BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan...

22
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1. Pengertian Menstruasi merupakan aktivitas bersiklus yang melibatkan peluruhan endometrium (Andrew, 2009). Perempuan yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungan yang disebut menstruasi (Syaifuddin, 2006). Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2007). Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai perempuan mencapai usia 45-50 tahun (Kinanti, 2009). Menstruasi merupakan pengeluaran darah secara teratur setiap bulannya yang berasal dari dinding rahim perempuan. Menstruasi terjadi karena luruhnya lapisan dinding rahim yang keluar melalui vagina berupa darah yang dikenal dengan istilah darah menstruasi (Fajaryati, 2011). Berdasarkan uraian diatas maka menstruasi dapat didefinisikan sebagai luruhnya lapisan dinding rahim (endometrium) berupa darah yang keluar melalui vagina setiap bulannya secara periodik dengan batas usia mencapai 45-50 tahun (Syaifuddin, 2006 ; Wiknjosastro, 2007 ; Andrew, 2009 ; Kinanti, 2009). 2. Siklus Menstruasi Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi yang klasik ialah 28 hari. Panjang siklus menstruasi dipengaruhi oleh usia seseorang. Lama menstruasi biasanya antara 3-5 hari, ada yang http://repository.unimus.ac.id

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menstruasi

1. Pengertian

Menstruasi merupakan aktivitas bersiklus yang melibatkan

peluruhan endometrium (Andrew, 2009). Perempuan yang sehat dan

tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat

kandungan yang disebut menstruasi (Syaifuddin, 2006).

Menstruasi merupakan perdarahan secara periodik dan siklik

dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium

(Wiknjosastro, 2007). Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan

sampai perempuan mencapai usia 45-50 tahun (Kinanti, 2009).

Menstruasi merupakan pengeluaran darah secara teratur setiap

bulannya yang berasal dari dinding rahim perempuan. Menstruasi

terjadi karena luruhnya lapisan dinding rahim yang keluar melalui

vagina berupa darah yang dikenal dengan istilah darah menstruasi

(Fajaryati, 2011).

Berdasarkan uraian diatas maka menstruasi dapat didefinisikan

sebagai luruhnya lapisan dinding rahim (endometrium) berupa darah

yang keluar melalui vagina setiap bulannya secara periodik dengan

batas usia mencapai 45-50 tahun (Syaifuddin, 2006 ; Wiknjosastro,

2007 ; Andrew, 2009 ; Kinanti, 2009).

2. Siklus Menstruasi

Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya

menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Panjang

siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi

yang klasik ialah 28 hari. Panjang siklus menstruasi dipengaruhi oleh

usia seseorang. Lama menstruasi biasanya antara 3-5 hari, ada yang

http://repository.unimus.ac.id

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

9

sampai 7-8 hari. Pada setiap perempuan biasanya lama menstruasi itu

tetap. Jumlah darah yang dikeluarkan rata-rata 33,2 kurang lebih 16 cc

(Wiknjosastro, 2007).

Pada siklus menstruasi, mukosa rahim disiapkan secara teratur

untuk menerima ovum yang dibuahi setelah terjadi ovulasi (Pudiastuti,

2010).

Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus

menstruasi yaitu : Siklus Endometrium. Permukaan endometrium

secara lengkap kembali secara normal sekitar empat hari atau

menjelang perdarahan berhenti. Siklus endometrium menurut Bobak

(2004), terdiri dari empat fase yaitu :

a. Fase menstruasi

Pada fase ini endometrium terlepas dari dinding uterus dengan

disertai perdarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum

basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama 5 hari (rentang 3-6

hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH

(Luteinizing Hormone) menurun atau pada kadar terendahnya

selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormone) baru

mulai meningkat.

b. Fase ploriferasi / folikuler

Fase ploriferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang

berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus

menstruasi, misalnya hari ke-10 siklus 24, hari ke-15 siklus 28

hari, hari ke-18 siklus 32 hari menjadi setebal kurang lebih 3,5 mm

atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat

ovulasi. Fase ploriferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang

berasal dari folikel ovarium.

c. Fase sekresi / luteal

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari

sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi,

endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai

http://repository.unimus.ac.id

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

10

ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium

menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.

d. Fase iskemi / premenstrual

Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai

10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan

implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan

progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan

progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga

suplai ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis.

Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan

menstruasi dimulai.

