tentang KB

32
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO DINAS KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA JL. BHAYANGKARA NO. 38 TELP. (0321) 322700 FAX. 394341 MOJOKERTO 61313 LAPORAN PENCAPAIAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KOTA MOJOKERTO BULAN JULI 2008 I. PENDAHULUAN. Sesuai mekanisme pencatatan dan pelaporan pelaksanaan Program Keluarga Berenana dan Keluarga Sejahtera yang berlaku, bahwa setiap awal bulan dilakukan pencatatan dan pelaporan baik kegiatan keluarga berencana maupun keluarga sejahtera . Pada awal bulan Agustus 2008 ini merupakan laporan kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Juli 2008. Sedangkan uraian Laporan adalah sebagai berikut : II. PENCAPAIAN PROGRAM A Pasangan Usia Subur ( P U S ). Keadaan pasangan usia subur (PUS) pada Juli 2008 Sebesar 20.106. Dari jumlah pasangan usia subur tersebut yang saat ini menggunakan alat kontrasepsi atau ikut KB ( Peserta KB Aktif ) sebesar 16.234 Peserta. Pasangan Usia Subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi ( bukan peserta KB ) sebesar 3.872 pasangan, dengan kondosi saat ini : Hamil : 650 orang Ingin Anak Segera : 1.747 Orang Ingin Anak di Tunda : 670 Orang

Transcript of tentang KB

Page 1: tentang KB

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTODINAS KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

JL. BHAYANGKARA NO. 38 TELP. (0321) 322700 FAX. 394341MOJOKERTO 61313

LAPORAN PENCAPAIANPROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN

KELUARGA SEJAHTERA DI KOTA MOJOKERTOBULAN JULI 2008

I. PENDAHULUAN.

Sesuai mekanisme pencatatan dan pelaporan pelaksanaan Program Keluarga

Berenana dan Keluarga Sejahtera yang berlaku, bahwa setiap awal bulan

dilakukan pencatatan dan pelaporan baik kegiatan keluarga berencana maupun

keluarga sejahtera . Pada awal bulan Agustus 2008 ini merupakan laporan

kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Juli 2008.

Sedangkan uraian Laporan adalah sebagai berikut :

II. PENCAPAIAN PROGRAM

A Pasangan Usia Subur ( P U S ).

Keadaan pasangan usia subur (PUS) pada Juli 2008 Sebesar 20.106. Dari

jumlah pasangan usia subur tersebut yang saat ini menggunakan alat

kontrasepsi atau ikut KB ( Peserta KB Aktif ) sebesar 16.234 Peserta.

Pasangan Usia Subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi ( bukan

peserta KB ) sebesar 3.872 pasangan, dengan kondosi saat ini :

Hamil : 650 orang

Ingin Anak Segera : 1.747 Orang

Ingin Anak di Tunda : 670 Orang

Tidak ingin anak lagi : 805 Orang

B. Peserta KB Aktif.

Peserta KB Aktif pada bulan Juli sejumlah 16.234 peserta atau 80,74 %

dari Pasangan Usia Subur sebesar 20.106 , yang dilayani oleh klinik swasta

sebesar 10.629 orang , sedang yang dilayani oleh klinik pemerintah sebesar

5.605 peserta.

Page 2: tentang KB

Rincian pemakaian alat kontrasepsi sebagai berikut :

Peserta KB IUD : 2.649

Peserta KB MOW : 1.749

Peserta KB MOP : 54

Peserta KB KONDOM : 352

Peserta KB IMPLANT : 536

Peserta KB SUNTIK : 8.627

Peserta KB PIL : 2.267

Jumlah : 16.234

Pencapaian peserta KB Aktif untuk Kota Mojokerto sudah cukup baik , ini

dapat dilihat dari prevalensinya sebesar 80,74 %, Prevalensi yang ideal ialah

antara 60 sampai 70 %.

Sedangkan Pencapaian Peserta KB Aktif untuk masing-masing kelurahan

yang terendah di Kota Mojokerto adalah Kelurahan Mentikan dengan

Prevalensi 77,11 %, dan yang tertinggi adalah Kelurahan Sentanan dengan

prevalensi sebesar 87,17 %.

C. Peserta KB Baru.

Pencapaian peserta KB Baru untuk Kota Mojokerto sampai dengan bulan Juli

2008 ( 7 Bulan ) mencapai sebesar 904 Peserta atau 51,66 % dari target

sebesar 1.750 peseta , hal ini perlu untuk dipacu perolehannya karena masih

banyak PUS yang perlu di KB.

Sedangkan sampai saat ini yang pencapaiannya masih rendah yaitu :

Kelurahan Kedundung………. : 28,87 %

Pencapaian Kelurahan ini sangat rendah karena masyarakatnya banyak yang

berusaha di luar rumah atau pemulung ( Liposos) sehingga sulit ditemui

untuk dimotivasi.

Sedangkan sampai saat ini yang pencapaiannya tertinggi yaitu :

Kelurahan Purwotengah : 85,00 %

Adapun rincian peserta KB Baru tersebut adalah :

Peserta KB IUD : 118

Peserta KB MOP : 8

Peserta KB MOW : 29

Peserta KB IMPLAN T : 57

Peserta KB SUNTIK : 569

Peserta KB PIL : 103

Peserta KB KONDOM : 20

Jumlah : 904

Page 3: tentang KB

D. Usia Perkawinan Pertama Penduduk Wanita.

Pada bulan Juli 2008 di Kota Mojokerto terjadi 112 perkawinan, di kecamatan

Magersari sebesar 65 Perkawinan, sedang di kecamatan Prajuritkulon terjadi

47 perkawinan.

Adapun umur kawin pertama wanita yang paling banyak berada pada kelompok

21 s/d 25 tahun sebesar 46 Perkawinan atau 41,07 %.

Sedangkan Usia Perkawinan Pertama Wanita yang usianya kurang dari 20

tahun di Kota Mojokerto sampai dengan bulan ini sebanyak 78 pasangan dari

total perkawinan pada tahun 2008 sebanyak 532 perkawina 61 atau 14,66

% .

Dan Kelurahan yang paling banyak Usia Perkawinan Pertama Wanita yang

usianya kurang dari 20 tahun adalah Kelurahan Kranggan sebayak 14

Orang.

E . KEGIATAN OPERASIONAL .

Kegiaan – kegiatan yang dilaksanakan oleh Petugas Lapangan (PKB) adalah

melaksanakan pembinaan di masing-masing wilayah dengan cara melakukan

pertemuan di tingkat RW atau Sub PPKBD, mengikuti Pos Yandu, pertemuan

BKB, BKL dan BKR serta mengadakan kunjungan rumah kepada para calon

akseptor KB, serta Tokoh Agama ( Toga) dan Tokokoh Masyarakat ( Toma ).

Petugas Lapangan juga ikut rapat Pleno PKK setiap bulan di masing-masing

kelurahan, sehingga hubungan dengan para ibu PKK seluruh kelurahan berjalan

dengan baik.

Momentum ini digunakan untuk menyampaikan Program KB, sehingga

nantinya para ibu-ibu dapat menyampaikan di wilayah masing-masing.

F. PERSEDIAAN ALAT KONTRASEPSI.

Sedangkan persediaan alat kontrasepsi yang dipergunakan untuk operasional

dilapangan masih sangat cukup di seluruh tempat pelayanan atau klinik KB di

Wilayah Kecamatan Magersari dengan perincian :

IUD : 38 Biji

KONDOM : 75.5 Lusin

IMPLANT : 20 Biji

SUNTIK : 263 Vial

PIL : 1.693 Strip.

Page 4: tentang KB

Sedangkan untuk Wilayah Kecamatan Prajuritkulon dengan perincian :

IUD : 40 Biji

KONDOM : 85 Lusin

IMPLANT : 6 Biji

SUNTIK : 250 Vial

PIL : 1.333 Strip.

Dan persediaan yang ada di Gudang Dinas KB dan KS Kota Mojokerto adalah

sebagai berikut :

IUD : 103 Biji

KONDOM : 1.022 Lusin

IMPLANT : 236 Biji

SUNTIK : 5.041 Vial

PIL : 13.887 Strip.

III. PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA.

Bina Keluarga Balita ( BKB ).

Jumlah Kelompok Kegiatan BKB yang ada sebanyak 56 kelompok.

Jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok ( sasaran ) kegiatan sebanyak

2.657 orang .

Jumlah pertemuan / penyuluhan 61 kali.

Jumlah keluarga yang ikut kegiatan dan hadir dalam pertemuan sebanyak 1.635

Orang.

