PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN...

16
i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK PRATAMA AN-NUUR BATURAN COLOMADU KARANGANYAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelsaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran oleh : MOH. ILHAM AKBAR J500130018 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN...

Page 1: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM)

DI KLINIK PRATAMA AN-NUUR BATURAN COLOMADU KARANGANYAR

DiajukanOleh :

Moh.IlhamAkba

Disusun sebagai salah satu syarat menyelsaikan Program Studi Strata 1

pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

oleh :

MOH. ILHAM AKBAR J500130018

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017 

Page 2: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

Page 3: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

PERBE

1. Dr(K

2. Dr(A

3. Dr(A

EDAAN KEKB IUD

DI KL

Te

r. Ratih PramKetua Dewanr. N. Juni Tr

Anggota I Der. Anika Can

Anggota II D

HALA

EJADIAN D DAN KB LINIK PRA

COLOM

MO

elah dipertah

Fakul

Universita

Pada H

dan dinyata

muningtyasn Penguji) riastuti, M.Mewan Pengundrasari, M

Dewan Peng

DR. D

ii 

AMAN PEN

DYSMENOSUNTIK 1

ATAMA AMADU KAR

OLEH

OH. ILHAM

J500130

hankan dide

ltas Kedokt

as Muhamm

Hari Kamis 2

akan Telah

Dewan Pe

, Sp.KK.

Med.Ed.uji)

M.Kes guji)

Dekan

Dr. E.M. Sut

NIK:9

NGESAHA

ORRHEA P1 BULAN (

AN-NUUR RANGANY

H:

M AKBAR

0018

epan Dewan

teran Umum

madiyahSura

23 Maret 20

memenuhi

enguji

n

trisna, M.ke

19

AN

PADA PEN(CYCLOFEBATURAN

YAR

n Penguji

m

akarta

017

Syarat

(……

(……

(……

es.

NGGUNAAEM) N

……………

……………

……………

AN

……)

……)

……)

Page 4: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

iii 

Page 5: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM)

DI KLINIK PRATAMA AN-NUUR BATURAN COLOMADU KARANGANYAR

Moh. Ilham Akbar, Anika Candrasari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak

Dysmenorrhea merupakan nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi, beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya dysmenorrhea adalah penggunaan kontrasepsi. Tujuan penelitian ini untukmenganalisis adanya perbedaan kejadian dysmenorrhea pada penggunaan kontrasepsi IUD dan kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem) di Kilinik Prtama An-Nuur Baturan Colomadu Karanganyar.Jenis Penelitian ini adalah Observasional Analitik melalui pendekatakan Cross Sectional dengan teknik sampling menggunakan Purposive Sampling. Alat ukur yang digunakan adala kuesioner “Dysmenorrhea”.Uji statistik dengan perhitungan Chi Square menggunakan SPSS 23.0 for Windows. Hasil dari penelitian initerdapat perbedaan kejadian dysmenorrhea pada penggunaan kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 29 orang (82,9) mengalami dysmenorrhea dan kontrasepsi suntik 1 bulan (Cyclofem) sebanyak 15 orang (42,9%) mengalami dysmenorrhea dengan nilai p 0,001. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat perbedaan bermakna antara kejadian dysmenorrhea pada penggunaan kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) dan kontrasepsi Suntik 1 bulan (Cyclofem). Kata Kunci: IUD (Intra Uterine Divice), Cyclofem, Dysmenorrhea

Abstract Dysmenorrhea is defined as the occurrence of abdominal cramps due to uterine contractions during menstruation. One of factors influencing its occurrence is the use of contraception. The purpose of this study to analyze whether there is a difference between the occurrence of dysmenorrhea due to the use of IUD (Intra Uterine Device)and that due to the use of monthly injectable contraceptive (cyclofem) at Klinik (Clinic) Pratama An-Nuur in Baturan subdistrict of Colomadu district of Karanganyar regency. The present study belongs to Observational Analytical study using cross-sectional study design and Purposive Sampling Technique. The instrument includes dysmenorrhea questionnaires. A chi-square test was performed using SPSS 23.0 for Windows. This study result there is a difference between the occurrence of dysmenorrhea due to the use of IUD (Intra Uterine Device)and that due to the use of monthly injectable contraceptive (cyclofem). The number of women experiencing dysmenorrhea due to the use of the former contraceptive is 29 (82.9%), while the number of those experiencing dysmenorrhea due to the use of the latter is 15 (42.9%) with p-value of 0.001. Conclusion of this study there is a significant difference between the occurrence of dysmenorrhea due to the use of IUD (Intra Uterine Device)and that due to the use of monthly injectable contraceptive (cyclofem). Keywords : IUD (Intra Uterine Device), Cyclofem, Dysmenorrhea