3. Hormon yang Berpengaruh pada Menstruasi

Sejumlah hormon yang berpengaruh pada menstruasi

(Pudiastuti, 2010), ialah :

a. Progesterone

Hormon progesteron berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan

ovulasi, yang dikeluarkan oleh indung telur. Saat perempuan

mengalami ovulasi, hormon progesteron akan membantu

mempersiapkan lapisan bagian dalam rahim atau endometrium

untuk menerima sel telur yang telah dibuahi oleh sperma. Meski

berperan penting, namun terkadang hormon ini memicu rasa tidak

nyaman. Misalnya, dua minggu sebelum menstruasi, hormon ini

akan menyebabkan perut terasa kembung, nyeri pada payudara dan

munculnya jerawat serta perubahan emosional.

b. LH (Luteinizing Stimulating Hormone)

Hormon LH bertugas membantu tubuh mengatur siklus menstruasi

dan ovulasi. Karenanya, hormon ini juga memiliki peranan dalam

masa pubertas. Hormon ini diproduksi di kelenjar hipofisis

(pituitary) di otak. Umumnya, kadar hormon LH pada perempuan

akan meningkat saat menstruasi dan setelah menopause.

http://repository.unimus.ac.id

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

11

c. FSH (Follicle Stimulating Hormone)

Hormon ini membantu mengendalikan siklus menstruasi, dan

produksi sel telur pada ovarium yang dikeluarkan oleh hipofisis

lobus depan. Kadar hormon FSH yang rendah dapat menandakan

seorang perempuan tidak mengalami ovulasi, hipofisis tidak

memproduksi hormon dengan cukup, atau dapat juga menandakan

kehamilan.

d. Estrogen

Hormon estrogen diproduksi oleh ovarium, kemudian dalam

jumlah lebih sedikit juga diproduksi oleh korteks adrenal dan

plasenta pada ibu hamil. Hormon ini berfungsi membantu

perkembangan dan perubahan tubuh saat pubertas, termasuk

perkembangan secara seksual, memastikan jalannya ovulasi dalam

siklus menstruasi bulanan, keluarnya air susu ibu setelah persalinan

serta berpengaruh dalam menentukan suasana hati dan juga proses

penuaan.

4. Klasifikasi Gangguan Menstruasi

Menurut Wiknjosastro (2007), gangguan menstruasi dapat di

golongkan dalam :

a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan :

1) Hipermenorea (menoragia)

Hipermenorea ialah perdarahan menstruasi yang lebih banyak

dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari hari).

2) Hipomenorea

Hipomenorea ialah perdarahan menstruasi yang lebih pendek

dan atau lebih kurang dari biasanya.

a. Kelainan siklus

1) Polimenorea

Pada polimenorea siklus menstruasi lebih pendek dari biasa

(kurang dari 21 hari).

http://repository.unimus.ac.id

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

12

2) Oligomenorea

Disini siklus menstruasi lebih panjang, lebih dari 35 hari.

3) Amenorea

Amenorea adalah keadaan tidak adanya menstruasi untuk

sedikitnya 3 bulan berturut-turut.

1) Perdarahan diluar menstruasi

2) Gangguan lain yang ada hubungan dengan mentruasi

1) Premenstrual tension (ketegangan pra menstruasi)

2) Mastodinia

3) Mittelschmers (rasa nyeri pada ovulasi)

4) Dysmenorrhea (nyeri menstruasi)

B. Nyeri Menstruasi

1. Pengertian

Nyeri menstruasi atau dysmenorrhea adalah nyeri menstruasi

yang memaksa perempuan untuk istirahat atau berakibat pada

menurunnya kinerja dan berkurangnya aktivitas sehari-hari. Istilah

Dysmenorrhea berasal dari bahasa “Greek” yaitu dys (gangguan atau

nyeri hebat/ abnormalitas), meno (bulan) dan rrhea yang artinya flow

(aliran). Jadi Dysmenorrhea adalah gangguan aliran darah menstruasi

atau nyeri menstruasi (Proverawati & Misaroh, 2009).

Nyeri menstruasi atau dysmenorrhea merupakan suatu rasa tidak

enak di perut bawah sebelum dan selama menstruasi dan sering kali

disertai rasa mual (Prawiroharjo, 2007).

Nyeri menstruasi atau dysmenorrhea dapat diartikan sebagai

suatu ketidaknyamanan tertentu selama hari-hari pertama atau kedua

menstruasi yang umum terjadi dan ditandai dengan kram perut, nyeri

abdomen, sakit punggung dan pegal pada kaki (Wong, 2008).