Bina Keluarga Remaja ( BKR )

Jumlah Kelompok Kegiatan BKR yang ada sebanyak 5 kelompok.

Jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok ( sasaran ) kegiatan sebanyak

203 orang.

Jumlah pertemuan / penyuluhan 4 kali.

Jumlah keluarga yang ikut kegiatan dan hadir dalam pertemuan sebanyak 98

Orang.

Bina Keluarga Lansia ( BKL ).

Jumlah Kelompok Kegiatan BKL yang ada sebanyak 17 kelompok.

Jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok ( sasaran ) kegiatan sebanyak

1.023 orang.

Jumlah pertemuan / penyuluhan kegiatan 17 kali .

Jumlah keluarga yang ikut kegiatan dan hadir dalam pertemuan sebanyak 553

Orang.

Page 5: tentang KB

Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

( UPPKS).

Jumlah kelompok kegiatan UPPKS yang ada sebanyak 44 kelompok , junlah

Keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan UPPKS sebanyak .665

orang. Jumlah Pra S dan KS I yang menjadi anggota kelompok kegiatan 318

orang,

Jumlah anggota yang menggunakan bantuan modal sebanyak 337 orang, Jumlah

keluarga Pra S dan KS I yang menggunakan bantuan modal sebanyak 225

orang, Jumlah anggota yang berusaha 383 orang dan jumlah keluarga Pra S dan

KS I yang berusaha sebanyak 253 orang.

IV. KEGIATAN – KEGIATAN LAIN PADA BULAN INI.

1. Pertemuan Kelompok UPPKS dan PPKBD se Kota

Mojokerto, tempat pelaksanaan di Gedung pertemuan Dinas KB dan KS Jln.

Bhayangkara No 38 Mojokerto tanggal 11 Juli 2008..

2. Pendataan Mikro Keluarga Tahun 2008 dimulai pada tanggal 1

Juli 2008 sampai dengan tanggal 30 September 2008 yang diilaksanakan oleh

para kader Pendataan yang telah terlatih di seluruh kelurahan.

3. Pada minngu keempat bulan Juli 2008 dilakukan Pemantauan

Pendataan Keluarga di seluruh kelurahan secara acak ke kader pendata.

V. P E N U T U P.

Demikian laporan kegiatan program keluarga berencana dan keluarga sejahtera

pada bulan ini, dengan harapan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam mengambil kebijakan untuk intervensi program pada bulan-bulan

berikutnya.

Mojokerto, 8 Agustus 2008

Page 6: tentang KB

Lampiran II : PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KB DAN KSNomor : 55/HK-010/B5/2010 Tanggal : 29 JANUARI 2010 ,Departemen/LPND : BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONALPETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN/KOTA

A. Pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS)

1. Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya di bawah usia 20 tahun

a. PengertianPasangan Usia Subur adalah pasangan suami istri yang usia istrinya antara 15 – 49 tahun yang kemudian dibagi menjadi 3 (tiga ) kelompok yakni; dibawah usia 20 tahun, antara 20 – 35 tahun dan usia diatas 35 tahun. Berdasarkan pertimbangan fisik dan mental usia terbaik melahirkan adalah antara 20 – 35 tahun, sehingga sangat dianjurkan bagi setiap wanita dapat menikah diatas 20 tahun.

Dengan demikian yang dimaksud Pasangan Usia Subur (PUS) yang isterinya di bawah usia 20 tahun adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang isterinya masih di bawah usia 20 tahun yang dapat menyebabkan resiko tinggi bagi seorang ibu yang melahirkan dan anak yang dilahirkan. Untuk mengukur dampak hasil suatu daerah dalam Pelayanan Komunikasi Informasi dan Edukasi pendewasan usia kawin pertama dapat dihitung dari jumlah PUS yang isterinya berusia dibawah 20 tahun.

Sedangkan Cara menghitung indikator keberhasilan adalah jika proporsi PUS yang usia isterinya dibawah 20 tahun semakin menurun (di bawah 3,5%) berarti daerah tersebut telah berhasil dalam menyelenggarakan program pendewasaan usia perkawinan.Program ini dapat memberikan kontribusi terhadap indikator median pertama usia perkawinan dan sekaligus dapat diketahui tingkat ASFR 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate atau wanita kelompok usia 15-19 tahun yang melahirkan per 1000 wanita).b. Definisi operasionalCakupan PUS yang usia isterinya di bawah 20 tahun adalah proporsi PUS yang isterinya di bawah usia 20 tahun dibandingkan dengan seluruh PUS yang ada dalam suatu wilayah. Upaya peningkatan cakupan dilakukan melalui: (1) Peningkatan akses informasi, (2) Peningkatan akses pelayanan PIK-Remaja, (3) Peningkatan kualitas dan pengelolaan, jaringan serta keterpaduan program PIK-Remaja. Sehingga remaja dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi remaja secara terpadu dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.

c. Cara perhitungan1) Contoh:Misalkan suatu wilayah Kabupaten/Kota memiliki jumlah PUS yang usia isterinya 15-49 tahun sebesar 10.000.Sedangkan PUS yang usia isterinya < 20 tahun sebesar 350. Maka persentase cakupan PUS yang usia isterinya dibawah 20 tahun adalah :

2) RumusPersentase cakupan PUS yang usia isterinya di bawah 20 tahun.

∑ PUS yang usia isterinya < 20 tahun—————————————————– x 100% = …..%∑ PUS yang usia isterinya 15-49 tahun

Keterangan:- Pembilang : Jumlah PUS yang usia isterinya < 20 tahun.- Penyebut : Jumlah PUS yang usia isterinya 15 – 49 tahun.- Satuan Indikator: Persentase (%)3) Penerapan rumusCakupan PUS 350 PUSYang isterinya = —————– x 100 % = 3,5 %berusia < 20 tahun 10.000 PUS

Page 7: tentang KB

Artinya : PUS yang usia isterinya < 20 tahun di wilayahtersebut sebesar 3,5% dari PUS seluruhnya.d. Sumber Data1) Pendataan Keluarga (setiap tahun);2) Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) setiap tahun.

e. Rujukan1) Peraturan Kepala BKKBN No. 1562 Tahun 2006 tentang Penjabaran Program dan Kegiatan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dalam Pengelolaan Keuangan Daerah, yang memuat jenis pelayanan program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dengan kegiatan advokasi dan KIE KRR;2) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 148/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Kesehatan Reproduksi Remaja;Peraturan kepala ini memuat materi-materi antara lain: Kebijakan KRR Peningkatan komitmen program KRR Seksualitas HIV dan AIDS NAPZA Life skill Pendewasaan Usia Perkawinan Komunikasi Orang Tua dan Remaja Panduan Pengelolaan PIK- Remaja3) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 153/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi(KIE).

f. TargetHasil perhitungan makin kecil makin baik.PUS yang usia isterinya di bawah 20 tahun pada akhir tahun 2014 sebesar 3,5%.Apabila di suatu daerah Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya di bawah usia 20 tahun pada akhir tahun 2014 mencapai target 3,5%, maka daerah tersebut telah mencapai nilai 100. Jika suatu daerah cakupan PUS yang usia isterinya di bawah 20 tahun berjumlah 450 dari 10.000 PUS atau 4,5% maka pencapaian daerah tersebut adalah: 3,5% dibagi 4,5% dikali 100 sama dengan 77,8 atau sebaliknya jika suatu daerah cakupan PUS yang usia istrinya di bawah 20 tahun berjumlah 200 dari 10.000 PUS atau 2% maka pencapaian daerah tersebut adalah 3,5% dibagi 2% dikali 100 sama dengan 175, artinya program pendewasaan usia perkawinan di wilayah tersebut telah melampau target.g. Langkah-langkah kegiatan.Advokasi dan KIE tentang KRR:- Perencanaan :• Menyusun rencana kegiatan Pendewasaan Usia Perkawinan yang dituangkan dalam RPJMD;• Melakukan analisis remaja, kemampuan, kondisi dan potensi wilayah;• Pengembangan dan produksi materi dan media KIE KRR (media elektronik, media cetak dan media luar ruang)• Orientasi pengelola KIE KRR• Latihan petugas KIE KRR

- Pelaksanaan :• KIE KRR melalui media elektronik (Radio )• KIE KRR melalui media cetak (surat kabar, booklet, poster, lembar balik, dll)• KIE KRR melalui media luar ruang (pamflet, spanduk, umbul-umbul, selebaran, dll).• Membentuk Pusat Informasi dan Konseling Remaja KRR;• Melatih kader dalam pengelolaan PIK Remaja KRR;• Melakukan kegiatan PIK Remaja KRR;• Membina kader pengelola PIK Remaja KRR.

h. SDM1) Petugas yang membidangi Keluarga Berencana;2) Petugas yang membidangi KRR dan KIE-KB;3) Petugas yang membidangi monitoring dan evaluasi KB.

i. Penanggung Jawab kegiatanSKPD-KB Kabupaten/Kota.