Page 6: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

 

1. PENDAHULUAN

Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar

bagi Negara-negara di dunia khususnya negara berkembang. Menurut data

WHO didapatkan bahwa di seluruh dunia terjadi 1 juta kelahiran baru per

hari, dimana 50% diantaranya tidak direncanakan dan 25% tidak diharapkan

(Wiknjosastro, 2011). Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty mengatakan “Jumlah

penduduk Indonesia semakin meningkat sehingga laju pertumbuhan

penduduk saat ini 1,49 persen dan harus diturunkan paling tidak 1,1 persen”

(BKKBN, 2015).

Pemerintah di Indonesia sudah mengantisipasi laju pertumbuhan

penduduk yang cepat ini dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan

mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai pada tahun

1970. Program KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan laju

pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk meningkatkan kualitas

keluarga maupun individu–individu di dalamnya sehingga dapat tercipta

keluarga yang memiliki jumlah anak ideal, sehat, sejahtera, berpendidikan,

berketahanan, serta terpenuhinya hak– hak reproduksinya (Saefuddin dkk,

2006). Program KB memiliki banyak pilihan metode alat kontrasepsi antara

lain : metode sederhana, metode mantap, metode modern (Wiknjosastro

2006).

Salah satu alat kontrasepsi yang digunakan yaitu IUD cakupan

peserta KB IUD di Indonesia sebanyak 3.896.081 (11,07%) (Depkes RI,

2014) dan di Jawa Tengah sebanyak 7.285 peserta(8,90%) (BKKBN,

2012). IUD merupakan suatu alternatif pilihan bagi klien yang ingin

menunda kehamilan dengan jarak lebih dari 2 tahun, keunggulan dari IUD

dapat diterima masyarakat dengan baik(Manuaba, 2008). Disamping

keunggulan tersebut, IUD memiliki efek samping umum yang mungkin

terjadi akibat pemasangan IUDyaitusaat haid lebih sakit atau nyeri

(dysmenorhea) yang disebabkan letak AKDR yang salah atau AKDR tidak

sesuai dengan rongga rahim (ukuran AKDR yang terlalu besar) dan

Page 7: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

 

disebakan oleh kandungan ADKR (Cu dan progesterone) itu sendiri yang

merangsang terjadinya nyeri saat menstruasi (Marmi, 2016)

Kontrasepsi lain yang paling banyak digunakan adalah KB Suntik,

cakupan peserta KB suntik sebanyak 16.734.917 (47,54%) (Depkes RI,

2014) dan di Jawa tengah sebanyak 7.285 peserta(8,90%) (BKKBN,

2012). Kontrasepsi hormonal jenis suntikan di Indonesia semakin banyak

dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,

harganya relatif murah, dan aman. Jenis suntikan kombinasi adalah 25

mg MDPA dan 5 mg Estradiol Siponat yang diberikan secara I.M sebulan

sekali (cyclofem) dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol

Valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Marmi, 2016).

Terdapat Kandungan hormon estrogen dan progesteron yang lebih besar

pada KB suntik 1 bulan (Cyclofem) tersebut dapat mengurangi

pembentukan prostaglandin. Pembentukan prostaglandin yang berkurang

menyebabkan kontraksi uterus akan menurun, yang selanjutnya akan

mengurangi beratnya dysmenorhea (Noor, 2010)

Dysmenorhea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan

terjadi selama menstruasi (Saryono, 2009). Angka kejadian dysmenorrhea

primer di Indonesia adalah sekitar 54,89%, sedangkan sisanya adalah

penderita dengan tipe sekunder ( Proverawati, 2010). Dysmenorhea akibat

KB IUD disebabkan letak AKDR yang salah atau AKDR tidak sesuai

dengan rongga rahim (ukuran AKDR yang terlalu besar) dan disebakan

oleh kandungan ADKR (Cu dan progesterone) itu sendiri yang

merangsang terjadinya nyeri saat menstruasi (Marmi, 2016). Sedangkan

KB suntik 1 bulan dapat menurunkan kejadian dysminorrhea karena

kandungan progesterone yang besar yang dapat menurunkan

prostaglandin.

2. METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan penelitianObservasional

Analitik dengan desain Cross Sectional yaitu penelitian yang tidak

Page 8: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

 

mempunyai dimensi waktu, peneliti mencari hubungan antar variabel

bebas (faktor risiko) dengan variabel tergantung (efek) dengan melakukan

pengukuran secara bersamaan (Sastroasmoro dan Sofyan, 2011).Ruang

lingkup dari penelitian ini mencakup bidang Kebidanan dan Ilmu

Kandungan. Tempat Penelitian KlinikPratama An-

NuurBaturanColomaduKaranganyar. Populasi Penelitianadalah wanita

yang menggunakan KB IUDdan KB suntik 1 bulan(Cyclofem).Teknik

pengambialn sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive samplingyaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan

pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri,

berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya(Notoadmodjo, 2012).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian perbedaan kejadian dysmenorrhea dengan penggunaan

KB IUD dan KB suntik 1 bulan (Cyclofem) ini dilakukan di Klinik

Pratama An Nuur Colomadu Kabupaten Karanganyar pada bulan

November sampai Desember 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah

wanita yang menggunakan kontrasepsi suntik kontrasepsi IUD atau suntik

1 bulan (Cyclofem) yang diperiksa di Klinik Pratama An Nuur Colomadu

Kabupaten Karanganyar. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah wanita yang menggunakan kontrasepsi IUD atau suntik 1 bulan

(Cyclofem) secara teratur dengan minimal pemakaian satu bulan, usia

minimal 20 tahun dan maksimal 45 tahun, bersedia mengisi kuesioner dan

diperiksa di Klinik Pratama An Nuur Colomadu Kabupaten Karanganyar.

Page 9: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

 

a. Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Usia

USIA Kontrasepsi

IUD Cyclofem N % N %

21 – 25 6 17.14 2 5.71 26 – 30 6 17.14 10 28.57 31 – 35 9 25.71 12 34.29 36 – 40 9 25.71 7 20.00 41 – 45 5 14.29 4 11.43 Total 35 100 35 100

(Sumber: Data Primer)

Berdasarkan tabel di atas didapatkan distribusi usia sampel pada

pengguna kontrasepsi IUD terbanyak adalah kelompok usia 31-45

tahun sebanyak 9 responden (25,71%) dan paling sedikit adalah

kelompok usia 41-45 tahun sebanyak 5 responden (14,21%).

Sedangkan usia sampel pada pengguna Suntik 1 bulan (Cyclofem)

terbanyak adalah kelompok usia 31-35 tahun (34,29%) dan paling

sedikit adalah kelompok usia 21-25 tahun (5,71%).

b. Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4. Distribusi Sampel Pengguna Kontrasepsi Suntik Cyclofem dan

Kontrasepsi IUD Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Kontrasepsi

IUD Cyclofem N % N %

Dasar (SD - SMP) 2 5.71 5 14.29 Menengah (SMA) 9 25.71 22 62.86 Tinggi (Diploma ke atas) 24 68.57 8 22.86 Total 35 100 35 100

(Sumber: Data Primer)

Berdasarkan data tabel di atas didapatkan bahwa pengguna

kontrasepsi IUD yang berpendidikan dasar (SD-SMP) sebanyak 2

orang (5,71%), berpendidikan menengah (SMA) sebanyak 9 orang

(25,71%) dan berpendidikan tinggi (Diploma ke atas) sebanyak 24

orang (68,57%).