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa nyeri

menstruasi adalah suatu ketidaknyamanan yang dirasakan perempuan

pada saat mengalami menstruasi yang ditandai dengan adanya nyeri

http://repository.unimus.ac.id

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

13

abdomen, sakit punggung selama hari-hari pertama atau kedua

menstruasi terjadi sehingga dapat mengganggu aktivitas yang akan

dilakukan sehari-hari (Prawiroharjo, 2007 ; Wong, 2008 ; Proverawati

& Misaroh, 2009).

2. Klasifikasi Nyeri Menstruasi

Menurut Prawiroharjo (2011), dysmenorrhea dapat

diklasifikasikan menjadi :

a. Dysmenorrhea primer

Dysmenorrhea primer yaitu nyeri menstruasi tanpa ditemukan

keadaan patologi pada panggul.

b. Dysmenorrhea sekunder

Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri menstruasi yang berhubungan

dengan berbagai keadaan patologis di organ genetalia, misalnya

endometriosis, adenomiosis, mioma uteri, stenosis serviks,

penyakit radang panggul, perlekatan panggul, atau irritable bowel

syndrome.

Selain itu menurut (Biben dalam Suarbawa, 2010) menjelaskan

pembagian derajat dysmenorrhea ada 3 derajat, yaitu:

a. Ringan : Berlangsung beberapa saat, sembuh dengan istirahat,

hilang tanpa pengobatan, tidak mengganggu aktivitas harian, rasa

nyeri tidak menyebar tetapi berlokasi di perut bagian bawah.

b. Sedang : Nyeri menyebar di bagian perut bawah, memerlukan obat

penghilang rasa nyeri tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari-

hari.

c. Berat : Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala,

sakit pinggang, diare dan rasa tertekan.

http://repository.unimus.ac.id

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

14

3. Etiologi Nyeri Menstruasi

Menurut Wiknjosastro (2007) penyebab dysmenorrhea

dibedakan menjadi 2, yaitu penyebab dysmenorrhea primer dan

penyebab dysmenorrhea sekunder.

a. Penyebab dysmenorrhea primer

Faktor yang mempengaruhi terjadinya dysmenorrhea primer yaitu :

perubahan hormon, sosial budaya, lingkungan dan dukungan orang

terdekat, kecemasan dan nilai agama.

1) Perubahan hormon

Ketika waktu berlalu selama kurang lebih 21-35 hari dan sel

telur tidak dibuahi, maka produksi estrogen dan progesteron

mengalami penurunan, dan pada saat yang bersamaan uterus

mulai melepaskan hormon prostaglandin yang berfungsi dalam

membantu pelepasan jaringan serta darah ekstra yang telah

menumpuk di dalam rahim. Hormon ini mendorong otot rahim

untuk berkontraksi sehingga perut terasa sakit hingga

menimbulkan mual pada sebagian perempuan. Otot rahim yang

berkontraksi berfungsi dalam mendorong dan mengeluarkan

lapisan dinding rahim yang menebal sebelumnya agar luruh

menjadi darah menstruasi.

2) Sosial Budaya

Mengenali nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki seseorang dan

memahami mengapa nilai-nilai ini berbeda dari nilai-nilai

kebudayaan lainnya dapat membantu untuk menghindari

mengevaluasi perilaku pasien berdasarkan pada harapan dan

nilai budaya seseorang. Perawat yang mengetahui perbedaan

budaya akan mempunyai pemahaman yang lebih besar tentang

nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam mengkaji nyeri dan

reaksi perilaku terhadap nyeri juga efektif dalam

menghilangkan nyeri.

http://repository.unimus.ac.id

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

15

3) Lingkungan dan Dukungan Orang Terdekat

Lingkungan dan kehadiran dukungan keluarga juga dapat

mempengaruhi nyeri seseorang. Pada beberapa pasien yang

mengalami nyeri seringkali bergantung pada anggota keluarga

atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan,

perlindungan. Walaupun nyeri tetap terasa, tetapi kehadiran

orang yang dicintainya akan dapat meminimalkan rasa

kecemasan dan ketakutan. Apabila keluarga atau teman tidak

ada seringkali membuat nyeri pasien tersebut semakin tertekan.

Pada anak-anak yang mengalami nyeri kehadiran orang tua

sangat penting.