Page 8: tentang KB

2. Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi peserta KB aktifa. PengertianPUS menjadi peserta KB aktif adalah pasangan suami isteri yang sah yang isterinya atau suaminya masih menggunakan alat, obat atau cara kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dalam kurun waktu tertentu. Pencapaian peserta KB aktif di suatu Kabupaten/Kota dihitung/diperkirakan setiap tahun berdasarkan perkiraan perhitungan penurunan angka kelahiran total (Total Fertility Rate=TFR) yang telah ditetapkan secara Nasional dan didistribusikan ke provinsi melalui Rapat Kerja Daerah program KB Provinsi dan atau Kabupaten/Kota.

b. Definisi OperasionalCakupan sasaran PUS menjadi peserta KB aktif (PA) adalah jumlah peserta KB aktif (PA) dibandingkan dengan seluruh PUS dalam suatu di wilayah pada kurun waktu tertentu. Peserta KB Aktif adalah merupakan jumlah kumulatif dari peserta KB yang terus menerus menggunakan salah satu alat, obat dan cara kontrasepsi ditambah dengan jumlah peserta KB baru pada tahun berjalan.

Hal ini dilakukan dengan mengajak PUS untuk menjadi peserta KB baru (PB yakni PUS yang baru pertama kali menggunakan salah satu alat, obat dan cara kontrasepsi, atau yang menjadi peserta KB setelah melahirkan atau keguguran) dan membina peserta KB aktif.

c. Cara Perhitungan1) Contoh:Dalam Kabupaten/Kota terdapat PUS sebanyak 4.000, dimana 2.000 diantaranya menjadi peserta KB aktif. Maka kesertaan ber-KB di daerah tersebut adalah 2.000 dibagi 4.000 dikali 100% sama dengan 50%. Artinya cakupan sasaran PUS menjadi PA di daerah tersebut belum mencapai target yang telah ditetapkan karena kurang dari 65%.

Apabila di suatu daerah terdapat PUS sebanyak 4.000, dimana 2.850 diantaranya menjadi peserta KB maka kesertaan ber-KB di daerah tersebut adalah 71,25%. Dengan demikian dari contoh di atas nilai daerah tersebut adalah 71,25% dibagi 65% dikali 100 sama dengan 109,62. Artinya cakupan sasaran PUS menjadi PA di daerah tersebut sudah melebihi target yang telah ditetapkan.

2) Rumus

Jumlah Peserta KB AktifSasaran PA/PUS = x 100 % =….%Jumlah PUS

Keterangan:- Pembilang : Jumlah PUS yang menggunakankontrasepsi (Peserta KB Aktif)- Penyebut : Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)- Satuan Indikator : Presentase (%)

3) Penerapan pada rumus2.850Cakupan Sasaran PA/PUS = X 100 % = 71,25%4.000Artinya : Cakupan sasaran PUS menjadi peserta KB aktif adalah 71,25%.

d. Sumber Data1) PPM-PA hasil Rapat Kerja Daerah (Rakerda) program KB Provinsi tahun yang bersangkutan;2) Pencapaian PA melalui Rek.Kab/F/I/Dallap/2007;3) Pendataan Keluarga (setiap tahun);4) Mini Survey (dua tahunan).

e. Rujukan1) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 1562 Tahun 2006 tentang Penjabaran Program dan Kegiatan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dalam Pengelolaan Keuangan Daerah;2) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 143/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Jaminan dan Pelayanan Keluarga Berencana;3) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 144/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Penanggulangan masalah Kesehatan Reproduksi;4) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 145/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Peningkatan

Page 9: tentang KB

Partisipasi Pria;5) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 146/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pascapersalinan dan Pascakeguguran untuk Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak;6) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 153/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi(KIE).f. TargetHasil perhitungan makin besar makin baik.Sasaran Peserta KB aktif (PA) sebesar 65% pada tahun 2014.

g. Langkah-Langkah Kegiatan1) Melakukan analisis kemampuan, kondisi dan potensi wilayah;2) Melakukan pertemuan persiapan pelayanan KB;3) Menyusun rencana kegiatan PPM–peserta KB Aktif yang dituangkan dalam RPJMD;4) Menyusun rencana kerja SKPD-KB yang meliputi :a) Melakukan analisa sasaran (PUS), data pencapaian KB baru dan aktif setiap bulan;b) Melakukan orientasi/pelatihan KB;c) Menyediakan kebutuhan alat, obat, dan cara kontrasepsi sesuai target yang ditetapkan;d) Melakukan penerimaan, penyimpanan serta penyaluran alat dan obat kontrasepsi;e) Memberikan pelayanan KIE dan KIP/konseling KB;f) Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan KB;g) Menyediakan tenaga pelayanan KB terstandarisasi;h) Melakukan pengayoman KB dan pelayanan rujukan;i) Monitoring dan evaluasi.

h. SDM1) Petugas yang membidangi Keluarga Berencana;2) Petugas yang membidangi KIE-KB;3) Petugas medis;4) Petugas yang membidangi monitoring dan evaluasi KB.

i. Penanggung Jawab KegiatanSKPD-KB Kabupaten/Kota.

3. Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need)

a. PengertianPUS yang ingin anak ditunda dan tidak ingin anak lagi, ingin ber KB tetapi belum terlayani disebut unmet need.

Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi disebut Unmet Need dikarenakan: (1) ingin anak ditunda (2) tidak ingin punya anak lagi dan yang bersangkutan tidak ber KB. Cakupan ini untuk mengukur akses dan kualitas pelayanan KB yang tidak terpenuhi di suatu daerah.

b. Definisi operasionalCakupan Pasangan Usia Subur yang ingin anak ditunda dan tidak ingin anak lagi, ingin ber KB tetapi belum terlayani yang besar kemungkinan akan terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Kondisi ini dipengaruhi oleh komitmen daerah dalam pemenuhan akses informasi, jangkauan, dukungan dana, dan kualitas (tenaga, sarana dan prasarana) pelayanan KB.

c. Cara perhitungan1) Contoh :Dalam Kabupaten/Kota, PUS berjumlah 10.000, sebanyak 7.500 menjadi peserta KB, sisa PUS bukan peserta KB terdiri dari: 500 sedang hamil, 2.000 sedang tidak hamil yakni 1.300 PUS ingin anak segera (IAS), dan 700 PUS tidak ingin punya anak lagi dan ingin anak ditunda.

2) Rumus :∑ PUS (tak KB) iat+tialPersentase Unmet Need = —————————– x 100 %∑ PUS 15-49 th

Keterangan:

Page 10: tentang KB

- Pembilang : ∑ PUS (tak KB) iat+tial = Jumlah PUS yang ingin anak ditunda atau tidak ingin anak lagi dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.- Penyebut : ∑ PUS 15-49 th = Jumlah PUS di wilayah tersebut- Satuan Indikator : Persentase (%)

3) Penerapan rumus700 PUS iat+tialUnmet Need = ———————– x 100 % = 7,0 %10.000 PUS

Artinya : Cakupan PUS yang ingin ber KB tapi tidak terpenuhi adalah sebesar 7,0% (unmet need).

d. Sumber data1) Pencatatan dan Pelaporan BKKBN (setiap bulan);2) Pencapaian unmet need melalui Rek.Kab/F/I/Dallap/2007;3) Pendataan Keluarga (setiap tahun);4) Mini Survey (dua tahunan).

e. Rujukan1) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 1562 Tahun 2006 tentang Penjabaran Program dan Kegiatan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dalam Pengelolaan Keuangan Daerah;2) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 143/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Jaminan dan Pelayanan Keluarga Berencana;3) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 144/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Penanggulangan masalah Kesehatan Reproduksi;4) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 145/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Peningkatan Partisipasi Pria;5) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 146/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pascapersalinan dan Pascakeguguran untuk Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak;6) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 153/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi(KIE).

f. TargetHasil perhitungan makin kecil makin baik.Unmet Need 5,0% menggunakan standar nasional tahun 2014. Apabila suatu daerah mencapai unmet need 5% nilainya = 100. Dari contoh di atas daerah tersebut angka umnet need-nya sebesar 7,0%, maka nilainya sama dengan 5% dibagi 7% dikali 100 sama dengan 71,43. Artinya masih di bawah nilai 100.

g. Langkah-langkah kegiatan1) Melakukan analisis data hasil pendataan keluarga, kemampuan, kondisi dan potensi wilayah;2) Menyusun rencana kegiatan pelayanan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi yang dituangkan dalam RPJMD;3) Menyusun rencana kerja SKPD-KB yang meliputi :a) Operasional pelayanan KB di daerah kumuh, Daerah Aliran Sungai (DAS), transmigrasi, pantai/nelayan dan daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan (galciltas).b) Operasional pelyanan KB dengan mitra kerja;c) Operasional tim penjaga mutu;d) Menyediakan pelayanan KIE dan kontrasepsi yang mudah diakses;e) Monitoring dan evaluasi.

h. SDM1) Petugas yang membidangi Keluarga Berencana;2) Petugas yang membidangi KIE KB;3) Petugas medis;4) Petugas yang membidangi monitoring dan evaluasi KB.

i. Penanggung Jawab kegiatanSKPD-KB Kabupaten/Kota.

