi sungai, dan kesemuanya berpengaruh
terhadap laju debit sungai dan angkutan sedimen, hal ini dapat merubah bentuk
alur sungai dan kemiringan dasar sungai. Giometri permukaan mempengaruhi alur
sungai, kedalaman sungai dan angkutan sedimen sungai.
Tabel II.2 : Metode Perhitungan dan Karateristiknya
METODE PARAMETER PERHITUNGAN
Yang’s
- Temperatur air
- Kecepatan jatuh sediment
- ω adalah fall velocity
- Kosentrasi sedimen
METODE PARAMETER PERHITUNGAN
Ackers dan White
- Temperatur air
- Parameter dgr, Fgr, Ggr, X
- Koefisien m,n Y, C, A1
- Kosentrasi sedimen
METODE PARAMETER PERHITUNGAN
Einstein’s
- Temperatur air
- Parameter dgr, Fgr, Ggr, X
- Koefisien a, Δ, Z, I1, I2
- Kosentrasi sedimen
II-21
METODE PARAMETER PERHITUNGAN
Engelund dan Hansen’s
- Koefisien 0,05
- Tegangan geser ( oτ )
- Kosentrasi sedimen
METODE PARAMETER PERHITUNGAN
Shen dan Hung’s
- Parameter Y
- ω adalah fall velocity
- Kosentrasi sedimen
METODE PARAMETER PERHITUNGAN
Laursen’s
- Bilangan Reynold (Re)
- ω adalah fall velocity
- Tegangan geser kritis ( cτ )
- Parameter *( / )f U ω
- Kosentrasi sedimen
METODE PARAMETER PERHITUNGAN
Leo Van Rijn
- Koefisien Chezy (C’)
- Percepatan ( *U )
- Percepatan kritis ( *cU )
- Parameter sω , ks, Ca, β , Z, Z’,ψ , F
METODE PARAMETER PERHITUNGAN
Colby’s - Parameter tiq , k1, k2, k3
- Kosentrasi sedimen
II-22
METODE PARAMETER PERHITUNGAN
Karim dan Kenedy
- Bilangan Reynold (Re)
- Tegangan geser kritis ( cτ )
- Percepatan kritis ( *cU )
- Parameter f, fo, θ
- Kosentrasi sedimen
METODE PARAMETER PERHITUNGAN
Chang, Simon’s dan
Richardson
- Parameter Kt
- Tegangan geser ( oτ )
- Tegangan geser kritis ( cτ )
- Parameter I1, I2, k, a, j, λ , φ