4) Kecemasan

Ditinjau dari aspek fisiologis, kecemasan yang berhubungan

dengan nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap

nyeri. Secara klinik, kecemasan pasien menyebabkan

menurunnya kadar serotonin. Serotonin merupakan

neurotransmitter yang memiliki andil dalam memodulasi nyeri

pada susunan saraf pusat. Hal inilah yang mengakibatkan

peningkatan sensasi nyeri.

5) Nilai Agama

Pada beberapa agama, individu menganggap nyeri dan

penderitaan sebagai cara untuk membersihkan dosa.

Pemahaman ini membantu individu menghadapi nyeri dan

menjadikan sebagai sumber kekuatan. Pasien dengan

kepercayaan ini mungkin menolak analgetik dan metode

penyembuhan lainnya, karena akan mengurangi persembahan

mereka.

b. Penyebab dysmenorrhea sekunder

Dysmenorrhea sekunder berhubungan dengan kelainan congenital

atau kelainan organik di pelvis. Rasa nyeri yang timbul pada

http://repository.unimus.ac.id

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

16

dysmenorrhea sekunder ini biasanya berhubungan dengan

gangguan ginekologis seperti endometriosis, radang pelvis, kista

ovarium, dan kongesti pelvis.

4. Cara Mengukur Nyeri Menstruasi

Menurut Ningsih (2011), pengukuran intensitas nyeri menstruasi

pada penelitian ini menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Alat

ini digunakan sebagai pengganti pendeskripsian kata nyeri. Numeric

Rating Scale (NRS) menggunakan angka 0 pada garis paling kiri dan

angka 10 pada garis paling kanan. Angka 0 berarti tidak ada keluhan

nyeri haid, 1-3 nyeri ringan (masih dapat ditahan, masih dapat

beraktivitas dan masih dapat berkonsentrasi belajar), 4-6 nyeri sedang

(nyeri menyebar ke pinggang, kurang nafsu makan, aktivitas

terganggu, sulit atau susah berkonsentrasi belajar), 7-9 nyeri berat

(nyeri menyebar ke pinggang, paha atau punggung, tidak nafsu makan,

mual, badan lemas, tidak kuat untuk beraktivitas, tidak dapat

berkonsentrasi belajar), 10 nyeri sangat berat (nyeri menyebar ke

pinggang, kaki dang punggung, tidak nafsu makan, mual, muntah,

sakit kepala, tidak bertenaga, tidak dapat beraktivitas, tidak dapat

bangun dari tempat tidur, terkadang sampai pingsan).

Numeric Rating Scale (NRS) merupakan skala yang mudah

dipahami dan digunakan. Alat ini juga sudah diuji validitas

berdasarkan penelitian Flaherty (2008). Menurut Skala penilaian NRS

digunakan untuk menggantikan penilaian dengan deskripsi kata. Klien

menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala yang paling

efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah

intervensi terapeutik (Perry & Potter, 2005).

http://repository.unimus.ac.id

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

17

Adapun skala nyeri digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Skala intensitas nyeri

5. Penanganan Nyeri Menstruasi

Penanganan dysmenorrhea pada umumnya dibagi menjadi 2

yaitu penanganan secara farmakologis maupun secara non-

farmakologis.

a. Penanganan farmakologis

Menurut Wiknjonosastro (2007), penanganan secara farmakologis

yang dapat digunakan pada dysmenorrhea antara laian adalah :

1) Pemberian analgetik

Adapun obat-obatan analgetik yang sering digunakan adalah

preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat yang

sering beredar dipasaran seperti novalgin, ponstan, acet-

aminophen dan yang lainnya.

2) Terapi hormonal

Tujuan dari terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan

ini bersifat sementara dengan tujuan untuk membuktikan

bahwa gangguan benar-benar dysmenorrhea primer, atau untuk

1 2 3 4 5 6 7 9 0 10 8

Tidak

nyeri

Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri

sangat

berat

http://repository.unimus.ac.id

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

18

memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting

pada waktu menstruasi tanpa gangguan. Tujuan ini dapat

dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi

kontrasepsi. Selain itu hal ini juga bertujuan untuk mencegah

terjadinya ovulasi dan menurunkan produksi prostaglandin

karena atrofi endometrium desidual.

3) Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin

Terapi ini memegang peranan yang penting terhadap penangan

dysmenorrhea primer. Obat-obatan termasuk disini seperti

indometasin, ibuprofen, dan naproksen, dalam kurang lebih

70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami perbaikan.