4. Cakupan Anggota Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB

Page 11: tentang KB

a. PengertianBina Keluarga Balita (BKB) adalah kelompok kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, keterampilan dan sikap ibu serta anggota keluarga lainnya dalam membina tumbuh kembang anak usia di bawah lima tahun (Balita), melalui optimalisasi rangsangan emosional, moral dan sosial. Sedangkan Keluarga Balita adalah pasangan suami istri yang mempunyai anak Balita, atau ayah yang mempunyai anak Balita, atau ibu yang mempunyai anak Balita.

b. Definisi OperasionalCakupan anggota kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB adalah upaya pembinaan oleh para kader BKB terhadap anggotanya, khususnya yang masih PUS untuk menjaga kelangsungan ber-KB melalui pembinaan kelompok.

Kelompok BKB pada hakekatnya merupakan wadah pembinaan kelangsungan ber-KB bagi para keluarga Balita anggota BKB, khususnya yang masih PUS, baik untuk mengatur jarak kelahiran maupun untuk membatasi jumlah anak yang sudah dimilikinya.

c. Cara Perhitungan

1) Contoh:Dalam Kabupate/Kota, ada 100 kelompok BKB beranggotakan 2.000 keluarga yang mempunyai balita, 1.800 diantaranya adalah PUS, dan 1.600 menjadi peserta KB.

2) Rumus:

Anggota BKB ber KBCakupan Anggota = x 100 %=…..%BKB ber KB Seluruh PUS anggota BKB

Keterangan:- Pembilang : Anggota BKB ber-KB- Penyebut : Seluruh PUS anggota BKB- Satuan Indikator : Persentase (%)

3) Penerapan pada rumus1.600Cakupan Anggota = X 100 % = 80 %BKB ber-KB 2.000

d. Sumber Data1) Data potensi daerah (Rek.Kab/K/O/Kec-Dal/07);2) Rek.Kab/F/I/Dallap/2007;3) Pendataan Keluarga (setiap tahun).

e. Rujukan

1) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 1562 Tahun 2006 tentang Penjabaran Program dan Kegiatan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dalam Pengelolaan Keuangan Daerah;2) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 151/HK/-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan Ketahanan dan Peningkatan kualitas lingkungan Keluarga;3) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 153/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi(KIE).

f. TargetHasil perhitungan makin besar makin baik.PUS anggota BKB ber-KB sebesar 80% pada tahun 2014.Apabila di suatu daerah cakupan anggota Kelompok BKB ber-KB pada akhir tahun 2014 dapat dicapai 80% sebagaimana contoh, maka daerah tersebut mencapai nilai 80% dibagi 80% dikali 100 sama dengan 100%. Artinya daerah tersebut sudah mencapai target.

g. Langkah-langkah Kegiatan1) Melakukan analisis kemampuan, kondisi dan potensi wilayah;2) Menyusun rencana kegiatan kelompok Bina Keluarga Balita ber-KB yang dituangkan dalam RPJMD;

Page 12: tentang KB

3) Menyusun rencana kerja SKPD-KB yang meliputi :a) Melakukan analisa data keluarga Balita setiap tahun;b) Melatih kader BKB;c) Membentuk dan mengembangkan kelompok BKB;d) Menyediakan sarana, prasarana dan materi pembinaan kegiatan kelompok BKB;e) Operasional Kelompok Kegiatan (POKTAN) BKB;f) Membina kader BKB;g) Temu kreativitas kader BKB;h) Monitoring dan evaluasi.

h. SDM1. Petugas yang membidangi Keluarga Berencana;2. Petugas yang membidangi Pembinaan Ketahanan Keluarga;3. Petugas yang membidangi monitoring dan evaluasi.

i. Penanggung Jawab Kegiatan :SKPD-KB Kabupaten/Kota.

5. Cakupan PUS anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB Mandiri

a. PengertianUPPKS adalah kegiatan ekonomi produktif yang beranggotakan Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Sejahtera I sampai Sejahtera III plus, baik yang belum maupun yang sudah menjadi peserta KB.

Dalam menjaga kelangsungan kesertaan ber-KB dilakukan upaya peningkatan pendapatan keluarga dalam rangka peningkatan tahapan keluarga sejahtera dan kemandirian ber-KB.

b. Definisi operasionalKelompok UPPKS pada hakekatnya merupakan wadah pembinaan KPS dan KS I untuk memenuhi kebutuhan akses informasi dan pembinaan usaha ekonomi produktif bagi anggota kelompok dan pembinaan kelangsungan ber-KB dan bagi yang telah berhasil meningkatkan tahapan KS diarahkan ke pelayanan KB swasta sebagai upaya peningkatan kemandirian ber-KB.

c. Cara Perhitungan

1) Contoh:

Dalam Kabupaten/Kota terdapat 100 kelompok UPPKS yang mempunyai 2.000 anggota, terdiri dari PUS sebanyak 1.800, 1500 peserta KB dan 300 bukan peserta KB. Dari 1.500 peserta KB, 200 peserta KB mendapatkan pelayanan KB swasta (mandiri) maka perhitungannya sebagai berikut:

2) Rumus:

Anggota UPPKS ber KB mandiriCakupan Anggota = x 100 %UPPKS ber KB mandiri Seluruh anggota UPPKS peserta KB

Keterangan:- Pembilang : Anggota UPPKS ber KB mandiri- Penyebut : Seluruh anggota UPPKS peserta KB- Satuan Indikator : Persentase (%)

3) Penerapan Rumus:

200Cakupan Anggota = ——– x 100 % = 13,2%UPPKS ber-KB mandiri 1.500

d. Sumber data1) Data potensi daerah (Rek.Kab/K/O/Kec-Dal/07);2) Rek.Kab/F/I/Dallap/2007;3) Pendataan keluarga (setiap tahun).

Page 13: tentang KB

e. Rujukan1) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 1562 Tahun 2006 tentang Penjabaran Program dan Kegiatan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dalam Pengelolaan Keuangan Daerah;2) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 143/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Jaminan dan Pelayanan Keluarga Berencana;3) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 145/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Peningkatan Partisipasi Pria;4) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 152/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS);5) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 153/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi(KIE).

f. TargetHasil perhitungan makin besar makin baik.Cakupan anggota UPPKS peserta KB yang ber-KB mandiri sebesar 10% pada tahun 2014.Contoh tersebut peserta KB mandiri anggota UPPKS sebesar 13,2% dari jumlah peserta KB anggota kelompok UPPKS, maka daerah tersebut mencapai nilai:(13,2 dibagi 10 dikali 100 sama dengan 132)Artinya daerah tersebut sudah mencapai target.

g. Langkah-langkah Kegiatan1) Melakukan analisis kemampuan, kondisi dan potensi wilayah;2) Menyusun rencana kegiatan keluarga KPS dan KS I mendapat pembinaan bidang UPPKS yang dituangkan dalam RPJMD;3) Membentuk kelompok UPPKS;4) Orientasi/pelatihan pemberdayaan ekonomi keluarga bagi pengurus kelompok UPPKS;5) Memberikan fasilitasi akses informasi dan pembinaan usaha ekonomi produktif;6) Memberikan bantuan akses permodalan, produksi, dan pemasaran;7) Memberikan pelayanan KIE KB;

Memberikan bantuan pendampingan;9) Membina kesertaan KB dan meningkatkan kemandirian ber-KB;10) Melakukan Monitoring dan evaluasi.

h. SDM

1) Petugas yang membidangi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;2) Petugas yang membidangi pemberdayaan ekonomi keluarga;3) Petugas yang membidangi monitoring dan evaluasi.

i. Penanggung jawab kegiatanSKPD KB Kabupaten/Kota.

6. Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana (PLKB/PKB) di setiap Desa/Kelurahan

a. PengertianPetugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) adalah pegawai Negeri Sipil (PNS) atau non PNS yang diangkat oleh pejabat berwenang yang mempunyai tugas, tanggung jawab untuk melaksanakan penyuluhan, pelayanan, pelaporan, evaluasi dan pengembangan KB.

Sedangkan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) adalah jabatan fungsional PNS yang diberi tugas, tanggung jawab wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat berwenang sebagai pejabat fungsional untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, pelaporan, evaluasi dan pengembangan program Keluarga Berencana Nasional.

Keberadaan PLKB dan PKB merupakan ujung tombak penyuluhan KB yang langsung berhubungan dengan masyarakat di desa/kelurahan binaannya.

b. Definisi OperasionalSaat ini perbandingan antara jumlah desa/kelurahan dengan jumlah PLKB/PKB secara Nasional adalah antara 4-5 desa/kelurahan untuk 1 (satu) petugas. Kondisi ini menyebabkan frekwensi penyuluhan dan pembinaan KB dan KS sangat terbatas.

Page 14: tentang KB

PLKB dan PKB merupakan ujung tombak penyuluhan KB yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan atau sebagai penggerak masyarakat di desa/kelurahan binaannya agar mendapatkan akses dan kualitas pelayanan KB dan KS yang memadai.

Untuk itu perlu diupayakan penyediaan dan pemberdayaan tenaga fungsional penyuluh KB dalam penyuluhan KB dan KS (PLKB dan PKB sebagai PNS atau non PNS) yang diangkat oleh pejabat berwenang sehingga di setiap 2 (dua) Desa/Kelurahan minimal tersedia seorang (satu) PLKB/PKB, dengan memperhatikan:- Aspek demografi (jumlah Kepala Keluarga);- Aspek wilayah teritorial (jumlah desa/kelurhan);- Aspek geografi (Luas wilayah dan daerah kepulauan);

c. Cara Perhitungan

1) Contoh:Kabupaten/Kota yang memiliki 15 Kecamatan dengan 210 Desa/Kelurahan terdapat 70 PLKB/PKB.

2) Rumus

Jumlah Desa/KelurahanRatio PLKB/PKB = ———————————-PLKB/PKBKeterangan :- Pembilang : Jumlah Desa/Kelurahan (denganmempertimbangkan 3 aspek)- Penyebut : PLKB/PKB- Satuan Indikator : Ratio

3) Penerapan rumus:

210 Desa/KelurahanRatio PLKB/PKB = ————————— = 370 PLKB/PKB

Artinya 1 orang PLKB/PKB membina 3 desa/kelurahan.

4) PengecualianBerdasarkan pertimbangan aspek demografis, dimungkinkan 1 (satu) desa/kelurahan dibina oleh 1 (satu) orang PLKB/PKB atau lebih.

d. Sumber data1) Data potensi daerah (Rek.Kab/K/O/Kec-Dal/07);2) Rek.Kab/F/I/Dal/07;3) Profil daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

e. Rujukan1) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 1562 Tahun 2006 tentang Penjabaran Program dan Kegiatan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dalam Pengelolaan Keuangan Daerah;2) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 143/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Jaminan dan Pelayanan Keluarga Berencana;3) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 144/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Penanggulangan masalah Kesehatan Reproduksi;4) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 145/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Peningkatan Partisipasi Pria;5) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 146/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pascapersalinan dan Pascakeguguran untuk Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak;6) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 148/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Kesehatan Reproduksi Remaja;7) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 150/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pelembagaan Keluarga Kecil dan Jejaring Program Keluarga Berencana;

Peraturan Kepala BKKBN Nomor 151/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan Ketahanan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluarga;9) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 152/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan Usaha

Page 15: tentang KB

Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS);10) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 153/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi(KIE);11) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 154/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengelolaan Informasi Data Mikro Kependudukan dan Keluarga;12) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 155/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemberdayaan Tenaga Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana.

f. TargetHasil perhitungan makin besar makin baik.Minimal setiap 2 (dua) Desa/Kelurahan terdapat seorang PLKB/PKB pada tahun 2014.Dari contoh di atas dimana ratio PLKB/PKB adalah membina 3 (tiga) Desa/kelurahan, maka daerah tersebut mendapat nilai 2 dibagi 3 dikali 100 sama dengan 66,67. Artinya daerah tersebut belum mendapat nilai yang diharapkan (lebih kecil dari nilai 100).

g. Langkah-langkah kegiatan1) Melakukan analisis kemampuan, kondisi dan potensi wilayah;2) Menyusun rencana kegiatan PLKB/PKB yang dituangkan dalam RPJMD;3) Menyusun rencana kerja SKPD-KB yang meliputi :a) Melakukan analisis kondisi dan potensi daerah;b) Bimbingan dan Pembinaan KB oleh PLKB/PKB;c) Pelayanan KIE program KB oleh PLKB/PKB;d) Pengadaan KIE Kit untuk PLKB/PKB;e) Pelatihan dasar umum PLKB/PKB baru;f) Pelatihan penyegaran PLKB/PKB;g) Pelatihan teknis/fungsional PLKB/PKB;h) Temu kretivitas PLKB/PKB;i) Melaksanakan Hari Keluarga Nasional;j) Forum konsultasi/pembinaan PLKB/PKB;k) Penyediaan sarana kerja PLKB/PKB;l) Menyiapkan ketersediaan petugas;m) Melatih petugas;n) Operasional Mobil unit Penerangan KB (MUPEN);o) Operasional Mobil unit Pelayanan KB (MUYAN);p) Operasional KIE KB melalui media tradisional, media luar ruang, media cetak dan media elektronik;q) Operasional Tim KB Keliling (TKBK);r) Operasional KIE jalur keagamaan dan kemitraan;s) Memfasilitasi terselenggaranya akreditasi PKB;t) Mengembangkan prestasi/karier kerja;u) Monitoring dan evaluasi.

h. SDM1) Petugas SKPD-KB;2) Petugas yang membidangi ketenagaan di daerah;3) Petugas yang membidangi monitoring dan evaluasi.

i. Penanggung jawab kegiatanKepala SKPD-KB Kabupaten/Kota.

7. Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) disetiap Desa/Kelurahan

a. PengertianPembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) adalah seorang atau beberapa orang kader yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan/mengelola Program Keluarga Berencana Nasiona di tingkat Desa/Kelurahan.

Memiliki tugas, tanggung jawab wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat berwenang sebagai pembantu pembina penyelenggaraan program KB di Desa/Kelurahan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelayanan KB dan KS, membina kelompok kegiatan, mencatat dan melaporkan kegiatan yang dilakukan secara rutin.

b. Definisi OperasionalPPKBD sebagai mitra PLKB/PKB merupakan ujung tombak penyuluhan KB yang berhubungan

Page 16: tentang KB

langsung dengan masyarakat dan atau sebagai penggerak masyarakat di Desa/Kelurahan binaannya agar mendapatkan akses dan kualitas pelayanan KB dan KS yang memadai.

Untuk itu perlu diupayakan pembentukan, pembinaan, pemberdayaan, penilaian dan penghargaan terhadap peran PPKBD dalam penyelenggaraan pelayanan KB dan KS yang dikukuhkan oleh pejabat berwenang sehingga di setiap 1 (satu) Desa/Kelurahan minimal tersedia 1 (satu) PPKBD, dengan memperhatikan:- Aspek demografis (jumlah Kepala Keluarga);- Aspek wilayah teritorial (jumlah desa/kelurhan);- Aspek geografis (Luas wilayah dan daerah kepulauan);

c. Cara Perhitungan1) Contoh:Suatu wilayah Kabupaten/Kota terdiri dari 17 Kecamatan dengan 200 Desa/Kelurahan yang memiliki 200 PPKBD.

2) RumusJumlah Desa/kelurahanRatio PPKBD per Desa/Kelurahan = ——————————Jumlah PPKBDKeterangan :- Pembilang : Jumlah Desa/Kelurahan- Penyebut : Jumlah PPKBD (denganmempertimbangkan aspek teritorial, demografis dan geografis)- Satuan Indikator : Ratio

3) Penerapan rumus

200 Desa/KelurahanRatio PPKBD = —————————– = 1200 PPKBD

Artinya satu desa/Kelurahan dibina oleh satu PPKBD.