Page 10: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

 

Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa pengguna

kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem) yang berpendidikan dasar (SD-

SMP) sebanyak 5 orang (14,29%), berpendidikan menengah (SMA)

sebanyak 22 orang (62,86%) dan berpendidikan tinggi (Diploma ke

atas) sebanyak 8 orang (22,86%).

c. Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan Jumlah Anak Hidup

Tabel 5. Distribusi Sampel Pengguna Kontrasepsi IUD dan Kontrasepsi Suntik 1 bulan (Cyclofem) berdasarkan Jumlah Anak Hidup

Jml anak Kontrasepsi

IUD Cyclofem N % N %

1 8 22.86 10 28.57 2 20 57.14 21 60.00 3 7 20.00 3 8.57 4 0 0.00 1 2.86

Total 35 100 35 100 (Sumber: Data Primer)

Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa jumlah anak hidup

berpengaruh dalam pemilihan kontrasepsi dikarenakan banyaknya

anak yang dimiliki. Berdasarkan data di atas juga didapatkan bahwa

persentase pemakai kontrasepsi IUD yang mempunyai anak hidup 2

anak sebanyak 20 orang (57,14%) sedangkan untuk kontrasepsi 1

bulan (cyclofem) sama yaitu jumlah anak hidup 2 sebanyak 21 orang

(60,00%).

d. Analisis Data PenelitianUji Chi square

Tabel 6. Hasil Analisa Uji Chi square Tingkat Kejadian Dysmenorrhea pada Penggunaan Kontrasepsi IUD dan suntik Kontrasepsi Cyclofem

Dysmenorrhea Nilai p Tidak Ya

N % N % Kontrasepsi

IUD 6 17,1 29 82,9 0,001

Suntik Cyclofem 20 57,1 15 42,9 Total 26 26,0 44 44,0

(Sumber: Data Primer)

Page 11: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

 

Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa sampel yang

menggunakan kontrasepsi IUD sebanyak 29 orang (82,9) mengalami

dysmenorrhea serta sebanyak 6 orang (17,1%) tidak mengalami

dysmenorrhea sedangkan yang menggunakan kontrasepsi suntik

Cyclofem sebanyak 15 orang (42,9%) mengalami dysmenorrhea serta

sebanyak 20 orang (57,1%) tidak mengalami dysmenorrhea.

Berdasarkan data uji Chi square didapatkan nilai significancy

0,001. Karena nilai p < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa

“terdapat perbedaan bermakna antara kejadian dysmenorrhea pada

penggunaan kontrasepsi IUD dan kontrasepsi Suntik 1 bulan

(Cyclofem)” (Dahlan, 2014).

e. Pembahasan

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: responden terlebih dahulu mengisi lembar Informed Consent

dan Formulir Biodata Diri. Kemudian, responden mengisi kuesioner

“Dysmenorrhea. Analisis data bivariat yang diperoleh diolah

menggunakan Statistical Program for Social Sciene 23.0 (SPSS 23.0)

for Windows dan analisis terhadap data primer dengan perhitungan

statistik Chi Square.

Berdasarkan data uji Chi square didapatkan nilai significancy

0,001. Karena nilai p < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa

“terdapat perbedaan bermakna antara kejadian dysmenorrhea pada

penggunaan kontrasepsi IUD dan kontrasepsi suntik 1 bulan

(Cyclofem)” (Dahlan, 2014). Dimana tingkat kejadian dysmenorrhea

pada penggunaan kontrasepsi IUD lebih tinggi dibandingkan

penggunaan kontrasepsi suntik 1 bulan (Cyclofem).Kesimpulan dari

hasil yang telah didapat dalam penelitian ini adalah H0 ditolak dan H1

diterima.

Dysmenorrhea didefinisikan sebagai nyeri perut yang berasal

dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi sehingga menyebabkan

Page 12: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

 

rasa tidak nyaman selama hari pertama atau hari kedua menstruasi.

Dysmenorrhea dapat terjadi akibat endometrium mengandung

prostaglandin dalam jumlah yang tinggi, akibat pengaruh progesteron

selama fase luteal pada siklus menstruasi, sehingga menyebabkan

kontraksi miometrium yang kuat dan mampu menyempitkan

pembuluh darah, menyebabkan iskemia disintegrasi endometrium,

perdarahan dan nyeri (Morgan Hemilton, 2009).

Pada penggunaan kontrasepsi IUD, dysmenorrhea terjadi karena

ada benda asing yang dimasukan kedalam rahim dimana rahim akan

menimbulkan reaksi inflamasi non spesifik atau sebutan leukosit

(Hartanto, 2007). Efek samping berupa dysmenorrhea karena insersi

IUD disebabkan oleh letak AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

yang salah atau tidak sesuai dengan besarnya rongga rahim

(ukuranAKDR terlalu besar), dan kandungan IUD (Cu dan

progesterone) yang memicu peningkatan prostaglandin dan juga bisa

disebabkan infeksi menahun pada kandungan (Wiknjosastro, 2007).