Sebaiknya obat ini diberikan sebelum menstruasi dimulai

misalnya satu sampai tiga hari sebelum menstruasi dan pada

saat hari pertama menstruasi.

b. Penanganan non-farmakologis

Laila (2011) mengulaskan bahwa ada beberapa cara untuk

mengatasi nyeri non-farmakologis, yaitu :

1) Kompres hangat

Suhu panas dapat meminimalkan ketegangan otot. Setelah otot

rileks, rasa nyeri pun akan berkurang. Kompres hangat dapat

menggunakan kompres handuk ataupun botol yang berisi air

hangat. Pengompresan dapat dilakukan pada daerah yang terasa

kram seperti pada perut ataupun pinggang bagian belakang.

2) Istirahat

Istirahat pada saat menstruasi dapat dilakukan dengan berbagai

cara seperti tidur, duduk sambil menenangkan diri ataupun

bersantai sambil menonton televisi. Beristirahat ketika

menstruasi diperlukan untuk merilekskan otot-otot yang tegang

saat berkontaksi meluruhkan lapisan endometrium.

http://repository.unimus.ac.id

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

19

3) Olahraga

Berolahraga secara teratur dapat mengurangi stres yang timbul

ketika PMS (Pre Menstruasi Syndrome) ataupun saat

menstruasi. Selain itu berolahraga juga dapat meningkatkan

produksi hormone endorphin otak yang merupakan penawar

rasa sakit yang alami dalam tubuh.

4) Minum air putih

Minum air putih sebanyak 8 gelas sehari mampu mengurangi

rasa nyeri saat menstruasi. Minum air putih saat menstruasi

dilakukan untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah dan

melancarkan peredaran darah.

5) Melakukan pemijatan

Pemijatan dipercaya dapat mengurangi rasa nyeri yang

dirasakan. Pemijatan dilakukan dengan ringan dengan jari

telunjuk membuat gerakan melingkar pada perut bagian bawah.

6) Melakukan yoga

Yoga merupakan salah satu tradisi India kuno yang telah lama

dikenal dan mampu memberikan efek yang baik untuk

kesehatan terutama asana yoga yang identik dengan

pengaktifan seluruh bagian tubuh. Asana yoga mampu

mempercepat dan menstimulasi sistem pertahanan tubuh, serta

mengubah pola penerimaan rasa sakit ke fase yang lebih

menenangkan.

7) Teknik relaksasi

Relaksasi merupakan metode alami dalam mengatasi nyeri.

Cara melakukannya pun mudah yaitu dengan menenangkan

pikiran lalu mengambil nafas dalam-dalam selama 5 detik

kemudian menghembuskan secara perlahan-lahan. Dengan

demikian tubuh menjadi lebih rileks. Dalam kondisi rileks,

tubuh akan menghentikan produksi hormon adrenalin dan

hormon-hormon yang menyebabkan stress. Karena hormon

http://repository.unimus.ac.id

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

20

seks yaitu progesterone dan estrogen serta hormon stress yaitu

adrenalin berasal dari blok kimiawi yang sama maka dengan

mengurangi stress, produksi dari kedua hormon seks tersebut

juga berkurang.

8) Counterpressure

Counterpressure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara

meletakkan tumit tangan atau bagian datar dari tangan, atau

juga menggunakan bola tenis. Tekanan pada Counterpressure

dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil.

Teknik Counterpressure dapat menyebabkan peningkatan

endhorphin, yang pada gilirannya dapat meredakan nyeri

karena merangsang produksi hormon endhorphin yang

menghilangkan rasa sakit secara alamiah.

9) Melakukan akupresur

Tujuan dari pengobatan nyeri dysmenorrhea dengan teknik

akupresur adalah untuk menyeimbangkan hormon yang

berlebihan karena pada dasarnya dysmenorrhea merupakan

sakit yang berhubungan dengan ketidakseimbangan hormon.