4) PengecualianBerdasarkan pertimbangan aspek demografis, dimungkinkan 1 (satu) Desa/Kelurahan dibina oleh 2 (dua) PPKBD atau lebih.

d. Sumber data1) Data potensi daerah (Rek.Kab/K/O/Kec-Dal/07);2) Rek.Kab/F/I/Dal/07;3) Profil daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

e. Rujukan1) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 1562 Tahun 2006 tentang Penjabaran Program dan Kegiatan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dalam Pengelolaan Keuangan Daerah;2) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 143/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Jaminan dan Pelayanan Keluarga Berencana;3) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 144/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Penanggulangan masalah Kesehatan Reproduksi;4) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 145/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Peningkatan Partisipasi Pria;5) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 146/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pascapersalinan dan Pascakeguguran untuk Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak;6) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 148/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Kesehatan Reproduksi Remaja;7) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 150/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pelembagaan Keluarga Kecil dan Jejaring Program Keluarga Berencana;

Peraturan Kepala BKKBN Nomor 151/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan Ketahanan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluarga;9) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 152/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS);10) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 153/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengembangan

Page 17: tentang KB

Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi(KIE);11) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 154/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengelolaan Informasi Data Mikro Kependudukan dan Keluarga;

f. TargetHasil perhitungan makin kecil makin baik.Minimal setiap Desa/kelurahan ada satu PPKBD pada tahun 2014.Dari contoh di atas ratio PPKBD adalah 1, maka daerah tersebut mendapat nilai 1 dibagi 1 dikali 100 sama dengan 100.Artinya daerah tersebut telah mencapai target untuk aspek teritorial dan geografis.

g. Langkah-langkah kegiatan1) Melakukan analisis kemampuan, kondisi dan potensi wilayah;2) Menyusun rencana program dan kegiatan PPKBD yang dituangkan dalam RPJMD;

3) Menyusun rencana kerja SKPD-KB yang meliputi :a) Melakukan analisis kondisi dan potensi daerah;b) Bimbingan dan Pembinaan KB oleh PPKBD;c) Pelayanan KIE program KB oleh PPKBD;d) Pengadaan KIE Kit untuk PPKBD;e) Membantu kegiatan KIP/K KB;f) Orientasi pengelolaan KB Desa/Kelurahan;g) Jambore PPKBD;h) Forum konsultasi/pembinaan PPKBD;i) Penyediaan sarana kerja PPKBD;j) Operasional KIE KB melalui media tradisional, media luar ruang, media cetak dan media elektronik;k) Membantu operasional Tim KB Keliling (TKBK);l) Operasional KIE jalur keagamaan dan kemitraan;m) Monitoring dan evaluasi.

h. SDM1) Petugas SKPD-KB;2) Petugas yang membidangi ketenagaan di daerah;3) Petugas yang membidangi monitoring dan evaluasi.

i. Penanggung jawab kegiatanKepala SKPD-KB Kabupaten/Kota.

B. Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi

Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat

a. PengertianPenyediaan (pengadaan, penyimpanan dan penyaluran) alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat adalah merupakan upaya penyediaan oleh Pemerintah Pusat (BKKBN) sebesar 30% untuk Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, kekurangannya dipenuhi oleh pelayanan swasta sekitar 40% dan sekitar 30% oleh Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Provinsi.

b. Definisi OperasionalCakupan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat adalah upaya penyediaan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi meliputi: (a) Pengadaan sejumlah 30% oleh Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, (b) Penyimpanannya harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, (c) Penyaluran ke tempat-tempat pelayanan menggunakan mekanisme yang telah ditetapkan di masing-masing Kabupaten/Kota, serta (d) Pencatatan dan Pelaporan alat dan obat kontrasepsi dilaksanakan di setiap tingkatan.

Upaya tersebut untuk mewujudkan Jaminan Ketersedian Kontrasepsi (JKK) di Kabupaten/Kota dengan pemenuhan prinsip; tepat waktu, tepat produk, tepat jumlah, tepat sasaran, tepat harga, dan tepat tempat.

c. Cara Perhitungan

Page 18: tentang KB

Contoh :Dalam Kabupaten/Kota kebutuhan kontarsepsi pada tahun berjalan adalah 100%. Dari jumlah tersebut dipenuhi oleh Pemerintah (BKKBN) untuk KPS dan KS-I sebesar 30% dari kebutuhan Kabupaten/Kota, sisanya diperkirakan dipenuhi dari swasta sekitar 40%. Sehingga beban Pemerintah Daerah diperkirakan sebesar 30% dari seluruh kebutuhan.Apabila digunakan rumus adalah 100% – 30% – 40% = 30%.

d. Sumber Data1) PPM-PB dan PA hasil Rakerda Provinsi tahun yang bersangkutan;2) PPM PA dan PB KPS dan KS I hasil Rakerda Provinsi tahun yang bersangkutan;3) Hasil Pendataan Keluarga (setiap tahun);4) Rek.Kab/F/I/Dal/07 dan Rek.Kab/F/II/KB/07;5) Laporan Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi (F/V/KB/05).

e. Rujukan1) Peraturan Kepala BKKBN No. 149/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Penyediaan Kontrasepsi dan Non Kontrasepsi

f. TargetMakin tepat makin baik.Sekitar 30% setiap tahun.Apabila di Kabupaten/Kota dalam pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi yang disediakan oleh Pemerintahan Daerah minimal 30%, maka daerah tersebut telah mencapai nilai sama dengan 100. Artinya Kabupaten/Kota telah melaksanakan SPM.

g. Langkah-langkah Kegiatan1) Melakukan analisis kemampuan, kondisi dan potensi wilayah berdasarkan PPM PB & PA serta PPM PB & PA miskin;2) Menyusun rencana kegiatan permintaan masyarakat alat, obat dan cara kontrasepsi yang dituangkan dalam RPJMD dan RKPD;3) Menyusun rencana kerja SKPD-KB yang meliputi :a) Menghitung kebutuhan alat, obat dan cara kontrasepsi untuk kebutuhan 1 (satu) tahun;b) Mengadakan alat, obat dan cara kontrasepsi untuk kebutuhan 1 tahun;c) Menyimpan alat dan obat kontrasepsi di gudang yang sesuai standar pergudangan yang berlaku;d) Mendistribusikan alat dan obat kontrasepsi ke tempat pelayanan kontrasepsi sesuai kebutuhan setiap bulan;e) Melaksanakan dan mengembangkan program Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi (JKK);f) Pencatatan dan pelaporan;g) Monitoring dan evaluasi.

4) Menggerakkan dan pemberdayaan sektor swasta, pemasok, LSOM dan organisasi profesi dalam pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi.

h. SDM1) Petugas SKPD-KB;2) Petugas yang membidangi logistik kontrasepsi di daerah;3) Petugas yang membidangi monitoring dan evaluasi.

i. Penanggung Jawab KegiatanSKPD-KB Kabupaten/Kota.

C. Penyediaan Informasi Data MikroCakupan informasi data mikro keluarga disetiap desa

a. PengertianPenyediaan data mikro keluarga di setiap Desa/Kelurahan adalah ketersediaan data mikro keluarga dan pemanfaatannya dalam pelayanan KB dan KS serta pembinaan keluarga di masing-masing Desa/Kelurahan. Data mikro keluarga memuat informasi individu dan anggota keluarga yang mencakup aspek data demografi, data KB dan data tahapan KS untuk menunjang kegiatan operasional program KB di Desa/Kelurahan.

b. Definisi OperasionalPenyediaan data mikro keluarga di Desa/Kelurahan dilakukan dengan metoda pendataan keluarga

Page 19: tentang KB

yang dilakukan setiap tahun dalam waktu bersamaan melalui: (1) kunjungan dari rumah ke rumah dengan cara observasi langsung dan wawancara, (2) dilakukan oleh kader pendata dengan bimbingan dan pembinaan PLKB/PKB, (3) dilaksanakan dengan instrumen yang sudah tersedia (formulir pendataan).Hasil pendataan keluarga yang dilaksanakan setiap tahun, dilakukan analisis demografi, KB dan tahapan KS sebagai bahan penyusunan kegiatan intervensi pelayanan KB dan KS.