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Zannah

(2011) bahwa terdapat 28 akseptor (43,08%) kontrasepsi IUD

mengalami nyeri saat menstruasi atau dysmenorrhea yang

dikarakteristikkan sebagai nyeri singkat sebelum awitan atau selama

menstruasi, nyeri ini berlangsung selama satu sampai beberapa hari

selama menstruasi Sedangkan pada penelitian (Noor, 2010) pada

perempuan pengguna alat kontrasepsi suntik, terdapat 1 (3,33%)

akseptor suntik KB 1 bulan yang mengalami dysmenorrhea pada saat

menstruasi, sedangkan sebanyak 29 orang (96,67%) dari 30 akseptor

suntik KB 1 bulan tidakmengalami dysmenorrhea dan menunjukkan

bahwa kejadian dysmenorrhea pada akseptor suntik KB 1 bulan lebih

rendah dari pada akseptor IUD.

Mekanisme kerja IUD sampai saat ini belum pasti namun

banyak teori yang yang dikemukakan menurut berbagai penelitian

diantaranya teori radang non spesifik dengan sebutan leukosit, reaksi

Page 13: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

 

benda asing yang menyebabkan kumpulan sejumlah besar makrofag

yang menelan sperma atau ovum pada permukaan mukosa rahaim dan

menimbulkan efek kontraksi rahim yang menghalangi perjalanan

sperma sehingga dapat disimpulkan dari beberapa teori tersebut

kontrasepsi IUD dapat menyebabkan efek terjadinya dysmenorrhea

(Wiknjosastro, 2007)

Penelitian ini sejalan dengan (Noor, 2010)kejadian

dysmenorrhea pada kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem) dapat

mnurunkan kejadian nyeri dikarenakan pada kontrasepsi suntik

terdapat kandungan hormon estrogen dan progesteron yang lebih

besar dan dapat mengurangi pembentukan prostaglandin.

Pembentukan prostaglandin yang berkurang menyebabkan kontraksi

uterus akan menurun, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya

kejadian dysmenorrhea.

Umur akseptor memiliki pengaruh penting terhadap pemakaian

kontrasepsi.Umur secara alamiah membatasi masa subur seorang

wanita menurut WHO. Berdasarkan penelitian syamsiah (2002)

diperoleh sebagian responden memakai kontrasepsi (65,7%) berumur

20-35 tahun. Hasil analisi hubungan antara reponden pamakai IUD

dan Non IUD diperoleh responden berumur >35 tahun (68,8%)

memakai IUD lebih besar dibanding dengan Non IUD (31,4%)

dikarenakan responden yang berumur >35 menggunakan kontrasepsi

dengan tujuan mengakhiri kesuburan.

Tingkat pendidikan responden ikut menentukan pemilihan jenis

kontrasepsi. Hal ini karena tingkat pendidikan akan membuat

seseorang berpikir logis dan tanggap terhadap berbagai informasi yang

diterimanya Mayoritas responden berpendidikan dianggap dapat

menerima informasi yang berkaitan dengan cara kerja, manfaat dan

efek samping alat kontrasepsi yang digunakan (Simamora, 2012).

Sejalan dengan penelitian (Thaddeus dan Maine 1997)

mengatakan pendidikan meningkatkan akses pelayanan, yaitu

Page 14: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

 

10 

meningkatkan akses wanita terhadap informasi, meningkatkan harga

diri wanita dan meningkatkan kemampuan mereka menyerap konsep-

konsep kesehatan dan interaksi yang seimbang antara penyedia

layanan dan klien.