C. Akupresur

1. Pengertian

Akupresur merupakan ilmu penyembuhan yang berasal dari

Tionghoa sejak lebih dari 500 tahun yang lalu. Akupresur sebagai seni

dan ilmu penyembuhan berdasarkan pada teori keseimbangan yang

bersumber dari ajaran Taoisme. Taoisme mengajarkan bahwa semua isi

alam raya dan sifat-sifatnya dapat dikelompokkan kedalam 2

kelompok, yang disebut kelompok Yin dan kelompok Yang. Akupresur

adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan

stimulasi pada titik-titik tertentu pada tubuh (garis aliran energi atau

meridian) untuk menurunkan nyeri atau mengubah fungsi organ

(Widyaningrum, 2013).

http://repository.unimus.ac.id

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

21

Pada dasarnya akupresur berarti teknik pemijatan yang

dilakukan pada titik-titik tertentu ditubuh, untuk menstimulasi titik-

titik energi. Titik-titik tersebut adalah titik-titik akupuntur. Tujuannya

adalah agar seluruh organ tubuh memperoleh “chi” yang cukup

sehingga terjadi keseimbangan “chi” tubuh. “Chi” adalah energi yang

mengalir melalui jaringan di berbagai meridian tubuh dan cabang-

cabangnya. Cara meningkatkan energi tubuh tersebut pada akupresur

dilakukan dengan cara memberikan tekanan jari-jari tangan dan

pemijatan (Hadibroto, 2006).

Akupresur adalah penggunaan teknik sentuhan untuk

menyeimbangkan saluran energi dalam badan atau Qi. Energi atau

kekuatan hidup dalam bahasa Cina disebut “Qi” bergerak dalam tubuh

dalam jalur tertentu atau saluran yang disebut meridian. Aliran energi

dalam meridian sangat berpengaruh terhadap keseimbangan. Jika

energi berkurang dalam satu atau lebih, maka meridian kesehatan

tubuh akan terpengaruhi (Charandabi, 2011).

2. Manfaat Akupresur

Akupresur terbukti bermanfaat untuk pencegahan penyakit,

penyembuhan penyakit, rehabilitasi (pemulihan) serta meningkatkan

daya tahan tubuh. Melalui terapi akupresur penyakit pasien dapat

disembuhkan karena akupresur dapat digunakan untuk menyembuhkan

keluhan sakit, dan dipraktekkan ketika dalam keadaan sakit. Selain itu,

akupresur juga bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh

walaupun tidak sedang dalam keadaan sakit (Fengge, 2012).

3. Komponen-komponen Penting dalam Akupresur untuk

Dysmenorrhea

a. Meridian (Cing Luo)

Meridian berasal dari kata cing luo yang artinya suatu sistem

saluran membujur dan melintang secara teratur dan tersebar di

http://repository.unimus.ac.id

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

22

seluruh tubuh. Fungsi dari meridian adalah media dimana chi, jin-

ye, darah (xue) mengalir dan bersirkulasi. Meridian yang berperan

penting pada dysmenorrhea yaitu meridian Ren Mai yaitu meridian

yang memelihara rahim dan segala organ dalam perut, meridian

Chong yaitu meridian yang memelihara rahim, otot perut dan otot

pinggul, serta meridian Dai yang mengikat semua meridian dengan

mengelilingi pinggul, masalah perut dan punggung (Hartono,

2012).

b. Acupoint (Akupresur Point)

Acupoint terletak di seluruh tubuh, dekat dengan permukaan kulit

dan terhubung satu sama lain melalui jaringan yang komplek dari

meridian. Setiap acupoint mempunyai efek khusus pada sistem

tubuh, atau organ tertentu. Menstimulasi dan memijat secara

lembut titik tersebut akan terjadi perubahan fisiologis tubuh dan

akan mempengaruhi keadaan mental dan emosional. Acupoint ini

merupakan titik yang sensitif dan mempunyai efek tertentu yang

terletak di sepanjang meridian akupuntur. Kebanyakan acupoint ini

terletak bilateral atau di dua sisi tubuh, oleh sebab itu akupresur

dilakukan pada kedua sisi tubuh kecuali acupoint yang terletak di

bagian tengah tubuh (Turana, 2004).

4. Letak Titik Meridian PMS Xuehai (SP 10)

Titik meridian PMS Xuehai (SP10) merupakan salah satu

acupoint pertemuan limpa, hati dan saluran ginjal yang terletak di

meridian limpa. Titik ini di tunjukkan dalam penyakit darah, dalam arti

mengembalikan darah yang berlimpah ke dalam lautan. Titik ini

mudah di akses serta dapat diberikan tanpa bantuan dari staf medis

(Charandabi, 2011).

Titik meridian PMS Xuehai (SP10) ini merupakan titik yang

digunakan untuk memperkuat limpa, mengembalikan keseimbangan Yi

http://repository.unimus.ac.id

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

23

dan Yang, darah, hati, serta ginjal dan memperlancar peredaran darah

serta suplai darah (Wong, 2010).