Untuk mendapatkan data mikro keluarga yang dinamis di Desa/Kelurahan setiap bulan dilakukan pemutakhiran yang bersumber dari hasil pencatatan pelaporan dan pengendalian lapangan.

c. Cara perhitunganContoh:Dalam suatu wilayah Kabupaten/Kota terdapat 200 Rekap data mikro keluarga, sedangkan jumlah Desa/Kelurahan sebanyak 200, maka cakupan data mikro keluarga di tingkat Desa/Kelurahan adalah :

Rekap data mikro keluarga Desa/KelurahanKetersediaan data = ———————————————— x 100mikro keluarga Jml Desa/Kelurahan

200Ketersediaan data = ——– x 100% = 100%mikro keluarga 200

d. Sumber data1) Register Pendataan Keluarga (R/IKS/07) dan rekapitulasi hasil pendataan;2) Hasil pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi;3) Hasil pencatatan dan pelaporan pengendalian lapangan;e. Rujukan1) Instruksi Kepala BKKBN Nomor 142/HK-011/D1/2002 tentang Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Pemutahiran Data Keluarga dalam Pelaksanaan Pendataan Keluarga;2) Instruksi Kepala BKKBN Nomor 373/HK-012/D1/2006 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga yang disempurnakan;3) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 1562 Tahun 2006 tentang Penjabaran Program dan Kegiatan Bidang KB dan KS;4) Instruksi Kepala BKKBN Nomor 257/HK-010/D1/2008 tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Program Keluarga Berencana Nasional, dalam Instruksi Kepala ini meliputi Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi Program KB Nasional Tahun 2008 dan Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan Program KB Nasional Tahun 2008;5) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 154/HK-010/B5/2009 tentang Pedoman Pengelolaan Informasi Data Mikro Kependudukan dan Keluarga

f. TargetSetiap tahun seluruh Desa/Kelurahan mempunyai data mikro keluarga (100%) di wilayah Kabupaten/Kota.

g. Langkah kegiatan1) Melakukan analisis kemampuan, kondisi dan potensi wilayah;2) Menyusun rencana kegiatan Pendataan Keluarga yang dituangkan dalam RPJMD dan RKPD;3) Menyusun rencana kerja SKPD-KB yang meliputi :a) Penyediaan instrumen Pendataan keluarga, pencatatan/ pelaporan pelayanan kontrasepsi dan pengendalian lapangan;b) Orientasi/refreshing kader pendata;c) Operasional pendataan Desa/Kelurahan;d) Operasional dan pengolahan analisis data;e) Sarasehan pemanfaatan hasil Pendataan keluarga;f) Pengolahan dan Analisis Data;g) Monitoring dan Evaluasi.

h. SDM1) Petugas SKPD- KB;2) Petugas yang membidangi data dan informasi;3) Petugas yang membidangi monitoring dan evaluasi.

Page 20: tentang KB

i. Penanggung jawab kegiatanSKPD KB Kabupaten/Kota.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 29 januari.2010

Kepala Badan KoordinasiKeluarga Berencana Nasional,

dto

DR. dr. Sugiri Syarief, MPA

Page 21: tentang KB

Sukses KB Berkat Komitmen dan Partisipasi Masyarakat11 Feb 2010

Nasional Pelita

CIANJUR-Bupati Cianjur. Jawa Barat (Jabar) Drs H Tjetjep Muchtar Soleh, MM. dalam setiap kesempatan bertemu dengan masyarakat selalu mengingatkan, dan mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan Program Keluarga Berencana (KB).

Apa yang dilakukan Bupati Cianjur itu. sebagai bentuk komitmennya yang cukup kuat terhadap Program KB, karena sejatinya Program KB serta upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya, merupakan salah satu program pemerintah yang perlu mendapat dukungan semua pihak.

Sebagaimana dikemukakan Bupati Cianjur, upaya untuk terus meningkatkan Program KB ini. antaralaln dengan upaya bersama dalam meningkat-kankan pendewasaan usia perkawinan, waktu ideal menikah bagi perempuan, yang telah berusia 20 tahun, dan laki-laki 25 tahun.

Dengan pengaturan kelahiran yaitu, jarak kelahiran ideal antara tiga sampai lima tahun, untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu, dan anak. Pembinaan ketahanan keluarga dengan mengikuti kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL. BLK. dan Posyandu.

Peningkatan kesejahteraan keluarga melalui kegiatan kelompok UUPKS. UP2K. dan kelompok ekonomi produktif lainnya. Memanfaatkan asil pendataan keluarga sebagai landasan operasional pada masing-masing tingkatan.Upaya-upaya yang dilakukan sejalan dengan Program KB Nasional, merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera menuju keluarga berkualitas.

Dibagian lain Kepala Bagian Humas dan Keprotokolan Pemkab Cianjur, Drs Suprayogi, MSi, mengemukakan, melalui berbagai upaya yang telah, tengah, dan terus dilakukan, telah menghantarkan keberhasilan secara berkelanjutan Program KB di Kabupaten Cianjur.

"Hal itu dapat dilihat dari trend penurunan angka kelahiran, penurunan pertumbuhan penduduk, dan semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat serta kesejahteraan penduduk Cianjur pada umumnya," katanya kepada PeiUa Rabu (10/2).

Tingkat kesertaan KB saat ini di Kabupaten Cianjur, sebanyak 69 persen dari seluruh PUS (Pasangan Usia Subur). Sedangkan angka kelahiran total dari 6,24 persen mengalami penurunan menjadi 2,45 persen dengan laju pertumbuhan penduduk pun mengalami penurunan dari 2,35 pertahun, menjadi 1,57 persen. Perbandingan

Suprayogi menyodorkan perbandingan hasil pendataan keluarga tahun 2008. dan tahun 2009, antaralain jumlah wanita usia subur tahun 2008 sebanyak 615.452 orang, dan tahun 2009 sebanyak 626. 924 orang dengan selisih kenaikan 11.472 orang.

Angka kematian satu tahun terakhir, ibu hamil/melahir-kan, tahun 2008 sebanyak 24 orang dan tahun 2009 sebanyak 26 orang dengan selisih angka kenaikan dua orang. Sedangkan kematian bayi umur 1 tahun sepanjang tahun 2008sebanyak 159 orang, dan tahun 2009 sebanyak 155 orang dengan selisih angka penurunan sebanyak empat orang.

PUS tahun 2008 sebanyak 465.877 orang dan tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 492.389 orang dengan selisih angka 26. 512 orang. Sedangkan PUS menurut kelompok umur usia 20 tahun sepanjang tahun 2008 sebanyak 26. 156 orang, dan tahun 2009 meningkat menjadi 29. 956 orang dengan selisih angka sebanyak 3. 800 orang.

Kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 180.425 orang tahun 2008, naik menjadi 193.808 orang pada tahun 2009 dengan selisih angka 13.383 orang. Kenaikan juga terjadi pada kelompok umur 30 tahun keatas, sebanyak 259.296 orang pada tahun 2008,dan sebanyak 268. 625 tahun 2009 dengan selisih angka sebanyak 9.329 orang.

Page 22: tentang KB

Sedangkan PUS peserta KB aktif berdasarkan jenis kontrasepsi yang dipergunakan antara lain, pengguna IUD sepanjang tahun 2008 sebanyak 31.493 orang, naik menjadi 33.102 orang pada tahun 2009 dengan selisih angka kenaikan sebanyak 1.609 orang.

Peserta MOP tahun 2008 sebanyak 6.084 orang turun menjadi 5.988 orang pada tahun 2009 dengan selisih angka penurunan sebanyak 96 orang, peserta MOW tahun 2008 sebanyak 2.519 orang juga mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 2.485 orang dengan selisih angka penurunan sebanyak 34 orang.

Kontrasepsi

Peserta KB aktif lainnya menggunakan Implant sebanyak 24. 903 orang pada tahun 2008 naik menjadi 25. 553 orang tahun 2009 dengan angka kenaikan sebanyak 650 orang. Akseptor KB suntik pada tahun 2008 sebanyak 124. 079 orang, naik menjadi selisih angka sebanyak 9.323 orang.

Pengguna alat kontrasepsi kondom pada tahun 2008 sebanyak 1.056 orang, naik menjadi 133.807 orang pada tahun 2009 dengan selisih angka 9.323 orang. Pengguna obat vaginal sebanyak 1.056 orang pada tahun 2008, naik menjadi 1.673 orang tahun 2009 dengan selisih angka 617 orang.

PUS bukan peserta KB antaralain terdapat pada kehamilan (hamil), tahun 2008 sebanyak 15.787 orang dan tahun 2009 sebanyak 16.594 orang dengan selisih angka 807 orang. PUS yang ingin memiliki anak segera sebanyak 36.049 orang, pada tahun 2008 naik menjadi 38.863 orang tahun 2009 dengan kenaikan sebanyak 2.814 orang.

Sedangkan ingin anak ditunda sebanyak 45.326 orang pada tahhun 2008. naik menjadi 45.925 orang tahun 2009 dengan angka kenaikan sebanyak 599 orang. Dan PUS yang tidak ingin anak lagi padahal bukan peserta program KB pada tahun 2008 sebanyak 55. 760 orang, tahun 2009 naik menjadi 56.279 orang dengan angka kenaikan sebanyak 519 orang.