Jenis penelitian ini adalah Observasional Analitik dengan desain

Cross Sectional, dengan jenis penelitian ini tidak dapat memberikan

gambaran kausal.tetapi hanya memberikan informasi tentang

hubungan antara karakteristik epidemiologis dengan masalah

kesehatan yang diamati.Supaya dapat memberikan gambaran kausal

bisa digunakan jenis penelitian cohort.Dalam penelitian ini variabel

perancu yang mempengaruhi sampel tidak dianalisis, untuk

mendapatkan hasil yang lebih akurat maka lebih baik digunakan

analisis data multivariat.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat

perbedaan kejadian dysmenorrhea pada penggunaan kontrasepsi

kontrasepsi IUD dan kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem).Perbedaan

kejadian dysmenorrhea ini bermakna secara statistik dengan nilai p 0,001.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Y., Martini. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohima Press

Baziad, A., 2008. Kontrasepsi Hormonal.Jakarta :PT Bina Pustaka Sarwono

Prawihardjo BKKBN Nasional 2015. Pelayanan Kontrasepsi : http://www.bkkbn.go.id,

Diakses Pada Tanggal 11 Juni 2016 BKKBN Jawa Tengah. 2012. Pelayanan Kontrasepsi. Available :

http://www.bkkbn.go.id, Diakses Pada Tanggal 11 Juni 2016 BKKBN Nasional. 2012. Pelayanan Kontrasepsi. Available :

http://www.bkkbn.go.id, Diakses Pada Tanggal 11 Juni 2016 BKKBN Jatim. 2015. Cara-Cara Kontrasepsi Yang Digunakan Dewasa Ini.

Page 15: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

 

11 

Diakses: 23 April 2015. http://www.bkkbn-jatim.go.id/.Calderoni ME, Susan M

Coupey, MD.Combined hormonal contraception.Adolescent Medicine Clinics 2005; 16: 517 -36.

Dahlan, M. S., 2009. Besar sample dan cara pengambilan sample dalam penelitian

kedokteran dan kesehatan. Jakarta : salemba medika Dahlan, Sopiyudin., 2014. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta, Salemba Medika. Dorland W. A. N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Terjemahan Huriawati

Hartanto. Edisi pertama.Jakarta : EGC. Hal : 1815 Ferri, A. G. et. All.2007. Buku Saku Ketrampilan dan Prosedur Dasar.Jakarta

: EGC. Handayani, S., 2010.Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:

Pustaka Rihama Hartanto, 2002.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta :Pustaka Sinar

Harapan Hartanto, H., 2007. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan Leveno., Cunningham F.G., 2011. Williams Obstetrics 23rd Edition Study Guide.

Texas : McGraw-Hill ProfMed/Tech Manuaba, I.B.G., 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi. Cetakan I. Jakarta :

EGC Manuaba,I.B.G.,2010. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB untuk

Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta:EGC Noor, S., 2010.Perbandingan Kejadian Dismenore Pada Akseptor Pil KB

Kombinasi Dengan Akseptor Suntik KB 1 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasayangan.Media Kesehat.Masy.Indones., Vol. 9 No. 1 

Notoatmodjo, S., 2012.Metode penelitian kesehatan.Jakarta : rineka cipta Nugroho, T., dan Utama B.I., 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita,

Yogyakarta : Nuha Medika. Proverawati., 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta :

Nuha Medika

Page 16: PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA …eprints.ums.ac.id/50645/1/NASPUB.pdf · i PERBEDAAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PADA PENGGUNAAN KB IUD DAN KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DI KLINIK

 

12 

Proverawati dkk, 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta : Nuha

Medika. Rager, K.M., Hatim, A., Omar, M.D., Hormonal contraception: noncontraceptive

benefits and medical contraindications. Adolescent Medicine Clinics 2005; 16: 539 –51

Roosdiana, P., 2012. Hubungan Lama penggunaan KB Intra Uterin Divice (IUD)

dengan gangguan menstruasi (Gangguan Siklus, Jumlah darah, lama dan Nyeri). Malang : UMM

Saifuddin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Saifuddin A.B., Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta: EGC. 2010. Saryono. 2009. Sindrom Premenstruasi. Jakarta : Pustaka Pembangunan

Nusantara Sastroasmoro, S., dan Sofyan I., 2011.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis

edisi ketiga. Jakarta: Sagung Seto Sulistyawati, 2013.Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta Salemba

Medika Wiknjosastro, H., 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo Wiknjosastro, H., 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta :PT Bina Pustaka Zahradnik HP. et. Belara – a reliable oral contraceptive with additional benefits

for health and efficacy in dysmenorrhoea. European Journal of Contraception and Reproductive Health Care 2005; 10: 12 -8.