Menurut Gendo (2010) lokasi titik meridian PMS Xuehai ini

terletak 2 cun di atas sudut medio-superior dari patella, di atas tonjolan

bagian medial dari M.Quadrcep femoris. Indikasi penyakit yang paling

cocok dengan titik ini adalah menyembuhkan menstruasi tidak teratur,

kencing darah, sakit di dalam paha, kulit gatal-gatal yang seringkali

terkait dengan asma atau alergi (ezcema).

Gambar 2.2

Letak titik SP 10

5. Cara Kerja Akupresur

Teknik akupresur dapat mengurangi sensasi-sensasi nyeri

melalui peningkatan endorphin, yaitu hormon yang mampu

menghadirkan rasa rileks pada tubuh secara alami, memblok reseptor

nyeri ke otak. Penekanan titik akupresur dapat berpengaruh terhadap

produksi endorphin dalam tubuh. Endorphin adalah pembunuh rasa

nyeri yang dihasilkan sendiri oleh tubuh. Endorphin merupakan

molekul-molekul peptid atau protein yang dibuat dari zat yang disebut

beta-lipoprotein yang ditemukan pada kelenjar pituitary. Endorphin

mengontrol aktivitas kelenjar-kelenjar endokrin tempat molekul

tersebut tersimpan. Selian itu endorphin dapat mempengaruhi daerah-

http://repository.unimus.ac.id

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

24

daerah pengindra nyeri di otak dengan cara yang serupa dengan obat

opiat seperti morfin. Pelepasan endorphin di kontrol oleh sistem saraf.

Jaringan saraf sensitif terhadap nyeri dan rangsangan dari luar, dan jika

dipicu dengan menggunakan teknik akupresur akan menginstruksikan

sistem endokrin untuk melepaskan sejumlah endorphin sesuai

kebutuhan tubuh (Ridwan, 2015).

6. Cara Penekanan

Penekanan yang dilakukan adalah searah jarum jam sebanyak 30

putaran selama 3-5 menit. Dalam penekanan, sebaiknya jangan terlalu

keras dan membuat pasien kesakitan. Penekanan yang benar harus

dapat menciptakan sensasi rasa (nyaman, pegal, panas, gatal, perih,

kesemutan dan lainnya). Apabila sensasi rasa dapat tercapai maka di

samping sirkulasi chi (energi) dan xue (darah) lancar, juga dapat

merangsang keluarnya hormon endorphin yaitu hormon sejenis morfin

yang dihasilkan dari dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang

(Hartono, 2012).

Penekanan dilakukan dengan ujung jari, pada saat awal harus

dilakukan dengan lembut kemudian secara bertahap kekuatan

penekanan ditambah sampai terasa sensasi yang ringan tetapi tidak

sakit (Turana, 2004).

7. Ukuran

Pada akupresur satuan hitung yang digunakan adalah cun. Cun

merupakan satuan hitung untuk panjang atau lebar jarak antara titik

akupuntur dengan titik acuannya yang digunakan dalam penentuan

titik akupuntur ataupun ilmu pijat turunannya seperti akupresur.

Berbeda dengan centimeter, cun lebih fleksibel karena dalam

perhitungan panjang atau kebar karena karena yang digunakan adalah

tangan pasien sendiri. Lokasi titik meridian PMS xuehai (SP10) ini

terletak 2 cun di atas patella bagian dalam (Dharmojono, 2001).

http://repository.unimus.ac.id

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

25

8. Teknik Perangsangan Titik Akupresur

Untuk menentukan lokasi pemijatan yang benar ada beberapa

cara yang dapat dilakukan Sukanta (2008), yaitu sebagai berikut :

a. Menggunakan tanda anatomis tubuh, seperti benjolan-benjolan

tulang, garis siku atau garis telapak tangan, puting susu, batas

rambut, kerutan lipatan tangan dan sebagainya.

b. Pembagian sama rata, dimana suatu bagian tubuh tertentu dibagi

sama rata untuk mendapatkan titik yang tepat.

c. Dengan menggunakan pedoman lebar jari. Misalnya 1 jempol sama

dengan 1 cun, lebar jari telunjuk dan jari tengah sama dengan 1,5

cun, dan lebar 4 jari sama dengan 3 cun.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sukanta (2008) bahwa tiap

pemijatan bisa mengakibatkan hal-hal berikut :

a. Melemahkan : untuk mendapatkan efek yang melemahkan, pijatan

dilakukan lebih dari 30-50 kali (pijatan standar 30 kali atau selama

2 menit) atau dengan memijat melawan arah meridian atau pijatan

berlawanan dengan arah jarum jam.

b. Menguatkan : efek menguatkan diperoleh dengan cara memijat 10-

30 kali, atau dengan memijat mengikuti arah jarum jam atau searah

jalur meridian.

c. Netral (disesuaikan dengan kebutuhan) : untuk memperoleh efek

netral cukup dengan melakukan pemijatan pada titik yang dimaksud

sebanyak 30 kali.

9. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Tindakan

Diperhatikan saat tindakan menurut Hartono (2012), ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemijatan akupresur,

antara lain :

a. Kebersihan terapis

Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

antiseptic sebelum dan sesudah melakukan tindakan sangatlah

http://repository.unimus.ac.id

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

26

penting karena hal tersebut dilakukan dengan tujuan mencegah

penularan penyakit antara terapis dengan pasien.

b. Bagian-bagian yang tidak dapat di pijat

Pemijatan tidak dapat dilakukan pada kondisi kulit terkelupas,

tepat pada bagian tulang yang patah, dan tepat pada bagian yang

bengkak.

c. Pasien dalam kondisi gawat

Penyakit-penyakit yang tidak boleh di pijat adalah tiga penyakit

yang dapat menyebabkan kematian tiba-tiba, yaitu ketika terjadi

serangan jantung, gagal napas, dan penyakit pada syaraf otak

misalnya stroke, pecah pembuluh darah, dan cedera otak. Apabila

menemukan gejala demikian segera rujuk ke RS karena

penanganan yang keliru dapat menyebabkan pasien mendapat

pengobatan yang lebih baik.

http://repository.unimus.ac.id

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

27

D. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Sumber : Bobak (2004) ; Wiknjosastro (2007) ; Gendo (2010) ; Laila (2011) ;

Prawiroharjo (2011) ; Fengge (2012)

Penyebab dysmenorrhea primer :

1. Pengaruh hormon

2. Sosial budaya

3. Lingkungan dan dukungan

orang terdekat

4. Kecemasan

5. Nilai agama

Penanganan non-farmakologis :

1. Kompres hangat

2. Istirahat

3. Olahraga

4. Minum air putih

5. Melakukan pemijatan

6. Melakukan yoga

7. Teknik relaksasi

8. Counterpressure

9. Akupresur

Fase iskemi / premenstrual

Nyeri menstruasi

/ dysmenorhhea

Dysmenorrhea primer

Terapi farmakologi

http://repository.unimus.ac.id

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

28

E. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep pada penelitian tentang efektifitas

akupresur di titik meridian PMS xuehai (SP10) terhadap tingkat nyeri

menstruasi (dysmenorrhea) pada mahasantri di Pondok Pesantren K. H.

Sahlan Rosjidi Universitas Muhammadiyah Semarang tahun 2018 adalah

sebagai berikut :

Variabel independen variabel dependen

Gambar 2.3

Kerangka Konsep

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu ciri atau ukuran yang dimiliki oleh

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok lain (Notoatmojo, 2014).

1. Variabel Independen (variabel bebas)

Menurut Sugiyana (2008) dalam bahasa indonesia variabel ini disebut

dengan variabel bebas. Variabel independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau disebut juga variabel yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel

independen didalam penelitian ini adalah akupresur di titik xuehai

(SP10).

2. Variabel Dependen (variabel terikat)

Variabel dependen atau yang sering disebut variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

Akupresur di titik

xuehai (SP10)

Nyeri menstruasi /

dysmenorrhea

http://repository.unimus.ac.id

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menstruasi 1.repository.unimus.ac.id/2063/5/13. BAB II.pdf · keadaan patologi pada panggul. b. Dysmenorrhea sekunder Dysmenorrhea sekunder yaitu nyeri

29

variabel bebas (independen). Variabel dependen didalam penelitian ini

adalah tingkat nyeri menstruasi / dysmenorrhea (Sugiyono, 2008).

G. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih

bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dalam

pembuktian upaya hipotesis, peneliti dapat melakukan percobaan atau

eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori

(Sugiyono, 2008).

Hipotesis yang diharapkan pada penelitian ini adalah “Ada

keefektifan antara akupresur di titik meridian PMS xuehai (S10) terhadap

tingkat nyeri menstruasi (dysmenorrhea) pada mahasantri di Pondok

Pesantren K.H. Sahlan Rosjidi Universitas Muhammadiyah Semarang”.

http://repository.unimus.ac.id