Disamping perbandingan hasil pendataan keluarga tahun 2008 dan tahun 2009. kata Suprayogi. masih terdapat perbandingan sasaran peserta KB baru unmemeed. yakni pada tahun 2008 sebanyak 101.086 orang, naik menjadi sebanyak 102. 204 orang tahun 2009. (man suparman)

Entitas terkait8sebanyak | Angka | Bupati | Cianjur | Dibagian | Disamping | Drs | Implant | IUD | Kabupaten | KB | Kelompok | Kenaikan | Kontrasepsi | Memanfaatkan | MOW | Pembinaan | Pengguna | Peningkatan | Perbandingan | Program | PUS | Sebagaimana | Suprayogi | Tingkat | Akseptor KB | Bupati Cianjur | Dan PUS | Jawa Barat | Keprotokolan Pemkab | Partisipasi Masyarakat | Pasangan Usia | Peserta KB | Peserta MOP | Program KB | Sedangkan PUS | Ua Rabu | Kepala Bagian Humas | Program Keluarga Berencana | Drs H Tjetjep Muchtar | Sukses KB Berkat Komitmen | Ringkasan Artikel IniAngka kematian satu tahun terakhir, ibu hamil/melahir-kan, tahun 2008 sebanyak 24 orang dan tahun 2009 sebanyak 26 orang dengan selisih angka kenaikan dua orang. Sedangkan kematian bayi umur 1 tahun sepanjang tahun 2008sebanyak 159 orang, dan tahun 2009 sebanyak 155 orang dengan selisih angka penurunan sebanyak empat orang. Kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 180.425 orang tahun 2008, naik menjadi 193.808 orang pada tahun 2009 dengan selisih angka 13.383 orang. Sedangkan PUS peserta KB aktif berdasarkan jenis kontrasepsi yang dipergunakan antara lain, pengguna IUD sepanjang tahun 2008 sebanyak 31.493 orang, naik menjadi 33.102 orang pada tahun 2009 dengan selisih angka kenaikan sebanyak 1.609 orang. Peserta MOP tahun 2008 sebanyak 6.084 orang turun menjadi 5.988 orang pada tahun 2009 dengan selisih angka penurunan sebanyak 96 orang, peserta MOW tahun 2008 sebanyak 2.519 orang juga mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 2.485 orang dengan selisih angka penurunan sebanyak 34 orang. PUS bukan peserta KB antaralain terdapat pada kehamilan (hamil), tahun 2008 sebanyak 15.787 orang dan tahun 2009 sebanyak 16.594 orang dengan selisih angka 807 orang.

Jumlah kata di Artikel : 872

Jumlah kata di Summary : 187

Ratio : 0,214

*Ringkasan berita ini dibuat otomatis dengan bantuan mesin. Saran atau masukan dibutuhkan

untuk keperluan pengembangan perangkat ini dan dapat dialamatkan ke tech at mediatrac net.

Page 23: tentang KB

Chi-Square Table

Right tail areas for the Chi-square Distribution

df\area .995 .990 .975 .950 .900 .750 .500 .250 .100 .050 .025 .010 .005

1 0.00004 0.00016 0.00098 0.00393 0.01579 0.10153 0.45494 1.32330 2.70554 3.84146 5.02389 6.63490 7.87944

2 0.01003 0.02010 0.05064 0.10259 0.21072 0.57536 1.38629 2.77259 4.60517 5.99146 7.37776 9.21034 10.59663

3 0.07172 0.11483 0.21580 0.35185 0.58437 1.21253 2.36597 4.10834 6.25139 7.81473 9.34840 11.34487 12.83816

4 0.20699 0.29711 0.48442 0.71072 1.06362 1.92256 3.35669 5.38527 7.77944 9.48773 11.14329 13.27670 14.86026

5 0.41174 0.55430 0.83121 1.14548 1.61031 2.67460 4.35146 6.62568 9.23636 11.07050 12.83250 15.08627 16.74960

 6 0.67573 0.87209 1.23734 1.63538 2.20413 3.45460 5.34812 7.84080 10.64464 12.59159 14.44938 16.81189 18.54758

7 0.98926 1.23904 1.68987 2.16735 2.83311 4.25485 6.34581 9.03715 12.01704 14.06714 16.01276 18.47531 20.27774

8 1.34441 1.64650 2.17973 2.73264 3.48954 5.07064 7.34412 10.21885 13.36157 15.50731 17.53455 20.09024 21.95495

9 1.73493 2.08790 2.70039 3.32511 4.16816 5.89883 8.34283 11.38875 14.68366 16.91898 19.02277 21.66599 23.58935

10 2.15586 2.55821 3.24697 3.94030 4.86518 6.73720 9.34182 12.54886 15.98718 18.30704 20.48318 23.20925 25.18818

 11 2.60322 3.05348 3.81575 4.57481 5.57778 7.58414 10.34100 13.70069 17.27501 19.67514 21.92005 24.72497 26.75685

12 3.07382 3.57057 4.40379 5.22603 6.30380 8.43842 11.34032 14.84540 18.54935 21.02607 23.33666 26.21697 28.29952

13 3.56503 4.10692 5.00875 5.89186 7.04150 9.29907 12.33976 15.98391 19.81193 22.36203 24.73560 27.68825 29.81947

14 4.07467 4.66043 5.62873 6.57063 7.78953 10.16531 13.33927 17.11693 21.06414 23.68479 26.11895 29.14124 31.31935

15 4.60092 5.22935 6.26214 7.26094 8.54676 11.03654 14.33886 18.24509 22.30713 24.99579 27.48839 30.57791 32.80132

 16 5.14221 5.81221 6.90766 7.96165 9.31224 11.91222 15.33850 19.36886 23.54183 26.29623 28.84535 31.99993 34.26719

17 5.69722 6.40776 7.56419 8.67176 10.08519 12.79193 16.33818 20.48868 24.76904 27.58711 30.19101 33.40866 35.71847

18 6.26480 7.01491 8.23075 9.39046 10.86494 13.67529 17.33790 21.60489 25.98942 28.86930 31.52638 34.80531 37.15645

19 6.84397 7.63273 8.90652 10.11701 11.65091 14.56200 18.33765 22.71781 27.20357 30.14353 32.85233 36.19087 38.58226

20 7.43384 8.26040 9.59078 10.85081 12.44261 15.45177 19.33743 23.82769 28.41198 31.41043 34.16961 37.56623 39.99685

 21 8.03365 8.89720 10.28290 11.59131 13.23960 16.34438 20.33723 24.93478 29.61509 32.67057 35.47888 38.93217 41.40106

22 8.64272 9.54249 10.98232 12.33801 14.04149 17.23962 21.33704 26.03927 30.81328 33.92444 36.78071 40.28936 42.79565

23 9.26042 10.19572 11.68855 13.09051 14.84796 18.13730 22.33688 27.14134 32.00690 35.17246 38.07563 41.63840 44.18128

24 9.88623 10.85636 12.40115 13.84843 15.65868 19.03725 23.33673 28.24115 33.19624 36.41503 39.36408 42.97982 45.55851

25 10.51965 11.52398 13.11972 14.61141 16.47341 19.93934 24.33659 29.33885 34.38159 37.65248 40.64647 44.31410 46.92789

 26 11.16024 12.19815 13.84390 15.37916 17.29188 20.84343 25.33646 30.43457 35.56317 38.88514 41.92317 45.64168 48.28988

27 11.80759 12.87850 14.57338 16.15140 18.11390 21.74940 26.33634 31.52841 36.74122 40.11327 43.19451 46.96294 49.64492

28 12.46134 13.56471 15.30786 16.92788 18.93924 22.65716 27.33623 32.62049 37.91592 41.33714 44.46079 48.27824 50.99338

29 13.12115 14.25645 16.04707 17.70837 19.76774 23.56659 28.33613 33.71091 39.08747 42.55697 45.72229 49.58788 52.33562

30 13.78672 14.95346 16.79077 18.49266 20.59923 24.47761 29.33603 34.79974 40.25602 43.77297 46.97924 50.89218 53.67196

Like the Student's t-Distribution, the Chi-square distribution's shape is determined by its degrees of freedom. The animation above shows the shape of the Chi-square distribution as the degrees of freedom increase (1, 2, 5, 10, 25 and 50). For examples of tests of hypothesis that use the Chi-square distribution, see Statistics in crosstabulation tables in Basic Statistics and Tables as well as

Page 24: tentang KB

Nonlinear Estimation . See also, Chi-square Distribution. As shown in the illustration below, the values inside this table are critical values of the Chi-square distribution with the corresponding degrees of freedom. To determine the value from a Chi-square distribution (with a specific degree of freedom) which has a given area above it, go to the given area column and the desired degree of freedom row. For example, the .25 critical value for a Chi-square with 4 degrees of freedom is 5.38527. This means that the area to the right of 5.38527 in a Chi-square distribution with 4 degrees of freedom is .25.